Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dara Evalita Milenia Irawan

NPM : 1813031009

1. Bagaimanakah peranan dan fungsi pajak lingkungan?


2. Menurut anda apakah pajak lingkungan efektif untuk mengurangi dan menekan laju
kerusakan lingkungan?
3. Bagaimana penerapan pajak lingkungan di Indonesia?
4. Jelaskan subsidi lingkungan bagi pelaku industri!
5. Jelaskan Tujuan dari Subsidi bagi pelaku Industri!
6. Jelaskan Dasar teoritis dari pungutan pajak polusi!

Jawab

1. Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya
di dalam pelaksanaan pembangunan. Pajak merupakan sumber pendapatan negara
untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan
berkelanjutan yang ramah lingkungan. Dari segi perpajakan, fungsi pajak lingkungan
hampir sama dengan fungsi pajak pada umumnya. Fungsi utama pajak, yaitu:

a. Fungsi budgeting, yaitu mengumpulkan uang pajak dari masyarakat ke dalam kas
negara untuk kegiatan bernegara sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
b. Fungsi regulatory, yaitu pajak digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan
tertentu selain bidang keuangan.
c. Fungsi stabilitas, yaitu fungsi yang terkait tujuan pemerintah untuk menstabilkan
harga dalam kondisi tertentu.
d. Fungsi redistribusi pendapatan, yaitu pajak digunakan oleh pemerintah untuk
mendanai pembangunan infrastruktur. Kebutuhan akan dana tersebut dapat
dipenuhi dari para pembayar pajak, namun infrastruktur yang dibangun juga dapat
dinikmati oleh masyarakat yang tidak mampu membayar pajak.
Namun, pada konsep pajak lingkungan, fungsi regulatory perlu dikaji ulang karena
belum diketahui apakah penerapan pajak lingkungan memang digunakan untuk
mencapai tujuan tertentu pemerintah atau hanya menekankan pada pemasukan kas
daerah sebanyak-banyaknya. Pajak lingkungan dijadikan kebijakan yang mampu
mengarahkan baik perseorangan maupun kelompok dalam menjaga dan merawat
lingkungan, yang mencirikan pembangunan yang berkelanjutan.
Pajak lingkungan yang dibebankan oleh pemerintah kepada badan usaha merupakan
himbauan yang dilakukan untuk mengurangi dampak pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan akibat eksploitasi sumber daya alam yang dilakukan oleh swasta. Hal inilah
yang kemudian dijadikan sebagai upaya perlindungan terhadap lingkungan hidup.

2. Menurut saya sudah cukup efektif karena pajak lingkungan (green tax) adalah salah
satu langkah konkret pemerintah dalam merespon isu kerusakan lingkungan. Dengan
pajak lingkungan, artinya setiap perusahaan yang memperparah kondisi lingkungan
akan dikenakan pungutan wajib (the polluter pays principle). Dengan adanya pungutan
wajib tersebut maka akan sangat diharapkan bahwa perusahaan-perusahaan akan
berinisiatif mengurangi pengrusakan lingkungan, tidak membuang limbah hasil
produksi ke lingkungan sekitar. Penerapan pajak yang baik diharapkan mendorong
badan usaha untuk mengurangi hasil produksi yang selanjutnya akan menyebabkan
lingkungan menjadi lebih bersih.
Namun menurut saya masih sangat perlu diperhatikan dalam penerapan kebijakan
penetapan pajak lingkungan, diperlukan adanya hubungan yang berkesinambungan
antara pemerintah dan masyarakat agar kebijakan tersebut efektif. Pemerintah
diharapkan dapat memberikan penyuluhan, pengembaangan pengetahuan, dan dapat
bertanggung jawab atas kebijakan yang dibuat. Sedangkan masyarakat diharapkan
dapat mendukung kebijakan pemerintah untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik
dengan cara mentaati peraturan yang telat disepakati. Jika kedua hal ini dapat dilakukan
maka tujuan dari kebijakan ini pun dapat tercapai. Selain itu, pihak swasta juga
diharapkan dapat memberikan contoh kepada masyarakat dengan ikut menerapkan
kebijakan ini disetiap pelaksaan kegiatannya. Dengan demikian masyarakat akan
meniru hal baik yang dilakukan pihak swasta tersebut.

3. Proses pertimbangan penerapan Pajak Lingkungan di Indonesia sudah dimulai sejak


tahun 2006 sebagai salah satu upaya untuk mengendalikan keadaan yang merugikan
yang berdampak pada lingkungan. Pada pasal 8 UU Nomor 4 Tahun 1982 menjelaskan
bahwa adanya wewenang yang diberikan kepada pemerintah untuk mengambil
langkah-langkah tertentu seperti pengambilan langkah dalam bidang perpajakan
sebagai insentif dan disinsentif terhadap lingkungan hidup.
Adapun proses penerapan Pajak Lingkungan di Indonesia dalam pemungutannya
dijelaskan secara tersirat dalam beberapa undang-undang seperti Pasal 10 UU No 23
Tahun 1997, UU No 32 Tahun 2004, UU No 18 Tahun 1997 jo, serta UU No 34 Tahun
2000. Dimana pada intinya, proses pemungutan pajak lingkungan di Indonesia akan
diserahkan kepada pemerintah daerah.

4. Pendekatan pasar yang lain untuk mengurangi kerusakan lingkungan adalah dengan
membayar subsidi kepada perusahaan sumber polusi untuk tidak menimbulkan polusi.
Karena subsidi adalah pajak ‘negatif’,ia mempunyai mekanisme rangsangan yang sama
dengan pajak polusi,dimana mereka memberikan reward karena tidak melakukan
polusi, yang berlawanan dengan mengenakan hukuman karena terlibat dalam aktivitas
polusi. Dalam praktek, subsidi pengurangan polusi dapat diberikan dalam bentuk
bantuan, pinjaman dengan bunga murah, atau pembebasan pajak investasi, semuanya
memberikan rangsangan kepada perusahaan sumber polusi untuk menanamkan
sebagian modalnya dalam teknologi pengurangan polusi. Apabila subsidi diberikan
untuk memasang alat pengurangan polusi khusus, seperti scrubbers (mesin pembersih
udara). Kebijakan subsidi dalam bentuk lain yang mungkin dapat menjadi solusi adalah
dengan mengalokasikan subsidi bagi penelitian dan pengembangan upaya ramah
lingkungan (climate-friendly research and development).

5. Tujuan dari subsidi ini adalah untuk mengajak dan merangsang orang untuk mencari
temuan atau teknologi baru bagi pembangunan proses produksi yang bersih. Sebagai
contoh, pemerintah memberikan 6 subsidi bagi pengembangan teknologi untuk
mengurangi polusi udara, atau bagi pencarian sumber energy terbarukan. Subsidi ini
juga dapat menjadi solusi bagi terbukanya peluang-peluang untuk mengembangkan
teknologi yang ramah lingkungan sekaligus murah diaplikasikan dalam proses
produksi.

6. Dasar teoritis dari pungutan pajak polusi adalah internalisasi biaya kerusakan
lingkungan dengan menentukan harga kegiatan penyebab polusi yang dimana
perusahaan sumber polusi harus menanggung biaya pemeliharaan dan pemulihan
kualitas lingkungan. Ada dua jenis, yakni pungutan produksi dan pungutan limbah.

Anda mungkin juga menyukai