Anda di halaman 1dari 4

BAB V

PEMBAHASAN

A. Proses Pemberdayaan Ekonomi Yang Dilakukan Oleh UPK Setu


Babakan

Analisis mengenai pemberdayaan ekonomi yang dilakukan oleh UPK


Setu Babakan akan penulis sajikan dalam bentuk uraian dan pemaparan.
Pemberdayaan ekonomi ini dicanangkan oleh pemerintah DKI Jakarta
sebagai upaya untuk mengatasi kemiskinan di daerah DKI Jakarta
terutama di daerah sekitar Setu Babakan Jagakarsa Jakarta Selatan.

Pemberdayaan ekonomi yang dilakukan oleh UPK Setu Babakan ini


memiliki beberapa proses dalam pelaksanaanya. Berdasarkan salah satu
poin dari teori pemberdayaan masyarakat menurut Totok Mardikanto dan
Poerwoko Soebianto (2013:125-126), yaitu menyusun rencana kegiatan
kelompok berdasarkan hasil kajian. Dalam program pemberdayaan
ekonomi ini UPK Setu Babakan melakukan rencana kegiatan kelompok
berdasarkan hasil kajian mereka di Setu Babakan, yaitu sebagai berikut:

1. Sosialisasi dan mengidentifikasi potensi wilayah

Dalam proses kegiatan pemberdayaan ekonomi, UPK Setu Babakan


melaksanakan sosialisasi dan menggali potensi masyarakat sekitar hal
ini sesuai dengan teori Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebianto
(2013:125-126) dalam isi teori pemberdayaan masyarakat yaitu
mengidentifikasi dan mengkaji potensi wilayah, permasalahan, serta
peluang-peluangnya.

Sosialisasi yang dilakukan UPK Setu Babakan adalah seperti yang


dijelaskan oleh Bapak Buchori selaku salah satu pengelola Setu
Babakan dalam wawancara yang telah penulis lakukan (lihat
wawancara bab IV hal ....), yaitu dengan cara menanamkan nilai dari
potensi perkampungan budaya Betawi yang bisa dikembangkan untuk
pemberdayaan dan pelestarian budaya Betawi lalu selanjutnya mereka
tentukan kegiatan yang akan mereka laksanakan.
Setelah sosialisasi, selanjutnya UPK Setu babakan melakukan
identifikasi dari potensi yang dimiliki oleh masyarakat sekitar Setu
Babakan yaitu potensi dari makanan tradisional khas Betawi.

2. Program Kegiatan

Setelah melihat potensi yang ada di perkampungan Setu babakan


dari hasil sosialisasi dan identikasi, UPK Setu Babakan mulai
menyusun rencana kegiatan hal ini sesuai dengan teori pemberdayaan
Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebianto (2013:125-126), yaitu
menyusun rencana kegiatan kelompok berdasarkan hasil kajian. Hal ini
dibenarkan oleh bapak Bukchori selaku pengelola (lihat wawancara
bab IV hal ...) beliau menjelaskan bahwah ada beberapa program
kegiatan yang dilaksanakan seperti Workshop pembuatan makanan dan
minuman khas Betawi dan pertunjukan seni.

Kegiatan atau program yang dilaksanakan oleh UPK Setu Babakan


ini selalu berbentuk pelestarian budaya Betawi mulai dari pertunjukan
seni Betawi dan workshop pembuatan makanan dan minuman khas
Betawi, hal ini dilakukan bertujuan untuk merawat dan melestarikan
budaya Betawi agar tidak punah dan sirna ditelan jaman. Sesuai
dengan Perda DKI Jakarta No.3, 2005 tentang pembangunan
perkampungan budaya Betawi diarahkan untuk kelestarian budaya
Betawi, dan pemanfataan dan pengembangan budaya.

Selain dari pelestarian dan pengembangan budaya, hal ini juga


berdampak pada aspek ekonomi sekitar Setu Babakan yang menjadi
anggota dari UPK Setu Babakan. Dimana dengan adanya UPK Setu
Babakan ini masyarakat yang berprofesi sebagai pedagang makanan
atau minuman tradisional khas betawi ini merasa terbantu dalam hal
pemasaran produk.

Dalam hal penyusunan kegiatan ini UPK Setu Babakan memiliki


beberapa cara untuk menjadikan masyarakat sekitar Setu Babakan
menjadi terberdaya dalam penjualan atau pelestarian budaya khas
Betawi ini, diantaranya adalah:
a. Pembinanan

Untuk menunjang masyakarat yang terberdaya Upk Setu


Bababkan melakukan pembinanan terhadap masyarakat yang
menjadi anggota mereka. Dimana dalam pembinanaan ini
masyarakat diharapkan agar terbiasa dan terbuka wawasan
tentang ilmu kewirausahaan.

Dalam pembinaan ini terdapat proses yang harus dilalui oleh


para amggota atau pengrajin makanan dan minuman tradisional
khas Betawi yang ada di Setu Babakan, seperti yang dituturkan
oleh bapak Udin selalku pengrajin Dodol Betawi (lihat
wawancara bab IV hal....), dimana beliau mengatakan bahwa
sebelum mengikuti pembinaan para anggota harus mengikuti
beberapa persyaratan yang tekah disiapkan oleh para pengelola
seperti tes food, pengecekan bahan-bahan baku, dan lain
sebagainya.

Hal diatas menjelaskan bahwa tidak sembangarang


masyarakat bisa menjadi anggota binaan UPK Setu Babakan,
dimana makanan mereka harus persis dengan makanan khas
Betawi yang tedahulu. Selain itu juga, para pengrajin makanan
dan minuman khas Betawi harus mengikuti prosedur yang telah
ditetapkan salah satunya adalah lamanya mereka berjualan
makan atau minuman khas betawi itu.

Selain pembinaan program yang dilaksanakan adalah


pertujuan seni tradisional khas Betawi, kegiatan ini dilaksanakan
untuk menarik pengunjung datang ke kawasan wisata Setu
Babakan dan untuk membangkitkan kembali minat masyarakat
akan kebudayaan yang dimiliki oleh suku Betawi.

b. Workshop Pertunjukan

Program yang dilaksanakan oleh UPK Setu Babakan selain


pembinaan juga tersedia workshop pertunjukan. Kegiatan ini
berisi tentang pengenalan dan cara pembuatan makanan atau
minuman tradisional khas Betawi yang sudah jarang kita temui
lagi keberadaannya baik itu untuk diperjual belikan maupun
untuk menjadi sajian dan cemilan. Selain untuk memperkenalkan
makana khas yang sudah jarang ditemui, workshop ini juga
dimanfaatkan oleh UPK Setu Babakan sebagai ajkang
memperkenalkan para pedagang makanan dan minuman
tradisional khaw betwai yang masih bertahan dijaman sekarang.

Program workshop ini sangat bermanfaat bagi para pedagang


atau anggota binaan UPK Setu Babakan sebagai ajang promosi
dan pemasaran produk mereka, selain itu para pedangan juga bisa
mendapat hasil lebih dari menjadi pembicara dalam kegiatan
workshop ini.

3. Implementasi Kegiatan Program

4. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Program

Pada tahapan ini UPK Setu Babakan melakukan kegiatan


monitoring dan evaluasi kegiatan program secara rutin yaitu satu bulan
sekali. Hal ini sesuai dengan salah satu poin dari teori pemberdayaan
Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebianto (2013:125-126), yaitu
memantau proses dan hasil kegiatan secara terus menerus secara
partipatif (lihat kajian teori bab II hal ....).

Kegiatan monitoring dan evaluasi ini dilaksanakan oleh UPK Setu


Babakan untuk melihat dan mengawasi kualitas bahan baku, kualitas
kesehatan yang ditimbulkan oelh makanan atau minuman yang mereka
sajikan, dan mutuk dari makan dan minuman itu sendiri, seperti yang
dijelaskan oleh bapak Udin selaku penjual dodol Betawi (lihati
wawancara bab IV hal....).

Namun selama pandemi Covid-19 terjadi, proses kegiatan


monitoring dan kegiatan evaluasi ini dihentikan terlibih dahulu dengan
alasan demi keselamatan kita semua, selain itu juga kegiatan wisata
yang ada Setu babakan juga dihentikan sejenak oleh pemerintah DKI
Jakarta, jadi para pengelola UPK tidak melaksanakan kegiatan
monitoring dan evaluasi.

Anda mungkin juga menyukai