Report Bab II
Report Bab II
Menurut Eddy Papilaya yang dikutip oleh Zubaedi, bahwa Pemberdayaan adalah upaya
untuk membangun kemampuan masyarakat, dengan mendorong, memotivasi,
membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki dan berupaya untuk
mengembangkan potensi itu menjadi tindakan nyata (Zubaedi, 2007:42). Pada
hakikatnya pemberdayaan merupakan penciptaan suasana atau iklim yang
memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling).
Logika ini didasarkan pada asumsi bahwa tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa
memiliki daya. Setiap masyarakat pasti memiliki daya, akan tetapi kadang-kadang
mereka tidak menyadari atau daya tersebut masih belum diketahui secara eksplisit. Oleh
karena itu daya harus digali dan kemudian dikembangkan.
Jika asumsi ini berkembang maka pemberdayaan adalah upaya untuk membangun
daya, dengan cara mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan
potensi yang dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya. Di samping itu
hendaknya pemberdayaan jangan menjebak masyarakat dalam perangkap
ketergantungan (charity), pemberdayaan sebaliknya harus mengantarkan pada proses
kemandirian. (Tri Winari, 1998: 76). Pemberdayaan masyarakat memerlukan keterlibatan
masyarakat secara aktif.
Menurut Soetomo masyarakat adalah sekumpulan orang yang saling berinteraksi secara
kontinyu, sehingga terdapat relasi sosial yang terpola, terorganisasi. Manusia, baik
sebagai individu maupun sebagai warga masyarakat mempunyai kebutuhan. Masyarakat
memiliki hak untuk dapat hidup sejahtera dengan memiliki keterampilan serta
pengetahuan yang cukup sehingga terlepas dari kesusahan dan kemiskinan agar dapat
hidup lebih layak sesuai dengan ketentuan yang ada (Soetomo, 2011:25).
Pemberdayaan masyarakat adalah salah satu metode pekerjaan sosial yang tujuan
utamanya untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat melalui pendayagunaan
sumber-sumber yang ada pada mereka serta menekankan pada prinsip partisipasi
sosial. Prinsip pengembangan masyarakat yang menjadi acuan dasar dalam
pengembangan masyarakat yaitu: Prinsip ekologis yaitu prinsip yang
mengkolaborasikan pembangunan masnusia dan fisik yang bersifat Sustainability dan
memperhatikan keseimbangan alam dan kelangsungan keanekaragaman hayati.
Prinsip Justice menyatakan bahwa program harus bermanfaat bagi seluruh lapisan
masyarakat tanpa adanya stratifikasi sosial. Prinsip program dimana hasil adalah tujuan
akhir yang dicapai proses menjadi prioritas untuk membentuk kemandirian dan
keswadayaan masyarakat. Salah satu dari bentuk pemberdayaan masyarakat dapat
dilihat dari kemampuan individu yang senyawa dalam masyarakat dan membangun
pemberdayaan masyarakat yang bersangkutan.
Suatu masyarakat yang sebagian besar anggotanya sehat fisik dan mental, terdidik dan
kuat, tentu memiliki keberdayaan yang tinggi. Pemberdayaan masyarakat merupakan
unsur dasar yang memungkinkan suatu masyarakat bertahan, dan dalam pengertian
yang dinamis mengembangkan diri dan mencapai kemajuan. Soesmono berpendapat
bahwa “didalam setiap pelaksanaan pemberdayaan masyarakat, setiap fasilitator harus
memahami dan mampu memilih metode pemberdayaan paling baik sebagai suatu cara
yang terpilih untuk tercapainya tujuan pemberdayaan masyarakat yang
dilaksanakannya” (Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato. 2012, 52-61).
Artinya, tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa daya, karena, kalau demikian akan
sudah punah. Membangun daya (demand), yaitu upaya untuk membangun daya itu,
dengan mendorong memotivasikan dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang
dimiliki masyarakat serta berupaya untuk mengembangkannya. Dalam rangka ini
diperlukan langkah-langkah lebih positif, selain dari hanya menciptakan iklim dan
suasana.
Memperkuat (empowering), yaitu memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh
masyarakat. Perkuatan ini meliputi langkah-langkah nyata, dan menyangkut penyediaan
berbagai masukan (input), serta pembukaan akses ke dalam berbagai peluang
(opportunities) yang akan membuat masyarakat menjadi makin berdaya. Proses dan
Tujuan Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah proses dan
tujuan.
Dalam konteks ini, kekuatan atau kemampuan dengan mendorong (encourage) dan
membangkitkan kesadaran (awareness) akan potensi yang dimiliki serta berupaya
mengembangkannya. Memperkuat potensi daya yang dimiliki oleh masyarakat
(empo-wering), sehingga diperlukan langkah yang lebih positif, selain dari iklim atau
suasana. Memberdayakan juga mengandung arti melindungi. Dalam proses
pemberdayaan, harus dicegah yang lemahkarena kekurangan berdayanya dalam
menghadapi yang kuat.
Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin
dicapai oleh sebuah perubahan sosial yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki
kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya, baik yang bersifat fisik, ekonomi maupun sosial, seperti memiliki
kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian,
berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas
kehidupannya (Edi Suharto, 2005:59-60).
Tentunya kemandirian yang dimaksud tidak hanya dari aspek ekonomi saja, tapi juga
secara sosial, budaya, hak bersuara/berpendapat, bahkan sampai pada kemandirian
masyarakat dalam menentukan hak-hak politiknya. Tujuan utama pemberdayaan adalah
memperkuat kekuasaan masyarakat, khususnya kelompok lemah yang memiliki
ketidakberdayaan, baik karena kondisi internal (persepsi mereka sendiri), maupun
karena kondisi eksternal (ditindas oleh struktur sosial yang tidak berlaku adil).
Lemah secara khusus, yaitu seperti manula anak-anak, remaja, penyandang cacat,
gay-lesbian, masyarakat terasing. Lemah secara personal, yaitu orang orang yang
mengalami masalah pribadi atau keluarga. Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan
orang, khususnya kelompok rentan dan lemah seperti yang telah dijelaskan di atas
sehingga mereka bisa memiliki kekuatan atau kemampuan dalam beberapa hal, antara
lain: Memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan.
Tidak hanya bebas dalam mengemukakan pendapat, melainkan bebas dari kelaparan,
bebas dari kebodohan dan bebas dari kesakitan. Menjangkau sumber-sumber produktif
yang mungkin mereka dapat meningkatkan pendapatannya sehingga dapat
memperoleh barangbarang dan jasa-jasa yang mereka perlukan. Berpartisipasi dalam
proses pembangunan dan keputusankeputusan yang mempengaruhi mereka.
Perbaikan Usaha (Better Business): Dengan adanya perbaikan pendidikan atau semangat
untuk belajar, perbaikan aksesibilitas atau keterjangkauan, serta perbaikan kelembagaan
diharapkan dapat memperbaiki usaha yang dijalankan. Perbaikan Pendapatan (Better
Income): Adanya aktivitas dalam rangka perbaikan bisnis atau usaha di area binaan
maka diharapkan dapat juga meningkatkan pendapatan masyarakat binaan. Perbaikan
Lingkungan (Better Environment): Adanya usaha untuk memperbaiki pendapatan maka
diharapkan masyarakat juga bisa memperbaiki lingkungan.
Dilihat dari pendapat tersebut berarti pemberdayaan melalui suatu masa proses belajar
hingga mencapai status mandiri, meskipun demikian dalam rangka mencapai
kemandirian tersebut tetap dilakukan pemeliharaan semangat, kondisi dan kemampuan
secara terus menerus supaya tidak mengalami kemunduran lagi. Menurut Soekanto
(1987:63) pemberdayaan masyarakat memiliki tujuh tahapan atau langkah yang harus
dilakukan, yaitu sebagai berikut: Tahap Persiapan.
Pada tahapan ini ada dua tahapan yang harus dikerjakan, yaitu: pertama, penyimpanan
petugas, yaitu tenaga pemberdayaan masyarakat yang bisa dilakukan oleh community
woker, dan kedua penyiapan lapangan yang pada dasarnya diusahakan dilakukan secara
non-direktif. Tahapan pengkajian (assessment). Pada tahapan ini yaitu proses
pengkajian dapat dilakukan secara individual melalui kelompok-kelompok dalam
masyarakat.
Dalam hal ini petugas harus berusaha mengidentifikasi masalah kebutuhan yang
dirasakan (feel needs) dan juga sumber daya yang dimiliki klien. Tahap perencanaan
alternatif program atau kegiatan. Pada tahapan ini petugas sebagai agen perubahan
(exchange agent) secara partisipatif mencoba melibatkan warga untuk berfikir tentang
masalah yang mereka hadapi dan bagaimana cara mengatasinya. Dalam konteks ini
masyarakat diharapkan dapat memikirkan beberapa alternatif program dan kegiatan
yang dapat dilakukan.
Kerja sama antar petugas dan masyarakat merupakan hal penting dalam tahapan ini
karena terkadang sesuatu yang sudah direncanakan dengan baik melenceng saat di
lapangan. Tahap evaluasi. Evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas
program pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan sebaiknya dilakukan dengan
melibatkan warga.
Dengan keterlibatan warga tersebut diharapkan dalam jangka waktu pendek biasanya
membentuk suatu sistem komunitas untuk pengawasan secara internal dan untuk
jangka panjang dapat membangun komunikasi masyarakat yang lebih mendirikan
dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Tahap terminasi. Tahap terminasi
merupakan tahapan pemutusan hubungan secara formal dengan komunitas sasaran.
Dalam tahap ini diharapkan proyek harus segera berhenti.
Prinsip justice, menyatakan bahwa setiap program harus bermanfaat bagi seluruh
lapisan masyarakat tanpa adanya stratifikasi sosial. Prinsip proses, dimana hasil adalah
tujuan akhir yang dicapai. Proses menjadi prioritas untuk membentuk kemandirian dan
keswadayaan masyarakat. Menurut Aswas (2014: 58-60), dalam kegiatan pemberdayaan
khususnya yang ditujukan kepada masyarkat, aparat/agen pemberdayaan perlu
memegang beberapa prinsip dalam pemberdayaan masyarakat, yang menjadi acuan
dalam pelaksanaan sehingga kegiatan dapat berjalan dengan benar dan tepat, sesuai
dengan hakikat dan konsep pemberdayaan.
Menumbuhkan kembali nilai-nilai budaya dan kearifan lokal, seperti jiwa gotong royong,
yang muda menghormati orang yang lebih tua, dan yang lebih tua menyayangi yang
lebih muda, karena hal ini menjadi modal sosial dalam pembangunan. Dilaksanakan
secara bertahap dan berkesinambungan, karena merupakan sebuah proses yang
membutuhkan waktu, dilakukan secara logis dan sederhana menuju ke hal yang lebih
kompleks.
Memperhatikan keragaman karakter, budaya dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang
sudah mengakar atau berlangsung lama secara turun temurun Memperhatikan seluruh
aspek kehidupan masyarakat, terutama aspek sosial dan ekonomi Tidak ada unsur
diskriminasi, utamanya terhadap perempuan Selalu menerapkan proses pengambilan
keputusan secara partisipatif, seperti penetapan waktu, materi, metode kegiatan dan
lain-lain Menggerakkan partisipasi masyarakat dalam berbagai bentuk, baik yang
bersifat fisik (materi, tenaga, bahan) maupun non fisik (saran, waktu, dukungan)
Aparat/agen pemberdayaan bertindak sebagai Fasilitator yang harus memiliki
kemampuan/kompetensi sesuai dengan potensi, kebutuhan, masalah yang dihadapi
masyarakat. Mau bekerjasama dengan semua pihak/institusi maupun lembaga
masyarakat /LSM yang terkait.
Dari penjelasan yang telah di kemukakan, bisa diambil kesimpulan bahwa manusia
(masyarakat) sangat membutuhkan lingkungan, baik untuk bertahan hidup dengan cara
memanfaatkan sumber daya yang ada, ataupun bersosial dengan manusia lainnya.
Dengan ini sudah selayaknya manusia dapat menjaga dan memberdayakan lingkungan
dengan baik dan penuh tanggung jawab.
Pada masa depan perlu dikembangkan lebih lanjut potensi keswadayaan masyarakat,
terutama keterlibatan masyarakat pada berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan
ketahanan sosial, dan kepedulian mayarakat luas dalam memecahkan masalah
kemasyarakatan termasuk didalamnya lingkungan, seperti lingkungan tempat tinggal
mereka baik di kawasan hutan, bantaran sungai, kawasan konservasi, dan lain
sebagainya.
Disamping penghematan, yang tidak kalah pentingnya adalah, pencarian sumber daya
alternatif guna memperoleh energi, misalnya berupa biogas, energi angin, energi surya,
dan lain-lain. c. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai pembina lingkungan hidup. Hal
ini mengandung pengertian bahwa mengubah sifat manusia Indonesia dari perusak
lingkungan menjadi Pembina lingkungan, sehingga diharapkan mampu melestarikan
kemampuan lingkungan yang serasi dan seimbang. d. Terlaksananya pembanguna
berwawasan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan yang akan dating.
(1999: 29) partisipasi bisa diartikan sebagai keterlibatan seseorang secara sadar ke
dalam interaksi sosial dalam situasi tertentu. Dengan pengertian itu, seseorang bisa
berpartisipasi bila ia menemukan dirinya dengan atau dalam kelompok, melalui
berbagai proses berbagi dengan orang lain dalam hal nilai, tradisi, perasaan, kesetiaan,
kepatuhan dan tanggung jawab bersama.
Partisipasi adalah pemantapan dialog antara masyarakat setempat dengan para staf
yang melakukan persiapan, pelaksanaan, monitoring proyek, agar supaya memperoleh
informasi mengenai konteks lokal, dan dampak-dampak sosial. Partisipasi adalah
keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan, dan lingkungan mereka.
Siregar (2001:19) dalam tesisnya menyatakan bahwa partisipasi dapat dilihat dalam
berbagai pandangan.
Pertama, kontribusi secara sukarela dari komunitas terhadap suatu program untuk
masyarakat, keterlibatan masyarakat dalam proses pembuatan keputusan dan dalam
implementasi program serta menikmati bersama keuntungan-keuntungan dari program
pembangunan. Keterlibatan masyarakat dalam mengevaluasi program, suatu proses
aktif, dimana rakyat dari suatu komunitas mengambil inisiatif dan menyatakan dengan
tegas otonomi mereka. Kedua, meningkatkan kontrol terhadap sumber daya dan
mengatur lembaga-lembaga dalam situasi sosial yang ada.
Jiwa partisipasi masyarakat tersebut adalah semangat solidaritas sosial yaitu hubungan
sosial yang selalu didasarkan pada perasaan moral bersama, kepercayaan bersama dan
cita-cita bersama (Kusnaka & Harry, 2004:24). Peningkatan partisipasi masyarakat
merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat (social empowerment) secara
aktif yang berorientasi pada pencapaian hasil pembangunan yang dilakukan dalam
masyarakat (pedesaan) (Rahardjo Adisasmita, 2006: 35).
Alasan kedua, yaitu bahwa masyarakat akan lebih mempercayai proyek atau program
pembangunan jika merasa dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanannya,
karena mereka akan lebih mengetahui seluk beluk proyek tersebut dan akan
mempunyai rasa memiliki terhadap proyek tersebut. Berbagai usaha untuk mencapai
proyek-proyek dinegara berkembang menunjukkan bahwa bantuan masyarakat akan
sulit diharapkan apabila mereka tidak diikutsertakan.
Alasan ketiga, partisipasi menjadi urgen karena timbul anggapan bahwa merupakan
suatu hak demokrasi jika masyarakat dilibatkan dalam pembangunan masyarakat.
Konteks ini, masyarakat memiliki hak untuk memberikan saran dalam menentukan jenis
pembangunan yang akan dilaksanakan didaerah mereka. Hal ini selaras dengan konsep
mancentered development yaitu jenis pembangunan yang lebih diarahkan pada
perbaikan nasib manusia dan tidak sekedar sebagai alat pembangunan itu sendiri.
Selain itu, ekowisata juga merupakan kegiatan wisata yang dilakukan dalam skala kecil
baik pengunjung maupun pengelola wisata. Konsep pembangunan pariwisata yang
memperhatikan adanya keseimbangan antara aspek kelestarian alam dan ekonomi
adalah konsep ekowisata dan wisata minat khusus (Fandeli, 2002).
Tentu terdapat banyak green enterpreneures yang berada di garis depan usaha
konservasi ini, tetapi mereka pada umumnya belum memahami ekowisatawan sebagai
sesuatu yang lebih dari pada suatu bentuk pariwisata massal yang berdampak kecil
terhadap lingkungan. Keadaan tersebut dapat dilihat dari bentuk-bentuk promosi
penjualan tiket perjalanan ke kawasan pelestarian alam yang disebut ekowisata.
Hal ini terjadi karena ekowisata adalah konsep yang sangat rentan terhadap berbagai
interpretasi, tergantung pada siapa yang menginterpretasikan mengapa dan dimana.
Meskipun demikian dari perkembangannya dapat dikatakan beberapa kriteria standar
tentang bagaimana seharusnya ekowisatawan yang telah diterima secara umum yaitu :
a. Melestarikan lingkungan. b. Secara ekonomis menguntungkan c. Memberi manfaat
bagi masyarakat sekitar.
Lebih jauh lagi ekowisata digunakan sebagai satu intsrumen untuk usaha konservasi
ekologis dan ekobudaya serta bentuk pengelolaan sumberdaya alam berkelanjutan, alat
pengembangan masyarakat, pengembangan wilayah, usaha hijau dan ekologi sosial
terapan (Gunardi Djoko Winarto dan Sugeng Prayitno Hariyanto, 2017:10-19). Konsep
Dasar Ekowisata Ekowisata pada hakikatnya adalah aktivitas yang melibatkan lingkungan
hidup, dimana kita akan memanfaatkan alam untuk dijadikan sebuah objek wisata.
Maka dari itu, konsep dasar ekowisata harus harus memperhatikan lingkungan, dengan
adanya perhatian terhadap lingkungan dapat meminimalisir dampak negatif dari
ekowisata itu sendiri terhadap lingkungan yang diakibatkan oleh pembangunan
ekowisata yang berlebihan. Jika pembangunan suatu ekowisata memerhatikan
lingkungan maka akan mewujudkan ekowisata yang berkelanjutan dan ekowisata
tersebut bukan hanya untuk dimanfaatkan dimasa sekarang saja namun bisa
dimanfaatkan dan di rasakan dimasa yang akan datang.
Menurut I Nyoman (2017:16) Konsep pembangunan pariwisata yang memperhatikan
adanya keseimbangan antara aspek kelestarian alam dan ekonomi adalah konsep
ekowisata dan wisata minat khusus (Fandeli, 2002). Melalui ekowisata, wisatawan dan
seluru komponen yang terkait dengan penyelenggaraan wisata diajak untuk lebih peka
terhadap masalah lingkungan dan sosial sehingga diharapkan sumberdaya alam tetap
lestaridan wisatawan mempunyai apresiasi lingkungan yang tinggi.
Kedua, wisata ini mengutamakan penggunaan fasilitas akomodasi yang diciptakan dan
dikelola oleh masyarakat kawasan wisata itu. Prinsipnya, akomodasi yang tersedia
bukanlah perpanjangan tangan hotel internasional dan makanan yang ditawarkan juga
bukan makanan berbahan baku impor, melainkan semuanya berbasis produk lokal.
Termasuk dalam hal ini adalah penggunaan jasa pemandu wisata lokal.
Oleh sebab itu wisata ini memberikan keuntungan langsung bagi masyarakat lokal.
Ketiga, perjalanan wisata ini menaruh perhatian besar pada lingkungan alam dan
budaya lokal. Wisatawan tidak menuntut masyarakat lokal agar menciptakan
pertunjukan dan hiburan.
Akan tetapi mendorong mereka agar diberi peluang untuk menyaksikan upacara dan
pertunjukan yang sudah dimiliki masyarakat setempat. Prinsip Ekowisata Pada
prinsipnya ekowisata mengacu pada pelestarian lingungan, sosial dan budaya lokal.
Yang mana dalam pengembangan ekowita mengaharuskan pengelola untuk dapat
menjaga lingkungan bukan hanya mengejar visi dan misi yang telah disepakati, prinsip
ini menjadi tanggung jawab para pengelola agar ekowisata dapat berjalan dan tidak
menimbulkan dampak yang tidak diinginkan.
I Nyoman (2017:21-22) berpendapat bahwa terdapat prinsip-prinsip ekowisata yang
terdiri dari 8 prinsip utama yang bisa dijadikan pegangan, antara lain : Memiliki fokus
area natural (natural area focus) yang memungkinkan wisatawan memiliki peluang untuk
menikmati alam secara personal serta langsung. Menyediakan interpretasi atau jasa
pendidikan yang memberikan peluang kepada wisatawan untuk menikmati alam
sehingga mereka menjadi lebih mengerti, lebih mampu mengapresiasi serta lebih
menikmati. Kegiatan terbaik yang dapat dilakukan dalam rangka keberlanjutan secara
ekologis.
Menurut The International Ecoturism Scoiety yang dikutip oleh Damanik dan Weber,
terdapat beberapa kriteria yang menjadi bahan pertimbangan wisatawan dalam mimilih
produk-produk ekowisata, diantaranya sebagai berikut : Dari segi aspek pendidikan dan
informasi Wisatawan biasanya mempelajari terlebih dahulu latar belakang sosial dan
budaya masyarakat di daerah tujuan sebelum mereka memilih tujuan daerah wisata
tersebut.
Dari segi aspek sosial dan budaya daerah tujuan wisata Wisatawan menaruh perhatian
besar pada budaya di daerah tujuan menjadi salah satu daya tarik yang di perhitungkan.
Dari segi aspek lingkungan yang alamiah Aspek lingkungan yang alamiah menjadi
produk wisata yang di incar oleh wisatawan. Dari segi aspek estetika reputasi Keindahan
dan otentitas objek wisata merupakan kebutuhan yang elementer dalam berwisata.
Meskipun iklim, biaya dan daya tarik menjadi kriteria pilihan berwisata, namun
wisatawan sangat peduli pada etika kebijakan dan pengelolaan lingkungan. Mereka
melakukan penilaian pada tour operator penyedia jasa, apakah industri pariwisata
tersebut memiliki kebijakan yang mendukung konservasi lingkungan dan budaya lokal
(Arif, 2013:264).
Sedangkan Eplerwood (1999) dalam Fandeli, yang di kutip oleh I Nyoman (2017:22-23)
pada bukunya yang berjudul “EKOWISA, Pengembangan, Partisipasi Lokal, dan
Tantangan Ekowisata”, menyebutkan ada delapan prinsip dalam pengembangan
ekowisata, antara lain : Mencegah dan menanggulangi dampak dari aktivitas wisatawan
terhadap alam dan budaya. Pencegahan dan penanggulangan diseuaikan dengan sifat
dan karakter alam dan budaya setempat. Pendidikan konservasi lingkungan.
Mendidik wisatawan dan masyarakat setempat akan pentingnya arti konservasi. Proses
pensisikan ini dapat dilakukan langsung di alam. Pendapatan langsung untuk kawasan.
Mengatur agar kawasan yang digunakan untuk ekowisata dan manajemen pengelola
kawasan pelestarian dapat menerima langsung penghasilan atau pendapatan. Retribusi
dan pajak konservasi dapat dipergunakan secara langsung untuk membina,
melestarikan dan meningkatkan kualitas pelestarian alam.
Apabila ada upaya disharmonize dengan alam akan merusak produk ekowisata ini.
Seperti hindarkan sejauh mungkin penggunaan minyak, mengkonservasi flora dan fauna
serta menjaga keaslian budaya masyarakat. Daya dukung lingkungan, pada umumnya
lingkungan alam mempunyai daya dukung yang lebih rendah dibanding daya dukung
kawasan buatan.
Meskipun permintaan sangat banyak, tetapi daya dukunglah yang membatasi. Peluang
penghasilan pada porsi yang besar terhadap negara. Apabila suatu kawasan pelestarian
dikembangkan untuk ekowisata, maka belanja wisatawan didorong sebesar-besarnya
dinikmati oleh negara atau pemerintah daerah setempat. Dampak Ekowisata Segala
aktivitas yang kita lakukan di dunia ini pasti akan menghasilkan dampak baik itu
terhadap lingkungan, sosial, ekonomi, budaya dan lain-lain.
Kemudian, manfaat lain dari kegiatan ekowisata juga dapat berupa meningkatnya nilai
ekonomi sumberdaya ekosistem, meningkatnya upaya pelestarian lingkungan,
meningkatnya keuntungan langsung dan tidak langsung dari para stakeholders,
terbangunnya konstituensi untuk konservasi secara lokal, nasional, dan internasional,
meningkatnya promosi penggunaan sumberdaya alam secara berkelanjutan, serta
berkurangnya ancaman terhadap keanekaragaman hayati yang ada di obyek wisata.
Oleh karena itu diperlukan perangkat kebijakan dalam menata kegiatan ekowisata agar
dapat memberikan efek positif yang besar, dan terhindar dari dampak negatif.
Hubungan Ekowisata dengan Pengembangan Masyarakat Pemberdayaan masyarakat
dalam pengelolaan obyek wisata merupakan salah satu yang ada dalam ekowisata dan
partisipasi masyarakat merupakan bagian yang saling berkaitan dalam proses
pemberdayaan.
Ekowisata berbasis masyarakat merupakan usaha yang menitik beratkan peran aktif
masyarakat, hal tersebut didasarkan kepada kenyataan bahwa masyarakat memiliki
pengetahuan tentang alam serta budaya yang menjadi potensi dan nilai jual sebagai
daya tarik wisata, sehingga keterlibatan masyarakat menjadi mutlak. Pola ekowisata
berbasis masyarakat mengakui hak masyarakat lokal dalam mengelola kegiatan wisata
di kawasan yang mereka miliki secara adat ataupun sebagi pengelola.
Daerah Aliran Sungai Daerah aliran sungai atau sering disingkat DAS adalah suatu
kesatuan wilayah tata air yang terbentuk secara alamiah, dimana semua air hujan yang
jatuh ke daerah ini akan mengalir melalui sungai dan anak sungai yang berkaitan.
Definisi lain menurut Robert dan Roestam mengenai pengertian DAS yaitu daerah
tertentu yang bentuk dan sifat alamnya sedemikian rupa, sehingga merupakan satu
kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya yang melalui daerah tersebut dalam
fungsinya untuk menampung air yang berasal dari air hujan dan sumber air lainnya yang
penyimpanannya serta pengalirannya dihimpun dan ditata berdasarkan hukum-hukum
alam sekelilingnya demi keseimbangan daerah tersebut, daerah sekitar sungai, meliputi
punggung bukit atau gunung yang merupakan tempat sumber air dan semua curahan
air hujan yang mengalir ke sungai, sampai daerah dataran dan muara sungai (Robert J.K.
dan Roestam S, 2005:17). Menurut Paimin, dkk (2012:1) dalam penelitiannya yang
tertulis dalam buku “Sistem Perencanaan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai”
mengatakan bahwa Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan ruang dimana sumberdaya
alam, terutama vegetasi, tanah dan air, berada dan tersimpan serta tempat hidup
manusia dalam memanfaatkan sumberdaya alam tersebut untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Interaksi tersebut dinyatakan dalam bentuk keseimbangan antara masukan dan keluaran
yang mencirikan keadaan hidrologi suatu DAS. Sebagai wilayah, DAS juga dipandang
sebagai ekosistem dari daur air, sehingga DAS didefinisikan sebagai suatu wilayah
daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang
berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan
ke danau atau ke laut secara alami.
Batas di darat merupakan pemisah topografi dan batas di laut sampai dengan daerah
perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan (UU No. 7 Tahun 2004). Dengan
demikian DAS merupakan satuan wilayah alami yang memberikan manfaat produksi
serta memberikan pasokan air melalui sungai, air tanah, dan atau mata air, untuk
memenuhi berbagai kepentingan hidup, baik untuk manusia, flora maupun fauna.
Untuk memperoleh manfaat yang optimal dan berkelanjutan perlu disusun sistem
perencanaan pengelolaan DAS yang obyektif dan rasional. Perencanaan pengelolaan
DAS bersifat dinamis karena dinamika proses yang terjadi di dalam DAS, baik proses
alam, politik, sosial ekonomi kelembagaan, maupun teknologi yang terus berkembang.
Komponen-komponen yang berinteraksi dalam suatu DAS tidak dapat berdiri sendiri
karena merupakan suatu bentuk kesatuan, dimana komponen-komponen tersebut
saling mendukung dan menjalankan suatu fungsi dan kerja tertentu yang mengarah
pada tujuan hubungan timbal balik dalam suatu ekosistem. Hubungan timbal balik
tersebut merupakan suatu fungsi ekologi yang membentuk ekosistem DAS itu sendiri.
Aktivitas dari salah satu komponen dalam suatu ekosistem DAS akan memberikan
pengaruh terhadap ekosistem lainnya. Dalam suatu ekositem, DAS terbagi atas 3 bagian
yaitu bagian daerah hulu, bagian daerah tengah dan bagian daerah hilir. Secara biofisik,
daerah hulu DAS dicirikan dengan kerapatan drainase yang lebih tinggi, merupakan
daerah konservasi, merupakan daerah dengan kemiringan lereng besar (lebih besar dari
15%), bukan merupakan daerah banjir, pengaturan pemakaian air ditentukan oleh pola
drainase, dan jenis vegetasi umumnya merupakan tegakan hutan.
Daerah hilir DAS dicirikan dengan kerapatan drainase lebih kecil, merupakan daerah
pemanfaatan, daerah dengan kemiringan lereng kecil sampai dengan sangat kecil
(kurang dari 8%), pada beberapa tempat merupakan daerah banjir (genangan),
pengaturan pemakaian air ditentukan oleh bangunan irigasi dan jenis vegetasi
didominasi tanaman pertanian kecuali daerah estuaria yang didominasi hutan
bakau/gambut.
DAS bagian tengah merupakan daerah transisi dari kedua karakteristik biogeofisik DAS
yang berbeda tersebut (Asdak, 2010:414). Asdak (2010:352) juga menyebutkan bahwa
konsep DAS memiliki tiga komponen utama yang menjadi ciri khas atau penciri
utamanya, yaitu : suatu wilayah yang dibatasi oleh puncak gunung/bukit dan
punggung/igir-sigirnya; hujan yang jatuh di atasnya diterima, disimpan, dan dialirkan
oleh sistem sungai; sistem sungai itu keluar melalui satu outlet tunggal.
Dalam fungsinya, DAS memiliki peran yang sangat penting untuk keberlangsungan
lingkungan, terutama lingkungan yang rawan bencana banjir, kekeringan, longsong, dan
bencana alam lainnya. Dimana fungsi utama DAS adalah sebagai hidrologis, fungsi
tersebut sangat dipengaruhi oleh jumlah curah hujan yang diterima, geologi dan bentuk
lahan.
Fungsi hidrologis yang dimaksud termasuk kapasitas DAS untuk mengalirkan air,
menyangga kejadian puncak hujan, melepaskan air secara bertahap, memelihara
kualitas air, serta mengurangi pembuangan massa (seperti terhadap longsor). Menurut
Putri didalam jurnalnya (2011:69) DAS memiliki fungsi penting untuk memenuhi
berbagai keperluan atau kepentingan, diantaranya usaha peningkatan kesejahteraan
masyarakat, perkembangan kawaasan untuk sarana pemukiman, perdagangan dan
industri, perhubungan, perkantoran, pariwisata dan lain-lain.
Untuk mencapai fungsi tersebut terkadang harus mengubah fungsi lahan. Perubahan
terhadap fungsi lahan tersebut mengakibatkan beberapa komponen ekosistem
terganggu dalam DAS tersebut. Kerangka Berpikir Pemuda karang taruna Desa Raharja
ini sadar akan potensi yang dimiliki lingkungannya.
Pada awalnya partisipasi dan peran aktif pemuda karang taruna Desa Raharja melihat
potensi pariwisata sungai Cikondang yang patut diapresiasi. Karang taruna Desa Raharja
berupaya memelihara kelestarian sungai Cikondang dengan melakukan kerja bakti
bersama membersihkan sungai. Dari potensi pariwisata sungai Cikondang tersebut, para
pemuda karang taruna Desa Raharja membuka peluang usaha ekowisata dengan
memberdayakan masyarakat dan pemuda Desa raharja yang lainnya, seperti
memberikan pelatihan instruktur pariwisata (guide) dari BASARNAS Kabupaten
Purwakarta.
Kerangka Berpikir
INTERNET SOURCES:
-------------------------------------------------------------------------------------------
<1% -
https://prasfapet.wordpress.com/2015/05/07/konsep-dan-teori-pemberdayaan-masyara
kat/
<1% -
https://muhsulaiman.blogspot.com/2018/12/gender-dan-pembangunan-women-in.html
<1% - https://www.kaddupena.com/2019/12/
<1% -
https://www.slideshare.net/S4f3tyLi9ht/ppt-pemberdayaan-masyarakat-2014-ss-w-2
1% - http://www.bintan-s.web.id/2020/10/teori-pemberdayaan-masyarakat.html
<1% -
https://pujiono.wordpress.com/2016/03/12/bab-ii-kajian-teoritis-dan-empiris-praktik-ps
/
<1% - http://eprints.umm.ac.id/35922/2/jiptummpp-gdl-mayselva-48896-2-babi.pdf
<1% -
https://catatansrikandi.blogspot.com/2016/12/perencanaan-program-pemberdayaan.ht
ml
<1% - https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fisip/article/download/1461/1035
<1% - http://www.policy.hu/suharto/modul_a/makindo_34.htm
<1% -
https://mochdhera.blogspot.com/2017/03/peranan-teknologi-informasi-pada.html
1% -
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/195207251978031-ACE_SU
RYADI/frnsiskakorompisbab2.pdf
<1% -
https://id.123dok.com/document/y868nm0q-usaha-kecil-menengah-usaha-kecil-menen
gah-usaha-kecil-menengah-usaha-kecil-menengah-usaha-kecil-menengah.html
5% -
https://www.kajianpustaka.com/2017/11/tujuan-prinsip-dan-tahapan-pemberdayaan-m
asyarakat.html
<1% -
https://dinarjamaudin07.wordpress.com/2013/12/01/corporate-social-responsibility-csr/
<1% -
https://artndree.blogspot.com/2014/01/masalah-dan-pengembangan-kewirausahaan.ht
ml
<1% - http://digilib.uinsby.ac.id/355/4/Bab%202.pdf
<1% - http://digilib.uinsby.ac.id/13063/5/Bab%202.pdf
1% - https://www.slideshare.net/pjj_kemenkes/kb-5-pemberdayaan-masyarakat
<1% -
https://yustinasusi.wordpress.com/2015/10/15/bab-4-pemberdayaan-komunitas-dan-ke
arifan-lokal/
<1% - https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen
<1% -
https://ellyaniabadi.blogspot.com/2014/10/pemberdayaan-masyarakat-di-bidang.html
<1% -
https://www.scribd.com/document/396122773/Rtn-214peranan-Lembaga-Pemberdayaa
n-Masyarakat
<1% - https://abstrak.uns.ac.id/wisuda/upload/A131408001_bab2.pdf
<1% - http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/JIN/article/viewFile/762/705
<1% - https://abstrak.uns.ac.id/wisuda/upload/A131408007_bab2.pdf
<1% - https://jamal-alfath.blogspot.com/2013/04/pengelolaan-data-dan-program.html
<1% - http://digilib.uinsby.ac.id/18867/6/Bab%202.pdf
<1% - http://digilib.uinsby.ac.id/11075/6/babii.pdf
<1% - https://isnopugel.wordpress.com/2011/03/28/strategi-promosi-kesehatan/
<1% - https://oceannaz.wordpress.com/2010/07/29/pemberdayaan-masyarakat/
<1% - http://digilib.uinsby.ac.id/18972/10/Bab%202.pdf
<1% - https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/IQT/article/download/377/336
<1% - https://ndaapoet.blogspot.com/2014/12/kepemimpinan.html
<1% - http://digilib.uinsby.ac.id/15812/6/Bab%202.pdf
<1% - https://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi/article/download/2706/2276
<1% - http://repository.uinsu.ac.id/7693/1/skripsi%20neni%20.docx
<1% -
https://rolandbaly.blogspot.com/2009/09/pemberdayaan-dan-pembangunan-masyarak
at.html
<1% - http://www.bintan-s.web.id/2020/10/tahap-pemberdayaan-masyarakat.html
<1% - https://tugasakhiramik.blogspot.com/2013/05/pengertian-pembinaan.html
<1% - https://teks.co.id/pemberdayaan-masyarakat/
<1% -
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/65482/Chapter%20II.pdf?seque
nce=4&isAllowed=y
<1% -
https://widyaastuti-agrittude.blogspot.com/2011/10/prinsip-prinsip-metode-dan-teknik.
html
<1% - https://dika96.wordpress.com/2010/11/29/pendidikan-inklusi/
<1% -
https://www.bulelengkab.go.id/detail/artikel/teori-partisipasi-konsep-partisipasi-masyar
akat-dalam-pembangunan-menurut-para-ahli-10
<1% -
https://gardamalaka.com/2020/09/16/peran-budaya-sabete-saladi-dalam-meningkatka
n-kerukunan-umat-beragama-di-kabupaten-malaka/
<1% -
https://ainamulyana.blogspot.com/2015/12/mengenal-berbagai-jenis-teori-belajar.html
<1% - https://dunia.pendidikan.co.id/lingkungan-sehat/
<1% -
https://www.coursehero.com/file/p1jc0r15/Lingkungan-juga-dapat-diartikan-menjadi-se
gala-sesuatu-yang-ada-di-sekitar/
<1% -
https://www.referensibebas.com/2016/11/pengertian-sumber-daya-dan-macam.html
<1% -
https://zeinsakti.wordpress.com/2013/09/12/etika-manusia-dalam-pemanfaatan-sumbe
r-daya-alam-serta-pengaruh-terhadap-keseimbangan-ekologi-bumi/
<1% -
https://tatisembilan.blogspot.com/2010/07/ilmu-pengetahuan-dan-teknologi-iptek.html
<1% - https://sicantikunyuunyu.blogspot.com/2020/03/makalah-pemberdayaan.html
<1% - https://sepuluhxrsbi3.blogspot.com/
3% - http://digilib.uinsby.ac.id/8576/4/BAB%20II.pdf
<1% -
https://www.coursehero.com/file/p596lm4f/kemampuan-dalam-membuat-keputusan-ke
putusan-mengenai-gaya-hidup-tempat-tinggal/
<1% - https://ikanurulinayah.blogspot.com/
1% - http://digilib.uinsby.ac.id/7141/2/Bab%202.pdf
<1% - http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/ln/1986/pp29-1986.pdf
<1% - https://vanylucas92.blogspot.com/2013/02/hukum-lingkungan-internasional.html
<1% - https://www.suarakendari.com/tujuan-pemerintahan.html
<1% -
http://karyatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/03/Partisipasi-Masyarakat.doc
<1% - http://repository.upy.ac.id/1140/1/Artikel%20Andra%20(11144300054).pdf
2% - https://sacafirmansyah.wordpress.com/2009/06/05/partisipasi-masyarakat/
<1% -
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/01/03/partisipasi-masyarakat-dalam-pend
ididkan/
<1% - http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/JA/article/download/765/698
1% -
https://www.coursehero.com/file/p5cg74v/Berdasarkan-latar-belakang-permasalahan-di
atas-maka-penulis-tertarik-untuk/
<1% -
https://herycomdev.wordpress.com/2012/12/28/partisipasi-rakyat-dalam-pembangunan
-peran-lembaga-swadaya-masyarakat/
<1% -
http://jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a03a96d094
7c6478e525e/2015/09/JURNAL18.pdf
<1% -
https://bagasaskara.wordpress.com/2011/10/12/partisipasi-masyarakat-teori-ringkas/
<1% -
http://fe.unp.ac.id/sites/default/files/unggahan/3.%20Dewi%20Andriany%20%28hal%20
30-39%29_0.pdf
<1% -
https://indeksprestasi.blogspot.com/2009/09/tesis-perencanaan-pembangunan.html
<1% -
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/58381/Chapter%20II.pdf?seque
nce=4&isAllowed=y
<1% - http://repository.radenintan.ac.id/4040/5/BAB-II%20REVISI.docx
<1% -
https://paulinusbendu.blogspot.com/2015/11/makalah-keterkaitan-antara-partisipasi.ht
ml
<1% -
https://mimbarhukum.blogspot.com/2014/04/arti-penting-partisipasi-masyarakat.html
1% - https://ecotourismnovi.blogspot.com/2010/
1% - https://ecotourismnovi.blogspot.com/
<1% - http://www.readbag.com/eprints-undip-ac-id-17774-1-imam-rudi-kurnnianto
<1% - https://wisatabondowoso.wordpress.com/2011/12/12/sosialisasi-desa-wisata/
<1% -
https://pioner2b.files.wordpress.com/2009/11/paper-ekonomi-wisata-kebun-raya-bogor
.pdf
<1% - http://eprints.umm.ac.id/40614/3/BAB%20II.pdf
<1% - https://core.ac.uk/download/pdf/288206111.pdf
1% - https://tugaspariwisata.blogspot.com/2010/06/ekowisata.html
1% - http://www.digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-34626-4106100036-paper.pdf
<1% - https://senilampung.wordpress.com/2012/06/28/pariwisata-lampung/
<1% - http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI/article/download/115/pdf
<1% - http://eprints.undip.ac.id/61398/4/BAB_II.pdf
<1% - http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/minds/article/download/4839/4430
<1% - http://journals.itb.ac.id/index.php/jpwk/article/download/4094/2180
1% - https://www.scribd.com/document/432715995/Buku-Ajar-Rkowisata-repository
<1% -
https://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/1701/Romani.%20Siam_A2006.
PDF.txt;sequence=5
<1% - https://jurnalekowisata.blogspot.com/2011/
<1% -
https://dediirawan66.blogspot.com/2013/10/konsep-pengembangan-ekowisata.html
<1% -
https://www.scribd.com/document/334974707/Analisis-Pariwisata-Vol-11-No-1-2011
<1% - http://eprints.undip.ac.id/48404/3/6_BAB_II_TINJAUAN_PUSTAKA.pdf
<1% - https://lisaherdiana.blogspot.com/2012/02/pencemaran-lingkungan.html
<1% -
https://madebayu.blogspot.com/2012/09/pergeseran-paradigma-pengelolaan-hotel.ht
ml
1% - https://blog-pariwisata.blogspot.com/2012/09/
<1% - http://socius.ppj.unp.ac.id/index.php/socius/article/download/17/9/
<1% -
https://blog-pariwisata.blogspot.com/2012/09/pergeseran-paradigma-pengelolaan-hot
el.html
<1% -
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/47199/Chapter%20II.pdf;sequen
ce=4
<1% - https://corneliasancha.blogspot.com/
<1% - https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1391061024-2-BAB%20I.pdf
<1% - https://id.scribd.com/doc/151623711/laporan-jurug
<1% - https://kazebarabiologi.blogspot.com/2013/06/laporan-kkl-jurug-bab-3-5.html
1% - https://ecotourismnovi.blogspot.com/2010/01/prinsip-prinsip-ekowisata-1.html
1% - https://bebasbanjir2025.wordpress.com/04-konsep-konsep-dasar/ekowisata/
1% - https://ecotourismnovi.blogspot.com/2010/01/
<1% -
https://www.facebook.com/notes/waroeng-boemi/program-ekowisata-bahari-solusi-pe
mberdayaan-masyarakat-serta-konservasi-pesisir/197184387135731/
<1% -
http://bp3ambon-kkp.org/2013/02/03/program-ekowisata-bahari-solusi-pemberdayaan
-masyarakat-serta-konservasi-pesisir-dan-laut/
1% -
https://muhruslanafandysite.blogspot.com/2015/12/ekowisata-bahari-berbasis-masyara
kat.html
<1% -
https://mafiadoc.com/download/sifat-dan-karakter-objek-dan-daya-tarik-wisata-alam_5
a1cd9c31723ddc0c8e30cbe.html
1% - https://journal.ipb.ac.id/index.php/sodality/article/download/9422/7385/0
<1% - https://journal.ipb.ac.id/index.php/sodality/article/download/9422/7385/
<1% - http://research-report.umm.ac.id/index.php/psnpb/article/download/2548/2381
1% - https://tomiaecologytourism.wordpress.com/category/uncategorized/
<1% -
https://windyawatidjaina.blogspot.com/2015/12/laporan-praktikum-amdal-pengaruh.ht
ml
<1% -
https://123dok.com/document/eqo4j95z-konsep-pengembangan-lanskap-berbasis-eko
wisata-wisata-lembah-sumatera.html
<1% -
https://irwanseksiwisata.blogspot.com/2011/07/pengemasan-ekowisata-berbasis.html
<1% -
https://kesehatanlingkungan-indonesia.blogspot.com/2012/11/ekowisata-wisata-pro-lin
gkungan.html
<1% - http://cilacapkab.go.id/v2/files/2014_09_hut_korpri_kartika2.pdf
<1% -
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/20575/Chapter%20II.pdf;sequen
ce=4
<1% - http://eprints.undip.ac.id/34474/6/2192_CHAPTER_II.pdf
<1% - https://www.gesi.co.id/delineasi-catchment-area-menggunakan-arcgis/
<1% -
https://lorenskambuaya.blogspot.com/2013/11/pengaruh-perubahan-tata-guna-lahan-
di.html
<1% -
https://text-id.123dok.com/document/dy4d9n5y-masalah-pemanfaatan-air-bawah-tana
h-bagi-perusahaan-air-minum-dalam-kemasan-studi-kasus-di-pt-tang-mas-cidahu-suk
abumi.html
<1% - https://komarmarco.wordpress.com/
<1% - https://www.damaruta.com/2015/01/kebutuhan-manusia-dan-cara-manusia.html
<1% -
https://bintangmimpisenjaku.blogspot.com/2016/10/v-behaviorurldefaultvmlo_29.html
<1% -
https://e-jurnalpenelitian.blogspot.com/2015/03/jurnal-teknik-informatika-pemanfaatan
.html
<1% - http://eprints.ums.ac.id/56444/5/BAB%20I.pdf
<1% - http://www.bpdassolo.net/File_peraturan/1%20FrameWork_DAS_09.pdf
1% - http://eprints.ums.ac.id/38466/4/BAB%20I.pdf
<1% -
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/64488/Chapter%20II.pdf;sequen
ce=4
<1% -
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/25009/Chapter%20II.pdf;sequen
ce=4
<1% -
http://faperta.uho.ac.id/agroteknos/Daftar_Jurnal/2012/2012-1-02-TUFAILA-pengindera
an%20jauh.pdf
<1% -
https://artikel-teknologi-informasi.blogspot.com/2013/03/pengertian-sistem-informasi.h
tml
<1% - https://materiipa.com/faktor-yang-mempengaruhi-keseimbangan-ekosistem
<1% -
https://sustainability.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/Research-for-Aesesa-Flores
-Watershed-Management-Institutional-Model_NTT.pdf
1% -
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/20769/Chapter%20II.pdf;sequen
ce=3
<1% -
http://sustainability.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2020/01/Research-for-Aesesa-Flores-
Watershed-Management-Institutional-Model_NTT.pdf
<1% -
http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND.TEKNIK_SIPIL/194607061980021-RADJULAI
NI/JURNAL/Konsep_DAS_Jurnal.pdf
<1% - https://ipsgampang.blogspot.com/2015/01/
<1% - https://konsultasiskripsi.com/category/lingkungan-2/
1% - https://www.kajianpustaka.com/2019/10/daerah-aliran-sungai-das.html
<1% - http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/JAR/article/download/1904/1448
<1% -
https://alpiadiprawiraningrat.blogspot.com/2016/09/back-to-lembur-peran-karang-taru
na-dan.html
<1% - https://bappeda.tangerangselatankota.go.id/main/news/view/