Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

SIKLUS BIOGEOKIMIA
DOSEN : SYAMSUL BAKHTIAR ASS, SE., M.M

NAMA : SYANRAHMAD

NIM : 1761201308

KELAS : A4

SEMESTER :3

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MUSLIM MAROS
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kegiatan manusia di bumi semakin beragam telah memnimbulkan

dampak terhadap perubahan lingkungan. Salah satu perubahan

lingkungan yang menimbulkan dampak buru adalah perubahan iklim

global yang akibat efek emisi gas CO 2 (karbon dioksida), CO (karbon

monoksida), SO2 dan SO3 (oksida belerang), NO dan NO2 (oksida

nitrogen), CH4 (metana), O3 (ozon), CFC (carbon fluoro carbon).

Siklus materi menyangkut materi yang terdiri dari bahan-bahan

kimia, termasuk didalamnya media kehidupan. Bahan-bahan kimia

yang termasuk penyusun kehidupan yang paling banyak yaitu karbon,

nitrogen, oksigen, hidrogen, belerang dan fosfor. Perjalanan atau aliran

bahan-bahan kimia dalam ekosistem global di bumi ini ternyata

berbentuk lingkaran yang dikenal dengan siklus biogeokimia.


B. RUMUSAN MASALAH

A. Apa itu definisi singkat siklus biogeokimia yang meliputi siklus

karbon, siklus nitrogen, siklus oksigen, siklus belerang dan

siklus fosfor?

B. Apa itu Siklus Karbon dan reservoir-reservoirnya?

C. Apa itu Siklus Nitrogen dan fiksasinya?

D. Apa itu Siklus Oksigen dan bagaimana unsurnya?

E. Bagaimana Siklus Belerang terjadi?

F. Apa itu Siklus Fosfor dan sifatnya?

C. TUJUAN

A. Untuk mengetahui definisi singkat siklus biogeokimia yang

meliputi siklus karbon, siklus nitrogen, siklus oksigen, siklus

belerang dan siklus fosfor.

B. Untuk mengetahui Karbon dan reservoir-reservoirnya.

C. Untuk mengetahui Siklus Nitrogen dan fiksasinya.

D. Untuk mengetahui Siklus Oksigen dan bagaimana unsurnya.

E. Untuk mengetahui Siklus Belerang terjadi.

F. Untuk mengetahui Siklus Fosfor dan sifatnya.

G. Untuk menambah wawasan kita untuk menjaga lingkungan

demi kelangsungan mahluk hidup.


BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFENISI SIKLUS BIOGEOKIMIA

Siklus Biogeokimia adalah pertukaran atau perubahan yang terus

menerus, antara komponen biosfer yang hidup dengan tak hidup.

Dalam suatu ekosistem, materi pada setiap tingkat trofik tidak hilang.

Materi berupa unsur-unsur penyusun bahan organik tersebut didaur-

ulang.

Unsur-unsur tersebut masuk ke dalam komponen biotik melalui

udara, tanah, dan air. Daur ulang materi tersebut melibatkan makhluk

hidup dan batuan (geofisik) sehingga disebut Daur Biogeokimia.

Fungsi Daur Biogeokimia adalah sebagai siklus materi yang

mengembalikan semua unsur-unsur kimia yang sudah terpakai oleh

semua yang ada di bumi baik komponen biotik maupun komponen

abiotik, sehingga kelangsungan hidup di bumi dapat terjaga.

B. SIKLUS KARBON

Siklus karbon adalah siklus biogeokimia dimana karbon

dipertukarkan diantara biosfer, geosfer, hidrosfer dan atmosfer bumi.

Dalam siklus ini terdapat empat reservoir karbon utama yang

dihubungkan oleh jalur pertukaran.


Reservoir-reservoir tersebut adalah atmosfer, biosfer teresterial

(termasuk freshwater system dan material non-hayati organik seperti

karbon tanah (soil carbon), lautan (termasuk karbon anorganik terlarut

dan biota laut hayati dan non-hayati) dan sedimen (termasuk bahan

bakar fosil). Pergerakan tahuan karbon, pertukaran karbon antar

reservoir terjadi karena proses-proses kimia, fisika, geologi dan biologi

yang bermacam-macam.

Lautan mengandung kolam aktif karbon terbesar, namun demikian

laut bagian dalam dari kolam ini mengalami pertukaran yang lambat

dengan atmosfer.

Neraca karbon global adalah kesetimbangan pertukaran karbon

(antar yang masuk dan yang keluar) antar reservoir karbon atau

antara satu putaran (loop) spesifik siklus karbon (misalnya atmosfer-

biosfer). Analisis neraca karbon dari sebuah kolam atau reservoir

dapat memberikan informasi tentang apakah kolam atau reservoir

berfungsi sebagai sumber (source) atau lubuk (sink) karbon dioksida.


1. Karbon Di Atmosfer

Gambar .1 siklus karbon di atmosfer

Bagian terbesar dari karbon yang berada di atmosfer bumi

adalah gas karbon dioksida (CO2). Meskipun jumlah gas ini

merupakan bagian yang sangat kecil dari seluruh gas yang ada di

atmosfer, namun memiliki peran yang penting dalam menyokong

kehidupan.

Gas-gas lain yang mengandung karbon di atmosfer adalah

metan dan kloroflorokarbon atau CFC (CFC ini merupakan gas

artifisial atau buatan). Gas-gas tersebut adalah gas rumah kaca


yang konsentrasinya di atmosfer telah bertambah dalam dekade

terakhir ini dan berperan dalam pemanasan global.

Karbon diambil dari atmosfer dengan berbagai cara:

a. Ketika matahari bersinar, tumbuhan melakukan fotosintesa

untuk mengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat dan

melepaskan oksigen ke atmosfer. Proses ini akan lebih

banyak menyerap karbon pada hutan dengan tumbuhan

yang baru saja tumbuh atau hutan yang sedang mengalami

pertumbuhan yang cepat.

b. Pada permukaan laut ke arah kutub, air laut menjadi lebih

dingin dan CO2 akan lebih mudah larut. Selanjutnya CO 2

yang larut tersebut akan terbawa oleh sirkulasi termohalin

yang membawa massa air di permukaan yang lebih berat ke

kedalaman laut atau interior laut.

c. Di laut bagian atas (upper ocean), pada daerah dengan

produktivitas yang tinggi, organisme membentuk jaringan

yang mengandung karbon, beberapa organisme juga

membentuk cangkang karbonat dan bagian-bagian tubuh

lainnya yang keras. Proses ini akan menyebabkan aliran

karbon ke bawah.

d. Pelapukan batuan silikat. Tidak seperti dua proses

sebelumnya, proses ini tidak memindahkan karbon ke dalam

reservoir yang siap untuk kembali ke atmosfer. Pelapukan


batuan karbonat tidak memiliki efek netto terhadap CO 2

atmosferik karena ion bikarbonat yang terbentuk terbawa ke

laut dimana selanjutnya dipakai untuk membuat karbonat

laut dengan reaksi yang sebaliknya (reverse reaction).

Karbon dapat kembali ke atmosfer dengan berbagai cara

pula, yaitu:

a) Melalui pernafasan (respirasi) oleh tumbuhan dan

binatang. Hal ini merupakan reaksi eksotermik dan

termasuk juga di dalamnya penguraian glukosa (atau

molekul organik lainnya) menjadi karbon dioksida dan air.

b) Melalui pembusukan binatang dan tumbuhan. Fungi atau

jamur dan bakteri mengurai senyawa karbon pada

binatang dan tumbuhan yang mati dan mengubah karbon

menjadi karbon dioksida atau menjadi metana jika

tersedia oksigen.

c) Melalui pembakaran material organik yang mengoksidasi

karbon yang terkandung menghasilkan karbon dioksida

(juga yang lainnya seperti asap). Pembakaran bahan

bakar fosil seperti batu bara, produk dari industri

perminyakan (petroleum) dan gas alam akan

melepaskan karbon yang sudah tersimpan selama jutaan

tahun di dalam geosfer. Hal inilah yang merupakan


penyebab utama naiknya jumlah karbon dioksida di

atmosfer.

d) Produksi semen. Salah satu komponennya, yaitu kapur

atau gamping atau kalsium oksida, dihasilkan dengan

cara memanaskan batu kapur atau batu gamping yang

akan menghasilkan juga karbon dioksida dalam jumlah

yang banyak.

e) Di permukaan laut dimana air menjadi lebih hangat,

karbon dioksida terlarut dilepas kembali ke atmosfer.

f) Erupsi vulkanik atau ledakan gunung berapi akan

melepaskan gas ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk

uap air, karbon dioksida dan belerang. Jumlah karbon

dioksida yang dilepas ke atmosfer secara kasar hampir

sama dengan jumlah karbon dioksida yang hilang dari

atmosfer akibat pelapukan silikat.

Kedua proses kimia yang saling berkebalikan ini akan

memberikan hasil penjumlahan yang sama dengan nol

dan tidak berpengaruh terhadap jumlah karbon dioksida

di atmosfer dalam skala waktu yang kurang dari 100.000

tahun.

2. Karbon Di Biosfer.

Sekitar 1900 gigaton karbon ada di dalam biosfer. Karbon

adalah bagian yang penting dalam kehidupan di Bumi. Karbon


memiliki peran yang penting dalam struktur, biokimia dan nutrisi

pada semua sel makhluk hidup.

Kehidupan memiliki peranan yang penting dalam siklus

karbon: Autotroph adalah organisme yang menghasilkan

senyawa organiknya sendiri dengan menggunakan karbon

dioksida yang berasal dari udara dan air di sekitar tempat

mereka hidup.

Untuk menghasilkan senyawa organik tersebut mereka

membutuhkan sumber energi dari luar. Hampir sebagian

besar autotroph menggunakan radiasi matahari untuk

memenuhi kebutuhan energi tersebut dan proses produksi ini

disebut sebagai fotosintesis.

Sebagian kecil autotroph memanfaatkan sumber energi

kimia dan disebut kemosintesis. Autotroph yang terpenting

dalam siklus karbon adalah pohon-pohonan di hutan dan

daratan dan fitoplankton di laut. Fotosintesis memiliki reaksi:

6CO2 + 6H2O → C6H12O6 + 6O2

Karbon dipindahkan di dalam biosfer sebagai makanan

heterotrop pada organisme lain atau bagiannya (seperti buah-

buahan). Termasuk di dalamnya pemanfaatan material organik

yang mati (detritus) oleh jamur dan bakteri untuk fermentasi

atau.penguraian. Sebagian besar karbon meninggalkan biosfer

melalui pernafasan atau respirasi.


Ketika tersedia oksigen, respirasi aerobik terjadi, yang

melepaskan karbon dioksida ke udara atau air di sekitarnya

dengan reaksi 6CO2 + 6H2O → C6H12O6 + 6O2. Pada keadaan

tanpa oksigen, respirasi anaerobik lah yang terjadi, yang

melepaskan metan ke lingkungan sekitarnya yang akhirnya

berpindah ke atmosfer atau hidrosfer.

Pembakaran biomassa (seperti kebakaran hutan, kayu yang

digunakan untuk tungku penghangat atau kayu bakar, dll.) dapat

juga memindahkan karbon ke atmosfer dalam jumlah yang

banyak.

3. Karbon di laut.

Laut mengandung sekitar 36.000 gigaton karbon, dimana

sebagian besar dalam bentuk ion bikarbonat. Karbon anorganik,

yaitu senyawa karbon tanpa ikatan karbon-karbon atau karbon-

hidrogen. Pertukaran karbon ini menjadi penting dalam

mengontrol pH di laut dan juga dapat berubah sebagai

sumber (source) atau lubuk (sink) karbon.

Pada daerah upwelling, karbon dilepaskan ke atmosfer.

Sebaliknya, pada daerah downwelling karbon (CO2) berpindah

dari atmosfer ke lautan. Pada saat CO 2 memasuki lautan, asam

karbonat terbentuk: CO2 + H2O ⇌ H2CO3

Reaksi ini memiliki sifat dua arah, mencapai sebuah

kesetimbangan kimia. Reaksi lainnya yang penting dalam


mengontrol nilai pH lautan adalah pelepasan ion hidrogen dan

bikarbonat. Reaksi ini mengontrol perubahan yang besar pada

pH. H2CO3 ⇌ H+ + HCO3-

C. SIKLUS NITROGEN

Gas Nitrogen banyak terdapat di atmosfer, yaitu 80% udara.

Siklus nitrogen adalah transfer nitrogen dari atmosfer ke dalam tanah.

Selain air hujan yang membawa sejumlah nitrogen, penambahan

nitrogen ke dalam tanah terjadi melalui proses fiksasi nitrogen. Fiksasi

nitrogen secara biologis dapat dilakukan oleh bakteri Rhizobium yang

bersimbiosis dengan polong-polongan, bakteri Azotobacter dan

Clostridium.

Selain itu ganggang biru dalam air juga memiliki kemampuan

memfiksasi nitrogen. Nitrogen bebas juga mampu bereaksi dengan

hidrogen dan oksigen dengan bantuan kilat/petir. Tumbuhan

memperoleh nitrogen dari dalam tanah berupa ammonia (NH 3), ion

Nitrit (NO2-) dan ion nitrat (NO3-). Nitrat yang dihasilkan oleh fiksasi

biologis digunakan oleh produsen (tumbuhan) diubah menjadi molekul

protein.

Selanjutnya jika tumbuhan atau hewan mati, bakteri pengurai

merombaknya menjadi gas amoniak (NH 3) dan garam ammonium

yang larut dalam air (NH4+). Proses ini disebut amonifikasi. Bakteri

Nitrosomonas dan Nitrococcus mengubah amoniak dan senyawa

amonium menjadi nitrat yang akan diserap oleh akar tumbuhan.


Pada saat oksigen berkurang, nitrat (NO3-) akan diubah menjadi

nitrogen (N2) oleh bakteri, sehingga terjadi pelepasan gas oksigen

(O2). Proses ini dinamakan denitrifikasi yang pada umunya dilakukan

oleh bakteri Pseudomonas, Paracoccus denitrificans, Escherichia coli.

Denitrifikasi merupakan suatu proses yang penting di alam, yaitu

mekanisme dimana hasil fiksasi nitrogen dikembalikan ke atmosfer.

Dengan cara inilah siklus nitrogen akan berulang di ekosistem.

1 1 1 1 1 7
NO3- + (CH2O) + H+ → N2 + CO2 + H2O
5 4 5 10 4 20

Proses ini juga penting dalam pengolahan air lanjutan untuk

menghilangkan hara nitrogen.

Gambar 2 siklus Nitrogen di alam


Gambar 3 siklus nitrogen

D. SIKLUS OKSIGEN

Oksigen merupakan unsur yang vital bagi kehidupan dibumi ini.

Siklus ini berkaitan erat dengan siklus unsur lainnya, terutama dengan

siklus karbon. Unsur oksigen menjadi yang terikat secara kimia

melalui berbagai proses yang menghasilkan energi, terutama pada

perubahan dan proses metabolik dalam organisme. Oksigen

dilepaskan dari reaksi fotosintesis. Unsur ini secara cepat bersenyawa

membentuk oksida-oksida, seperti dengan karbon dalam respirasi

aerobik atau dengan karbon dan hidrogen dalam perubahan bahan

bakar fosil seperti dengan metana. CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O


Suatu aspek yang sangat penting dari siklus di stratosfer, yaitu

proses pembentukan ozon. Ozon membentuk lapisan tipis di stratosfer

yang berfungsi sebagai filter dari radiasi ultraviolet, dengan demikian

dapat menjaga kehidupan di bumi dari kerusakan/kehancuran yang

disebabkan oleh radiasi ini.

Siklus oksigen disempurnakan atau diakhiri ketika unsur oksigen

masuk kembali ke atmosfer dalam bentuk gas. Hanya satu cara yang

signifikan dimana hal tersebut terjadi yaitu melalui fotosintesis yang

dilakukan tumbuhan. Siklus hidrogen tidak dibuat tersendiri karena

dialam ini hidrogen paling bnayak terlihat dalam bentuk senyawa air,

H2O.

Gambar 2.4 siklus oksigen


Gambar 2.5 Siklus Hidrologi

E. SIKLUS BELERANG

Sumber sulfur dalam ekosistem antara lain yaitu sulfur yang

berada di atmosfer secara alami bersal dari letusan gunung berapi

yang berupa hidrogen sulfida. Sulfur sebagian besar tersimpan dalam

batuan bumi. Sulfur dapat terlepas dari batuan bumi karena erosi oleh

angin dan air. Sulfur juga terdapat dalam bentuk sulfat anorganik.

Sulfur direduksi oleh bakteri menjadi sulfida dan kadang-kadang

terdapat dalam bentuk sulfur dioksida atau hidrogen sulfida. Hidrogen

sulfida ini sering kali mematikan mahluk hidup di perairan dan pada

umunya dihasilkan dari penguraian bahan organik yang mati.

Tumbuhan menyerap sulfur daam bentuk sulfat (SO 4).


Gambar 6 Siklus belerang.

Perpindahan sulfat terjadi melalui proses rantai makanan,

lalu semua mahluk hidup mati da akan diuraikan komponen

organiknya oleh bakteri. Beberapa jenis bakteri yang terlibat dalam

daur sulfur antara lain desulfomaculum dan desulfibrio yang akan

mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H 2S).

Kemudian H2S digunakan bakteri fotoautotrof anaerob seperti

Chromatium yang melepaskan sulfur dan oksigen. Sulfur dioksidasi

menjadi sulfat oleh bakteri Kmolitotrof seperti Thiobacillus.

Siklus belerang relatif kompleks dimana melibatkan berbagai

macam gas, mineral-mineral yang sukar larut dan beberapa spesi

lainnya dalam larutan. Siklus ini berkaitan dengan siklus oksigen

dimana belerang bergabung dengan oksigen membentuk gas

belerang oksigen (SO2) sebagai bahan pencemar air. Diantara spesi-


spesi yang secara signifikan terlihat dalam siklus belarang adalah gas

hidrogen sulfida (H2S), mineral-mineral seperti Pbs, asam sulfat

(H2SO4), belerang oksida (SO2) sebagai komponen utama dari hujan

asam dan belerang yang terikat dalam protein. Yang merupakan

bagian dari siklus belerang yang sangat penting adalah adanya gas

SO2 sebagai bahan pencemar dan H2SO4 dalam atmosfer. Gas SO2

dikeluarkan dari pembakaran bahan bakar fosil yang mengandung

belerang. Efek uatama dari belerang dioksida dalam atmosfer adalah

kecendruangan untuk teroksidasi menghasilkan asam sulfat. Asam ini

dapat menyebabkan terjadinya hujan asam.

F. SIKLUS FOSFOR

Siklus fosfor, bersifat kritis karena fosfor secara umum merupakan

hara yang terbatas dalam ekosistem. Tidak ada bentuk gas dari fosfor

yang stabil. Oleh karena itu siklus fosfor adalah “endogenic”. Dalam

geosfer, fosfor terdapat dalam jumlah besar dalam mineral-mineral

yang sedikit larut, seperti hidroksiapilit dan garam kalsium.

Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat

organik (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik

(pada air dan tanah). Fosfor terlarut dari mineral-mineral fosfat dan

sumber-sumber lainnya, seperti pupuk fosfat, diserap oleh tanaman

dan tergabung dalam asam nukleat yang menyusun material genetik

dalam organisme. Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati

diuraikan oleh dekomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik.


Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut akan

terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat

banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil

terkikis dan membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut.

Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi.

Anthrosphere adalah reservoir fosfor yang penting dalam

lingkungan. Sejumlah besar dari mineral-mineral fosfat digunakan

sebagai bahan pupuk, industri kimia, dan “food additivies”. Fosfor

merupakn salah satu komponen dari senyawa-senyawa sangat toksik,

terutama insektisida organofosfat.

Gambar 7 Siklus Fosfor di alam


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Siklus Biogeokimia adalah pertukaran atau perubahan yang

terus menerus, antara komponen biosfer yang hidup dengan tak

hidup. Fungsi Daur Biogeokimia adalah sebagai siklus materi yang

mengembalikan semua unsur-unsur kimia yang sudah terpakai oleh

semua yang ada di bumi baik komponen biotik maupun komponen

abiotik, sehingga kelangsungan hidup di bumi dapat terjaga.

B. SARAN

Terus berperan aktif dalam penjagaan lingkungan demi

kelangsungan kehidupan bumi lebih baik. Jangan merusak

lingkungan agar tetap terjadi siklus yang baik


DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Rukaesih., 2004. Kimia Lingkungan. Jakarta:Penerbit ANDI

http://bonardo-art.blogspot.com/2013/03/makala-siklus-biogeokimia-oleh-

nama.html

http://slideshare.net/.../mater-yang-menyusun-tubuh-organisme-berasal-

dari-bumf.

http://id.wikipedia.org/wiki/siklus_karbon

http://free.vism.org/v12/sponsor/sponsor../.htm

http://scribd.com/AGROEKOLOGI-siklus-biogeokimia-dan-hidrologi.pdf

http://docudesk.com/siklus-biogeokimia.pdf

diakses tanggal 22 November 2018

Anda mungkin juga menyukai