Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada awal tahun 2020 ini, dunia dikejutkan dengan wabah virus
corona (Covid19) yang menginfeksi hampir seluruh negara di dunia. WHO
semenjak Januari 2020 telah menyatakan dunia masuk ke dalam darurat
global terkait virus ini. Ini merupakan fenomena luar biasa yang terjadi di
bumi pada abad ke 21, yang skalanya mungkin dapat disamakan dengan
Perang Dunia II, karena event-event skala besar (pertandingan-pertandingan
olahraga internasional contohnya) hampir seluruhnya ditunda bahkan
dibatalkan. Kondisi ini pernah terjadi hanya pada saat terjadi perang dunia
saja, tidak pernah ada situasi lainnya yang dapat membatalkan acara-acara
tersebut (R. Sebayang, 2020)

Banyaknya manusia yang berjatuhan dan tak sadarkan diri dengan


indikasi umum kesulitan bernafas di berbagai tempat baik dijalanan, rumah,
perkantoran, pusat perbelanjaan, tempat wisata , pusat kebugaran dan
dilembaga pendidikan serta di berbagai pusat keramaian di kota Wuhan
provinsi Hubei-Cina, berita ini dengan cepat tersebar keseluruh Dunia.
Belakangan diketahui bahwa mereka terjangkit virus corona, yang ditemukan
pertama kali pada November 2019, Penyakit ini dikenal sebagai COVID-19.
Penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2, yang sebelumnya orang
beranggapan gejala yang dialami sebagai flu biasa, sehingga manusia
melakukan aktifitas seperti biasanya dengan berbagai kegiatan yang
bervariasi serta diberbagai sektor kehidupan. Terjadinya interaksi manusia
yang berasal dari wuhan dengan orang di berbagai Negara, menyebabkan
penyakit ini dengan cepat menyebar ke luar Negeri. Pada 11 Maret 2020,
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan pandemi COVID-19
(Dias, M.O., Lopes, R, 2020).

Secara global, dan masih dalam penelitan, pada 26 Mei 2020, ada
5.406.282 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi, termasuk 343.562 kematian,
dilaporkan kepada WHO. Sejak itu, seolah sejarah manusia ditulis ulang.
Berbagai rumah sakit menghadapi lonjakan pasien, sehingga menyebabkan
jatuhnya layanan medis karena ketidaksiapan sarana dan fasilitas yang
dimiliki. Penyakit ini punya karakter sangat cepat penyebarannya, dengan
berinteraksi jarak dekat serta bersentuhan dengan penderita, maka sudah
bisa mengantarkan seorang terjangkit penyakit ini. Sehingga para ahli
kesehatan menyarankan untuk melakukan social distancing, physical
distancing dan stay at home. Terus merebaknya penyakit ini ke berbagai
tempat di berbagai Negara, mengantarkan kita harus bisa beradaptasi
dengan situasi ini. Hal ini meyebabkan banyak pemerintah di berbagai
negara melakukan tidakan seperti melakukan karantina, isolasi sosial,
perintah diam rumah, penutupan perkantoran, penutupan lembaga
pendidikan serta pabrik dll. Untuk melakukan pekerjaan rutin karena sangat
dibutuhkankan di lakukan penjadwalan pekerjaan dengan menggunakan
protokol kesehatan yang ketat. Hal ini pasti akan berdampak kepada
berbagai sektor kehidupan dengan berbagai implikasinya, termasuk akan
terjadi tingkat pengangguran tinggi, yang akan berdampak kepada resesi
ekonomi, termasuk dihentikan berbagai acara kenegaraan, kegiatan
beribadah di berbagai tempat ibadah serta penangguhan kegiatan olahraga
dan salah satunya dijadwal ulangnya Olimpiade Tokyo 2020, termasuk
kegiatan berbagai bidang kehidupan lainnya, dengan tanggal yang tidak
pasti kapan kegiatan itu dapat dimulai kembali. Penularan yang cepat ini
membuat panik dan ketakutan disetiap orang, di tambah dengan informasi
yang ditulis diberbagai media sosial dan media massa, sehingga membuat
ketakutan akan penyakit coronavirus ini. Hampir semua pemerintah
diberbagai negara mengambil tindakan untuk pencegahan dan penghentian
penyebaran COVID-19 (World Health Organization, 2020).

Pada awal bulan Februari Pemerintah rilis bahwa di negara kita


terdapat 2 kasus postif COVID-19, seketika berita ini muncul maka apa yang
terjadi, kelangkaan berbagai macam seperti masker, handsanitizer,
antiseptik ini sangat susah dijumpai dikalangan masyarat kalaupun ada
harganya melonjak sangat tinggi diatas harga normal. Belum lagi istilah yang
biasa kita dengar yakni panic buying rasa panik dan kekhawatiran dengan
memborong beragam kebutuhan harian di toko-toko setempat. Perilaku ini
sangat kurang baik jika diterapkan terus menerus sehingga ini akan
mengurangi kesempatan individu lain untuk dapat membeli dan
menggunakan barang tersebut. Berbagai upaya yang dilakukan oleh
pemerintah saat ini untuk memututus mata rantai peyebaran virus tersebut
yakni lockdown, social distancing, karatntina wilayah, namun hal tersebut
belum dapat diterapkan secara maksimal. Lantas bentuk kerjasama apa
yang dapat kita berikan kepada pemerintah agar prilaku tersebut dilakukan
tanpa menyinggung perasaan orang lain atau membreikan anggapan negatif
terhadap seseorang yang telah di vonis posistif COVID-19 (Nilam Fitriani
Dai, 2020).

Per tanggal 5 Oktober 2020 jumlah kasus yang terkonfirmasi dan


masih menjadi penelitian WHO di seluruh dunia sekitar 35.179.573 dengan
jumlah meninggal dunia sekitar 1.037.340, sedangkan di Indonesia terlapor
sekitar 303.498 dengan jumlah meninggal dunia sekitar 11.151, dan khusus
di jawa tengah jumlah kasus terlapor sekitar 23.764 dengan jumlah
meninggal dunia sekitar 1.444 . data tersebut mempunyai catatan :

1. Data ini berubah dengan cepat dan mungkin belum mencakup


beberapa kasus yang masih dalam proses pelaporan.
2. Statistik ini mencakup kasus yang terkonfirmasi dan masih
berupa kemungkinan
3. Jumlah total mencakup kasus yang terkonfirmasi dan masih
berupa kemungkinan di beberapa lokasi. Kasus yang masih
berupa kemungkinan diidentifikasi oleh pejabat kesehatan publik
dan menggunakan kriteria yang dikembangkan oleh otoritas
pemerintah. Beberapa wilayah mungkin tidak memiliki data
karena wilayah tersebut belum memublikasikan data atau belum
melakukannya baru-baru ini (WHO, 2020)

Di Kudus data tentang kasus Covid-19 per tanggal 5 Oktober 2020


terlapor sekitar 1628 dengan jumlah meninggal dunia sekitar 203 dan yang
masih dalam perawatan sekitar 49 kasus (Kudus Tanggap Covid-19,
2020).

Khusus di Kecamatan Kaliwungu jumlah kasus terlapor 175


kasus dengan jumlah sembuh 138 kasus, ini 78,8% dari jumlah
keseluruhan kasus (Kudus Tanggap Covid-19, 2020).

Kualitas hidup sering dihubungkan dengan pembangunan manusia di


dalam suatu negara atau daerah tertentu. Kualitas hidup juga sering
dikaitkan dengan kemampuan aktivitas fisik seseorang dalam keadaan sehat
atau sakit dalam kehidupan sehari-hari. Sebagian orang mengaitkan istilah
kualitas hidup dengan kondisi pemenuhan kebutuhan dasar untuk hidup
seperti sandang, pangan, papan, dan pendidikan. Orang yang dapat
memenuhi dengan baik kebutuhan dasar untuk hidup dianggap mempunyai
kualitas hidup baik. Orang dengan kondisi pangan yang baik dan pendidikan
yang baik, akan mempunyai kualitas hidup yang baik. Pendapat tentang
kualitas hidup yang lain dihubungkan dengan beberapa indikator yang
meliputi pendapatan, perumahan, lingkungan, stabilitas sosial, kesehatan,
dan kesempatan kerja. Berbagai indikator tersebut masih perlu didefinisi
secara operasional agar dapat diaplikasikan. Oleh sebab itu, ada yang
menghubungkan kualitas hidup dengan kondisi masyarakat secara agregat
atau kelompok individu. Di sini kualitas hidup dihubungkan dengan tingkat
kematian bayi, harapan hidup saat usia satu tahun, dan angka melek huruf
dalam suatu kelompok masyarakat. Berhubungan dengan pengukuran
indikator dalam masyarakat, kualitas hidup juga sering dikaitkan dengan
indeks pembangunan manusia yang melakukan pengukuran berdasarkan
pendapatan per kapita, usia harapan hidup, angka melek huruf, dan daya
beli masyakat (Toha Muhaimin, 2010)

Kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan dapat diartikan


sebagai respon emosi dari penderita terhadap aktivitas sosial, emosional,
pekerjaan dan hubungan antar keluarga, rasa senang atau bahagia, adanya
kesesuaian antara harapan dan kenyataan yang ada, adanya kepuasan
dalam melakukan fungsi fisik, sosial dan emosional serta dan kemampuan
mengadakan sosialisasi dengan orang lain. Dukungan keluarga dapat
mempengaruhi kepuasan seseorang dalam menjalani kehidupan seharihari
termasuk kepuasan terhadap status kesehatannya (Roberto, 2012)

Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat merupakan pasien


keperawatan atau penerima asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam
menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang sakit.
Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia-sia jika tidak
dilanjutkan oleh keluarga. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan
anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga menjadi sangat
berhubungan atau signifikan. Dukungan keluarga sangat diperlukan dalam
proses penyembuhan anggota keluarga yang sakit, dukungan keluarga yang
baik akan meningkatkan derajat kesehatan anggotanya (Muhammad Husni,
dkk, 2012)

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Komang Diatmi dan I. G. A.


Diah Fridari (2014) tentang Hubungan Antara Dukungan Sosial dengan
Kualitas Hidup pada Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA) Di Yayasan Spirit
Paramacitta menunjukan hubungan yang signifikan antara dukungan sosial
dengan kualitas hidup pada pasien ODHA. Kalau ditarik lagi dukungan sosial
bisa datang dari keluarga, dan kasus HIV dan ODHA hampir sama dengan
adanya kasus Covid-19, karena orang yang dengan dakwa Covid-19
cenderung seakan akan harapan hidup menurun. Dukungan keluarga sangat
diperlukan pada kondisi saat adanya pandemi seperti ini.

Penelitian lain yang pernah dilakukan sebelumnya oleh Muhammad


Husni dkk (2012), tentang Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas
Hidup Pasien Kanker Payudara Di Instalasi Rawat Inap Bedah RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang dihasilkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien kanker
payudara.

Berdasarkan data awal yang telah diambil peneliti di desa prambatan


kidul sementara didapatkan bahwa dukungan keluarga yang dilakukan oleh
masyarakat desa prambatan kidul berdampak pada anggapan positif
masyarakat tentang pandemi serta masyarakat secara verbal mengatakan
bahwa masyarakat merasa puas dengan hidup mereka.

Masyarakat dihadapkan dengan kondisi dimana ketakutan beredar di


masyarakat dengan adanya kasus covid-19 yang pesat berkembang. Semua
lining kehidupan terdampak dengan munculnya kasus berikut, dan yang
menjadi fokus peneliti adalah kualitas hidup masyarakat. Sehubungan
dengan hal itu peneliti berekspektasi untuk meneliti tentang Hubungan
Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup Di Era Covid 19 Di Desa
Prambatan Kidul.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari uraian sebelumnya adalah apakah ada
hubungan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup di era covid 19 Di
Desa Prambatan Kidul di tahun 2020?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara


dukungan keluarga dengan kualitas hidup di era covid-19 utamanya di
desa Prambatan Kidul, Kecamatan Kudus, Kudus.

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui dukungan keluarga dalam menghadapi pandemi
covid-19.
b. Untuk mengetahui kualitas hidup masyarakat desa Prambatan Kidul.
c. Untuk menganalisa hubungan antara dukungan keluarga dengan
kualitas hidup pada masyarakat desa Prambatan Kidul.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Desa Prambatan Kidul
Dapat memberikan informasi tentang permasalahan yang terjadi
pada masyarakat, sehingga masyarakat tahu bagaimana menyikapi
pandemi yang sedang terjadi maka masyarakat pun bisa meningkatkan
kualitas hidup mereka.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat digunakan sebagai bahan ajar referensi tentang hubungan
dukungan keluarga dengan kualitas hidup yang dapat diletakkan dan
tersedia di perpustakaan UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS.
3. Bagi peneliti
Hasil penelitian dapat digunakan untuk menentukan hubungan
antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup masyarakat. Tidak
hanya itu, peneliti juga mendapatkan ilmu secara langsung bisa
didapatkan dengan penelitian di lapangan.
4. Bagi Pengembangan Riset Keperawatan

Menambah referensi, pengetahuan, informasi dan


penyempurnaan penelitian untuk selanjutnya mengenai kualitas hidup.
E. Ruang Lingkup
1. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Desember 2020.

2. Lokasi penelitian

Lokasi yang digunakan untuk penelitian ini adalah di Desa Prambatan


Kidul, Kecamatan Kudus, Kabupaten Kudus.

3. Lingkup Keilmuan
Penelitian ini mencakup ilmu keperawatan jiwa dan keperawatan paliatif.

4. Materi
Penelitian ini dilakukan mengenai kualitas hidup pada masyarakat di Desa
Prambatan Kidul.
F. Keaslian Penelitian
Penelitian sejenis judul “hubungan lama merokok dan konsumsi kopi
dengan hipertensi di Desa Sumberjo Kecamatan Rembang Kabupaten
Rembang”, sebelumnya pernah ada yang melakukan penelitian.
Tabel 1.1
Keaslian Penelitian

Nama Judul Jenis Hasil Perbed


Penelitian Peneli aan
Pen
tian
(Ta elitia
hun n
)

Mu Hub Peneli Hasil Penelitian ini


ha ung tian ini penelitian menggunakan
mm an meng didapatkan responden
ad Duk gunak 75% pasien
Hus ung an responden penderita
ni, an metod yang kanker
Siti Kelu e memiliki payudara,
Ro arga analiti dukungan sedangkan
ma Den k keluarga penelitan saat
doni gan kuanti kurang baik. ini mengambil
, Kual tatif Dan yang responden
Des itas denga memiliki pada
i Hidu n kualitas masyarakat
Ruk p pende hidup kurang desa
iyati Pasi katan baik
en cross sebanyak
(20
Kan sectio 53,1%
12)
ker nal. responden.
Pay Penga Hasil dari uji
udar mbila Chi Square,
a Di n didapatkan
Inst samp bahwa ada
alasi el hubungan
Raw dilaku yang
at kan signifikan
Inap denga antara
Bed n dukungan
ah teknik keluarga
Rsu accid dengan
p ental kualitas
Dr. sampl hidup pasien
Moh ing kanker
am payudara
mad dengan (p =
Hoe 0,013).
sin Simpulan:
Pale Praktisi
mba perawat
ng diharapkan
Tah lebih aktif
un dalam
201
2

Ko Hubungan Penelitian ini Hasil analisis Penelitian ini


ma Antara merupakan dari data menggunakan
ng Dukungan penelitian penelitian variabel bebas
Diat Sosial yang menunjukka yang agak
mi dengan menggunaka n nilai dari sedikit
dan Kualitas n pendekatan koefisien berbeda yaitu
I. G. Hidup pada kuantitatif korelasi (r) dukungan
A. Orang dengan sebesar sosial
Dia Dengan metode 0,666
Sedangkan
h HIV dan korelasi. dengan
penelitian saat
Frid AIDS Sampel angka
ini
ari (ODHA) Di dalam signifikansi
mengguanaka
Yayasan penelitian (p) sebesar
(20 Spirit dipilih dengan 0,000 yang n dukungan
14) Paramacitta menggunaka berarti keluarga
n teknik bahwa sebagai
cluster terdapat variabel
sampling. hubungan terikatnya
yang positif
antara
dukungan
sosial
dengan
kualitas
hidup pada
orang
dengan HIV
dan AIDS
(ODHA)

Tet Hubungan Penelitian ini Hasil Penelitian ini


y Dukungan menggunaka penelitian ini berbeda pada
Sus Keluarga n jenis menunjukka responennya
iand Dengan penelitian n adanya yang
ari Kualitas korelasional hubungan mengambil
Hidup Pada dengan yang objek pasien
(20
Pasien pendekatan signifikan tuberculosis
18)
Dengan cross antara sedangkan
Tuberculisis sectional dukungan penelitian saat
Di dengan keluarga ini mengambil
Puskesmas pengumpulan dengan responden
Kabupaten data secara kualitas masyarakat
Blora kuantitatif. hidup desa
dengan hail
analisis nilai
rho sebesar
0.720 dan
nilai p value
0.000

Anda mungkin juga menyukai