Anda di halaman 1dari 15

II

LAPORAN PRATIKUM 2 BIOKIMIA DASAR

UJI KELARUTAN LIPID DAN UJI PEMBENTUKN EMULSI

OLEH

NAMA : LA ODE HADANA


NIM : L1A120161
KELAS : D
ASISTEN : HAPPY RIZQA AMALIAH
KELOMPOK :2

LABORATORIUM UNIT ANALISIS DAN PAKAN TERNAK


JURUSAN PETERNAKAN
FAKULUTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
I
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 . Latar Belakang

Lipid di defenisikan sebagai senyawa yang tidak laut dalm air yang

diekstrasi dari mahluk hidup dngn menggunakan pelarut dengan kurang polar atau

pelarut nonpolar. Istilah lipid mencakup golongan senyawa-senyawa yang

memiliki keanekaragaman struktur, dan tidak ada skema penggolongan lipid yang

bisa di terima di seluruh dunia.ciri khas umum di jumpai di semua lipid adalah

kandungan hidrokarbonnya di turunkan dari polimerisasi asetat menghasilkan

rantai hidrokarbon linear yang panjang. Lipid dibagi atas tiga golongan yaitu lipid

sederhana yang terdiri atas ester dari asam-asam lemak gliserol. Ada jenis lemak

sederhana yaitu lemak yang strukturalnya pada dalam satu kamar, minyak yang

strukturnya cair dalam suhu kamar dan lilin atau malan yang merupakan ester

asam lemak dengan alkohol. Fungsi lipid seperti minyak dan lemak sebagai nutrisi

dan juga merupakan sumber energy utama yang digunakan sebagai energi

cadangan makanan yang di simpan pada jarigan adipose dalam tubuh, dalam

bentuk lipoprotein fosfalipid yang berfungsi sebagai zat-zat yang melewati

membrane sel. Steroid senyawa-senywa memiliki beberapa fungsi misalnya

(Fitriani 2019)

Lemak adalah salah satu komponen makanan multifungsi yang sangat

penting dalam kehidupan . selain memiliki sisi positif, lemak juga mempunyai sisi
negatif terhadap kesehatan. Fungsi lemak dalam tubuh antara lain sebagai sumber

energi, bagian dari membrane sel, mediator aktivitasbiologis antar sel, isolator

dalam menjaga keseimbangan suhu tubuh pelindung organ-organ tubuh serta

pelarut vitamin A,D,E dan K.( Santika 2016 ).

Asam lemak adalah bagian penting dari seluruh jaringan tubuh dan

merupakan bagian utama senyawa fosfolipid membran sel. Dalam tubuh asam

lemak tidak hanya diperkukan untuk sintesa membran, modifikasi protein dan

karbohidrat, pembangunan bebrapa elemen struktur dalam sel dan jaringan,

menghasilkan senyawa penanda dan bahan bakar tetapi juga untuk melarutkan

berbagai macam bagian seluler serta ekstraseluler yang sulit larut dan non polar.(

Kapitan 2013).

Emulsi adalah campuran antara partikel-paetikel suatu zat cair dengan zat

cair lainya dimana satu campuran terdiri dari dua bahan tak dapat tercampur,

dengan satu bahan tersebar di dalam fase yang lain, seperti air dan minyak. Di

karenakan setiap bahan pangan memiliki karakteristik masing-masing maka setiap

bahan pangan memiliki jenis emulsi dan pengaruh jenis emulsi yang berbeda-

beda. Emulsi tersusun atas 3 komponen utama, yaitu : pertama, fase terdispesi (

zat cair yang berbagi-bagi menjadi butiran kecil kedalam zat cair lain). Kedua,

fase pendispersi ( zat cair yang berfungsi sebagai bahan dasar pendukung dari

emulsi tersebut ( fase eksternal). Terakhir emuigator ( zat yang di gunakan

kestabilan emulsi). (Nuwarda 2018).

Pada uji pembentukan emulsi kali ini menggunakan bahan-bahan seperti

aquades, minyak kelapa, Na2CO3, larutan sabun dan larutan protein. Daya kerja

emulsifier terutama disebabkan oleh bentuk molekulnya yang dapat terikat, baik
pada minyak maupun air. Emulsifier akan membentuk lapisan disekeliling minyak

sebagai akibat menurunnya tegangan permukaan dan diapsorbsi melapisi butir-

butir minyak, sehingga mengurangi kemungkinan bersatunya butir-butir minyak

satu sama lain (Wiyani 2020).

1.2 Tujuan

Adapun tujuan pada praktikum uji kelarutan lipid dan pembentukan emulsi

yaitu sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui kelarutan dan pem,bentukan emulsi

2. Untuk mengetahui uji kelarutan lipid dan pembentukan emulsi

1.3. Manfaat

Adapun manfaat pada pratikum uji kelarutan lipid dan pembentukan

emulsi yaitu sebagai berikut:

1. Adapun manfaat dapat menunjang pemahaman tengtang teori-teori uji kelarutan

lipid dan pembentukan emulsi pada eksperimen yang dilakukan di laboratorium

2. meningkatkan kreativitas

3. pemahaman mahasiswa dalam menggunakan alat-alat laboratorium yang

berkaitan dengan uji kelarutan lipid dan pembentukan emulsi


MENGIKUTI TUJUAN, HANYA TAMBAHKAN KATA MAHASIWA DAPAT
BAB II. METODOLOGI PRATIKUM

1.1 Waktu dan tempat

Pratikum uji kelarutan lipid dan pembentukan emulsi dilaksanakan pada hari

selasa 8 juni 2021 pukul 14- 00-16-00 WITA bertempat di Laboratorium Unit

Analisis dan Pakan Ternak, Jurusan Peternakan, Fakulutas Peternakan Universitas

Halu Oleo.

1.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum uji kelarutan lipid dan

pembentukan emulsi dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel. 1 Alat dan Kegunaan


No Alat Kegunaan
1 Tabung reaksi Untuk menyimpan sampel
2 Rak tabung Untuk menyimpan tabung reaksi
3 Penjepit tabung Untuk menjepit tabung reaksi
4 ATK Untuk menulis hasil pengamatan
5 Kamera Untuk dokumentasi
6 Pipet tetes Untuk mengambil sampel
7 Pipet ukur Untuk mengukur sampel
8 Sikat tabung Untuk pembersi tabung

Bahan yang digunakan dalam praktikum uji kelarutan lipid dan

pembentukan emulsi dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel. 2 Bahan dan Kegunaan


No Bahan Kegunaan
1 Air suling (aquades) Sebagai objek pengamatan
2 Na2 CO 3 0,5% Sebagai objek pengamatan
3 Alkohol 96% Sebagai objek pengamatan
4 Klorofrom Sebagai objek pengamatan
5 Sabun cair Sebagai objek pengamatan
6 Tissue roll Sebagai objek pengamatan
7 Larutan protein 2% Sebagai objek pengamatan
8 Larutan empedu encer Sebagai objek pengamatan
2.3 prosedur kerjad

1.3.1. prosedur kerja uji kelarutan lipid

adapun prosedur kerja pratikum uji kelarutan lipid adalah sebagai

berikut

1. Di siapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering. Berturut-turut di isi

dengan air suling, alkohol 96%, eter, kloroform, dan larutan Na2CO3O,5%

sebanyak 1 ml.
SEMUA GANTI DENGAN KATA MINYA
2. Di tambahkan pada setiap tabung 2 tetes minyak kelapa murni

3. Di kocok sampai homogeny.lalu dibiarkan beberapa saat

4. Diamati sifat kelarutannya.

5. Di ulangi percobaan dengan mengganti minyak kelapa murni dengan

minyak kelapa curah.

1.3.2. Prosedur kerja uji pembentukan emulasi

adapun prosedur kerja pratikum uji pembentukan emulasi adalah sebagai

berikut

1. Disiapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kerimg.

Tabung 1 : di isi 2 ml air dan 2 tetes minyak kelapa murni

Tabung 2 : di isi 2 ml air, 2 tetes minyak kelapa murni dan 2 tetes l Larutan

Na2CO3O,5%.

Tabung 3 : di isi 2 ml air, 2 tetes minyak kelapa murni, dan 2 tetes larutan sabun

Tabung 4 : di isi 2 ml larutan protein 2% dan 2 tetes minyak kelapa murni

Tabung 5 : di isi 2 ml larutan empedu encer dan 2 tetes minyak kelapa murni
2. Dikocok setiap tabung dengan kuat, lalu di biarkan beberapa saat

3. Diamati terjadinya pembentukan emulasi

4. Diulangi percobaan dengan mengganti minyak kelapa murni dengan minyak

kelapa curah.
BAB lll . HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan

3.1.1. uji kelarutan lipid

Hasil pengamatan pada pratikum uji kelarutan lipid dapat di lihat pada tabel 3

Tabel 3. Hasil pengamatan


Bahan Minyak Murni (Bimoli)
Na2CO3 Tidak larut
Cloroform Larut
Aquades Tidak larut
Alkohol Larut

3.1.2. uji pembentukan emulsi

Hasil pengamatan pada pratikum uji pembentukan emulsi dapat di lihat pada

tabel 4

Tabel 4. Hasil pengamatan


Bahan Hasil
Air minyak + Minyak Tidak Stabil
Air minyak + Minyak + Na2CO3 Tidak Stabil
Air minyak + Minyak + Sabun Stabil
Minyak + Larutan protein Stabil

MANA TABEL FOTONYA


3.2 PEMBAHASAN

3.2.1. uji kelarutan lipid

Percobaan kali ini membahas mengenai uji kelarutan lipid. Percobaan ini di

lakukan dengan tujuan untuk mengetahui kelarutan lipid dalam pelarut organic

yang berbeda. Lipid adalah senyawa yang merupakan ester dari asam lemak dan

gliserol. Pada percobaan ini sampel yang di uji adalah minyak murni ( bimoli)

sedangkan pelarut organik yang digunakan adalah Na2CO3, cloroform, aquades

dan alkohol.

Pada percobaan uji kelarutan yang di lakukan pada tabung 1. Minyak

bimoli sebanyak 2 tetes dan ditambahkan Na2CO3 1 ml yang di sertai dengan

pengocokan yang kuat, kemudaian di diamkan selama beberapa menit. Hasil

penyamatannya yang di peroleh bahwa minyak bimoli tidak larut dalam pelarut

Na2CO3. Hal ini di sebabkan karena minyak bimoli bersifat polor dan Na2CO3

bersifat non polar. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Anita 2013) yang

menyatakan bahwa Na2CO3 adalah garam sodium dari asam karbonat. Sodium

karbonat sering digunakan untuk pembuatan kaca, jg di gunakan sebagai bahan

dasar yang relatif kuat dalam berbagai keperluan.sebagai contoh, Kondisi yang

stabil..

Pada tabung ke 2 minyak bimoli sebanyak 2 tetes dan di tambahkan dengan

cloroform 1 ml lalu di kocok dengan kuat lalu di diamkan selama beberapa menit.

Hasil pengamatannya yang di peroleh bahwa minyak bimoli larut dalam pelarut

chloroform. Hal ini di sebabkan karena cloroform merupakan senyawa non polar

sehingga sampel dengan minyak dapat saling tarik-menarik antar molekul. Hal ini
sesuai dengan pernyataan (Kusrini 2014 ) menyatakan bahwa kloroform

mempunyai rumus molekul dimana pada tekanan dan suhu normal merupakan

cairan bening dan berbau karakteristik. Klorofornlebih dikenal karna kegunaannya

sebagai bahan pembius, walaupun pada kenyataannya kloroforn lebih banyak

digunakan sebagai pelarut nonpolar di laboratorium atau industry.

Pada tabung ke 3 minyak bimoli sebanyak 2 tetes dan di tambahkan aquades

sebanyak 1 ml yang di sertai dengan penggocokan yang kuat. Kemudian di

diamkan selama beberapa menit. Hasil pengamatannya yang di peroleh bahwa

minyak bimoli tidak larut dalam pelarut aquades. Hal ini di sebabkan karena

aquades bersifat polar sedangkan minyak bersifat non polar sehingga kedua zat ini

tidak bisa tercampur. . Khotimah (2017) yang menyatakan bahwa aquades

merupakan pelarut yang jauh lebih baik di bandingkan hampir semua cairan yang

umum yang di jumpai dan aquades berwarna bening tidak berbau dan tidak

memiliki rasa. Aquades juga biasa digunakan untuk membersikan alat-alat

laboratorium dari zat pengotor.

Pada tabung ke 4 minyak bimoli sebanyak 2 tetes dan ditambahkan alkohol

sebanyak 1 ml yang di setai dengan penggocokan yang kuat lalu di diamkan

selama beberapa menit. Hasil pengamatan yang di peroleh bahwa minyak bimoli

larut dalam pelarut alkohol. Hal ini di sebabkan karena alkohol merupakan

senyawa non polar sehingga salkohol dengan minyak bimoli dapat saling tarik

menarik antar molekul. . Hal ini sesuai dengan pernyataan ( Asyar 2013)

menyatakan bahwa alkohol merupakan senyawa yang mengandung atom gugus –

OH (hidroksi) yang dapat terikat pada atom primer dan alkohol mudah bereaksi

dengan HI dan HCL.


3.2.2. uji pembentukan emulsi

Emulsi adalah salah satu campuran yang terdiri dari yang tidak tercampur

atau tidak homogen seperti air dan minyak, pengemulsian adalah zat yang

menstabilkan emulsi yang biasanya berupa protein. Emulsi dapat pula di artikan

sebagai dispersi atau suspensi menstabil suatu cairan lain yang keduanya tidak

saling melarutkan. Supaya terbentuk emulsi yang stabil maka di perlukan suatu

zat pengemulsi yang di sebut emulsifier atau emulgator yang berfungsi

menurunkan tegangan permukaan kedua fase cairan. Dari hasil percobaan maka

dapat di ketahui bahwa pada tabung 1 (air suling, dan minyak kelapa ) membentuk

emulsi tidak stabil, pada tabung 2 ( air ,minyak, dan Na2CO3) membentuk emulsi

tidak stabil, pada tabung 3 ( air, minyak dan sabun ) membentuk emulsi stabil,

serta pada tabung ke 4 ( minyak kelapa dan larutan protein) membentuk emulsi

stabil. Emulsi tidak satabil di sebabkan oleh adanya tengangan permukaan antara

kedua fase cairan yang menyakibatkan keduanya tidak saling melarutkan. Selain

itu hal terebut di sebabkan karena apabila dua larutan yang tidak larut seperti

minyak dan air di campurkan, lalu di kocok kuat-kuat maka keduanya akan

membentuk system disperse yang di sebut emulsi.bila proses pegocokan di

hentikan,maka dengan sangat cepat akan terjadi pemisahan kembali, sehingga

kondisi emulsi yang sesungguhnya muncul dan teramati pada system disperse

terjadi dalam waktu yang sangat singkat. Hal sesuai dengan pernyataan Sari

(2015). Menyatakan bahwa pembentukan emulsi minyak,Na2CO3 dan air dapat

meningkatkan energi bebas sehingga sistem menjadi tidak stabil.


Pada tabung ke 3 dan 4 terjadi kestabilan emulsi . kestabilan emulsi di

tentukan oleh dua gaya yaitu gaya London-van dan waals yang menyebabkan

partikel-partikel koloid berkumpul membentuk agregat dan mengandap. Selain

gaya tersebut juga di sebabkan oleh gaya tolak menolak yang di sebabkan oleh

pertumpang tindihan lapisan ganda elekktrik yang bermuatan sama. Gaya ini akan

menstabilkan dipersi koloid. Faktor-fakor yang mempengaruhi stabilitas emulsi,

adalah tengangan antarrmuka rendah kekuatan meknik dan elastisitas lapisan

antarmuka.hal ini sesuai dengan pernyataan (Widyasanti 2017 ) menyatakan

bahwa sabun dan larutan protein mempunyai kemampuan mencampurkan air dan

minyak serta memiskan kotoran hal ini karena sabun dan larutan protein

merupakan emulgator ( yang menstabilkan emulsi minyak dan air) dari jenis

sufrakan, yang memiliki sisi hidrofilik ( yang mengikat air ) dan hidrofobik (yang

menolak air dan mengikat minyak).


BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum uji kelarutan lipid dan pembetukan

emulsi adalah sebagai berikut :

1. Lipid merupakan senyawa yang tidak dapat larut dalam larutan polar, tetapi

dapat larut dalam larutan nonpolar. Lipid yang memiliki ikatan rangkap

merupakan lipid yang bersifat tak jenuh dan bentuknya cair pada suhu

kamar. Lipid tidak larurt dalam bahan aquades, alkohol, Na2 CO3, dan larut

dalam kloroform. Lipid yang tidak memiliki ikatan rangkap merupakan lipid

yangbersifat jenuh dan tidak mudah teroksidasi, sehingga tidak

menimbulkan ketengikan setelah dilakukannya percobaan ini yatitu

kelarutan suatu zat ditentukan oleh banyak hal, diantaranya yaitu sifat

kepolaran zat dan pelarutnya.

2. Pembentukan emulsi dari minyak bimoli disebabkan karena adanya bantuan

emulgator pada semua bahan yaitu air (aquades), Na2 CO3, larutan sabun,

dan alkohol. Sedangkan untuk bahan yang mengalami kelarutan dan

ditandai dengan adanya busa yang terjadi pada bahan air suling, serta larutan

Na2 CO3, dan larutan sabun

BAHAS HASIL PENGAMATAN MU


4.2 Saran

Saran yang saya dapat berikan pada pratikum uji kelarutan lipid dan uji

pembentukan emulsi ini yaitu sebaiknya pada saat mengamati perubahan warna

yang ditimbulkan oleh tiap-tiap bahan harus dilakukan dengan teliti dan cermat

agar tidak terjadi kesalahan yang dapat memengaruhi hasil pratikum


DAFTAR PUSTAKA

Fitriani. 2019. Uji lipid pada minyak kelapa. Jurnal sainsteks Vol.16(1):19-23
Santika. 2016. Pengukuran tingkat kadar lremak tubuh melalui jogging selama 30
menit. Jurnal pendidikan kesehatan rekreasi Vol.1:89-98.
Kapitan. 2013. Analisisi kandungan asam lemak trans dalam minyak bekas.
Jurnal kimia terapan, Vol.1(1): 17-31
Nuwarda. 2020. Perbedaan emulsi mikroemulsi pada minyak nabati. Jurnal
suplemen Vol.16(1).
Wiyani.2020. pengaruh waktu dan tempat kecepatan homogenisasi terhadap
emulsi. Journal of chemical process engineering.Vol.5(2).

Anda mungkin juga menyukai