Anda di halaman 1dari 13

ANALISA JURNAL KEPERAWATAN JIWA

PADA KLIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH KRONIS

Di Susun Oleh:

Kelompok 2 :

1. Anny Hestiyana : 20200305008


2. Aldis Annisa T : 20200305012
3. Gita Anggraini : 20200305011
4. Royani : 20200305029
5. Wayan Rindang : 20200305028
6. Eka Septiani : 20200305019

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
JAKARTA
2021
A. PREVALENSI
Kejadian gangguan jiwa pada saat ini mengalami peningkatan yang sangat signifikan, dan
setiap tahun di berbagai belahan dunia jumlah penderita gangguan jiwa bertambah.
Penelitian World Health Organization (WHO) atau Badan Kesehatan Dunia 2014
menunjukkan tidak kurang dari 450 juta penderita mengalami gangguan mental, sekitar
10% orang dewasa mengalami gangguan jiwa saat ini, 25% diperkirakan akan mengalami
gangguan jiwa pada usia tertentu. Gangguan jiwa yang mencapai 13%, kemungkinan
akan berkembang 25% pada tahun 2030.

Menurut WHO gangguan jiwa ditemukan sebanyak 450 juta orang di dunia terdiri dari
150 juta depresi, 90 juta gangguan penggunaan zat dan alkohol 38 juta epilepsi, 25 juta
skizofrenia, serta hampir 1 juta melakukan bunuh diri di Poltekkes Kemenkes Padang
setiap tahun, dan hampir ¾ beban global penyakit neuropsikiatrik didapati berpenghasilan
rendah dan menengah ke bawah. Jumlah pasien gangguan jiwa di Indonesia saat ini
menurut Riskesdas (2013) adalah 236 juta orang dengan kategori gangguan jiwa ringan
6% dari populasi dan 0,17% menderita gangguan jiwa berat, 14,3% diantaranya
mengalami pasung. Tercatat sebanyak 6% penduduk berusia 15,24 tahun mengalami
gangguan jiwa. Dari 34 provinsi di Indonesia, Sumatera Barat merupakan peringkat ke 9
dengan jumlah gangguan jiwa sebanyak 50.608 jiwa dan prevalensi masalah skizofrenia
pada urutan ke-2 sebanyak 1.9 permil. Peningkatan gangguan jiwa yang terjadi saat ini
akan menimbulkan masalah baru yang disebabkan ketidakmampuan dan gejala-gejala
yang ditimbulkan oleh pasien.

B. DEFINISI
Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berharga, tidak berarti,
rendah diri, yang menjadikan evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri
(Keliat, 2011). Harga diri rendah merupakan evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau
kemampuan diri yang negatif terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri dan harga diri,
merasa gagal dalam mencapai keinginan (Direja, 2011) Harga diri rendah merupakan
keadaan dimana individu mengalami evaluasi diri negatif tentang kemampuan dirinya
(Fitria, 2012). Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa harga diri rendah yaitu dimana
individu mengalami gangguan dalam penilaian terhadap dirinya sendiri dan kemampuan
yang dimiliki, yang menjadikan hilangnya rasa kepercayaan diri akibat evaluasi negatif
yang berlangsung dalam waktu yang lama karena merasa gagal dalam mencapai
keinginan.

C. RENTANG RESPON

D. FAKTOR PENYEBAB
Berbagai faktor menunjang terjadinya perubahan dalam konsep diri seseorang. Menurut
Kemenkes RI (2012) faktor predisposisi ini dapat dibagi sebagai berikut :

1. Faktor Biologis

Pengaruh faktor biologis meliputi adanya faktor herediter anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa, riwayat penyaakit atau trauma kepala.

2. Faktor psikologis

Pada pasien yang mengalami harga diri rendah, dapat ditemukan adanya pengalaman
masa lalu yang tidak menyenangkan, seperti penolakan dan harapan orang tua yang
tidak realisitis, kegagalan berulang, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain, penilaian negatif pasien terhadap gambaran diri, krisis
identitas, peran yang terganggu, ideal diri yang tidak realisitis, dan pengaruh penilaian
internal individu.

3. Faktor sosial budaya


Pengaruh sosial budaya meliputi penilaian negatif dari lingkungan terhadap pasien
yang mempengaruhi penilaian pasien, sosial ekonomi rendah, riwayat penolakan
lingkungan pada tahap tumbuh kembang anak, dan tingkat pendidikan rendah.

Menurut Kemenkes RI (2012) faktor presipitasi harga diri rendah antara lain :

1. Trauma: penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan peristiwa yang


mengancam kehidupan

2. Ketegangan peran: berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dan
individu mengalaminya sebagai frustasi

1) Transisi peran perkembangan: perubahan normatif yang berkaitan dengan


pertumbuhan

2) Transisi peran situasi: terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota


keluarga melalui kelahiran atau kematian.

3) Transisi peran sehat-sakit: sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat dan
keadaan sakit. Transisi ini dapat dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh;
perubahan ukuran, bentuk, penampilan atau fungsi tubuh; perubahan fisik yang
berhubungan dengan tumbuh kembang normal : prosedur medis dan keperawatan.

E. MEKANISME KOPING HARGA DIRI KRONIS


Mekanisme koping pasien harga diri rendah menurut Ridhyalla Afnuhazi (2015) adalah:
1. Jangka pendek
1) Kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis: pemakaian obat-obatan,
kerja keras, nonton TV terus menerus.
2) Kegiatan mengganti identitas sementara (ikut kelompok sosial, keagaman,
politik).
3) Kegiatan yang memberi dukungan sementara (kompetisi olahraga kontes
popularitas).
4) Kegiatan mencoba menghilangkan identitas sementara (penyalahgunaan obat).
2. Jangka panjang
1) Menutup identitas
2) Identitas negative : asumsi yang bertentangan dengan nilai dan harapan
masyarakat.
F. ANALISIS JURNAL

No Nama Peneliti Tahun


Judul Intervensi Metode Hasil
1.
Nama Jurnal Negara
Yani Rokhimmah, 2020 Penurunan Terapi Okupasi Deskritif  Tanda dan Gejala harga
Desi Ariyana Indonesia Harga Diri (Berkebun) Analitis diri rendah kronik
Rahayu Rendah setelah dilakukan terapi
dengan okupasi berkebun
Ners Muda, Vol 1 Menggunakan menanam cabai di
No. 1 Penerapan polybag partisipan
Terapi mengalami penurunan.
Okupasi  Pada pertemuan petama
(Berkebun) P1 mendapatkan skor 4
(35%) dan pertemuan
terakhir dengan kor 8
(73%)
 Pada pertemuan P2
mendapatkan skor 4
(35%) dan pertemuan
terakhir dengan skor 10
(91%)
 Berdasrkan data tersebut
Peningkatan
kemampuan partisipan
dalam melakukan terapi
okupasi disebabkan oleh
beberapa faktor
diantaranya yaitu
dukungan keluarga

2. Hani Tuasikal, 2019 Upaya menggunakan deskriptif  hubungan saling


moomina siauta, indonesia Peningkatan terapi aktivitas percaya dengan
selpina embuair Harga Diri kelompok perawat, klien dapat
Rendah (stimulasi mengidentifikasi
Dengan persepsi) kemampuan dan aspek
Window of Health : Terapi positif yang masih
Jurnal Kesehatan, Aktivitas dimilikinya, klien dapat
Vol. 2 No. 4 Kelompok menilai kemampuan
(Oktober, 2019) (Stimulasi yang dapat digunakan,
Persepsi) di klien dapat menilai
Ruang Sub kemampuan yang dapat
Akut Laki digunakan, klien dapat
RSKD memilih/ menetapkan
Provinsi kegiatan sesuai dengan
Maluku kemampuan, klien
dapat melakukan
kegiatan yang sudah
dipilih sesuai
kemampuannya dan
klien dapat
merencanakan kegiatan
sesuai kemampuannya.
 : klien mampu
mengungkapkan
perasaan negatif, klien
mampu melakukan
aspek positif yang ada
pada dirinya : menyapu
ruangan, menyuci
piring. Terjadi
peningkatan harga diri
klien dari harga diri
rendah (skor 19) ke
harga diri sedang (skor
24) dengan
menggunakan
Rosenberg Self Esteem
Scale

3. Faizatur Rohmi, 2020 Efektivitas Intervensi Deskritif - Terapi bermain


Nia Terapi penting yang Analisis Crocodile River yang
Indonesia
Agustiningsih, Okupasi Pada dilakukan mengalami Bullying.
Linda Putri Pasien Harga memberikan Adapun permainan ini
Kinasih Diri perawatan pada adalah permainan
pasien harga memindahkan seluruh
diri rendah anggota kelompok dari
Jurnal adalah pada satu tempat ke tempat
Keperawatan prinsipnya lain dengan cara
(Jurnal Poltekes untuk menaiki sebuah media
Jogja) Vol.9 No. memaksimalkan berupa papan atau ban
2, 2020. rasa percaya mobil bekas, tanpa
diri, diperbolehkan
meminimalkan menyentuh tanah.
rasa tidak Tujuannya untuk
percaya diri dan melatih kemampuan
perasaan tidak berfikir, kreatif dan
berharga serta kemampuan
mengembangka memecahkan masalah
n kemampuan serta berkomunikasi
positif yang secara efektif dengan
dimiliki oleh sesama responden.
klien melalui Setelah dilakukan
terapi okupasi. terapi diperoleh data
Jenis terapi bahwa terdapat 2
okupasi pada responden yang masih
klien dengan mengalami HDR
Harga Diri situsional meskipun
Rendah sudah dilakukan terapi,
tentunya hal ini terjadi karena
berbeda-beda responden kurang bisa
sesuai dengan membuka diri dan
kondisi pasien. kurang percaya diri.
Berbagai Adapun hasil
macam terapi keseluruhan tingkat
okupasi telah HDR situasional yang
diteliti serta awalnya 100% (lemah)
diterapkan menjadi normal (96,1)
dalam dan lemah sebanyak
menangani (3,9%). Hal ini
Harga Diri menjadikan terapi
Rendah. Tujuan permainan Crocodile
literature review River dinilai efektif
ini untuk dalam meningkatkan
mengetahui harga diri rendah akibat
efektivitas dari bullying.
berbagai macam
- Menerapkan terapi
jenis terapi okupasi menjahit pada
okupasi pada pasien yang
pasien Harga dilaksanakan sebanyak
Diri Rendah. 5 kali pertemuan
dengan rangkaian
kegiatan mulai dari
BHSP, melakukan
demonstrasi dan
evaluasi demonstrasi
menjahit, membuat
daftar kegiatan,
memilah baju sobek,
sampai dengan
pelaksanaan menjahit.
Pada saat dilakukan
terapi responden
sempat tidak mau
karena masih merasa
tidak mempunyai
kemampuan apapun,
tetapi setelah dilakukan
BHSP responden mulai
mau terbuka dan
melakukan terapi,
kemudian setelah
dilakukan terapi
didapatkan hasil
evaluasi dipertemuan
keempat yaitu pasien
sudah tidak ragu-ragu,
suara terdengar lantang
dan jelas, serta kontak
mata dapat
dipertahankan, pasien
juga mampu
melakukan kegiatan
menjahit secara
mandiri dan
memasukkan kegiatan
kedalam jadwal harian
secara mandiri.
- Menerapkan terapi
menggambar pada
pasien di ruang rawat
inap elang 1, merak dan
perkutut rumah sakit
jiwa Dr.Soehartoe,
dengan pelaksanaan
menggambar apa yang
disukai yang dilakukan
secara Bersama-sama.
Setelah dilakukan
terapi didapatkan hasil
bahwa sebelum
dilakukan terapi
menggambar kategori
tidak mampu sebanyak
20 (60,6%) dan
sesudah diberikan
terapi kategori tidak
mampu menurun
menjadi 5 (15,2%).
4. Fitri Wijayanti, 2020 Faktor-Faktor Analisis sample Cross - Berdasarkan hasil
Tina Nasir, yang pada pasien sectional penelitian mayoritas
Indonesia
Indriono Hadi, Berhubungan gangguan jiwa study responden sebanyak
dan Akhmad dengan Di RSJ Provinsi (>50%) mengalami
Kejadian Sulawesi kejadian harga diri
Harga Diri Tenggara rendah dengan faktor
Health Rendah Pasien riwayat aniaya fisik,
Information: Gangguan kehilangan orang
Jurnal Penelitian Jiwa terdekat, penolakan
Vol. 12 No. 2 keluarga, dan
kegagalan berulang.
- Hasil penelitian
sebanyak 24 responden
yang memiliki riwayat
aniaya fisik menderita
harga diri rendah. Klien
yang mengalami
trauma fisik merasa
tidak aman dalam
berhubungan dengan
orang lain karena
kurangnya koping
mekanisme adaptif
pada diri klien maka
menyebabkan perasaan
tidak berharga lagi.
- Hasil penelitian
sebanyak 25 responden
yang memiliki riwayat
kehilangan orang
terdekat menderita
harga diri rendah. Hal
tersebut dapat terjadi
karena kurangnya
mekanisme koping
adaptif yang dimiliki
maka klien tidak
mampu menerima
kenyataan sehingga
menjadi faktor
pencetus terjadinya
gangguan harga diri
rendah.
- Sisanya adalah
sebanyak 30 responden
menderita HDR karena
penolakan keluarga,
dalam penelitian ini
keluarga jarang
menjenguk pasien
selama dirawat di
rumah sakit sehingga
timbul perasaan harga
diri rendah. Selanjutnya
28 responden
menderita harga diri
rendah karena
kegagalan berulang.
Kegagalan berulang
pada beberapa orang
memberi dampak
seperti membentuk rasa
takut dalam diri, sepert
ketakutan akan
mengalami penghinaan
dan rasa malu, merasa
kurang diri, rendah diri,
dan takut dikritik orang
lain.
5 Septirina Rahayu, 2020 Perubahan mengubah studi kasus, - Pasien yang
Mustikasari, Novy Tanda Gejala stimulus yang pasien mendapatkan terapi
indonesia
H.C Daulima dan dialami oleh yang kognitif sebanyak 20
Kemampuan pasien dan bukan dikelola orang, pelaksanaan sesi
Journal Educational
Pasien Harga pasiennya sebanyak satu sampai empat
of Nursing (JEN)
Diri Rendah 20 orang tuntas dilakukan, dengan
Vol.2 No.1 – Januari
Kronis Setelah dengan rata-rata 3 sampai 4 kali
– Juni 2019
Latihan Terapi karakteristi pertemuan.
Kognitif dan k pasien
- Hasil terapi kognitif
Psikoedukasi berjenis
dengan masalah harga
Keluarga kelamin
diri rendah kronis
wanita,ber
menunjukkan terdapat 2
usia 25
pasien yang masih perlu
sampai 60
pendampingan untuk
tahun.
pelaksanaan terapi
kognitif.

- Demikian pula dengan


pelaksanaan terapi
psikoedukasi keluarga
sesi satu sampai lima
tuntas dilakukan pada 20
keluarga.

- Hasil penanganan kasus


menunjukan terjadinya
penurunan tanda gejala
serta peningkatan
kemampuan pasien
(80%) setelah diberikan
tindakan keperawatan
ners dan ners spesialis
berupa terapi kognitif
dan peningkatan
kemampuan keluarga
(72%) setelah pemberian
terapi psikoedukasi
keluarga.

Anda mungkin juga menyukai