Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SAINS SEBAGAI CARA


MENGETAHUI : BERFIKIR KRITIS
TENTANG ILMU LINGKUNGAN
DOSEN : SYAMSUL BAHTIAR ASS, S.E., M.M

NAMA : SYANRAHMAD
NIM : 1761201308
KELAS : A4
SEMESTER :3

UNIVERSITAS MUSLIM MAROS


YAYASAN PERGURUAN ISLAM MAROS
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Sebagai individu kita tidak lepas dari yang dinamakan sains,

dan kita harus mengetahui apa itu sains melalui berbagai cara

dengan dorongan berfikir kritis tentang ilmu lingkungan. Sebagai

manusia bijak kita harus ramah akan lingkungan kita harus kritis

tentang suasana kondisi lingkungan sekitar guna terciptanya

lingkungan dan kehidupan saling menguntungkan.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu Sains?

2. Berfikir Kritis Tentang Ilmu Lingkungan!

C. TUJUAN

Adapun beberapa tujuan dari makalh ini yaitu;

1. Mengetahui apa itu sains

2. Mampu berfikir kritis terhadap lingkungan sekitar


BAB II
PEMBAHASAN
1. Tentang Sains

Pengertian Sains: Apa itu Sains? | Kata sains berasal dari

bahasa Latin scientia yang berarti “pengetahuan” atau

“mengetahui”. Dari kata ini terbentuk kata science (Inggris). Sains

dalam pengertian sebenarnya adalah ilmu pengetahuan yang

mempelajari berbagai fenomena alam sehingga rahasia yang

dikandungnya dapat diungkap dan dipahami. Dalam usaha

mengungkap rahasia alam tersebut, sains melakukannya dengan

menggunakan metode ilmiah. Sains memiliki ciri-ciri tertentu.

Beberapa ciri sains tersebut adalah sebagai berikut:

 Objek kajiannya sains berupa benda-benda konkret :

Benda konkret adalah benda-benda yang dapat ditangkap

oleh alat-alat indra, dapat berupa benda padat, cair, atau

gas. Jika benda-benda tersebut tidak dapat ditangkap oleh

indra kita, maka digunakan alat bantu. Contohnya,

pengamatan terhadap virus dilakukan dengan menggunakan

mikroskop elektron dan bakteri dengan bantuan mikroskop

cahaya.

 Sains mengembangkan pengalaman-pengalaman

empiris: Hal berarti pemecahan masalah dilakukan


berdasarkan pengalaman-pengalaman yang dapat dirasakan

oleh semua orang (pengalaman nyata). 

Pengertian Sains: Apa itu Sains?


 Sains menggunakan langkah-langkah sistematis: Artinya,

dalam proses pemecahan masalah, sains menggunakan

langkah-langkah yang teratur (sistematis) sesuai dengan

aturan-aturan yang sudah dibakukan. Langkah-langkah

sistematis tersebut berlaku untuk setiap bidang kajian sains

dengan hasil yang sama jika dilakukan pada situasi yang

sama.

 Hasil/produk sains bersifat objektif: Artinya, temuan

tersebut tidak dipengaruhi oleh subjektivitas pelaku

eksperimen atau atas hasil pemesanan dari pihak lain yang

sifatnya memihak. Sains hanya memihak kepada kebenaran

yang bersifat ilmiah.

 Sains menggunakan cara berpikir logis: Cara berpikir

yang menggunakan logika akan mengikuti kontinuitas dalam

berpikir.
 Hukum-hukum yang dihasilkan sains bersifat

universal: Artinya dilakukan di mana saja, oleh siapa saja,

serta kapan saja, pada dasarnya akan mendapatkan hasil

yang sama.

2. Berfikir Kritis Tentang Ilmu Lingkungan

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang aktif

dalam berpikir atau berpandang dalam suatu keadaan. Satu

masyarakat dengan masyarakat lain belum tentu memiliki

pemikiran atau pandangan yang sama. Masyarakat memiliki cara

pandang tersendiri dalam menyikapi masalah-masalah di

lingkungannya. Masalah budaya, masalah lingkungan, masalah

sosial, masalah ekonomi bahkan sampai masalah politik menjadi

perbincangan sederhana yang terkadang diabaikan.


Perbincangan sederhana itulah dapat membentuk karakter

masyarakat. Mereka diajak dan dilatih dalam berpikir atau

berpandang dalam menghadapi masalah. 

Awal mulanya memang hanya pemikiran biasa, namun

lama kelamaan, masyarakat menjadi sadar dan pemikiran

tersebut berkembang menjadi cara pandang yang lebih kritis.

Inilah yang menjadi cikal bikal berkembangnya masyarakat

“tradisional” ke masyarakat “modern” dan dalam fase inilah

terdapat masyarakat kritis dalam cara berpandang atau cara

berpikir yang lebih dalam lagi. Dalam lingkungan masyarakat,

tidak heran jika ada masalah-masalah yang muncul di sekitar. 

Masalah sosial dan masalah lingkungan seakan menjadi

ciri khas dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam hal ini,

masyarakat dapat merasakan empati dan mereka mengeluarkan

pendapat sesuai dengan apa yang mereka pikirkan.

Berpendapat dengan memiliki pemikiran yang kritis untuk

mencari solusi yang tepat. Seperti halnya dalam masalah

lingkungan yakni pencemaran lingkungan. Banyaknya

pembuangan limbah pabrik di sungai menjadi masalah serius di

kalangan masyarakat. 
Menyikapi masalah ini, masyarakat pastinya menyalahkan

pabrik-pabrik tanpa ada tindakan yang berarti. Artinya,

masyarakat masih belum sampai kepada tindakan yang lebih

serius lagi. Mereka hanya bersuara saja atau mengkritik kinerja

yang bersangkutan karena adanya dampak yang merugikan di

wilayahnya. Hanya menerima perubahan lingkungan tanpa

adanya suatu perubahan. Pun jika tidak terjadi di wilayahnya,

mereka tidak terlalu memperhatikan permasalahan ini. 

Namun, sekarang masyarakat dilatih untuk berpikir lebih

dalam lagi. Mereka tidak hanya memikirkan dampak yang

disebabkan oleh perubahan yang terjadi di lingkungannya,

melainkan memikirkan pula apa yang dilakukan setelahnya.

Masyarakat sadar bahwa tidak ada perubahan jika

masyarakatnya hanya berdiam diri. Oleh sebab itu, masyarakat

mulai memutar otak bagaimana pencemaran sungai tersebut

bisa berkurang dampaknya.

Satu persatu muncul beberapa ide untuk memecahkan

masalah. Masyarakat sepakat ketika berada dalam satu

pemikiran yang sama. Saat itulah mereka melakukan sebuah

tindakan seperti memutuskan untuk mendatangi pabrik yang


bersangkutan dan meminta pertanggungjawaban dalam

permasalahan pencemaran air.

Selain itu, dalam mengurangi pencemaran air, masyarakat

memiliki inisiatif sendiri. Mereka melakukan kerja bakti atau

bersih sungai untuk menunjukkan bahwa mereka peduli akan

lingkungan dan dimaksudkan untuk bentuk protes kepada pihak

yang bersangkutan jika sungai di daerah mereka tidak layak

untuk dicemari. Dalam kondisi seperti ini, masyarakat memilih

untuk bersikap lebih bijak. Berpikiran kritis mampu membentuk

perilaku masyarakat. Perilaku itulah yang dapat membentuk

kebiasaan masyarakat. Solusi sederhana dari sebuah

permasalahan yang terjadi di lingkungan masyarakat. 

Mereka melakukan tindakan yang bisa memperbaiki

keadaan bukan mempersulit keadaan yang berakhir membuat

rugi masyarakat itu sendiri. Masyarakat tentunya bisa menilai

mana yang baik dan mana yang tidak baik. Hal ini dikaitkan

dengan cara pandang masyarakat dalam menyelesaikan atau

mengurangi permasalahan di lingkungannya. Jika tadi telah

dikaitkan dengan masalah lingkungan, masalah sosial tentunya

tidak luput dari kehidupan bermasyarakat. 


Perubahan sosial kerap dijadikan sebagai pokok

pembahasan masyarakat ketika perubahan itu semakin kentara.

Akibatnya, ada dampak negatifnya. Sebagian dari masyarakat

tetap berada dalam keyakinannya. Keyakinan disini

dimaksudkan bahwa masyarakat tersebut percaya tidak akan

ada dampak dari perubahan sosial jika semua masyarakat tidak

ikut dalam perubahan itu. Akan tetapi, dalam lingkungan

masyarakat, perubahan sosial akan terjadi seiring dengan

perkembangan zaman.

Perubahan sosial terjadi tanpa disadari oleh semua orang.

Adanya perubahan komposisi penduduk, perubahan geografis,

maupun dalam kebudayaan adalah salah tiga dari beberapa

perubahan yang melatar belakangi terjadinya perubahan sosial. 

Tentunya perubahan ini dialami dalam kehidupan sehari-

hari. Kini cara berkomunikasi antara individu dengan individu

lainnya telah mengikuti zaman. Dulu, orang-orang berkomunikasi

melalui surat atau lewat telepon umum jika tidak bisa bertatap

muka. Namun, sekarang dengan banyaknya perkembangan

teknologi, cara berkomunikasi mulai mengalami peningkatan.

Dapat dilihat, media sosial menjadi alat populer yang dapat

mempermudah komunikasi apalagi jika berkomunikasi jarak


jauh, tidak perlu memakai surat, hanya menelepon atau chatting

saja orang-orang bisa terhubung satu sama lain.

Di sisi lain, perubahan ini disikapi pula oleh masyarakat

dari sisi negatifnya. Media sosial bisa disalahgunakan. Berita

hoax, penipuan, dan tindak kejahatan bisa terjadi kapan pun di

media sosial. Berbagai tipu daya pelaku kejahatan bebas

membagikan post-nya di akun media sosialnya. Akibatnya,

masyarakat banyak yang menjadi korban. Masyarakat terlalu

apatis untuk memilah antara berita yang benar dan yang tidak

benar. Lantas siapa yang harus disalahkan. 

Tidak adil jika media sosial yang patut dipermasalahkan.

Media sosial hanya menjadi wadah bagi para penggunanya

untuk mempermudah kita dalam berhubungan dengan orang

lain. Masyarakat perlu berpandangan kritis dalam menyikapi

masalah perubahan sosial ini. Mereka harus cerdas dalam

menanggapi berita maupun dalam hal berkomunikasi dengan

orang lain. Sehingga, masyarakat tidak menjadi korban lagi dan

lebih bijak dalam menggunakan media sosial. 

Tidak hanya masalah yang ada di media sosial, kejadian

yang sering kita jumpai pula yakni perilaku dan perkataan


seseorang yang sering kali di salahartikan oleh lain orang.

Terkadang perkataan orang lain sering diartikan lain (gagal

paham), sehingga menimbulkan permasalahan baru. Tentunya

orang-orang yang tidak bisa memahami situasi tersebut percaya

terhadap berita yang tidak tahu kebenarannya seperti apa. Inilah

masyarakat yang belum berpikir kritis.

Mereka mengambil informasi dari sisi negatifnya dan bisa

saja informasi tadi disebarluaskan dengan cerita yang

sebenarnya tidak benar. Alhasil, masyarakat masih nyaman

berada dalam pola pikir yang dangkal. Begitu juga dengan

masalah politik. Masyarakat yang awam terhadap masalah-

masalah yang berkaitan dengan politik masih ada yang

berpikiran apatis. Misalnya, dalam pemilihan kepala daerah.

Masyarakat yang masih apatis hanya bisa mengikuti alur dari

para calon pemimpin. Menerima bantuan dan dijadikan

pendukung, serta dituntut untuk memilih pemimpin yang

dianggap berjasa. 

Mereka diatur dan mereka mengikutinya. Hak suara yang

semestinya diperoleh masyarakat untuk memilih pemimpin

sesuai dengan keinginannya hanya dalam angan saja. Mereka

memilih bukan dari hatinya, melainkan dari hati calon


pemimpinnya. Para calon pemimpin diuntungkan, rakyat terkena

batunya. Hal-hal demikian terjadi jika masyarakat tidak berpikiran

kritis, sebaliknya mereka bersikap apatis atau acuh tak acuh.

Oleh sebab itu, di era zaman modern ini, perlunya pemahaman

mengenai sikap dalam memahami masalah di lingkungan

masyarakat harus didalami lagi. Setidaknya, masyarakat

mangalami perubahan yang positif. Peduli terhadap masalah

sosial, sekecil apapun masalahnya, masyarakat dituntut untuk

tidak bersikap apatis. 

Berpikir kritis dan mencoba keluar dari masalah. Artinya,

mencari solusi yang tepat. Tidak kaku, selalu memikirkan

dampak positif dan negatifnya, mampu menyaring segala hal

sederhana yang muncul di kehidupan sehari-hari seperti cerdas

dalam menanggapi adanya berita yang kerap di posting di media

elektronik maupun media sosial.

Setiap kehidupan bermasyarakat, haruslah ada yang

sadar akan adanya orientasi terhadap masa depan. Untuk

menuju ke kehidupan yang lebih maju, masyarakat harus

mengikuti segala aspek kehidupan yang semakin maju pula. Bila

mengalami ketertinggalan, tidak akan bisa mengikuti

perkembangan yang ada. Terutama perkembangan pola pikir. 


Masyarakat sejatinya berusaha mempertahankan

kebiasaan atau pola pikir yang kuno. Jika diteruskan, mereka

tidak bisa mengikuti zaman. Maka dari itu, masyarakat harus

memiliki pola pikir yang kritis yang nantinya menjadi langkah

awal menuju masa depan. Indonesia sendiri memerlukan

masyarakat yang berpikiran kritis dan cerdas dalam menyikapi

suatu masalah. Seiring perubahan masa ke masa, semua hal di

dunia ini mengalami perkembangan. Tak terkecuali dengan

dinamika yang ada di dalamnya. Pola tingkah laku masyarakat

sedikit demi sedikit mengalami peningkatan. Hanya saja

kurangnya rasa kepedulian dalam melihat suatu kondisi atau

permasalahan bisa menjadi penghalang dalam kemajuan

masyarakat yang modern. 

Masyarakat modern di Indonesia sendiri sudah tergolong

banyak dijumpai di sekeliling kita. Mereka mengutamakan

kebenaran serta memikirkan kepentingan orang lain. Masyarakat

kritis biasanya tidak terpengaruh terhadap hal-hal yang bisa

menjurus ke pemahaman yang salah. Berpikir secara

konservatif, mempertahankan kebenaran. Berpandang kritis

terhadap pendapat orang lain, mendengarkan dan memilah

semua argumentasi secara baik dan tepat. Dapat disebut juga

dengan masyarakat yang peduli akan majunya masyarakat yang


bijak. Bijak dalam artian tegas dalam menyikapi masalah-

masalah yang ada di sekitar kita tanpa harus terpengaruh oleh

adanya hal-hal yang dapat menggoyahkan sikap kita. Begitu

juga dengan kemajuan untuk Indonesia. Bila masyarakat aktif,

Indonesia mengalami pertumbuhan yang aktif pula. Masyarakat

aktif disini dimaksudkan mengenai pola pemikiran masyarakat

dalam mengkritik dan memperhatikan bagaimana kondisi di

negeri sendiri. Masyarakat seharusnya tidak hanya mengkritik

saja, namun harus bisa memberikan langkah tindakan

selanjutnya atau solusi yang tepat terhadap pemerintah.

Masyarakat tidak lagi mengomentari hal-hal negatifnya saja,

men-support kinerja pemerintah dan mencoba berpikir tentang

alasan mengapa pemerintah melakukan tindakan yang tidak

sepatutnya dalam hal melayani masyarakat. Jika pemerintah

melakukan tindakan yang salah, masyarakat langsung memberi

kritikan pedas tanpa tahu informasi selengkapnya. 

Sebagai masyarakat yang kritis, seharusnya mereka

harus mencari tahu mengenai kinerja pemerintah yang

melakukan kesalahan tersebut. Pastinya ada alasan dan

penjelasan mengenai itu semua. Dengan begitu, masyarakat

bisa mengkritik dengan benar berdasarkan informasi yang

akurat. Tidak serta merta langsung menyalahkan. Hal ini akan


berdampak terhadap kemajuan Bangsa Indoensia dalam

menyejahterahkan rakyatnya. Masyarakat yang terus berpikiran

kritis dan aktif dalam menyikapi masalah menjadikan Indoensia

sendiri memiliki peningkatan dalam kemakmuran rakyatnya. 

Bukan hanya berdampak dalam lingkup pemerintah, masyarakat

kritis juga berdampak terhadap kehidupan bermasyarakat.

Masyarakat bisa jauh lebih tenang, lebih bijak dan mencari solusi

yang tepat dalam menghadapi masalah sehari-harinya. Antara

masyarakat satu dengan masyarakat lain telah memahami dan

mencoba mempersatukan pemikiran (satu jalan) ketika mencari

jalan keluar di setiap permasalahan. Dengan demikian, kita

dilatih untuk menjadi masyarakat yang memiliki cara pandang

yang kritis dan menjadi masyarakat yang lebih cerdas.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPILAN
Kata sains berasal dari bahasa Latin scientia yang berarti

“pengetahuan” atau “mengetahui”. Dari kata ini terbentuk

kata science (Inggris). Sains dalam pengertian sebenarnya adalah

ilmu pengetahuan yang mempelajari berbagai fenomena alam

sehingga rahasia yang dikandungnya dapat diungkap dan

dipahami. Berpikir kritis dan mencoba keluar dari masalah

terhadap lingkunga. Artinya, mencari solusi yang tepat. Tidak

kaku, selalu memikirkan dampak positif dan negatifnya, mampu

menyaring segala hal sederhana yang muncul di kehidupan

sehari-hari seperti cerdas dalam menanggapi adanya berita yang

kerap di posting di media elektronik maupun media sosial.

B. SARAN

Saran yang dapat diberikan adalah marilah kita

berfikir kritis terhadap lingkungan sekitar. Kita berikan

perhatian dan lebih peka terhadap lingkungan agar

proses kehidupan dapat berlangsung panjang. Karna

kalau bukan kita siapa lagi.

DAFTAR PUSTAKA

http://pengertianahli.id/2013/12/pengertian-sains-apa-itu-sains.html
https://www.kompasiana.com/virlinsvtr/58fe11efd57a61ee5fae1728/apa-
jadinya-jika-masyarakat-lebih-kritis?page=all

https://www.google.co.id/search?
q=berpikir+kritis+terhadap+lingkungan&safe=strict&source=lnms&tbm=isch&sa
=X&ved=0ahUKEwjV1ISHzJLeAhUMp48KHQNDApoQ_AUIDygC&biw=1366&bih=
630#imgrc=htGYXXMyZfEJTM:

diakses : 19 Oktober 2018 20:21

Anda mungkin juga menyukai