A. PENGKAJIAN
Waktu : 28/12/2012
Tempat : Ruang Nusa Indah
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. Y
Umur : 15 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan : SMP
Alamat : Desa Silihwangi Kab. Majalengka
Tanggal Masuk Rumah Sakit : 26/12/2012
Cara Masuk Rumah Sakit : Masuk melalui UGD
Diagnosa Medis : Illeus Obstruktif Partial
Alasan dirawat : Perut nyeri, kembung, muntah, tidak
bisa buang air besar dan flatus
Keluhan Utama : Nyeri perut
Upaya yang telah dilakukan : Langsung dibawa ke UGD RSUD
Majalengka
Terapi/Operasi yang pernah dilakukan : IVFD RL 15 tetes/menit
Cefatoxim 2 x 1 gr, per IV
Ranitidin 2 x 1 ampul, per IV
Metronidazol 3 x 500 mg, per IV
Ketorolac 2 x 1 ampul, per IV
Dulcolak supp 0-0-1, per rectal
2. RIWAYAT KEPERAWATAN (NURSING HISTORY)
1) Riwayat Penyakit Sekarang
Nn. Y dirawat di RSUD Majalengka sejak 2 hari yang lalu, klien
langsung dibawa ke UGD RSUD Majalengka dengan keluhan mendadak
nyeri perut, tidak bisa buang air besar dan flatus. Pada saat dikaji klien masih
mengalami nyeri perut, nyeri berat dengan skala 7 (1-10), nyeri melilit dari
perut sekitar pusar (supra umbilikus) menyebar ke bagian atas, disertai
dengan muntah 2 kali, tidak bisa buang air besar (BAB) dan flatus, nyeri
timbul setiap 3-5 menit, nyeri bertambah jika tidur terlentang atau dalam
posisi miring, dan nyeri berkurang dalam posisi setengah duduk (semi
fowler).
2) Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada riwayat operasi dan sakit pada saluran pencernaan
sebelumnya.
3) Riwayat Penyakit Keluarga
Kakek dari ibu menderita penyakit hipertensi, tidak ada anggota yang
menderita penyakit keturunan (herediter) lainya, dan tidak ada anggota
keluarga yang mempunyai penyakit/kelainan bawaan lahir (congenital).
Keterangan :
: Laki-laki : Perempuan
: Klien : Meninggal
: Tinggal satu rumah
4) Keadaan Kesehatan Lingkungan
Menurut klien, merasa nyaman dengan lingkungan fisik maupun
sosialnya. Klien tinggal di pedesaan. Rumah klien bersifat permanen dengan
lantai keramik. Luas rumah kurang lebih 90 m2 yang terdiri dari 3 kamar
tidur, ruang tamu, ruang keluarga, dapur dan kamar mandi. Ventilasi dan
pencahayaan rumah melalui jendela kaca yang bisa dibuka tutup. Sumber air
minum dari sumur pompa, sarana pembuangan air limbah menggunakan
septik tank.
5) Riwayat Kesehatan Lainya
Tidak ada riwayat penggunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif.
4. Sistem Kardiovaskuler
Tidak ada peningkatan vena jugularis, Capillary Refill Time
(CRT) kembali kurang dari 2 detik, bunyi perkusi dullness pada daerah
ICS 2 lineasternal dekstra dan sinistra, terdengar jelas bunyi jantung S1
pada ICS 4 lineasternal sinistra dan bunyi jantung S2 pada ICS 2
linesternal sinistra tanpa ada bunyi tambahan, irama jantung reguler.
5. Sistem Urinaria
Tidak ada keluhan nyeri atau sulit BAK, tidak terdapat distensi
pada kandung kemih, tidak ada nyeri tekan pada daerah supra pubis,
terpasang cateter.
6. Sistem Endokrin
Pada saat dilakukan palpasi tidak ada pembesaran kelenjar
thyroid, tremor (-), tidak ada kretinisme, tidak ada gigantisme.
7. Sistem Muskuloskeletal
a) Ekstremitas Atas
Kedua tangan dapat digerakkan, reflek bisep dan trisep positif
pada kedua tangan. ROM (range of motion) pada kedua tangan
maksimal, tidak ada atrofi otot kedua tangan, terpasang infuse pada
tangan kiri.
b) Ekstremitas Bawah
Kedua kaki dapat digerakkan, tidak ada lesi, reflek patella
positif, reflek babinski negative, tidak ada varises, tidak ada edema.
Kekuatan otot :
5 5
5 5
Keterangan :
Skala 0 : Paralisis berat
Skala 1 : Tidak ada gerakkan, teraba / terlihat adanya kontraksi
otot sedikit
Skala 2 : Gerakan otot penuh menentang gravitasi
Skala 3 : Rentang gerak lengkap / normal menentang gravitasi
Skala 4 : (jari pergelangan tangan dan kaki, siku dan lutut, bahu
dan panggul) gerakan otot penuh sedikit tekanan
Skala 5 : (jari, pergelangan tangan dan kaki, siku dan lutut, bahu
dan panggul) gerakan otot penuh menentang gravitasi
dengan penahanan penuh
8. Sistem Reproduksi
Pertumbuhan payudara (+), tidak ada lesi, tidak ada benjolan
pada payudara. Klien mengalami haid pertama pada usia 12 tahun
(kelas 6 SD), siklus haid 28 hari, kadang-kadang nyeri haid
(dismenorhoe).
9. Sistem Integumen
Warna kulit sawo matang, keadaan kulit kepala bersih, rambut
ikal tumbuh merata, turgor kulit baik, tidak ada lesi, kuku pendek dan
bersih.
10. Sistem Persyarafan
Orientasi klien terhadap orang, tempat dan waktu baik.
a) Nervus I (Olfaktorius)
Fungsi penciuman hidung baik, terbukti klien dapat
membedakan bau kopi dan kayu putih.
b) Nerfus II (Optikus)
Fungsi penglihatan baik, klien dapat membaca koran pada
jarak sekitar 30 cm.
c) Nerfus III (Oculomotorius)
Reflek pupil mengecil sama besar pada saat terkena cahaya,
klien dapat menggerakkan bola matanya ke atas.
d) Nerfus IV (Tochlearis)
Klien dapat menggerakkan bola matanya kesegala arah.
e) Nerfus V (Trigeminus)
Klien dapat merasakan sensasi nyeri dan sentuhan, gerakan
mengunyah baik.
f) Nerfus VI (Abdusen)
Klien dapat menggerakkan matanya ke kanan dan ke kiri.
g) Nerfus VII (Facialis)
Klien dapat menutup kedua mata, menggerakkan alis dan
dahi, klien dapat tersenyum, ada rangsangan nyeri saat dicubit.
h) Nerfus VIII (Aksutikus)
Fungsi pendengaran baik, klien dapat menjawab pertanyaan
perawat tanpa diulang.
i) Nerfus IX (Glosofaringeal)
Fungsi pengecapan baik, klien dapat membedakan rasa
manis, asin dan pahit.
j) Nerfus X (Vagus)
Reflek menelan baik.
k) Nerfus XI (Asesorius)
Leher dapat digerakkan kesegala arah, klien dapat
menggerakkan bahunya.
l) Nerfus XII (Hipoglosus)
Klien dapat menggerakkan dan menjulurkan lidahnya.
b. Pola Aktifitas Sehari-hari
1. Pola Persepsi dan Tata Laksana Hidup Sehat
Klien berpandangan bahwa sehat itu sangat berharga karena saat
sakit ia tidak dapat melakukan aktivitas dengan bebas. Klien berusaha
untuk selalu berperilaku hidup sehat seperti cuci tangan sebelum
makan dan gosok gigi sebelum tidur dan sesudah makan,
mengkonsumsi makanan bergizi serta tidak menyalahgunakan obat-
obatan.
2. Pola Nutrisi dan Metabolisme
3. Pola Eliminasi
Sudah 3 hari di RS Klien tidak bisa BAB dan flatus, BAK
melalui catheter, warna urin kekuningan, jumlah ± 900 cc/24 jam. Di
rumah sakit klien menggunakan obat untuk merangsang BAB atau
pencahar (dulcolax supp, per rectal).
JENIS
Tanggal HASIL NILAI NORMAL ANALISA
PEMERIKSAAN
27/12/2012 HB 12,4 12-18 Normal
Leukosit 7800 4000-10.000 Normal
LED 40 0-20 Tinggi
SGOT 20 s/d 29 Normal
SGPT 18 s/d 29 Normal
Natrium 137 135-145 Normal
Kalium 4,2 3,5-5,5 Normal
B. Radiologi :
Kesan : Terdapat distribusi gas pada lambung, usus halus, colon sigmoid dan
rectum.
C. TERAPI :
Melalui traktus
spinotalamikus antero
lateralis
Thalamus
Cortex cerebri
Nyeri abdomen
dipersepsikan
DATA ETIOLOGI MASALAH
Data subjektif Obstruksi usus Gangguan pola eliminasi
Klien mengatakan Konstipasi
Peristaltik usus menurun
sudah 3 hari tidak
Refluk inhibisi spingter
bisa BAB dan terganggu
flatus
Spingter ani ekterna
Data objektif tidak relaksasi
Distensi abdomen
Refluk lama dalam colon
Peristaltik usus 3 dan rektum
kali/menit Konstipasi
Resiko hipovolemik
DATA ETIOLOGI MASALAH
Data subjektif Obstruksi usus Resiko perubahan nutrisi
Klien mengeluh kurang dari kebutuhan
badan lemes, kilen Peristaltik usus menurun
puasa tubuh
Data objektif
Klien tampak lemah Akumulasi cairan dan gas
Bising usus
3x/menit
Distensi abdomen Distensi abdomen
Perilaku tidak
Obyektif :
keluarga sering bertanya sesuai/Ungkapan verbal
mengenai keadaan dari ketidaktahuan
penyakitnya
Keluarga sering
mengulang pertanyaan
yang sama
28/12/2012 Kurang pengetahuan setelah diberikan pendidikan 1. Kaji pengetahuan klien tentang 1. Mempermudah dalam
berhubungan dengan kesehatan selama 1 x 30 penyakitnya memberikan penjelasan pada
keterbatasan kognitif, ditandai menit klien dan keluarga 2. Jelaskan tentang proses klien
dengan : mengerti tentang penyakit (tanda dan gejala), 2. Meningkatan pengetahuan
Data subjektif pengelolaan penyakitnya , identifikasi kemungkinan dan mengurangi cemas
Keluarga mengeluh dengan kriteria hasil : penyebab. Jelaskan kondisi
tidak tahu tentang Pasien dan keluarga tentangklien
pengelolaan mampu menjelaskan 3. Jelaskan tentang program 3. Mempermudah intervensi
penyakitnya kembali tentang pengobatan dan alternatif
penyakitnya pengobantan
Data objektif Mengenal kebutuhan 4. Diskusikan perubahan gaya 4. Mencegah keparahan
Keluarga sering perawatan dan hidup yang mungkin digunakan penyakit
bertanya mengenai pengobatan tanpa cemas untuk mencegah komplikasi
keadaan penyakitnya 5. Diskusikan tentang terapi dan 5. Memberi gambaran tentang
pilihannya pilihan terapi yang bisa
digunakan
DIAGNOSA TUJUAN DAN HASIL
TGL RENCANA TINDAKAN RASIONAL PARAF
KEPERAWATAN YANG DIHARAPKAN
28/12/2012 Resiko kekurangan volume Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji kebutuhan cairan pasien 1. Mengetahui kebutuhan cairan
cairan dan elektrolit perawatan luka selama 2 x pasien.
berhubungan dengan akumulasi 24 jam klien tidak 2. Observasi tanda-tanda vital 2. Perubahan yang drastis pada
cairan dalam lumen usus dan mengalami kekurangan tanda-tanda vital merupakan
ketidakefektifan penyerapan volume cairan dan elektrolit, indikasi kekurangan cairan.
usus halus, yang ditandai dengan kriteria hasil : 3. Observasi tingkat kesadaran 3. kekurangan cairan dan
dengan : TTV dalam batas normal dan tanda-tanda syok elektrolit dapat
Data subjektif Intake dan output cairan mempengaruhi tingkat
Klien mengeluh badan seimbang kesadaran dan mengakibatkan
lemas dan muntah Turgor kulit elastic syok.
Data objektif Mukosa lembab 4. Observasi bising usus pasien 4. Menilai fungsi usus
Klien tampak lemah Elektrolit dalam batas tiap 1-2 jam
Distensi abdomen (+) normal (Na: 135-147 5. Monitor intake dan output 5. Menilai keseimbangan cairan
Cairan NGT Hijau, mmol/L, K: 3,5-5,5 secara ketat
jumlah ± 400 cc mmol/L, Cl: 94-111 6. Pantau hasil laboratorium 6. Menilai keseimbangan cairan
mmol/L). serum elektrolit, hematokrit dan elektrolit
7. Beri penjelasan kepada pasien 7. Meningkatkan pengetahuan
dan keluarga tentang tindakan pasien dan keluarga serta
yang dilakukan: pemasangan kerjasama antara perawat-
NGT dan puasa. pasien-keluarga.
8. Kolaborasi dengan medik untuk 8. Memenuhi kebutuhan cairan
pemberian terapi intravena. dan elektrolit pasien.
28/12/2012 Resiko perubahan nutrisi Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan pengkajian nutrisi 1. Mengidentifikasi kebutuhan
kurang dari kebutuhan tubuh perawatan selama 2 x 24 dengan seksama
berhubungan dengan gangguan jam klien tidak mengalami 2. Auskultasi bising usus. 2. Kembalinya fungsi usus
absorbsi nutrisi yang ditandai perubahan nutrisi kurang menunjukan kesiapan untuk
dengan : dari kebutuhan tubuh, mencerna kembali.
Data subjektif dengan kriteria : 3. Mulai dengan nutrisi cairan 3. Menurunkan insiden kram
Klien mengeluh badan Tidak ada tanda-tanda perlahan, bila masukan oral abdomen dan mual.
lemes, klien puasa malnutrisi dimulai
Data objektif Berat badan stabil 4. Berikan makanan enteral atau 4. Untuk mengantisipasi
Klien tampak lemah Bising usus 6-12 parenteral jika diindikasikan. kebutuhan tubuh dalam
Bising usus 3x/menit kali/menit metabolisme
Distensi abdomen
D. IMPLEMENTASI TINDAKAN KEPERAWATAN
NO. DX
TGL JAM TINDAKAN KEPERAWATAN RESPON PARAF
KEPERAWATAN
o
28/12/2012 14.30 WIB DX 1 1. Mengobservasi TTV tiap shif 1. TD : 100/70 mmHg, Suhu 36,7 c, Nadi 84
kali/menit, Respirasi 24 kali/menit.
2. Mengkaji keluhan nyeri, karakteristik dan 2. Nyeri pada area supra umbilikus, nyeri
skala nyeri yang dirasakan pesien melilit, skala nyeri 7 (1-10), klien tampak
sehubungan dengan adanya distensi meringis.
abdomen
3. Memberikan posisi yang nyaman: posisi 3. Klien merasa lebih nyaman dalam posisi
semi fowler semi fowler
20.00 WIB 4. Mengajarkan dan menganjurkan tehnik 4. Klien merasa lebih rilek setelah dilakukan
relaksasi tarik nafas dalam saat merasa nyeri teknik relaksasi.
5. Kolaborasi dengan medik untuk terapi 5. Memberikan obat analgetik injeksi,
analgetik ketorolak 1 ampul iv
28/12/2012 15.00 WIB DX 2 1. Mengkaji dan mencatat frekuensi, warna 1. Klien belum BAB
dan konsistensi feces
2. Melakukan pemeriksaan auskultasi bising 2. Bising usus 3 x/menit
usus
3. Mengkaji adanya flatus 3. Klien belum flatus
4. Mengkaji adanya distensi abdomen 4. Distensi abdomen berkurang
5. Memberikan penjelasan kepada pasien dan 5. Klien dan keluarga dapat memahami
keluarga penyebab terjadinya gangguan penyebab terjadinya gangguan BAB,
dalam BAB keluarga dan klien kooperatip.
6. Kolaborasi dalam pemberian terapi 6. Memberikan dulcolax supp 1 tablet per
pencahar (Laxatif) rektal.
NO. DX
TGL JAM TINDAKAN KEPERAWATAN RESPON PARAF
KEPERAWATAN
28/12/2012 14.00 WIB DX 3 1. Memberikan pendidikan kesehatan 1. Setelah diberikan Penkes selama 1x30 menit
tentang manajemen teknik relaksasi, klien dan keluarga mampu menjelaskan
yang meliputi : kembali tentang pengertian nyeri dan relaksasi,
Pengertian nyeri dan relaksasi tujuan dan manfaat relaksasi dan klien mampu
Tujuan dan manfaat relaksasi mendemonstrasikan teknik relaksasi.
Cara/prosedur teknik relaksasi
28/12/2012 16.00 WIB DX 4 1. Mengkaji kebutuhan cairan pasien 1. Klien dipuasakan, muntah 2 kali, terpasang
NGT cairan warna hijau, jumlah 400 cc
2. Mengobservasi tanda-tanda vital 2. TD : 100/70 mmHg, Suhu 36,7 oC, Nadi 84
x/menit, Respirasi 24 x/menit
3. Mengobservasi tingkat kesadaran dan 3. Kesadaran komposmentis, GCS 15, Turgor
tanda-tanda syok kulit baik.
4. Mengobservasi bising usus pasien tiap 4. Peristaltik 3 kali/menit
1-2 jam
5. Memonitor intake dan output secara 5. Terasang infus asering 30 tetes/menit, output
ketat urine 300 cc pada urine bag
6. memantau hasil laboratorium serum 6. Hasil laboratorium : Na 137, K 4,2
elektrolit, hematokrit
7. Memberikan penjelasan kepada pasien 7. Klien dan keluarga mengerti tentang tindakan
dan keluarga tentang tindakan yang yang dilakukan, klien dan keluarga kooperatif.
dilakukan: pemasangan NGT dan
puasa.
8. Kolaborasi dengan medik untuk 8. Terpasang infus asering 30 tetes/menit
pemberian terapi intravena.
28/12/2012 16.30 WIB DX 5 1. Melakukan pengkajian nutrisi dengan 1. Klien puasa, berat badan 43 kg
seksama
2. Melakukan pemeriksaan auskultasi 2. Bising usus 3 kali/menit
bising usus.
E. CATATAN PERKEMBANGAN
NO. DX
TGL JAM CATATAN PERKEMBANGAN PARAF
KEPERAWATAN
28/12/2012 14.00 DX 1 Subyektif :
Klien masih mengeluh nyeri perut melilit dari supra umbilikus menyebar keatas.
Obyektif :
Klien tampak meringis, Skala nyeri 7 (1-10), TD 100/70 mmHg, Nadi 84 x/menit, R : 24
x/menit Suhu 36,7 oC
Analisa :
Masalah belum teratasi
Planning :
1. Observasi TTV tiap shif
2. Kaji keluhan nyeri, karakteristik dan skala nyeri yang dirasakan pesien sehubungan dengan
adanya distensi abdomen
3. Berikan posisi yang nyaman: posisi semi fowler
4. Ajarkan dan anjurkan tehnik relaksasi tarik nafas dalam saat merasa nyeri
5. Kolaborasi dengan medic untuk terapi analgetik
Implementasi :
1. Mengobservasi TTV tiap shif
2. Mengkaji keluhan nyeri, karakteristik dan skala nyeri yang dirasakan pesien sehubungan
dengan adanya distensi abdomen
3. Memberikan posisi yang nyaman: posisi semi fowler
Respon : Klien merasa lebih nyaman dalam posisi tidur semifowler
4. Mengajarkan dan menganjurkan tehnik relaksasi tarik nafas dalam saat merasa nyeri
5. Kolaborasi dengan medik untuk terapi analgetik
Respon : Memberikan injeksi ketorolac 1 ampul iv
Evaluasi :
Klien masih mengeluh nyeri
Lanjutkan intervensi
Subyektif :
15.00 DX 2 Klien mengatakan belum BAB, flatus (-)
Obyektif :
Distensi abdomen berkurang, peristaltik 3 x/menit
Analisa :
Masalah belum teratasi
Planning :
1. Kaji dan catat frekuensi, warna dan konsistensi feces
2. Auskultasi bising usus
3. Kaji adanya flatus
4. Kaji adanya distensi abdomen
5. Berikan penjelasan kepada pasien dan keluarga penyebab terjadinya gangguan dalam BAB
6. Kolaborasi dalam pemberian terapi pencahar (Laxatif)
Implementasi :
1. Mengkaji dan mencatat frekuensi, warna dan konsistensi feces
Respon : Belum BAB
2. Melakukan pemeriksaan auskultasi bising usus
Respon : Bising usus 3x/menit
3. Mengkaji adanya flatus
Respon : Flatus (-)
4. Mengkaji adanya distensi abdomen
Respon : Distensi abdomen berkurang
5. Memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga penyebab terjadinya gangguan dalam
BAB
6. Kolaborasi dalam pemberian terapi pencahar (Laxatif)
Respon : Memberikan dulkolac supp 1 tablet supp, per rectal
Evaluasi :
Klien belum BAB
Lanjutkan intervensi !
16.00 DX 4 Subyektif :
Klien mengatakan badan masih lemes, tidak muntah
Obyektif :
Turgor baik, TD 100/70 mmHg, N 88 x/menit, R 24 x/menit, Suhu 36,7 oC, cairan NGT ± 400
cc
Analisa :
Masalah belum teratasi
Planning :
1. Kaji kebutuhan cairan pasien
2. Observasi tanda-tanda vital
3. Observasi tingkat kesadaran dan tanda-tanda syok
4. Observasi bising usus pasien tiap 1-2 jam
5. Monitor intake dan output secara ketat
6. Pantau hasil laboratorium serum elektrolit, hematokrit
7. Beri penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang tindakan yang dilakukan: pemasangan
NGT dan puasa.
8. Kolaborasi dengan medik untuk pemberian terapi intravena
Implementasi :
1. Mengkaji kebutuhan cairan pasien
2. Mengobservasi tanda-tanda vital
3. Mengobservasi tingkat kesadaran dan tanda-tanda syok
4. Mengobservasi bising usus pasien tiap 1-2 jam
Respon : Peristaltik usus 3 x/menit
5. Memonitor intake dan output secara ketat
6. Memantau hasil laboratorium serum elektrolit, hematokrit
7. Memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang tindakan yang dilakukan:
pemasangan NGT dan puasa.
8. Kolaborasi dengan medik untuk pemberian terapi intravena
Respon : Terpasang infus asering drif alinamin F 1 ampul 30 tetes/menit
Evaluasi :
Klien tampak lemes, klien puasa
Lanjutkan intervensi
Subyektif :
16.30 DX 5 Klien mengatakan badan lemes, puasa.
Obyektif :
Klien tampak lemah, bising usus 3 x/menit, distensi abdomen (+), BB 43 kg
Analisa
Masalah belum teratasi
Planing
1. Lakukan pengkajian nutrisi dengan seksama
2. Auskultasi bising usus.
3. Mulai dengan nutrisi cairan perlahan, bila masukan oral dimulai
4. Berikan makanan enteral atau parenteral jika diindikasikan.
Implementasi :
1. Melakukan pengkajian nutrisi dengan seksama
2. Melakukan pemeriksaan auskultasi bising usus.
Evaluasi
Klien tampak lemah, klien puasa
Lanjutkan intervensi
29/12/2012 14.00 DX 1 Subyektif :
Klien mengatakan nyeri perut berkurang
Obyektif :
Skala nyeri 4 (1-10), TD 120/80 mmHg, Nadi : 80 x/menit, R : 20 x/menit
Analisa :
Masalah belum teratasi
Planning :
1. Observasi TTV tiap shif
2. Kaji keluhan nyeri, karakteristik dan skala nyeri yang dirasakan pesien sehubungan dengan
adanya distensi abdomen
3. Berikan posisi yang nyaman: posisi semi fowler
4. Ajarkan dan anjurkan tehnik relaksasi tarik nafas dalam saat merasa nyeri
5. Kolaborasi dengan medic untuk terapi analgetik
Implementasi :
6. Mengobservasi TTV tiap shif
7. Mengkaji keluhan nyeri, karakteristik dan skala nyeri yang dirasakan pesien sehubungan
dengan adanya distensi abdomen
8. Memberikan posisi yang nyaman: posisi semi fowler
Respon : Klien merasa nyaman dalam posisi tidur semifowler
9. Mengajarkan dan menganjurkan tehnik relaksasi tarik nafas dalam saat merasa nyeri
10. Kolaborasi dengan medik untuk terapi analgetik
Respon : Memberikan injeksi ketorolac 1 ampul iv
Evaluasi :
Klien masih mengeluh nyeri
Lanjutkan intervensi !
15.00 DX 2 Subyektif :
Klien mengatakan belum BAB, flatus (+)
Obyektif :
Distensi abdomen (-), peristaltik 6 x/menit
Analisa :
Masalah belum teratasi
Planning :
1. Kaji dan catat frekuensi, warna dan konsistensi feces
2. Auskultasi bising usus
3. Kaji adanya flatus
4. Kaji adanya distensi abdomen
5. Berikan penjelasan kepada pasien dan keluarga penyebab terjadinya gangguan dalam BAB
6. Kolaborasi dalam pemberian terapi pencahar (Laxatif)
Implementasi :
1. Mengkaji dan mencatat frekuensi, warna dan konsistensi feces
2. Respon : Belum BAB
3. Melakukan pemeriksaan auskultasi bising usus
4. Respon : Bising usus 6x/menit
5. Mengkaji adanya flatus
6. Respon : Flatus (+)
7. Mengkaji adanya distensi abdomen
8. Respon : Distensi abdomen (-)
9. Memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga penyebab terjadinya gangguan dalam
BAB
10. Kolaborasi dalam pemberian terapi pencahar (Laxatif)
11. Respon : Memberikan dulkolac supp 1 tablet supp, per rectal
Evaluasi :
Klien belum BAB
Lanjutkan intervensi !
16.00 DX 4 Subyektif :
Klien mengatakan badan masih lemes, puasa, tidak muntah
Obyektif :
Terpasang NGT, cairan jernih jumlah 100 cc, turgor baik, TD 120/80 mmHg, N 80 x/menit,
R 20 x/menit, Suhu 36,7 oC
Analisa :
Masalah belum teratasi
Planning :
1. Kaji kebutuhan cairan pasien
2. Observasi tanda-tanda vital
3. Observasi tingkat kesadaran dan tanda-tanda syok
4. Observasi bising usus pasien tiap 1-2 jam
5. Monitor intake dan output secara ketat
6. Pantau hasil laboratorium serum elektrolit, hematokrit
7. Beri penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang tindakan yang dilakukan: pemasangan
NGT dan puasa.
8. Kolaborasi dengan medik untuk pemberian terapi intravena
Implementasi :
1. Mengkaji kebutuhan cairan pasien
2. Mengobservasi tanda-tanda vital
3. Mengobservasi tingkat kesadaran dan tanda-tanda syok
4. Mengobservasi bising usus pasien tiap 1-2 jam
Respon : Peristaltik usus 6 x/menit
5. Memonitor intake dan output secara ketat
Respon : Klien dicoba minum, Urin jernih jumlah 300 cc
6. Memantau hasil laboratorium serum elektrolit, hematokrit
7. Memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang tindakan yang dilakukan:
pemasangan NGT dan puasa.
8. Kolaborasi dengan medik untuk pemberian terapi intravena
Respon : Terpasang infus asering drif alinamin F 1 ampul 30 tetes/menit
Evaluasi :
Klien masih tampak lemah, puasa, NGT terpasang
Lanjutkan intervensi.
Subyektif :
16.30 DX 5 Klien mengatakan badan lemes, sudah dicoba minum
Obyektif :
Klien masih tampak lemah, bising usus 6 x/menit, distensi abdomen (-), BB 43 kg
Analisa
Masalah belum teratasi
Planing
1. Lakukan pengkajian nutrisi dengan seksama
2. Auskultasi bising usus.
3. Mulai dengan nutrisi cairan perlahan, bila masukan oral dimulai
4. Berikan makanan enteral atau parenteral jika diindikasikan.
Implementasi :
1. Melakukan pengkajian nutrisi dengan seksama
2. Melakukan pemeriksaan auskultasi bising usus
3. Memulai dengan nutrisi cairan perlahan peroral
Respon : klien tidak muntah
Evaluasi
Klien masih tampak lemah
Lanjutkan intervensi
F. EVALUASI
NO. DX
TGL JAM EVALUASI PARAF
KEPERAWATAN
30/12/2012 14.00 DX 1 Subyektif :
Klien mengatakan nyeri sangat berkurang
Obyektif :
Klien tampak rileks, Skala nyeri 2 (1-10), TD 110/70 mmHg, Nadi : 80
x/menit, R : 20 x/menit
Analisa :
Masalah belum teratasi
Planning :
Lanjutkan intervensi :
1. Observasi TTV tiap shif
2. Kaji keluhan nyeri, karakteristik dan skala nyeri yang dirasakan pesien
sehubungan dengan adanya distensi abdomen
3. Berikan posisi yang nyaman: posisi semi fowler
4. Ajarkan dan anjurkan tehnik relaksasi tarik nafas dalam saat merasa
nyeri
5. Kolaborasi dengan medic untuk terapi analgetik
15.00 DX 2 Subyektif :
Klien mengatakan sudah BAB jam 6.00 WIB, konsistensi lembek, warna
kekuningan.
Obyektif :
Distensi abdomen (-), peristaltik usus 9 x/menit
Analisa :
Masalah teratasi
Planning :
Intervensi hentikan
NO. DX
TGL JAM EVALUASI PARAF
KEPERAWATAN
30/12/2012 16.00 DX 4 Subyektif :
Klien mengatakan badan masih lemes, sudah di coba minum air putih dan
susu.
Obyektif :
Turgor baik, TD 110/70 mmHg, N 80 x/menit, R 20 x/menit, Suhu 36,7 oC,
masih terpasang NGT di klem.
Analisa :
Masalah belum teratasi
Planning :
Lanjutkan intervensi :
1. Kaji kebutuhan cairan pasien
2. Observasi tanda-tanda vital
3. Observasi tingkat kesadaran dan tanda-tanda syok
4. Observasi bising usus pasien tiap 1-2 jam
5. Monitor intake dan output secara ketat
6. Pantau hasil laboratorium serum elektrolit, hematokrit
7. Beri penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang tindakan yang
dilakukan: pemasangan NGT dan puasa.
8. Kolaborasi dengan medik untuk pemberian terapi intravena
16.30 DX 5 Subyektif :
Klien mengatakan badan masih lemes
Obyektif :
Klien masih tampak lemah, bising usus 9 x/menit, BB 43 kg
Analisa
Masalah belum teratasi
Planing
Lanjutkan intervensi
1. Lakukan pengkajian nutrisi dengan seksama
2. Auskultasi bising usus.
3. Mulai dengan nutrisi cairan perlahan, bila masukan oral dimulai
4. Berikan makanan enteral atau parenteral jika diindikasikan