Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN MATERNITAS DENGAN OKSIGENASI


DI RUANG BOUGENVILL RSUD dr. HARYOTO
PERIODE TANGGAL 20 Juni - 26 juni 2021

Oleh :

NAMA : ERDIANI EFTARIA PRANATA


NIM : 202303101021

PRODI D3 KEPERAWATAN KAMPUS LUMAJANG


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN INI TELAH DISAHKAN PADA


TANGGAL ................................. 2021

PEMBIMBING KLINIK MAHASISWA

....................................................... NIP.
..............................................

PEMBIMBING AKADEMI

.......................................................
NIP. ..............................................
LAPORAN PENDAHULUAN

1. Konsep Penyakit kebutuhan dasar manusia oksigenasi

A. Definisi
Oksigen merupakan salah satu unsur penting yang dibutuhkan oleh tubuh
bersama dengan unsur lain seperti hidrogen, karbon, dan nitrogen.
Oksigen merupakan unsur yang diperlukan oleh tubuh dalam setiap menit
ke semua proses penting tubuh seperti pernapasan, peredaran, fungsi otak,
membuang zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh, pertumbuhan sel dan
jaringan, serta pembiakan hanya berlaku apabila terdapat banyak oksigen.
Oksigen juga merupakan sumber tenaga yang dibutuhkan untuk
metabolisme tubuh (Atoilah & Kusnadi, 2013).
Oksigenasi merupakan proses penambahan oksigen (O2) ke dalam sistem
tubuh baik itu bersifat kimia atau fisika. Oksigen ditambahkan kedalam
tubuh secara alami dengan cara bernapas. Pernapasan atau respirasi
merupakan proses pertukaran gas antara individu dengan lingkungan
yang dilakukan dengan cara menghirup udara untuk mendapatkan
oksigen dari lingkungan dan kemudian udara dihembuskan untuk
mengeluarkan karbon dioksida ke lingkungan (Saputra, 2013).
Kebutuhan Oksigenasi merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia
yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme tubuh dalam
mempertahankan kelangsungan hidup dan berbagai aktivitas sel tubuh
dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan oksigenasi dipengaruhi oleh
beberapa factor seperti fisiologis, perkembangan, perilaku, dan
lingkungan

B. Keseimbangan /Nilai Normal


Tindal.volume 500 cc
Volume cadangan inspirasi 3000ml
Volume cadangan ekspirasi 1100ml
Volume residu 1200ml
Kapasitas insipirasi 3500ml
Kapisatas Residu fungsional 2500ml
Kapasitas Vital 4600ml
Kapasitas Total paru 5800ml

C. Organ Pengatur
Paru-paru: organ yang mengeluarkan oksigen dan memasok ke seluruh tubuh.

D. Ketidak Seimbangan dan jenis – jenisnya


1. Oksigen dalam bentuk gas.Oksigen yang tersedia dalam bentuk gas
biasanya disimpan dalam tangki berbagai ukuran
2. Oksigen cair
Konsentrator oksigen
4. Terapi oksigen hiperbarik.

E. Faktor yang mempengaruhi


1. Faktor fisiologis
Gangguan pada fungsi fisiologis akan berpengaruh pada
kebutuhan oksigen seseorang. Kondisi ini dapat mempengaruhi
fungsi pernapasannya diantaranya adalah :
1) Penurunan kapasitas angkut oksigen seperti pada pasien anemia
atau pada saat terpapar zat beracun
2) Penurunan konsentrasi oksigen yang diinspirasi
3) Hipovolemia
4) Peningkatan laju metabolik
5) Kondisi lain yang mempengaruhi pergerakan dinding dada
seperti kehamilan, obesitas dan penyakit kronis.
2. Status kesehatan
Panda orang yang sehat, sistem pernapasan dapat menyediakan kadar
oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi,
pada kondisi sakit tertentu, proses oksigenasi dapat terhambat
sehingga mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh seperti
gangguan pada sistem pernapasan, kardiovaskuler dan penyakit
kronis.
3. Faktor perkembangan
Tingkat perkembangan menjadi salah satu faktor penting yang
memengaruhi sistem pernapasan individu.
1) Bayi prematur: yang disebabkan kurangnya pembentukan
surfaktan.
2) Bayi dan toddler: adanya risiko infeksi saluran pernapasan akut.
4. Faktor perilaku
Perilaku keseharian individu dapat mempengaruhi fungsi
pernapasan. Status nutrisi, gaya hidup, kebiasaan olahraga, kondisi
emosional dan penggunaan zat-zat tertentu secara tidak langsung
akan berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh.
5.Lingkungan
Kondisi lingkungan juga dapat mempengaruhi kebutuhan oksigen.
Kondisi lingkungan yang dapat mempengaruhinya adalah :
1) Suhu lingkungan
2) Ketinggian
3) Tempat kerja (polusi)

F. Pemeriksaan
1. Pemeriksaan fungsi paru
Untuk mengetahui kemampuan fungsi paru dalam melakukan pertukaran
gas secara efisien
2. Pemeriksaan Gas darah arteri
Untuk memberikan informasi tentang difusi gas melalui membran kapiler
3. Okskmetri
Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler
4. Pemeriksaan sinar x dada
Untuk pemeriksaan adanya cairan,massa,fraktur, dan proses abnormal
5. CT-scan
Untuk mengidentifikasi adanya massa abnormal
6. Endoskopi
Untuk melihat adanya Lokasi kerusakan dan lesi

G. Penatalaksanaan
Oksigen pada kegagalan oksigenasi:
Pemberian O2: -PaO2
• Nasal kanula atau masker
• FIO2 40-60%
• Vetilator
Bronkospasme : bronkodilator
Infeksi : antibiotika (-peta kuman)
Retensi sputum : - dehidrasi
Nebulisasi
Fisioterapi dada
Suction/penghisapan

II. Konsep Asuhan Keperawatan Gangguan Kebutuhan Dasar A. Pengkajian


1. Anamnesa
Pengkajian Keperawatan
Menurut Brunner & Suddarth (2016), pengkajian keperawatan untuk
pasien gagal jantung berfokus pada pemantauan keefektifan terapi dan
kemampuan pasien untuk memahami dan menjelaskan strategi
manajemen diri. Tanda dan gejala kongesti paru dan kelebihan beban
cairan harus segera dilaporkan yang akan mengganggu pemenuhan
kebutuhan oksigen atau timbulnya masalah oksigenasi. Pengkajian
keperawatan pada pasien gagal jantung dengan masalah oksigenasi
meliputi :
a. Identitas Klien
Identitas klien yang perlu dikaji meliputi nama, jenis kelamin, tanggal
lahir, nomor register, usia, agama, alamat, status perkawinan,
pekerjaan, dan tanggal masuk rumah sakit.
Berdasarkan risiko CHF, kejadian penyakit ini akan meningkat pada
orang lanjut usia (lansia) karena penurunan fungsi ventrikel akibat
penuaan. Kondisi ini akan menyebabkan jantung tidak mampu
b. Identitas Penanggungjawab
Identitas penanggungjawab yang perlu dikaji meliputi nama, umur,
pekerjaan, alamat, dan hubungan dengan klien. c. Riwayat
Kesehatan 1) Keluhan Utama
Gejala yang menjadi keluhan utama pada pasien CHF adalah
sesak napas saat pasien beristirahat atau berbaring diatas tempat
tidur (Sibuea dkk, 2009). Keluhan utama lain yang biasa muncul
pada pasien dengan gangguan kebutuhan oksigen dan
karbondioksida antara lain batuk, peningkatan produksi sputum,
dispnea, hemoptisis, wheezing, stridor, dan chest pain (Somantri,
2009).
2) Riwayat Kesehatan sekarang
Keluhan yang muncul pada pasien CHF dengan masalah
gangguan kebutuhan oksigen pada saat dikaji adalah adanya
sesak napas yang akan menggangu proses tidur, kesulitan makan
karena sesak napas, sesak napas saat beraktivitas serta munculnya
rasa cemas karena sesak napas .
3) Riwayat Kesehatan Dahulu
Biasanya klien dengan penyakit gagal jantung (CHF) memiliki
kebiasan atau pola hidup yang kurang sehat seperti gaya hidup
merokok atau terpapar polusi udara, adanya riwayat penyakit
jantung yang akan dapat mengindikasikan adanya gangguan
pada fungsi pernapasan (Somantri, 2009).
Tingkat kesehatan klien dimasa lalu juga menentukan ada atau tidaknya
masalah oksigenasi. Pada seseorang yang sehat, sistem kardiovaskuler
dan pernapasan secara normal menyediakan

1. Pemeriksaan fisik
Menurut Saputra (2013), pemeriksaan fisik pada masalah kebutuhan
oksigenasi meliputi empat teknik, yaitu inspeksi, palpasi, auskultasi,
dan perkusi. Dari pemeriksaan ini dapat diketahui antara lain adanya
pembengkakan, pola napas yang tidak normal, atau suara napas yang
tidak normal. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara memeriksa
seluruh anggota tubuh (head to toe).
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2011), hasil pemeriksaan fisik yang
biasa ditemukan terkait pasien dengan gangguan oksigenasi adalah :
1) Keadaan umum : Biasanya pasien gelisah karena sesak napas
2) Tingkat kesadaran : Biasanya Composmentis sampai terjadi
penurunan kesadaran
3) TTV
a) BP : Biasanya terjadi hipotensi atau hipertensi
b) RR : Takipnea
c) P : Takikardia
d) T : Bisa terjadi hipotermia atau hipertermia
4) Kepala : Normachepal
5) Mata : Biasanya konjungtiva anemis (karena anemia),
konjungtiva sianosis (karena hipoksemia), konjungtiva
terdapat pethecial (karena emboli lemak atau endokarditis),
kondisi sklera tergantung dengan kondisi hati yang baik atau
tidak.
6) Mulut dan bibir : Biasanya membran mukosa sianosis, bibir
kering, bernapas dengan mengerutkan mulut. 7) Hidung :
Biasanya hidung sianosis, bernapas dengan menggunakan
cuping hidung.
8) Telinga : telinga sianosis, sejajar dengan kantus
mata.
9) Leher : ada distensi atau bendungan pada vena jugularis, bisa
terjadi pembesaran kelenjar getah bening
2. Pemeriksaan penunjang (Lab, Rontgen, USG, dll)

Pemeriksaan Diagnostik
a) Elektrokardiografi (EKG)
Kelainan EKG yang ditemukan pada pasien CHF adalah:
(1) Sinus takikardia
(2) Sinus bradikardia
(3) Atrial takikardia / futer / fibrilasi
(4) Aritmia ventrikel
(5) Iskemia / infark
(6) Gelombang Q menunjukkan infark sebelumnya dan
kelainan segmen ST menunjukkan penyakit jantung iskemik

Hipertrofi ventrikel kiri dan gelombang T terbalik menunjukkan


stenosis aorta dan penyakit jantung hipertensi
(8) Blok atrioventikular
(9) Mikrovoltase
(10) Left bunddle branch block (LBBB) kelainan segmen ST/T
menunjukkan disfungsi ventrikel kiri kronis
(11) Deviasi aksis ke kanan, right bundle branch block, dan
hipertrofi kanan menunjukkan disfungsi ventrikel kanan b)
Ekokardiografi
Gambaran yang aling sering ditemukan pada CHF akibat
penyakit jantung iskemik, kardiomiopati dilatasi, dan beberapa
kelainan katup jantung adalah dilatasi ventrikel kiri yang
disertai hipokinesis seluruh dinding ventrikel. c) Rontgen
Toraks
Foto rontgen toraks posterior-anterior dapat menunjukkan adanya
hipertensi vena, edema paru, atau kardiomegali. Bukti yang
menunjukkan adanya peningkatan tekanan vena paru adalah
adanya diversi aliran darah ke daerah atas dan adanya
peningkatan ukuran pembuluh darah.
Menurut Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler
Indonesia, (2015) abnormalitas foto toraks yang ditemukan pada
pasien CHF: (1) Kardiomegali
(2) Hipertrofi ventrikel
(3) Kongesti vena paru
(4) Edema intertisial
(5) Efusi pleura
(6) Infiltrat paru

Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan meliputi
pemeriksaan gas darah arteri, oksimetri, dan pemeriksaan darah lengkap
(Saputra, 2013).
Abnormalitas pemeriksaan laboratorium yang ditemukan pada pasien
CHF:
(1) Abnormalitas analisa gas darah
(a) PH (7,35-7,45)
(b) PO2 (80-100 mmHg)
(c) PCO2 (35-45 mmHg)
(d) HCO3 (22-26 mEq/L)
(2) Peningkatan kreatinin serum ( > 150 μ mol/L)
(3) Anemia ( Hb < 13 gr/dl pada laki-laki, < 12 gr/dl pada perempuan)
(4) Hiponatremia ( < 135 mmol/L)
(5) Hipernatremia ( > 150 mmol/L)
(6) Hipokalemia ( < 3,5 mmol/L)
(7) Hiperkalemia ( > 5,5 mmol/L)
(8) Hiperglikemia( >200 mg/dl)
(9) Hiperurisemia ( > 500 μ mmol/L)
(10)BNP ( < 100 pg/ml, NT proBNP < 400 pg/ml)
(11) Kadar albumin tinggi ( > 45 g/L)
(12)Kadar albumin rendah ( <30 g/L)
(13)Peningkatan transaminase
(14) Peningkatan troponin
(15)Tes tiroid abnormal
(16)Urinalisis
(17) INR > 2,5
(18)CRP > 10 mg/L
B. Diagnosa Keperawatan Utama

Definisi/Pengertian
Ketidakefektifan bersihan jalan napas
Definisi: ketidakmampuan membersihkan sekresi atau obstruksi dan saluran napas
untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Batasan Karakteristik:
a) Batuk yang tidak efektif
b) Dispnea

d) Perubahan frekuensi napas


e) Perubahan pola napas
f) Sianosis
g) Sputum dalam jumlah yang berlebihan
h) Suara napas tambahan

Faktor yang berhubungan


a) Ansietas
b) Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru
c) Hiperventilasi

C. Planning/Rencana Tindakan Keperawatan


1. Tujuan dan Kriteria hasil
1) Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan
TTV.
2) Mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri
3) Tanda-tanda vital
4) Energy psikomotor
5) Level kelemahan
6) Mampu berpin

2. Intervensi dan Rasional Intervensi :


Observasi
Respiratory Monitoring
a) Monitor pola napas, irama, kedalaman dan usaha napas
b) Perhatikan gerakan dan kesimetrisan, menggunakan otot bantu, dan
adany retraks otot intercostals dan supraclavicular
c) Monitor bunyi napas, misalnya mendengkur
d) Monitor pola napas

Terapeutik

Oxygen Therapy
a) Periksa mulut, hidung, dan sekret trakea
b) Pertahankan jalan napas yang paten
c) Atur peralatan oksigenasi
d) Monitor aliran oksigen
e) Pertahankan posisi pasien
f) Observasi tanda-tanda hipoventilasi
g) Monitor adanya kecemasan pasie

Edukasi
Berikan edukasi untuk tarik nafas dalam

Kolaborasi
Berikan kolabarosi obat sesuai advis dokter

D. Masalah Keperawatan Lain Yang Bisa Terjadi (Disertai Rencana Tindakan


Keperawatan sampai intervensi lengkap untuk 1 diagnosa keperawatan
tambahan)

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah. 2014. Kebutuhan Dasar Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan.
Jakarta : Trans Info Media
Asmadi. Editor Eka Anisa Mardella. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan :
Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : salemba Medika. American
Heart Association (AHA). 2016 Heart Failure (Understand Your Risk for Heart
Failure). . Diambil dari :
http://www.heart.org/HEARTORG/Conditions/heartFailure/CusesAndRiskF
orheartFailure/Understand-Your-Risk-for-Heart-Failure . (21 Januari 2017).
Ambarwati, Fitri Respati. 2014. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia. Yogyakarta :
Dua Satria Offset.Ernawati. 2012. Konsep dan Aplikasi Keperawatan Dalam
Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : TIM.
Atoilah, Elang Mohamad dan Engkus Kusnadi. 2013. Askep pada Klien dengan
Gangguan Kebutuhan Dasar Manusia. Garut : In Media.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Tahun 2013. Riset Kesehatan Dasar Riskesdas 2013. Diambil dari :
http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/rkd2013/Laporan_Rikesdas
2013.PDF. (21 Januari 2017).
Brunner and Suddarth. 2016. Keperawatan Medikal Bedah ed. 12. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai