Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH KELOMPOK

PERADABAN ISLAM MASA ALI BIN ABI THALIB

KELOMPOK 6
ANGGOTA :
- ABDULLAH AF’AL (201111026)
- HABIB ABDUL AZAM (201111047)
- CITRA AMALIA MELATI RAHAYU (201111048)

MATA KULIAH: SEJARAH PERADABAN ISLAM


DOSEN PENGAMPU: EKAYUDHA WIBOWO, M.A.

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI SURAKARTA

2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada zaman dinasti abbasiyyah islam mengalami puncak
kejayaan terutama dibidang ilmu pengetahuan sehingga mampu
mendirikan pusat perkembangan ilmu dan perpustakaan yang
mampu membentuk mazhab ilmu pengetahuan dan keagamaan
sebagai hasil karya kebebasan berfikir, selain berkembang di ilmu
pengetahuan dinasti abbassiyah yang paling berhasil dalam
mengembangkan peradaban islam.
Setelah runtuhnya dinasti umayyah muncullah dinasti
abbasiyahyang didirikan dan dikuasai oleh keturunan Abbas,
paman Nabi Muhammad yaitu Abdullah Al-Saffah ibn Muhammad
ibn Ali ibn Abdullah ibn Al-Abbas. Dia dilahirkan di Humaimah
pada tahun 104 H dia dilantik juga menjadi khalifah pada tanggal 3
Rabiul Awwal 132 H. Dinasti Abbasiyah ini berlangsung dari
tahun 750 H. Pada abad ke 7 terjadi pemberontakan yang dasyat
antara pasukan Abbas melawan pasukan Marwan ibn Muhammad
(dinasti umayyah) dan dimenangkan oleh pasukan Abbas. Jatuhnya
syiria maka runtuhlah dinasti umayyah diganti dinasti abbasiyah
sehingga mulai pada masa inilah perkembangan peradaban islam
puncak kejayaan islam diberbagai bidang.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah berdirinya dinasti abbasiyah
2. Bagaimana perkebangan peradaban islam pada masa dinasti Abbasiyah
3. Tokoh yang berperang penting pada kemajuan peradaban islam masa
abbasiyah

C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya dinasti Abbasiyah
2. Untuk mengetahui perkembangan peradaban islam pada masa
abbasiyah
3. Untuk mengenali tokoh yang berperang penting dalam kemajuan
dinasti abbasiyah
BAB II
PEMBAHASAN

A. SEJARAH BERDIRINYA DINASTI ABBASIYAH


Khalifah Abu Abbas (750-754) adalah pendiri dinasti
abbasiyah yang dinobatkan di Kuffah beliau biasa dikenal dengan
sebutan Al-Saffah yang berarti penumpah darah. Al-Saffah menjadi
pendiri dinasti arab islam ketiga setelah khulafa ar rasyidin dan dinasti
umayyah, dinasti umayyah runtuh dikarenakan factor internal. Nama
Dinasti Abbasiyah sendiri diambil dari nama seorang paman Nabi
Muhammad yang bernama Al-Abbas ibn Abd Muthalib ibn Hisyam.
Diantara yang mempengaruhi berdirinya dinasti Abbasiya
adalah adanya beberapa kelompok umat yang tidak mendukung
terhadap pemerintahan dinasti umayyah yang cendrung sekuler dan
korupsi diantara kelompok yang tidak mendukung adalah kelompok
Syiah dan kelompok Khawarij(Badri Yatim.2008 49-50) serta kaum
mawali(orang Persia yang baru masuk islam)
Wilayah yang dikuasai dinasti abbasiyah setelah pemindahan
kekuasaan dari dinasti umayyah diantaranya Mesir, Sudan, Syam,
Jazirah Arab, Iraq, Persia, sampai China. Kondisi perluasan islam
diberbagai penjuru mengantarkan interaksi antar daerah sehingga
muncul para seniman diantaranya Ibrahim bin Mahdi, Ibrahim Al-
Mosuly dan anaknya Ishaq.
Pada dinasti Abbasiyah membagi kelompok atau kelas dalam
masyarakat yang tidak lagi berdasarkan rasa tau kesukaan melainkan
berdasarkan jabatan menurut Jarzid Zaidan kelompok kelas tersebut
adalah kelas khusus dan umum. Adapun kelas khusus terdiri dari
khalifah, keluarga khalifah, para pembesar Negara (menteri, gubernur
dan panglima). Sedangkan kelas umum terdiri dari para seniman,
ulama, pujangga fukhoha, saudagar dan buruh petani.
Sebelum dinasti Abbasiyah berdiri terdapat 3 tempat yang
menjadi pusat kegiatan kelompok Bani Abbas, tiga tempat yang
dimaksud adalah Humaimah, Kuffah, Khurasan. Humaimah kota kecil
tempat keluarga Bani Hasyim tinggal baik kalangan pendukung Ali
atau pendukung Abbas. Humaimah terletak dekat Damsyik. Kuffah
merupakan tempat yang penduduknya menganut aliran Syiah ia
bermusuhan dengan golongan Bani Umayyah secara terang-
terangan.Khurasan kota yang para penduduknya mendukung Bani
Hasyim para penduduk yang dikenal dengan keberanian, kuat fisik,
tegap tinggi, teguh pendirian dan tidak mudah bingung dengan
kepercayaan yang menyimpang.
Pada Masa Dinasti Abbasiyah peradaban islam sangatlah
berkembang, sedangkan pada masa dinasti umayyah lebih dikenal
dengan upaya ekspansinya. Kalau bani umayyah terdiri atas orang-
orang “arab oriented” dinasti abbasiyah lebih bersifat internasional,
assimilasi corak pemikiran peradaban Persia, mesir, romawi timur.
B. PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM PADA MASA
ABBASIYAH
Struktur kepala kepemimpinan pada masa Dinaasti Abbasiya
diantaranya:
1. Al-Shaffah (750)
2. Al-Manshur (754)
3. Al-Mahdi (775)
4. Al-Hadi (785)
5. Al-Rasyid (786)
6. Al-Amin (809)
7. Al-Ma’mun (813)
8. Al-Mu’tashim (833)
9. Al-Watsiq (842)
10. Al-Mutawakkil (847)

Dinasti Abbasiyah mencapai puncak keemasan atau kejayaan


politik dan intelektual, khalifah Baghdad yang mendirikan oleh Al-Saffah
dan Al-Manshur mencapai masa keemasan antara khalifah ketiga Al-
Mahdi dan Khalifah kesembilan Al-Watsiq dan khusus pada masa Harun
Ar Rasyid dan anaknya Al-Ma’mun, karna pada masa Harun dan Ma’mun
ilmu pengetahuan dan kebudayaan berkembang sangat pesat.Banyak
munculnya karya-karya ilmuwan muslim yang berbahasa asing yaitu
bahasa Yunani yang telah diterjemahkan kedalam bahsa Arab khalifah pun
menyediakan dana yang sangat besar untuk kegiatan penerjemahan ini.
Para ilmuwan dinasti abbasiyah pun menjelajahi 3 benua untuk menuntut
ilmu pengetahuan, adapun ketiga benua yang dimaksud adalah benua
eropa, asia, dan afrika.
Ilmu pengetahuan dan kebudayaan islam berkembang dengan pesat
pula di Negara-negara barat terutama di Eropa. Disana perkembangan ilmu
pengetahuan dan peradaban islam berkembang dengan pesat pula, berbagai
penemuan dan penelitian ilmiah yang telah dibukukan oleh para ilmuwan
muslim. Adapun ilmu-ilmu yang berkembang adalah ilmu filsafat, ilmu
fiqih, ilmutafsir, ilmu hadis.Masjid menjadi sarana tempat untuk belajar
karna masjid selain tempat untuk beribadah digunakan sebagai tempat
utama untuk belajar,untuk orang yang bukan berasal dari arab maka
mereka harus belajar bahasa arab dengan kaidah yang benar menurut
islam.
Dari masa ke masa tempat belajar dinasti Abbasiyah pun ikut
berkembang pesat dikarenakan semakin berkembang pesat pula gerakan
penerjemahan berbagai macam kitab atau buku dari berbagai bahasa di
terjemahkan menjadi bahasa arab. Pada awalnya tepat belajar tidak
terbentuk madrasah atau sekolah atau pesantren. Tempat belajar kala itu
hanya tempat untuk orang-orang berkumpul untuk mendiskusikan ilmu
pengetahuan tempat-tempat tersebut diantaranya:
1. Kuttab yaitu tempat belajar untuk tingkat pendidikan rendah
dan menengah
2. Masjid sebagai tempat belajar untuk tingkat pendidikan yang
lebih tinggi
3. Majlis Mudharah tempat bertemunya para ulama, sarjana, ahli
fikir
4. Darul Hikmah yang didirikan oleh khalifah Al-Ma’mun adalah
sebuah tempat perpustakaan
5. Madrasah, pertama kali didirikan oleh perdana mentri
Nidhamul Muluk yang menjabat pada tahun 456-485 H.
Madrasah ini telah didirikan diberbagai kota diantaranya
Bashroh, Baghdad, Mura, Thabaristan, Naisabur, Hara, Isfahan,
dll.
Adapun kota yang menjadi pusat ilmu pengetahuan pada
masa dinasti abbasiyah semakin bertambah hal ini dikarenakan
semakin semangat dan bertambahnya umat islam yang mau untuk
memperdalam ilmu pengetahuan diberbagai bidang. Kota yang
dijadikan pusat ilmu pengetahuan pun telah dilengkapi fasilitasnya
oleh khalifah untuk mempermudah mencari sumber informasi
tentang ilmu pengetahuan. Kota- kota tersebut adalah Mekah,
Madinah, Kuffah, Damaskus, Fusthat, dan Qairawan. Sedangkan
kota baru dibuka adalah Baghdad, Isfahan, Naisabur, Basrah dll.
Dibidang social dan budaya terjadi proses akulturasi, seni
arsitektur yang dipakai dalam pembangunan istana kemajuan juga
terjadi pada bidang sastra bahasa dan seni music selain lahir
menjadi sastrawan muncul juga menjadi budayawan yang terkenal
seperti Abu Nawas, Al-Mutanabby, Abdullah bin Muqafa dll.
Dibidang politik dan militer dinasti abbasiyah membentuk
departemen pertahanan dan keamanan yang dikenal dengan
Diwanul Jundi yang bertugas mengatur semua yang berkaitan
dengan kemiliteran dan pertahann keamanan.

C. TOKOH YANG BERPERAN PENTING PADA DINASTI


ABBASIYAH
1. Khalifah Abu Ja’far Al-Mansur
Putra dari Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas bin
Abdul Muthalib yang lahir di kota Himaymah tahun 101H. ibunya
bernama Salamah, dan mempunyai saudara bernama Ibrahim bin
Muhammad dan Abdul Abbas bin Muhammad mereka bertigalah
yang dianggap menjadi pendiri dinasti abbasiyah namun Ibrahim
meninggal saat perang melawan Marwan bin Muhammad. Abu
ja’far dikenal sebagai pemimpin yang berfikir maju, pemberani dan
bertanggung jawab.
2. Khalifah Harun Ar Rasyid
Harun adalah khalifah ke 5 dari dinasti Abbasiyah dan
memerintah antara tahun 786-803 H ayahnya bernama Muhammad
Al Mahdi dan kakaknya bernama Musa Al-Hadi khalifah ke 3
dinasti abbasiyah. Pada masa Harun inilah puncak keemasan
dinasti abbasiyah dimana masa itu baghdadmenjadi salah satu kota
pusat ilmu pengetahuan.
Dan Harun ar rasyid dikenal sebagai khalifah yang taat
dalam beragama, dermawan dan sangat mencintai ilmu
pengetahuan banyak yang ia lakukan dalam perkembangan ilmu
pengetahuan diantaranya mengangkat Wazir, menjaga keamanan
dan ketertiban Negara, mengembangkan ilmu pengetahuan, serta
meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Harun pun mendirikan khazanah al hikmah yang
menyerupai jundishapur di sasania Persia namun bedanya
jundishapur hanya menyimpan puisi dan cerita-cerita untuk raja hal
ini membuat harun mengambil sikap tegas untuk mensejajarkan
kondisi walau berbeda-beda(amstrong 2003:67)
3. Khalifah Abdullah Al-Makmun
Lahir pada tahun 170 H dan dibesarkan dilingkungan istana
dinasti abbasiyah adapun Gurunya adalah Ja’far bin Yahya seorang
wazir pada masa khalifah Harun ar Rasyid untuk menyelesaikan
masalah dibidang pemerintah dan diberi tanggung jawab sebagai
penguasa wilayah timur yaitu wilayah Khurasan hingga Hamadan.
Al-Ma’mun dikenal sebagai khalifah yang cerdas dan
bijaksana dan gemar mengkaji, memperlajari ilmu pengetahuan.
Pada masa jabatannya lah beliau memfasilitasi serta mebangun
perpustakan diisi oleh berbagai buku-buku hingga membiayai dana
penerjemahan buku berbahasa yunani dan Persia ke dalam bahasa
arab.
Baitul hikmah nama perpustakaan yang dibangun oleh Al-
Makmun pada tahun 830M di Baghdad(badri yatim 2002:57),
perpustakaan yang diiisi dengan berbagai buku berbahasa asing
yang diterjemahkan kedalam bahasa arab kemudian diteliti dan
dikaji untuk kepentingan pembelajaran.baitul hikmah telah
melahirkan ilmuwan yang terkenal diantaranya Al-Kindi Hajjaj bin
Yusuf dll.
BAB III
KESIMPULAN

Zaman pemerintahan dinasti abbasiyah inilah yang membawa perubahan


yang sangat besar dari berbagai sector sehingga mampu menjadikan peradaban
islam yang lebih jaya karna pada zaman dinasti abbasiyah mampu membawa
puncak kejayaan dan keemasan.
Hal ini tidak luput dari para tokoh yang mampu memnjadikan lebih jaya
karna para tokoh masa pemerintahan dinasti abbasiyah lah yang mampu
melahirkan ilmuwan yang sangat terkenal akan karya-karyanya.para pemimpin
yang taat akan agama.
Daftar Pusaka

1. Badri yatim, sejarah peradaban islam


2. Abdurrahman, sejarah peradaban islam
3. Amstrong
4. Philps

Anda mungkin juga menyukai