Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ABSTRAK
Penentuan spektrum IR kafein menggunakan alat spektrofotometer FTIR
dengan pelet KBr. Spektroskopi FTIR (Fourier Transform Infrared) merupakan
spektroskopi inframerah yang dilengkapi dengan transformasi Fourier untuk
deteksi dan analisis hasil spektrumnya. Kafein adalah salah satu jenis alkaloid
yang banyak terdapat dalam biji kopi, daun teh dan biji coklat. Analisis gugus
fungsi suatu sampel dilakukan dengan membandingkan pita absorbsi yang
terbentuk pada spektrum infra merah menggunakan tabel korelasi dan
menggunakan spektrum senyawa pembanding (yang sudah diketahui). Penentuan
Intensitas puncak kafein pada bilangan gelombang 1600-1700 cm-1. Gugus fungsi
yang terbentuk antara lain C-H, C=O, OH, dan gugus aromatik.
PENDAHULUAN
METODE
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan antara lain spektrofotometer IR, neraca analitik, dan
pembuat pelet. Bahan yang digunakan antara lain KBr dan kafein.
Prosedur Percobaan
Pembuatan pelet KBr dan penentuan kadar kafein dilakukan dengan 2 g
KBr dan 1 g kafein ditimbang dengan neraca analitik. Kemudian 2 g KBr di
masukan dalam oven selama 1 jam. Setelah itu, KBr ditutup dengan kertas
alumunium foil dan dimasukan dalam deskalator. KBr di ukur dengan FTIR
dengan cara dibuat pelet terlebih dahulu kemudian di ukur. Setelah itu kafein dan
KBr dicampur dan dibentuk pelet kemudian diukur spektrumnya dengan FTIR.
HASIL DAN PEMBAHASAN
345
295
245
Absorban
195
145
95
45
-5
3900 3400 2900 2400 1900 1400 900 400
Slope warna biru pada spektrum diatas menunjukan spektrum KBr sedangkan
slope warna orange menunjukan spektrum campuran KBr dan kafein. KBr
memiliki penyerapan lebih besar dibandingkan dengan campuran KBr dan kafein.
Spektrum campuran kafein dan KBr menunjukan intensitas puncak pada bilangan
gelombang 400 cm-1 menunjukan adanya gugus O-H. Intensitas puncak pada
daerah 1600-1700 cm-1 menunjukan adanya kafein. Hal ini sesuai dengan literatur
bahwa kafein intensitas puncaknya berada pada daerah bilangan gelombang 1600-
1700 cm-1 (Sundalian & Nugrahani 2018). Intensitas puncak pada bilangan sekitar
3400 cm-1 menunjukan adanya gugus aromatik. Gugus C-N tidak diserap pada
spektrum diatas. Serapan pada kafein memilki gugus fungsi yang bervariasi
karena kafein memiliki rumus kimia C8H10N4O2.
Spektrum KBr menunjukan intensitas puncak pada bilangan gelombang 400
-1
cm menunjukan adanya gugus O-H. Intensitas puncak pada bilangan gelombang
1650 cm-1 menjukan gugus fungsi C=O. Intensitas puncak pada bilangan
gelombang 3400 cm-1 menunjukan serapan gugus fungsi OH. Gugus fungsi yang
terbentkuk pada serapan KBr maupun campuran Kbr dengan kafein antara lain C-
H, C=O, OH, dan gugus aromatik. Perbandingan hasil spektrum dengan literatur
berbeda pada bilangan gelombang tiap gugus fungsi. Perbedaan hasil ini
disebabkan oleh karakteristik ikatan yang selalu berubah akibat adanya interaksi
antar atom atau preparasi yang tidak baik sehingga terjadi perubahan pada
penyerapannya. Faktor kesalahan lainnya antara lain terjadi kontaminasi pelet
KBr dengan air dan pelet KBr tidak terbentuk dengan baik.
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA