Full
Full
SKRIPSI
Oleh :
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MY ALMAMATER
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Dengan penuh rasa syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
penulisan skripsi yang berjudul “Evaluasi Penggunaan Obat pada Pasien Pasca
memperoleh gelar sarjana farmasi pada program studi Ilmu Farmasi, Jurusan
Penulis menyadari, bahwa penulisan skripsi ini bukanlah sesuatu hal yang
mudah, hanya dengan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Direktur Rumah Sakit Sanglah Denpasar yang telah memberikan ijin bagi
2. Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi yang telah
memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian ini, serta selaku
skripsi ini.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Aris Widayati, M.Si., Apt. atas kesediaan menguji serta memberikan saran dan
5. Staf, karyawan di Diklat, Litbang dan Bangsal Bakung Timur Rumah Sakit
Sanglah Denpasar atas bantuan, saran dan waktu yang diberikan selama
semangat, kasih sayang, pengorbanan serta doa yang tulus untuk kesuksesan
7. My Brothers and my sisters: I Putu Karyana, I Kadek Artana, Mbok Tut Sukri
dan Mbak Rina yang selalu memberikan semangat, kasih sayang dan doanya
untuk penulis.
8. Kepit, Dek Iting, Mank Divi dan Tata yang selalu menghadirkan keceriaan di
hati penulis.
9. Ely atas semua cinta, sayang, semangat, doa, keceriaan dan kesabarannya pada
penulis. I Love U.
10. Mbok Ade Sri sekeluarga, Mbok Kar, Bli Tut De, Bli Made Danya, Iwe Suar
dan Iwe Car atas semua nasihat dan semangat yang diberikan pada penulis.
11. Ibu Putu Aryani dan Bapak, atas semua bantuan, bimbingan dan semangat
12. Devi, Titien, Ocha, Ratna, Timur, Simon, Madya, Mega and Juleha atas
kebersamaan dan kekompakkannya selama ini. Devi and Titien terima kasih
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13. Kamizo terima kasih atas doa dan semangatnya untuk penulis. Dek Sanjaya,
Oming and Adi yang selalu menghibur lewat sms saat penulis lagi stres dan
jenuh.
14. Oe2s, Meta, Vi2, Mbak Wiwit yang selalu menghibur, memberi semangat,
15. Santra, Sukerta, Kawi, Bli Ngurah and Dode atas kebersamaan dan
bantuannya selama ini. Vina, Suster Fidelis, Rani, Puguh, Fajar, Gayung and
Printa buat semua bantuan dan kebersamaannya selama KKN, terima kasih
buat keceriaannya.
16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Akhirnya, penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini.
Skripsi ini jauh dari sempurna karena keterbatasan pikiran, waktu dan tenaga.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun,
agar skripsi ini lebih mendekati sempurna. Akhir kata, semoga skripsi ini
Penulis
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
INTISARI ………………………………………………………………. vi
BAB I PENDAHULUAN
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Infeksi ………………………………………………………… 13
a) Definisi ……………………………………………………... 13
b) Penyebab …………………………………………………… 14
c) Terapi ………………………………………………………. 14
2. Nyeri ………………………………………………………….. 27
a) Definisi ……………………………………………………… 27
b) Penyebab …………………………………………………… 27
c) Terapi ………………………………………………………. 29
3. Anemia ……………………………………………………….. 31
a) Definisi …………………………………………………….. 31
b) Penyebab …………………………………………………… 31
c) Terapi ………………………………………………………. 31
a) Oksitosin ……………………………………………………. 33
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Antiinfeksi …………………………………………………… 53
c. Analgesik …………………………………………………….. 61
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Kesimpulan ………………………………………………………. 77
B. Saran ……………………………………………………………… 78
LAMPIRAN ………………………………………………………….... 82
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel III Pasien dengan lebih dari satu indikasi bedah sesar di Bangsal
Tabel VI Data kelas bangsal pasien pasca bedah sesar di Bangsal Bakung
Tabel VII Kelas terapi pada pasien bedah sesar di Bangsal Bakung
Tabel VIII Antiinfeksi yang diterima pasien bedah sesar di Bangsal Bakung
2007 …………………………………………………………… 62
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel XI Obat yang mempengaruhi gizi dan darah yang diterima pasien
Tabel XIII Golongan dan jenis obat lain yang diterima pasien bedah
Tabel XV Kondisi pasien pasca bedah sesar saat pulang dari Bangsal
Tabel XVI Lama rawat inap pasien bedah sesar di Bangsal Bakung
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
2007………………………………………………………….. 82
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
oleh wanita yang akan melahirkan. Sebagian besar dari mereka beranggapan,
bahwa vagina mereka akan “molor” ketika melahirkan secara normal. Akibatnya,
berkembanglah mitos bahwa vagina yang molor akan membuat hubungan kelamin
pelukan wanita lain. Tindak lanjutnya, sebagian wanita muda atau calon ibu yang
mewarisi perspektif ini akan memilih bedah sesar untuk menyelamatkan elastisitas
alat vitalnya itu. Tindakan yang diyakini sebagai langkah “penyelamatan” ini
Risiko yang sering muncul pada kasus bedah sesar adalah risiko infeksi dan
pendarahan. Dari data statistik disebutkan insidennya mencapai 10% (Abu Bakar,
2002).
topik terutama mengenai bedah sesar banyak dijumpai di internet. Akibat dari
banyaknya informasi yang ada, maka munculah konsep baru yang lahir di seputar
semakin paham akan bahaya dan risiko dari tindakan bedah sesar, sehingga
meluncur ke atas. Data rumah sakit swasta dari kota-kota besar di Indonesia
informasi di negeri kita belum terbuka lebar, jumlah penduduk kita yang mampu
mengakses informasi yang bertebaran di internet sangat kecil dan diperkuat juga
oleh minat baca bangsa kita yang sangat rendah (Abu Bakar, 2002). Akan tetapi
dilain pihak, perluasan indikasi untuk melakukan bedah sesar dan kemajuan dalam
teknik operasi dan anestesi serta obat-obat menyebabkan angka kejadian bedah
Bedah sesar adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan
pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina (Mochtar, 1998).
Bedah sesar bertujuan untuk menjamin turunnya tingkat morbiditas dan mortalitas
sehingga sumber daya manusia dapat ditingkatkan dan untuk mengeluarkan janin
dari dalam rahim pada ibu-ibu yang meninggal. Dulu angka morbiditas dan
mortalitas untuk ibu dan janin sangat tinggi. Pada masa sekarang, oleh karena
kemajuan yang pesat dalam teknik operasi, anestesi, penyediaan cairan dan darah,
indikasi dan obat-obatan angka tersebut menjadi sangat menurun (Mochtar, 1998).
Di Indonesia pada saat ini belum ada angka nasional yang tepat tentang
kematian maternal dan perinatal, baik untuk suatu daerah, wilayah dan secara
nasional. Hal ini disebabkan belum adanya sistem pencatatan, pelaporan dan
pendaftaran wajib bagi kelahiran dan kematian. Secara umum, angka kematian
maternal dari rumah-rumah sakit di Indonesia berkisar antara 51,6 sampai 206,3
per 10.000 persalinan, sedangkan angka kematian perinatal berkisar antara 77,3
sampai 142,2 per 1000. Bila dibandingkan dengan negara-negara maju, angka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kematian maternal berkisar antara 1,5-3,0 per kelahiran hidup, sedangkan angka
kematian perinatal berkisar antara 13,0 sampai 30,0 per 1000 kelahiran. Tingginya
sakit yang menerima banyak kasus patologik dengan penderita sering kali dalam
sangat besar, hal ini disebabkan adanya pembukaan jaringan tubuh sehingga
protozoa ke dalam tubuh manusia. Untuk mencegah dan mengobati infeksi maka
organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri (Anonim, 2006b). Prinsip
Keluhan yang secara umum dirasakan oleh pasien pasca bedah salah
satunya adalah timbulnya rasa nyeri di daerah bekas sayatan operasi. Rasa nyeri
adalah obat untuk mengurangi atau melenyapkan rasa nyeri tanpa menghilangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kesadaran (Anief, 2003). Obat-obatan yang diberikan untuk pasien bedah sesar
penggunaan obat pada pasien pasca bedah sesar di Bangsal Bakung Timur Rumah
Sakit Sanglah Denpasar periode Februari 2007. Rumah Sakit Sanglah Denpasar
1. Permasalahan
1. seperti apakah karakteristik pasien pasca bedah sesar yang meliputi: usia
pasien, indikasi, tingkat pendidikan pasien, jenis pekerjaan pasien, dan kelas
2. seperti apakah pola peresepan obat yang terkait dengan golongan dan jenis
obat yang digunakan dalam pengobatan pasien pasca bedah sesar di Bangsal
3. apakah pada pasien pasca bedah sesar di Bangsal Bakung Timur Rumah Sakit
4. seperti apakah dampak yang terjadi pada pasien pasca bedah sesar yang
dan lama rawat inap di Bangsal Bakung Timur Rumah Sakit Sanglah
2. Keaslian penelitian
“Gambaran Peresepan Obat pada Pasien Pasca Bedah Sesar di Instalasi Rawat
Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari – Juni 2002” yang
Obat pada Pasien Pasca Bedah Sesar di Bangsal Bakung Timur Rumah Sakit
Sanglah Denpasar Periode Februari 2007 belum pernah dilakukan. Penelitian ini
3. Manfaat penelitian
Timur mengenai penggunaan obat pada pasien pasca bedah sesar. Manfaat praktis
pada pasien pasca bedah sesar oleh dokter maupun pelaksanaan praktek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
farmasi klinik oleh farmasis di Bangsal Bakung Timur Rumah Sakit Sanglah
B. Tujuan Penelitian
pada pasien pasca bedah sesar di Bangsal Bakung Timur Rumah Sakit Sanglah
Denpasar periode Februari 2007. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini, antara
1. karakteristik pasien pasca bedah sesar yang meliputi: usia pasien, indikasi,
tingkat pendidikan pasien, jenis pekerjaan pasien, dan kelas bangsal pasien
2007.
2. pola peresepan obat yang terkait dengan golongan dan jenis obat yang
terjadi pasien pasca bedah sesar di Bangsal Bakung Timur Rumah Sakit
4. dampak yang terjadi pada pasien pasca bedah sesar yang berhubungan
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Fisiologi Kehamilan
proses ovulasi sel telur ke dalam tuba fallopi, dimana jika sel telur tersebut
dibuahi oleh sperma, sel telur akan melakukan implantasi pada dinding uterus dan
tuba fallopi, maka dapat terjadi kehamilan entopik, dimana kehamilan tidak terjadi
di rahim, tapi terjadi di bibir rahim atau bahkan di ovarium (Anonim, 2007b).
terakhir dan kelahiran yaitu 38 minggu dari pembuahan. Istilah medis untuk
pada minggu-minggu awal kehamilan dan kemudian menjadi janin sampai masa
kelahiran. Seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya disebut primigravida
atau gravida 1 (G1), sedangkan wanita yang belum pernah hamil dikenal sebagai
gravida 0 (G0) (Anonim, 2007a). Suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang
dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar dikenal dengan istilah
partus (P).
Lamanya kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus adalah kira-kira 280
hari atau 40 minggu, dan tidak lebih dari 300 hari atau 43 minggu. Kehamilan 40
minggu disebut kehamilan matur atau cukup bulan, kehamilan lebih dari 43
dalam tiga bagian, yaitu kehamilan triwulan pertama yaitu antara 0 sampai 12
minggu, kehamilan triwulan kedua antara 12-28 minggu, dan kehamilan triwulan
B. Bedah Sesar
Istilah bedah sesar (section caesarea) berasal dari perkataan latin caedere
yang artinya memotong. Pengertian ini semula dijumpai dalam Roman Law (Lex
Julius Caesar yaitu kaisar Roma pada tahun 700 sebelum masehi. Namun, dalam
sejarah kedokteran, bedah sesar baru disebut sebagai cara melahirkan bayi setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tahun 1974, yaitu ketika seorang dokter di Virginia Amerika Serikat melakukan
operasi pada istrinya (Kasdu, 2003). Bedah sesar adalah suatu cara melahirkan
janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut
atau vagina; atau bedah sesar adalah suatu histerotomia untuk melahirkan janin
dari dalam rahim (Mochtar, 1998). Persalinan bedah sesar adalah persalinan
melalui sayatan pada dinding abdomen dan uterus yang masih utuh dengan berat
janin >1,000 gram atau umur kehamilan >28 minggu (Manuaba, 1999).
Secara umum bedah sesar adalah sayatan melalui dinding abdomen dan
uterus untuk melahirkan janin dari dalam rahim. Tujuan bedah sesar adalah untuk
manusia dapat ditingkatkan dan untuk mengeluarkan janin dari dalam rahim pada
pembedahan dapat ditentukan oleh dokter yang akan menolongnya dan persiapan
dapat dilakukan dengan baik. Kerugiannya adalah karena persalinan belum mulai,
pembedahan dan akan lebih mudah terjadinya antonia arteria dengan perdarahan
dari semula telah direncanakan bahwa janin akan dilahirkan secara bedah
sesar, tidak diharapkan lagi kelahiran biasa, misalnya pada panggul sempit
10
dalam hal ini kita bersikap menunggu kelahiran biasa (partus percobaan),
bila tidak ada kemajuan persalinan atau partus percobaan gagal, baru
ibu pada kehamilan yang lalu mengalami bedah sesar (previous caesarea
adalah suatu operasi dimana setelah janin dilahirkan dengan bedah sesar,
adalah suatu operasi tanpa mengeluarkan janin dari kavum uteri dan
kira sepanjang 10 cm. Kelebihan dari bedah sesar dengan cara ini, antara
11
baik dan untuk persalinan berikutnya lebih sering terjadi ruptura uteri
spontan.
sesar dengan cara ini adalah penjahitan luka lebih mudah, penutupan luka
ialah luka dapat melebar ke kiri, kanan, dan bawah, sehingga dapat
Indikasi bedah sesar biasanya merupakan indikasi absolut atau relatif. Setiap
keadaan yang membuat kelahiran lewat jalan lahir tidak mungkin terlaksana,
kesempitan panggul yang sangat berat dan neoplasma yang menyumbat jalan
lahir. Pada indikasi relatif, kelahiran lewat vagina bisa terlaksana dengan keadaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
sedemikian rupa sehingga kelahiran lewat bedah sesar akan lebih aman bagi ibu,
anak ataupun keduanya (Oxorn, 1990). Adapun indikasi yang sering muncul pada
bedah sesar adalah plasenta previa sentralis dan lateralis (posterior); bayi letak
sungsang; ruptura uteri mengancam; panggul sempit dimana batas terendah untuk
secara normal, harus diselesaikan dengan bedah sesar. Jika CV antara 8-10 cm
boleh dicoba dengan partus percobaan, baru setelah gagal kemudian dilakukan
bedah sesar sekunder (Mochtar,1998). Persalinan yang sulit, yang meliputi proses
yaitu ukuran bayi yang terlampau besar untuk melalui rongga panggul (Abu
Bakar, 2002).
pada bayi yang dalam posisi normal dapat dilahirkan per vaginam. Bagian
terbesar dari peningkatan insidensi bedah sesar dalam kelompok ini berkaitan
dengan presentasi pantat. Disfungsi uterus mencakup kerja uterus yang tidak
kemajuannya mungkin terhenti sama sekali. Keadaan ini sering disertai disposisi
dan malpresentasi (Oxorn, 1990). Problem serius yang terkait dengan kesehatan
13
1. Infeksi
a. Definisi
tidak selalu hal ini akan menyebabkan seseorang menjadi sakit secara klinis.
Pada pasien bedah sesar infeksi yang sering terjadi adalah infeksi nifas.
Infeksi nifas ringan ditandai dengan kenaikan suhu beberapa hari, infeksi nifas
sedang ditandai dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi dan disertai dehidrasi,
dan infeksi berat dengan peritonitis, dan sepsis. Infeksi berat biasanya sering
intrapartal karena ketuban yang pecah terlalu lama. Secara umum gejala infeksi,
antara lain timbulnya rasa nyeri serta panas pada tempat infeksi, suhu tubuh
sekitar 38oC, dan bila luka terinfeksi tertutup oleh jahitan serta getah radang
tidak dapat keluar, demam bisa naik sampai 39-40oC dengan kadang-kadang
14
b. Penyebab
infeksi sangat besar yang disebabkan oleh adanya perobekan jaringan sehingga
c. Terapi
sering digunakan dalam bedah sesar adalah antibiotika. Antibiotika yang sering
Tindakan kuratif diberikan bila bakteri sudah masuk ke dalam tubuh manusia
profilaksis diberikan melalui tiga dosis terbagi selama 24 jam untuk pencegahan
infeksi. Jika bedah sesar lebih dari 6 jam ataupun jika kehilangan darah lebih
15
metronidazol 500 mg secara i.v. setiap 8 jam. Jika infeksi tidak terlalu berat,
dapat diberikan amoksisilin 500 mg secara oral setiap 8 jam sebagai pengganti
d. Penggolongan antibiotika
luas (broad spectrum) yang berguna untuk membunuh semua jenis bakteri di
dari:
sempurna dan tidak tahan terhadap tekanan osmotik dari plasma dengan
16
Hasilnya, zat-zat penting dari isi sel dapat merembas keluar. Contohnya:
ketokonazol).
4) asam-asam inti seperti DNA dan RNA, contohnya rifamisin (RNA), asam
menjadi:
a) β-laktam
gram-negatif. Semua penisilin dianggap aman bagi wanita hamil dan yang
menyusui, walaupun dalam jumlah kecil terdapat dalam darah janin dan air
susu ibu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
zat ini terutama aktif terhadap kuman gram-positif dan diuraikan oleh
penisilinase.
(c) zat-zat spektrum luas: ampisilin dan amoksisilin, aktif terhadap kuman-
blocker.
18
dengan mudah melintasi plasenta, tetapi kadarnya dalam darah janin lebih
laktamase.
lebih kuat dan lebih luas lagi. Resistensinya terhadap laktamase juga
lebih kuat.
19
dinding bakteri dan mengikat diri pada ribosom di dalam sel. Aminoglikosida
dapat melintasi plasenta dan merusak ginjal serta menimbulkan ketulian pada
bayi, tidak dianjurkan selama kehamilan, tapi dapat diberikan selama laktasi
tetrasiklin tidak boleh diberikan setelah bulan keempat dari kehamilan dan
20
eritromisin, tetapi mirip sekali mengenai aktivitas, mekanisme kerja, dan pola
permeabilitas sel meningkat dan akhirnya sel meletus. Antibiotika ini sangat
f) antibiotika lainnya
21
grey baby syndrome, serta dapat melintasi plasenta dan mencapai air susu
antibiotika terakhir pada infeksi parah oleh kuman, jika obat-obat lain
(icterus) pada bayi. Zat ini melintasi plasenta dan terdapat dalam air susu
ibu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
ii. terapi definitif atau tetap, diberikan bila kuman penyebab penyakit dapat
yaitu:
23
untuk setiap pasien yang dicurigai menderita suatu infeksi. Di samping itu,
ii) faktor pasien. Diantara faktor pasien yang perlu diperhatikan dalam pemberian
antibiotika antara lain fungsi ginjal, fungsi hati, riwayat alergi, daya tahan
infeksi, usia, untuk wanita apakah sedang hamil atau menyusui (Anonim,
2000a).
manusia harus mempunyai sifat toksisitas selektif setinggi mungkin. Artinya, obat
tersebut haruslah bersifat sangat toksik untuk mikroba, tetapi relatif tidak toksik
untuk hospes. Berdasarkan sifat toksisitas selektif, ada antimikroba yang bersifat
ada yang bersifat pembunuh mikroba yang dikenal sebagai aktivitas bakterisid
tergantung pada daya tahan tubuh seseorang atau hospesnya (Sumarsono, 2002).
Zat-zat bakterisid pada dosis biasa dapat mematikan kuman. Obat-obat ini
dapat dibagi pula dalam dua kelompok yakni zat-zat yang bekerja pada fase
rifamisin, asam nalidiksat, dan kinolon. Kurang efektif terhadap kuman dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
antimikroba selalu dipilih sedemikian tinggi hingga kadar obat di tempat infeksi
puncak dalam darah dan jaringan sering kali perlu dimulai dengan dosis berganda
juga dimulai dengan injeksi pada infeksi parah dan selanjutnya diteruskan secara
menjadi hipersensitif. Bila kemudian obat yang sama digunakan secara sistemis,
misalnya melalui oral atau parenteral, maka ada kemungkinan terjadinya suatu
tetapi kadang-kadang juga lebih hebat, seperti demam, kelainan darah, bahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
syok anafilaksis fatal. Oleh karena itu, untuk menghindari sensitasi sebaiknya
juga tetrasiklin jarang sekali mensensitasikan, oleh kerena itu, banyak digunakan
kontak. Jika antibiotika digunakan dengan dosis terlalu rendah atau masa terapi
kurang lama, maka hal ini dapat mempercepat terbentuknya suku-suku yang
antimikroba. Bakteri bisa resisten karena obat tidak mencapai target tempat obat
harus bekerja, contoh membran atau dinding sel bakteri yang sulit ditembus obat
(impermeabel); obat dibuat menjadi tidak aktif, contohnya karena bakteri bisa
target/tempat obat harus bekerja berubah, contoh saluran pada dinding sel bakteri
sebagai tempat masuknya obat tidak ada, dan transport sistem yang kurang
(Anonim, 2006b). Oleh karena itu, selalu perlu menggunakan dosis cukup tinggi
untuk waktu yang cukup lama. Cara lain untuk mencegah resistensi adalah
timbul di atas infeksi primer. Infeksi terutama terjadi pada penggunaan antibiotika
26
dalam usus, saluran nafas, dan kemih. Suku mikroorganisme yang lebih kuat dan
Proteus, Pseudomonas, dan Candida serta fungi lain. Obat-obat yang dapat
drug therapy/MDT) tidak dianjurkan, apa lagi kombinasi dengan dosis tetap (fixed
dose).
bermanfaat yaitu:
Pseudomonas.
27
(v) untuk mengurangi toksisitas, misalnya trisulfa dan sitostatika, karena dosis
2. Nyeri
a. Definisi
Nyeri adalah gejala penyakit atau kerusakan yang paling sering. Nyeri
hal yang tidak mengenakan, kebanyakan menyiksa dan kerena itu berusaha
untuk bebas darinya (Mutschler, 1991). Nyeri merupakan salah satu keluhan
yang sering dirasakan oleh pasien pasca bedah sesar, nyeri yang timbul terutama
pada daerah bekas sayatan operasi (Mutschler, 1991). Rasa nyeri hanya
gangguan di tubuh seperti peradangan, infeksi kuman atau kejang otot (Anief,
2003).
b. Penyebab
melampaui suatu nilai ambang tertentu, yaitu nilai ambang nyeri, yang dapat
merangsang reseptor nyeri yang letaknya pada ujung saraf bebas di kulit, selaput
lendir dan jaringan lain. Dari tempat ini rangsangan dialirkan melalui saraf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
(optikus) kemudian ke pusat nyeri dalam otak besar, di mana rangsangan terasa
1) nyeri somatik
kulit, mempunyai karakter yang ringan, dapat dilokalisasi dengan baik dan
b) nyeri dalam, apabila rangsang berasal dari otot, persendian, tulang, dan
Nyeri ini terjadi antara lain pada tegangan organ perut, kejang otot polos,
aliran darah kurang dan penyakit yang disertai radang (Mutschler, 1991).
jenis reseptor, yang dapat menyusun dua sistem serabut berbeda, yaitu:
bermielin.
29
c. Terapi
kemungkinan-kemungkinan berikut:
anestetika infiltrasi.
anestetika konduksi.
4) meringankan nyeri atau meniadakan nyeri melalui kerja dalam sistem saraf
pusat dengan anagetika yang bekerja pada pusat atau obat narkosis.
d. Penggolongan analgesik
menurunkan rasa nyeri dengan cara stimulasi reseptor opiat sebagai kerja
30
pusat pernafasan dan pusat batuk sebagai kerja depresi pernafasan dan
dan juga otot sfinkter kandung kemih; mengurangi tonus pembuluh darah
31
3. Anemia
a. Definisi
Anemia merupakan kelainan sel darah merah yang paling umum dan
<36 % pada wanita dan konsentrasi hemoglobin <14 gram/dl atau nilai
hematokrit <42 % pada pria. Gejala dan tanda non-spesifik yang berkaitan
mencakup rasa lemah, letih, pucat, dispnea, palpitasi dan terkadang angina
pektoris atau gagal jantung kongestif (Skoch, Daley, dan Forsmark, 1996).
b. Penyebab
Jumlah perdarahan sebanyak 25-30% dari volume darah dalam waktu singkat
keadaan yang mungkin timbul adalah tekanan darah akan menurun, nadi
meningkat, pernapasan cepat dan dangkal, tekanan darah sentral menurun, dan
pendarahan, anemia pada pasien bedah sesar dapat juga disebabkan adanya
c. Terapi
utama. Untuk menolong jiwa penderita dapat diberikan cairan pengganti berupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
dengan tranfusi darah, anemia karena adanya kekurangan gizi pada ibu hamil
dapat diatasi dengan pemberian vitamin dan beberapa mineral yang penting
Wardhini, 2001). Vitamin adalah zat organik yang dalam jumlah kecil sekali
essensial guna memelihara fungsi pertukaran zat yang normal dalam tubuh
penting dari enzim, mengatur berbagai fungsi fisiologis, dan dibutuhkan untuk
Sumber vitamin dan mineral yang paling baik ialah makanan, sehingga
orang sehat yang makanannya bermutu baik, sudah mendapat jumlah vitamin
dan mineral yang cukup. Akan tetapi individu dengan diet rendah kalori, yaitu
diberikan dalam bentuk murni sebagai sediaan tunggal atau kombinasi. Sediaan
untuk tujuan profilaksis harus dibedakan dari sediaan untuk tujuan pengobatan
d. Penggolongan vitamin
Vitamin larut air disimpan dalam tubuh hanya dalam jumlah terbatas dan
33
vitamin larut air dalam jumlah berlebihan selain merupakan pemborosan, juga
toksisitas jauh lebih besar daripada vitamin larut air (Ganiswara, Rosmiati, dan
Wardhini, 2001).
1) vitamin yang larut dalam air: tiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2),
penyakit defisiensi vitamin dan terapi suportif pada keadaan patologik di mana
a. Oksitosin
Syarif, dan Muchtar, 2001). Oksitosik adalah obat yang digunakan untuk
merangsang otot polos uterus dan kelenjar susu (mamae). Khasiatnya adalah
34
obstetrika atau ilmu kebidanan antara lain menstimulir mulai his, bila ada
kelemahan his; dan setelah bersalin untuk mencegah perdarahan yang banyak
(Anief, 2003).
yang kerjanya cukup selektif dan dapat berguna dalam praktek kebidanan. Obat
yang bermanfaat itu adalah oksitosin dan derivatnya, alkaloid ergot dan
dari kontraksi uterus spontan, ritmis sampai kontraksi tetani (Ganiswara, Syarif,
dalam jumlah yang lebih besar oleh plasenta, yang mensensibilisasi otot uterus
otot polos kelenjar buah dada. Dengan demikian air susu ditekan dari ujung
35
terjadi secara refleks ketika bayi menyusu, karena itu oksitosin juga
pada transfusi.
mengurangi hilangnya darah dan untuk profilaksis dan juga mengatasi toni
alkaloid ergot terutama pada periode setelah melahirkan, seperti pada keluarnya
b. Cairan Elektrolit
elektrolit melalui urin, feses dan perspiratio insensibilis atau paru-paru serta
kulit, dan digantikan dengan air yang didapat tubuh melalui makanan, minuman
36
Banyaknya cairan tubuh pada pria dewasa yaitu 60-65% BB, pada wanita
disebabkan oleh:
a) dehidrasi, karena intake yang kurang pada saat persalinan yang berlangsung
diperlukan intake cairan sebanyak 2.000 cc per hari, sehingga fungsi organ
penurunan tekanan darah vena sentral dan perifer, dan meningkatnya nadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
semakin berkurang. Bila keadaan ini tidak segera diatasi, maka akan
akan cairan dan elektrolit atau untuk menggantikan kekurangan yang cukup besar
atau kehilangan yang berkelanjutan, untuk penderita yang mual dan muntah dan
obat-obatan yang sesuai pada kebutuhan klinik mereka, dalam dosis yang
memenuhi kebutuhan individu mereka sendiri, untuk suatu periode waktu yang
memadai, dan pada harga terendah untuk mereka dan masyarakat (Siregar, 2006).
kriteria berikut:
2. indikasi yang tepat, yaitu alasan menulis resep didasarkan pada pertimbangan
5. pasien yang tepat, yaitu tidak ada kontraindikasi dan kemungkinan reaksi
38
6. dispensing yang benar, termasuk informasi yang tepat bagi pasien tentang obat
yang ditulis.
obat. Drug realated problem (DRPs) atau sering diistilahkan dengan Drug therapy
problem (DTP) adalah kejadian atau efek yang tidak diharapkan yang dialami
pasien dalam proses terapi dengan obat dan secara aktual atau potensial
bersamaan dengan outcome yang diharapkan pada saat mendapat perawatan akibat
1. butuh terapi obat tambahan (need for additional drug therapy), yang meliputi
kondisi medis yang membutuhkan terapi obat baru, keadaan kronis yang
untuk mendapatkan efek sinergis atau potensiasi, kondisi dengan resiko dan
2. salah obat (wrong drug), yang meliputi kondisi yang menyebabkan obat tidak
efektif, alergi obat tertentu, obat yang bukan paling efektif untuk indikasi,
faktor risiko yang kontraindikasi dengan obat, efektif tetapi bukan yang paling
murah, efektif tetapi bukan yang paling aman, antibiotika resisten terhadap
39
3. dosis terlalu rendah (dosage too low), meliputi terlalu rendah untuk
menyangkut obat, dosis, rute, atau konversi formulasi obat tidak cukup,
4. dosis terlalu tinggi (dosage too high), meliputi dosis terlalu tinggi, kadar
serum terlalu tinggi, dosis terlalu cepat dinaikkan, akumulasi obat karena
penyakit kronis, obat, dosis, rute, konversi formula tidak sesuai bagi pasien.
5. adverse drug reaction (ADR), yang meliputi diberikan dengan kecepatan yang
terlalu tinggi, alergi, faktor risiko, interaksi obat-obat atau makanan, hasil
6. obat tanpa indikasi (unnecessary drug therapy), yang meliputi tidak ada
indikasi pada saat itu, menelan obat dengan jumlah yang toksik, kondisi akibat
pemakaian dosis ganda yang seharusnya cukup dengan terapi dosis tunggal,
minum obat untuk mencegah efek samping obat lain yang seharusnya dapat
dihindarkan.
menerima obat sesuai regimen karena medication error, tidak taat intruksi,
membuat solusi terhadap DRPs tersebut, sehingga tercapai obat yang diharapkan
yaitu: tepat indikasi, efektif, aman, dan ditaati pasien (Cipolle, 2004).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
F. Keterangan Empiris
Sesar di Bangsal Bakung Timur Rumah Sakit Sanglah Denpasar Periode Februari
terapi pasien pasca bedah sesar di Bangsal Bakung Timur Rumah Sakit Sanglah
Denpasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Sesar di Bangsal Bakung Timur Rumah Sakit Sanglah Denpasar Periode Februari
2007 merupakan penelitian non eksperimental karena tidak ada perlakuan pada
subyek uji. Rancangan penelitiannya ialah deskritif evaluatif, karena data yang
telah diperoleh dari lembar rekam medik kemudian dievaluasi, dan dideskripsikan
dengan memaparkan fenomena apa yang terjadi, yang ditampilkan dalam bentuk
secara prospektif, artinya data yang diambil adalah data mulai dari pasien masuk
B. Definisi Operasional
1. Obat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah semua obat yang diberikan
42
yang diberikan pada pasien bedah sesar yang meliputi: golongan dan jenis
dan misoprostol.
8. Dosis obat yang dimaksud adalah dosis yang diberikan pada pasien bedah
terapi obat tambahan, salah obat, dosis terlalu rendah, dosis terlalu tinggi,
10. Waktu pengamatan adalah waktu mulai dari pasien bedah sesar masuk
sampai keluar dari Bangsal Bakung Timur Rumah Sakit Sanglah Denpasar
43
11. Sembuh yang dimaksud dalam penelitian ini yang berhubungan dengan
C. Subyek Penelitian
bedah sesar yang dirawat di Bangsal Bakung Timur Rumah Sakit Sanglah
Denpasar Periode Februari 2007, mulai pasien masuk sampai pulang. Data dari
pasien yang pindah ke ruang perawatan lain, tidak diambil sebagai data untuk
penelitian ini.
pasien pasca bedah sesar sepanjang bulan Februari 2007 yang berisi data klinis
dan peresepan obat untuk pasien bedah sesar di Bangsal Bakung Timur Rumah
Sakit Sanglah Denpasar. Lokasi penelitian ini yaitu di Bangsal Bakung Timur
Bali.
E. Jalannya Penelitian
Dimulai dengan melihat pola pasien bedah sesar yang ada di Bangsal
Bakung Timur Rumah Sakit Sanglah sepanjang bulan Februari 2007, yang
diperoleh langsung dari lembar rekam medik dokter setelah pemeriksaan rutin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
pada pasien. Laporan tersaji dalam bentuk catatan terdistribusi pola pasien bedah
sesar tiap hari sepanjang bulan Februari, sehingga dapat diketahui angka kejadian
masalah tentang penggunaan obat pada pasien pasca bedah sesar di Bangsal
Bakung Timur Rumah Sakit Sanglah Denpasar periode Februari 2007 ini dipilih
yang berupa catatan yang terkait dengan pasien pasca bedah sesar di Bangsal
Berdasarkan catatan tersebut dapat dicatat nomor rekam medik, nama, usia pasien,
indikasi, diagnosa masuk dan diagnosa keluar, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan,
kelas bangsal, obat-obat yang diterima pasien, serta lama rawat inap yang dijalani
pasien bedah sesar di Bangsal Bakung Timur Rumah Sakit Sanglah Denpasar.
rekam medik pasien bedah sesar di Bangsal Bakung Timur Rumah Sakit Sanglah
diambil adalah data pasien bedah sesar mulai dari pasien masuk sampai pulang,
45
Dalam proses ini data diperoleh dengan mengambil data dari lembar
rekam medik yang didasarkan pada nomor rekam medik pasien bedah sesar di
Bangsal Bakung Timur. Data yang diambil meliputi nomor rekam medik; usia
pasien; indikasi; diagnosis masuk dan diagnosis keluar; tingkat pendidikan; jenis
pekerjaan; kelas bangsal; obat-obat yang diberikan meliputi golongan, jenis, dosis,
jumlah yang diberikan, dan cara pemberiannya; serta lama rawat inap yang
dijalani pasien bedah sesar di Bangsal Bakung Timur periode Februari 2007.
presentase golongan dan jenis obat yang diterima pasien, lama rawat inap, serta
kondisi pasien saat pulang dari Bangsal Bakung Timur periode Februari 2007.
Semua ini disampaikan dalam bentuk tabel, kemudian data tersebut akan diberi
DRPs khususnya pada pasien kasus pasca bedah sesar di Bangsal Bakung Timur
indikasi pasien, tingkat pendidikan pasien, jenis pekerjaan pasien, kelas bangsal,
presentase golongan dan jenis obat yang diterima pasien, lama rawat inap, serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
kondisi pasien saat pulang dari Bangsal Bakung Timur RS Sanglah periode
Februari 2007. Data dibahas secara evaluatif dengan bantuan visualisasi tabel,
yang meliputi:
1. distribusi usia pasien pada pasien pasca bedah sesar dikelompokkan menjadi 6
kelompok usia, yaitu ≤ 19 tahun, 20-24 tahun, 25-29 tahun, 30-34 tahun, 35-
kelas bangsal, lama rawat inap dan kondisi pasien saat pulang dihitung dengan
cara menghitung jumlah tiap kasus kemudian dibagi dengan jumlah kasus
3. presentase golongan dan jenis obat yang digunakan dihitung dengan cara
menjumlahkan berapa kali golongan dan jenis obat yang digunakan pada
setiap kasus, kemudian dibagi jumlah kasus bedah sesar dikalikan 100%.
4. evaluasi penggunaan obat pada pasien bedah sesar di Bangsal Bakung Timur
a. butuh obat, yaitu ada indikasi penyakit tapi tidak diberi obat.
obat.
c. obat yang diberikan salah/tidak sesuai, yaitu pemberian obat yang tidak
47
f. adanya interaksi antara obat dengan obat lain akibat penggunaan secara
bersamaan
rekomendasi. Standar terapi yang digunakan adalah WHO tahun 2000, dan
untuk melihat dosis obat serta bentuk sediaan obat digunakan Informatorium
Obat Nasional Indonesia (IONI) tahun 2000, MIMS tahun 2006, Informasi
Spesialite Obat (ISO) Indonesia tahun 2002, AHFS Drug Handbook tahun
48
BAB IV
terdapat 27 kasus. Data yang diperoleh diambil mulai dari pasien datang sampai
Dari hasil penelitian, pasien dengan usia termuda atau dibawah 19 tahun
sebanyak 1 pasien, yaitu usia 18 tahun, sedangkan usia pasien tertua adalah usia
41 tahun. Pada pasien dengan usia kurang dari 19 tahun atau lebih dari 35 tahun,
sama-sama mempunyai risiko yang lebih besar dalam kehamilan dan dalam proses
beda. Akan tetapi, pada penelitian ini, semua pasien memiliki indikasi bedah sesar
karena kehamilan dengan risiko tinggi. Persalinan dengan keadaan risiko tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
menentukan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan neonatus (perinatal). Pasien
dengan satu indikasi dapat dilihat pada tabel II, sedangkan pasien dengan lebih
Tabel II. Pasien dengan Satu Indikasi Bedah Sesar di Bangsal Bakung Timur
RS Sanglah Denpasar Periode Februari 2007.
Tabel III. Pasien dengan Lebih dari Satu Indikasi Bedah Sesar di Bangsal
Bakung Timur RS Sanglah Denpasar Periode Februari 2007.
Keterangan:
KPD = Ketuban Pecah Dini LMR = Lokus Minoris Resisten
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Dari tabel II dan III dapat dilihat bahwa pasien dengan indikasi ketuban
pecah dini (KPD) atau robeknya kantung ketuban sebelum waktunya, menduduki
peringkat pertama, baik pada pasien dengan satu indikasi atau lebih dari satu
indikasi, yaitu sebanyak 10 pasien atau 37%. Peringkat kedua adalah pasien
dengan indikasi malposisi sebanyak 9 pasien atau 33,3%. Peringkat ketiga yaitu
pasien dengan indikasi LMR atau luka sesudah bedah sesar sebelumnya yang
Pada kasus preeklamsia ringan, pasien harus dikontrol dengan teratur dan
ketat, karena keadaan dapat tiba-tiba memburuk yang dapat berakibat kurangnya
asidosis, bayi prematur dan kematian bayi. Bagi pasien dengan indikasi
preeklamsia ringan disarankan untuk istirahat yang cukup dan diet rendah garam.
timbulnya kelainan yang tidak diharapkan pada bayi akibat antihipertensi, karena
obat antihipertensi dapat melewati plasenta dan disekresi ke air susu ibu (ASI).
unit gawat darurat. Dengan keluarnya sebagian air ketuban dapat menyebabkan
terjadinya aspirasi air ketuban pada saluran pernapasan bayi. Hal ini bisa
berakibat fatal (kematian) pada bayi, karena dengan adanya air ketuban dalam
tabel IV, dapat dikatakan bahwa pendidikan pasien bedah sesar di Bangsal
Bakung Timur masih cukup rendah. Hal tersebut terlihat dari masih adanya pasien
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
yang tidak lulus SD dan hanya sedikit sekali pasien yang mengenyam tingkat
bedah sesar, dalam hal ini tingkat pendidikan pasien di Bangsal Bakung Timur
periode Februari 2007 tidak dapat dihubungkan dengan indikasi mereka untuk
indikasi yang tepat untuk dilakukan persalinan melalui bedah sesar, yaitu
kehamilan dengan risiko tinggi, seperti disebutkan pada tabel I dan II di atas.
Tabel IV. Data Tingkat Pendidikan Pasien Pasca Bedah Sesar di Bangsal
Bakung Timur RS Sanglah Denpasar Periode Februari 2007.
Keterangan:
SD = Sekolah Dasar
SLTP = Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
SLTA = Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
berbeda-beda. Akan tetapi, sebagian besar dari mereka adalah Ibu Rumah Tangga
indikasi pasien melakukan bedah sesar. Hal tersebut, disebabkan oleh tidak
52
perawatan (bangsal) kelas II dan kelas III saja. Pasien yang menempati bangsal di
kelas III jauh lebih banyak daripada di kelas II, karena sebagian besar pasien
yang dirawat berasal dari keluarga miskin dan sebagian lagi dengan asuransi
kesehatan.
Tabel VI. Data Kelas Bangsal Pasien Pasca Bedah Sesar di Bangsal Bakung
RS Sanglah Denpasar Periode Februari 2007.
53
1. Kelas Terapi
Obat-obat yang diterima oleh pasien bedah sesar selama perawatan sangat
pada umumnya kelas terapi yang diterima adalah kelas terapi antiinfeksi, obat
Obstetrik dan Ginekologi, obat gizi dan darah, analgesik, cairan elektrolit, serta
transfusi darah. Kelas terapi pada pasien bedah sesar di Bangsal Bakung Timur
Tabel VII. Kelas Terapi pada Pasien Bedah Sesar di Bangsal Bakung Timur
RS Sanglah Denpasar Periode Februari 2007.
2. Jenis Obat
a. Antiinfeksi
tertentu yang sering disertai infeksi pasca bedah atau yang berakibat berat bila
terjadi infeksi pasca bedah. Pemberian antiinfeksi sesudah bedah sesar dianjurkan
untuk tindakan profilaksis terhadap bahaya infeksi. Dengan semakin luasnya sifat
54
pada kasus bedah sesar, terutama dengan indikasi ketuban pecah dini, antibiotika
terjadinya infeksi yang timbul akibat adanya cairan yang keluar melalui vagina,
yang juga merupakan jalan masuk bagi mikroba, terutama mikroba yang bersifat
patogen. Walaupun bedah sesar merupakan jenis operasi bersih, yang tidak
pada kasus-kasus tertentu seperti ketuban pecah dini dan pendarahan antepartum,
operasi.
ampisilin atau sulbenisilin atau kedacilin 1-2 gram yang diberikan 1 jam sebelum
operasi, atau untuk pasien kiriman yaitu 30 menit sebelum operasi atau selama
setelah operasi selesai atau setelah bayi lahir, umumnya dengan antibiotika
amoksisilin atau kedacilin yang diberikan secara oral selama 3-7 hari.
Timur telah sesuai dengan pedoman terapi antibiotika untuk profilaksis pada
kasus bedah sesar, yaitu antibiotika diberikan 30 menit sebelum operasi, dan
(Anonim, 2000c) adalah kombinasi ampisilin 2 gram secara intravena (i.v.) setiap
6 jam, gentamisin 5 mg/kg BB secara i.v. dan metronidazol 500 mg secara i.v.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
setiap 8 jam, sedangkan untuk infeksi yang tidak terlalu berat dapat diberikan
amoksisilin 500 mg secara oral. Dari hasil penelitian, antibiotika yang diberikan
pada pasien pasca bedah tidak dalam bentuk kombinasi, hal tersebut disebabkan
terjadinya infeksi pasca bedah sesar sangat kecil, yaitu 2-4% karena termasuk
operasi bersih. Selain itu, pemberian antibiotika yang berlebih akan meningkatkan
biaya yang harus ditanggung pasien bedah sesar, mengingat sebagian besar pasien
tujuan untuk pengobatan infeksi yang telah terjadi. Salah satu tanda yang paling
mudah untuk mencurigai telah terjadinya suatu infeksi oleh bakteri adalah adanya
kenaikan suhu tubuh sekitar 38oC. Dari hasil penelitian, terdapat satu pasien yang
mengalami kenaikan suhu tubuh yaitu 38oC. Pasien tersebut dicurigai mengalami
56
Artinya, obat tersebut haruslah bersifat sangat toksik untuk mikroba, tetapi relatif
kadar obat dalam jaringan berfluktuasi tidak teratur. Pada interval yang pendek,
kadar obat dalam jaringan dapat sangat meningkat, sedangkan pada interval yang
panjang, kadar obat menjadi rendah. Perhatian utama dalam terapi, khususnya
konsentrasi obat yang cukup untuk waktu yang lama, maka hubungan antara dosis
supaya tetap tinggi merupakan salah satu cara untuk mengurangi terjadinya
resistensi, karena dapat menghambat populasi bakteri asli dan mutan turunan
pertama.
antibiotika, yang diperlihatkan pada tabel VIII. Dari hasil penelitian, antibiotika
paling banyak digunakan dan merupakan pilihan pertama untuk terapi pasien
pasca bedah sesar. Terapi dengan antibiotika golongan penisilin sering kali
57
kadarnya dalam serum tergantung pada interval pemberian, supaya tidak terjadi
lainnya, karena mempunyai absorbsi yang lebih baik bila dibandingkan dengan
ampisilin dan menghasilkan kadar yang lebih tinggi dalam plasma dan jaringan.
Amoksisilin diberikan secara oral dan aman diberikan selama laktasi, karena
mencapai air susu ibu dalam jumlah yang sedikit, yaitu <10% dari jumlah yang
diberikan.
Tabel VIII. Antiinfeksi yang Diterima Pasien Bedah Sesar di Bakung Timur
RS Sanglah Denpasar Periode Februari 2007.
No. Gol. Obat Jenis obat Jumlah Presentase Dosis Dosis Ket.
pasien jumlah acuan
(n=27) (%)
58
yang lainnya, sulbenisilin juga memiliki aktivitas bekterisid yang bersifat time-
termasuk antibiotika baru, namun cenderung untuk diresepkan karena efektif pada
untuk mengalami pendarahan pasca bedah. Pendarahan pasca bedah terjadi setelah
bayi lahir, dimana darah yang keluar melebihi 400-500 cc. Pendarahan pasca
bedah sesar atau pendarahan postpartum dapat terjadi karena antonia uteri akibat
persalinan pada partus kasep, hidramnion, dan janin besar atau berat janin lebih
dari 4.000 gram; trauma jalan lahir akibat ruptura uteri, robekan serviks,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
terjadi dalam 24 jam pertama dan pendarahan sekunder yang terjadi setelah 24
jam. Gejala klinis yang muncul pada pendarahan postpartum yang melebihi 25%
dari volume darah, antara lain: menurunnya tingkat kesadaran; frekuensi nadi dan
dingin, pucat dan anemia; pada keadaan yang serius dapat disertai gejala syok.
Akan tetapi, dengan tersedianya fasilitas dan tenaga ahli yang menunjang serta
maka semua hal tersebut di atas dapat kita dihindari. Beberapa obat yang sering
Tabel IX. Obat Obstetrik dan Ginekologi yang Diterima Pasien Bedah Sesar
di Bangsal Bakung Timur RS Sanglah Denpasar Periode Februari 2007.
kontraksi uterus yang berada dalam kehamilan. Kerja dari oksitosik tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
digunakan untuk memulai persalinan, baik pada kehamilan muda maupun lanjut
Oksitosin dapat diberikan dalam bentuk infus tetes lama secara intravena (i.v)
uterus yang terjadi selama dan setelah kala 3 persalinan, yang berhubungan
dengan bedah sesar atau setelah terjadinya aborsi; terapi subinvolusi uterus;
metilergometrin. Hal ini disebabkan oleh khasiatnya terhadap uterus lebih cepat
dan lebih kuat, serta tidak menunjukkan efek vasokontriksi dan efek simpatolitik.
kontraksi yang lama, lebih berarti daripada setelah pemberian oksitosin, karena
khasiatnya yang lebih kuat. Pada pasien bedah sesar dengan indikasi letak
sungsang (malposisi) obat baru dapat diberikan setelah bayi dilahirkan, karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
kontraindikasi pada bedah sesar dengan indikasi preeklamsia dan eklamsia, karena
secara i.v lambat sebesar 5 unit setelah keluar plasenta. Bila terjadi pendarahan
pascasalin maka oksitosin dapat diberikan secara i.v dengan dosis 5 unit, diikuti
dengan infus 5-20 unit dalam 500 ml glukosa 5% untuk antonia uterus, sedangkan
untuk abortus inkomplit atau missed abortus infus diberikan 20-40 miliunit/menit.
Dari data yang diperoleh, dosis oksitosin yang diberikan pada pasien pasca bedah
sesar di Bangsal Bakung Timur periode Februari 2007 yaitu 1 ampul atau 10 IU
bentuk infus i.v. 20 dan 28 tetes/menit. Hal tersebut telah sesuai dengan dosis
yang seharusnya diberikan pada pasien pasca bedah sesar karena masih dalam
nifas diberikan dalam dosis 0,125-0,250 mg, 1-2 tablet sampai dengan 3 kali
perhari pada wanita menyusui ≤ 3 hari. Dari hasil penelitian, obat metilergometrin
maleat atau methergin telah diberikan dengan dosis yang tepat yaitu 3 kali 1 tablet
c. Analgesik
Analgesik pada pasien pasca bedah sesar diberikan dengan tujuan untuk
mengurangi nyeri pasca operasi, karena keluhan utama bagi pasien pasca bedah
sesar adalah rasa nyeri yang timbul setelah operasi. Analgesik yang diberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
pada pasien pasca bedah sesar di Bangsal Bakung Timur adalah analgesik non
opioid, yaitu asam mefenamat. Asam mefenamat adalah analgesik kelompok anti
walaupun sedikit atau tidak sama sekali mempunyai efek antiinflamasi. Semua
pasien pasca bedah sesar di Bangsal Bakung Timur menerima analgesik jenis ini.
operasi, tergantung pada lama timbulnya gejala nyeri. Asam mefenamat tidak
boleh diberikan lebih dari 7 hari karena dapat menyebabkan kerusakan hati. Asam
No. Golongan obat Jenis obat Jumlah Presentase Dosis Dosis Ket.
pasien jumlah acuan
(n=27) (%)
bedah di Rumah Sakit, terutama pada wanita hamil. Hal tersebut disebabkan oleh
volume distribusi pada wanita hamil lebih besar dari wanita yang tidak hamil.
Adanya fetus akan memperluas ruang lingkup sirkulasi darah pada ibu, karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
darah yang berfungsi mengangkut nutrisi, selain diedarkan pada tubuh ibu juga
karena itu, pasien perlu mendapat terapi dengan obat yang dapat mempengaruhi
dengan kebutuhan tubuh, jangan terlalu berlebihan, terutama penggunaan obat gizi
dan darah dari golongan multivitamin. Penggunaan vitamin yang berlebihan dapat
pada wanita hamil yang mempunyai faktor risiko lain untuk terjadinya defisiensi
saat perut kosong, akan tetapi untuk menghindari efek yang tidak diinginkan pada
gastrointestinal dan perubahan warna tinja, maka sediaan besi dapat diberikan
setelah makan. Sediaan oral biasa diberikan sebagai fero sulfat. Terapi dengan
lambung yang bersuasana asam, tetapi larut di usus yang mempunyai sifat basa.
Hal tersebut akan menyebabkan absorpsi fero sulfat di usus meningkat dengan
adanya vitamin C.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Dari hasil penelitian, seperti yang disajikan pada tabel IX, hampir seluruh
pasien menerima terapi obat yang mempengaruhi gizi. Vitamin C diberikan untuk
terapi pasien pasca bedah sesar karena tubuh akan membutuhkan vitamin C yang
lebih banyak pada pasca bedah, dimana vitamin C sangat penting untuk
pembentukan kolagen dan bahan interseluler lain dalam jaringan, sehingga dapat
akan meningkat 300%-500% pada penyakit infeksi, pasca bedah atau trauma,
dan sempurna. Absorpsi per oral berlangsung dalam usus halus dan duodenum.
Vitamin B1 tidak menimbulkan efek toksik bila diberikan per oral, karena bila
terjadi kelebihan vitamin B1 dalam tubuh akan cepat diekskresi melalui urin
sebagai tiamin atau piridin. Vitamin B1 digunakan untuk pengobatan radang saraf
(neuritis) yang disebabkan oleh defisiensi vitamin B1, misalnya wanita hamil yang
kurang gizi, penderita muntah saat hamil (emesis gravidarum) atau pada penyakit
tubuh pasien.
Pada bedah sesar, terapi suportif dengan vitamin B12 diberikan pada pasien karena
berguna dalam pembelahan sel, sehingga dapat mempercepat perbaikan sel yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
rusak akibat adanya sayatan pada saat pembedahan. Selain itu, vitamin B12 juga
saat persalinan.
Tabel XI. Obat yang Mempengaruhi Gizi dan Darah yang Diterima Pasien
Pasca Bedah Sesar di Bangsal Bakung Timur RS Sanglah Periode Februari
2007.
No. Golongan obat Jenis obat Jumlah Presentase Dosis Dosis acuan Ket.
pasien Jumlah
(n=27) (%)
Pada cairan intraseluler yang dominan adalah kalium (K+) dan fosfat (PO4-),
sedangkan pada cairan ekstraseluler (plasma dan cairan interstitiel) adalah natrium
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
(Na+) dan kalsium (Cl-). Pertukaran ion ini didominasi oleh pompa natrium, yang
menurun, sehingga terjadi stres. Kondisi stres akan merangsang ginjal dan
reabsorpsi air juga akan meningkat. Demikian pula sebaliknya, bila volume cairan
produksi urin akan meningkat, sehingga volume cairan tubuh akan berkurang dan
tubuh menjadi kehilangan cairan dan elektrolitnya. Bila keadaan ini tidak segera
diatasi, maka akan menarik cairan interstitial tubuh, yang dapat menyebabkan
keadaan syok yang irreversible. Oleh karena itu, pemberian cairan pengganti,
67
Tabel XII. Cairan Elektrolit yang Diterima Pasien Bedah Sesar di Bangsal
Bakung Timur RS Sanglah Denpasar Periode Februari 2007.
hilang akibat dehidrasi dan pendarahan saat bedah sesar, sehingga dapat
pendarahan yang terjadi pada pasien bedah sesar dapat menyebabkan pasien
mengalami hipotensi. Pemberian cairan elektrolit pada pasien pasca bedah sesar
tergantung pada keadaan klinis pasien tersebut. Akan tetapi secara umum, cairan
Cairan elektrolit yang sering digunakan untuk terapi suportif adalah Ringer
dektrosa dan Ringer laktat yang bersifat sementara, karena cepat menghilang dari
peredaran darah. Selain terapi dengan cairan elektrolit dan karbohidrat, pasien
juga menerima tranfusi darah untuk mengganti darah yang hilang akibat
pendarahan saat persalinan. Jumlah pasien yang menerima terapi tranfusi darah
sebanyak 14 pasien atau 51,9%. Penentuan pemberian transfusi darah tidak hanya
ditentukan oleh banyaknya darah yang hilang, tetapi juga oleh kecepatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
hilangnya darah dan kondisi fisik pasien. Pasien dengan kondisi kesehatan yang
baik akan lebih mampu mengatasi kehilangan darah dibandingkan pasien dengan
f. Obat lain
tersebut. Pemberian terapi obat lain ini akan meningkatkan jumlah obat yang
diterima pasien. Semakin banyak obat yang dikonsumsi pasien akan semakin
biaya pengobatannya. Hal ini dapat merugikan pasien, oleh karena itu diperlukan
klinik.
menekan reaksi radang dan reaksi alergi atau sebagai antihistamin. Deksametason
mempunyai efek samping sedatif atau dapat membuat kantuk, sehingga dalam
anti radang dan anti alergi, deksametason juga digunakan dalam kasus persalinan,
terutama pada bayi yang harus dilahirkan prematur, yaitu untuk mempercepat
sempurna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Tabel XIII. Golongan dan Jenis Obat Lain yang Diterima Pasien Bedah
Sesar di Bangsal Bakung Timur RS Sanglah Denpasar Periode Februari
2007.
No. Golongan obat Jenis obat Jumlah Presentase Dosis Dosis Ket.
pasien jumlah acuan
(n=27) (%)
non steroid (AINS). Selain sebagai antitukak, misoprostol juga digunakan untuk
Bakung Timur Rumah Sakit Sanglah Denpasar periode Februari 2007 didasarkan
pada DRPs yang dialami pasien. Dari hasil penelitian diketahui bahwa drug
related problems yang terjadi pada pasien bedah sesar adalah dosage too low,
70
Ny. S, No. RM 01090462, umur 34 tahun dirawat di RS selama 4 hari, ada keluhan
keluar air sejak pukul 03.30 (5-2-2007), sakit perut (-), gerak anak (+), G2P1001, 39-40
minggu, ketuban pecah dini.
riwayat penyakit terdahulu (-)
riwayat pengobatan penyakit terdahulu (-)
pasien menerima terapi:
- ampisilin 3x1 gram setiap 8 jam melalui injeksi intravena
- D5% Ringer laktat + oksitosin 10 IU (28 tetes/menit sampai 12 jam) secara
intravena
- ampisilin 3x1 gram secara intravena
- alinamin F 3x1 ampul secara intravena
- vitamin C 2x1 ampul secara intravena
- amoksisilin 3x500 mg secara oral
- asam mefenamat 3x500 mg secara oral
- fero sulfat 2x1 tablet secara oral
- methergin 3x1 tablet secara oral
-
Obyektif: Nilai Normal:
Assessement:
a. interval pemberian ampisilin kurang tepat yaitu tiap 8 jam, seharusnya diberikan
dengan interval tiap 6 jam (dosage too low). Interval yang tidak tepat akan
menyebabkan kadar obat dalam jaringan rendah, sehingga potensial
menyebabkan resistensi mikroba terhadap obat yang bersangkutan. Ampisilin
merupakan antibiotika β-Laktam, yang termasuk turunan penisilin spektrum
luas. Ampisilin bekerja dengan mengganggu sintesa dinding sel kuman, dan
aktivitas bakterisidnya termasuk kelompok time-dependent, sehingga interval
pemberiannya harus tepat.
Rekomendasi:
Keterangan:
kasus serupa terjadi pula pada pasien dengan nomer kasus 3, 4, 5, 6, 8, 10, 12, 13, 14, 16, 18,
19, 21, 22, 23, dan 24
G2P1001 = Gravida( kehamilan yang ke dua) Partus(yang telah lahir satu ), (abortus tidak ada), (prematur tidak ada), (hidup satu)
E4,V6,M5 = eyes open spontan, verbal oriented and controversed, motor response to verbal command
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
D. Kondisi Pasien dan Lama Rawat Inap yang Dijalani oleh Pasien Pasca
Bedah Sesar di Bangsal Bakung Timur RS Sanglah Denpasar Periode
Februari 2007
Ditinjau dari sudut penderita, tidak ada yang lebih penting selain
perawatan pasca bedah, karena hal tersebut akan berpengaruh terhadap kondisi
pasien pada saat diijinkan pulang oleh pihak rumah sakit. Kondisi pasien sendiri
dapat menentukan keberhasilan suatu terapi untuk pasien bedah sesar di rumah
setelah menjalani pembedahan dan perawatan, semua pasien bedah sesar yang
klinis yang membaik, yaitu sebanyak 27 pasien atau 100%. Sepanjang Februari
2007, tidak ditemukan data pasien yang meninggal pasca bedah sesar. Data
kondisi pasien pasca bedah sesar saat pulang dari Bangsal Bakung Timur RS
Tabel XV. Kondisi Pasien Pasca Bedah Sesar Saat Pulang dari Bangsal
Bakung Timur RS Sanglah Denpasar Periode Februari 2007.
1. Membaik 27 100
Setelah selesai operasi, pasien akan diperiksa secara rutin (chek-up) oleh
dokter atau paramedik jaga. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan
dan pengukuran rutin diantaranya adalah tekanan darah, jumlah nadi permenit,
frekuensi pernapasan permenit, jumlah cairan masuk dan keluar atau urin, dan
72
setiap 4 jam sekali dan dicatat dalam status penderita. Dari hasil penelitian, semua
hal yang harus diperiksa dan diukur sesuai ketentuan di atas, telah dilakukan oleh
pihak Rumah Sakit Sanglah terutama Bangsal Bakung Timur, hanya saja waktu
pemeriksaan dan pengukuran rutin tidak dilakukan setiap 4 jam, tetapi tiap 8 jam,
Februari 2007 umumnya menjalani rawat inap selama 4 hari sebelum mereka
diijinkan pulang. Akan tetapi ada juga yang menjalani rawat inap pasca bedah
sesar selama 3 hari, 5 hari atau 6 hari. Pasien yang menjalani rawat inap selama 3
hari sudah diijinkan pulang, karena secara klinis kondisinya sudah membaik.
Pasien yang menjalani rawat inap lebih lama, umumnya karena harus menjalani
dirumah pasien sedang ada kematian, sehingga mengajak ibu dan bayi yang baru
dilahirkan untuk pulang, bagi sebagian besar masyarakat Bali merupakan hal yang
Tabel XVI. Lama Rawat Inap Pasien Bedah Sesar di Bangsal Bakung Timur
RS Sanglah Denpasar Periode Februari 2007.
1. 3 hari 5 18,5
2. 4 hari 14 51,9
3. 5 hari 7 25,9
4. 6 hari 1 3,7
Jumlah 27 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
E. Rangkuman Pembahasan
terdapat 27 kasus. Pasien dengan usia termuda atau dibawah 19 tahun sebanyak 1
pasien, yaitu usia 18 tahun, sedangkan usia pasien tertua adalah usia 41 tahun,
pasien terbanyak terdapat pada kelompok usia 30-34 tahun. Setiap pasien
memiliki indikasi yang berbeda-beda, dimana indikasi ketuban pecah dini (KPD)
menduduki peringkat pertama, baik pada pasien dengan satu indikasi atau lebih
dari satu indikasi, yaitu sebanyak 10 pasien atau 37%. Peringkat kedua adalah
pasien dengan indikasi malposisi sebanyak 9 pasien atau 33,3%. Peringkat ketiga
yaitu pasien dengan indikasi lokus minoris resisten (LMR) sebanyak 8 pasien atau
29,6%.
pendidikan pasien bedah sesar di Bangsal Bakung Timur masih cukup rendah. Hal
tersebut terlihat dari masih adanya pasien yang tidak lulus SD dan hanya sedikit
Terkait dengan indikasi pasien melakukan bedah sesar, dalam hal ini tingkat
pendidikan pasien di Bangsal Bakung Timur periode Februari 2007 tidak dapat
berbeda-beda, sebagian besar dari mereka adalah Ibu Rumah Tangga (IRT).
pasien melakukan bedah sesar. Pasien di Bangsal Bakung Timur dirawat dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
dua kelas bangsal, yaitu kelas II dan III. Pasien yang menempati bangsal di kelas
III jauh lebih banyak (92,6%) daripada di kelas II, karena sebagian besar pasien
yang dirawat berasal dari keluarga miskin dan sebagian lagi dengan asuransi
kesehatan.
Pada umumnya kelas terapi yang diterima adalah kelas terapi antiinfeksi,
obat Obstetrik dan Ginekologi, obat gizi dan darah, analgetik, cairan elektrolit,
serta transfusi darah. Pada kasus bedah, antiinfeksi profilaksis diberikan untuk
tindakan bedah tertentu yang sering disertai infeksi pasca bedah atau yang
berakibat berat bila terjadi infeksi pasca bedah. Pemberian antiinfeksi sesudah
terencana adalah injeksi ampisilin atau sulbenisilin atau kedacilin 1-2 gram yang
diberikan 1 jam sebelum operasi, atau untuk pasien kiriman yaitu 30 menit
antibiotika dilanjutkan kembali setelah operasi selesai atau setelah bayi lahir,
persalinan dan memegang peranan penting dalam refleks ejeksi susu, serta
75
yang diterima oleh pasien di Bangsal Bakung Timur antara lain oksitosin dan
tujuan untuk mengurangi nyeri pasca operasi, karena keluhan utama bagi pasien
pasca bedah sesar adalah rasa nyeri yang timbul setelah operasi. Analgesik yang
diberikan pada pasien pasca bedah sesar di Bangsal Bakung Timur adalah
analgesik non opioid, yaitu asam mefenamat. Selain dapat mengalami nyeri pasca
terutama pada wanita hamil. Hal tersebut disebabkan oleh volume distribusi pada
wanita hamil lebih besar dari wanita yang tidak hamil. Adanya fetus akan
memperluas ruang lingkup sirkulasi darah pada ibu, karena darah yang berfungsi
mengangkut nutrisi, selain diedarkan pada tubuh ibu juga harus diedarkan pada
fetus.
pasien perlu mendapat terapi dengan obat yang dapat mempengaruhi gizi,
contohnya vitamin C, vitamin B1 dan vitamin B12, serta yang dapat mempengaruhi
Pemberian cairan elektrolit bertujuan untuk mangganti cairan tubuh yang hilang
akibat dehidrasi dan pendarahan saat bedah sesar, sehingga dapat mengembalikan
pasien pada kondisi normal. Pemberian cairan elektrolit pada pasien pasca bedah
sesar tergantung pada keadaan klinis pasien tersebut. Akan tetapi secara umum,
76
Cairan elektrolit yang sering digunakan untuk terapi suportif adalah ringer
dektrosa dan ringer laktat yang bersifat sementara, karena cepat menghilang dari
peredaran darah. Penentuan pemberian transfusi darah tidak hanya ditentukan oleh
banyaknya darah yang hilang, tetapi juga oleh kecepatan hilangnya darah dan
kondisi fisik pasien. Pasien dengan kondisi kesehatan yang baik akan lebih
tersebut. Golongan obat lain yang diterima oleh pasien pasca bedah sesar di
penelitian diketahui bahwa drug related problems yang terjadi pada pasien bedah
sesar di bangsal Bakung Timur adalah dosage too low, yaitu sebanyak 17 kasus.
terapi untuk pasien bedah sesar di rumah sakit yang bersangkutan. Berdasarkan
perawatan, semua pasien bedah sesar yang dirawat di Bangsal Bakung Timur RS
Sanglah Denpasar pulang dengan kondisi klinis yang membaik yaitu sebanyak 27
pasien atau 100%. Sepanjang Februari 2007, tidak ditemukan data pasien yang
meninggal pasca bedah sesar. Mereka umumnya menjalani rawat inap selama 4
hari sebelum mereka diijinkan pulang. Akan tetapi ada juga yang menjalani rawat
77
BAB V
A. Kesimpulan
bedah sesar di Bangsal Bakung Timur Rumah Sakit Sanglah Denpasar periode
1. pasien terbanyak pada usia 30-34 tahun, dengan indikasi terbanyak ketuban
pecah dini. Tingkat pendidikan pasien terutama lulusan SLTA dengan jenis
pekerjaan terbanyak sebagai ibu rumah tangga. Pasien sebagian besar (92,6%)
oksitoksik, analgesik non opioid antiinflamasi non steroid, serta obat yang
mempengaruhi darah dan gizi masing-masing sebanyak 100%. Jenis obat yang
3. jumlah kasus drug related problems (DRPs), yaitu: dosage too low sebanyak
17 kasus.
4. pasien menjalani rawat inap selama 3-6 hari. Semua pasien pulang dengan
78
B. Saran
79
DAFTAR PUSTAKA
Abu Bakar, I., 2002, Menimbang Sejumlah Resiko Jika Ibu Pilih Bedah Sesar,
http://www.balipost.co.id/BaliPostcetak/2002/3/3/kl.html. Diakses pada
30 Oktober 2006.
Adityarini, D., 1996, Segala Sesuatu yang Perlu Anda Ketahui, Terapi Medis,
415-417, 484-489, PT. Gramedia, Jakarta.
Anonim, 2002, Informasi Spesialite Obat Indonesia (ISO), Edisi XXXVI, 381,
Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia, Jakarta.
80
Cipolle, R. J., Strand, L. M., dan Morley, P. C., 2004, Pharmaceutical Care
Practise, Edisi II, 75-83, 173-175, McGraw-Hill Companies, Inc, USA.
Cowl, C.T., 2003, Physicians Drug Handbook, Edisi X, 129-130, 141-142, 274-
275, 819-821, 933-935, Lippincott William & Wilkins, Bethlehem,
Springhouse.
DiPiro, J.T., 2003, AHFS Drug Handbook, Edisi II, 144-146,575-577, 1251-1257,
1286-1287, Lippincott William & Wilkins, Bethlehem, Springhouse.
Eisenhaver L., Nicholas L.W., dan Spencer T., 1998, Clinical Pharmacology &
Nursing Management, Edisi V, 143-169, 479-483, 779-781, Lippincott,
Philadelphia, New York.
Ganiswara, S.G., dkk, 2001, Farmakologi dan Terapi, Edisi 4, 189-196, 571-578,
714-737, Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Jakarta.
Han, T. T., dan Rahardja, K., 2002, Obat-obat Penting, Khasiat, Penggunaan dan
Efek-efek Samping, Edisi V, Cetakan I, 54-89, PT. Elex Media
Komputindo, Gramedia, Jakarta.
Katzung, dan Trevor, 1990, Katzung & Trevor’s Pharmacology Examination &
Board Review, Edisi VI, 296-298, 374-410, 447-455, McGraw-Hill
Companies, Inc, USA.
Lacy C.F., Armstrong, Gold, M.P., 2003, Drug Information Handbook, Edisi XI,
1751-1753, Lexicomp, Inc.
Memmler, R.L, 1962, The Human Body in Health and Disease, Edisi II, 111-
113,190-193, 318-321, Lippincott Company, USA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Mochtar, R., 1998, Sinopsis Obstetri, Edisi II, Cetakan I, 117-132, Penerbit ECG,
Jakarta.
Mutschler, E., 1991, Dinamika Obat, Edisi V, 177-207, 377-378, 380, 594-606,
Penerbit ITB, Bandung.
Oxorn, H., 1990, Human Labor & Birth, diterjemahkan oleh Mohamad Hakimi,
Edisi I, 551-553, 635-649, Enssencia Medika, Jakarta.
Siregar, C. J. P., 2006, Farmasi Klinik Teori & Penerapan, Cetakan I, 88-95,
Penerbit Buku Kedokteran ECG, Jakarta.
Skoch, W., Daley, C.L., dan Forsmark, C.E., 1996, Penuntun Terapi Medis, Edisi
XVIII, 787-792, 795-799, Penerbit Buku Kedokteran ECG, Jakarta.
Walsh, T. D., 1997, Kapita Selekta Penyakit dan Terapi, Cetakan I, 359-364,
Penerbit Buku Kedokteran ECG, Jakarta.
Wikaningtyas, M., 2004, Gambaran Peresepan Obat pada Pasien Pasca Bedah
Sesar di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
periode Januari – Juni 2002, 14, Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
Wiknjosastro, H., 1991, Ilmu Kebidanan, Edisi III, 125, Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Data Rekam Medis Pasien Pasca Bedah Sesar Bangsal Bakung Timur RS Sanglah Denpasar Periode Februari 2007
No. No. RM Data Diri TM, Anamnesa Riwayat Sakit Diagnosa dan Obat Cara Keterangan
TO, dan Riwayat Obat Tindakan Pemberian
TP, TK
1. 01089756 Ny. Y 1-2- Sakit perut hilang Asma (-) Diagnosa: D5%:Ringer Laktat + Infus i.v Puasa 6 jam,
Umur: 21 thn 2007 timbul sejak pkl. 12.00 Diabetes Mellitus (-) G1P0000 40-41 Oksitosin 10 IU (28 minum
TB: 157 cm (1-2-2007), keluar air Hipertensi (-) minggu T/H, blood tetes/menit s/d 12 jam) sedikit-
BB: 67 kg (-), gerak anak (+) Penyakit Jantung (-) slym. Kedacilin (2x1 gram) Injeksi i.v sedikit.
Pendidikan: baik, blood slym (+). Alinamin F (2x1 ampul) Injeksi i.v
SLTP Keadaan umum: baik Obat (-) Tindakan: Vitamin C (2x200 mg) Injeksi i.v
Pekerjaan: TD: 120/80 mmHg SC. Cito, injeksi i.v
IRT Nadi: 80 kali/menit Kedacilin 2 gram
Kelas Suhu: 36,5oC (test dulu).
Bangsal: III Respirasi: 20
kali/menit P1001 Post SC hari 0
Tingkat kesadaran:
E4M6V5=15
2-2- Flatus (-), ASI (-), P1001 Post SC hari I Kedacilin (3x1gram) Oral Aff infus i.v
2007 vagina Lochia (+) Alinamin F (3x1 ampul) Oral dan DC,
rubra, kontraksi (+) Vitamin C (2x1ampul) Oral bubur saring
baik, luka op. terawat
baik.
TD: 110/70 mmHg
Nadi: 80 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi: 20
kali/menit
3-2- Flatus (+), ASI (+), P1001 Post SC hari II Amoksisilin (3x500mg) Oral Bubur saring
2007 vagina lochia (+) As. Mefenamat (3x500mg) Oral
rubra, kontraksi (+) Fero Sulfat (2x1 tab) Oral
baik, luka op. terawat Methergin (3x1 tab) Oral
baik.
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4-2- Flatus (+), ASI (+), P1001 Post SC hari III Amoksisilin (3x500mg) Oral Pulang,
2007 vagina Lochia (+) Pulang dengan As. Mefenamat (3x500mg) Oral kontrol poli
rubra, membaik Fero Sulfat (2x1 tab) Oral selama 1
kontraksi (+) baik Methergin (3x1 tab) Oral minggu
Luka op. terawat baik
TD: 110/70 mmHg
Nadi: 80 kali/menit
Suhu: 70oC
Respirasi: 20
kali/menit
2. 01090462 Ny. S 5-2- Keluar air sejak pkl. Asma (-) Diagnosa: D5%:Ringer Laktat + Infus i.v Puasa 6 jam,
Umur: 34 thn 2007 O3.30 (5-2-2007), Diabetes Mellitus (-) G2P1001 39-40 Oksitosin 10 IU (28 minum
TB: - sakit perut (-), gerak Hipertensi (-) minggu T/H, KPD. tetes/menit s/d 12 jam) sedikit-
BB: - anak (+) baik. Penyakit Jantung (-) Ampisilin (3x 1 gram) Injeksi i.v sedikit.
Pendidikan: Keadaan umum: baik Tindakan: Alinamin F (3x1 ampul) Injeksi i.v
Universitas TD: 110/70 mmHg Obat (-) SC. Cito, Vitamin C (2x1 ampul) Injeksi i.v
Pekerjaan: Nadi: 80 kali/menit Antibiotika pre
PNS Suhu: 36,8oC operasi, Persiapan
Kelas Respirasi: 18 darah.
Bangsal: III kali/menit
Tingkat kesadaran: P2002 Post SC hari 0
E4M6V5=15
6-2- Nyeri luka operasi, P2002 Post SC hari 1 Amoksisilin (3x500mg) Oral Aff infus i.v
2007 flatus (-), vagina As. Mefenamat (3x500mg) Oral dan DC,
lochia (+) rubra, Fero Sulfat (2x1 tab) Oral Bubur saring
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7-2- Flatus (+) P2002 Post SC hari 2 Amoksisilin (3x500mg) Oral Bubur saring
2007 Vagina Lochia (+) As. Mefenamat (3x500mg) Oral
rubra Fero Sulfat (2x1 tab) Oral
Kontraksi baik Methergin (3x1 tab) Oral
Luka op. terawat baik
TD: 110/65 mmHg
Nadi: 80 kali/menit
Suhu: 36,5oC
Respirasi: 20
kali/menit
8-2- Flatus (+) P2002 Post SC hari 3 Amoksisilin (3x500mg) Oral Pulang,
2007 Kontraksi baik Pulang dengan As. Mefenamat (3x500mg) Oral kontrol poli
Luka op. terawat baik membaik Fero Sulfat (2x1 tab) Oral selama 1
TD: 110/65 mmHg Methergin (3x1 tab) Oral minggu
Nadi: 80 kali/menit
Suhu: 36,5oC
Respirasi: 20
kali/menit
3. 01096552 Ny. S 7-2- Sakit perut hilang Asma (-) Diagnosa: Perawatan
Umur: 30 thn 2007 timbul sejak pkl. 10.00 Diabetes Mellitus (-) G2P1001 40-41 pre op.
TB: 150 cm (7-2-2007), keluar air Hipertensi (-) minggu T/H, LMR
BB: 64 kg (-), gerak anak (+) Penyakit Jantung (-) (bekas SC).
Pendidikan: baik
SLTA Keadaan umum: baik Obat (-) Tindakan:
Pekerjaan: TD: 110/70 mmHg SC. Cito (8-2-2007)
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8-2- Nyeri luka operasi P2002 Post SC hari 0 D5%:Ringer Laktat + Infus i.v Puasa 6 jam,
2007 Flatus (-) oksitosin 20 IU (28 minum
Vagina Lochia (+) tetes/menit s/d 12 jam) Injeksi i.v sedikit-
rubra Ampisilin (3x1 gram) Injeksi i.v sedikit.
Kontraksi baik Vitamin C (2x1 ampul) Injeksi i.v
Luka op. terawat baik Alinamin F (3x1 ampul)
TD: 110/70 mmHg
Nadi: 84 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi: 20
kali/menit
9-2- Flatus (-) P2002 Post SC hari 1 Amoksisilin (3x500mg) Oral Aff infus i.v
2007 Vagina Lochia (+) As. Mefenamat (3x500mg) Oral dan DC,
rubra Fero Sulfat (2x1 tab) Oral Bubur saring
Kontraksi baik Methergin (3x1 tab) Oral
Luka op. terawat baik
TD: 130/90 mmHg
Nadi: 84 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi: 20
kali/menit
10-9- Flatus (+), ASI (+) P2002 Post SC hari 2 Amoksisilin (3x500mg) Oral Bubur saring
2007 Vagina Lochia (+) As. Mefenamat (3x500mg) Oral
rubra Fero Sulfat (2x1 tab) Oral
Kontraksi baik Methergin (3x1 tab) Oral
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11-2- Flatus (+), ASI (+) P2002 Post SC hari 3 Amoksisilin (3x500mg) Oral Pulang,
2007 Vagina Lochia (+) Pulang dengan As. Mefenamat (3x500mg) Oral kontrol poli
rubra membaik Fero Sulfat (2x1 tab) Oral selama 1
Kontraksi baik Methergin (3x1 tab) Oral minggu
Luka op. terawat baik
TD: 120/70 mmHg
Nadi: 78 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
4. 00882648 Ny. A 8-2- Sakit perut hilang Asma (-) Diagnosa: D5%:Ringer Laktat (4:1) + Infus i.v Puasa 6 jam,
Umur: 28 thn 2007 timbul sejak pkl. 18.00 Diabetes Mellitus (-) G1P0000 41-42 Oksitosin 10 IU (32 minum
TB: 155 cm (7-2-2007), keluar air Hipertensi (-) minggu T/H, mioma tetes/menit s/d 12jam) sedikit-
BB: 57 kg (-), gerak anak (+) Penyakit Jantung (-) uteri Sulbenisilin (3x1gram) Injeksi i.v sedikit.
Pendidikan: baik. Alinamin F (3x1 ampul) Injeksi i.v
SLTA Keadaan umum: baik Obat (-) Tindakan: Vitamin C (2x1ampul) Injeksi i.v
Pekerjaan: TD: 120/80 mmHg SC. Cito.
Pegawai Nadi: 84 kali/menit
Swasta Suhu: 37oC P1001 Post SC hari 0
Kelas Respirasi: 20 + mioma uteri
Bangsal: III kali/menit
Tingkat kesadaran:
E4M6V5=15
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9-2- Flatus (-) P1001 Post SC hari I D5%:Ringer Laktat (3:1) Infus i.v Minum
2007 Vagina Lochia (+) + mioma uteri 28 tetes/menit sedikit-
rubra. Ampisilin (3x1 gram) Injeksi i.v sedikit, bubur
TD: 120/80 mmHg Alinamin F (3x1 ampul) Injeksi i.v saring
Nadi: 88 kali/menit Vitamin C (2x1 ampul) Injeksi i.v
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
10-2- Flatus (+), ASI (+) P1001 Post SC hari II Amoksisilin (3x500 mg) Oral Aff infus i.v
2007 Vagina Lochia (+) + mioma uteri As. Mefenamat (3x500 mg) Oral dan DC,
rubra, kontraksi baik Methergin (3x1 tab) Oral bubur saring
TD: 100/70 mmHg Fero Sulfat (2x1 tab) Oral
Nadi: 88 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
11-2- Flatus (+), ASI (+) P1001 Post SC hari III Amoksisilin (3x500 mg) Oral Pulang,
2007 Vagina Lochia (+) + mioma uteri As. Mefenamat (3x500 mg) Oral kontrol poli
rubra, kontraksi baik, Pulang dengan Methergin (3x1 tab) Oral selama 1
luka op. terawat baik membaik Fero Sulfat (2x1 tab) Oral minggu
TD: 100/70 mmHg
Nadi: 80 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
5. 01099601 Ny. K 8-2- Sakit perut hilang Asma (-) Diagnosa: D5%:Ringer Laktat (4:1) + Infus i.v Puasa 6 jam,
Umur: 32 thn 2007 timbul sejak pkl. 03.00 Diabetes Mellitus (-) G2P1001 41-42 Oksitosin 1 ampul (32 minum
TB: - (8-2-2007), keluar air Hipertensi (-) minggu T/H, tetes/menit s/d 12 jam) sedikit-
BB: - (-), gerak anak (+) Penyakit Jantung (-) Preeklamsia ringan Sulbenisilin (3x1gram) Injeksi i.v sedikit
Pendidikan: baik. Alinamin F (2x1 ampul) Injeksi i.v
tidak lulus SD Keadaan umum: baik Obat (-) Vitamin C (2x1ampul) Injeksi i.v
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9-2- Flatus (-) P2002 Post SC hari I D5%:Ringer Laktat (28 Infus i.v Minum
2007 Vagina Lochia (+) + Preeklamsia tetes/menit) sedikit-
rubra. ringan Ampisilin (3x1 gram) Injeksi i.v sedikit, bubur
TD: 120/90 mmHg Alinamin F (3x1ampul) Injeksi i.v saring
Nadi: 80 kali/menit Vitamin C (2x1ampul) Injeksi i.v
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
10-2- Flatus (+), ASI (+) P2002 Post SC hari II Amoksisilin (3x500 mg) Oral Aff infus i.v
2007 Vagina Lochia (+) + Preeklamsia As. Mefenamat (3x500 mg) Oral dan DC
rubra, kontraksi baik ringan Fero Sulfat (2x1 tab) Oral
TD: 100/70 mmHg
Nadi: 80 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
11-2- Flatus (+), ASI (+) P2002 Post SC hari III Amoksisilin (3x500 mg) Oral Pulang,
2007 Vagina Lochia (+) + Preeklamsia As. Mefenamat (3x500 mg) Oral kontrol poli
rubra, kontraksi baik, ringan Fero Sulfat (2x1 tab) Oral selama 1
luka op. terawat baik Pulang dengan Methergin (3x1 tab) Oral minggu
TD: 100/70 mmHg membaik
Nadi: 78 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. 00954622 Ny. I 8-2- Sakit perut hilang Asma (-) Diagnosa: D5%:Ringer Laktat (4:1) + Infus i.v Puasa 6 jam,
Umur: 28 thn 2007 timbul sejak pkl. 21.00 Diabetes Mellitus (-) G2P1001 39-40 Oksitosin 1 ampul (32 minum
TB: 147 cm (7-2-2007), keluar air Hipertensi (-) minggu T/H, LMR tetes/menit s/d 12 jam) sedikit-
BB: 56 kg (-), gerak anak (+) Penyakit Jantung (-) (bekas SC). Sulbenisilin (3x1gram) Injeksi i.v sedikit
Pendidikan: baik. Alinamin F (2x1 ampul) Injeksi i.v
SLTA Keadaan umum: baik Obat (-) Tindakan: Vitamin C (2x1ampul) Injeksi i.v
Pekerjaan: TD: 120/80 mmHg SC. Cito (8-2-2007)
Pegawai Nadi: 80 kali/menit
Swasta Suhu: 37oC P2002 Post SC hari 0
Kelas Respirasi: 20
Bangsal: III kali/menit
Tingkat kesadaran:
E4M6V5=15
9-2- Flatus (-), ASI (+) P2002 Post SC hari I Ampisilin (3x1 gram) Injeksi i.v Bubur saring,
2007 Vagina Lochia (+) Alinamin F (3x1 ampul) Injeksi i.v Aff infus i.v
rubra. Vitamin C (2x1 ampul) Injeksi i.v dan DC
TD: 110/70 mmHg
Nadi: 80 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
10-2- Flatus (+), ASI (+) P2002 Post SC hari II Amoksisilin (3x500 mg) Oral
2007 Vagina Lochia (+) As. Mefenamat (3x500 mg) Oral
rubra. Methergin (3x1 tab) Oral
TD: 110/70 mmHg Fero Sulfat (2x1 tab) Oral
Nadi: 80 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
11-2- Flatus (+), ASI (+) P2002 Post SC hari III Amoksisilin (3x500 mg) Oral Pulang,
2007 Vagina Lochia (+) Pulang dengan As. Mefenamat (3x500 mg) Oral kontrol
rubra, luka op. terawat membaik Methergin (3x1 tab) Oral selama 1
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. 01100109 Ny. A 10-2- Sakit perut hilang Asma (-) Diagnosa: Amoksisilin (3x500 mg) Oral Puasa 6 jam,
Umur: 31 thn 2007 timbul sejak pkl. 03.00 Diabetes Mellitus (-) G2P1001 40-41 As. Mefenamat (3x500 mg) Oral minum
TB: - (10-2-2007), keluar air Hipertensi (-) minggu T/H, letak Metilergometrin (3x1 tab) Oral sedikit-
BB: - (+), gerak anak (+) Penyakit Jantung (-) sungsang Fero Sulfat (2x1 tab) Oral sedikit
Pendidikan: baik.
SLTP Keadaan umum: baik Obat (-) Tindakan:
Pekerjaan: TD: 100/60 mmHg SC. Cito (10-2-
IRT Nadi: 84 kali/menit 2007)
Kelas Suhu: 37oC
Bangsal: III Respirasi: 22 P2002 Post SC hari 0
kali/menit
Tingkat kesadaran:
E4M6V5=15
11-2- Flatus (-), P2002 Post SC hari I Amoksisilin (3x500 mg) Oral Bubur saring
2007 Vagina Lochia (+) As. Mefenamat (3x500 mg) Oral
rubra. Metilergometrin (3x1 tab) Oral
TD: 100/60 mmHg Fero Sulfat (2x1 tab) Oral
Nadi: 88 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi:
22kali/menit
12-2- Flatus (+), ASI P2002 Post SC hari II Amoksisilin (3x500 mg) Oral Bubur saring
2007 (sedikit) As. Mefenamat (3x500 mg) Oral
Vagina Lochia (+) Metilergometrin (3x1 tab) Oral
rubra, luka op. terawat Fero Sulfat (2x1 tab) Oral
baik
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13-2- Flatus (+), ASI (+) P2002 Post SC hari III Amoksisilin (3x500 mg) Oral Pulang,
2007 Vagina Lochia (+) Pulang dengan As. Mefenamat (3x500 mg) Oral kontrol poli
rubra, luka op. terawat membaik Methergin (3x1 tab) Oral selama 1
baik Fero Sulfat (2x1 tab) Oral minggu
TD: 100/60 mmHg
Nadi: 78 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
8. 01100319 Ny. S 10-2- Sakit perut hilang Asma (-) Diagnosa: Ampisilin (3x1 gram) Injeksi i.v Puasa 6 jam,
Umur: 18 thn 2007 timbul sejak pkl. 13.30 Diabetes Mellitus (-) G1P0000 41-42 Alinamin F (3x1 ampul) Injeksi i.v minum
TB: 146 cm (10-2-2007), keluar air Hipertensi (-) minggu T/H, blood Vitamin C (2x200 mg) Injeksi i.v sedikit-
BB: 46 kg (-), gerak anak (+) Penyakit Jantung (-) slym sedikit
Pendidikan: baik, blood slym (+).
SD Keadaan umum: baik Obat (-) Tindakan:
Pekerjaan: TD: - SC. Cito (10-2-
Nelayan Nadi: 80 kali/menit 2007), siapkan
Kelas Suhu: 36,8oC darah, injeksi i.v
Bangsal: III Respirasi: 20 sulbinisilin 2 gr (test
kali/menit dulu)
Tingkat kesadaran:
E4M6V5=15 P1001 Post SC hari 0
11-2- Flatus (-), ASI (+). P1001 Post SC hari I Ampisilin (3x1 gram) Injeksi i.v Bubur saring
2007 TD: 100/60 mmHg Alinamin F (3x1 ampul) Injeksi i.v
Nadi: 84 kali/menit Vitamin C (2x1 ampul) Injeksi i.v
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12-2- Flatus (+), ASI (+), P1001 Post SC hari II Amoksisilin (3x1 tab) Oral
2007 luka op. terawat baik. As. Mefenamat (3x1 tab) Oral
TD: 110/70 mmHg Methergin (3x1 tab) Oral
Nadi: 84 kali/menit Fero Sulfat (2x1 tab) Oral
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
13-2- Flatus (+), ASI (+), P1001 Post SC hari III Amoksisilin (3x1 tab) Oral
2007 luka op. terawat baik, As. Mefenamat (3x1 tab) Oral
vagina lochia (+) Methergin (3x1 tab) Oral
rubra, kontraksi (+) Fero Sulfat (2x1 tab) Oral
baik.
TD: 110/70 mmHg
Nadi: 84 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
14-2- Flatus (+), ASI (+), P1001 Post SC hari IV Amoksisilin (3x1 tab) Oral Pulang,
2007 luka op. terawat baik, Pulang dengan As. Mefenamat (3x1 tab) Oral kontrol poli
vagina lochia (+) membaik Methergin (3x1 tab) Oral selama 1
rubra, kontraksi (+) Fero Sulfat (2x1 tab) Oral minggu
baik.
TD: 110/70 mmHg
Nadi: 84 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
9. 01100326 Ny. A 10-2- Sakit perut (-), keluar Asma (-) Diagnosa: D5%:Ringer Laktat (4:1) + Infus i.v Puasa 6 jam,
Umur: 35 thn 2007 air sejak pkl. 18.00 Diabetes Mellitus (-) G2P1001 40-41 Oksitosin 20 IU (28 minum
TB: - (10-2-2007), gerak Hipertensi (-) minggu T/H, LMR tetes/menit s/d 12jam) sedikit-
BB: - anak (+) baik. Penyakit Jantung (-) (bekas SC), ketuban Kedacilin (3x1gram) Injeksi i.v sedikit
Pendidikan: Keadaan umum: baik pecah dini. Alinamin F (3x1 ampul) Injeksi i.v
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SLTA TD: 110/70 mmHg Obat (-) Tindakan: Vitamin C (2x1ampul) Injeksi i.v
Pekerjaan: Nadi: 80 kali/menit SC. Cito (10-2-
Pegawai Suhu: 37oC 2007), siapkan
Swasta Respirasi: 20 darah, antibiotika
Kelas kali/menit (test dulu)
Bangsal: II Tingkat kesadaran:
E4M6V5=15 P2002 Post SC + steril
hari 0
11-2- Flatus (-) P2002 Post SC + steril Kedacilin (3x1gram) Injeksi i.v Infus i.v dan
2007 TD: 80/50 mmHg hari I Alinamin F (3x1 ampul) Injeksi i.v DC lanjut,
Nadi: 80 kali/menit Vitamin C (2x1ampul) Injeksi i.v bubur saring
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
12-2- Flatus (+), ASI (+) P2002 Post SC + steril Amoksisilin (3x500 mg) Oral
2007 TD: 100/60 mmHg hari II As. Mefenamat (3x500 mg) Oral
Nadi: 92 kali/menit Methergin (3x1 tab) Oral
Suhu: 37oC Fero Sulfat (2x1 tab) Oral
Respirasi:
20kali/menit
13-2- Flatus (+), ASI (+), P2002 Post SC + steril Amoksisilin (3x1 tab) Oral Pulang,
2007 luka op. terawat baik, hari III As. Mefenamat (3x1 tab) Oral kontrol poli
kontraksi (+) baik Pulang dengan Methergin (3x1 tab) Oral selama 1
TD: 100/70 mmHg membaik Fero Sulfat (2x1 tab) Oral minggu
Nadi: 80 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
10. 01100090 Ny. A 11-2- Keluar air pervaginam Asma (-) Diagnosa: D5%:Ringer Laktat (4:1) + Infus i.v Puasa 6 jam,
Umur: 25 thn 2007 sejak pkl. 06.00 (11-2- Diabetes Mellitus (-) G1P0000 40-41 Oksitosin 20 IU (30 minum
TB: 147 cm 2007), sakit perut Hipertensi (-) minggu T/H, keluar tetes/menit s/d 12jam) sedikit-
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BB: 52 kg hilang timbul (+) sejak Penyakit Jantung (-) air Ampisilin (3x1gram) Injeksi i.v sedikit
Pendidikan: pkl. 05.00 (11-2- Tindakan: Alinamin F (3x1 ampul) Injeksi i.v
SLTA 2007), blood slym (+), Obat (-) SC. Cito (11-2- Vitamin C (2x1ampul Injeksi i.v
Pekerjaan: gerak anak (+) baik. 2007), Ampisilin
Wiraswasta Keadaan umum: baik 4x500 mg
Kelas TD: 120/70 mmHg
Bangsal: III Nadi: 80 kali/menit P1001 Post SC hari 0
Suhu: 36,5oC
Respirasi: 20
kali/menit
Tingkat kesadaran:
E4M6V5=15
12-2- Flatus (+), ASI (+), P1001 Post SC hari I Sulbenisilin (3x1gram) Injeksi i.v Aff infus i.v
2007 BAB (-), BAK (-), Alinamin F (3x1 ampul) Injeksi i.v dan DC
minum (-). Vitamin C (2x1 ampul) Injeksi i.v
TD: 100/60 mmHg
Nadi: 64 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
13-2- Neri perut, flatus (+), P1001 Post SC hari II Amoksisilin (3x1 tab) Oral
2007 ASI (-), BAB (+), As. Mefenamat (3x1 tab) Oral
BAK (+), minum (+), Methergin (3x1 tab) Oral
kontraksi (+) baik, Fero Sulfat (2x1 tab) Oral
vagina lochia (+)
rubra.
TD: 100/60 mmHg
Nadi: 80 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14-2- Neri perut, flatus (+), P1001 Post SC hari III Amoksisilin (3x1 tab) Oral Pulang,
2007 ASI (+), BAB (+), Pulang dengan As. Mefenamat (3x1 tab) Oral kontrol poli
BAK (+), minum (+), membaik Methergin (3x1 tab) Oral selama 1
kontraksi (+) baik, Fero Sulfat (2x1 tab) Oral minggu
vagina lochia (+)
rubra.
TD: 100/70 mmHg
Nadi: 80 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
11. 00650341 Ny. S 11-2- Sakit perut (-), gerak Asma (-) Diagnosa:
Umur: 31 thn 2007 anak (+) baik, keluar Diabetes Mellitus (-) G3P2002 37-38
TB: - air (-). Hipertensi (-) minggu T/H, LMR
BB: - Keadaan umum: baik Penyakit Jantung (-) (bekas SC)
Pendidikan: TD: 110/80 mmHg Tindakan:
SLTA Nadi: 80 kali/menit Obat (-) SC. Primer +
Pekerjaan: Suhu: 36oC tubektomi (12-2-
Pegawai Respirasi: 20 2007).
Swasta kali/menit
Kelas Tingkat kesadaran:
Bangsal: III E4M6V5=15
12-2- TD: 110/70 mmHg P3003 Post SC + steril D5%:Ringer Laktat (4:1) + Infus i.v DC, puasa 6
2007 Nadi: 80 kali/menit hari 0 Oksitosin 20 IU (28 jam, minum
Suhu: 36,5oC tetes/menit s/d 12jam) sedikit-
Respirasi: 20 Sefotaksim (3x1gram) Injeksi i.v sedikit
kali/menit Alinamin F (3x1 ampul) Injeksi i.v
Vitamin C (2x1ampul) Injeksi i.v
13-2- Nyeri perut, luka op. P3003 Post SC + steril Amoksisilin (3x1 tab) Oral Aff infus i.v
2007 terawat baik, kontraksi hari I As. Mefenamat (3x1 tab) Oral dan DC
(+) baik, vagia lochia Methergin (3x1 tab) Oral
(+) rubra. Fero Sulfat (2x1 tab) Oral
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14-2- Flatus (+), ASI (-), P3003 Post SC + steril Amoksisilin (3x1 tab) Oral
2007 vagina lochia (+) hari II As. Mefenamat (3x1 tab) Oral
rubra, kontraksi (+) Methergin (3x1 tab) Oral
baik Fero Sulfat (2x1 tab) Oral
TD: 110/70 mmHg
Nadi: 78 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
15-2- Flatus (+), ASI+), luka P3003 Post SC + steril Amoksisilin (3x500 mg) Oral Pulang,
2007 op. terawat baik, hari III As. Mefenamat (3x500 mg) Oral kontrol poli
vagina lochia (+) Pulang dengan Methergin (3x1 tab) Oral selama 1
rubra, kontraksi (+) membaik Fero Sulfat (2x1 tab) Oral minggu
baik, BAB (+), BAK
(+).
TD: 110/70 mmHg
Nadi: 80 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
12. 01100963 Ny. S 13-2- Keluar air pervaginam Asma (-) Diagnosa: D5%:Ringer Laktat (4:1) + Infus i.v Puasa 6 jam,
Umur: 41 thn 2007 sejak pkl. 08.00 (13-2- Diabetes Mellitus (-) G1P0000 38-39 Oksitosin 20 IU (30 minum
TB: - 2007), sakit perut (-), Hipertensi (-) minggu T/H, tetes/menit s/d 12jam) sedikit-
BB: - gerak anak (+) baik. Penyakit Jantung (-) primitua, letak Ampisilin (3x1gram) Injeksi i.v sedikit
Pendidikan: Keadaan umum: baik sungsang, ketuban Alinamin F (3x1 ampul) Injeksi i.v
SLTA TD: 110/70 mmHg Obat (-) pecah dini. Vitamin C (2x1ampul) Injeksi i.v
Pekerjaan: Nadi: 84 kali/menit
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14-2- Flatus (-), ASI (+), P1001 Post SC hari I Ampisilin (3x1 gram) Injeksi i.v Minum
2007 luka op. terawat baik, Alinamin F (3x1 ampul) Injeksi i.v sedikit-
vagina lochia (+) Vitamin C (2x1 ampul) Injeksi i.v sedikit, bubur
rubra, kontraksi (+) saring, Aff
baik. infus i.v dan
TD: 100/70 mmHg DC
Nadi: 80 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
15-2- Flatus (+), ASI (-), P1001 Post SC hari II Amoksisilin (3x1 tab) Oral
2007 luka op. terawat baik, As. Mefenamat (3x1 tab) Oral
vagina lochia (+) Methergin (3x1 tab) Oral
rubra, kontraksi (+) Fero Sulfat (2x1 tab) Oral
baik, BAK (-).
TD: 110/70 mmHg
Nadi: 84 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
16-2- Flatus (+), ASI (-), P1001 Post SC hari III Amoksisilin (3x1 tab) Oral Pulang,
2007 luka op. terawat baik, Pulang dengan As. Mefenamat (3x1 tab) Oral kontrol poli
vagina lochia (+) membaik Metilergometrin (3x1 tab) Oral selama 1
rubra, kontraksi (+) Fero Sulfat (2x1 tab) Oral minggu
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13. 01099226 Ny. S 14-2- Keluar air pervaginam Asma (-) Diagnosa: D5%:Ringer Laktat (4:1) + Infus i.v Puasa 6 jam
Umur: 27 thn 2007 sejak pkl. 12.00 (14-2- Diabetes Mellitus (-) G2P1001 37-38 Oksitosin 20 IU (28
TB: 131,5 cm 2007), sakit perut Hipertensi (-) minggu T/H, LMR tetes/menit s/d 12jam)
BB: 47 kg hilang timbul (-), Penyakit Jantung (-) (bekas SC). Ampisilin (3x1gram) Injeksi i.v
Pendidikan: gerak anak (+) baik, Tindakan: Alinamin F (3x1 ampul) Injeksi i.v
SD keluhan keluar lendir Obat (-) SC. Cito (14-2- Vitamin C (2x1ampul) Injeksi i.v
Pekerjaan: darah (-). 2007), injeksi i.v
IRT Keadaan umum: baik Kedacilin 2 gram
Kelas TD: 120/80 mmHg (test dulu), siapkan
Bangsal: III Nadi: 80 kali/menit darah
Suhu: 36,8oC
Respirasi: 20 P2002 Post SC hari 0
kali/menit
Tingkat kesadaran:
E4M6V5=15
15-2- Nyeri luka op., flatus P2002 Post SC hari I Ampisilin (3x1 gram) Injeksi i.v Minum
2007 (-), ASI (+), luka op. Alinamin F (3x1 ampul) Injeksi i.v sedikit-
terawat baik, kontraksi Vitamin C (2x1 ampul) Injeksi i.v sedikit, bubur
(+) baik. saring, Aff
TD: 100/70 mmHg infus i.v dan
Nadi: 78 kali/menit DC
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
16-2- Nyeri luka op., luka P2002 Post SC hari II Amoksisilin (3x500 mg) Oral
2007 op. terawat baik, As. Mefenamat (3x500 mg) Oral
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17-2- Nyeri luka op. P2002 Post SC hari III Amoksisilin (3x500 mg) Oral Pulang,
2007 berkurang, luka op. Pulang dengan As. Mefenamat (3x500 mg) Oral kontrol poli
terawat baik, kontraksi membaik Methergin (3x1 tab) Oral selama 1
(+) baik, vagina lochia Fero Sulfat (2x1 tab) Oral minggu
(+) rubra.
TD: 100/70 mmHg
Nadi: 80 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
14. 01096732 Ny. I 15-2- Keluar air pervaginam Asma (-) Diagnosa: D5%:Ringer Laktat (4:1) + Infus i.v Puasa 6 jam,
Umur: 32 thn 2007 sejak pkl. 09.00 (15-2- Diabetes Mellitus (-) G2P1001 39-40 Oksitosin 1 ampul (32 minum
TB: 150 cm 2007), sakit perut (-), Hipertensi (-) minggu T/H, LMR tetes/menit s/d 12jam) sedikit-
BB: 54 kg gerak anak (+) baik. Penyakit Jantung (-) (bekas SC), ketuban Ampisilin (3x1gram) Injeksi i.v sedikit
Pendidikan: - Keadaan umum: baik pecah dini lebih dari Alinamin F (2x1 ampul) Injeksi i.v
Pekerjaan: TD: 120/80 mmHg Obat (-) 12 jam, febris. Vitamin C (2x1ampul) Injeksi i.v
Petani Nadi: 92 kali/menit Tindakan:
Kelas Suhu: 38oC SC. Cito (15-2-
Bangsal: III Respirasi: 20 2007), injeksi i.v
kali/menit Kedacilin 2 gram
Tingkat kesadaran: (test dulu), siapkan
E4M6V5=15 darah
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16-2- ASI (sedikit), vagina P2002 Post SC hari I D5%:Ringer Laktat (3:1) Infus i.v Minum
2007 lochia (+) rubra. 28 tetes/menit sedikit-
TD: 120/80 mmHg Ampisilin (3x1 gram) Injeksi i.v sedikit, bubur
Nadi: 80 kali/menit Alinamin F (3x1 ampul) Injeksi i.v saring
Suhu: 37,5oC Vitamin C (2x1 ampul) Injeksi i.v
Respirasi:
20kali/menit
17-2- Sakit kepala (-), ASI P2002 Post SC hari II Amoksisilin (3x500 mg) Oral Bubur saring,
2007 (+), luka op. terawat As. Mefenamat (3x500 mg) Oral Aff infus i.v
baik, kontraksi (+) Methergin (3x1 tab) Oral dan DC
baik, vagina lochia (+) Fero Sulfat (2x1 tab) Oral
rubra.
TD: 110/70 mmHg
Nadi: 76 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
ASI (+), luka op. P2002 Post SC hari III Amoksisilin (3x500 mg) Oral Pulang,
terawat baik, kontraksi Pulang dengan As. Mefenamat (3x500 mg) Oral kontrol poli
(+) baik, vagina lochia membaik Methergin (3x1 tab) Oral selama 1
(+) rubra. Fero Sulfat (2x1 tab) Oral minggu
TD: 110/70 mmHg
Nadi: 76 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
15. 01099853 Ny. E 15-2- Keluar air pervaginam Asma (-) Diagnosa: D5%:Ringer Laktat (4:1) Infus i.v Minum
Umur: 24 thn 2007 sejak pkl. 04.00 (15-2- Diabetes Mellitus (-) G3P1011 40-41 20 tetes/menit s/d 12jam sedikit-
TB: - 2007), sakit perut (-), Hipertensi (-) minggu T/H, letak Kedacilin (3x1ampul) Injeksi i.v sedikit s/d 6
BB: - gerak anak (+) baik. Penyakit Jantung (-) sungsang, ketuban Alinamin F (3x1 ampul) Injeksi i.v jam post op.
Pendidikan: Keadaan umum: baik pecah dini. Vitamin C (2x80 mg) Injeksi i.v
SLTA TD: 110/70 mmHg Obat (-) Tindakan:
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16-2- Nyeri luka op. P2012 Post SC hari I Kedacilin (3x1gram) Injeksi i.v Bubur saring,
2007 berkurang, luka op. Alinamin F (3x1 ampul) Injeksi i.v minum
terawat baik, kontraksi Vitamin C (2x1 ampul) Injeksi i.v sedikit-
(+) baik, vagina lochia sedikit, Aff
(+) rubra. infus i.v dan
TD: 110/70 mmHg DC
Nadi: 80 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
17-2- Flatus (+), ASI (+), P2012 Post SC hari II Amoksisilin (3x500 mg) Oral Bubur saring
2007 luka op. terawat baik, As. Mefenamat (3x500 mg) Oral
vagina lochia (+) Methergin (3x1 tab) Oral
rubra, kontraksi (+) Fero Sulfat (2x1 tab) Oral
baik.
TD: 110/70 mmHg
Nadi: 78 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
18-2- ASI (+), luka op. P2012 Post SC hari III Amoksisilin (3x500 mg) Oral Pulang,
2007 terawat baik, vagina Pulang dengan As. Mefenamat (3x500 mg) Oral kontrol poli
lochia (+) rubra, membaik Methergin (3x1 tab) Oral selama 1
kontraksi (+) baik. Fero Sulfat (2x1 tab) Oral minggu
TD: 110/70 mmHg
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nadi: 76 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
16. 01101758 Ny. S 16-2- Pendarahan aktif sejak Asma (-) Diagnosa: D5%:Ringer Laktat (4:1) + Infuse i.v Puasa 6 jam,
Umur: 37 thn 2007 pkl. 16.00 (16-2-2007) Diabetes Mellitus (-) G4P3003 40 minggu Oksitosin 10 IU (20 minum
TB: - dan sudah terpasang Hipertensi (-) T/H, letak lintang, tetes/menit s/d 12jam) sedikit-
BB: - infus set, sakit perut Penyakit Jantung (-) suspect plasenta Ampisilin (3x1gram) Injeksi i.v sedikit
Pendidikan: (-), gerak anak (+) previa, pendarahan Alinamin F (3x1 ampul) Injeksi i.v
SLTA baik. Obat (-) aktif. Vitamin C (2x200 mg) Injeksi i.v
Pekerjaan: Keadaan umum: baik Tindakan:
IRT TD: 110/70 mmHg SC. Cito (16-2-
Kelas Nadi: 120 kali/menit 2007), injeksi i.v
Bangsal: III Suhu: 37oC Ampisilin 2 gram
Respirasi: 20 (test dulu), siapkan
kali/menit darah
Tingkat kesadaran:
E4M6V5=15 P4004 Post SC + steril
hari 0
17-2- Nyeri luka op., flatus P4004 Post SC + steril D5%:Ringer Laktat (3:1) infus i.v Aff infus i.v
2007 (-), luka op. terawat hari I 28 tetes/menit dan DC,
baik, kontraksi (+) Ampisilin (3x1gram) Injeksi i.v habis injeksi
baik, vagina lochia (+) Alinamin F (3x1 ampul) Injeksi i.v ganti oral,
rubra. Vitamin C (2x1 ampul) Injeksi i.v minum
TD: 100/80 mmHg sedikit-
Nadi: 80 kali/menit sedikit, bubur
Suhu: 37oC saring
Respirasi:
20kali/menit
18-2- Luka op. terawat baik, P4004 Post SC + steril Amoksisilin (3x1 tab) Oral Bubur saring
2007 kontraksi (+) baik, hari II As. Mefenamat (3x1 tab) Oral
vagina lochia (+) Methergin (3x1 tab) Oral
rubra. Fero Sulfat (2x1 tab) Oral
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19-2- Luka op. terawat baik, P4004 Post SC + steril Amoksisilin (3x500 mg) Oral
2007 kontraksi (+) baik, hari III As. Mefenamat (3x500 mg) Oral
vagina lochia (+) Methergin (3x1 tab) Oral
rubra. Fero Sulfat (2x1 tab) Oral
TD: 120/70 mmHg
Nadi: 80 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
20-2- Luka op. terawat baik, P4004 Post SC + steril Amoksisilin (3x500 mg) Oral Pulang,
2007 kontraksi (+) baik, hari IV As. Mefenamat (3x500 mg) Oral kontrol poli
vagina lochia (+) Pulang dengan Methergin (3x1 tab) Oral selama 1
rubra. membaik Fero Sulfat (2x1 tab) Oral minggu
TD: 100/60 mmHg
Nadi: 72 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
17. 01102399 Ny. B 20-2- Sakit perut hilang Asma (-) Diagnosa: D5%:Ringer Laktat (4:1) + infus i.v Puasa 6 jam,
Umur: 30 thn 2007 timbul sejak pkl. 02.00 Diabetes Mellitus (-) G3P2002 40-41 Oksitosin 20 IU (28 minum
TB: - (20-2-2007), gerak Hipertensi (-) minggu T/H, letak tetes/menit s/d 12jam) sedikit-
BB: - anak (+) baik, keluar Penyakit Jantung (-) sungsang. Kedacilin (3x1gram) Injeksi i.v sedikit
Pendidikan: air (-), blood slym (+). Tindakan: Alinamin F (3x1 ampul) Injeksi i.v
SD Keadaan umum: - Obat (-) SC. Cito (20-2- Vitamin C (2x200 mg) Injeksi i.v
Pekerjaan: TD: - 2007), injeksi i.v
IRT Nadi: 84 kali/menit Subenisilin 2 gram
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21-2- Flatus (+), vagina P3003 Post SC hari I Amoksisilin (3x500 mg) Oral Bubur saring
2007 lochia (+) rubra, As. Mefenamat (3x500 mg) Oral
kontraksi (+) baik. Metilergometrin (3x1 tab) Oral
TD: 120/80 mmHg Roborantia (2x1 tab) Oral
Nadi: 84 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
22-2- Vagina lochia (+) P3003 Post SC hari II Amoksisilin (3x500 mg) Oral Pulang,
2007 rubra, kontraksi (+) Pulang dengan As. Mefenamat (3x500 mg) Oral kontrol poli
baik, pendarahan (-). membaik Metilergometrin (3x1 tab) Oral selama 1
TD: 100/60 mmHg Roborantia (2x1 tab) Oral minggu
Nadi: 80 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
18. 01101767 Ny. E 20-2- Keluar air pervaginam Asma (-) Diagnosa: Ampisilin 4x500 mg, Injeksi i.v Perawatan
Umur: 25 thn 2007 sejak pkl. 08.00 (16-2- Diabetes Mellitus (-) G1P0000 33-34 Deksametason 1x12 mg Injeksi i.v pre op.
TB: 156 cm 2007), sakit perut (-), Hipertensi (-) minggu T/H, letak
BB: 72 kg gerak anak (+) baik. Penyakit Jantung (-) sungsang, ketuban
Pendidikan: Keadaan umum: baik pecah dini lebih dari
Universitas TD: 120/80 mmHg Obat (-) 12 jam.
Pekerjaan: Nadi: 80 kali/menit Tindakan:
Pegawai Suhu: 37oC SC. Cito (22-2-
Swasta Respirasi: 18 2007).
Kelas kali/menit
Bangsal: III Tingkat kesadaran:
E4M6V5=15
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21-2- TD: 110/70 mmHg Diagnosa: Ampisilin 4x500 mg, Injeksi i.v Perawatan
2007 Nadi: 80 kali/menit G1P0000 33-34 Deksametason 1x12 mg Injeksi i.v pre op.
Suhu: 37oC minggu T/H, letak
Respirasi: 20 sungsang, ketuban
kali/menit pecah dini lebih dari
Tingkat kesadaran: 12 jam.
E4M6V5=15 Tindakan:
SC. Cito (22-2-
2007).
22-2- Vagina lochia (+) P0101 Post SC hari 0 D5%:Ringer Laktat (4:1) + Infus i.v Puasa 6 jam,
2007 rubra, BAB (-), BAK Oksitosin 20 IU (20 minum
(-). tetes/menit s/d 12jam) sedikit-
TD: 110/70 mmHg Ampisilin (3x1gram) Injeksi i.v sedikit
Nadi: 80 kali/menit Alinamin F (3x1 ampul) Injeksi i.v
Suhu: 37oC Vitamin C (2x1 ampul) Injeksi i.v
Respirasi:
20kali/menit
23-2- Luka op. terawat baik, P0101 Post SC hari I Amoksisilin (3x500 mg) Oral Aff infus i.v
2007 kontraksi (+) baik, As. Mefenamat (3x500 mg) Oral dan DC,
vagina lochia (+) Metilergometrin (3x1 tab) Oral bubur saring
rubra, BAB (-), BAK Fero Sulfat (2x1 tab) Oral
(+) dengan kateter.
TD: 110/70 mmHg
Nadi: 80 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
24-2- Luka op. terawat baik, P0101 Post SC hari II Amoksisilin (3x500 mg) Oral Bubur saring
2007 kontraksi (+) baik, As. Mefenamat (3x500 mg) Oral
vagina lochia (+) Roborantia (1x1 tab) Oral
rubra, ASI (+).
TD: 110/70 mmHg
Nadi: 80 kali/menit
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
25-2- Luka op. terawat baik, P0101 Post SC hari III Amoksisilin (3x500 mg) Oral Pulang,
2007 kontraksi (+) baik, As. Mefenamat (3x500 mg) Oral kontrol poli
vagina lochia (+) Roborantia (1x1 tab) Oral selama 1
rubra, ASI (+). minggu
TD: 110/70 mmHg
Nadi: 80 kali/menit
Suhu: 37oC
19. 01102661 Ny. S 21-2- Sakit perut hilang Asma (-) Diagnosa: D5%:Ringer Laktat (4:1) + Infus i.v Puasa 6 jam,
Umur: 33 thn 2007 timbul sejak pkl. 00.30 Diabetes Mellitus (-) G2P1001 38 minggu Oksitosin 20 IU (28 minum
TB: 157 cm (21-2-2007), gerak Hipertensi (-) T/H, LMR (bekas tetes/menit s/d 12jam) sedikit-
BB: 68 kg anak (+) baik, keluar Penyakit Jantung (-) SC). Ampisilin (3x1gram) Injeksi i.v sedikit
Pendidikan: air (-), blood slym (+). Tindakan: Alinamin F (3x1 ampul) Injeksi i.v
SLTA Keadaan umum: baik Obat (-) SC. Cito (21-2- Vitamin C (2x1 ampul) Injeksi i.v
Pekerjaan: TD: 110/70 mmHg 2007)
Lain-lain Nadi: 80 kali/menit
Kelas Suhu: 36,6oC P2002 Post SC +
Bangsal: III Respirasi: tubektomi bilateral
20kali/menit hari 0
Tingkat kesadaran:
E4M6V5=15
22-2- Luka op. terasa sakit, P2002 Post SC + Amoksisilin (3x500 mg) Oral Aff infus i.v
2007 luka op. terawat baik, tubektomi bilateral As. Mefenamat (3x500 mg) Oral dan DC,
kontraksi (+) baik, hari I Metilergometrin (3x1 tab) Oral bubur saring
vagina lochia (+) Roborantia (1x1 tab) Oral
rubra.
TD: 100/70 mmHg
Nadi: 80 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23-2- Luka op. terawat baik, P2002 Post SC + Amoksisilin (3x500 mg) Oral
2007 kontraksi (+) baik, tubektomi bilateral As. Mefenamat (3x500 mg) Oral
vagina lochia (+) hari II Metilergometrin (3x1 tab) Oral
rubra, BAB (-), BAK Roborantia (2x1 tab) Oral
(+).
TD: 95/50 mmHg
Nadi: 76 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
24-2- Luka op. terawat baik, P2002 Post SC + Amoksisilin (3x500 mg) Oral Pulang,
2007 kontraksi (+) baik, tubektomi bilateral As. Mefenamat (3x500 mg) Oral kontrol poli
vagina lochia (+) hari III Metilergometrin (3x1 tab) Oral selama 1
rubra. Pulang dengan Roborantia (2x1 tab) Oral minggu
TD: 100/60 mmHg membaik
Nadi: 74 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tingkat kesadaran:
E4M6V5=15
Luka op. terawat baik, P1001 Post SC hari 0 D5%:Ringer Laktat (3:1) + Infus i.v Puasa 6 jam,
kontraksi (+) baik, Oksitosin 20 IU (28 minum
vagina lochia (+) tetes/menit s/d 12jam) sedikit-
rubra, nyeri (-), Sulbenisilin (3x1gram) Injeksi i.v sedikit, bubur
pendarahan Alinamin F (3x1 ampul) Injeksi i.v saring
(-). Vitamin C (2x1 ampul) Injeksi i.v
TD: 120/70 mmHg Cytotec (3x1 ampul) Injeksi i.v
Nadi: 80 kali/menit
Suhu: 36,7oC
Respirasi: 20
kali/menit
23-2- Luka op. terawat baik, P1001 Post SC hari I Amoksisilin (3x500 mg) Oral Aff infus i.v
2007 kontraksi (+) baik, As. Mefenamat (3x500 mg) Oral dan DC,
vagina lochia (+) Fero Sulfat (2x1 tab) Oral bubur saring
rubra, BAB (-), BAK
(+), pendarahan (-).
TD: 110/80 mmHg
Nadi: 76 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
24-2- Sakit luka op.,luka op. P1001 Post SC hari II Amoksisilin (3x500 mg) Oral
2007 terawat baik, kontraksi As. Mefenamat (3x500 mg) Oral
(+) baik, vagina lochia Fero Sulfat (2x1 tab) Oral
(+) rubra, flatus (+),
BAB (-) BAK (+),
ASI (+).
TD: 110/60 mmHg
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nadi: 76 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
25-2- Luka op. terawat baik, P1001 Post SC hari III Amoksisilin (3x500 mg) Oral Pulang,
2007 kontraksi (+) baik, Pulang dengan As. Mefenamat (3x500 mg) Oral kontrol poli
vagina lochia (+) membaik Fero Sulfat (2x1 tab) Oral selama 1
rubra, nyeri (-), BAB minggu
(+), BAK (+), flatus
(+), pendarahan (-).
TD: 110/60 mmHg
Nadi: 75 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
21. 01102916 Ny. C 22-2- Sakit perut (-), gerak Asma (-) Diagnosa:
Umur: 38 thn 2007 anak (+) baik, keluar Diabetes Mellitus (-) G3P2002 T/H, letak
TB: 153 cm air (-), letak lintang. Hipertensi (-) lintang
BB: 65 kg Keadaan umum: baik Penyakit Jantung (-) Tindakan:
Pendidikan: TD: 100/60 mmHg SC. Primer + steril
Tidak tamat Nadi: 88 kali/menit Obat (-) (22-2-2007), injeksi
SD Suhu: 36,8oC i.v Sefotaksim 2
Pekerjaan: Respirasi: 24 gram (test dulu) atau
IRT kali/menit injeksi i.v Ampisilin
Kelas Tingkat kesadaran: 2 gram, 1 jam
Bangsal: III E4M6V5=15 sebelum op.
23-2- Gerak anak (+) baik, P3003 Post SC + D5%:Ringer Laktat (4:1) + Injeksi i.v Puasa 6 jam,
2007 keluar air (-), letak tubektomi bilateral Oksitosin 20 IU (28 minum
lintang. hari 0 tetes/menit s/d 12jam) sedikit-
TD: 110/70 mmHg Ampisilin (3x1gram) Injeksi i.v sedikit
Nadi: 80 kali/menit Alinamin F (3x1 ampul) Injeksi i.v
Suhu: 37oC Vitamin C (2x200 gram) Injeksi i.v
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Respirasi: 20
kali/menit
Tingkat kesadaran:
E4M6V5=15
24-2- Luka op. terawat baik, P3003 Post SC + Amoksisilin (3x500 mg) Oral Aff infus i.v
2007 kontraksi (+) baik, tubektomi bilateral As. Mefenamat (3x500 mg) Oral dan DC,
flatus (+), vagina hari I Metilergometrin (3x1 tab) Oral bubur saring
lochia (+) rubra. Roborantia (2x1 tab) Oral
TD: 100/70 mmHg
Nadi: 84 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
25-2- Luka op. terawat baik, P3003 Post SC + Amoksisilin (3x500 mg) Oral
2007 nyeri luka op., tubektomi bilateral As. Mefenamat (3x500 mg) Oral
kontraksi (+) baik, hari II Metilergometrin (3x1 tab) Oral
flatus (+), vagina Roborantia (2x1 tab) Oral
lochia (+) rubra.
TD: 110/70 mmHg
Nadi: 80 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
26-2- Luka op. terawat baik, P3003 Post SC + Amoksisilin (3x500 mg) Oral Pulang,
2007 kontraksi (+) baik, tubektomi bilateral As. Mefenamat (3x500 mg) Oral kontrol poli
ASI (+), vagina lochia hari III Metilergometrin (3x1 tab) Oral selama 1
(+) rubra. Pulang dengan Roborantia (2x1 tab) Oral minggu
TD: 110/70 mmHg membaik
Nadi: 80 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22. 01102876 Ny. L 22-2- Sakit perut hilang Asma (-) Diagnosa: D5%:Ringer Laktat (4:1) + Infus i.v Puasa 6 jam,
Umur: 32 thn 2007 timbul sejak pkl. 18.00 Diabetes Mellitus (-) G2P1001 41-42 Oksitosin 20 IU (28 minum
TB: 152 cm (21-2-2007), gerak Hipertensi (-) minggu T/H, LMR tetes/menit s/d 12jam) sedikit-
BB: 66,5 kg anak (+) baik, keluar Penyakit Jantung (-) (bekas SC), keluar Ampisilin (3x1gram) Injeksi i.v sedikit
Pendidikan: air (+) sejak pkl. 10.00 air. Alinamin F (3x1 ampul) Injeksi i.v
SLTA (21-2-2007), keluar Obat (-) Tindakan: Vitamin C (2x200 gram) Injeksi i.v
Pekerjaan: lendir darah. SC. Injeksi i.v
IRT Keadaan umum: baik Sulbenisilin 2 gram
Kelas TD: 120/80 mmHg (test dulu).
Bangsal: III Nadi: 88 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi: 20 P1001 Post SC hari 0
kali/menit
Tingkat kesadaran:
E4M6V5=15
23-2- Luka op. terawat baik, P1001 Post SC hari I Amoksisilin (3x500 mg) Oral Bubur saring,
2007 kontraksi (+) baik, As. Mefenamat (3x500 mg) Oral Aff infus i.v
vagina lochia (+) Metilergometrin (3x1 tab) Oral dan DC
rubra, BAB (-), BAK Roborantia (2x1 tab) Oral
(+) dengan kateter,
flatus (+).
TD: 110/70 mmHg
Nadi: 72 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
24-2- Luka op. terawat baik, P1001 Post SC hari II Amoksisilin (3x500 mg) Oral Bubur saring
2007 kontraksi (+) baik, As. Mefenamat (3x500 mg) Oral
vagina lochia (+) Metilergometrin (3x1 tab) Oral
rubra, BAB (-), BAK Roborantia (2x1 tab) Oral
(+).
TD: 110/70 mmHg
Nadi: 84 kali/menit
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
25-2- Luka op. terawat baik, P1001 Post SC hari III Amoksisilin (3x500 mg) Oral Pulang,
2007 kontraksi (+) baik, Pulang dengan As. Mefenamat (3x500 mg) Oral kontrol poli
vagina lochia (+) membaik Metilergometrin (3x1 tab) Oral selama 1
rubra, BAB (+), BAK Roborantia (2x1 tab) Oral minggu
(+).
TD: 110/70 mmHg
Nadi: 76 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
23. 01103113 Ny. R 23-2- Sakit perut (-), gerak Asma (-) Diagnosa: D5%:Ringer Laktat (4:1) + Infus i.v Puasa 6 jam,
Umur: 31 thn 2007 anak (+) baik, keluar Diabetes Mellitus (-) G1P0000 41minggu Oksitosin 20 IU (28 minum
TB: 152,5 cm air (-), blood slym (-). Hipertensi (-) T/H, tetes/menit s/d 12jam) sedikit-
BB: 56,2 kg Keadaan umum: baik Penyakit Jantung (-) oligohidramnion- Sefotaksim (3x1 ampul) Injeksi i.v sedikit
Pendidikan: TD: 120/80 mmHg anhidrosis. Alinamin F (3x1 ampul) Injeksi i.v
SLTA Nadi: 84 kali/menit Obat (-) Tindakan: Vitamin C (2x200 gram) Injeksi i.v
Pekerjaan: Suhu: 37oC SC. Cito.
IRT Respirasi: 20
Kelas kali/menit
Bangsal: III Tingkat kesadaran: P1001 Post SC hari 0
E4M6V5=15
24-2- Luka op. terawat baik, P1001 Post SC hari I Ampisilin (3x1 gram) Injeksi i.v Aff infus i.v
2007 nyeri luka op. (+), As. Mefenamat (3x500 mg) Oral dan DC,
kontraksi (+) baik, Roborantia (2x1 tab) Oral bubur saring
vagina lochia (+)
rubra, BAB (-), BAK
(+) dengan kateter,
ASI
(-), flatus (+).
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25-2- Luka op. terawat baik, P1001 Post SC hari II Amoksisilin (3x500 mg) Oral Bubur saring
2007 kontraksi (+) baik, As. Mefenamat (3x500 mg) Oral
vagina lochia (+) Roborantia (1x1 tab) Oral
rubra, ASI (sedikit).
TD: 120/80 mmHg
Nadi: 70 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
26-2- Luka op. terawat baik, P1001 Post SC hari III Amoksisilin (3x500 mg) Oral Rawat luka,
2007 kontraksi (+) baik, Pulang dengan As. Mefenamat (3x500 mg) Oral Pulang,
vagina lochia (+) membaik Metilergometrin (3x1 tab) Oral kontrol poli
rubra, ASI (+). Roborantia (2x1 tab) Oral selama 1
TD: 110/70 mmHg minggu
Nadi: 80 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
24. 01103108 Ny. S 23-2- Sakit perut jarang- Asma (-) Diagnosa: D5%:Ringer Laktat (4:1) + Infus i.v Puasa 6 jam,
Umur: 29 thn 2007 jarang sejak pkl. 04.00 Diabetes Mellitus (-) G1P0000 39minggu Oksitosin 20 IU (28 minum
TB: - (23-2-2007), gerak Hipertensi (-) T/H, letak sungsang, tetes/menit s/d 12jam) sedikit-
BB: 63 kg anak (+) baik, keluar Penyakit Jantung (-) belum impartus. Ampisilin (3x1 gram) Injeksi i.v sedikit
Pendidikan: air (-), keluar lendir Tindakan: Alinamin F (3x1 ampul) Injeksi i.v
SLTA darah (+). Obat (-) SC. Cito, antibiotika Vitamin C (2x200 gram) Injeksi i.v
Pekerjaan: Keadaan umum: baik 2 gram (test dulu),
Pegawai TD: 110/60 mmHg siapkan darah.
Swasta Nadi: 84 kali/menit
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25-2- Luka op. terawat baik, P0101 Post SC hari II Amoksisilin (3x500 mg) Oral
2007 nyeri luka op. (+), As. Mefenamat (3x500 mg) Oral
kontraksi (+) baik, Metilergometrin (3x1 tab) Oral
vagina lochia (+) Roborantia (2x1 tab) Oral
rubra, ASI (sedikit),
flatus (+).
TD: 120/80 mmHg
Nadi: 80 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi:
18kali/menit
26-2- Luka op. terawat baik, P0101 Post SC hari III Amoksisilin (3x500 mg) Oral Pulang,
2007 nyeri luka op. (+), Pulang dengan As. Mefenamat (3x500 mg) Oral kontrol poli
kontraksi (+) baik, membaik Metilergometrin (3x1 tab) Oral selama 1
vagina lochia (+) Roborantia (2x1 tab) Oral minggu
rubra, ASI (sedikit),
flatus (+).
TD: 120/80 mmHg
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nadi: 80 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi:
18kali/menit
25. 01102817 Ny. S 23-2- Nyeri perut hilang Asma (-) Diagnosa: Perawatan
Umur: 26 thn 2007 timbul sejak pkl. 16.00 Diabetes Mellitus (-) G1P0000 41-42 pre op.
TB: 158 cm (23-2-2007), gerak Hipertensi (-) minggu T/H, blood
BB: 62 kg anak (+) baik, keluar Penyakit Jantung (-) slym.
Pendidikan: air (-), blood slym (+). Tindakan:
SLTP Keadaan umum: baik Obat (-) SC. Cito (24-2-
Pekerjaan: TD: 120/80 mmHg 2007), injeksi i.v
Buruh Nadi: 88 kali/menit Kedacilin 2 gram
Kelas Suhu: 36,8oC (test dulu).
Bangsal: III Respirasi: 20
kali/menit
Tingkat kesadaran:
E4M6V5=15
24-2- Keadaan umum: baik P1001 Post SC hari 0 D5%:Ringer Laktat (4:1) Infus i.v Puasa 6 jam,
2007 TD: 120/80 mmHg 28 tetes/menit s/d 12jam minum
Nadi: 86 kali/menit Sulbenisilin (3x1 gram) Injeksi i.v sedikit-
Suhu: 37oC Alinamin F (3x1 ampul) Injeksi i.v sedikit
Respirasi: 20 Vitamin C (2x200 gram) Injeksi i.v
kali/menit
Tingkat kesadaran:
E4M6V5=15
25-2- Luka op. terawat baik, P1001 Post SC hari I Amoksisilin (3x500 mg) Oral Aff infus i.v
2007 nyeri luka op. (+), As. Mefenamat (3x500 mg) Oral dan DC,
kontraksi (+) baik, Metilergometrin (3x1 tab) Oral bubur saring
vagina lochia (+) Fero Sulfat (2x1 tab) Oral
rubra, BAK (+),
ASI (-).
TD: 120/80 mmHg
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nadi: 84 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
26-2- Luka op. terawat baik, P1001 Post SC hari II Amoksisilin (3x500 mg) Oral Bubur saring
2007 nyeri luka op. (+), As. Mefenamat (3x500 mg) Oral
kontraksi (+) baik, Metilergometrin (3x1 tab) Oral
vagina lochia (+) Roborantia (2x1 tab) Oral
rubra, BAK (+), ASI
(+), flatus (+).
TD: 120/70 mmHg
Nadi: 80 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi:
18kali/menit
27-2- Luka op. terawat baik, P1001 Post SC hari III Amoksisilin (3x500 mg) Oral Pulang,
2007 nyeri luka op. (+), Pulang dengan As. Mefenamat (3x500 mg) Oral kontrol poli
kontraksi (+) baik, membaik Metilergometrin (3x1 tab) Oral selama 1
vagina lochia (+) Roborantia (2x1 tab) Oral minggu
rubra, BAK (+), ASI
(+).
TD: 100/70 mmHg
Nadi: 80 kali/menit
Suhu: 36oC
Respirasi:
18kali/menit
26. 01103682 Ny. D 26-2- Sakit perut sejak pkl. Asma (-) Diagnosa: D5%:Ringer Laktat (4:1) + Infus i.v Puasa 6 jam,
Umur: 25 thn 2007 01.00 (26-2-2007), Diabetes Mellitus (-) G1P0000 39-40 Oksitosin 20 IU (28 minum
TB: - keluar air ketuban Hipertensi (-) minggu T/H, letak tetes/menit s/d 12jam) sedikit-
BB: - sejak pkl 06.00 (26-2- Penyakit Jantung (-) sungsang, keluar air. Sefotaksim (3x1 gram) Injeksi i.v sedikit
Pendidikan: 2007), teraba bagian Tindakan: Alinamin F (3x1 ampul) Injeksi i.v
SLTA kecil. Obat (-) SC. Cito (24-2- Vitamin C (2x200 gram) Injeksi i.v
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27-2- Luka op. terawat baik, P1001 Post SC hari I Amoksisilin (3x500 mg) Oral Aff infus i.v
2007 nyeri luka op. (+), As. Mefenamat (3x500 mg) Oral dan DC,
kontraksi (+) baik, Metilergometrin (3x1 tab) Oral bubur saring
vagina lochia (+) Roborantia (2x1 tab) Oral
rubra, ASI (-).
TD: 120/80 mmHg
Nadi: 80 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
28-2- Luka op. terawat baik, P1001 Post SC hari II Amoksisilin (3x500 mg) Oral Pulang,
2007 nyeri luka op. (+), Pulang dengan As. Mefenamat (3x500 mg) Oral kontrol poli
kontraksi (+) baik, membaik Metilergometrin (3x1 tab) Oral selama 1
vagina lochia (+) Roborantia (2x1 tab) Oral minggu
rubra, ASI (+).
TD: 120/70 mmHg
Nadi: 78 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
27. 01104107 Ny. M 27-2- Keluar air pervaginam Diabetes Mellitus (-) G1P0000 38-39 D5%:Ringer Laktat (4:1) + Infus i.v Puasa 6 jam,
Umur: 28 thn 2007 sejak 2 hari yang lalu Hipertensi (-) minggu T/H, Oksitosin 20 IU (28 minum
TB: 150 cm (25-2-2007), sakit Penyakit Jantung (-) ketuban pecah dini tetes/menit s/d 12jam) sedikit-
BB: 61,5 kg perut (-), gerak anak lebih dari 12 jam. Kedacilin (3x1 gram) Injeksi i.v sedikit
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pendidikan: (+) baik. Obat (-) Tindakan: Alinamin F (3x1 ampul) Injeksi i.v
SLTP Keadaan umum: baik SC. Cito (27-2- Vitamin C (2x200 gram) Injeksi i.v
Pekerjaan: TD: 120/80 mmHg 2007), injeksi i.v
IRT Nadi: 84 kali/menit Sulbenisilin 2 gram
Kelas Suhu: 37oC (test dulu), siapkan
Bangsal: III Respirasi: 20 darah.
kali/menit
Tingkat kesadaran: P1001 Post SC hari 0
E4M6V5=15
28-2- Luka op. terawat baik, P1001 Post SC hari I Amoksisilin (3x500 mg) Oral Bubur saring,
2007 nyeri luka op. (+), As. Mefenamat (3x500 mg) Oral Aff infus i.v
kontraksi (+) baik, Fero Sulfat (2x1 tab) Oral dan DC
vagina lochia (+)
rubra, flatus (+).
TD: 120/70 mmHg
Nadi: 82 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
1-3- Luka op. terawat baik, P1001 Post SC hari II Amoksisilin (3x500 mg) Oral Bubur saring
2007 nyeri luka op. (+), As. Mefenamat (3x500 mg) Oral
kontraksi (+) baik, Fero Sulfat (2x1 tab) Oral
vagina lochia (+)
rubra.
TD: 120/70 mmHg
Nadi: 80 kali/menit
Suhu: 37oC
Respirasi:
20kali/menit
2-3- Luka op. terawat baik, P1001 Post SC hari III Amoksisilin (3x500 mg) Oral Pulang,
2007 kontraksi (+) baik, As. Mefenamat (3x500 mg) Oral kontrol poli
vagina lochia (+) Fero Sulfat (2x1 tab) Oral selama 1
rubra, ASI (+). minggu
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Keterangan:
No. RM = nomer rekam medik s/d = sampai dengan
TM = tanggal masuk i.v = interavena
TO = tanggal operasi SC. Cito = section caesarea (bedah sesar) yang harus segera dilakukan
TP = tanggal pemeriksaan ASI = air susu ibu
TK = tanggal keluar KPD = ketuban pecah dini
TB = tinggi badan DC = Dauer Chateter (kateter tetap)
BB = berat badan BAB = buang air besar
op. = operasi BAK = buang air kecil
T/H = tunggal/hidup LMR = Lokus Minoris Resisten
TD = tekanan darah G0P0000 = Gravida( kehamilan yang keberapa) Partus(yang telah lahir), (abortus), (prematur), (hidup)
IU = international unit E4,V6,M5 = eyes open spontan, verbal oriented and controversed, motor response to verbal command
D5% = Dextrosa 5%
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
121
122
123
124
125
126
&karbohidrat
Sefotaksim Sefalosporin generasi ketiga Cefotaxime Antiinfeksi (antimikroba)
Alinamin F Mempengaruhi gizi Mempengaruhi gizi
Vitamin C Mempengaruhi gizi Mempengaruhi gizi
Amoksisilin Penisilin Amoksisilin Antiinfeksi (antimikroba)
Asam mefenamat Analgesik non opioid Asam mefenamat Analgesik
antiinflamasi non steroid
Metilergometrin Oksitosik Methylergometrin Obat Obstetrik &
Ginekologi
Roborantia Mempengaruhi gizi Mempengaruhi gizi
127
Obat Analgesik
128
Obat Lain
129
130
BIOGRAFI PENULIS
Kemudian naik ke jenjang Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Bangli pada tahun