Anda di halaman 1dari 15

Laporan Praktikum II Biokimia

UJI KELARUTAN LIPID DAN UJI PEMBENTUKAN EMULSI

Oleh

NAMA : KADEK YUDIANI


STAMBUK :L1A120157
KELAS :D
ASISTEN : HAPPY RIZQA AMALIAH

LABORATORIUM UNIT ANALISIS DAN PAKAN TERNAK


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lipid atau lemak merupakan senyawa organik yang banyak ditemukan dalam

sel jaringan, tidak larut dalam air, larut dalam zat pelarut non polar seperti (eter,

kloroform, dan benzena). Lipid bersifat non polar atau hidrofolik. Penyusun utama

lipida adalah trigliserida, Lipid adalah senyawa yang dapat disarikan dari sel dan

jaringan oleh pelarut organik non polar. Lipid merupakan komponen tidak larut

dalam air yang berasal dari tumbuhan dan hewan

Emulsi adalah dispersi atau suspensi metastabil suatu cairan dalam cairan lain

di mana keduanya tidak saling melarutkan. Agar terbentuk emulsi yang stabil,

diperlukan suatu zat pengemulsi yang disebut emulsifier atau emulsifying agent,

yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan. Bahan

emulsifier dapat berupa protein, brom, sabun, atau garam empedu. Daya kerja

emulsifier terutama disebabkan oleh bentuk molekulnya yang dapat terikat, baik

pada minyak maupun air. Emulsifier akan membentuk lapisan di sekeliling

minyak sebagai akibat menurunnya tegangan permukaan dan diadsorpsi melapisi

butir-butir minyak, sehingga mengurangi kemungkinan bersatunya butir-butir

minyak satu sama lain.


1.2 Tujuan

Adapun tujuan pada praktikum uji kelarutan lipid dan uji pembentukan emulsi

sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui uji kelarutan dan pembentukan yang terjadi pada uji

kelarutan kelarutan lipid dan uji pembentukan emulsi

2. Untuk mengetahui adanya protein dengan uji kelarutan lipid dan uji

pembentukan emulsi

1.3 Manfaat

1. Adapun manfaat dapat menunjang pemahaman tentang teori – teori uji

kelarutan lipid dan uji pembentukan emulsi eksperimen yang di lakukan di

laboratorium.

2. Meningkatkan kreativitas pemahaman mahasiswa dalam menggunakan

alat – alat laboratorium yang berkaitan dengan uji kelarutan lipid dan uji

pembentukan emulsi.
BAB II METEDEOLOGI

2.1 Waktu dan tempat

Praktikum Uji Kelarutan lipid dan uji pembentukan emulsi dilaksanakan

pada hari Selasa, 15 Juni 2021,pukul 14.00 - 15.30 WITA di Laboratorium

Unit Analisia dan Pakan Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas Peternakan,

Universitas Halu Oleo Kendari.

2.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum uji kelarutan lipid dan

pembentukan emulsi dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel. 1 Alat dan Kegunaan


No Alat Kegunaan
1 Tabung reaksi Untuk menyimpan sampel
2 Rak tabung Untuk menyimpan tabung reaksi
3 Penjepit tabung Untuk menjepit tabung reaksi
4 ATK Untuk menulis hasil pengamatan
5 Kamera Untuk dokumentasi
6 Pipet tetes Untuk mengambil sampel
7 Pipet ukur Untuk mengukur sampel
8 Sikat tabung Untuk pembersi tabung

Bahan yang digunakan dalam praktikum uji kelarutan lipid dan

pembentukan emulsi dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel. 2 Bahan dan Kegunaan


No Bahan Kegunaan
1 Air suling (aquades) Sebagai objek pengamatan
2 Na2 CO 3 0,5% Sebagai objek pengamatan
3 Alkohol 96% Sebagai objek pengamatan
4 Klorofrom Sebagai objek pengamatan
5 Sabun cair Sebagai objek pengamatan
6 Tissue roll Sebagai objek pengamatan
7 Larutan protein 2% Sebagai objek pengamatan
8 Larutan empedu encer Sebagai objek pengamatan
2.3. Prosedur kerja

2.3.1. Uji Kelarutan Lipid

Adapun prosedur kerja pratikum uji kelarutan lipid adalah sebagai beriku :

1. Menyiapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering. Berturut-turut

diisidengan air suling, alkohol 96%, eter, kloroform, dan larutan

Na2CO30,5% sebanyak 1 ml.

2. Menambahkan pada setiap tabung 2 tetes minyak kelapa murni.

3. Mengocok sampai homogen, lalu dibiarkan beberapa saat.

4. Mengamati sifat kelarutannya.

5. Mengulangi percobaan dengan mengganti minyak kelapa murni

denganminyak kelapa curah.

2.3.2.Uji Pembentukan Emulsi

Adapun prosedur kerjah praktikum uji pembetukan emulsi adalah sebagai

berikut:

1. Menyiapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering. Tabung 1 : diisi 2 ml

air dan 2 tetes minyak kelapa murni. Tabung 2 : diisi 2 ml air, 2 tetes

minyak kelapa murni, dan 2 teteslarutan Na2CO30,5%. Tabung 3 : diisi 2

ml air, 2 tetes minyak kelapa murni, dan 2 teteslarutan sabun. Tabung 4 :

diisi 2 ml larutan protein 2% dan 2 tetes minyak kelapamurni. Tabung 5 :

diisi 2 ml larutan empedu encer dan 2 tetes minyak kelapamurni.

2. Mengocok setiap tabung dengan kuat, lalu dibiarkan beberapa saat.

3. Mengamati terjadinya pembentukan emulsi.


4. Mengamati percobaan dengan mengganti minyak kelapa murni

denganminyak kelapa curah.


BAB III PEMBAHASAN

3.1. Hasil Pengamatan

3.1.1. Uji Kelarutan Lipid

Hasil pengamatan pada praktikum uji kelarutan lipid dapat dilihat pada

tabel 3

Tabel 3. Hasil Pengamatan Uji Kelarutan Lipid


N0 Bahan Bimoli
Minyak
Larut Tdak Larut
1 Aquades 1 Ml - Tidak larut
2 Alkohol 96 % - Tidak larut
3 Na2 CO3 - Tidak larut
4 Kloroform Larut -

3.1.2. Uji Pembetukan Emulsi

Hasil pengamatan uji pembentukan emulsi dapat di lihat pada tabel 4

Tabel 4. Hasil Pengamatan Pembetukan Emulsi


No Bahan Hasil terbentuk emulsi stabil/ emulsi
tidak stabil
1 Air + Minyak bimoli Emulsi tidak stabil
2 Air + minyak bimoli +Na2 Emulsi stabil
CO3
3 Air + minyak bimoli + larutan Emulsi stabil
sabun
4 Larutan protein + minyak Emulsi stabil
bimoli + minyak
Dokumentasi pengamatan uji kelarutan lipid dan pembentukan emulsi

dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Dokumentasi hasil pengamatan


No Nama Larutan Gambar

1. Aquades

2. Na2 CO3

3. Alkohol

4. Kloroform

5 Air + minyak bimoli

6 Air + minyak bimoli + Na2 CO3


7 Air + minyak bimoli + larutan sabun

8 Larutan protein + minyak bimoli +


minyak

3.2. Pembahasan

3.2.1. Uji kelarutan lipid

Lipid didefinisikan sebagai senyawa organik yang terdapat dalam alam

serta tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non- polar seperti suatu

hidrokarbon atau eter.

Emulsi adalah salah satu campuran yang terdiri dari zat yang tidak

tercampur atau tidak homogen, seperti air dan minyak, pengemulsian adalah zat

yang menstabilkan emulsi yang biasanya berupa protein. Emulsi dapat pula

diartikan sebagai dispersi atau suspensi menstabil suatu cairan lain yang keduanya

tidak saling melarutkan. Supaya terbentuk emulsi yang stabil maka diperlukan

suatu zat pengemulsi yang disebut emulsifier atau emulgator yang berfungsi

menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Hisprastin (2018). Yang menyatakan bahwa emulsi adalah jenis

khusus dari dispresi koloid, yang memiliki setidaknya 4 water in oil in water.
Uji kelarutan lipid dengan minyak bimoli atau lemak yang mengandung

asam-asam lemak tidak jenuh dapat teroksi dari oksigen yang menghasilkan suatu

senyawa peroksida. Apabila minyak mengalami oksidasi maka senyawa

peroksida yang dihasilkan akan meningkat. Minyak mempunyai sifat tidak larut

dalam pelarut polar dan larut dalam pelarut non-polar. Pada pengamatan yang

dilakukan pada uji kelarutan minyak bimoli, danlarutan air + Na 2 CO 3 +

minyak. Hal ini dikarenakan air dapat memecah ikatan polipeptida pada rantai

hidrokarbonnya yang terdapat dalam minyak bimoli dan Na2 CO3. Hal ini

berdasarkan pernyataan Fitriana (2019) menyatakan bahwa uji kelarutan lipid

digunakan untuk mengetahui asam lemak yang diuji merupakan asam lemak jenuh

atau asam lemak tidak jenuh.

Klorofom menjadi pelarut sempurna untuk semua bahan karena

merupakan pelarut organik (nonpolar). karena semua bahan bersifat polar

sedangkan mimyak bimoli bersifat nonpolar kecuali bahan klorofrom larut dalam

minyak bimoli karena bahan klorofrom bersifat nonpolar Alkohol dapat

melarutkan gliserol dan asam oleat meskipun alkohol bersifat polar tetapi karena

suhu panas alkohol dapat melarutkan sebagian lemak dan minyak. Alkohol dingin

melarutkan gliserol dan asam oleat, karena gliserol yang memiliki 3 gugus

hidroksil sehingga bersifat cenderung polar dan asam oleat seharusnya tidak larut

dalam alkohol karena sifatnya yang nonpolar.Hal ini berdasarkan pernyataan

Susanti (2011). Menyatakan bahwa lipid tidak larut pada senyawa polar

sedangkan lipid larut dalam senyawa non-polar dan membentuk emulsi stabil.
3.2.2. Uji Pembentukan Emulsi

Uji pembentukan Emulsi adalah salah satu campuran yang terdiri dari zat

yang tidak tercampur atau tidak homogen, seperti air dan minyak, pengemulsian

adalah zat yang menstabilkan emulsi yang biasanya berupa protein. emulsi dapat

pula diartikan sebagai dispersi atau suspensi menstabil suatu cairan lain yang

keduanya tidak saling melarutkan. Supaya terbentuk emulsi yang stabil maka

diperlukan suatu zat pengemulsi yang disebut emulsifier atau emulgator yang

berfungsi menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan. Hal ini

berdasarkan pernyataan Wiyani (2020). Menyatakan bahwa pembentukan emulsi

peran zat pengemulsi sangat berpengaru terhadap stabilitas emulsi. Penggunaan

berbagai jenis zat pengemulsi dapat berasal dari bahan alamiah maupun bahan

sintetik.

Pada pengamatan yang dilakukan pada tabung I yang diisi

denganAquadest + minyak bimoli, tidak terbentuk emulsi dan emulsinya tidak

stabil atau dengan kata lain bahwa kedua cairan ini tidak larut (tidak menyatu),

larutan mengalami emulsi stabil dikarenakan adanya emulsigator pada reagen uji

sehingga kondisinya stabil.Pada tabung II yang diisi dengan Aquadest + minyak

bimoli + Na2 CO3 stabil karena ketiga cairan ini dapat menyatu (larut). Larutan

mengalami emulsi tidak stabil dikarenakan tidak adanya emulsigator pada reagen

uji sehingga kondisinya stabil. Hal sesuai dengan pernyataan Sari (2015).

Menyatakan bahwa pembentukan emulsi minyak dan air dapat meningkatkan

energy bebas sehingga sistem menjadi tidak stabil.


Pada tabung III yang diisi denganAquadest + minyak bimoli + larutan

sabun, stabil karena ketiga cairan ini dapat menyatu (larut), dan pada tabung IV

yang disi larutan protein + minyak bimoli + minyak stabil karena ketiga cairan ini

dapat menyatu (larut), karena sabun merupakan larutan yang bersifat basa

sehingga dapat saling berikatan dengan ikatan minyak bimoli. Larutan mengalami

emulsi tidak stabil dikarenakan tidak adanya emulsigator pada reagen uji sehingga

kondisinya stabil.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1.Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum uji kelarutan lipid dan pembetukan emulsi

adalah sebagai berikut :

1. Lipid merupakan senyawa yang tidak dapat larut dalam larutan polar,

tetapi dapat larut dalam larutan nonpolar. Lipid yang memiliki ikatan

rangkap merupakan lipid yang bersifat tak jenuh dan bentuknya cair pada

suhu kamar. Lipid tidak larurt dalam bahan aquades, alkohol, Na2 CO3,

dan larut dalam kloroform. Lipid yang tidak memiliki ikatan rangkap

merupakan lipid yangbersifat jenuh dan tidak mudah teroksidasi, sehingga

tidak menimbulkan ketengikan setelah dilakukannya percobaan ini yatitu

kelarutan suatu zat ditentukan oleh banyak hal, diantaranya yaitu sifat

kepolaran zat dan pelarutnya.

2. Pembentukan emulsi dari minyak bimoli disebabkan karena adanya

bantuan emulgator pada semua bahan yaitu air (aquades), Na2 CO3,

larutan sabun, dan alkohol. Sedangkan untuk bahan yang mengalami

kelarutan dan ditandai dengan adanya busa yang terjadi pada bahan air

suling, serta larutan Na2 CO3, dan larutan sabun

4.2 Saran

Saran yang dapat saya berikan pada praktikum uji kelarutan lipid dan

oembentukan emulsi, ini yaitu sebelum melakukkan pratikum sebaiknya kita

mengetahui tengtang definisi lipid sama emulsi agar kita tau apa yang akan
dilakukan pada pratikum kali ini. Dan mendengarkan asitensi ketikah melakukan

percobaan agar praktikum dapat berjalan dengan baik


DAFTAR PUSTAKA

Fitriana. Y. A. N. dan Adrhista. S. F. 2019. Uji Lipid Pada Minyak Kelapa,


Margarin Dan Gliserol. Jurnal Sainteks. Vol. 16 (1).

Hisprastin. Y. dan Rina. F. N. 2018. Perbedaan Emulsi dan Mikroemulsi Pada


Minayak Nabati. Jurnal Farmalaka. Vol 16(1).

Sari. D. K. dan Retno. S. D. L. 2015. Pengaruh Waktu Dan Kecepatan


Pengadukan Terhadap Emulsi Minyak Biji Matahari (Heliatuhus
Annuus L) Dan Air. Jurnal Integrasi Proses. Vol 5(3).

Susanti. W., dkk. 2011. Kelarutan Lipid Terhadap Pengaruh Emulgator Terhadap
Kelarutan Lipid. Jurnal Biokimia Praktikum.

Wiyani. L., dkk. 2020. Pengaruh Waktu Dan Kecepatan Homogenisasi Terhadap
Emulsi Virgin Coconut Oil – Sari Jeruk Dengan Emulsi Vier Gumarab.
Jurnal Of Chemical Process Engineering.Vol. 5(2).

Anda mungkin juga menyukai