TUGAS KULIAH
Dosen Pengampu : Yona Wahyu Lolita, M.Pd
NUR AZIZAH
2015.041.097
2. Masyarakat Madani
Masyarakat Madani (civil society) didirikan dengan masyarakat
terbuka, masyarakat yang bebas dari pengaruh kekuasaan dan tekanan
Negara, masyarakat yang kritis dan berpratisi aktif serta masyarakat
egaliter.
Civil society mensyaratkan adanya civil engagement yaitu keterlibatan
warga Negara dalam asosiasi-asosiasi social. Civil engagement
memungkinkan sikap terbuka, percaya dan toleran antar satu dengan
yang lain yang sangat penting bagi bangunan politik demokrasi.
Masyarakat madani dapat menjalankan peran dan fungsinya sebagai
mitra dan patner kerja lembaga eksekutif dan legislative dan yudikatif
juga dapat melakukan control social terhadap pelaksanaan kerja
lembaga tersebut.
3. Infrastruktur Politik
Infrastruktur terdiri dari pertain politik (political party), kelompok
gerakan (movement group), dan kelompok penekanan atau kelompok
kepentingan (pressure/intest group). Kelompok gerakan dikenal
dengan sebutan organisasi masyarakat yang berorientasi pada
pemberdayaan warganya seperti Muhammaduyah, NU, Persisi, Perti,
Nahdatul Wathoen, Al-Wasliyah, Al-Irsyad, Jam’iyah Khair, dll.
Kelompok penekananan atau kelompok kepentingan (pressure group)
merupakan wadah organisasi berdasarkan pada kriteria profesionalitas
dan keilmuan tertentu, seperti AIPI (Asosiasi Ilmu Politik Indonesia),
IKADIN, KADIN, ICMI, PGRI, LIPI, dan sebagainya.
4. Pers yang Bebas dan Bertanggung Jawab (PARPOL)
Menurut Mariam Budiarjo , Parpol mengemban fungsi:
- Sebagai sarana komunikasi politik
- Rekrutment kader dan anggota politik
- Sosialisasi politik
- Pengatur konflik
1. Generasi Pertama
Generasi yang berpandangan bahwa substansu HAM berpusat pada
aspek hukum dan politik.
2. Generasi Kedua
Generasi HAM yang memperluas pada aspek hak-hak sosial,
ekonomi, politik dan budaya.
3. Generasi Ketiga
Generasi yang mengembangkan adanya kesatuan antaa hak dan
ekonomi, sosial budaya, politik dan hukum dalam satu tempat yang
disebut dengan hak pembangunan.
4. Generasi Keempat
Generasi HAM yang mengukuhkan kehrusan imperative dari negara
untuk memenuhi hak asasi rakyatnya. Artinya urusan hak asasi bukan
lagi urusan orang perorang, tetapi justru merupakan tugas negara.