Anda di halaman 1dari 24

Laporan Praktikum II Biokimia Dasar

UJI KELARUTAN LIPID DAN UJI PEMBENTUKAN EMULSI

Oleh

NAMA : ILUH SRI ASTUTI


NIM : L1A120149
KELAS :D
JURUSAN : PETERNAKAN
ASISTEN PEMBIMBING : HAPPY RIZQA AMALIAH

LABORATORIUM UNIT ANALISIS DAN PAKAN TERNAK


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Lipid ialah senyawa organik yang memiliki sifat tidak larut dalam

air, tetapi dapat larut dalam pelarut non polar. Lipid merupakan salah satu

zat makromolekul yang dibentuk oleh beberapa molekul kecil yang

mempunyai struktur yang sama atau homolog. Lipid mempunyai fungsi

melindungi organ tubuh, tetapi untuk kanker, membentuk sel, membantu

apoptosi sel, penghasil panas dalam tubuh, sebagai sumber asam lemak

esensial, pelarut vitamin yang larut dalam lemak. (Huang, 2015).

Lipid dalam plasma darah ialah kolestrol, trigliserida (TG),

fosfolipid dan asam lemak yang tidak larut dalam cairan plasma. Lipid-

lipid ini memerlukan modifikasi dengan bantuan protein untuk dapat

diangkut dalam sirkulasi darah karena sifatnya yang tidak larut dalam air.

(Crook, 2012).

Proses pencampuran (homogenisasi) banyak dilakukan dan

dibutuhkan dalam industri pangan, kosmetik, farmasi, dan lain-lain,

perkembangan terkait penelitian emulsi terus berkembang, mengigat

manfaat emulsi salah satunya dalam industri farmasi pembentukan emulsi

dapat mengurangi bau dan rasa yang tidak enak dari minyak,

pengembangan lebih lanjut sebagai penghantar obat secara transdermal.

Emulsi adalah sediaan berupa campuran terdiri dari dua fase

cairan dalam sistem dispersi fase cairan yang satu terdispersi sangat halus
dan merata dalam fase cairan lainnya, umumnya dimantapkan oleh zat

pengemulsi. Emulsi merupakan salah satu sistem terdispersi kasar dari

dua atau lebih cairan yang tidak larut satu sama lain, stabil secara

termodinamika kenampakan emulsi konvensional terlihat keruh atau

tidak tembus cahaya (buram), mikroemulsi kenampakannya jernih

(transparan), sedangkan non emulsi kenampakannya cenderung

transparan atau sedikit keruh (Setyanigrum, 2015).

1.2. Tujuan

Adapun tujuan pada praktikum uji kelarutan lipid dan uji pembentukan

emulsi sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui uji kelarutan dan pembentukan yang terjadi

pada uji kelarutan lipid dan uji pembentukan emulsi.

2. Untuk mengetahui adanya protein dengan uji kelarutan lipid dan

uji pembentukan emulsi

1.3. Manfaat

Adapun manfaat pada praktikum uji kelarutan lipid dan uji pembentukan

emulsi sebagai berikut:

1. Adapun manfaat dapat menunjang pemahaman tentang teori-teori

uji kelarutan lipid dan uji pembentukan emulsi eksperimen yang

dilakukan dilaboratorium.
MENGIKUTI TUJUAN
TAMBAHKAN KATA MAHASISWA DAPAT
2. Meningkatkan kreativitas pemahaman mahasiswa dalam

menggunakan alat-alat laboratorium yang berkaitan dengan uji

kelarutan lipid dan uji pembentukan emulsi.

BAB II. METODEOLOGI PRAKTIKUM

2.1. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum Uji Kelarutan Lipid dan Uji Pembentukan Emulsi

dilaksanakan pada hari selasa, 15 juni 2021, pukul 14.00-15.30 WITA di

Laboratorium Unit Analisis dan Pakan Ternak, Universitas Halu Oleo

kendari.
2.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum uji kelarutan lipid

Tabel 1. Alat dan Kegunaan

No Alat Kegunaan
1 Kamera Mengambil dokumentasi pada saat
praktikum.
2 Alat Tulis Menulis setiap perubahan yang
diamati.
3 Tabung Reaksi Untuk mereaksikan dua larutan
bahan kimia atau lebih.

4 Rak Tabung Untuk meletakan tabung reaksi.

5 Pipet Ukur Untuk mengukur larutan pada


praktikum.
6 Pipet Tetes Untuk mengambil larutan dari
wadah satu ke wadah yang lain.
7 Sikat Tabung Untuk membersihkan tabung reaksi.

Bahan yang digunakan dalam praktikum uji kelarutan lipid


Tabel 2. Bahan dan Kegunaan
No Bahan Kegunaan
1 Air Suling (aquades) Sebagai Bahan Pengamatan
2 Minyak Sebagai Bahan Pengamatan
3 Alkohol 96% Sebagai Bahan Pengamatan
4 Kloroform Sebagai Bahan Pengamatan
5 Larutan Na2OH30, %5 Sebagai Bahan Pengamatan
6 Sabun Cair Sebagai Bahan Pengamatan
Alat yang digunakan dalam praktikum uji pembentukan emulsi
Tabel 3. Alat dan Kegunaan
No Alat Kegunaan
1 Tabung Reaksi Untuk tempat mereaksikan dua larutan/bahan kimia atau lebih.
2 Rak Tabung Untuk wadah meletakan tabung reaksi.
3 Pipet Tetes/Pipet Ukur Untuk mengambil larutan dari wadah satu kewadah yang lain.
4 Sikat Tabung Untuk membersihkan tabung reaksi.
5 Kamera Untuk mengambil dokumentasi saat praktikum.
6 Alat Tulis Menulis setiap perubahan yang diamati.

Bahan yang digunakan dalam praktikum uji pembentukan emulsi


tabel 4. Bahan dan Kegunaan
No Bahan Kegunaan
1 Air Suling (aquades) Sebagai Bahan Pengamatan
2 Minyak Sebagai Bahan Pengamatan
3 Larutan Na2OH30,5% Sebagai Bahan Pengamatan
4 Sabun Cair Sebagai Bahan Pengamatan
5 Protein 2% Sebagai Bahan Pengamatan

2.3 Prosedur Kerja

2.3.1 Cara Kerja Uji Pembentukan Lipid

1. Disiapkan 4 tabung reaksi yang bersih dan kering. Berturut-turut diisi

dengan air suling, alkohol 96%, eter, kloroform, dan larutan Na2CO3 0,5%

sebanyak 1 ml.

2. Ditambahkan pada setiap tabung 2 tetes minyak kelapa murni.

3. Dikocok sampai homogen, lalu dibiarkan beberapa saat.

4. Diamati sifat kelarutannya.


SEMUA GANTI DENGAN KATA MINYAK BIMOLI
2.3.2 Cara Kerja Uji Pembentukan Emulsi

1. Disiapkan 4 tabung yang bersih dan kering.

Tabung 1 : diisi 2 ml air dan 2 tetes minyak kelapa murni.

Tabung 2 : diisi 2 ml air, 2 tetes minyak kelapa murni, dan 2 tetes larutan

Na2CO30,5%.

Tabung 3 : diisi 2 ml air, 2 tetes minyak kelapa murni dan dua tetes

larutan sabun.

Tabung 4 : diisi 2 ml larutan protein 2% dan 2 tetes minyak kelapa murni.

2. Dikocok setiap tabung dengan kuat, lalu dibiarkan beberapa saat.

3. Diaamati terjadinya pembentukan emulsi.


BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan

3.1.1 Uji Kelarutan Lipid

Tabel 5. Hasil Pengamatan Uji Kelarutan Lipid

No Bahan Minyak Bimoli


Terlarut Tidak Terlarut
1 Air Suling Tidak Terlarut
2 Alkohol 96% Tidak Terlarut
3 Kloroform Terlarut
4 Na2CO3 0,5% Terlarut

3.1.2 Uji Pembentukan Emulsi

Tabel 6. Hasil Pengamatan Uji Pembentukan Emulsi


No Bahan Hasil Terbentuk Emulsi Stabil
Atau Tidak Stabil
1 Air + Minyak Kelapa Murni Tidak Stabil
2 Air + Minyak Kelapa Murni + Tidak Stabil
Na2CO3 0,5%
3 Air + Minyak Kelapa Murni + Stabil
Larutan Sabun
4 Larutan Protein + Minyak Kelapa Stabil
Murni
3.2.1 Gambar Pengamatan Uji Kelarutan Lipid

Tabel 7. Gambar Hasil Pengamatan Uji Lipid


No Larutan Gambar

1 Air Suling ( aquades)

2 Alkohol 96%

3 Kloroform
4 Na2CO3 0,5%

3.2.2 Gambar Hasil Pengamatan Uji Pembentukan Emulsi

Tabel 8. Gambar Hasil Pengamatan Uji Pembentukan Emulsi


No Larutan Gambar

1 Air + Minyak
2 Air + Minyak +

Na2CO 0,5%

3 Air + Minyak + Sabun


4 Larutan Protein +

Minyak

3.2 Pembahasan

3.2.1 Uji Kelarutan Lipid

Lipid ialah senyawa organik yang memiliki sifat tidak larut dalam air,

tetapi dapat larut dalam pelarut non polar. Lipid merupakan salah satu zat

makromolekul yang dibentuk oleh beberapa molekul kecil yang

mempunyai struktur yang sama atau homolog. Lipid mempunyai fungsi

melindungi organ tubuh, tetapi untuk kanker, membentuk sel, membantu

apoptosi sel, penghasil panas dalam tubuh, sebagai sumber asam lemak

esensial, pelarut vitamin yang larut dalam lemak. (Huang, 2015).

Dari hasil percobaan uji kelarutan lipid yang pertama dituangkan

air suling sebanyak 1 ml kedalam tabung lalu ditambahkan 2 tetes minyak

bimoli, kemudian dihomogenkan lalu dibiarkan beberapa saat dan


hasilnya tidak larut, dan pada percobaan tabung yang kedua alkohol 96%

sebanyak 1 ml lalu ditambahkan 2 tetes minyak bimoli dan dihomogenkan

hasilnya pun sama dengan air suling yaitu tidak larut, Hal ini terjadi

disebabkan karena kedua jenis pelarut tersebut merupakan jenis pelarut

polar. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Diman, 2013) alkohol dan air

suling yang mempunyai struktur yang serupa dengan air dimana satu

hidrogen air digantikan dengan gugus alkil, sementara minyak tidak larut

dalam air suling dan alkohol jadi minyak tidak larut dalam alkohol dan air

suling karena alkohol dan air suling bersifat jenis pelarut polar.

Kemudian selanjutnya pada percobaan yang ketiga kloroform

dituangkan kedalam tabung sebanyak 1 ml dan ditambahkan minyak

bimoli sebanyak 2 tetes kemudian dihomogenkan dan dibiarkan selama

beberapa saat kemudian hasilnya larut, dan pada percobaan yang keempat

larutan kloroform dituangkan sebanyak 1 ml kedalam tabung dan

dituangkan minyak bimoli sebanyak 2 ml kemudian dihomogenkan dan

hasilnya sama larut. Hal ini terjadi karena kedua pelarut tersebut

merupakan jenis pelarut non polar. Hal ini sesuai dengan pernyataan

(Fessenden, 2019) yang mengatakan bahwa suatu lipid didefinisikan

sebagai senyawa organik yang terdapat dalam alam serta tak larut dalam

air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar seperti suatu hidrokarbon

sifat dari lipid yaitu lipid mudah larut dalam pelarut non polar seperti

kloroform, karbon disulfida, dan lainnya, karena semakin panjang rantai

asam lemak kelarutan dalam air akan berkurang.


3.2.2 Uji Pembentukan Emulsi

Emulsi merupakan salah satu sistem terdispersi kasar dari dua

atau lebih cairan yang tidak larut satu sama lain, stabil secara

termodinamika kenampakan emulsi konvensional terlihat keruh atau

tidak tembus cahaya (buram), mikro emulsi kenampakannya jernih

(transparan), sedangkan non emulsi kenampakannya cenderung

transparan atau sedikit keruh (Setyanigrum, 2015).

Kemudian dari hasil percobaan uji pembentukan emulsi yang

pertama disiapkan 4 tabung reaksi yang bersih dan kering kemudian

tabung pertama diisi 2 ml air, dan dituangkan 2 tetes minyak bimoli dan

dihomogenkan, kemudian dibiarkan selama beberapa saat dan hasilnya

emulsi tidak stabil. Kemudian lanjut ke tabung kedua diisi dengan 2 ml air

dan 2 tetes minyak bimoli dan dituangkan 2 tetes larutan Na2CO30,5%

lalu dihomogenkan dan didiamkan selama beberapa saat dan kemudian

hasilnya sama yaitu emulsi tidak stabil. Hal ini disebabkan karena air

yang sifatnya polar sangat susah larut dalam minyak yang sifatnya non

polar sehingga kedua cairan tersebut akan saling memisah (tidak bisa

bersatu). Hal ini sesuai dengan pernyataan (Galindo, 2012) yang

mengatakan bahwa penyebab terbentuknya emulsi tidak stabil pada

penambahan minyak dengan air dan larutan soda ialah karena adanya air

pada campuran tersebut sehingga walaupun sebenarnya minyak dalam

pelarut soda akan membentuk emulsi stabil karena asam lemak yang
bebas dalam larutan lemak bereaksi dengan soda membentuk sabun, tetap

terbentuknya emulsi yang tidak stabil.

Kemudian lanjut pada tabung ketiga yang diisi 2 ml air, dan 2 tetes

minyak bimoli lalu dituangkan 2 tetes larutan sabun kemudian

dihomogenkan, lalu dibiarkan beberapa saat kemudian hasilnya stabil

(emulsi) atau terjadi pembentukan emulsi. Kemudian pada tabung keempat

diisi 2 ml larutan protein 2% dan 2 tetes minyak bimoli kemudian

dihomogenkan dan didiamkan selama beberapa saat dan kemudian

hasilnya stabil atau emulsi stabil. Hal ini disebakan yaitu karena kedua

larutan tersebut mampu menurunkan tegangan permukaan antara kedua

cairan, inilah yang dinamakan zat pengemulsi. Hal ini sesuai dengan

pernyataan (Gandyy, 2015) yang mengemukakan bahwa minyak dalam

soda protein akan membentuk emulsi yang stabil karena asam lemak yang

bebas dalam larutan lemak bereaksi dengan soda membentuk sabun, sabun

mempunyai daya aktif permukaan, sehingga tetes-tetesan minyak tersebar

seluruhnya, itulah yang dinamakan emulsi stabil.


BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang saya lakukan pada uji

kelarutan lipid, larutan air suling dan alkohol 96% yaitu tidak terlarut

dalam minyak bimoli, Hal ini terjadi disebabkan karena kedua jenis

pelarut tersebut merupakan jenis pelarut polar. Kemudian pada larutan

kloroform dan Na2CO30,5% yaitu terlarut dalam minyak bimoli, Hal

ini terjadi karena kedua pelarut tersebut merupakan jenis pelarut non

polar.

Kemudian berdasarkan hasil pengamatan yang saya lakukan pada

uji pembentukan emulsi, air ditambah dengan minyak kelapa murni

dan air ditambah dengan minyak kelapa murni Na2CO30,5% dan

hasilnya tidak stabil atau tidak emulsi. Hal ini disebabkan karena air

yang sifatnya polar sangat susah larut dalam minyak yang sifatnya non

polar sehingga kedua cairan tersebut akan saling memisah (tidak bisa

bersatu). Kemudian pada percobaan air ditambah minyak kelapa murni

dan ditambah larutan sabun dan larutan protein ditambah minyak

kelapa murni hasilnya yaitu stabil atau emulsi. Hal ini disebakan

yaitu karena kedua larutan tersebut mampu menurunkan tegangan

permukaan antara kedua cairan, inilah yang dinamakan zat

pengemulsi.

GANTI, BAHAS HASIL PENGAMATAN


4.2. Saran

Saran saya mahasiswa yang melakukan praktikum agar

mengikutinya dengan baik, dan dapat mengenal alat-alat yang digunakan

beserta dengan fungsinya agar pada praktikum selanjutnya praktikan tidak

melakukan kesalahan, pada saat praktikum berlangsung, praktikan harus

menjaga kebersihan alat alat praktikum agar hasil yang didapatkan bisa

maksimal. Karena jika alat alat praktikum kotor maka dapat menyebabkan

kontaminasi yang dapat mempengaruhi hasil praktikum. Bisa bisa hasil

data menjadi berbeda meskipun sudah dilakukan dua kali.


DAFTAR PUSTAKA

Crook, 2012. Definisi Lipid Jurnal Biokimia Lipid, Vol 16. No. 1.
Deman, J.M. 2012. Kimia Makanan, Bandung: Penerbit ITB.
Diman,2013. Struktur Alkohol Kimia, Jurnal Kimia Lipid,Vol 16. No. 1.
Fessenden, 2019. Kelarutan Lipid, Jurnal Kimia Dasar Lipid, Vol 5. No. 3
Galindo, 2012. Penyebab Terbentuknya Emulsi, Jurnal Kimia Emulsi, Vol 7. No.
1.
Gandyy, 2015. Minyak Dalam Soda Protein,Jurnal Biokimia Emulsi Stabil, Vol
14. No. 1.
Huang, 2015. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan, Jakarta:
Penerbit UIPress.
Setyanigrum, 2015. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia (UI-Press).

CONTOH
HUANG. 2015
PENERBIT UIPRESS
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai