Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI JAMUR TIRAM DAN

STRATEGI PEMASARAN JAMUR TIRAM DI DESA SUMBER SALAK


KECAMATAN LEDOKOMBO

Diajukan Sebagai Satu Pemenuhan Tugas ada Mata Kuliah Metodologi


Penelitian Sosial dan Manajemen Pemasaran

Dosen Pengampu:
Ari Septianingtyas, P.SP., MP.
Hikmatul Lutfi’ah, S.TP.,M P

Disusun Oleh :
Moch Feri Moniaga (1803405049)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM JEMBER
2020
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penduduk Indonesia sebagian besar tinggal di daerah pedasaan dan
hingga saat ini masih menyadarkan mata pencaharian pada sector
pertanian. Hal ini yang menyebabkan sector pertanian memiliki peran
penting terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Sektor pertanian sendiri
memiliki memiliki subsektor, antara lain subsektor tanaman pangan dan
tanaman bahan makanan (lebih di kenal dengan pertanian rakyat),
subsector perkebunan, subsector peternakan, subsektor kehutanan, serta
subsektor perikanan. Indonesia merupakan salah satu Negara yang cocok
untuk subsektor pertanian karena Indonesia adalah Negara agraris dimana
tanahnya sangat subur (Permatasari, 2014).
Pengembangan usaha di bidang hortikultura merupakan salah satu
upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kontribusi sektor
pertanian. Hal ini dipertimbangkan karena hortikultura merupakan sumber
pertumbuhan ekonomi yang masih potensial dan belum sepenuhnya
dimanfaatkan. Pengembangan komoditas hortikultura merupakan
penggerak program diversifikasi, ekstensifikasi, intensifikasi, dan
rehabilitasi pertanian yang merupakan inti dari kegiatan pembangunan
pertanian (Budasih, Ambarawati dan Astiti, 2014). Salah satu subsector
pertanian ini merupakan jamur tiram. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus)
adalah jamur pangan dari kelompok Basidiomycota dan termasuk kelas
Homobasidiomycetes dengan ciri-ciri umum tubuh buah berwarna putih
hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang
tiram dengan bagian tengah agak cekung.
Seiring dengan meningkatnya jumlah permintaan produk jamur di
pasaran, semakin banyak pula masyarakat yang mulai tertarik menekuni
bisnis jamur sebagi alternatif tepat untuk meraup untung sebesar-besarnya.
Hal inilah yang membuat persaingan pasar antar pelaku bisnis budidaya
jamur maupun para pelaku bisnis kuliner jamur samakin hari semakin
pesat. Sebab, tak bisa dipungkiri lagi bahwa sekarang ini peluang bisnis
jamur masih sangat menjanjikan dan pasarnya pun semakin terbuka lebar.
Menyikapi kondisi tersebut, tentunya sebagai pelaku usaha anda
harus berani menciptakan strategi memasaran jamur yang inovatif agar
kegiatan promosi produk anda bisa berjalan lancar dan tidak kalah
bersaing dengan produk jamur lainnya di pasaran. Karena itu, pada
kesempatan kali ini penulis sengaja menginformasikan kepada para
pembaca tentang beberapa strategi promosi yang bisa dilakukan para
pengusaha jamur untuk menjaring pelanggan sebanyak-banyaknya. Jamur
tiram merupakan komoditi yang prospektif untuk di budidayakan karena
memiliki pangsa pasar yang masih sangat terbuka dan cukup manjanjikan.
Bahan makanan yang cukup populer karena kelezatan dan gizinya ini bisa
dolah menjadi aneka masakan ataupun bahan baku industri pembuatan
tepung, pasta, ekstrak, minuman bahkan untu pengobata.
Koperasi Tani Jamur Nusantara ( Kotanimura ) melihat hal ini
sebagai peluang untuk mengembangkan potensi petani jamur di Kabupaten
Jember menjadikan jamur sebagai salah satu komoditi andalan sekaligus
ikon kebanggaan Kabupaten Jember. Tidak menutup kemungkinan
dengan adanya wadah koperasi dan dukungan dari pihak-pihak terkait,
nantinya Jember akan bisa menjadi penghasil jamur tiram terbesar di
Indonesia, sehingga peneliti ingin menganalisis pendapatan usahatani
jamur tiram dan strategi pemasaran jamur tiram di Desa Sumber Salak
Kecamatan Ledokombo.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana strategi pemasaran jamur tiram di Desa Sumber Salak
Kecamatan Ledokombo?
2. Bagaimana pengaruhnya terhadap pendapatan jamur tiram di Desa
Sumber Salak Kecamatan ledokombo?
1.3 Tujuan Masalah
1. Mengetahui strategi pemasaran jamur tiram di Desa Sumber Salak
Kecamatan Ledokombo?
2. Mengetahui pengaruhnya terhadap pendapatan jamur tiram di Desa
Sumber Salak Kecamatan Ledokombo.

1.4 Manfaat
1. Manfaat bagi penulis sendiri yaitu untuk menambah wawasan dan
pengetahuan tentang pengaruh strategi pemasaran terhadap pendapatan
jamur tiram di Desa Sumber Salak Kecamatan Ledokombo.
2. Sedangkan bagi masyarakat dengan adanya hal ini yaitu untuk menambah
informasi tentang hasil dan usaha yang sudah di kembangkan yaitu berupa
jamur tiram.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Telaah Penelitian Terdahulu


Menurut Kotler (1995) dalam sebuah jurnal yang berjudul “Strategi
Pemasaran Produk Olahan Jamur Tiram Pada Kelompok Wanita Tani (KWT)
Spora Bali”, menyatakan strategi pemasaran adalah logika pemasaran, dimana
suatu bisnis berharap akan mencapai sasarannya. Strategi pemasaran terdiri atas
pengembalian keputusan tentang biaya pemasaran dari perusahaan, bauran
pemasaran, dan alokasi pemasaran. Strategi pemasaran merupakan alat
fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan
mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar
yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar
sasaran tersebut.
Menurut Kotler (2000) dalam sebuah jurnal yang berjudul “Strategi
Pemasaran Jamur Tiram Putih (Pleurotus sp) Di Kota Medan” menyatakan
pemasaran adalah proses sosial dan manajerial ketika individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan dan menukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
Menurut Rangkuti (2002) dalam jurnal yang berjudul “Strategi
Pemasaran Jamur Tiram Putih (Pleurotus sp) Di Kota Medan” menyatakan
strategi merupakan sekumpulan tindakan pemasaran yang terintegrasi dalam
rangka memberikan nilai kepada konsumen dan menciptakan keunggulan bersaing
bagi perusahaan. Strategi pemasaran harus bersifat distinctive (artinya bersifat
unik, tidak mudah ditiru oleh pesaing, dan spesifik) dan didukung oleh semua
potensi yang dimilki oleh perusahaan secara optimal.
Menurut Erpan hermawan, Dkk (2017) dalam jurnal yang berjudul
“Startegi Pemasaran Jamur Tiram di Desa Adimulya Kecamatan Wanareja
Kabupaten Cilacap” menyatakan hasil perumusan strategi pemasaran berdasarkan
Matriks IE, perusahaan Margi Mulyo berada pada sel II (posisi growth strategy)
yang merupakan pertumbuhan perusahaan itu sendiri. Implikasi strategi yang
paling sesuai diterapkan adalah strategi intensif, yaitu dengan melakukan
penetrasi pasar. Sedangkan dari hasil matriks SWOT, diperoleh enam alternatif
strategi, yaitu: (1) menjaga dan meningkatkan kualitas produk, (2) meningkatkan
nilai tambah dengan melakukan pengolahan produk sisa dan pemanfaatan limbah
baglog dari hasil produksi, (3) memaksimalkan produksi guna meningkatkan
pangsa pasar, (4) pemanfaatan teknologi dalam proses produksi yang semakin
berkembang, (5) menjaga dan meningkatkan hubungan baik dengan pemasok
bahan baku dan konsumen, dan (6) menjalin kerjasama dengan pemerintah (Dinas
Pertanian dan Peternakan Kabupaten Cilacap).
Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) berasal dari familia Pleurotaceae
dan genus Pleurotus (Cahyana et al., 2002). Jamur tiram memiliki
permukaan yang licin dan agak berminyak ketik lembab, bagian tepi yang
sedikit bergelombang, letak tangkai lateral disamping tudung serta daging
buah berwarna putih (Suriawiria, 1993). Jamur ini memiliki tangkai
bercabang dan berwarna putih dengan tudung bulat besar antara 3-15 cm.
Jamur tiram dapat tumbuh dengan baik pada kayu-kayu lunak dengan
ketinggian sekitar 600 meter dari permukaan laut. Jamur ini dapat tumbuh
dan berkembang dengan suhu 15- 30o C pada pH 5,5-7 dan kelembaban
80%-90% serta tidak tahan terhadap intensitas cahaya yang tinggi karena
dapat merusak miselia jamur (Achmad et al., 2011). Jamur tiram
mengandung sembilan asam-asam amino esensial yang penting bagi
tubuh, sumber vitamin terutama B1, B2, provitamin D2, serta sumber
mineral terutama kalium dan fosfor (Djarijah dan Siregar, 2001).
2.2 Landasan Teori
Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan yang
diperoleh dengan semua biaya yang dikeluarkan (Soekartawi, 1995).
Menurut Mitha et al (2015), pendapatan yang diperoleh oleh petani jamur
tiram tidak terlepas dari besarnya penerimaan yang diperoleh. Penerimaan
usahatani jamur tiram diperoleh dari hasil produksi jamur tiram dikali
dengan harga produk. Kemudian penerimaan yang diperoleh akan
dikurangi dengan besarnya biaya yang dikeluarkan oleh petani. Selisih
keduanya merupakan pendapatan dari kegiatan usahatani. Menurut Gapri
& Marhawati (2016), pendapatan merupakan selisih antara penerimaan
dengan biaya yang secara nyata dikeluarkan oleh petani atau biaya
eksplisit selama satu musim tanam. Secara matematis pendapatan dapat
dirumuskan sebagai berikut : NR = TR – TEC TR = P.Q Keterangan : NR
= Total Pendapatan (Net Revenue) TR = Total Penerimaan (Total
Revenues) TEC = Total Biaya Eksplisit (Total Eksplisit Cost) P =
Produksi Q = Harga Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mitha et
al (2015) yang berjudul “Analisis Pendapatan dan Kesejahteraan Produsen
Jamur Tiram Di Kota Metro”, menggunakan dua indikator yaitu
pendapatan dan RC rasio. Pendapatan yang diperoleh dari usahatani jamur
tiram cukup tinggi yaitu Rp 27.000.000 per tahun. 13 Menurut Anggraenir
et al (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Pendapatan,
Keuntungan, dan Kelayakan Usaha Jamur Tiram di Kabupaten Sleman”
hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan usaha jamur tiram di
Kabupaten Sleman memperoleh pendapatan yang positif. Dengan masa
produksi 4 bulan dalam waktu satu tahun memperoleh pendapatan sebesar
Rp 8.322.183,33.
Nina Maliana Ginting (2019), menyatakan bahwa Pendapatan yang
diperoleh pengelola jamur tiram crispydi Kota Medan sebesar
Rp160.162,07 per 1 kali produksi dimana pendapatan perbulan sebesar Rp.
4.804.862,1 sehingga diperoleh kelayakan dari R/C Rasio pengelola jamur
tiram crispydi Kota Medan sebesar 1,82 yang artinya usaha tersebut
layak untuk diusahakan. 1,82 artinya, jika dikeluarkan biaya sebesar
Rp 1, maka diperolehpendapatan sebesar 0,82.

2.2.1 Teori Strategi Pemasaran


Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang meyeluruh,
terpadu dan menyatu dibidang pemasaran yanag memberikan panduan
tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan
pemasaran dari suatu perusahaan. Dengan kata lain strategi pemasaran
adalah serangkaian tujuan atau sasaran, kebijakan dan aturan yang
memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu-
kewaktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya,
terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan
dan keadaan persaingan yang selalu berubah. Strategi pemasaran terfokus
pada mencari dan memberi kepada pelanggan superior, serta memiliki
nilai yang berbeda untuk mengembangkan bisnis. Strategi pemasaran juga
bertujuan untuk meningkatkan penjualan, karena penjualan merupakan
ujung tombak dari strategi yang diterapkan disebut perusahaan. Strategi
pemasaran harus didasarkan atas analisa lingkungan dan internal
perusahaan melalui analisa keunggulan dan kelemahan perusahaan, serta
analisa kesempatan dan ancaman yang akan di hadapi perusahaan dari
lingkungannya. Selain itu strategi yang telah dijalankan harus dinilai
kembali, apakah masih sesuai dengan kondisi saat ini (Freddy Rangkuti,
Dkk, 2006).
Strategi pemasaran adalah logika pemasaran, dan berdasarkan itu,
unit bisnis diharapkan untuk mencapai sasaran-sasaran pemasarannya.
Strategi pemasaran terdiri dari pengambilan keputusan tentang biaya
pemasaran dari perusahaan, bauran pemasaran, dan alokasi pemasaran.
Strategi pemasaran dapat dinyatakan sebagai dasar tindakan yang
mengarah pada kegiatan atau usaha pemasaran, dari suatu perusahaan
dalam kondisi persaingan dan lingkungan yang selalu berubah agar dapat
mencapai tujuan yang diharapkan.
2.2.2 Teori Pendapatan
Menurut Samuelson dan Nordhaus (2001) pendapatan
menunjukkan jumlah uang yang diterima oleh rumah tangga selama kurun
waktu tertentu (biasanya satu tahun), pendapatan terdiri dari upah atau
penerimaan tenaga kerja, pendapatan dari kekayaaan seperti sewa, bunga
dan deviden, serta pembayaran transfer atau penerimaan dari pemerintah
seperti tunjangan sosial atau asuransi pengangguran.
Pendapatan merupakan uang yang diterima oleh seseorang atau
perusahaan dalam bentuk gaji (salaries), upah (wages), sewa (rent), bunga
(interest), laba (profit), dan sebagainya, bersama-sama dengan tunjangan
pengangguran, uang pension, dan lain sebagainya. Dalam analisis mikro
ekonomi, istilah pendapatan khususnya dipakai berkenan dengan aliran
penghasilan dalam suatu periode waktu yang berasal dari penyediaan
faktor-faktor produksi (sumber daya alam, tenaga kerja, dan modal)
masing-masing dalam bentuk sewa, upah dan bungan, maupun laba, secara
berurutan (Jaya, 2011).

2.2.3 Usaha jamur Tiram


Tanaman hortikultura memiliki prospek yang besar untuk
dikembangkan, salah satunya yang memiliki nilai ekonomis cukup tinggi
ialah tanaman jamur. Jenis jamur yang sering dikonsumsi yaitu jamur
tiram. Jamur tiram tergolong dalam kategori komoditas pertanian organik.
Hal ini dibuktikan melalui proses penanaman jamur tiram yang tidak
menggunakan pupuk kimia, sehingga masyarat semakin yakin untuk
mengkonsumsi jamur tiram. Hal ini memicu produsen jamur tiram untuk
meningkatkan produksi agar mampu menambah pendapatan dan (Ganjar
2010).
Pengembangan usahatani jamur tiram digunakan untuk
memperluas skala produksi jamur tiram di Kota Metro, baik secara
kuantitas maupun kualitas. Produksi jamur tiram di Kota Metro yang
semakin tinggi menjadi pemicu produsen dalam menentukan harga.
Perkembangan harga jamur tiram melonjak setiap memasuki bulan
Ramadhan (Mei-Agustus). Harga jamur tiram dari produsen ke pengepul
pada tahun 2014 melonjak dari Rp 10.000,00/kg menjadi Rp12.000,00/kg
dan harga dari pengepul ke konsumen naik dari Rp 13.000,00/kg menjadi
Rp18.000,00/kg (BP4K Kota Metro 2014). Prospek usahatani jamur tiram
di Kota Metro dinilai sebagai sesuatu yang menjanjikan. Potensi total
produksi jamur tiram saat ini mencapai lebih dari 200 kg per hari.
Produksi ditingkatkan sesuai dengan permintaan konsumsi masyarakat.
Keadaan ini berdampak positif bagi kemajuan perkembangan usahatani
jamur tiram di Kota Metro (Agrimal 2013).

2.3 Kerangka Pemikiran


Jamur pangan dari kelompok Basidiomycota dan termasuk
kelas Homobasidiomycetes dengan ciri-ciri umum tubuh buah berwarna
putih hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip
cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung. Jamur tiram masih
satu kerabat dengan Pleurotus eryngii dan sering dikenal dengan
sebutan King Oyster Mushroom.
Analisis pendapatan bertujuan untuk mengetahui
tingkat pendapatan usahatani padi baik dari hasil penjualan hasil produksi
padi maupun dari hasil penjualan produksi beras. Strategi
pemasaran adalah rangkaian perencanaan untuk menjangkau target pasar
dan mengubah mereka menjadi konsumen produk yang dihasilkan oleh
sebuah perusahaan. Jadi Anda tidak bisa serta merta memasarkan produk
kepada semua orang.
Analisis regresi adalah salah satu analisis yang paling populer dan
luas pemakaiannya. Analisis regresi dipakai secara luas untuk melakukan
prediksi dan ramalan, dengan penggunaan yang saling melengkapi dengan
bidang pembelajaran mesin. Analisis ini juga digunakan untuk memahami
variabel bebas mana saja yang berhubungan dengan variabel terikat, dan
untuk mengetahui bentuk-bentuk hubungan tersebut..
Analisis SWOT merupakan suatu teknik perencanaan strategi yang
bermanfaat untuk mengevaluasi kekuatan (strength) dan kelemahan
(weakness), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu
proyek, baik yang sedang berlangsung maupun dalam perencanaan baru
Jamur tiram

Holtikultura

Analisis Pendapatan Strategi pemasaran

Analisis Regresi Teori SWOT

Analisis Pendapatan Jamur Tiram terdapat dua strategi yaitu secara


langsung dan tidak langsung di Desa Sumbersalak Kecamatan
Ledokombo

Untuk menganalisa pendapatan Jamur Tiram di Desa Sumbersalak


Kecamatan Ledokombo

2.4 Hipotesis
1.Berdasarkan masalah yang saya ajukan ada pengaruh
modal,skil,pendidikan dan pengalaman budidaya jamur tiram jamur tiram
di Desa Sumber Salak Kecamatan Ledokombo Jember.
2.Untuk strategi pemasaran terduga ada dua strategi yang mempengaruhi
peningkatan pendapatan jamur tiram di Desa Sumber Salak Kecamatan
Ledokombo Jember.
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilakukam di Desa Sumber Salak Kecamatan
Ledokombo Kabupaten Jember. Waktu penelitian ini di lakukan
pada bulan Oktober 2020.

3.2 Metode Penelitian


Daerah penelitian ini di tentukan secara sengaja Penentuan
daerah penelitian ini didasarkan bahwa Desa Sumber Salak
Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember merupakan daerah
potensial penghasil tanaman Jamur tiram. Hal ini telah di buktikan
jamur tiram sebagai makanan faforit masyarakat di Desa Sumber
salak karena bisa di olah berbagai fariasi seperti jamur tiram crispy
dan sebagainya.

3.3 Metode Pengambilan data


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Parameter dalam Non Parametrik (Skunder). Skunder yang mana
mendapatkan data dari atau melalui Internet, buku, jurnal, sedangkan
Primer yaitu langsung bertatapan dengan

3.3 Pengambilan Sampel


1. Uji Regresi
Regresi Linear Berganda Analisis regresi linier berganda adalah hubungan
secara linier antara dua atau lebih variabel independen dengan variabel
dependen. Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel
independen dan variabel dependen berhubungan positif atau negatif dan
untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila variabel
independen mengalami kenaikan atau penurunan.
Analisis regresi linear berganda dilakukan dengan cara menetapkan
persamaan Ŷ = a + b1X1 + b2X2 + e, dengan ketentuan:
Y : variabel terikat
X1 : variabel bebas satu
X2 : variabel bebas dua
a : nilai konstanta
b1 : nilai koefisien regresi X1
b2 : nilai koefisien regresi X2
e : standar error
2. Analisis SWOT
Analisis SWOT merupakan teknik historis yang terkenal di mana para
manajer menciptakan gambaran umum secara cepat mengenai situasi
strategis perusahaan. Analisis ini didasarkan pada asumsi bahwa strategi
yang efektif diturunkan dari “kesesuaian” yang baik antara sumber daya
internal (Kekuatan dan Kelemahan) dengan situasi eksternalnya (Peluang
dan Ancaman). Kesesuaian yang baik akan memaksimalkan kekuatan dan
peluang serta meminimalkan kelemahan dan ancaman. Jika diterapkan
secara akurat, asumsi sederhana ini memiliki implikasi yang bagus dan
mendalam bagi desain dari strategi yang berhasil (Pearce dan Robinso,
2009).Tahapan dari analisis SWOT yaitu streanghts, weaknesses,
opportunities dan threats. dimana streangths dan weaknesses terkait
dengan isu-isu yang bersifat internal terhadap sebuah organisasi.
streangths memeriksa apa yang dilakukan sebuah organisasi dengan baik
atau aset, keterampilan, kompetensi inti. weaknesses adalah area yang
dapat diperbaiki oleh sebuah organisasi yang kurang atau hilang dari
organisasi tersebut. biasanya risiko negatif dikaitkan dengan weaknesses
dan positif dikaitkan dengan strengths. opportunities dan threats external
di luar sebuah organisasi. biasanya risiko negatif dikaitkan dengan threats
dab porsitif dikaitkan dengan opportunities.

BAB 4
GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4.1 Letak Geografis


4.1.1 Batas Batas Wilayah
Desa Sumbersalak berada kurang lebih 5 kilometer sebelah Selatan ibu
kota kecamatan Ledokombo dan 30 kilometer sebelah Timur Kabupaten
Jember. Di sebelah utara, berbatasan dengan desa Sumber Bulus dan Desa
Sumberlesung, di sebelah selatan, dengan Kecamatan Silo, di sebelah
timur dengan desa Hutan / Lereng Gung Raung, serta di sebelah barat
dengan desa Suren.

Luas wilayah desa Sumbersalak adalah 6.558,213 hektar yang terdiri dari:

4.1.2 Topografi
Jember dahulu merupakan kota administratif, namun sejak
tahun 2001 istilah kota administratif dihapus, sehingga Kota
Administratif Jember kembali menjadi bagian dari Kabupaten
Jember. Kabupaten Jember secara astronomis terletak 113°30’
– 113°45’ Bujur Timur dan 8°00’ – 8°30’ Lintang
Selatan. Jember merupakan pusat regional di kawasan timur
daerah tapal kuda. Dataran wilayah Kota Jember banyak dibentuk
oleh jenis tanah litosol dan regosol coklat kekuningan.
Kondisi ini sangat menentukan tingkat kesuburan dan kedalaman
efektif tanah, dimana tingkat kesuburan tersebut adalah
berkisar di atas 90 cm.
Kabupaten Jember memiliki luas 3.293,34 Km2 dengan
karakter topografi dataran ngarai yang subur pada bagian
tengah dan selatan dan dikelilingi pegunungan yang memanjang
batas barat dan timur. Selain itu, di Kabupaten Jember
terdapat sekitar 82 pulau, dan pulau yang terbesar adalah Nusa
Barong. Kabupaten Jember berada pada ketinggian 0–3.300 meter
di atas permukaan laut (dpl). Sebagian besar wilayah ini
berada pada ketinggian antara 100 hingga 500 meter di atas
permukaan laut (37,75%), selebihnya 17,95 % pada ketinggian 0
sampai dengan 25 m, 20,70% pada ketinggian 25 sampai dengan
100 m, 15,80% berada pada ketinggian 500 sampai dengan 1.000 m
di atas permukaan laut dan 7,80% pada ketinggian lebih dari
1.000 m. Wilayah barat daya memiliki dataran dengan ketinggian
0–25 meter dpl. Sedangkan daerah timur laut yang berbatasan
dengan Bondowoso dan tenggara yang berbatasan dengan
Banyuwangi memiliki ketinggian di atas 1.000 meter dpl.

4.1.3 Cuaca dan Iklim


Iklim Kabupaten Jember adalah tropis dengan kisaran suhu
antara 23oC – 32oC. Bagian selatan wilayah Kabupaten Jember
adalah dataran rendah dengan titik terluarnya adalah Pulau
Barong. Pada kawasan ini terdapat Taman Nasional Meru Betiri
yang berbatasan dengan wilayah administratif Kabupaten
Banyuwangi. Bagian barat laut (berbatasan dengan Kabupaten
Probolinggo) adalah pegunungan, bagian dari Pegunungan Iyang,
dengan puncaknya Gunung Argopuro (3.088 m). Bagian timur
merupakan bagian dari rangkaian Dataran Tinggi Ijen. Jember
memiliki beberapa sungai, antara lain Sungai Bedadung yang
bersumber dari Pegunungan Iyang di bagian Tengah, Sungai
Mayang yang bersumber dari Pegunungan Raung di bagian timur,
dan Sungai Bondoyudo yang bersumber dari Pegunungan Semeru di
bagian barat. Secara administratif, Kabupaten Jember terbagi
ke dalam 31 kecamatan, 226 desa, dan 22 kelurahan.

4.1.4 Pembagian Luas Wilayah


Kondisi permukaan tanah adalah bergelombang, karena
sebagian besar merupakan wilayah perbukitan. Pembagian wilayah
tersebut adalah sebagai berikut:
Pegunungan : 3,45% di sebelah utara pusat kota
Perbukitan : 3,33% di bagian Tengah pusat Kota
Dataran : 93,22% di sebelah Timur Laut pusat kota.
Dengan demikian secara umum wilayah Kota Jember
didominasi oleh daerah daratan.

4.2 Keadaan Penduduk


4.2.1 Jumlah Penduduk
Berdasarkan data administrasi pemerintahan desa tahun 2010, jumlah penduduk
Desa Sumbersalak terdiri dari 3.797 KK, dengan jumlah penduduk 9.670 jiwa,
dengan rincian 4.795 laki-laki dan 4.875 perempuan

4.2.2 Mata Pencairan

Secara umum mata pencaharian warga masyarakat desa Sumbersalak dapat


terdentifikasi ke dalam beberapa sektor yaitu: pertanian, Perkebunan dan
Perdagangan .

Anda mungkin juga menyukai