Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KIMIA ORGANIK

SIFAT FISIKA /KIMIA SENYAWA ORGANIK

Nama : Mita Agus Angraini

Nim : 209685

Kelas : 1A

Dosen pembimbing : Athiah Masykuroh . Msc

PRODI D III FARMASI

AKADEMI FARMASI YARSI PONTIANAK

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ Sifat Fisika
atau senyawa kimia organik “ guna memenuhi tugas Mata Kuliah kimia organik Dalam
penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi baik itu yang datang dari
penyusun maupun yang datang dari luar, namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam
penyusunan materi ini tidak lain berkabantuan, dorongan, dan bimbingan Ibu Dosen Athiah
Masykuroh . Msc sehingga kendala-kendala yang kami hadapi dapat teratasi.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “ Sifat Fisika
atau senyawa kimia organik, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber informasi dan referensi yang ada. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan
yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada membaca khususnya para
mahasiswa Farmasi. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Untuk itu, kepada Ibu Dosen Athiah Masykuroh . Msc selaku pembimbing
kami meminta masukkan dan perbaikan makalah di masa yang akan datang dan
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.

Pontianak,22 Juni 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2
1.3 Tujuan..........................................................................................................................2
1.4 Manfaat........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2.1 Definisi Senyawa Obat ...............................................................................................3
2.2 Jenis-Jenis Sifat Fisika dan Kimia Obat......................................................................4
BAB III PENUTUP ……………………………………………………………………...…..8
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………......8
3.2 Saran………………………………………………………………………………...8

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kimia medisinal atau yang bisa disebut juga kimia farmasi merupakan
perpaduan dari beberapa cabang ilmu yang meliputi ilmu kimia, farmasi, dan
biologi. Pada awal perkembangannya, kimia medisinal dikenal dengan nama
kimia farmasi (Pharmaceutical Chemistry) atau kimia terapi (Therapeutical
Chemistry), yang menggambarkan pada sekitar abad ke sembilan belas, para
ahli kimia dan farmasi bekerja sama di dalam laboratorium untuk mempelajari
dan memurnikan obat dari bahan alam. Beberapa tugas dari ahli kimia
medisinal dewasa ini dimasukkan dalam bidang ilmu biokimia dan farmasi.
Pada tahun 1876, seorang ahli farmakologi asal Belanda, Buchheim, menulis
bahwa misi dari farmakologi adalah untuk menetapkan zat aktif (alami) dalam
obat, dan menemukan sifat-sifat kimia yang bertanggung jawab terhadap
aktivitasnya serta membuat senyawa sintetik yang lebih efektif. Untuk
mempelajari perubahan obat yang berada dalam organisme, para ahli kimia dan
farmasi melakukan serangkaian isolasi dan identifikasi kandungan kimia
tanaman nabati dengan latar belakang pengobatan tradisional. Secara bertahap
hal ini membuka jalan untuk penelitian baru dengan memilih senyawa organik
sintesis, yang mempunyai atau tidak mempunyai hubungan khasiat dengan obat
yang didapat dari alam. Semakin banyak senyawa obat yang mempunyai
aktivitas biologi diketahui, didapatkan bahwa senyawa sintesis sering lebih
berguna secara medis bila dibandingkan dengan senyawa bahan alam, mungkin
karena metabolit dari tanaman pada umumnya tidak dimaksudkan secara alami
sebagai senyawa yang bernilai terapeutik, dalam sistem kehidupan binatang dan
manusia.
Obat menurut undang – undang ialah suatu bahan atau campuran
bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menentukan diagnosis,
mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala

1
penyakit, luka atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan,
termasuk memperelok tubuh atau bagian tubuh manusia.
Sifat fisika dan kimia obat merupakan paparan untuk mengetahui
kestabilan tercampurnya suatu obat dan aksi biologi dari obat termasuk
penyerapannya pada tubuh agar tercapai respon terapi yang maksimal. Sifat
fisika dan kimia yang penting berhubungan dengan aktivitas biologi yaitu
kofisien partisi, kelarutan, absorpsi, dan aktivitas permukaan.
Begitu pentingnya mengetahui sifat fisika dan kima obat agar ketika
melakukan peracikan dan pencampuran bahan obat agar sediaan yang
dihasilkan maksimal dan penggunaannya mendapatkan terapi yang maksimal
sesuai dengan penyakit. Oleh karena itu untuk mengetahui secara rinci sifat
fisika dan kimia obat penulis membuat makalah dengan judul “Menganalisis
Sifat Fisika dan Kimia Obat”, diharapkan dalam pembuatan makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan obat, sifat fisika dan kimia obat ?
2. Apa saja sifat fisika dan kimia obat ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui pengertian obat, sifat fisika dan kimia obat.
2. Mengetahui jenis – jenis sifat fisika dan kimia obat.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Mampu memahami pengertian obat, sifat fisika dan kimia obat.
2. Mampu memahami jenis – jenis sifat fisika dan kimia obat.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi
1. Obat
Obat menurut undang – undang ialah suatu bahan atau campuran
bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menentukan diagnosis,
mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau
gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia
atau hewan, termasuk memperelok tubuh atau bagian tubuh manusia.
Obat adalah bahan tunggal atau campuran yang digunakan oleh
semua makhluk untuk bagian dalam maupun luar guna mencegah,
meringankan, atau bahkan menyembuhkan penyakit.
Berbagai macam penggolongan obat, berdasarkan sumbernya obat
digolongkan menjadi 3 yaitu :
a. Obat Alamiah
Obat alamiah adalah obat yang berasal dari alam. Dari tanaman
contohnya quinine dan atropine. Dari hewan contohnya minyak ikan
dan hormone. Dari mineral contohnya belerang.

b. Obat Semisintetik
Obat semisintetik adalah hasil sintesis yang bahan dasarnya berasal
dari bahan obat yang terdapat di alam. Contohnya morfin disintesis
menjadi kodein.

c. Obat Sintetik
Obat sintetik adalah obat yang bahan dasarnya tidak berkhasiat, tetapi
setelah disintesis akan didapatkan senyawa dengan khasiat
farmakologis tertentu. Contohnya obat analgesic – antipiretik yaitu
paracetamol dan antihistamin yaitu cetirizine.

3
2. Sifat Fisika dan Kimia Obat
Sifat fisika dan kimia obat merupakan paparan untuk mengetahui
kestabilan tercampurnya suatu obat dan aksi biologi dari obat termasuk
penyerapannya pada tubuh agar tercapai respon terapi yang maksimal.
Sifat fisika dan kimia obat merupakan dasar yang sangat penting
untuk menjelaskan aktivitas biologis obat, karena dua alasan utama yaitu :
a. Sifat kimia fisika memegang peranan penting dalam pengangkutan
obat untuk mencapai reseptor. Sebelum mencapai reseptor, molekul
obat harus melalui bermacam-macam sawar membran, berinteraksi
dengan senyawa-senyawa dalam cairan luar dan dalam sel serta
biopolimer. Di sini sifat kimia fisika berperan dalam proses absorpsi
dan distribusi obat, sehingga kadar obat pada waktu mencapai reseptor
cukup besar.
b. Hanya obat yang mempunyai struktur dengan kespesifikan yang tinggi
saja yang dapat berinteraksi dengan reseptor biologis. Oleh karena itu
sifat kimia fisika obat harus menunjang orientasi spesifik molekul pada
permukaan reseptor.

2.2 Jenis – Jenis Sifat Fisika dan Kimia Obat


Sifat fisika dan kimia obat sangat diperlukan untuk mengetahui sifat –
sifat obat secara umum agar ketika bahan obat satu dicampurkan dengan bahan
obat lain tetap stabil. Beberapa sifat fisika dan kimia obat antara lain :
1. Pemerian
Pemerian adalah paparan mengenai sifat – sifat dari bahan atau zat
yang diuraikan secara umum, yang diuraikan dalam pemerian meliputi
wujud, rupa, warna, rasa, bau, dan sebagainya. Biasanya dalam pemerian
juga dipaparkan petunjuk dalam melakukan peracikan bahan tersebut.
Karena setiap bahan obat mempunyai wujud, warna, dan bau yang dapat

4
mempengaruhi stabilitas maupun hasil sediaan jika salah dalam proses
melakukan peracikan.

2. Ukuran Partikel
Ukuran partikel merupakan jumlah massa dari suatu bahan atau zat.
Ukuran partikel sangat erat kaitannya dengan kelarutan, karena semakin
kecil ukuran partikel maka semakin luas permukaan dan semakin cepat
melarut. Sebaliknya jika semakin besar ukuran partikel maka semakin
sempit permukaan dan semakin lama melarut.

3. Koefisien Partisi
Koefisien partisi yakni menggambarkan konsentrasi obat yang larut
dalam fase organic (lemak) dibandingkan dengan konsentrasi obat yang
larut dalam fase cair. Koefisien partisi berguna sehubungan dengan proses
ekstraksi dan kromatografi obat – obatan. Koefisien partisi juga dapat
digunakan untuk mengetahui jumlah yang terlarut dan tersbsorbsi pada
organ target dengan sifat – sifat tertentu.
Ada dua macam koefisien partisi, yakni koefisien partisi sejati dan
koefisien partisi semu. Koefisien partisi sejati (true Partition coeefficient)
harus memenuhi beberapa persyaratan kondisi, antara lain: (1) Antara
kedua pelarut benar-benar tidak bercampur satu sama lain; (2) Bahan
obatnya tidak mengalami asosiasi atau disosiasi; (3) Kadar obatnya relatif
kecil; dan (4) kelarutan solut dalam masing-masing pelarut kecil. Koefisien
partisi semu (Apparent Partition Coefficient) merupakan suatu hasil apabila
persyaratan koefisien partisi sejati tidak terpenuhi. Dalam biofarmasetika
dan pada berbagai tujuan yang lain umumnya memiliki kondisi nonideal
dan tidak disertai koreksinya, sehingga hasilnya adalah koefisien partisi
semu. Biasanya sebagai fase lipoid adalah oktanol, kloroform, sikloheksan,
isopropil, miristat, dan lain-lain. Fase air yang biasa digunakan adalah
larutan dapar. Percobaan ini merupakan keadaan koefisien partisi semu.

5
Kecepatan absorpsi obat sangat dipengaruhi oleh koefisien
partisinya. Hal ini disebabkan oleh komponen dinding usus yang sebagian
besar terdiri dari lipida. Dengan demikian obat-obat yang mudah larut
dalam lipida akan dengan melaluinya. Sebaliknya obat-obat sukar larut
dalam lipida akan sukar diabsorpsi. Obat-obat yang mudah larut dalam
lipida tersebut dengan sendirinya memiliki koefisien partisi yang besar,
sebaliknya obat-obat yang sukar larut dalam lipida akan memiliki koefisien
partisi lipida air kecil. Lipofilisitas bisa dilihat dari koefisien partisi dan
ikatan hidrogen. Koefisien partisi merupakan perbandingan kelarutan di
dalam lemak dibanding air.

4. Kelarutan
Kelarutan adalah keadaan dimana jumlah ml pelarut akan larut
dalam sejumlah 1 gram zat terlarut. Pelarut tidak hanya air melainkan ada
berbagai macam pelarut antara lain fenol, eter, alcohol, dan bahan lain
yang sesuai. Penggunaan zat pelarut disesuaikan dengan bahan obat yang
digunakan, karena setiap bahan obat mempunyai kelarutan dengan pelarut
tertentu.
Sifat kelarutan pada umumnya berhubungan dengan kelarutan
senyawa dalam media yang berbeda dan bervariasi diantara dua hal yang
ekstrem, yaitu pelarut polar, seperti air, dan pelarut nonpolar seperti lemak.
Sifat hidrofilik atau lipofibik berhubungan dengan kelarutan dalam air,
sedang sifat lipofilik atau hidrofibik berhubungan dengan kelarutan dalam
lemak. Gugus-gugus yang dapat meningkatkan kelarutan molekul dalam
lemak disebut gugus lipofilik (hidrofobik atau nonpolar). Sifat kelarutan
pada umumnya berhubungan dengan aktivitas biologis dari senyawa seri
homolog. Sifat kelarutan juga berhubungan erat dengan absorbsi obat. Hal
ini penting karena intensitas aktivitas biologis obat tergantung pada derajat
absorpsinya.

6
5. Stabilitas
Stabilitas yaitu kemampuan suatu bahan obat atau zat untuk
bertahan dalam batas yang ditetapkan sepanjang periode penyimpanan dan
penggunaan. Stabilitas obat sangat penting karena jika obat tidak stabil
maka jika disimpan dalam waktu yang lama akan bersifat toksik. Stabilitas
suatu bahan obat atau zat dipengaruhi oleh cahaya, panas, oksigen,
kelembaban, pH, dan mikroorganisme.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
1. Obat adalah bahan tunggal atau campuran yang digunakan oleh semua
makhluk untuk bagian dalam maupun luar guna mencegah, meringankan,
atau bahkan menyembuhkan penyakit. Sifat fisika dan kimia obat
merupakan paparan untuk mengetahui kestabilan tercampurnya suatu obat
dan aksi biologi dari obat termasuk penyerapannya pada tubuh agar
tercapai respon terapi yang maksimal.
2. Sifat fisika dan kimia antara lain pemerian, ukuran partikel, koefisien
partisi, kelarutan, stabilitas

3.2 Saran
Mohon maaf bila ada banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini, karena penulis masih dalam proses pembelajaran. Masukan yang
membangun dari teman-teman yang membaca makalah ini sangat penulis
harapkan demi kemudahan untuk menjadi yang lebih baik lagi.

8
DAFTAR PUSTAKA

Watson, David. 2013. Analisis Farmasi. Jakarta : EGC.


Cholis, Nur. 2009. Modul 7 Tanggung Jawab Seorang Muslim.
http://www.google.com/makalah-tanggung-jawabmuslim
(diakses 20 September 2014)

Anda mungkin juga menyukai