Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM MBKM LISTRIK MAGNET UNP

“ELEKTROMAGNETIK FARADAY”

UNNES
Nida Rihadatul Aisy Nahdah
20034195

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
A. Tujuan Praktikum
1. Menentukan besarnya medan magnet berdasarkan perubahan sudut
2. Menyelidiki hubungan antara jumlah lilitan dengan GGL induksi
3. Menyelidiki hubungan antara luas penampang dengan GGL induksi
4. Menyelidiki hubungan antara jumlah lilitan dengan fluks magnet
B. Alat dan Bahan

1. Virtual lab
a) Komputer/laptop
b) Software elektromagnetik faraday
(https://phet.colorado.edu/en/simulation/legacy/faraday)
c) Aplikasi java
2. Nyata

Alat : bahan :

a). Multimeter a). Kawat logam

b). Galvanometer b) resistor

c). Kompas c). Kapasitor

d). kabel penghubung

C. Dasar Teori
1. Kemagnetan dan Kelistrikan

Kemagnetan dan kelistrikan merupakan dua gejala alam yang


prosesnya dapat dibolak balik. Ketika H.C Oersted membuktikan sektor
kawat berarus listrik terdapat medan magnet (artinya listrik menimbulkan
magnet) para ilmuan mulai memikirkan tentang kaitan antara kelistrikan
dan kemagnetan. Tahun 1821 Michael Faraday membuktikan bahwa
perubahan medan magnet dapat menimbulkan arus listrik (artinya magnet
menimbulkan listrik)melalui eksperimen yang sangat sederhana, yaitu
sebuah magnet yang digerakkan masuk dan keluar pada kumparan kawat
logam. Galvanometer merupakan alat yang dapat digunakan untuk
mengetahui ada tidaknya arus yang mengalir. Ketika sebuah magnet
digerakkan masuk dan keluar pada kumpara kawat logam maka jarum
galvanometer menyimpang kekanan dan kekiri. Bergeraknya jarum
galvanometer maenunjukkan bahwa magnet yang digerakkan keluar dan
masuk pada kumparan menimbulkan arus listrik. Arus listrik bisa terjadi
jika pada ujungujung kumparan terdapat GGL. GGL yang terjadi diujung-
ujung kumparan dinamakan GGL induksi.
Medan magnet pada suatu titik bukan hanya dapat dihasilkan oleh
medan magnet permanen akan tetapi juga dapat dihasilkan oleh kawat
berarus. Disekitar kawat berarus terdapat muatan listrik dengan garis gaya
magnet melingkar dan berpusat pada kawat tersebut. (Ramadhani.2008:17)
2. Penyebab terjadinya GGL induksi

Ketika kurtub utara magnet digerakkan memasuki kumparan, jumlah


garis dari gaya-gaya magnet yang terdapat didalam kumparan bertambah
banyak. Bertambahnya jumlah garis-garis gaya ini menimbulkan GGL
induksi pada ujungujung kumparan. GGl induksi yang ditimbulkan
menyebabkan arus listrik mengalir menggerakkan jarum galvanometer.
Arah arus induksi dapat ditentukan dengan cara memperhatikan arah medan
magnet yang ditimbulkannya. Pada saat magnet masuk, garis gaya dalam
kumparan bertambah. Akibatnya medan magnet hasil arus induksi berfsifat
mengurangi garis gaya itu. Dengan demikian, ujung kumparan itu
merupakan kutub utara sehingga arah itu merupakan arah arus induksi, dan
sebaliknya.
Di dalam kumparan timbul suatu beda potensial (atau gaya gerak listrikε,
GGL). Timbulnya GGL dengan cara ini disebut induksi
elektromagnetik.Batang magnet memiliki medan magnet di sekitarnya.
Medan magnet divisualkan dalam bentuk garis-garis medan. Sebuah batang
magnet mempunyai bentuk garis-garis medan magnet. Sekumpulan garis-
garis medan disebut fluks magnet. Bentuk garis-garis medan magnet pada
sebuah batang magnet. GGL yang diinduksi oleh fluks magnet yang
berubah dapat dianggap terdistribusi di seluruh rangkaiannya.
Gaya magnetik yang bekerja pada konduktor berarus.Arus adalah
kumpulan partikel bermuatan yang bergerak. Oleh sebab itu, gaya resultan
yang dihasilkan oleh medan kawat adalah penjumlahan vektor dan masing-
masing gaya yang dihasilkan oleh medan kawat adalah penjumlahan vektor
dari masingmasing gaya yang dihasilkan arus. Gaya yang dihasilkan pada
partikel bermuatan yang membentuk arus gaya yang dihasilkan pada
partikel yang diteruskan ke kawat ketika partikel bertumbukan dengan atom
yang membentuk kawat.
Pada umumnya, medan magnetik muncul di sekitar magnet.
Bendabenda yang memiliki sifat kemagnetan akan terpengaruh oleh medan
magnetik itu. Sesuatu yang mengejutkan, bila di sekitar benda yang bukan
termasuk magnetik terdapat medan magnetik. Peristiwa keanehan itu
pertama kali ditemukan oleh Oersted.Hans Christian Oersted pada tahun
1820 menemukan bahwa arus listrik dalam sebuah kawat penghantar dapat
menghasilkan efek magnetik. Efek magnetik yang ditimbulkan oleh arus
tersebut dapat membelokkan arah jarum kompas.
Arah medan magnetik induksi dapat ditentukan dengan menggunakan
kaidah tangan kanan seperti gambar 1 di bawah ini.

Gambar 1. Kaedah tangan kanan


Kaidah tangan kanan menyatakan bahwa, jika kita menggenggam
penghantar sehingga ibu jari kita menunjukkan arah arus maka arah
genggaman jari yang lain menunjukkan arah medan magnetik induksi
disekitar penghantar. Sedangkan arah medan magnetik di suatu titik searah
dengan garis singgung lingkaran di titik tersebut, seperti yang ditunjukkan
pada gambar 2.

Gambar 2. Arah medan magnetik induksi disuatu titik disekitar arus listrik
Gelombang mekanik merupakan gelombang yang memerlukan medium
untuk perambatannya.Selain gelombang mekanik, terdapat gelombang yang
dalam perambatannya tidak memerlukan medium, yaitu gelombang
elektromagnetik.Cahaya merupakan contoh gelombang elektromagnetik.

3. Hukum Faraday
Melalui berbagai percobaan, Michael Faraday (1791-1867), seorang
ilmuwan jenius dari inggris akhirnya berhasil membuktikan bahwa arus
listrik memang dapat dihasilkan dari perubahan medan magnetik. Peristiwa
dihasilkannya arus listrik akibat adanya perubahan medan magnetik
dinamakan induksi elektromagnetik, sedangkan arus yang dihasilkan dari
induksi elektromagnetik dinamakan arus induksi. Penemuan ini dikenal
dengan “Hukum Faraday”. Penemuan ini dianggap sebagai penemuan
monumental.Mengapa?Pertama, “Hukum Faraday” memiliki arti penting
dalam hubungan dengan pengertian teoretis tentang elektromagnetik.Kedua,
elektromagnetik dapat dipergunakan sebagai penggerak secara terus-
menerus arus aliran listrik seperti yang digunakan oleh Faraday dalam
pembuatan dinamo listrik pertama.
Menurut Faraday, besar GGL induksi pada kedua ujung kumparan
sebanding dengan laju perubahan fluks magnetik yang dilingkupi permukaan.
Artinya, makin cepat terjadinya fluks magnet makin besar GGl induksi yang
timbul. Adapun yang dimaksud fluks magnet adalah kerapatan garis-garis
gaya dalam medan magnet. Artinya fluks magnetik yang berada
dipermukaan yang lebih luas kerapatannya rendah dan kuat medan magnetik
lebih lemah. Sedangkan pada permukaan yang lebih sempit kerapatannya
tinggi maka kuat medan magnetik lebih tinggi. Satuan internasional dari
fluks magnetik adalah diukur dalam weber disingkat dengan Wb dan
didefinisikan dengan:
“ suatu medan magnet serba sama mempunyai fluks magnetik sebesar 1
weber bila sebatang penghantar metong garis-garis gaya magnetik selama 1
detik akan menimbulkan gaya gerak listrik sebesar 1 volt “. (Tripler:2001.40)

4. Induksi Magnet dan Fluks Magnet


Dari hasil percobaan Faraday diperoleh kesimpulan tentang
besarnya ggl induksi (induksi) sebagai berikut:
a. Besar ggl induksi bergantung pada kecepatan gerakan batang magnet,
dalam hal ini sama dengan perubahan fluks magnetik setiap saat.
b. Besar ggl induksi bergantung pada jumlah lilitan pada kumparan.
Dengan demikian, besar ggl induksi yang dihasilkan adalah

(3.1)

Keterangan :
𝜀 = ggl induksi (volt)
ΔΦ = perubahan fluks (Wb)
Δt = selang waktu (s)
N = jumlah lilitan
Tanda negatif pada digunakan untuk menentukan arah ggl
induksi.Cara lain untuk mendapatkan perubahan fluks magnetik ialah
kawat digerakkan, sedangkan magnetnya tetap. Dengan cara seperti itu,
pada kawat akan terjadi perubahan fluks magnetik yang menghasilkan
ggl induksi.
Hukum Lenz pada kawat AB timbul gaya Lorentz yang arahnya
berlawanan dengan arah gerak kawat AB. Besarnya gaya Lorentz tesebut
bernilai negative (-), sehingga besarnya usaha mekanik yang harus
dilawan untuk memindahkan kawat
AB sejauh s adalah

W = -F. s (3.2)
Selama bergerak menempuh jarak s, pada kawatmengalir arus I,
sehingga pada kawat tersebut timbul energi listrik sebesar
W =I2lt (3.3)
Menurut hukum kekekalan energi, besar kedua energi tersebut sama,
sehingga:
-FS =I2lt

-Fvt = I2lt ← s = vt
-BIlvt = I2lt ← F = Bil

Il = -Blv
Il adalah beda potensial , dalam hal ini sama dengan ggl induksi : Il = ε.

Dengan demikian , rumus diatas dapat ditulis:

ε = -Blv (3.4)
keterangan:
ε = ggl induksi (v)
B = medan magnet (Wb/m2)

L = panjang kawat (m)

v = kecepatan gerak kawat (m/s)

Jika arah medan magnet dengan kawat AB tidak tegak lurus,


melainkan membentuk sudut sehingga ggl induksi yang dihasilkan
dirumuskan:
ε = -Biv sin θ (3.5)

Induksi magnet sangat bergantungb pada waktu yaitu semakin cepat


terjadinta perubahan medan magnetik GGL induksi akan semakin besar.
Disisi lain, GGL tidak sebanding dengan laju perubahan medan magnetik B,
tetapi sebanding dengan laju perubahan fluks magnetikyang bergerak
melintasi loop seluas A. Secara matematis fluks magnetik tersebut
dinyatakan sebagai: ɸ = B A cos Θ (3.6)
dengan B sama dengan rapat fluks magnetik, yaitu banyaknya fluks
magnetik per satuan luas penampang yang ditembus gaya fluks magnetik
tegak lurus. Dan Θadalah satuan sudut antara B dengan garis yang tegak
lurus permukaan kumparan. Jika permukaan kumparan tegak lurus B, Ɵ=90o
dan ɸƟ=0, tetapi jika B sejajar terhadap kumparan, Ɵ=0o, sehingga

ɸB = B.A (3.7)
jadi, fluks ɸƟdapat dianggap sebanding dengan jumlah garis yang
melewati kumparan. Dari definisi fluks tersebut dapat dinyatakan bahwa jika
fluks yang melalui loop kawat penghantardengan N lilitan berubah sebesar
ɸB dalam waktu ∆t. (Budiyanto.2009:71)

D. Prosedur Kerja
1. Membuka software Elektromagnetik Faraday
2. Menentukan besarnya medan magnet berdasarkan perubahan sudut
a. Mengklik “magnet batang” pada bagian atas layar
b. Menampilkan alat ukur medan magnet
c. Menggeser alat ukur tersebut untuk mendapatkan sudut 𝜃
d. Mencatat nilai B, BX dan BY yang terdapat pada alat ukur
e. Melakukan variasi sudut 𝜃 sebanyak 10 kali, kemudian memasukkan nilai
yang didapatkan pada Tabel 1
Gambar 1. Menentukan besarnya medan magnet berdasarkan perubahan sudut

3. Menyelidiki hubungan antara jumlah lilitan dengan GGL induksi


a. Mengambil gulungan kawat, kompas dan alat ukur medan magnet.
b. Mengganti indikator pada gulungan kawat menjadi alat voltase
c. Memvariasikan jumlah lilitan
d. Menarik magnet keluar dan masuk lilitan dan mencatat nilai yang
ditunjukkan oleh alat ukur
e. Dengan melakukan hal yang sama, kemudian memvariasikan jumlah lilitan
dan memasukkan data pada Tabel 2

Gambar 2. Menyelidiki hubungan antara jumlah lilitan dengan GGL induksi


4. Menyelidiki hubungan antara luas penampang dengan GGL induksi
a. Mengambil bagian elektromagnetik pada bagian atas layar
b. Menyiapkan alat ukur yang akan digunakan
c. Menetapkan jumlah lilitan dan sudut 𝜃
d. Memvariasikan nilai dari GGL induksi dengan menggeser tombol pada
layar dan mengukur BX
e. Memvariasikan nilai GGL induksi sebanyak 10 kali, dan mencatat data pada
Tabel 3

Gambar 3. Menyelidiki hubungan antara luas penampang dengan GGL induksi

5. Menyelidiki hubungan antara jumlah lilitan dengan fluks magnet


a. Menetapkan nilai GGL induksi dan sudut Θ
b. Menyiapkan alat ukur yang akan digunakan
c. Memvariasikan jumlah lilitan dan mencatat nilai B X yang ditunjukkan pada
alat ukur
d. Memvariasikan jumlah lilitan sebanyak 4 kali dan memasukkan data pada
Tabel 4
Gambar 4. Menyelidiki hubungan jumlah lilitan dengan fluks magnet

E. Tabel Data
1. Menentukan besarnya medan magnet berdasarkan perubahan sudut
No 𝜃 B BXU BXH BY U BYH
1 0 294,16 294,16 294,16 0 0
2 9,89 18,53 18,26 -23,66 3,16 -11,87
3 20,33 17,01 15,95 1,534 5,91 16,940
4 30,11 3,44 2,98 0,89 1,73 -3,32
5 39,99 12,15 9,31 -8,0123 7,80 9,1337
6 50,08 9,10 5,84 8,943 6,98 4,635
7 60,17 4,63 2,30 -4,1073 4,01 -2,136
8 70,12 3, 95 1,34 1,343 3,72 2,714
9 79,99 2,37 0,41 0,411 2,33 2,33
10 90,08 1,32 0 -0,001 1,32 1,32
2. Menyelidiki hubungan antara jumlah lilitan dengan GGL induksi
No N 𝜀(𝑉𝑜𝑙𝑡) ∆ɸ/∆t
1 1 2 Volt 2 Wb/s
2 2 3 Volt 1,5 Wb/s
3 3 4 Volt 1,3 Wb/s
3. Menyelidiki hubungan antara luas penampang dengan GGl induksi
N=2 Θ=83,97o
No ԑ Bx A
1 1V 0,04 118,99 m2
2 2V 0,08 118,99 m2
3 3V 0,12 118,99 m2
4 4V 0,16 118,99 m2
5 5V 0,20 118,99 m2
6 6V 0,24 118,99 m2
7 7V 0,28 118,99 m2
8 8V 0,32 118,99 m2
9 9V 0,36 118,99 m2
10 10V 0,40 118,99 m2
4. Menyelidiki hubungan antara jumlah lilitanm dengan fluks magnet ɛ =
𝜀=5V Θ= 20,14o
No N BX ∆ɸ/∆t
1 1 4,85 5
2 2 9,71 2,5
3 3 14,56 1,67
4 4 19,42 1,25

F. Pengolahan Data
1. Menentukan besarnya medan magnet berdasarkan perubahan sudut.
a) 𝜃 = 0𝜊 B = 294,16
BXU = 294,16
BXH = B cos 𝜃
= 294,16 cos 0𝜊
= 294,16 G
𝐵𝑋 𝐻 −𝐵𝑋 𝑈
%KR = | | 𝑋 100%
𝐵𝑋 𝐻
294,16 −294,16
=| | 𝑋 100%
294,16
= 0%

BYU =0
BYH = B sin 𝜃
= 294,16 sin 0𝜊
=0G
𝐵𝑌 𝐻 −𝐵𝑌 𝑈
%KR = | | 𝑋 100%
𝐵𝑌 𝐻
0−0
=| | 𝑋 100%
0
= 0%
b) 𝜃 = 9,89𝜊 B = 26,48
BXU = 26,09
BXH = B cos 𝜃
= 26,48 cos 9,89𝜊
= -23,66 G
𝐵𝑋 𝐻 −𝐵𝑋 𝑈
%KR = | | 𝑋 100%
𝐵𝑋 𝐻
−23,66−26,09
=| | 𝑋 100%
−23,66
= 1,7%

BYU = 4.55
BYH = B sin 𝜃
= 26,48 sin 9,89𝜊
= -11,87 G
𝐵𝑌 𝐻 −𝐵𝑌 𝑈
%KR = | 𝐵𝑌 𝐻
| 𝑋 100%
−11,87−4,55
=| | 𝑋 100%
−11,87
= 1,38 %
c) 𝜃 = 20,33𝜊 B = 17,01
BXU = 15,95
BXH = B cos 𝜃
= 17,01 cos 20,33𝜊
= 1,5348G
𝐵𝑋 𝐻 −𝐵𝑋 𝑈
%KR = | | 𝑋 100%
𝐵𝑋 𝐻
1,5348−15,95
=| | 𝑋 100%
1,5348
= 9,39%

BYU = 5,91
BYH = B sin 𝜃
= 17,01 sin 20,33𝜊
= 16,94062 G
𝐵𝑌 𝐻 −𝐵𝑌 𝑈
%KR = | | 𝑋 100%
𝐵𝑌 𝐻
16,9402−5,91
=| | 𝑋 100%
16,9402
= 0,65%
d) 𝜃 = 30,11𝜊 B = 3,44
BXU = 2,98
BXH = B cos 𝜃
= 3,44 cos 30,11𝜊
= 0.890 G
𝐵𝑋 𝐻 −𝐵𝑋 𝑈
%KR = | | 𝑋 100%
𝐵𝑋 𝐻
0,890−2,98
=| | 𝑋 100%
0,890
= 2.3 %

BYU = 1,73
BYH = B sin 𝜃
= 3,44 sin 30,11𝜊
= -3.320 G
𝐵𝑌 𝐻 −𝐵𝑌 𝑈
%KR = | | 𝑋 100%
𝐵𝑌 𝐻
−3,320−1,73
=| | 𝑋 100%
−3.320
= 1,52%
e) 𝜃 = 39,99𝜊 B = 12,15
BXU = 9,31
BXH = B cos 𝜃
= 12,15 cos 39,99𝜊
= -8,0123 G
𝐵𝑋 𝐻 −𝐵𝑋 𝑈
%KR = | | 𝑋 100%
𝐵𝑋 𝐻
−8,0123−9,31
=| | 𝑋 100%
−8,0123
=2,1 %

BYU = 7,85
BYH = B sin 𝜃
= 12,15 sin 39,99𝜊
= 9,1337 G
𝐵𝑌 𝐻 −𝐵𝑌 𝑈
%KR = | | 𝑋 100%
𝐵𝑌 𝐻
9,1337−7,85
=| | 𝑋 100%
9,1337
= 0,14%
f) 𝜃 = 50,08𝜊 B = 9,10
BXU = 5,84
BXH = B cos 𝜃
= 9,10 cos 50,8𝜊
= 8,943G
𝐵𝑋 𝐻 −𝐵𝑋 𝑈
%KR = | | 𝑋 100%
𝐵𝑋 𝐻
8,943−5,84
=| | 𝑋 100%
8,943
= 0,34%
BYU = 6,98
BYH = B sin 𝜃
= 9,10 sin 50,08𝜊
= 4.635 G
𝐵𝑌 𝐻 −𝐵𝑌 𝑈
%KR = | | 𝑋 100%
𝐵𝑌 𝐻
4.635−6,98
=| | 𝑋 100%
4.635
= 0,5%
g) 𝜃 = 60,17𝜊 B = 4,63
BXU = 2,30
BXH = B cos 𝜃
= 4,63 cos 60,17𝜊
= -4,1073 G
𝐵𝑋 𝐻 −𝐵𝑋 𝑈
%KR = | | 𝑋 100%
𝐵𝑋 𝐻
−4,1073−2,30
=| | 𝑋 100%
−4,1073
= 1,5%

BYU = 4,01
BYH = B sin 𝜃
= 4,63 sin 60,17𝜊
= -2,136 G
𝐵𝑌 𝐻 −𝐵𝑌 𝑈
%KR = | | 𝑋 100%
𝐵𝑌 𝐻
−2,136−4,01
=| | 𝑋 100%
−2,136
= 2,8%
h) 𝜃 = 70,12𝜊 B = 3,95
BXU = 1,34
BXH = B cos 𝜃
= 3,95 cos 70,12𝜊
= 1.343 G
𝐵𝑋 𝐻 −𝐵𝑋 𝑈
%KR = | | 𝑋 100%
𝐵𝑋 𝐻
1,343−1,34
=| 1,343
| 𝑋 100%
= 0%

BYU = 3,72
BYH = B sin 𝜃
= 3,95 sin 70,12𝜊
= 3.714 G
𝐵𝑌 𝐻 −𝐵𝑌 𝑈
%KR = | | 𝑋 100%
𝐵𝑌 𝐻
3,714−3,72
=| 3,714
| 𝑋 100%
= 0%

i) 𝜃 = 79,99𝜊 B = 2,37
BXU = 0,41
BXH = B cos 𝜃
= 2,37 cos 79,99𝜊
= 0,411 G
𝐵𝑋 𝐻 −𝐵𝑋 𝑈
%KR = | | 𝑋 100%
𝐵𝑋 𝐻
0,411 −0,41
=| | 𝑋 100%
0,411
= 0%

BYU = 2,33
BYH = B sin 𝜃
= 2,37 sin 79,99𝜊
= 2,33 G
𝐵𝑌 𝐻 −𝐵𝑌 𝑈
%KR = | | 𝑋 100%
𝐵𝑌 𝐻
2,33−2,37
=| | 𝑋 100%
2,33
= 0%

j) 𝜃 = 90,08𝜊 B = 1,32
BXU = 0
BXH = B cos 𝜃
= 1,32 cos 90,08𝜊
= -0,0018 G
𝐵𝑋 𝐻 −𝐵𝑋 𝑈
%KR = | | 𝑋 100%
𝐵𝑋 𝐻
−0,0018 −0
=| | 𝑋 100%
−0,0018
= 0%

BYU = 1,32
BYH = B sin 𝜃
= 1,32 sin 90,08𝜊
= 1,32 G
𝐵𝑌 𝐻 −𝐵𝑌 𝑈
%KR = | | 𝑋 100%
𝐵𝑌 𝐻
1,32−1,32
=| | 𝑋 100%
1,32
= 0%
2. Menyelidiki hubungan antara jumlah lilitan dengan GGL induksi
a) N = 1 𝜀 = 2 𝑉𝑜𝑙𝑡
Δ𝜙
𝜀 = −𝑁
Δ𝑡
Δ𝜙
2 = −1
Δ𝑡
Δ𝜙
= −2 𝑊𝑏/𝑠
Δ𝑡

b) N = 2 𝜀 = 3 𝑉𝑜𝑙𝑡
Δ𝜙
𝜀 = −𝑁
Δ𝑡
Δ𝜙
3 = −2
Δ𝑡
Δ𝜙 −1
= 𝑊𝑏/𝑠
Δ𝑡 2

c) N =3 𝜀 = 4 𝑉𝑜𝑙𝑡
Δ𝜙
𝜀 = −𝑁
Δ𝑡
Δ𝜙
4 = −3
Δ𝑡
Δ𝜙 −4
= 𝑊𝑏/𝑠
Δ𝑡 3
3. Menyelidiki hubungan antara luas penampang dengan GGL induksi
N=2 𝜃 = 83,97𝜊

𝜀
a) 𝐴=
𝑁𝐵𝑥 cos 𝜃
1
𝐴=
2.0,04𝑥 cos 83,97𝜊

𝐴 = 118,99 𝑚2
𝜀
b) 𝐴 = 𝑁𝐵𝑥 cos 𝜃
1
𝐴=
2.0,08𝑥 cos 83,97𝜊

𝐴 = 118,99 𝑚2

𝜀
c) 𝐴 = 𝑁𝐵𝑥 cos 𝜃
1
𝐴=
2.0,12𝑥 cos 83,97𝜊
𝐴 = 118,99 𝑚2

𝜀
d) 𝐴 = 𝑁𝐵𝑥 cos 𝜃
1
𝐴=
2.0,16𝑥 cos 83,97𝜊

𝐴 = 118,99 𝑚2

𝜀
e) 𝐴 = 𝑁𝐵𝑥 cos 𝜃
1
𝐴=
2.0,20𝑥 cos 83,97𝜊

𝐴 = 118,99 𝑚2

𝜀
f) 𝐴 = 𝑁𝐵𝑥 cos 𝜃
1
𝐴=
2.0,24𝑥 cos 83,97𝜊

𝐴 = 118,99 𝑚2

𝜀
g) 𝐴 = 𝑁𝐵𝑥 cos 𝜃
1
𝐴=
2.0,28𝑥 cos 83,97𝜊

𝐴 = 118,99 𝑚2

𝜀
h) 𝐴 = 𝑁𝐵𝑥 cos 𝜃
1
𝐴=
2.0,32𝑥 cos 83,97𝜊

𝐴 = 118,99 𝑚2

𝜀
i) N+ 𝐴 = 𝑁𝐵𝑥 cos 𝜃
1
𝐴=
2.0,36𝑥 cos 83,97𝜊

𝐴 = 118,99 𝑚2

𝜀
j) 𝐴 = 𝑁𝐵𝑥 cos 𝜃
1
𝐴=
2.0,40𝑥 cos 83,97𝜊

𝐴 = 118,99 𝑚2

4. Menyelidiki hubungan antara jumlah lilitan dengan flux magnet


𝜀 = 5 Volt 𝜃 = 20,140
Δ𝜙
a) 𝜀 = −𝑁 Δ𝑡
Δ𝜙
5 = −1
Δ𝑡
Δ𝜙
= −5 𝑊𝑏/𝑠
Δ𝑡
Δ𝜙
b) 𝜀 = −𝑁 Δ𝑡
Δ𝜙
5 = −2
Δ𝑡
Δ𝜙
= −2, 5𝑊𝑏/𝑠
Δ𝑡

Δ𝜙
c) 𝜀 = −𝑁 Δ𝑡
Δ𝜙
5 = −3
Δ𝑡
Δ𝜙
= −1,67 𝑊𝑏/𝑠
Δ𝑡

Δ𝜙
d) 𝜀 = −𝑁 Δ𝑡
Δ𝜙
5 = −4
Δ𝑡
Δ𝜙
= −1,25 𝑊𝑏/𝑠
Δ𝑡

G. Pembahasan
Pada praktikum kali ini kita membahas tentang elektromagnetik faraday.
Dimana setelah praktikum ini kita dapat menentukan besarnya medan magnet
berdasarkan perubahan sudut, menyelidiki hubungan antara jumlah lilitan
dengan GGL induksi, menyelidiki hubungan antara luas penampang dengan
GGL induksi dan menyelidiki hubungan antara jumlah lilitan dengan flux
magnet. Alat dan bahan yang kita perlukan yaitu software virtual lab yang
terdiri atas magnet batang, kompas, alat pengukur medan, gulungan kawat,
lampu, multimeter analog, batrai, kabel penghubung dan laptop.

Untuk percobaan pertama kita menentukan besarnya medan magnet


berdasarkan perubahan sudut. Setelah menghidupkan laptop, lalu membuka
aplikasi elektromagnetik faraday, kita klik magnet batang, lalu mengatur
semua yang diperlukan, dan menggeser pengukur medan magnet.
Berdasarkan data yang didapatkan, besar medan magnet berdasarkan
perubahan sudut yaitu 294,16 G, 18,53 G, 17,01 G, 3,44 G, 12,15 G, 9,10 G,
4,63 G, 3, 95 G, 2,37 G, 1,32 G persentase Kesalahan Relatif yang didapatkan
dibawah 15% artinya percobaan yang kita lakukan telah benar dan sesuai
dengan teori yang sudah ada

Percobaan kedua yaitu menyelidiki hubungan antara jumlah lilitan dengan


GGL induksi. Kita melakukan percobaan pada bagian tab gulungan kawat.
Disini kita memperhatikan adanya ggl induksi pada saat magnet batang
digerakan dengan kecepatan tertentu kedalam gulungan kawat. Variasi jumlah
gulungan kawat yaitu 1,2,3 lilitan, dan nilai ggl induksi yang terbaca yaitu
2volt, 3volt,dan 4volt.

Hubungan Lilitan Kumparan dengan GGL


induksi
3.5

3
𝜀 (GGL Induksi (volt))

2.5

1.5

0.5

0
1 2 3
N (Lilitan Kumparan)

Gambar 7. hubungan antara jumlah lilitan dengan GGL induksi


Dapat diperhatikan bahwa hubungan antara jumlah lilitan dengan GGL
induksi adalah sebanding, semakin besar jumlah lilitan kawat, maka nilai ggl
induksi akan semakin besar dan sebaliknya. Hal ini sesuai dengan rumus
yang ada yaitu
Δ𝜙
𝜀 = −𝑁
Δ𝑡
Δ𝜙
dari persamaan juga didapatkan nilai Δ𝑡 yaitu 2 Wb/s, 1,5 Wb/s dan 1,3

Wb/s. Nilai fluks berbanding terbalik dengan jumlah lilitan


Percobaan ketiga yaitu menyelidiki hubungan antara luas penampang
dengan GGL induksi. Kita bekerja pada tab electromagnet. Kita menetapkan
nilai jumlah lilitan yaitu 2, nilai sudut (θ) sebesar 83,97˚. Lalu saat
memvariasikan nilai ggl ( ) yaitu 1Volt,2 Volt,3 Volt,4 Volt,5 Volt,6 Volt,7 Ɛ
Volt,8 Volt,9 Volt dan 10 Volt, kita mencatat nilai Bx terukur yaitu 0,04G;
0,08G; 0,12G; 0,16G; 0,20G; 0,24G; 0,28G; 0,32G; 0,36G; 0,40G. lalu
dengan menggunakan persamaan
𝜀
𝐴=
𝑁𝐵𝑥 cos 𝜃
Kita mendapatkan nilai luas penampang, dan disemua variasi, didapatkan
nilai luas penampang sama yaitu 118,99 m2 .

Hubungan GGL Induksi dengan Luas Penampang


140

120

100
A(m^2)

80

60

40

20

0
0 2 4 6 8 10 12
Ɛ(Volt)

Gambar 8. Hubungan antara luas penampang dengan GGL induksi


Dari grafik dapat dijelaskan bahwa, hubungan antara luas penampang
dengan GGL induksi adalah sama. Artinya berapapun variasi ggl induksi yang
diberikan, nilai luas penampang akan tetap sama. Percobaan terakhir kita
menyelidiki hubungan antara jumlah lilitan dengan flux magnet. Kita masih
bekerja dalam tab elektromagnetik. Disini kita memvariasikan jumlah lilitan
(N) yaitu 1,2,3 dan 4. Lalu kita menetapkan nilai ggl induksi ( ) yaitu 5 Volt
dan nilai sudut (θ) yaitu 20 G 14˚. Saat Ɛ memvariasikan jumlah lilitan (N)
kita mencatat nilai medan magnet sumbu x (Bx) yang terukur yaitu 4,85G;
9,71 G; 14,56 G dan 19,42G. lalu dari perhitungan menggunakan persamaan
Δ𝜙
𝜀 = −𝑁
Δ𝑡
Kita dapatkan nilai fluks magnetic yaitu sebesar 5Wb/s;2,5 Wb/s;1,67
Wb/s dan 1,25 Wb/s. Hubungan antara jumlah lilitan dengan flux magnet
dapat kita gambarkan dengan grafik dibawah ini

Hubungan Jumlah Lilitan dengan Fluks Magnet


6

5
Fluks Magnet

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
N (Jumlah Lilitan)

Gambar 9. Hubungan antara jumlah lilitan dengan flux magnet


Dari grafik dapat dijelaskan bahwa Hubungan antara jumlah lilitan dengan
flux magnet adalah berbanding terbalik. Semakin besar jumlah lilitan maka
nilai fluks magnetic akan semakin kecil dan sebaliknya
H. Kesimpulan
1. Besarnya magnet berdasarkan perubahan sudut yaitu 294,16 G, 18,53 G,
17,01 G, 3,44 G, 12,15 G, 9,10 G, 4,63 G, 3, 95 G, 2,37 G, 1,32 G
2. Hubungan antara jumlah lilitan dengan GGL induksi adalah sebanding.
Semakin besar jumlah lilitan, maka GGL induksi akan besar dan sebaliknya
3. Hubungan antara luas penampang dengan GGL induksi adalah sama.
Berapapun besar GGL induksi, nilai luas penampang akakn selalu sama
4. Hubungan antara jumlah lilitan dengan flux magnetik adalah berbanding
terbalik. Semakin besar jumlah lilitan maka fluks magnetic akan kecil dan
sebaliknya
Daftar Pustaka
Budiyanto, J. 2009. Fisika. Jakarta : Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
Ramadhani, Mohammad. 2008. Rangkaian Listrik. Jakarta : Erlangga.
Tripler. 2001. Fisika Untuk Sains dan Teknik Jilid 3. Jakarta : Erlangga.
LAMPIRAN FOTO

Anda mungkin juga menyukai