Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

EKONOMI PENGARUH KONSERVASI DEPLESI DAN PERSEDIAAN TERHADAP


EKONOMI SUMBERDAYA ALAM

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

EKONOMI (SDA)LINGKUNGAN AGRIBISNIS

Dosen Pengampu :

IBU QORI

Disusun oleh

MOCH FERI MONIAGA (1803405049)

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM JEMBER
April 2021

BAB 1
PENDAHULUAN

1 Latar Belakang

Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, kita menyaksikan berbagai bencana alam
yang datang silih berganti tiada henti. Peristiwa terakhir yang kita saksikan adalah bencana banjir
bandang yang terjadi di Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, Provinsi Papua Barat, tsunami di
Mentawai, dan letusan Gunung Merapi. Di lain tempat tak jauh dari kita, bisa kita lihat Jakarta
yang kini berada dalam ancaman banjir yang bisa terjadi setiap saat. Beberapa peneliti pun
bahkan telah memprediksi, jika tidak ada upaya substansial yang dilakukan secara radikal, maka
dalam kurun waktu yang tak lama lagi sebagian besar wilayah Jakarta yang juga merupakan
simbol dari negara ini akan segera tenggelam. Melihat fenomena ini, sudah saatnya kita tidak
mencari kambing hitam ketika bencana alam atau lebih tepatnya bencana ekologis terjadi.
Karena jika kita menyadari, bencana-bencana tersebut terjadi bukan saja karena fenomena alam,
melainkan sedikit banyak kita juga berkontribusi dalam mempercepat terjadinya bencana
tersebut. Sebagai negara yang dikaruniani kekayaan alam yang melimpah, Indonesia memang
membutuhkan hasil ekstraksi dari sumber daya daya alam tersebut dalam membangun
ekonominya. Secara teoritis, hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan
telah lama menjadi perdebatan yang cukup krusial. Teori ekonomi tradisional menyebutkan
adanya trade-off antara pembangunan ekonomi dan kesinambungan sumberdaya
alam/lingkungan hidup. Pertanyaan-pertanyaan mengenai mengenai trade-off antara
pembangunan ekonomi dan konservasi sumber daya alam (SDA) juga semakin mengemuka
terutama di negara-negara berkembang di kawasan Asia, Amerika Latin, dan Afrika yang
umumnya masih mengandalkan potensi sumber daya alam (SDA) seperti hutan dan
pertambangan bahan-bahan mineral sebagai sumber pendapatan ekonomi (Lee et al, 2005).
Upaya menyeimbangkan kepentingan untuk pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan
merupakan hal yang tak mudah dalam praktik. Feiock dan Stream (2001) menyebutkan bahwa
banyak pemimpin di dunia dihadapkan pada pilihan yang rumit antara menjaga kelestarian
lingkungan dan upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Namun demikian, Feiock dan
Stream (2001) dalam studinya mengenai dampak kebijakan lingkungan terhadap investasi swasta
di 50 negara bagian di AS dalam kurun 19831994 menyebutkan bahwa tingkat investasi swasta
dan pembangunan ekonomi dapat ditingkatkan dengan regulasi lingkungan yang dapat
mengurangi ketidakpastian. Hasil kesimpulan studi mereka juga menyebutkan, konflik
kepentingan antara bisnis dan kepentingan lingkungan memang tak bisa dihindari. Beberapa
unsur tertentu dari regulasi lingkungan mungkin akan menciptakan disentif bagi kegiatan
ekonomi, namun secara umum kebijakan lingkungan yang dibarengi dengan reformasi
kelembagaan pada institusi yang berwenang dalam mengawasi kelestarian lingkungan hidup
justru akan mendorong investasi dan mempercepat pembangunan ekonomi. Tentunya investasi
yang dimaksud tidak hanya bersifat mengeruk SDA tanpa kendali, namun harus memberikan
manfaat bagi pengembangan modal fisik dan insani sekaligus tetap memperhatikan kaidah
kesinambungan SDA dalam jangka panjang.

1.2 Rumusan Masalah

Beradasarkan latar belakang di atas hal yang akan dibahas di sini adalah :

1.Bagaimana pengaruh variabel ekonomi (tingkat bunga, masalah ketidakpastian, perpajakan,


kebijakan harga, hak penguasaan/property right, persewaan, bentuk pasar) terhadap konservasi
sumber daya alam?

1.3 Tujuan

Mengetahui pengaruh variabel ekonomi dalam kaitannya dengan konservasi sumber daya alam.
BAB II

PEMBAHASAN

1.Konservasi, deplesi.

1 Definisi Konservasi
    
Ada beberapa pengertian konservasi, namun secara umum diartikan sebagai suatu
tindakan untuk mencegah pengurasan sumber daya alam dengan cara pengambilan yang tidak
berlebihan sehingga dalam jangka panjang masih tetap tersedia.Cadangan sumber daya alam
adalah sumber daya alam yang sudah diketahui dan bernilai ekonomis. Cadangan ini sudah
diketahui jumlah atau besarnya deposit dalam satuan ukuran tertentu dan sudah diketahui
manfaatnya
Menurut David Ricardo manusia akan selalu menggunakan sumber daya alam yang
paling tinggi kualitasnya kemudian baru beralih kekualitasya ngrendah.Kelompok Roma
berpendapat, bahwa masyarakat hanya memikirkan kepentingannya sendiri dalam jangka pendek
karena tingkat kesejahteraannyamasihrendah.Gerakan konservasi di Amerika Serikat adalah
untuk mengembangkan sektor kehutanan secara ilmiah. Kebijakan investasi dan di investasi
dapat menghasilkan kegiatan konservasi atau deplisi.Penggunaan yang lestari secara umum dapat
diartikan sebagai suatu tindakan konservasi.
Konservasi adalah penggunaan SDA untuk kebaikan secara optimal dalam jumlah yang
terbanyak dan jangka waktu paling lama (gifford Pinchot) atau suatu tindakan untuk mencegah
pengurasan SDA dengan cara pengambilan yang tidak berlebihan sehingga dalam jangka
panjang SDA tetap tersedia. Konservasi sering dikaitkan dengan moral dan tanggung jawab
seseorang untuk melindungi sumber daya alam dan energy demi kepentingan generasi
mendatang. Gilffort Pinchot, salah seorang pendiri Gerakan Konservasi Amerika , menyatakan
konservasi adalah penggunaan sumber daya alam yang terbesar, terbanyak dan selama mungkin.
Dengan demikian konservasi meliputi  pengembangan dan perlindungan atau dengan kata lain
menjaga sumber daya alam sehingga dalam keadaan selamat dan lestari. Konsep ini masih
bersifat umum dan pelaksanaanya akan sangat berbeda-beda untuk masing-masing jenis sumber
daya alam dan energy. Dari segi ekonomi, konservasi tidak lain adalah keputusan yang diambil
perusahaan ,perorangan maupun masyarakat dalam hal alokasi sumber daya alam dan energy
antara masa kini dan mendatang atau kapan suatu sumber daya alam dan energy akan digunakan
diantara pilihan-pilihan waktu penggunaan. Tersiratb dari pengertian tersebui ialah bahwa
konservasi bisa dilakukan tanpa meluoakan unsur efisiensi dan penerimaan hasil yang teratur
sepanjang waktu.
2 Tindakan Konservasi
      Melakukan perencanaan terhadap pengambilan SDA
Eksploitasi SDA secara efisien dengan limbah sedikit mungkin
     Mengembangkan SDA alternatif
      Menggunakan unsur teknologi yang sesuai agar dapat menghemat dan tidak merusak lingkungan
      Mengurangi, membatasi dan mengatasi pencemaran lingkungan

Konservasi sumber daya alam dalam upaya meningkatkan tingkat kesejahteraan


masyarakat
Sumber Daya Alam merupakan kawasan yang paling padat dihuni oleh manusia serta
tempat berlangsung berbagai macam kegiatan pembangunan. Konsentrasi kehidupan manusia
dan berbagai kegiatan pembangunan tersebut disebabkan oleh tiga alasan ekonomi yang kuat,
yaitu bahwa SDA merupakan kawasan yang paling produktif di bumi, wilayah pesisir
menyediakan kemudahan bagi berbagai kegiatan, dan wilayah pesisir memiliki pesona yang
menarik bagi obyek pariwisata. Hal-hal tersebut menyebabkan kawasan pesisir di dunia termasuk
Indonesia mengalami tekanan ekologis yang parah dan kompleks sehingga menjadi rusak. Di
Indonesia kerusakan wilayah ini terutama disebabkan oleh pola pembangunan yang terlalu
berorientasi pada pertumbuhan ekonomi, tanpa ada perhatian yang memadai terhadap
karakteristik, fungsi, dan dinamika ekosistem. Padahal wilayah pesisir dan lautan beserta
segenap sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan yang terkandung di dalamnya diharapkan
akan menjadi tumpuan pembangunan nasional pada abad ke-21.
Oleh karana itu diperlukan perbaikan yang mendasar di dalam perencanaan dan
pengelolaan pembangunan sumberdaya alam. Pola pembangunan yang hanya berorientasi pada
pertumbuhan ekonomi perlu diganti dengan pembangunan berkelanjutan. Pendekatan dan
praktek pengelolaan pembangunan SDA yang selama ini dilaksanakan secara sektoral dan
terpilah-pilah, perlu diperbaiki melalui pendekatan pengelolaan secara terpadu dan
berkelanjutan.

Sementara itu, banyak SDA di dunia termasuk Indonesia telah mengalami tekanan
ekologis yang semakin parah dan kompleks, baik berupa pencemaran, over eksploitasi
sumberdaya alam dan pengikisan keanekaragaman hayati, degradasi fisik habitat pesisir, maupun
konflik pennggunaan ruang dan sumberdaya.  Bahkan, di beberapa daerah pesisir tingkat
kerusakan ekologis tersebut telah mencapai atau melampaui daya dukung lingkungan dan
kapasitas keberlanjutan (sustainable capacity) dari ekosistem wilayah pesisir untuk menopang
kegiatan pembangunan dan kehidupan manusia di masa-masa mendatang.
Hal ini terutama disebabkan oleh paradigma dan pola pembangunan yang selama ini
terlampau berorientasi pada pertumbuhan ekonomi, tanpa adanya perhatian yang memadai
terhadap karakteristik, fungsi, dan dinamika SDA yang menyusun daya dukung dan kapasitas
ekosistem ini bagi kelangsungan pembangunan. Padahal seiring dengan pertambahan jumlah
penduduk Indonesia, yang diperkirakan akan mencapai 234.2 juta jiwa pada tahun 2010, (Badan
Pusat Statistik, 2010) dan kenyataan bahwa sumberdaya di daratan (lahan atas) semakin menipis,
maka sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan (environmental services) yang terkandung di
dalamnya diharapkan menjadi pilar dalam pengembangan perekonomian nasional.
Menurut Suparmoko (2008;179) bahwa sumber daya alam merupakan sumber daya milik umum
sehingga untuk menentukan harga sangat sukar ditentukan ada dua syarat yang mencirikan
sumber daya alam milik bersama atau umum yaitu:
1)        Tidak terbatasnya cara-cara pengambilan
2)        Terdapat interaksi di antara para pemakai sumber daya itu sehingga terjadi saling berebut
satu sama lain dan terjadi eksternalitas biaya yang sifatnya disekonomis.
Sumberdaya alam yang juga merupakan sumberdaya milik bersama (common property) dan
terbuka untuk umum (open acces) maka  pemanfaatan sumberdaya alam pesisir dan laut dewasa
ini semakin meningkat di hampir semua wilayah. Pemanfaatan yang demikian cenderung
melebih daya dukung sumberdaya (over eksploitatiton).  Perkembangan eksploitasi sumberdaya
alam laut dan pesisir dewasa ini (penangkapan, budidaya, dan ekstraksi bahan-bahan untuk
keperluan medis) telah menjadi suatu bidang  kegiatan ekonomi yang dikendalikan oleh pasar
(market driven) terutama jenis-jenis yang bernilai ekonomis tinggi, sehingga mendorong
eksploitasi sumberdaya alam laut dan pesisir dalam skala dan intensitas yang cukup besar.
( Stanis Stefanus dkk, 2007;67)
Hal ini terjadi karena banyaknya perusahan konsumen yang bebas masuk untuk memanfaatkan
sumber daya alam dengan keinginan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya,
sehingga terjadi ekspansi  produksi yang besar menyebabkan terjadi penumpukan hasil produksi,
maka harga jual menjadi turun sementara permintaan terhadap produk atau sumber daya menjadi
naik. Sementara dari sisi biaya produksi dengan adanya ekspansi yang berlebihan menyebabkan
biaya produksi menjadi meningkat disebabkan adanya biaya marginal yang meningkat karena
penyusutan persediaan /cadangan sumber daya alam dan juga tambahan biaya untuk mencari
sumber daya baru, dan biaya marginal meningkat karena berdesaknya perusahan dalam merebut
sumber daya alam sehingga terjadi eksternalitas dalam biaya  Menurut Purwanto (2003;34),
mengatakan bahwa ketersediaan (stok) sumberdaya pada beberapa daerah) di Indonesia ternyata
telah dimanfaatkan melebihi daya dukungnya sehingga kelestariannya terancam. Beberapa SDA
bahkan dilaporkan telah sulit didapatkan bahkan nyaris hilang dari perairan Indonesia. Kondisi
ini semakin diperparah oleh peningkatan jumlah armada penangkapan,  penggunaan alat dan
teknik serta teknologi yang  tidak ramah lingkungan. Secara ideal pemanfaatan sumberdaya
harus mampu menjamin keberlangsungan fungsi ekologis guna mendukung keberlanjutan usaha
SDA yang ekonomis dan produkstif.
Menurut (Supriharyono, 2009; 298-302) bahwa setiap perencanaan dan pengelolaan sumber daya
perlu mempertimbangkan beberapa pertimbangan yaitu yang bersifat ekonomi, lingkungan dan
sosial budaya. Disamping itu perencana harus menentukan juga informasi atau data penting yang
akan di perlukan untuk pengelolaan sumber daya alam.
Pertimbangan ekonomis
Pertimbangan Lingkungan
Pertimbangan Sosial Budaya

Perilaku masyarakat dalam mengelola sumber daya alam yaitu dengan penggunaan
teknologi penangkapan dan pengolahan, disamping itu dinamika sosial budaya masyarakat
seperti, kepemimpinan informal, kualitas program pemberdayaan, kompetensi fasilitator, dan
kualitas pendukung memiliki pengaruh positif langsung terhadap perilaku masyarakat. Serta
pemberdayaan masyarakat berpengaruh positif yang nyata terhadap sumber daya alam
meningkatkan kesejahteraan. Pengembangan masyarakat mengarah pada meningkatnya kualitas
hidup dan keluarganya melalui pengelolaan secara terpadu dengan mengakomodasi kepentingan
ekologis, sosial budaya, dan ekonomi yang ditekankan pada mekanisme kerja sistem penyuluhan,
sistem sosial, dan sistem lingkungan fisiko Sinegitas antara pemerintah, swasta, dan pihak terkait
diperlukan guna mengembangkan masyarakat yang mampu memelihara kondisi pengelolaan
sumber daya alam  bagi kesejahteraan. (S. Amanah et at, 2006; 3 )

Definisi persediaan 

adalah SDA yang sudah kita ketahui (identified) dan bernilai ekonomis.Kemudian
cadangan juga merupakan bagian dari sumber daya alam dan energy yang meliputi semua
kandungan dan secara geologic yang dapat digali secara ekonomi.
Keberhasilan cadangan akan sangat tergantung pada rasio cadangan dengan pemakaian  (reserve
to use ratio ). Jika rasio tersebut konstan tinggi maka keberadaannya tidaklah terlalu
mengkhawatirkan ( availability adequate ), yang tercermin dalam harga sumber daya alam dan
energy yang relative muarah, biaya eksploitasi rendah,royalty dan sewa yang murah srta rasia
antara capital dan tenaga kerja yang rendah. Kpastian biologi seperti inventarisasi atas jumlah,
kualitas dan lokasi yang mungkin keliru. Dapat pula disebabkan ketergantungan cadangan pada
teknologi dan ekonomi.
     Cadangan akan meningkat dengan adanya penemuan-penemuan hasil eksplorasi. Eksplorasi
akan menghasilkan infioramasi tambahan tentang sumber daya alam dan energy yang mungkin
pula mengandung kesalahan dan dugaan- dugaan saja. Usaha eksplorasi dalam rangka mencari
informasi dirasakan semakin mahal dengan semakin sulitnya lokasi dan medan sumber daya
alam dan energy. Dengan demikian perlu diciptakan program eksplorasi yang paling optimum.
Kdang-kadang modal yang ditanamkan untuk ekplorasi tidak sesuai dengan hasil yang
disebabkan kurangnya perhitungan.Data tentang cadangan yang diketahui umumnya selalu
berubah dan tidak pasti. Cadangan akan meningkat bila :
–        Ada penemuan baru (discovery)
–        Peningkatan cadangan yang telah terbukti (extension)
–        Revisi (revision) akibat kebutuhan informasi mengenai kondisi pasar dan teknologi baru
BAB II

PENUTUP

3.1 kesimpulan  

Hasrat yang berbeda  dalam konservasi antara pihak individu dan masyarakat.
Masyarakat menghendaki pemanfaatan sumber daya alam melalui perencanaan pemanfaatan
sumber daya alam yang relative lebih lama dan digunakannya diskonto yang rendah sehingga
kesejahteraan generasi mendatang akan terjamin . sebaliknya pengusaha individu cenderung
menginginkan jangka waktu pemanfaatan yang lebih pendek sehingga aspek konservasi menjadi
lemah .

Hambatan hambatan yang sering  dijumpai dalam setiap usaha konservasi menurut
barlowe bias dibedakan menjadi hambatan fisik, ekonomi, kelembagaan dan teknologi.
Hambatan fisik bisa berupa perlunya terlebih dahulu penyesuaian manusia terhadap sumber daya
alam . tidak stabilnya perekonomian ikut mendorong pengusaha menggunakan tingkat diskonto
yang tinggi dan bersifat jangka pendek.
DAFTAR PUSTAKA

http://dedexcalan-lisalatif.blogspot.com/2012/01/makalah-ekonomisumber-daya-alam.html

Anda mungkin juga menyukai