Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

MATA KULIAH PEMODELAN PROSES BISNIS

“Business Process Improvement”

M FABBLY AR 1711050052

SISTEM INFORMASI S1
INSTITUT INFORMATIKA & BISNIS DARMAJAYA
LAMPUNG
2019
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SAW, Karena berkat rahmat-nya
kami bisa menyelesaikan Makalah BPI dan Analist Proses. Makalah ini diajukan
guna memenuhi tugas Mata Kuliah Pemodelan Proses Bisnis.

Kami mengucapkan terimakasih terhadap semua pihak yang telah membantu


sehingga Makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan demi kesempurnaan Makalah ini.

Semoga Makalah ini memberikan informasi bagi kalian semua dan bermanfaat
untuk pengembangan wawasan dan meningkatkan ilmu pengetahuan bagi kita
semua.

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................... i

Daftar Isi ..................................................................................................... ii

Bab 1 Pendahuluan ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2 Tujuan ......................................................................................... 2

Bab 2 Pembahasan ..................................................................................... 3

2.1 Business Process Improvement .................................................. 3

2.1 Fase Fase Business Process Improvement .................................. 3

2.3 Analist Process ............................................................................ 6

2.4 Internal dan Eksternal ................................................................. 7

2.4.1 Pengertian Lingkungan Internal ....................................... 7

2.4.2 Analisis Internal ................................................................ 7

2.4.3 Lingkungan Eksternal Organisasi ..................................... 8

2.4.4 Faktor Lingkungan Eksternal ........................................... 9

Bab III Penutup .......................................................................................... 14

3.1 Kesimpulan ................................................................................. 14


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makalah analisis proses bisnis dan bisnis proses improvement memberikan


kita informasi mengenai bagaimana analisa yang telah dilakukan tentang proses
bisnis yang telah dijalankan oleh sebuah perusahaan dalam kurun waktu tertentu.
Business process improvement (BPI) merupakan metodologi perencanaan dalam
pengoperasian proses bisnis ataupun keterampilan karyawan yang dapat
ditingkatkan agar lebih baik sehingga dapat mendorong prosedur, alur kerja yang
lebih efisien dan efektif bagi pertumbuhan bisnis secara keseluruhan. Dapat
dikatakan bahwa analisa proses bisnis ini sebuah usaha untuk muhasabah atau
mengoreksi keberadaan dari perusahaan itu sendiri. Muhasabah adalah kegiatan
melihat dengan menyeluruh dan saksama pada diri sendiri, misalnya adalah
manusia. Proses muhasabah ini digunakan untuk dapat menganali sabagaimana
dan apa yang sedang dijalankan.Jika memang ditemukan hal yang baik maka akan
ditingkatkan dan di lain sisi, jika memang ada hal yang kurang baik akan berusaha
untuk dicatat dan dibuat rencana untuk membaliknya menjadi suatu hal yang baik.
Di dalam proses bisnis, memang sudah diluangkan waktu dan periode untuk
membuat sebuah analisa akan proses bisnis yang telah dijalankan. Proses bisnis
adalah suatu rangkaian kegiatan atau tugas yang dijalankan di dalam sebuah
institusi produksi tertentu yang memiliki tujuan untuk menghasilkan input baik
berupa barang ataupun jasa yang nantinya akan di distribusikan kepada
konsumen.Tentunya, di dalam menjalankan proses bisnis ini, sebuah perusahaan
akan memiliki rencana kerja. Kemudian rencana ini akan dijalankan dan pada
kurun waktu tertentu akan di analisa bagaimana penjalanan atau penerapan
rencana yang telah dijalankan.Yang menjadi subjek dari proses analisa yang
dilakukan adalah dari pihak internal perusahaan seperti seluruh pihak di dalam
perusahaan serta input yang dihasilkan dan pihak eksternal perusahaan seperti
para konsumen.

1.2 Tujuan
Semua aspek bisnis tentu saja harus ada tujuan.Begitu juga dengan proses
bisnis. Tentunya di dalam melakukan analisa proses bisnis ini akan diharapkan
terwujudnya beberapa hal yang menjadi tujuan dari perusahaan. Tujuan tersebut
yang tercantum di dalam makalah analisis proses bisnis dan BPI adalah :
1. Mengetahui bagaimana keadaan di dalam diri konsumen. Tentunya, di setiap
waktu akan terjadi perubahan oleh konsumen. Dengan mengetahui hal ini maka
akan dapat untuk disesuaikan dengan proses bisnis yang dijalankan.
2. Mengetahui efektifitas proses bisnis. Proses bisnis yang dijalankan haruslah dapat
untuk mencapai tujuanya itu diterimanya input yang dihasilkan oleh konsumen
yang ada di pasar. Maka dari itu, perusahaan harus mampu untuk mengetahui hal
ini.
3. Tujuan dari Business process improvement (BPI) adalah untuk mengeliminasi
kesalahan-kesalahan, memberikan perusahan keuntungan yang kompetitive
dengan peningkatan proses bisnis, memenuhi permintaan pelanggan dan tujuan
bisnis yang lebih efektif.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 BUSINESS PROCESS IMPROVEMENT


Business process improvement (BPI) merupakan metodologi perencanaan
dalam pengoperasian proses bisnis ataupun keterampilan karyawan yang dapat
ditingkatkan agar lebih baik sehingga dapat mendorong prosedur, alur kerja yang
lebih efisien dan efektif bagi pertumbuhan bisnis secara keseluruhan. Proses ini
juga dapat disebut sebagai proses perbaikan fungsional yang dapat membantu
meningkatkan proses bisnis dalam suatu perusahaan.
Tujuan dari Business process improvement (BPI) adalah untuk
mengeliminasi kesalahan-kesalahan, memberikan perusahan keuntungan yang
kompetitive dengan peningkatan proses bisnis, memenuhi permintaan pelanggan
dan tujuan bisnis yang lebih efektif.

2.2 Fase-fase Business Process Improvement:

langkah ke-1: Mengorganisir Perbaikan


Mengorganisir perbaikan adalah pengorganisir perbaikan yang bertujuan
untuk mengelola proses bisnis internal maupun eskternal untuk menjadi lebih baik
dalam suatu organisasi seperti berikut dibawah ini.Mendefinisikan proses bisnis
yang kritis
1. Pemilihanprocess owner
2. Mendefinisikan batas-batas awal perbaikan
3. Pembentukan dan pelatihan tim perbaikan proses
4. Mengembangkan model perbaikan
5. Menetapkan ukuran-ukuran keberhasilan
langkah ke-2: Pemahaman Proses
Pemahaman proses dilakukan untuk mencapai pemahaman seluruh dimensi
yang ada di dalam proses bisnis yang berlangsung dalam organisasi sehingga
proses yang berjalan jelas dan di mengerti oleh masing-masing dimensi fungsional
dari bagan arus proses maupun prosedur yang ada didalamny..
1. Membuat bagan alir proses
2. Hubungan-hubungan dengan sebuah proses yang berjalan
3. Melakukan analisa waktu proses
4. Pelaksanaan perbaikan yang cepat
5. Pengaturan proses dan prosedur

langkah ke-3: Penyederhanaan Proses


Penyederhanaan proses adalah proses yang dilakukan untuk
menyederhanakan proses dengan mengurangi waktu proses, menstandarisasi
maupun memperbaharui proses yang semuanya sbertujuan untuk memperbaiki
efisiensi, efektivitas, dan adaptabilitas dari proses bisnis yang berjalan.
1. Menyederhanakan proses
2. Pemilihan proses yang dikehendaki
3. Mengurangi birokrasi
4. Meng-upgradeperalatan
5. Standarisasi proses
6. Mengurangi waktu proses

langkah ke-4: Pengukuran dan Kontrol


Pengukuran dan pengontrolan proses bisnis dilakukan untuk mengontrol
jalannya proses bisnis dengan melakukan pemeriksaaan dan pengukuran terhadap
prediksi target yang ingin dicapai oleh organisasi.
1. Mengembangkan pengukuran proses dan target yang dicapai
2. Menyediakan systemumpan balik
3. Melakukan pemeriksaan proses secara berkala
langkah ke-5: Perbaikan Berkelanjutan
perbaikan berkelanjutan dilakukan dengan tahapan dibawah ini dengan tujuan
adalah untuk mencapai pengimplemantasian proses perbaikan selanjutnya dengan
berbagai proses seperti perubahan, menghapus , menambahkan proses, dan
sebagainya.
1. Mengevaluasi dampak perubahan terhadap bisnis dan pelanggan
2. Mengkualifikasikan proses
3. Mencari dan menghilangkan masalah proses
4. Studi banding proses
5. Melihat kembali kualifikasi secara berkala

Cycle time merupakan siklus waktu yang digunakan dalam menghasilkan sebuah
output dari input yang diberikan yang mana siklus waktu ini dapat menghambat
efisiensi dan efektivitas proses bisnis perusahaan sehingga terdapat 3 cara untuk
memperbaiki siklus waktu yang berjalan di dalam perusahaan yakni :
1. Eliminasi Kegiatan Non Value added (NVA). NVA merupakan aktivitas
dari suatu proses bisnis yang tidak memberikan keuntungan dan nilai
yang berarti kepada pelanggan maupun dalam proses bisnis sehingga
dengan melakukan pengeliminasian aktivitas ini dapat memberikan
efisiensi waktu pada proses bisnis organisasi. contoh: Redundant
inspections, Filling in forms, Rework, Excessive transit, Waiting,
Storage.
2. Meminimalisir kegiatan Business Value Added(BVA). BVA merupakan
aktivitas-aktivitas dari suatu proses bisnis yang tidak memberikan nilai
tambah bagi hasil dari proses secara langsung, tetapi aktivitas ini
diperlukan dalam proses bisnis sebagai pendukung untuk proses bisnis
lainnya sehingga dengan adanya aktivitas ini dapat membantu proses
menjadi lebih efektif namun aktivitas ini tidak dianjurkan untuk
berlebihan sehingga membutuhkan pengurangan pada proses ini.
contoh: Scheduling, Marketing, planning,Auditing.
3. Sederhanakan kegiatanReal Value Added (RVA). RVA mencakup proses
penting yang mengubah input menjadi output yang diperlukan untuk
memenuhi kepuasan pelanggan sehingga proses ini menjadi sangat
penting namun semakin sederhana aktivitas ini semakin baik dalam
keefektivitasan dan keefisiensian siklus waktu. contoh : Product
development, Material procurement.

2.3 Analist Proses


Kompleksitas Dinamis adalah kompleksitas karena banyaknya
kemungkinan kejadian yang bisa terjadi seiring berjalannya waktu. Sifat
dinamis memang memiliki hubungan erat dengan dimensi waktu. Bermain
catur adalah contoh kompleksitas dinamis ini, karena banyaknya
kemungkinan yang bisa terjadi dalam mengambil keputusan, dan ketika
keputusan telah dilakukan (menggerakkan biji catur) terbukalah
kemungkinan-kemungkinan baru yang harus dipertimbangkan.
Sebuah sistem akan memiliki sifat dinamis ketika ada unsur manusia
didalamnya, karena setiap manusia adalah makhluk yang memiliki satu unsur
unik: ketidakpastiannya dalam mengambil keputusan. Ditambah pula dengan
kenyataan kalaupun mengambil keputusan sering tidak seperti yang diduga.
itu jika satu orang manusia, bagaimana dengan organisasi yang lebih dari satu
manusia yang saling berinteraksi. Sistem dengan unsur manusia sering
disebut sebagai HAS – Human Activity Systems – Sistem Aktivitas Manusia,
dan pasti memiliki kompleksitas dinamis.
Kompleksitas Statis adalah kebalikan dari Dinamis, dimana
hanya ada satu kemungkinan kejadian yang bisa terjadi saat sedang
melakukan analist proses.
2.4 Internal dan Eksternal
2.4.1 Pengertian lingkungan internal
Definisi yang populer mengidentifikasi lingkungan sebagai segala
sesuatu yang berada di luar batas organisasi. Secara garis besar sebuah
perusahaan akan dipengaruhi oleh lingkungan perusahaan dimana lingkungan
tersebut dapat dibagi kedalam dua bagian besar, yaitu lingkungan eksternal
dan lingkungan internal. Faktor internal mencakup kekuatan dan kelemahan
di dalam internal perusahaan itu sendiri. Penyusunan strategi perusahaan yang
tepat harus memperhatikan betul-betul apa kekuatan dan kelemahan yang
dimilikinya selain memperhatikan faktor eksternal.
Analisis lingkungan internal perusahaan merupakan analisis yang
berguna dalam mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan
atas dasar sumber daya dan kapabilitas yang dimilikinya.
Lingkungan internal : Memiliki dua variabel yakni kekuatan (strength)
dan kelemahan (weakness).
Mencakup semua unsur bisnis yang ada di dalam perusahaan seperti struktur
organisasi perusahaan, budaya perusahaan dan sumber daya.

2.4.2 Analisis Internal (The Internal Assessment )


Tujuan analisis lingkungan adalah untuk dapat mengerti dan
memahami lingkungan organisasi sehingga manajemen akan dapat
melakukan reaksi secara tepat terhadap setiap perubahan, selain itu agar
manajemen mempunyai kemampuan merespon berbagai isu kritis mengenai
lingkungan yang mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap perusahaan.
Lingkungan Internal, ialah lingkungan dalam perusahaan yang perlu
diidentifikasi kekuatan dan kelemahannya, yang meliputi:
Relationships among the functional areas of business
 Management
 Marketing
 Finance/Acounting
 Production/operation
 Research and development
 Computer information system
 Human Resources

Disamping faktor-faktor di atas, faktor internal lainnya adalah budaya


organisasi, yang meliputi:
Menjunjung nilai-nila luhur standar etka moral, ilmu pengetahuan,
dan profesi.
Membantu pengembangan manusai secara optimal, baik dilingkungan
pendidikan maupun amsyarakat.
 Mengembangkan ilmu secara bertangung jawab dan berkesinambngan serta
menjadikan budaya belajar (learning culture) da peningkatan mutu diri yang
berkesinambungan (continuous quality improvement) sebagai falsafah hidup.
 Mengembangkan ilmu bagi kepentingan dan kesejahteraan umat manusia
tanpa membedakan agama dan suku bangsa.
 Memperlakukan manusia sesuai dengan martabat dan harkatnya.
Analisa lingkungan internal dilakukan untuk mengetahui tingkat daya
saing perusahaan berdasarkan kondisi internal perusahaan berdasarkan
kondisi internal perusahaan. Faktor internal perusahaan sepenuhnya dapat
dikendalikan sehingga kelemahan yang diketahuinya dapat diperbaiki.

2.4.3. Lingkungan Eksternal Organisasi


Lingkungan eksternal merupakan factor penting yang perlu dikaji
dalam penentuan pengambilan suatu keputusan. Pengenalan dan pemahaman
tentang berbagai kondisi serta dampaknya menjadi hal mutlak yang harus
ditelaah lebih lanjut dikarenakan oleh beberapa hal diantranya :
a. Jumlah dari faktor yang berpengaruh tidak constant melainkan selalu
berubah-ubah.
b. Intensitas dampaknya beraneka ragam.
c. Faktor tersebut bisa menajadi suatu kejutan yang tidak dapat
diperhitungkan sebelumnya betapa pun cermatnya analisis “SWOT” yang
dilakukan.
d. Kondisi eksternal yang berada di luar kemampuan organisasi untuk
mengendalikannya

2.4.4 Faktor Lingkungan Eksternal Yang ”Dekat”


Faktor lingkungan eksternal yang ”dekat” mempunyai dampak
langsung pada operasionalisasi berbagai strategi dan kebijaksanaan suatu
perusahaan. Kaitan erat tersebut bukan hanya karena adanya suasana
kompetitif dalam suatu usaha, akan tetapi juga berkaitan dengan peluang yang
dapat dimanfaatkan, khususnya dalam perolehan sumber dana dan sumber
daya yang diperlukan dan dalam memasarkan produk yang dihasilkan. Selain
itu pula, faktor-faktor lingkungan eksternal yang ”dekat” pada umumnya
dapat dikendalikan, atau paling sedikit dipengaruhi oleh perusahaan yang
bersangkutan.
Adapun faktor-faktor eksternal yang ”dekat” dan perlu diperhatikan
dalam pengambilan suatu keputusan adalah sebagai berikut :
a. Kedudukan Kompetitif Perusahaan
Dalam kondisi dan iklim persaingan,suatu perusahaan perlu
melakukan analisis tentang kedudukannya dalam suatu percaturan usaha.
Untuk mengetahui kedudukan kompetitif suatu perusahaan, dapat dikaji dan
di analisis dengan menggunakan pendekatan ”SWOT”. Dengan mengetahui
berbagai hasil analisa tersebut para pengambil keputusan (Top Manajement)
harus mampu menentukan kebijkan yang bertujuan untuk mengembangkan
usahanya.
b. Profil para Pelanggan
Para pengambil keputusan stratejik perlu mengetahui profil yang tepat
tentang para pelanggan terutama para calon pengguna produk yang
dihasilkan. Para pakar menekankan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh
pada profil para konsumen yang perlu dikenali dan dianalisis antara lain ialah
1. Faktor Geografi
2. Faktor Demografi
3. Faktor Psikografi.
Jika dilihat secara sepintas, faktor ini tidak mempunyai kaitan dengan cara-
cara yang seyogianya ditempuh oleh para pengambil keputusan stratejik
dalam suatu perusahaan. Secara langusng memang tidak, akan tetapi tetap
penting untuk dikenali karena faktor-faktor tersebut pasti berpengaruh pada
perilaku mereka dalam memuaskan berbagai kebutuhan dan kepentingannya,
yang pada gilirannya tercermin pada cara-cara mereka memuaskan berbagai
kebutuhan mereka, termasuk cara mereka mengambil keputusan membeli
suatu produk atau tidak.
c. Perilaku Pembeli
Pada umumnya, para pembeli suatu produk tertentu pasti
menggunakan berbagai pertimbangan dalam membeli/ tidak membeli suatu
produk. Pertimbangan antar pembeli yang satu dengan yang lain juga
tentunya berbeda. Apakah karena produk itu bersifat primer, sekunder
maupun tersier bagi mereka, atau hanya karena adanya gaya hidup ataupun
pertimbangan lain yang membuat mereka membutuhkan barang/jasa tersebut.
Yang jelas di sini bahwa perilaku para pembeli tidak pernah konsisten dan
beragam. Inkonsisten itulah yang menjadi salah satu penyebab utama
mengapa profil para pembeli——— dan calon pembeli—-perlu dikenali
dengan baik oleh para pengambil keputusan/perusahaan.
d. Faktor Pemasok
Posisi para pemasok memiliki peran penting sebagai salah satu faktor
eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan satu sektor
industri, khususnya sektor di mana satu perusahaan bergerak. Selain sebagai
faktor eksternal yang ”Jauh”, faktor ini juga masuk dalam faktor lingkungan
eksternal ’Dekat” mengingat pengenalan terhadap faktor ini memiliki dampak
langsung terhadap pengelolaan suatu perusahaan. Tidak dapat dipungkiri
bahwa para manajer dalam suatu perusahaan mutlak perlu menumbuhkan dan
memelihara hubungan khusus yang didasarkan pada saling mempercayai
dengan para pemasok bahan mentah atau bahan baku yang diperlukan oleh
perusahaan.
e. Situasi pasaran kerja sebagai faktor lingkungan
Sumber daya manusia merupakan unsur yang terpenting dan paling
mennetukan dalam berhasil tidkanya suatu organisasi, termsuk organisasi
bisnis, pencapaian tujuan dan sasarannya, terutama dalam hal organisasi yang
bergerak dalam iklim yang sangat kompetitif. Betapa pun pentingnya
perhatian yang harus diberikan oleh para pengambil keputusan stratejik pada
unsur-unsur yang lain, perhatian terbesar tetap harus diberikan kepada unsur
manusia dalam suatu organisasi/ bisnis.
Dalam suatu organisasi, semua proses manajeman sumber daya
manusia harus ditempuh secara benar dan tepat dimana kesemuanya itu
berangkat dari pengakuan dan penghargaan atas harkat dan martabat manusia.
Adapun proses sumber daya manusia yang menyangkut perencanaan
ketenagakerjaan meliputi :
1. Penciptaan dan pemeliharaan sistem informasi sumber daya manusia,
2. Rekrutmen,
3. Seleksi,
4. Orientasi dan penempatan,
5. Sistem imbalan,
6. Pendidikan dan pelatihan,
7. Perencanaan dan pengembangan karier,
8. Pemutusan hubungan kerja,
9. Pemeliharaan hubungan industrial,dan
10. Pemensiunan.
Langkah-langkah yang diambil dalam proses manajeman sumber daya
manusia merupakan faktor internal dan mungkin tidak tepat untuk dibahs
sebagai bagian dari pengenalan lingkungan eksternal yang ”dekat. Akan
tetapi, pengambilan langkah-langkah tersebut secara tepat mutlah perlu
dilakukan, mengingat beberpa implikasi yang melandasinya:
a. mampu menghasilkan tenaga kerja yang profesional dalam bidangnya, baik
dari segi pengetahuan, keterampilan, pengalaman, bakat dan minat, dan
intelektualitas sehinggan mampu membangun reputasi perusahaan yang lebih
bona fide dan mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan alinnya.
b. Langkah –langkah tersebut lebih menjamin perusahaan untuk tetap
mempertahankan tenaga kerja yang secara kulaitatif memenuhi persyaratan
yang telah ditentukan, sehingga para karyawan memiliki sikap positif
terhadap perusahaan karena tingkat kepuasan kerja yang tinggi.
c. Dengan adanya langkah-langkah tersebut, hakikat pasaran tenaga kerja
dikenali dengan baik dan dengan segera jugadapat menentukan sumber-
sumber tenaga kerja mana yang harus mendapat perhatian utama dalam
penggarapannya.
d. Peramalan Lingkungan
Para pengambil keputusan stratejik perlu memiliki dan mengembangkan
keterampilan dalam memperkirakan dan meramalkan perubahan-perubahan
yang akan terjadi pada lingkungan eksternalnya. Ketrampilan yang dimaksud
berkaitan erat dengan kemampuan memanfaatkan peluang dan mengenali
berbagai kendala yang diperkirakan akan dihadapi. Untuk melakukan hal
tersebut langkah-langkah yang perlu diambil antara lain adalah :
1. Memilih berbagai variabel yang bersifat kritikal bagi perusahaan
2. Menyeleksi sumber-sumber penting dari informasi tentang lingkungan
3. Memahami dan menilai berbagai pendekatan dan teknik peramalan
4. Mengintegrasikan hasil peramalan ke dalam proses manajemen
5. Memantau aspek-aspek kritikal dari pengelolaan peramalan.

Tanggung jawab untuk mengambil langkah-langkah tersebut


merupakan tanggung jawab manajemen puncak dalam suatu perusahaan,
meskipun para manajer pada tingkat yang lebih rendah perlu pula
dilibatkan.Perubahan-perubahan lingkungan eksternal yang harus diantisipasi
dan diramalkan menyangkut berbagai segi bisnis, pendekatan dan teknis yang
digunakan pun harus mencakup aspek ekonomi, politik, sosial, teknologi dan
bahkan juga keperilakuan..
Pengenalan berbagai faktor lingkungan eksternal yang ”Jauh” dan
”Dekat” dalam lingkungan industri tertentu secara tepat pada intinya
diinkorporasikan pada keseluruhan upaya dalam menciptakan citra atau profil
perusahaan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari Berbagai definisi-definis tersebut diatas dapat kita menyimpulkan


bahwa analisa proses bisnis adalah suatu kegiatan mengkaji, meneliti, atau
mengamati suatu urutan dari kegiatan bisnis yang saling terkait satu sama lain dan
telah direncanakan bertujuan untuk memahami dan memperdalam sesuatu
berdasarkan keadaan yang sebenarnya.

Bisnis proses improvement adalah untuk mengeliminasi kesalahan-


kesalahan, memberikan perusahan keuntungan yang kompetitive dengan
peningkatan proses bisnis, memenuhi permintaan pelanggan dan tujuan bisnis
yang lebih efektif. Proses ini juga dapat disebut sebagai proses perbaikan
fungsional yang dapat membantu meningkatkan proses bisnis dalam suatu
perusahaan.
Daftar Pustaka

https://sis.binus.ac.id/2017/10/02/pengenalan-business-process-improvement/
(diakses pada Tgl 23/12/2018)

https://informatikamu.id/tugas-seorang-business-analyst/ (diakses pada Tgl


23/12/2018)

https://fiftadf.blogspot.com/2017/04/manajemen-strategi-internal-
assessment_3.html (diakses pada Tgl 23/12/2018)
Pertanyaan Dan Jawaban
Pemodelan Proses Bisnis

1 Alpina Damayanti (1711050020)


Pertanyaan : bagaimana jika dalam suatu perusahaan / organisasi tidak
melakukan suatu proses bisnis yang maksimal, pasti terjadi
kesalahan kan kalau tidak dilakukan proses bisnis kan? Lalu
impact nya ke perusahaan itu atau ke customer?

Jawaban : semua perusahaan pasti berusaha melakukan bagaimana agar


proses bisnis yang mereka lakukan maksimal terlaksana, dengan
tujuan agar perusahaan tersebut lebih maju. Impact nya bisa
untuk customer juga bisa untuk perusahaan. Tergantung
bagaimana cara kita menjalankan proses bisnis tersebut.

2 Yuliana (1711059012P)
Pertanyaan : Maksud kelola bisnis internal dan eksternal beserta contoh!

Jawaban : Lingkungan Internal, Segala sesuatu di dalam orgnisasi /


perusahaan yang akan mempengaruhi organisasi perusahaan
tersebut. Contoh (Tenaga kerja, Peralatan dan mesin. Lingkungan
Eksternal, Segala sesuatu di luar batas-batas
organisasi/perusahaan yang mungkin mempengaruhi
organisasi/perusahaan. Contoh ( Keadaan alam: SDA,
lingkungan.)

3 Chyntia Wulandari (1711050008)


Pertanyaan : Penjelasan tentang HLL dan LLL!
Jawaban : HLL adalah Pemorgraman yang dekat dengan bahasa manusia,
kelebihan utama dari bahasa ini adalah mudah untuk dibaca, tulis
maupun diperbaharui. LLL adalah Pemrograman yang lebih
dekat ke mesin / hardware. (bahasa mesin : representasi tulis
machine code / kode mesin.

4 Ovie Melisa (1711050037)


Pertanyaan : Dalam swimlane ada Proses, actors, phases dan symbol. Tolong
jelaskan!
Jawaban : Process: Aktual proses dan flow
Actors: Orang, groups, teams, yang melakukan tahapan proses.
Phases: Menunjukkan tahapan dari project
Symbols: Simbol fisik yang digunakan menggambarkan apa yang
terjadi pada setiap tahapan dari proses
5 Chyntia Wulandari (1711050008)
Pertanyaan : Kendala apa saja yang terdapat pada 4 tahapan proses rekayasa ulang
dan cara mengatasinya?
Jawaban : - Tradisi, - Penolakan, - Persyaratan waktu, - Biaya, - Resiko, -
Skeptisme (kurang PD). Cara mengatasinya, contoh Penolakan yaitu
dengan cara membujuk oknum-oknum yang menolak tersebut. Contoh
selanjutnya yaitu Skeptisme atau rasa kurang PD, yaitu dengan cara
membuat bagaimana seorang yang sedang menjalankan rekayasa ulang
proses bisnis menjadi lebih percaya dengan apa yang akan ia lakukan dan
kerjakan.

6 Ihsan Kurniawan (1811059005P)


Pertanyaan : Bagaimana cara kita untuk mengidentifikasi sebuah proses bisnis,
apakah perlu di rekayasa ulang atau tidak?
Jawaban : Menganalisis suatu masalah, contohnya mengalami kerugian. Yang
pertama karena ada kebutuhan, ada masalah, masa berlakunya sudah
habis, biaya, waktu dan kualitas. Karena tiap dua tahun sekali harus
diperbaharui lagi proses bisnis dengan rekayasa ulang. Dengan cara
(langkah – langkah) : Tentukan apakah rekayasa tersebut di butuhkan
atau tidak, dan Manajemen Top harus mengetahui.

7 Emilia Friska Saputri (1711050015)


Pertanyaan : Apa yang dimaksud dengan CRM?
Jawaban : CRM adalah sebuah pendekatan baru dalam mengelola hubungan
korporasi dengan pelanggan pada level bisnis sehingga dapat
memaksimumkan komunikasi dan pemasaran melalui ngelolaan berbagai
kontak yang berbeda.

8 Salwa Balqis (1711050069)


Pertanyaan : Sejarah IDEF 0, berikan penjelasan IDEF 0 menurut para ahli!
Jawaban : IDEF0 adalah salah satu dari beberapa kaedah pemodelan IDEF atau
biasa disebut dengan Icam DEFinition, Icam itu sendirilah program
yang dijalankan oleh USAF tersebut. Menurut Douglass T Russ &
Softech INC mengatakan pemodelan aktivitas yang di dasarkan SADT
(Struktur Analisis dan Desiain Teknik) untuk sistem yang telah ada
idef0 dapat digunakan ntuk menganalisa kinerja system.

9 Rio Ichsandy (1511050150)


Pertanyaan : Sejarah, Idef 0 kan sebagai acuan bahasa pemodelan, nah ada gak sih
alternatif lain selain idef 0?
Jawaban : Ada alternatif lain saat kamu tidak bisa menggunakan idef 0, kamu bisa
menggunakan swimlane, flowchart, rule, kontak diagram.

10 Feby Sumayandra (1711050018)


Pertanyaan : Bagaimana IDEF 0 dapat digunakan untuk menganalisa dan
merekomendasikan peningkatan kinerja sistem?
Jawaban : Ada tekniknya, idef0 memiliki sifat dan karakteristik yang fleksibel
(mudah untuk pembuat dan pengguna. Dilakukannya boleh dengan cara
swimlane, flowchart, EFO, Idef 0. Fungsinya menghindarkan pengguna
untuk dapat menerjemahkan alur proses bisnis.

11 Riswanda Imawan (1711050001)


Pertanyaan : Bagaimana cara Menggunakan KPI dalam bisnis kecil?
Jawaban : Dengan cara Transparasi / Kejujuran satu sama lain. Visi, pencapaian
target dll, membangkitkan rasa tanggung jawab, meciptakan rasa nyaman
pada karyawan. Dengan idef 0 hubungan antar aktivitas lebih jelas dan
konsisten, dengan idef 0 dan metodologi yang digunakan untuk
melakukan analisa metode yang bertahap, dengan mempertimbangkan
waktu dan biaya.

12 Hari azhari (1711050013)


Pertanyaan : Apa itu swimlane dan contoh Swimline?
Jawaban : Swimlane adalah garis yang memisahkan aktor dengan sistem. Ada 2
karakter/jenis, Pool yaitu perwakilan partisipan dalam proses dan juga
bertindak sebagai kontainer untuk memisahkan aktivitas dengan pool
yang berbeda – beda. Sedangkan Lane yaitu sub partisi dalam pool dan
mengembangkan keseluruhan pool baik secara vertikal maupun
horizontal.

13 Nurul Hidayati (1711050096)


Pertanyaan : Kenapa ASME masuk kategoti yang dipelajari, dan apakah ASME
masih ada?
Jawaban : Ada metodologi dan ada simbol – simbol tersendiri yang
menitikberatkan pada produk dll. Jadi ASME tetap masih digunakan
karena ASME itu bukan Flowchart melainkan metode untuk menjalanan
suatu perusahaan sebagai instruksi dll.

14 Salwa Balqis (1711050069)


Pertanyaan : Kekurangan Rule Basic, kenapa kebenarannya tdk 100%.
Jawaban : Itulah kekurangan Rule Basic tidak bisa 100% kebenarannya.
Sebenarnya semua tidak bisa dibenarkan 100% karena tiap cara dan
metode pasti memiliki kekuranganya masing – masing.

15 Yuliana (1711059012P)
Pertanyaan : Kenapa BPMN banyak yang mau ?
Jawaban : Karena BPMN sangat mudah dipahami oleh pengguna sebagai
kelancaran systemnya atau produknya.
16 Hafiz (1711050045)
Pertanyaan : Ada berapa sub dalam BPMN, Kapan akai koreografi kapan pakai
kolaborasi?
Jawaban : Ada 3 sub dalam BPMN (Proses, Koreografi, dan Kolaborasi).
Menggunakan Koreografi saat hasil output masuk ke dalam entitas baru.
Daan menggunakan kolaborasi adalah menggabungkan 2 entitas yang
sama untuk mencapai tujuan yang sama.

17 Emilia Friska Sapuri (1711050015)


Pertanyaan : Jelaskan 5 perkembangan tools yang tadi di sebutkan. Proses
Monitoring, Proses Optimisasi, Proses Auditor, Proses Analisis, Integrasi.
Jawaban : Proses Monitoring yaitu menemukan kesalahan sesedikit mungkin.
Proses Optimisasi yaitu strategi yang tepat agar dapat memperkecil suatu
kendala yang terjadi.Proses Auditor yaitu pengumpulan yang bertujuan
untuk verifikasi subject dari audi. Proses Analisis yaitu kegiatan untuk
meneliti dan meneriksa data mentah.Integrasi adalah pengujian hasil
penggabungan komponen dalam sistem.

18 Pratiwi Nalita (1711050055)


Pertanyaan : BPI di dunia persahaan seperti apa contohnya
Jawaban : - Metodologi perbaikan proses
- Tahapan Persiapan
- Identifikasi masalah
- Perusahaan masalah & tujuan penelitian
- Analisa & interpretasi data
- Kesimpulan & saran

19 Chelvin Dewantoro (1711050036)


Pertanyaan : Dampak Yang diharapkan yang dihasilkan dalam keberhasilan
perusahaan
Jawaban : - dapat mengurangi penundaan
- Dapat mengurangi eror
- Dapat memaksimalkan penempatan
- Dapat mudah digunakan
- Mendapatkan kepuasan pelanggan
- Dapat dengan mudah beradaptasi
- Dapat bersaing keunggulan

Anda mungkin juga menyukai