OLEH :
KELOMPOK 3
Irsan F202001076
Elvina F202001065
Prity Ferista F202001106
Laxmi Adriatik F202001095
Nur Halisa Mesi F202001066
Fadhil Nur Syifa F202001075
Iin Indri Ekayani F202001056
Ima Nur Rahmadani F202001105
Wd. Ifan Mustikawati F202001096
Andi Nurul Wahida Ap F202001086
Rezky Zeyra Ramadani F202001085
Enjelin Nur Fathika Sjahrul F202001055
Makalah ini berisikan tentang pengertian larutan penyangga, cara kerja larutan penyangga,
perhitungan larutan penyangga dan peranan larutan penyangga dalam tubuh.Diharapkan
Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Larutan Penyangga.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................5
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................5
1.3 Tujuan...............................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................6
2.1 Pengertian larutan penyangga...........................................................................................6
2.2 Komponen larutan penyangga..........................................................................................6
2.3 Cara kerja larutan penyangga...........................................................................................6
2.4 Perhitungan pH Larutan Penyangga.................................................................................8
2.5 Sifat Larutan penyangga.................................................................................................10
2.6 Peranan Larutan Penyangga...........................................................................................11
BAB III PENUTUP..................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................13
3.2 Saran...............................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan Teori Asam-Basa Arrhenius, larutan yang mengandung campuran asam lemah
dan garam yang anionnya senama dengan asam lemah tersebut akan membentuk larutan
penyangga. Contohnya, NH3COOH dan CH3COONa. Demikian juga jika larutan
mengandung campuran basa lemah dan garam yang kationnya senama dengan basa lemah
akan membentuk larutan penyangga. Contohnya, NH4OH dan NH4Cl.
Larutan penyangga adalah larutan yang memiliki sifat dapat mempertahankan atau ralatif
tidak mengubah pH dengan adanya penambahan sedikit asam, basa, atau adanya
pengenceran. Larutan penyangga disebut juga larutan buffer atau dapar. Larutan penyangga
terdiri atas asam lemah dengan asam basa konjungsinya atau basa lemah dengan asam
konjungsinya.
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian larutan penyangga
Larutan penyangga, larutan dapar, atau buffer adalah larutan yang digunakan untuk
mempertahankan nilai pH tertentu agar tidak banyak berubah selama reaksi kimia
berlangsung. Sifat yang khas dari larutan penyangga ini adalah pH-nya hanya berubah sedikit
dengan pemberian sedikit asam kuat atau basa kuat.
Larutan penyangga asam adalah suatu campuran larutan yang tersusun dari asam lemah
dengan garamnya. Larutan penyangga basa adalah suatu campuran larutan yang tersusun dari
basa lemah dengan garamnya.
Meskipun ke dalam larutan penyangga ditambahkan sedikit asam atau sedikit basa atau
dilakukan proses pengenceran maka pH larutan tidak berubah. Sebaliknya penambahan asam
atau penambahan basa dalam larutan bukan penyangga menyebabkan perubahan pH larutan
yang dratis.
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Untuk mendapatkan larutan ini
dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya yang merupakan basa konjugasi dari asa mnya.
Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana
asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan garam
yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. Pada umumnya basa
kuat yang digunakan seperti natrium (Na), kalium, barium, kalsium, dan lain-lain.
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Untuk mendapatkan larutan ini
dapat dibuat dari basa lemah dan garamnya, yang garamnya berasal dari asam kuat. Adapun
cara lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana
basa lemahnya dicampurkan berlebih.
Larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa dengan asam dan basa
konjugasinya, sehingga dapat mengikat baik ion H+ maupun ion OH-. Sehingga penambahan
sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pH-nya secara signifikan. Berikut ini cara
kerja larutan penyangga:
1. Larutan penyangga asam
Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung
CH3COOH dan CH3COO- yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai
berikut:
Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Dimana ion H+ yang
ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO- membentuk molekul CH3COOH.
Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH- dari basa itu akan bereaksi
dengan ion H+ membentuk air. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke
kanan sehingga konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan. Jadi, penambahan basa
menyebabkan berkurangnya komponen asam (CH3COOH), bukan ion H+. Basa yang
ditambahkan tersebut bereaksi dengan asam CH3COOH membentuk ion CH3COO-
dan air.
Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung NH3
dan NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:
Jika ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan mengikat ion OH-. Hal
tersebut menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion
OH- dapat dipertahankan. Disamping itu penambahan ini menyebabkan berkurangnya
komponen basa (NH3), bukannya ion OH-. Asam yang ditambahkan bereaksi dengan
basa NH3 membentuk ion NH4+.
Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri,
sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu
bereaksi dengan komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan air.
Larutan penyangga asam dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya. Misalkan dalam
larutan penyangga asam yang mengandung asam asetat (CH3COOH) dan ion asetat
(CH3COO–) terdapat reaksi kesetimbangan sebagai berikut : CH3COOH (aq)
↔CH3COO– (aq) + H+ (aq), Maka harga tetapan kesetimbangan asam (Ka) dan harga dari
(H+) adalah:
Contoh soal :
Tentukan pH larutan penyangga yang dibuat dengan mencampurkan 50 mL larutan
CH3COOH 0,1 M denan 50 mL larutan CH2COONa 0,1 M. (Ka CH3COOH = 1,8 x 10-5)?
Penyelesaian :
Volume CH3COOH = 50 mL
Molaritas CH3COOH = 0,1 M
Volume CH3COONa = 50 mL
Molaritas CH3COONa = 0,1 M
Mol CH3COOH = 50 mL x 0,1 mmol/ mL = 5 mmol
Mol NaCh3COO = 50 mL x 0,1 mmol/mL = 5 mmol
Contoh soal :
Tentukan pH larutan penyangga yang dibuat dengan mencampurkan 50 mL larutan NH3 0,1
M (Kb = 10-4) dengan 100 mL larutan NH4Cl 0,5 M.
Penyelesaian :
Volume NH3 = 50 mL
Molaritas NH3 = 0,1 M
Volume NH4Cl = 50 mL
Molaritas NH4Cl = 0,1 M
mol NH3 = 50 mL x 0,1 mmol/mL = 5 mmol
mol NH4Cl = 100 mL x 0,5 mmol/mL = 50 mmol
1. pH larutan buffer praktis tidak berubah pada penambahan sedikit asam kuat atau
sedikit basa kuat atau pengenceran.
2. pH larutan buffer berubah pada penambahan asam kuat atau basa kuat yang relatif
banyak, yaitu apabila asam kuat atau basa kuat yang ditambahkan menghabiskan
komponen larutan buffer itu, maka pH larutan akan berubah drastis.
3. Daya penyangga suatu larutan buffer bergantung pada jumlah mol komponennya,
yaitu jumlah mol asam lemah dan basa konjugasinya atau jumlah mol basa lemah dan
asam konjugasinya.
Larutan penyangga banyak digunakan dalam reaksi-reaksi kimia terutama dalam bidang
kimia analitis, biokimia, bakteriologi, dan bidang kesehatan. Dalam reaksireaksi kimia
tersebut dibutuhkan pH yang stabil.
Dalam tubuh manusia, pH darah harus dijaga pada 7,35 – 7,45. Jika pH darah kurang dari
7,35 maka disebut asidosis (penurunan pH) yang dapat terjadi akibat penyakit-penyakit
seperti ginjal, jantung, diabetes mellitus (penyakit gula), konsumsi protein berlebihan dalam
waktu yang lama atau dehidrasi (kekurangan cairan tubuh yang cukup banyak) misalnya olah
raga yang terlalu berlebihan atau diare yang terus menerus. Dan jika pH darah lebih dari 7,45
disebut alkalosis (peningkatan pH) yang bisa terjadi bila kita mengalami muntah yang hebat,
bernafas terlalu berlebihan (hyperventilasi) biasanya di daerah yang udaranya tipis
(ketinggian) atau ketika kita sedang cemas atau histeris. Kematian dapat terjadi jika pH darah
kurang dari 7,0 atau 132lebih besar dari 7,8. pH di dalam darah dijaga oleh beberapa sistem
kesetimbangan larutan penyangga.
Pada cairan tubuh, baik cairan intra sel maupun cairan luar sel (extracelluler), merupakan
larutan penyangga. Sistem penyangga yang utama dalam cairan intra sel adalah pasangan
asam basa konjugasi dihidrogenfosfat-monohidrogenfosfat (H2PO4– – HPO42–). Sistem ini
bereaksi dengan asam dan basa sebagai berikut:
Pada cairan luar sel terdapat sistem penyangga pasangan asam basa konjugasi asam karbonat-
bikarbonat (H2CO3 – HCO3–). Sistem ini bereaksi dengan asam dan basa sebagai berikut:
(HbO2–).
Berbagai zat yang masuk ke dalam tubuh kemudian diserap oleh darah, akan sangat
mempengaruhi harga pH darah. Dengan adanya system penyangga, perubahan pH darah yang
drastis, baik penurunan atau kenaikan pH darah dapat dicegah. Dalam bidang industri,
terutama bidang farmasi (obat-obatan), diperlukan keadaan pH yang stabil. Perubahan pH
akan menyebabkan khasiat zat aktif dalam obat-obatan akan terus berkurang atau hilang sama
sekali. Untuk obat suntik dan obat yang dapat menimbulkan iritasi seperti tetes mata, pH
obat-obatan tersebut harus disesuaikan dengan pH cairan tubuh. pH Obat suntik harus
disesuaikan dengan pH darah agar tidak terjadi asidosis atau alkalosis pada darah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang dapat mempertahankan pH
tertentu terhadap usaha mengubah pH, seperti penambahan asam, basa, ataupun pengenceran.
Dengan kata lain pH larutan penyangga tidak akan berubah walaupun pada larutan tersebut
ditambahkan sedikit asam kuat, basa kuat atau larutan tersebut diencerkan.
Ada dua jenis larutan penyangga, yaitu : larutan penyangga dari asam lemah dan basa
konjugasinya serta larutan penyangga basa lemah dan asam konjugasinya. Larutan penyangga
dapat dibuat dengan dua cara. Pertama dengan cara mencampurkan langsung komponen-
komponennya yaitu suatu asam lemah dengan garamnya atau suatu basa lemah dengan
garamnya. Kedua dengan cara mencampurkan asam lemah dan basa kuat dengan jumlah
asam lemah yang berlebih atau mencampurkan basa lemah dan asam kuat dengan jumlah
basa lemah berlebih.
3.2 Saran
Penulis mengharapkan saran dari pembaca yang bisa membangun demi kelancaran
pembuatan makalah selanjutnya.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA