Psikologi Positif
Psikologi Positif
PENDAHULUAN
LANDASAN TEORI
c. Konsep Resiliency
Resiliency merupakan fenomena yang ditandai sebagai bentuk
adaptasi positif dalam kesusahan atau resiko. Dalam proses resiliensi
seseorang tersebut berarti bangkit dalam kesukaran, konflik, kegagalan
menjadikan sebagai kemajuan dan peningkatan tanggung jawab. Individu
yang memiliki resiliensi dalam dunia kerja mampu mengubah ancaman
seperti resiko, ketidakpastian yang berhubungan dengan keadaan
sekarang menjadi kesempatan individu untuk bertumbuh, berkembang
dan meningkatkan kemampuan untuk beradaptasi.
d. Konsep Optimisme
Optimisme adalah kekuatan berfikir positif individu untuk meraih
sesuatu. Menurut Luthans et al (2007) menyatakan bahwa individu yang
memiliki sifat optimisme yaitu jika individu mengalami kejadian positif
atau bahkan negatif yang pernah terjadi dan mampu melihat bahkan
mengambil peluang yang bersifat positif. Hal ini membuat individu yang
memiliki sifat positif dapat mengembangkan dirinya dari yang pernah
dilaluinya.
C. Dinamika Psikologi
Organizational citizenship behaviour (OCB) menurut Suzana (2017)
memiliki peran yang sangat penting dalam keefektifan dalam pengembangan
perusahaan. Hal ini disebabkan OCB dianggap sebagai suatu perilaku yang
melebihi permintaan tugas di perusahaan sehingga perusahaan dapat
memaksimalkan efisiensi dan produktivitas karyawan. Terlebih lagi efisiensi
dan produktivitas tersebut di kondisi new normal seperti sekarang ini sangat
dibutuhkan oleh organisasi agar organisasi dan karyawan di dalamnya mampu
beradaptasi dengan segala perubahan pasca pandemic menuju kondisi new
normal. Dengan deminikan, organizational citizenship behaviour dapat
membantu organisasi untuk meningkatkan kinerja dan keunggulan yang
kompetitif (Chaudhuri & Govil, 2015).
Disisi lain, faktor yang menunjang adanya organizational citizenship
behaviour adalah psycological capital. Menurut Avey, Werningsih dan
Luthans (2008) yang menyatakan bahwa karyawan yang memiliki tingkat
psychological capital yang tinggi akan menunjukkan emosi positif yang tinggi
sehingga mampu melibatkan OCB di dalam bekerja. Oleh karena itu,
psychological capital memiliki empat dimensi yaitu self- efficacy, optimism,
hope dan resiliency.
Hal ini dikarenakan self-efficacy menurut Luthans et al., (2007) memberikan
banyak sumbangsih untuk individu dalam menentukam target yang tinggi
untuk diri sendiri dan memilih untuk mengerjakan tugas yang berat. Lalu,
individu memiliki menerima dan berkembang melalui tantangan. Selain itu,
individu yang memiliki self-efficacy akan memiliki motivasi yang tinggi untuk
mengerjakan suatu pekerjaan sehingga, individu mampu berusaha sebaik
mungkin untuk mencapai tujuan sehingga gigih dalam menghadapi tantangan.
Oleh karena itu, menurut Beauregard (2012) karyawan yang memiliki self-
efficacy tinggi akan secara sukarela membuat rekan untuk membantu
pekerjaanya sehingga karyawan yang memiliki self- efficacy akan menunjukan
perilaku organizational citizenship behaviour.
Disisi lain, optimisme juga sangat berpengaruh untuk karyawan pada
kondisi new normal seperti sekarang ini. Hal ini dikarenakan menurut Luthans
et al (2007) karyawan yang memiliki optimism akan mampu mengambil
kesempatan disetiap peluang yang mereka temukan. Hal ini dikarenakan
karyawan yang memiliki sifat optimism mampu memprediksi hal-hal yang baik
dikemudian hari baik kejadian positif, negatif, yang terjadi di masa lampau,
masa kini maupun masa yang akan datang. Oleh karena itu, karyawan yang
memiliki optimism akan menunjukkan perilaku organizational citizenship
behaviour.
Selain itu, dalam psikologi positif, juga memiliki dimensi hope, dimana
hope ini menurut Snyder (dalam Avey, Luthans, Smiths & Palmer, 2010) yaitu
dari segi mental mengarah pada tujuan, memiliki kemampuan merencanakan,
mengidentifikasi kesempatan mempersiapkan cara untuk mencapai tujuan.
Oleh karena itu, menurut Luthans et al., (2007) yang menemukan bahwa
individu yang memiliki harapan akan memunculkan OCB bahkan
meningkatkan keuntungan dari sebuah organisasi. Terakhir adalah resiliensi,
dimana resiliensi mampu beradaptasi dengan kesusahan bahkan kondisi krisis
sekalipun sehingga individu mampu bangkit dalam kesulitan dan menjadikan
kesulitan tersebut menjad kemajuan dan peningkatan dirinya. Selain itu,
menurut Luthans et al, (2007) juga berpendapat bahwa resiliensi tidak hanya
mencangkup kemampuan untuk bertahan dalam kesulitan tetepi kegigihan
dalam menghadapi masalah.
BAB III
METODE PENELITIAN