Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH FARMASI FISIK I

BUFFER ATAU LARUTAN PENYANGGA

OLEH :
KELOMPOK 3

Irsan F202001076
Elvina F202001065
Prity Ferista F202001106
Laxmi Adriatik F202001095
Nur Halisa Mesi F202001066
Fadhil Nur Syifa F202001075
Iin Indri Ekayani F202001056
Ima Nur Rahmadani F202001105
Wd. Ifan Mustikawati F202001096
Andi Nurul Wahida Ap F202001086
Rezky Zeyra Ramadani F202001085
Enjelin Nur Fathika Sjahrul F202001055

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MANDALA WALUTA
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya boleh menyelesaikan Makalah ini tepat pada
waktunya yang berjudul “Larutan Penyangga”

Makalah ini berisikan tentang pengertian larutan penyangga, cara kerja larutan penyangga,
perhitungan larutan penyangga dan peranan larutan penyangga dalam tubuh.Diharapkan
Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Larutan Penyangga.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.

Kendari, April 2019

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................5
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................5
1.3 Tujuan...............................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................6
2.1 Pengertian larutan penyangga...........................................................................................6
2.2 Komponen larutan penyangga..........................................................................................6
2.3 Cara kerja larutan penyangga...........................................................................................6
2.4 Perhitungan pH Larutan Penyangga.................................................................................8
2.5 Sifat Larutan penyangga.................................................................................................10
2.6 Peranan Larutan Penyangga...........................................................................................11
BAB III PENUTUP..................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................13
3.2 Saran...............................................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Berdasarkan Teori Asam-Basa Arrhenius, larutan yang mengandung campuran asam lemah
dan garam yang anionnya senama dengan asam lemah tersebut akan membentuk larutan
penyangga. Contohnya, NH3COOH dan CH3COONa. Demikian juga jika larutan
mengandung campuran basa lemah dan garam yang kationnya senama dengan basa lemah
akan membentuk larutan penyangga. Contohnya, NH4OH dan NH4Cl.

Berdasarkan Teori Asam-Basa Bronsted-Lowry, larutan yang mengandung campuran dari


pasangan asam lemah dan basa konjugat atau basa lemah dan asam konjugatnya akan
membentuk larutan penyangga.

Larutan penyangga adalah larutan yang memiliki sifat dapat mempertahankan atau ralatif
tidak mengubah pH dengan adanya penambahan sedikit asam, basa, atau adanya
pengenceran. Larutan penyangga disebut juga larutan buffer atau dapar. Larutan penyangga
terdiri atas asam lemah dengan asam basa konjungsinya atau basa lemah dengan asam
konjungsinya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian larutan penyangga?


2. Bagaimana cara kerja larutan penyangga?
3. Bagaimana perhitungan pH larutan penyangga?
4. Apa saja peranan larutan penyangga?
5.

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian larutan penyangga


2. Mengetahui cara kerja larutan penyangga
3. Mengetahui perhitungan larutan penyangga
4. Mengetahui peranan larutan penyangga
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian larutan penyangga

Larutan penyangga, larutan dapar, atau buffer adalah larutan yang digunakan untuk
mempertahankan nilai pH tertentu agar tidak banyak berubah selama reaksi kimia
berlangsung. Sifat yang khas dari larutan penyangga ini adalah pH-nya hanya berubah sedikit
dengan pemberian sedikit asam kuat atau basa kuat.

Larutan penyangga asam adalah suatu campuran larutan yang tersusun dari asam lemah
dengan garamnya. Larutan penyangga basa adalah suatu campuran larutan yang tersusun dari
basa lemah dengan garamnya.

Meskipun ke dalam larutan penyangga ditambahkan sedikit asam atau sedikit basa atau
dilakukan proses pengenceran maka pH larutan tidak berubah. Sebaliknya penambahan asam
atau penambahan basa dalam larutan bukan penyangga menyebabkan perubahan pH larutan
yang dratis.

2.2 Komponen larutan penyangga

Komponen larutan penyangga terbagi menjadi :


1. Larutan penyangga yang bersifat asam

Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Untuk mendapatkan larutan ini
dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya yang merupakan basa konjugasi dari asa mnya.
Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana
asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan garam
yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. Pada umumnya basa
kuat yang digunakan seperti natrium (Na), kalium, barium, kalsium, dan lain-lain.

2. Larutan penyangga yang bersifat basa

Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Untuk mendapatkan larutan ini
dapat dibuat dari basa lemah dan garamnya, yang garamnya berasal dari asam kuat. Adapun
cara lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana
basa lemahnya dicampurkan berlebih.

2.3 Cara kerja larutan penyangga

Larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa dengan asam dan basa
konjugasinya, sehingga dapat mengikat baik ion H+ maupun ion OH-. Sehingga penambahan
sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pH-nya secara signifikan. Berikut ini cara
kerja larutan penyangga:
1. Larutan penyangga asam

Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung
CH3COOH dan CH3COO- yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai
berikut:

Pada penambahan asam

Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Dimana ion H+ yang
ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO- membentuk molekul CH3COOH.

CH3COO-(aq) + H+(aq) → CH3COOH(aq)

Pada penambahan basa

Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH- dari basa itu akan bereaksi
dengan ion H+ membentuk air. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke
kanan sehingga konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan. Jadi, penambahan basa
menyebabkan berkurangnya komponen asam (CH3COOH), bukan ion H+. Basa yang
ditambahkan tersebut bereaksi dengan asam CH3COOH membentuk ion CH3COO-
dan air.

CH3COOH(aq) + OH-(aq) → CH3COO-(aq) + H2O(l)

2. Larutan penyangga basa

Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung NH3
dan NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:

Pada penambahan asam

Jika ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan mengikat ion OH-. Hal
tersebut menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion
OH- dapat dipertahankan. Disamping itu penambahan ini menyebabkan berkurangnya
komponen basa (NH3), bukannya ion OH-. Asam yang ditambahkan bereaksi dengan
basa NH3 membentuk ion NH4+.

NH3(aq) + H+(aq) → NH4+(aq)

Pada penambahan basa

Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri,
sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu
bereaksi dengan komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan air.

NH4+ (aq) + OH-(aq) → NH3 (aq) + H2O(l)


2.4 Perhitungan pH Larutan Penyangga

1. Larutan penyangga asam

Larutan penyangga asam dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya. Misalkan dalam
larutan penyangga asam yang mengandung asam asetat (CH3COOH) dan ion asetat
(CH3COO–) terdapat reaksi kesetimbangan sebagai berikut : CH3COOH (aq)
↔CH3COO– (aq) + H+ (aq), Maka harga tetapan kesetimbangan asam (Ka) dan harga dari
(H+) adalah:

Contoh soal :
Tentukan pH larutan penyangga yang dibuat dengan mencampurkan 50 mL larutan
CH3COOH 0,1 M denan 50 mL larutan CH2COONa 0,1 M. (Ka CH3COOH = 1,8 x 10-5)?
Penyelesaian :
Volume CH3COOH = 50 mL
Molaritas CH3COOH = 0,1 M
Volume CH3COONa = 50 mL
Molaritas CH3COONa = 0,1 M
Mol CH3COOH = 50 mL x 0,1 mmol/ mL = 5 mmol
Mol NaCh3COO = 50 mL x 0,1 mmol/mL = 5 mmol

pH = – log 1,8 x 10-5


pH = 5 – log 1,8 = 4,75
2. pH larutan penyangga basa
Larutan penyangga basa dapat dibuat dari basa lemah dan garamnya. Misalkan dalam larutan
penyangga basa yang mengandung ammonia (NH3) dan ion ammonium (NH4+), terdapat
reaksi kesetimbangan sebagai berikut : NH3 (aq) + H2O (I) ↔NH4+ (aq) + OH– (aq), maka
harga tetapan kesetimbangan asam (Ka) dan harga dari (H+) adalah :

Contoh soal :
Tentukan pH larutan penyangga yang dibuat dengan mencampurkan 50 mL larutan NH3 0,1
M (Kb = 10-4) dengan 100 mL larutan NH4Cl 0,5 M.
Penyelesaian :
Volume NH3 = 50 mL
Molaritas NH3 = 0,1 M
Volume NH4Cl = 50 mL
Molaritas NH4Cl = 0,1 M
mol NH3 = 50 mL x 0,1 mmol/mL = 5 mmol
mol NH4Cl = 100 mL x 0,5 mmol/mL = 50 mmol

pOH = 4 – log 0,1


pOH = 4 + 1 = 5
pH = 14 – pOH = 9
2.5 Sifat Larutan penyangga

Sifat-sifat larutan penyangga yaitu:

1. pH larutan buffer praktis tidak berubah pada penambahan sedikit asam kuat atau
sedikit basa kuat atau pengenceran.
2. pH larutan buffer berubah pada penambahan asam kuat atau basa kuat yang relatif
banyak, yaitu apabila asam kuat atau basa kuat yang ditambahkan menghabiskan
komponen larutan buffer itu, maka pH larutan akan berubah drastis.
3. Daya penyangga suatu larutan buffer bergantung pada jumlah mol komponennya,
yaitu jumlah mol asam lemah dan basa konjugasinya atau jumlah mol basa lemah dan
asam konjugasinya.

2.6 Peranan Larutan Penyangga

Larutan penyangga banyak digunakan dalam reaksi-reaksi kimia terutama dalam bidang
kimia analitis, biokimia, bakteriologi, dan bidang kesehatan. Dalam reaksireaksi kimia
tersebut dibutuhkan pH yang stabil.

Dalam tubuh manusia, pH darah harus dijaga pada 7,35 – 7,45. Jika pH darah kurang dari
7,35 maka disebut asidosis (penurunan pH) yang dapat terjadi akibat penyakit-penyakit
seperti ginjal, jantung, diabetes mellitus (penyakit gula), konsumsi protein berlebihan dalam
waktu yang lama atau dehidrasi (kekurangan cairan tubuh yang cukup banyak) misalnya olah
raga yang terlalu berlebihan atau diare yang terus menerus. Dan jika pH darah lebih dari 7,45
disebut alkalosis (peningkatan pH) yang bisa terjadi bila kita mengalami muntah yang hebat,
bernafas terlalu berlebihan (hyperventilasi) biasanya di daerah yang udaranya tipis
(ketinggian) atau ketika kita sedang cemas atau histeris. Kematian dapat terjadi jika pH darah
kurang dari 7,0 atau 132lebih besar dari 7,8. pH di dalam darah dijaga oleh beberapa sistem
kesetimbangan larutan penyangga.

Pada cairan tubuh, baik cairan intra sel maupun cairan luar sel (extracelluler), merupakan
larutan penyangga. Sistem penyangga yang utama dalam cairan intra sel adalah pasangan
asam basa konjugasi dihidrogenfosfat-monohidrogenfosfat (H2PO4– – HPO42–). Sistem ini
bereaksi dengan asam dan basa sebagai berikut:

HPO42–(aq) + H+(aq) H2PO4–(aq)

H2PO4–(aq) + OH–(aq) HPO42–(aq) + H2O(l)

Pada cairan luar sel terdapat sistem penyangga pasangan asam basa konjugasi asam karbonat-
bikarbonat (H2CO3 – HCO3–). Sistem ini bereaksi dengan asam dan basa sebagai berikut:

HCO3–(aq) + H+(aq) H2CO3(aq)

H2CO3(aq) + OH–(aq) HCO3–(aq) + H2O(l)

Dalam plasma darah terdapat sistem penyangga sebagai berikut:


•Campuran asam karbonat (H2CO3) dan basa konjugasinya ion bikarbonat (HCO–3).

• Campuran asam haemoglobin (HHb) dan basa konjugasinya ion oksihaemoglobin

(HbO2–).

Dalam sel darah merah terdapat sistem penyangga sebagai berikut:

• Campuran asam karbonat (H2CO3) dan basa konjugasinya ion bikarbonat(HCO–3).

• Campuran asam haemoglobin (HHb) dan basa konjugasinya haemoglobin (Hb).

Berbagai zat yang masuk ke dalam tubuh kemudian diserap oleh darah, akan sangat
mempengaruhi harga pH darah. Dengan adanya system penyangga, perubahan pH darah yang
drastis, baik penurunan atau kenaikan pH darah dapat dicegah. Dalam bidang industri,
terutama bidang farmasi (obat-obatan), diperlukan keadaan pH yang stabil. Perubahan pH
akan menyebabkan khasiat zat aktif dalam obat-obatan akan terus berkurang atau hilang sama
sekali. Untuk obat suntik dan obat yang dapat menimbulkan iritasi seperti tetes mata, pH
obat-obatan tersebut harus disesuaikan dengan pH cairan tubuh. pH Obat suntik harus
disesuaikan dengan pH darah agar tidak terjadi asidosis atau alkalosis pada darah.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang dapat mempertahankan pH
tertentu terhadap usaha mengubah pH, seperti penambahan asam, basa, ataupun pengenceran.
Dengan kata lain pH larutan penyangga tidak akan berubah walaupun pada larutan tersebut
ditambahkan sedikit asam kuat, basa kuat atau larutan tersebut diencerkan.

Ada dua jenis larutan penyangga, yaitu : larutan penyangga dari asam lemah dan basa
konjugasinya serta larutan penyangga basa lemah dan asam konjugasinya. Larutan penyangga
dapat dibuat dengan dua cara. Pertama dengan cara mencampurkan langsung komponen-
komponennya yaitu suatu asam lemah dengan garamnya atau suatu basa lemah dengan
garamnya. Kedua dengan cara mencampurkan asam lemah dan basa kuat dengan jumlah
asam lemah yang berlebih atau mencampurkan basa lemah dan asam kuat dengan jumlah
basa lemah berlebih.

Pengenceran tidak mempengaruhi pH larutan, karena ketika ke dalam kedua larutan


penyangga tersebut ditambahkan akuades (dilakukan pengenceran) maka konsentrasi asam
lemah dan basa konjugasinya serta basa lemah dan asam konjugasinya akan menurun dengan
faktor yang sama. Akan tetapi perbandingan konsentrasinya tidak mengalami perubahan
sehingga pH larutan penyangga tidak mengalami perubahan.

3.2 Saran

Penulis mengharapkan saran dari pembaca yang bisa membangun demi kelancaran
pembuatan makalah selanjutnya.
BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Anshory, irfan.2003. Acuan Pelajaran Kimia SMU.Jilid 3. Jakarta:Erlangga

Departemen Pendidikan Nasional.2006. Standar Isi 2006, Mata Pelajaran Kimia


SMA/MA.Jakarta:Pusat Kurikulum.

Harnanto, Ali.2009.Kimia SMU 2.Jakarta:Pusat Perbukuan Depertemen Pendidikan Nasional

Utami, Sri.2011.Larutan Buffer.

Watson, David G. 2012.

Pharmaceutical Analysis.USA: Elsevier Health Sciences.

Craig, Bruce D, David S. Anderson. 2004.Handbook of Corrosion Data.New York: ASM


Internasional.

Anda mungkin juga menyukai