Kegunaan Makalah:
Makalah ini dibuat sebagai prasyarat mengikuti mata kuliah
Akuntansi Syari’ah II
Di Susun Oleh:
HASNITA
008.02.01.2018
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan
“Penentuan Keuangan pada Bank Syariah" ini tepat pada waktunya. Sholawat
beriring salam semoga selalu tercurah kepada suri tauladan kita Rasulullah Saw.
beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang tetap istiqomah hingga akhir
zaman.
Dan tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Muh Nur
Fitri D. ST., MM selaku dosen mata kuliah Akuntansi Syariah II yang telah
memberikan tugas ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah
sekali kekurangan.Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep bagi hasil ?
1
2
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana konsep bagi hasil ?
Bagi hasil adalah pembagian atas hasil usaha yang telah dilakukan oleh
pihak-pihak yang melakukan perjanjian yaitu pihak nasabah dan pihak bank
syariah. Dalam hal terdapat dua pihak yang melakukan perjanjian usaha, maka
hasil atas usaha yang dilakukan oleh kedua pihak atau salah satu pihak, akan
dibagi sesuai dengan porsi masing-masing pihak yang melakukan akad perjanjian.
Pembagian hasil usaha dalam perbankan syariah ditetapkan dengan menggunakan
nisbah. Nisbah yaitu persentase yang disetujui oleh kedua pihak dalam
menentukan bagi hasil atas usaha yang di kerjasamakan.
Perhitungan nisbah bagi hasil sangat dipengaruhi oleh tingakat risiko yang
mungkin terjadi. Semakin tinggi tingkat resikonya, akan semakin besar nisbah
bagi hasil dan sebaliknya. Oleh karenanya pengelolah BMT harus selektif dalam
memiliki usaha yang akan dibiayai. Biasanya pembiayaan mudharabah dapat
1
Ahmad ifmah , ini loh bank syariah (memahami bank syariah dengan mudah) , 2015,
gramedia, hlm 45
3
4
Bagi hasil dalam sistem perbankan syari’ah merupakan ciri khusus yang
ditawarkan kapada masyarakat, dan di dalam aturan syari’ah yang berkaitan
dengan pembagian hasil usaha harus ditentukan terlebih dahulu pada awal
terjadinya kontrak (akad). Besarnya penentuan porsi bagi hasil antara kedua belah
pihak ditentukan sesuai kesepakatan bersama, dan harus terjadi dengan adanya
kerelaan (An-Tarodhin) di masing-masing pihak tanpa adanya unsur paksaan.
Mekanisme perhitungan bagi hasil yang diterapkan di dalam perbankan syari’ah
terdiri dari dua sistem, yaitu: Profit Sharing dan Revenue Sharing
1. Profit Sharing
Profit sharing menurut etimologi Indonesia adalah bagi keuntungan.
Dalam kamus ekonomi diartikan pembagian laba. Profit secara istilah adalah
perbedaan yang timbul ketika total pendapatan (total revenue) suatu perusahaan
lebih besar dari biaya total (total cost).3 Didalam istilah lain profit sharing adalah
perhitungan bagi hasil didasarkan kepada hasil bersih dari total pendapatan setelah
dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan
2
Gita danupranata, Manajemen Perbankan Syariah, 2013, Salembah empat, hlm 74
3
Cristopher Pass dan Bryan Lowes, Kamus Lengkap Ekonomi, (Jakarta : Erlangga, 1994)
Edisi ke-2, h. 534
5
tersebut.4 Pada perbankan syariah istilah yang sering dipakai adalah profit and
loss sharing, di mana hal ini dapat diartikan sebagai pembagian antara untung dan
rugi dari pendapatan yang diterima atas hasil usaha yang telahdilakukan.
Sistem profit and loss sharing dalam pelaksanaannya merupakan bentuk
dari perjanjian kerjasama antara pemodal (Investor) dan pengelola modal
(enterpreneur) dalam menjalankan kegiatan usaha ekonomi, dimana di antara
keduanya akan terikat kontrak bahwa di dalam usaha tersebut jika mendapat
keuntungan akan dibagi kedua pihak sesuai nisbah kesepakatan di awal perjanjian,
dan begitu pula bila usaha mengalami kerugian akan ditanggung bersama 5 sesuai
porsimasing-masing.
Kerugian bagi pemodal tidak mendapatkan kembali modal investasinya
secara utuh ataupun keseluruhan, dan bagi pengelola modal tidak mendapatkan
upah/hasil dari jerih payahnya atas kerja yang telah dilakukannya. Keuntungan
yang didapat dari hasil usaha tersebut akan dilakukan pembagian setelah
dilakukan perhitungan terlebih dahulu atas biaya- biaya yang telah dikeluarkan
selama proses usaha. Keuntungan usaha dalam dunia bisnis bisa negatif, artinya
usaha merugi, positif berarti ada angka lebih sisa dari pendapatan dikurangi biaya-
biaya, dan nol artinya antara pendapatan dan biaya menjadi balance Keuntungan
yang dibagikan adalah keuntungan bersih (net profit) yang merupakan lebihan
dari selisih atas pengurangan total cost terhadap total revenue.
2. Revenue Sharing
Revenue Sharing berasal dari bahasa Inggris yang terdiri dari dua kata
yaitu, revenue yang berarti; hasil, penghasilan, pendapatan. Sharing adalah bentuk
kata kerja dari share yang berarti bagi atau bagian. Revenue sharing berarti
pembagian hasil, penghasilan atau pendapatan. Revenue (pendapatan) dalam
kamus ekonomi adalah hasil uang yang diterima oleh suatu perusahaan dari
penjualan barang-barang (goods) dan jasa-jasa (services) yang dihasilkannya dari
pendapatan penjualan (sales revenue). Dalam arti lain revenue merupakan besaran
4
Tim Pengembangan Perbankan Syariah IBI, Konsep, Produk dan Implementasi
Operasional Bank Syari’ah, (Jakarta : Djambatan, 2001), h. 264
5
Murasa Sarkaniputra, Direktur Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam,
Surat Tanggapan atas surat MUI, Jakarta, 29 April 2003. h. 3
6
yang mengacu pada perkalian antara jumlah out put yang dihasilkan dari kagiatan
produksi dikalikan dengan harga barang atau jasa dari suatu produksi tersebut. Di
dalam revenue terdapat unsur-unsur yang terdiri dari total biaya (total cost) dan
laba (profit). Laba bersih (net profit) merupakan laba kotor (gross profit)
dikurangi biaya distribusi penjualan, administrasi dan keuangan.
Adalah mencampurkan salah satu dari macam harta dengan harta lainnya
sehingga tidak dapat dibedakan di antara keduanya. Dalam pengertian lain
musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha
tertentu di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana (atau
amal/expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan
ditanggung bersama sesuai dengankesepakatan.
Penerapan yang dilakukan Bank Syariah, musyarakah adalah suatu
kerjasama antara bank dan nasabah dan bank setuju untuk membiayai usaha atau
proyek secara bersama-sama dengan nasabah sebagai inisiator proyek dengan
suatu jumlah berdasarkan prosentase tertentu dari jumlah total biaya proyek
dengan dasar pembagian keuntungan dari hasil yang diperoleh dari usaha atau
proyek tersebut berdasarkan prosentase bagi-hasil yang telah ditetapkan terlebih
dahulu.
Abdullah Saeed, Bank Islam dan Bunga; Studi Kritis dan Interpretasi Kontemporer
6
tentang Riba dan Bunga, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), Cet. ke-1. h. 100
8
1. Tahap pertama, BRU menghitung saldo rata-rata semua jenis dana simpanan
selama satu periode bagi hasil, misalnya satu bulan Desember 2003. (tabe 1 kolom
A).
2. Tahap kedua, BRU menetapkan jumlah pendapatan bagi hasil untuk masing-
masing tipe dengan cara mengalikan persentase (jumlah relatif) dari masing-
masing saldo rata-rata dana simpanan dengan jumlah pendapatan yang
dibagihasilkan. (tabel 1 kolom B).
3. Tahap ketiga, BRU menetapkan nisbah (rasio) bagi hasil untuk masing-masing
tipe dana dengan memperhatikan situasi dan kondisi pasar. (tabel 1 kolom C).
5. Setelah itu dapat diketahui return (equivalent rate) dari masing-masing jenis
simpanan. (tabel 1 kolom E).
12
Dalam menghitung bagi hasil dari setiap transaksi perbankan syariah, kita
harus menghitung dana yang diterima dari pihak ketiga, sehingga pendistribusian
hasil dari transaksi tersebut terlihat jelas sesuai dengan prinsip syariah dan tidak
mengandung unsur riba. Oleh karena itu, perlu dibuat tabel perhitungan distribusi
pendapatan sebagai berikut:
Tabel 1
Perhitungan Distribusi Pendapatan
Dana pihak ke-3
Bagi Hasil
(B×C) (D/A×36
5/Hari×1
Giro Wadiah A1 B1 Bonus D1 00)
Tab,mudharabah A2 B2 C2 D2
Deposito
Mudharabah
D3
1 bulan A3 B3 C3
D4
3 bulan A4 B4 C4
D5
6 bulan A5 B5 C5
D6
12 bulan A6 B6 C6
BRU memberikan data untuk bulan Desember 2003 (dalam satuan rupiah)
sebagai berikut :
1. Pendapatan margin dan bagi hasil dari investasi :
Margin dari piutang murabahah Rp 60.250.500,00
Margin dari piutang Ba’I biitsaman Ajil Rp 6.300.750,00
Bagi hasil dari pembiayaan musyarakah Rp 3.230.550,00
Bagi hasil dari pembiayaan lainnya Rp 525.152,00
Jumlah pendapatan margin
Dan bagi hasil Rp 70.306.952,00
Pd = SSRH × P
SRRP
Rp 504.976 .245,00
Taubah = × Rp 70.306 .952,00
Rp 2.966 .729 .847,00
= Rp 11.967.163,00
Rp 253.778,00
Thahirah = × Rp 70.306 .952,00
Rp 2.966 .729 .847,00
Rp 8.339 .585,00
Tarjamah = × Rp 70.306 .952,00
Rp 2.966 .729 .847,00
= Rp 197.653,00
Tabungan Wadiah
Rp 533.783 .932,00
= × Rp 70.306 .952,00=Rp 12.649.861,00
Rp 2.966 .729 .847,00
Deposito 1 bulan
Rp54.432 .180,00
= × Rp 70.306 .952,00=Rp 1.289.959,00
Rp 2.966 .729 .847,00
15
Deposito 3 bulan
Rp788.597 .511,00
= × Rp 70.306 .952,00=Rp 18.688.533,00
Rp 2.966 .729 .847,00
Deposito 6 bulan
Rp 386.911.163,00
= × Rp 70.306 .952,00=Rp 9.169 .202,00
Rp 2.966 .729 .847,00
Deposito 9 bulan
Rp 2.000 .000,00
= × Rp 70.306 .952,00=Rp 47.397,00
Rp 2.966 .729 .847,00
Deposito 12 bulan
Rp 687.435 .453,00
= × Rp 70.306 .952,00=Rp 16.291.167,00
Rp 2.966 .729 .847,00
3. Tahap ketiga, BRU menetapkan nisbah (rasio) bagi hasil untuk masing
masing dana. Biasanya bank menetapkan nisbah sesual dengan kebutuhan
akan dana dan lamanya dana tersebut mengendap di bank serta tingkat
suku bunga di perbankan. Jumlah nisbah pada bulan Desember 2003 untuk
deposito 12 bulan bagi nasabah adalah ( 60 % ) lebih besar dari jumlah
nisbah untuk deposito 1 bulan (40%). Deposito 12 bulan memiliki
keterbatasan untuk mencairkan dana lebih kecil dibandingkan dengan
deposito 1 bulan sehingga BRU dapat mengelola dana tersebut lebih lama
untuk mendapatkan keuntungan investasi. Nisbah deposito 3 bulan =
45% , 6 bulan = 50%, dan untuk nisbah deposito 9 bulan = 55%.
Rate of return adalah tingkat pengembalian bersih atas modal/ investasi atau
dana yang disimpan di perbankan. Pada bank konvensional rate of return
dipersamakan dengan bunga bank. Adapun menghitung rate of return adalah RR
= BBH/SRRH × setahun/ hari× 100%
Keterangan
RR = rate of return
2. Tabungan mudharabah:
Rp 2.105,00 365
Thahirah = × ×100 %=9,77 %
Rp 253.778,00 31
Rp 69.171,00 365
Tarjamah = × × 100 %=9,77 %
Rp 8.339 .585 , 00 31
Rp 515.984,00 365
deposito 1 bulan = × ×100 %=11,16 %
Rp 54.432 .180,00 31
Rp 26.068,00 365
deposito 9 bulan = × × 100 %=¿ 15,34%
Rp 2.000 .000,00 31
Tabel 4.3
Distribsi pendapatan hasil dana pihak ke 3 (investor)
Revenue Sharing
Nasabah
Posisi Saldo rata- Distribus Bonus & Ind
saldo rata harian i bagi N bagi ika
No Jenis akhir (Rp) (Rp) hasil is hasil si
simpanan (Rp) b (Rp) rat
a e
h of
ret
urn
(%
)
1 Tabungan 272.503.235 533.783.932 12.649.861 0 0 0
Wadiah
2 Tabungan
18
mudharabah
2.1 Taubah 600.257.455 504.976.245 11.967.163 35 4.188.507 9,77
237.536 253.778 6.014 35 2.105 9,77
2.2 Thahirah 2.896.448 8.339.585 197.635 35 69.172 9,77
2.3 Tarjamah
3 Deposito
berjangka
mudharabah
3.1 Deposito 140.000.000 54.432.180 1.289.959 40 515.984 11,1
1 bulan 6
3.2 Deposito 656.300.000 788.597.511 18.688553 45 8.409.729 12,5
3 bulan 5
265.000.000 386.911.163 9.169.202 50 4.584.601 13,9
3.3 Deposito
5
6 bulan
3.4 Deposito 2.000.000 2.000.000 47.397 55 26.068 15,3
9 bulan 4
3.5 Deposito 641.790.449 687.435.453 16.291.167 60 9.774.700 16,7
12 bulan 4
Total 2.966.72984 70.306951 27.570.866 39,2
7 1%
19
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sistem bagi hasil yang diterapkan di dalam perbankan syari’ah terbagi
kepada dua sistem, yaitu; pertama. Profit Sharing yaitu sistem bagi hasil yang
didasarkan pada hasil bersih dari pendapatan yang diterima atas kerjasama usaha,
setelah dilakukan pengurangan- pengurangan atas beban biaya selama proses
usaha tersebut. Kedua. Revenue Sharing adalah sistem bagi hasil yang
didasarkan kepada total seluruh pendapatan yang diterima sebelum dikurangi
dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan
tersebut.
Di dalam perbankan syari’ah Indonesia sistem bagi hasil yang
diberlakukan adalah sistem bagi hasil dengan berlandaskan pada sistem revenue
sharing. Bank syari’ah dapat berperan sebagai pengelola maupun sebagai
pemilik dana, ketika bank berperan sebagai pengelola maka biaya tersebut akan
ditanggung oleh bank, begitu pula sebaliknya jika bank berperan sebagai pemilik
dana akan membebankan biaya tersebut pada pihak nasabah pengelola dana.
19
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Azis, et al.,(ed.) Ensiklopedi Hukum Islam. Jakarta: Ichtiar Baru Van
Hoeve, 1996
Abdullah Saeed, Bank Islam dan Bunga; Studi Kritis dan Interpretasi
Kontemporer tentang Riba dan Bunga, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta : PT.
Gramedia, 1995