OLEH
Lipid di defenisikan sebagai senyawa yang tidak laut dalm air yang
diekstrasi dari mahluk hidup dngn menggunakan pelarut dengan kurang polar atau
memiliki keanekaragaman struktur, dan tidak ada skema penggolongan lipid yang
bisa di terima di seluruh dunia.ciri khas umum di jumpai di semua lipid adalah
rantai hidrokarbon linear yang panjang. Lipid dibagi atas tiga golongan yaitu lipid
sederhana yang terdiri atas ester dari asam-asam lemak gliserol. Ada jenis lemak
sederhana yaitu lemak yang strukturalnya pada dalam satu kamar, minyak yang
strukturnya cair dalam suhu kamar dan lilin atau malan yang merupakan ester
asam lemak dengan alkohol. Fungsi lipid seperti minyak dan lemak sebagai nutrisi
dan juga merupakan sumber energy utama yang digunakan sebagai energi
cadangan makanan yang di simpan pada jarigan adipose dalam tubuh, dalam
(Fitriani 2019)
penting dalam kehidupan . selain memiliki sisi positif, lemak juga mempunyai sisi
negatif terhadap kesehatan. Fungsi lemak dalam tubuh antara lain sebagai sumber
energi, bagian dari membrane sel, mediator aktivitasbiologis antar sel, isolator
Asam lemak adalah bagian penting dari seluruh jaringan tubuh dan
merupakan bagian utama senyawa fosfolipid membran sel. Dalam tubuh asam
lemak tidak hanya diperkukan untuk sintesa membran, modifikasi protein dan
menghasilkan senyawa penanda dan bahan bakar tetapi juga untuk melarutkan
berbagai macam bagian seluler serta ekstraseluler yang sulit larut dan non polar.(
Kapitan 2013).
Emulsi adalah campuran antara partikel-paetikel suatu zat cair dengan zat
cair lainya dimana satu campuran terdiri dari dua bahan tak dapat tercampur,
dengan satu bahan tersebar di dalam fase yang lain, seperti air dan minyak. Di
bahan pangan memiliki jenis emulsi dan pengaruh jenis emulsi yang berbeda-
beda. Emulsi tersusun atas 3 komponen utama, yaitu : pertama, fase terdispesi (
zat cair yang berbagi-bagi menjadi butiran kecil kedalam zat cair lain). Kedua,
fase pendispersi ( zat cair yang berfungsi sebagai bahan dasar pendukung dari
aquades, minyak kelapa, Na2CO3, larutan sabun dan larutan protein. Daya kerja
emulsifier terutama disebabkan oleh bentuk molekulnya yang dapat terikat, baik
pada minyak maupun air. Emulsifier akan membentuk lapisan disekeliling minyak
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum uji kelarutan lipid dan pembentukan emulsi
1.3. Manfaat
2. meningkatkan kreativitas
Pratikum uji kelarutan lipid dan pembentukan emulsi dilaksanakan pada hari
selasa 8 juni 2021 pukul 14- 00-16-00 WITA bertempat di Laboratorium Unit
Halu Oleo.
berikut
dengan air suling, alkohol 96%, eter, kloroform, dan larutan Na2CO3O,5%
sebanyak 1 ml.
SEMUA GANTI DENGAN KATA MINYA
2. Di tambahkan pada setiap tabung 2 tetes minyak kelapa murni
berikut
Tabung 2 : di isi 2 ml air, 2 tetes minyak kelapa murni dan 2 tetes l Larutan
Na2CO3O,5%.
Tabung 3 : di isi 2 ml air, 2 tetes minyak kelapa murni, dan 2 tetes larutan sabun
Tabung 5 : di isi 2 ml larutan empedu encer dan 2 tetes minyak kelapa murni
2. Dikocok setiap tabung dengan kuat, lalu di biarkan beberapa saat
kelapa curah.
BAB lll . HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengamatan pada pratikum uji kelarutan lipid dapat di lihat pada tabel 3
Hasil pengamatan pada pratikum uji pembentukan emulsi dapat di lihat pada
tabel 4
Percobaan kali ini membahas mengenai uji kelarutan lipid. Percobaan ini di
lakukan dengan tujuan untuk mengetahui kelarutan lipid dalam pelarut organic
yang berbeda. Lipid adalah senyawa yang merupakan ester dari asam lemak dan
gliserol. Pada percobaan ini sampel yang di uji adalah minyak murni ( bimoli)
dan alkohol.
penyamatannya yang di peroleh bahwa minyak bimoli tidak larut dalam pelarut
Na2CO3. Hal ini di sebabkan karena minyak bimoli bersifat polor dan Na2CO3
bersifat non polar. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Anita 2013) yang
menyatakan bahwa Na2CO3 adalah garam sodium dari asam karbonat. Sodium
dasar yang relatif kuat dalam berbagai keperluan.sebagai contoh, Kondisi yang
stabil..
cloroform 1 ml lalu di kocok dengan kuat lalu di diamkan selama beberapa menit.
Hasil pengamatannya yang di peroleh bahwa minyak bimoli larut dalam pelarut
chloroform. Hal ini di sebabkan karena cloroform merupakan senyawa non polar
sehingga sampel dengan minyak dapat saling tarik-menarik antar molekul. Hal ini
sesuai dengan pernyataan (Kusrini 2014 ) menyatakan bahwa kloroform
mempunyai rumus molekul dimana pada tekanan dan suhu normal merupakan
minyak bimoli tidak larut dalam pelarut aquades. Hal ini di sebabkan karena
aquades bersifat polar sedangkan minyak bersifat non polar sehingga kedua zat ini
merupakan pelarut yang jauh lebih baik di bandingkan hampir semua cairan yang
umum yang di jumpai dan aquades berwarna bening tidak berbau dan tidak
selama beberapa menit. Hasil pengamatan yang di peroleh bahwa minyak bimoli
larut dalam pelarut alkohol. Hal ini di sebabkan karena alkohol merupakan
senyawa non polar sehingga salkohol dengan minyak bimoli dapat saling tarik
menarik antar molekul. . Hal ini sesuai dengan pernyataan ( Asyar 2013)
OH (hidroksi) yang dapat terikat pada atom primer dan alkohol mudah bereaksi
Emulsi adalah salah satu campuran yang terdiri dari yang tidak tercampur
atau tidak homogen seperti air dan minyak, pengemulsian adalah zat yang
menstabilkan emulsi yang biasanya berupa protein. Emulsi dapat pula di artikan
sebagai dispersi atau suspensi menstabil suatu cairan lain yang keduanya tidak
saling melarutkan. Supaya terbentuk emulsi yang stabil maka di perlukan suatu
menurunkan tegangan permukaan kedua fase cairan. Dari hasil percobaan maka
dapat di ketahui bahwa pada tabung 1 (air suling, dan minyak kelapa ) membentuk
emulsi tidak stabil, pada tabung 2 ( air ,minyak, dan Na2CO3) membentuk emulsi
tidak stabil, pada tabung 3 ( air, minyak dan sabun ) membentuk emulsi stabil,
serta pada tabung ke 4 ( minyak kelapa dan larutan protein) membentuk emulsi
stabil. Emulsi tidak satabil di sebabkan oleh adanya tengangan permukaan antara
kedua fase cairan yang menyakibatkan keduanya tidak saling melarutkan. Selain
itu hal terebut di sebabkan karena apabila dua larutan yang tidak larut seperti
minyak dan air di campurkan, lalu di kocok kuat-kuat maka keduanya akan
kondisi emulsi yang sesungguhnya muncul dan teramati pada system disperse
terjadi dalam waktu yang sangat singkat. Hal sesuai dengan pernyataan Sari
tentukan oleh dua gaya yaitu gaya London-van dan waals yang menyebabkan
gaya tersebut juga di sebabkan oleh gaya tolak menolak yang di sebabkan oleh
pertumpang tindihan lapisan ganda elekktrik yang bermuatan sama. Gaya ini akan
bahwa sabun dan larutan protein mempunyai kemampuan mencampurkan air dan
minyak serta memiskan kotoran hal ini karena sabun dan larutan protein
merupakan emulgator ( yang menstabilkan emulsi minyak dan air) dari jenis
sufrakan, yang memiliki sisi hidrofilik ( yang mengikat air ) dan hidrofobik (yang
4.1. Kesimpulan
1. Lipid merupakan senyawa yang tidak dapat larut dalam larutan polar, tetapi
dapat larut dalam larutan nonpolar. Lipid yang memiliki ikatan rangkap
merupakan lipid yang bersifat tak jenuh dan bentuknya cair pada suhu
kamar. Lipid tidak larurt dalam bahan aquades, alkohol, Na2 CO3, dan larut
dalam kloroform. Lipid yang tidak memiliki ikatan rangkap merupakan lipid
kelarutan suatu zat ditentukan oleh banyak hal, diantaranya yaitu sifat
emulgator pada semua bahan yaitu air (aquades), Na2 CO3, larutan sabun,
ditandai dengan adanya busa yang terjadi pada bahan air suling, serta larutan
Saran yang saya dapat berikan pada pratikum uji kelarutan lipid dan uji
pembentukan emulsi ini yaitu sebaiknya pada saat mengamati perubahan warna
yang ditimbulkan oleh tiap-tiap bahan harus dilakukan dengan teliti dan cermat
Fitriani. 2019. Uji lipid pada minyak kelapa. Jurnal sainsteks Vol.16(1):19-23
Santika. 2016. Pengukuran tingkat kadar lremak tubuh melalui jogging selama 30
menit. Jurnal pendidikan kesehatan rekreasi Vol.1:89-98.
Kapitan. 2013. Analisisi kandungan asam lemak trans dalam minyak bekas.
Jurnal kimia terapan, Vol.1(1): 17-31
Nuwarda. 2020. Perbedaan emulsi mikroemulsi pada minyak nabati. Jurnal
suplemen Vol.16(1).
Wiyani.2020. pengaruh waktu dan tempat kecepatan homogenisasi terhadap
emulsi. Journal of chemical process engineering.Vol.5(2).