BAB I
PENDAHULUAN
Menurut sumber dari situs internet “penuaan adalah proses yang dinamis dan
kompleks yang dihasilkan oleh perubahan-perubahan sel, fisiologis, dan psikologis” (Ahmad
Fauzi dkk, 2002).
Pengertian lain mengatakan “menua (aging) adalah proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan
mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap
penyakit (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita” (Constantinides,
1994). “Menua merupakan proses yang dapat dilihat sebagai sebuah kejadian yang
berkesinambungan dari lahir sampai meninggal” (Ignativicus, Workman,
Mishler, 1999).
Dengan makin lanjutnya usia maka kemungkinan akan terjadinya penurunan
anatomik (dan fungsional) atas organ-organnya amakin besar. Peneliti Andres dan Tobin
( seperti dikutip oleh Kane et all) meng-intrroduksi “hukum 1%” yang menyatakan fungsi
organ-organ akan menurun setiap tahunnya satu persen setelah usia 30 tahun. ( Geriatrti,
2004)
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg.Pada populasi lansia, hipertensi
didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg.
(Smeltzer,2001).Menurut Stanley (2007), Hipertensi merupakan faktor risiko utama untuk
terjadinya penyakit kardiovaskuler.
Untuk itu hipertensi harus diwaspadai secara dini, agar tidak muncul berbagai macam
penyakit kardiovaskuler yang tentunya dapat berbahaya bagi manusia itu sendiri.Semakin
dini diketahui dan diatasi semakin rendah risiko untuk terserang berbagai penyakit sistem
kardiovaskuler.
1.2. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada
dewasa lanjut, perubahan yang dimaksud yaitu perubahan yang terjadi pada sistem
persyarafan lansia dan juga dampaknya.
1.3. Manfaat
1.3.1. Bagi Penyusun
Meningkatkan kemampuan dalam pembuatan makalah dengan menggunakan sumber-sumber
yang tersedia.
1.3.2. Bagi Pembaca
Diharapkan dapat menjadi salah contoh pembuatan makalah pada mata ajar keperawatan
gerontik.
1.3.3. Bagi Prodi Keperawatan Tanjungpinang
Menjadi bahan bacaan untuk menambah wawasan bagi mahasiswa di Program Studi
Keperawatan Tanjungpinang tentang Asuhan Keperawatan Gerontik dengan Hipertensi.
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERTENSI
2. 1. Pengertian
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg.Pada populasi lansia, hipertensi
didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg.
(Smeltzer,2001).
Menurut WHO ( 1978 ), tekanan darah sama dengan atau diatas 160 / 95 mmHg
dinyatakan sebagai hipertensi.
2. 2. Klasifikasi
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas : ( Darmojo, 1999 )
1. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan / atau tekanan
diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg
2. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan tekanan
diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
Kalsifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar
yaitu :
1. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya
2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain
3.
2. 3. Etiologi
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan – perubahan
pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun
4. 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
5. Kehilangan elastisitas pembuluh darah
6. Hal ini terjadi karenakurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
7. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian
telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Faktor keturunan
2. Ciri perseorangan
3. Kebiasaan hidup
Penyebab hipertensi sekunder adalah :
§ Ginjal
§ Glomerulonefritis
§ Pielonefritis
§ Nekrosis tubular akut
§ Tumor
§ Vascular
§ Aterosklerosis
§ Hiperplasia
§ Trombosis
§ Aneurisma
§ Emboli kolestrol
§ Vaskulitis
§ Kelainan endokrin
§ DM
§ Hipertiroidisme
§ Hipotiroidisme
§ Saraf
§ Stroke
§ Ensepalitis
§ SGB
§ Obat – obatan
§ Kontrasepsi oral
§ Kortikosteroid
2. 4. PatofisiologI
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor, pada medulla diotak.Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang
berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia
simpatis di toraks dan abdomen.Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk
impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik
ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi.Individu dengan
hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas
mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai
respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas
vasokonstriksi.Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan
vasokonstriksi.Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat
memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah.Vasokonstriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin.Renin merangsang pembentukan
angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang
pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal.Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume
intra vaskuler.Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan fungsional pada
system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada
usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan
penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan
kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri
besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh
jantung (volume sekuncup) mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan
tahanan perifer (Smeltzer, 2001).
Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya “hipertensi palsu” disebabkan
kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff sphygmomanometer
(Darmojo, 1999).
Menurut Rokhaeni ( 2001 ), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita hipertensi
yaitu :
Mengeluh sakit kepala, pusing
Lemas, kelelahan
Sesak nafas
Gelisah
Mual
Muntah
Epistaksis
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya diabetes.
Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi
Steroid urin
Kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme
IVP
2. 7. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat
komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan
darah dibawah 140/90 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
1. Terapi tanpa Obat
a. Diet
b. Latihan Fisik
c. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
§ Tehnik Biofeedback
§ Tehnik relaksasi
3. 1. Pengkajian
1. Data Umum :
a) Kepala keluarga
b) Komposisi keluarga
c) Genogram
d) Tipe keluarga
e) Suku bangsa
f) Status sosial-ekonomi
g) Aktivitas rekreasi keluarga
2. Pemeriksaan Fisik
A. Head to Toe
Kepala, mata, telinga, hidung, mulut, leher, thorak, abdomen, genetalia, ekstremitas,
integumen, status neurologi.
2. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner / katup, penyakit
serebrovaskuler
Tanda :
Ø Kenaikan TD
Ø Nadi : denyutan jelas
Ø Frekuensi / irama : takikardia, berbagai disritmia
Ø Bunyi jantung : murmur
Ø Distensi vena jugularis
3. Ekstermitas
Perubahan warna kulit, suhu dingin( vasokontriksi perifer ), pengisian kapiler mungkin
lambat
4. Integritas Ego
Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, marah, faktor stress
multiple ( hubungsn, keuangan, pekerjaan )
Tanda :
Ø Letupan suasana hati
Ø Gelisah
Ø Penyempitan kontinue perhatian
Ø Tangisan yang meledak
Ø otot muka tegang ( khususnya sekitar mata )
Ø Peningkatan pola bicara
5. Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu ( infeksi, obstruksi, riwayat penyakit ginjal )
6. Makanan / Cairan
Gejala :
Ø Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam, lemak dan kolesterol
Ø Mual
Ø Muntah
Ø Riwayat penggunaan diuretic
Tanda :
Ø BB normal atau obesitas
Ø Edema
Ø Kongesti vena
Ø Peningkatan JVP
Ø Glikosuria
7. Neurosensori
Gejala :
Ø Keluhan pusing / pening, sakit kepala
Ø Episode kebas
Ø Kelemahan pada satu sisi tubuh
Ø Gangguan penglihatan ( penglihatan kabur, diplopia )
Tanda :
Ø Perubahan orientasi, pola nafas, isi bicara, afek, proses pikir atau memori ( ingatan )
Ø Respon motorik : penurunan kekuatan genggaman
Ø Perubahan retinal optik
8. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala :
Ø nyeri hilang timbul pada tungkai
Ø sakit kepala oksipital berat
Ø nyeri abdomen
9. Pernapasan
Gejala :
Ø Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas
Ø Takipnea
Ø Ortopnea
Ø Dispnea nocturnal proksimal
Ø Batuk dengan atau tanpa sputum
Ø Riwayat merokok
Tanda :
Ø Distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan
Ø Bunyi napas tambahan ( krekles, mengi )
Ø Sianosis
BAB IV
LAPORAN KASUS PADA PASIEN DENGAN HIPERTENSI
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Ny. A
Umur : 78 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : Tidak Sekolah
Suku : Bugis
Status Perkawinan : Kawin
Tanggal Masuk Panti : 28 Maret 2008
Tanggal Pengkajian : 19 April 2012
Alamat : Kawal
2. Status Kesehatan Saat Ini
Klien mengatakan kepala terasa sakit ( pusing ), skala nyeri 5, badan terasa lemah, mata trasa
seperti berkunang – kunang, tidak enak badan, terkadang nafas terasa sesak.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien sebelumnya pernah dirawat di Rumah Sakit karena menderita penyakit hipertensi, asma
dan gastritis.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengaku bahwa suami klien telah meninggal karena menderita
5. Tinjauan Sistem
a. Keadaan Umum
Tingkat Kesadaran : Compos Mentis
Tanda – tanda Vital
Tekanan Darah : 160 / 100 mmHg
Denyut Nadi : 82 x / i
b. Sistem Integumen
Kulit keriput, turgor kulit jelek, tidak ada oedem, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan.
c. Sistem Hemopoetik
d. Kepala
Rambut keriting, panjang, ubanan, tidak ada ketombe, kepala tidak ada benjolan, tidak ada
lesi, tidak ada oedem, tidak ada nyeri tekan.
e. Mata
Mata simetris, sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, mata simetris, tidak ada nyeri
tekan
f. Telinga
Telinga simetris, tidak ada serumen, lubang ada, tidak ada lesi, telnga tidak ada nyeri tekan.
g. Mulut Tenggorokan
Mulut simetris, bibir lengkap, palatum ada, ada sariawan, tidak ada kesulitan menelan.
h. Leher
Leher simetris, ada reflek menelan, tidak ada pembesaran vena juguralis, tidak ada nyeri
tekan.
i. Sistem Pernafasan
Dada simetris, pernafasan vesikuler, tidak ada ronchi, tidak ada wheezing, RR= 18 x/i
j. Sistem Kardiovaskular
Dada simetris, terdapat ictus cordis di ICS 5, tidak ada BJ 3, HR = 80x/i, BJ1 = BJ 2, tidak
ada pembesaran jantung
k. Sistem Gastrointestinal
Abdomen simetris, bunyi perkusi dullness, bising usus normal = 8x/i, tidak ada nyeri tekan,
tidak ada lesi
l. Sistem Muskuloskeletal
Tidak ada oedem, tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi
6. Pengkajian Psikososial dan Spiritual
6.1 Psikososial
Klien mampu bergaul dengan lingkungan sekitarnya, klien tidak menarik diri
6.2 Identifikasi masalah Emosional
Klien mengaku kadang – kadang tidur tidak nyenyak, tdur sering pernah erasa gelisah,
terkadang klien pernah menangis sendiri. Klien juga mengaku dalam waktu kurang dari 3
bulan juga menderita suatu penyakit yaitu hipertensi, gastritis dan asthma.
6.3 Spiritual
Klien mengaku bahwa klien sholat 5 waktu, klien dapat mengerjakan sholat, klien hanya
hafal beberapa surat pendek, klien juga mengaku tidak pandai mengaji.
7. Pengkajian Fungsional Klien
7.1 KATZ Indeks
Klien mampu makan, kontinensia ( BAK, BAB ), menggunakan pakaian, pergi ke toilet,
berpindah dan mandi secara mandiri tanpa bantuan.
7.2 Modifikasi dari bartel Indeks
Klien mampu makan, minum, berpindah dari kursi, personal toilet, keluar masuk toilet,
mandi, jalan dipermukaan datar, mengenakan pakaian, kontrol bowel dan blader olahraga dan
memanfaatkan waktu rekreasi secara mandiri.
8. Pengkajian status Mental Gerontik
8.1. identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan Short Portable Mental
Questioner ( SPSMQ )
Klien mengaku tidak mampu mengingat tanggal, hari, umur, tanggal lahir, nama presiden
sekarang dan sebelumnya dan melakukan pengurangan 3 dari 10.
Klien hanya mampu mengingat nama tempat tinggal, alamat rumah, dan nama ibunya
8.2. identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan MMSE ( Mini
Mental Status Exam )
Klien tidak mampu menyebutkan tahun, musim, tanggal, hari dan bulan dengan benar. Klien
hanya mampu menyebutkan negara, provinsi, kota, PSTW wisma dan nama 3 obyek yang
ditunjuk.
Lien tidak mampu untuk mengurangi pengurangan 3 dari 100, tetpai klien mampu mengingat
nama obyek dan mengulangi bahasa di contohkan.
8.3. Pengkajian Keseimbangan untuk klien lansia (TINNETI, ME, DAN GINTER, SF, 1998)
Klien mampu bangun dan duduk kekursi, menutup mata, memutar leher, menggapai sesuatu
dan membungkuk tanpa bantuan.
ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
1. DS : Vasokontriksi Resiko penurunan
Klien mengatakan badan lemah, curah jantung
tidak enak badan mata berkunang –
kunang, terkadang nafas terasa sesak
DO :
Klien tampak lemah,
TD : 160 / 100 mm Hg; HR : 80 x / i
T : 36, 2 ̊C
2. DS :
Klien mengatakan Kepala terasa Peningkatyan tekanan Gangguan Rasa
pusing, mata terasa berkunang – vaskular serebral Nyaman Nyeri
kunang, kepala terasa seperti di
timpa benda keras
DO :
Klien tampak lemah, skala nyeri 5
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No Implementasi Evaluasi
1. 1. Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan S = klien mengatakan badan
manset dan tehnik yang tepat sudah enakan, sudah tidak terasa
2. Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi lemah
aktivitas, batasi jumlah pengunjung. O = klien tidak tampak lemah,
3. Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat TD : 140 / 90 mmHg, HR : 80x/i
ditempat tidur/kursi Thy : - Captopril 3 x 1
4. Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai - Furosemid 1 x 1
kebutuhan A : tidak tetjadi penurunan curah
5. Lakukan tindakan yang nyaman spt pijatan jantung
punggung dan leher, meninggikan kepala tempat P : - Pantau TD
tidur. - Berikan lingkungan yang
6. Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, tenang, nyaman
aktivitas pengalihan - Pertahankan pembatasan
7. Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol aktivitas
tekanan darah - Lakukan tindakan yang nyaman
8. Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai - Anjurkantehnik relaksasi
indikasi - Kolaborasi untuk pemberian obat
9. Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai – obatan.
indikasi