Anda di halaman 1dari 20

PERFORMANCE BASE SEISMIC DESIGN (PBSD)

Standarisasi Perancangan Struktur


2. Praturan yang digunakan
1. SNI-1727-2013 Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Rumah Dan Gedung
2. SNI-1726-2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung
3. SNI-2847-2013 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung
4. SNI-1729-2015 Tata Cara Perhitungan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung
5. SNI-2025-2014 Peraturan Baja Tulangan Beton Untuk Bangunan Gedung
6. PBI-1997 Peraturan Beton Bertulang di Indonesia
7. PUBI-1982 Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
8. Ditjen Cipta Karya, DPU 1983 Buku Pedoman Perencanaan Struktur Beton Bertulang
9. American National Of Standard Institute (ANSI-USA)
10.American Society For Testing & Materials (ASTM-USA)
11.American Concerete Institute (ACI-USA)
12.Japan International Standard (JIS-Japan)
13.American Society Of Mechanical Engineer (ASME-USA)
14.American Society Of Heating, Ventilating and Air Conditioning Engineer
15.American Institute Of Steel Construction (AISC-USA)
16.American Welding Society (AWS)

………………..& PARTNERS
STRUCTURAL ENGINEER
PERFORMANCE BASE SEISMIC DESIGN (PBSD)
Standarisasi Perancangan Struktur
3. Spesifikasi material

………………..& PARTNERS
STRUCTURAL ENGINEER
PERFORMANCE BASE SEISMIC DESIGN (PBSD)
Standarisasi Perancangan Struktur
4. Pembebanan
A. Beban Mati ( Dead Load / DL )
Merupakan beban tetap, seperti berat struktur sendiri, beban finishing arsitektur dan beban equipment M/E (Genset,
Cooling Tower, Reservoir, berat ducting / kabel / pipa alat / mesin khusus, dll) akan dihitung berdasarkan informasi
data dari MEP serta diperhitungkan sebagai Beban Mati. Tabel Beban Mati bahan bangunan, berdasarkan dibawah
ini :

………………..& PARTNERS
STRUCTURAL ENGINEER
PERFORMANCE BASE SEISMIC DESIGN (PBSD)
Standarisasi Perancangan Struktur
B. Beban Hidup ( Live Load / LL )
Merupakan beban hidup untuk berbagai fungsi di ruang, seperti berat lantai ditambah furniture, partisi ringan (berat
tidak lebih dari 100 kg/m2 ) dan beban pemakaian, dianggap sudah termasuk dalam Beban Hidup. Untuk analisa
struktur rangka bangunan dan perhitungan beban gempa, beban hidup direduksi dengan mengalikan Faktor
Koefisien Beban Hidup tertentu yang sesuai dengan fungsi ruangan yang bersangkutan, berdasarkan dibawah ini :

………………..& PARTNERS
STRUCTURAL ENGINEER
PERFORMANCE BASE SEISMIC DESIGN (PBSD)
Standarisasi Perancangan Struktur
C. Beban Gempa (earthquake load / E)
Pada prinsipnya, Beban horisontal gempa yang digunakan dihitung berdasarkan atas “Tata Cara Perencanaan Ketahanan
Gempa untuk Bangunan Gedung” SNI 03-1726-2012. Perhitungan beban gempa secara lebih detail dijelaskan dalam
Butir 8 “ Prosedure Perencanaan Gempa Struktur Beton dan Baja“.

PETA ZONASI GEMPA INDONESIA


Keterangan :
Menentukan Periode pendek (Ss) dan Periode 1 detik (S1)
dengan peta gempa, yaitu
• Untuk Ss menggunakan peta respon spekta 0,2 detik
probabilitas 2%
• Untuk S1 menggunakan peta respon spekta 1 detik
probabilitas 2%
………………..& PARTNERS
STRUCTURAL ENGINEER
PERFORMANCE BASE SEISMIC DESIGN (PBSD)
Standarisasi Perancangan Struktur

Keterangan :
kategori risiko struktur bangunan gedung dan non
gedung sesuai Tabel - 3 pengaruh gempa rencana
terhadapnya harus dikalikan dengan suatu faktor
keutamaan Ie,

………………..& PARTNERS
STRUCTURAL ENGINEER
PERFORMANCE BASE SEISMIC DESIGN (PBSD)
Standarisasi Perancangan Struktur
D. Beban Angin (wind load / W)
Bangunan gedung dan struktur lain, Termasuk sistem penahan beban angin utama ( SPBAU ) dan seluruh komponen
klading gedung, harus dirancang dan dilaksanakan untuk menahan beban angin yang ditetapkan menurut pasal 26
sampai pasal 31 (SNI 1727 ). Struktur Beton dan Baja ini tidak direncanakan secara khusus terhadap beban angin,
karena persyaratan beban gempa untuk bangunan struktur beton ini lebih menentukan daripada beban angin. Dihitung
berdasarkan atas “Tata Cara Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung” SNI 1727-2013 Jika diperlukan,
misalnya dalam perencanaan struktur sekunder, maka beban angin akan ditinjau berdasarkan kecepatan angin (3-sec
gust windspeed) sebesar 33 m/detik. Maka, tekanan angin dasar dari direncanakan.

KETERANGAN :
 Tekanan Tiup
a. Tekanan tiup minimum 25 kg/m2
b. Tekanan tiup minimum 40 kg/m2 (
di laut dan tepi laut sampa 5 km
dari pantai )
c. Jika angina bias menimbulkan
tekanan yang lebih besar :

………………..& PARTNERS
STRUCTURAL ENGINEER
PERFORMANCE BASE SEISMIC DESIGN (PBSD)
Metode analisis
1. Metode Analisis
Dalam perancangan bangunan tinggi dilakukan mengikuti ketentuan SNI 03-1726-2012, ASCE 7-10, 7-16
yang merupakan praturan desain untuk bangunan tahan gempa yang didasarkan pendekatan prespektif.
Pada peraturan tersebut terdapat sistem struktur yang digunakan berdasarkan ketinggian bangunan dan
juga kategori desain seismic untuk bangunan tahan gempa.

Ada dua jenis analisis yang saat ini digunakan dalam mendesain bangunan tinggi tahan gempa, analisis
linear dan nonlinear. Dalam analisis non linear digunakan metode Performance Based Seismic Design
(PBSD) yang didalamnya terdapat metode tersendiri, yaitu Nonlinear Respon History Analysis (NLHRA),
Nonlinear Statik Procedure (NSP), Modal Pushover Analysis (MPA) dan Direct Displacement Based Design
(DDBD).

Dalam kasus ini metode yang digunakan dalam mendesain gedung menggunakan Direct Displacement
Based Design (DDBD). Beban gempa akan menyertakan gaya dan perpindahan pada struktur, kemampuan
struktur berdeformasi pada respon elastik akan berhubungan langsung dengan kekuatan sistem, tetapi
untuk struktur pada saat respon inelastik maka hubungannya akan menjadi rumit. Metode Direct
Displacement Based Design (DDBD) muncul untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dalam desain,
menekankan diri pada nilai Displacement sebagai acuan untuk menentukan kekuatan yang diperlukan
bangunan terhadap gempa.

………………..& PARTNERS
STRUCTURAL ENGINEER
PERFORMANCE BASE SEISMIC DESIGN (PBSD)
Metode analisis
Konsep Direct Displacement Based Design (DDBD) untuk sistem rangka
a. Desain perpindahan tingkat sistem rangka
Desain perpindahan tingkat untuk sistem rangka ditentukan berdasarkan
inelastik mode shape dan tinggi masing-masing lantai

DISPLACEMENT FLOOR
120
DISPLACEMENT
DISPLACEMENT 2
100

80
HIGH FLOOR

60

40

20

0
0 1 2 3
DISPLACEMENT

………………..& PARTNERS
STRUCTURAL ENGINEER
PERFORMANCE BASE SEISMIC DESIGN (PBSD)
Metode analisis
Konsep Direct Displacement Based Design (DDBD) untuk sistem rangka
b. Desain Daktilitas Perpindahan ( Displacement Ductility)
Daktilitas perpindahan untuk sistem SDOF ekuivalen ditentukan karakteristik perpindahan leleh sistem,
Perpindahan leleh untuk sistem rangka ditentukan dengan karakteristik simpangan leleh (Yield Drift)

………………..& PARTNERS
STRUCTURAL ENGINEER
PERFORMANCE BASE SEISMIC DESIGN (PBSD)
Metode analisis
Konsep Direct Displacement Based Design (DDBD) untuk sistem rangka
c. Periode efektif
Nilai periode efektif sistem berderajat kebebasan tunggal SDOF pada saat respon perpindahan puncak
dengan redaman inelastik dari sistem dihitung dengan mengkonversi respon spektrum desain grafik
spektra perpindahan (Sd) dengan mengkoreksi ke dalam redaman viscous ekuivalen.

………………..& PARTNERS
STRUCTURAL ENGINEER
PERFORMANCE BASE SEISMIC DESIGN (PBSD)
Metode analisis
Konsep Kolom Kuat Balok Lemah (Strong Column Week Beam)
Konsep Kolom Kuat Balok Lemah (Strong Column Week Beam) adalah salah satu cara inovasi desain
struktur dengan cara membuat struktur menjadi fleksibel yang mampu berdeformasi saat gempa terjadi (
memiliki daktilitas yang tinggi).

………………..& PARTNERS
STRUCTURAL ENGINEER
PERFORMANCE BASE SEISMIC DESIGN (PBSD)
Struktur Bawah
a. Struktur Bawah (Sub Structure)
Komponen bawah (Sub Structure) terdiri dari Pile Foundation, Pile Cap/Mass Concerete, Tie Beam. komponen struktur
bersifat solid dan mempunyai fungsi untuk meneruskan beban pada tanah.

1. Pondasi Bore Pile


Dikarenakan kondisi lokasi site besebelahan dengan bangunan lain yang kondisinya berhimpitan, rekomendasi
menggunakan pondasi bore pile. Pelaksanaan pondasi bore pile tidang mengakibatkan getaran yang dapat merusak
bangunan disebelahnya.

Catatan :
Jika kedalaman tanah keras cukup jauh
didalam tanah. menentukan tipe pondasi
juga harus mempertimbangkan struktur yag
ada diatasnya, apakah berat atau masih
tergolong ringan, Sehingga didapatkan
desain yang kuat dan ekonomis.

………………..& PARTNERS
STRUCTURAL ENGINEER
PERFORMANCE BASE SEISMIC DESIGN (PBSD)
Struktur Bawah
2. Pile Cap
Struktur Pile Cap beton bertulang, digunakan untuk mengikat pondasi strauss pile agar menerima beban service load
secara merata dan meneruskannya ke tanah.

Pedestal Kolom Tie Beam


Balok Plat Lt. 1

PILE CAP
Lantai Kerja
Pasir urug
Bekisting Strauss Pile
Batako

………………..& PARTNERS
STRUCTURAL ENGINEER
PERFORMANCE BASE SEISMIC DESIGN (PBSD)
Struktur Bawah
3. Tie Beam
Struktur Tie Beam digunakan sebagai mengikat antar pile cap dan meratakan penurunan bangunan agar tidak terjadi
settlement yang tidak merata yang mengakibatkan kerusakan pada bangunan.

………………..& PARTNERS
STRUCTURAL ENGINEER
PERFORMANCE BASE SEISMIC DESIGN (PBSD)
Struktur Atas
a. Struktur atas (Upper Structure)
Komponen atas (Upper Structure) terdiri dari Plat lantai, Balok, Kolom dan
Dinding geser, komponen struktur bersifat solid dan mempunyai fungsi untuk
menyalurkan beban pada kondisi kerja (Service Load)
1. Kolom
Menggunakan struktur beton composite dengan ratio tulangan minimal 2%
untuk setiap kolom, menggunaan beton mutu tinggi fc’-55 MPA dan mutu baja
minimal menurut SNI menggunakan BJTD-40 untuk tulangan utama dan
BJTP-24 untuk tulangan sengkang.

………………..& PARTNERS
STRUCTURAL ENGINEER
PERFORMANCE BASE SEISMIC DESIGN (PBSD)
Struktur Atas
2. Balok
Menggunakan struktur beton composite, komponen struktur balok beton bertulang terdiri dari tulangan utama dan
tulangan geser menurut SNI menggunakan BJTD-40 untuk tulangan utama dan BJTP-24 untuk tulangan sengkang.
Struktur balok difungsikan untuk menahan momen lentur yang terjadi akibat beban kerja (Service Load) dan sebagai
komponen dispasi energi gempa pada persyaratan “Strong Column Week Beam”

………………..& PARTNERS
STRUCTURAL ENGINEER
PERFORMANCE BASE SEISMIC DESIGN (PBSD)
Struktur Atas
3. Plat lantai
Menggunakan struktur beton bertulang, komponen struktur plat lantai selain berfungsi sebagai penahan beban gravitasi
juga berfungsi sebagai didafragma kaku pengikat elemen vertikal dan horisontal.

Plat lantai di laksanakan menyeluruh dari lantai dasar


hingga atap menggunakan beton bertulang

………………..& PARTNERS
STRUCTURAL ENGINEER
PERFORMANCE BASE SEISMIC DESIGN (PBSD)
Struktur Atas
4. Tangga
Tangga merupakan suatu komponen struktur baja atau beton yang terdiri dari plat, bordes dan anak tangga yang
menghubungkan satu lantai dengan lantai di atasnya. Tangga mempunyai bermacam-macam tipe, yaitu tangga dengan
bentangan arah horizontal, tangga dengan bentangan ke arah memanjang, tangga terjepit sebelah (Cantilever Stairs)
atau ditumpu oleh balok tengah., tangga spiral (Helical Stairs), dan tangga melayang (Free Standing Stairs),

Keterangan : Desain Struktur Tangga


………………..& PARTNERS
STRUCTURAL ENGINEER
PERFORMANCE BASE SEISMIC DESIGN (PBSD)
Struktur Atas
5. Atap
Struktur atap menggunakan struktur baja WF dengan mutu tinggi dengan fy=400 N/mm2
Menggunakan baja ringan dikarenakan untuk mempercepat pekerjaan dilapangan dan lebih memiliki nilai ekonomis.
Menggunakan struktur baja dikarenakan mempunyai bentang yang lebar jadi harus menggunakan struktur yg kuat.

………………..& PARTNERS
STRUCTURAL ENGINEER

Anda mungkin juga menyukai