Anda di halaman 1dari 21

[JATISWARA

Jurnal Ilmu Hukum] [Vol. 31 No.3, November 2016]

PENYELESAIAN SENGKETA
KEPUTUSAN TATA USAHA NEGARA
MELALUI UPAYA BANDING
ADMINISTRATIF
H. Abdul Khair
Fakultas Hukum Universitas Mataram
Jln. Majapahit No. 62 Mataram 83125,
Telp. (0370), 633035, Fax. 626954
Email: abdulkhair@gmail.com

Sunarjo Edy Siswanto


Fakultas Hukum Universitas Mataram
Jln. Majapahit No. 62 Mataram 83125,
Telp. (0370), 633035, Fax. 626954
Email: sunarjoedi@gmail.com

Sarkawi
Fakultas Hukum Universitas Mataram
Jln. Majapahit No. 62 Mataram 83125,
Telp. (0370), 633035, Fax. 626954
Email: sarkawishmh@gmail.com

M. Saleh
Fakultas Hukum Universitas Mataram
Jln. Majapahit No. 62 Mataram 83125,
Telp. (0370), 633035, Fax. 626954
Email: msalehfhunram@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis proses penyelesaian sengketa KTUN
melalui upaya banding administrasi menurut Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 05 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara
dan Untuk mengetahui dan menganalisis kelebihan dan kelemahan dalam proses penyelesaian
sengketa melalui upaya banding administratif di Indonesia. Jenis penelitian ini adalah penelitian
yuridis normatif empiris, dengan metode Pendekatan perundang-undangan, pendekatan Analitis. Hasil
penelitian adalah sebagai berikut: (1) Proses penyelesaian sengketa KTUN melalui Upaya Banding
Administrasi menurut Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 05 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negaraialah penyelesaian sengketa TUN
secara administratif yang dilakukan oleh instansi atasan atau instansi lain dari yang mengeluarkan
keputusan yang bersangkutan. Banding administratif dilakukan dengan prosedur pengajuan surat
banding administratif yang ditujukan pada atasan pejabat atau instansi lain dan badan/pejabat tata
Usaha Negara yang mengeluarkan keputusan yang berwenang memeriksa ulang KTUN yang
disengketakan (SEMA No.2 Tahun 1991 tanggal 9 Juli 1991). Dilihat dari Penjelasan Pasal 48 UU
PTUN, terdapat dua kategori lembaga / instansi yang berwenang untuk menangani adanya Banding
Administratif yaitu: (a) Instansi atasan dari Pejabat yang mengeluarkan KTUN dan; (b) instansi lain

416 H. Abdul Khair, dkk.| [Penyelesaian Sengketa TUN melalui Upaya Banding Administratif …]
[JATISWARA
[Vol. 31 No.3, November 2016] Jurnal Ilmu Hukum]

yang berwenang. Sedangkan Kelebihan dan Kelemahan dalam Penyelesaian Sengketa melalui Upaya
Banding Administratif di Indonesia adalah; (1) Penilaian upaya administrasi dilakukan secara lengkap
terhadap suatu Keputusan Tata Usaha Negara baik dari segi Legalitas (Rechtmatigheid) maupun aspek
Opportunitas (Doelmatigheid) (2) Parapihak tidak dihadapkan pada hasil keputusan menang atau kalah
(Winor Loose) seperti halnya di lembaga peradilan; (3) Pendekatan penyelesaian sengketa dilakukan
dengan musyawarah; (4) Persidangan yang sederhana dan cepat tidak formalitas seperti di PTUN; (5)
Tidak perlu membayar uang perkara; (6) Diselesaikan di internal yang bersangkutan lembaga; (7)
Pengajuan banding administrasi tidak terikat memakai prosedural beracara seperti di PTUN; (8) Tidak
membutuhkan pengacara; (9) Keputusan sesuai keinginan pemohon; (10) Langsung dapat dieksekusi
(strong eksekutorial). Kelemahan Penyelesaian Sengketa melalui Upaya Banding Administratif
adalah; (1) Pada tingkat obyektifitas penilaian karena Badan / Pejabat tata Usaha Negara yang
menerbitkan Surat Keputusan kadang-kadang terkait kepentingannya secara langsung ataupun tidak
langsung sehingga mengurangi penilaian maksimal yang seharusnya ditempuh; (2) Belum ada aturan
yang pasti khususnya waktu daluarsa penilaian atau siding; (3) Ada peluang mengabaikan laporan atau
permohonan banding administratif seseorang.
Kata kunci: Penyelesaian Sengketa, KTUN, Banding Administratif.

ABSTRACT
The purpose of this study was to determine and analyze the dispute resolution process KTUN through
appeals of administration according to Law Number 51 Year 2009 regarding the Second Amendment
to Law Number 05 Year 1986 concerning State Administrative Court and to know and analyze the
strengths and weaknesses in the process dispute resolution through an administrative appeal case in
Indonesia. This research is a normative empirical research, the method of approach to legislation,
analytical approach. The results of the study are as follows: (1) The process of dispute resolution
KTUN through the efforts of Appeals Administration according to Law Number 51 Year 2009
regarding the Second Amendment to Law Number 05 Year 1986 regarding Administrative Court
Negaraialah dispute resolution TUN administratively conducted by agencies supervisor or other
agencies from issuing the decision in question. Administrative appeals procedure is done by filing an
administrative appeal letter addressed to the head of an official or other agencies and bodies /
administrative official of the State which issued a decision that the authority to examine the disputed
KTUN (SEMA 2 of 1991 dated July 9, 1991). Judging from the elucidation of Article 48 of Law
Administrative Court, there are two categories of institutions / agencies authorized to deal with the
Administrative Appeal, namely: (a) Agencies supervisor of officials who issued KTUN and; (B) any
other authorized. While Strengths and Weaknesses in the Settlement of Disputes through the
Administrative Appeals Efforts in Indonesia is; (1) Ratings administrative effort carried out fully
against an administrative decision both in terms of legality (rechtmatigheid) as well as aspects
Opportunitas (doelmatigheid) (2) the Parties are not faced with the decision win or lose (Winor
Loose) as well as in the judiciary; (3) approach to dispute resolution is done with deliberation; (4)
The trial is simple and quick no such formality in the Administrative Court; (5) There is no need to
pay money matters; (6) Completed at internal concerned agencies; (7) An appeal is not bound to wear
procedural administrative proceedings such as in the Administrative Court; (8) Do not need a lawyer;
(9) The decision according to desire of the applicant; (10) Direct executable (strong eksekutorial).
Weakness Settlement through the Administrative Appeals Efforts are; (1) At the level of objectivity of
the assessment for the Agency / State Officials system that issued the Decree is sometimes associated
interests, directly or indirectly, thereby reducing the maximum assessment that should be pursued; (2)
There are no definite rules specifically time expired ratings or siding; (3) There is a chance of
ignoring the report or appeal an administrative person.
Keywords: Settlement, KTUN, Administrative Appeal.

[Penyelesaian Sengketa TUN melalui Upaya Banding Administratif…] | H. Abdul Khair, dkk. 417
[JATISWARA
Jurnal Ilmu Hukum] [Vol. 31 No.3, November 2016]

perdata.2
A. PENDAHULUAN
Dengan melihat definisi tersebut di
Sebagai negara berkembang, atas maka yang menjadi sengketa Tata
Indonesia saat ini sedang membangun Usaha Negara adalah terbatas pada
diberbagai sektor., Sejalan dengan isu Keputusan tertulis Tata Usaha Negara.
globalisasi yang tidak dapat dielakkan lagi, Tindakan-tindakan Badan atau Pejabat
negara kita tidak dapat menutup mata Tata Usaha Negara di Indonesia yang
begitu saja terhadap dampak tanpa Keputusan Tata Usaha Negara tidak
perkembangan ekonomi dunia, begitu juga menjadi obyek sengketa tata usaha
terhadap pelbagai permasalahan yang negara. Menurut sistem hukum kita,
disebabkan karena dikeluarkannya kewenangan untuk menilai perbuatan
keputusan tata usaha negara oleh para materiil dari badan atau pejabat TUN ini
pejabat administrasi negara. Penyelesaian tidak termasuk kompetensi PTUN,
Sengketa Keputusan Tata Usaha Negara Kewenangan untuk menilai perbuatan ini
menjadi sangat penting dan menarik untuk diserahkan kepada Peradilan Umum atau
ditelaah. Hal ini dikarenakan akhir-akhir perdata, yang didasarkan penafsiran yang
ini banyak permasalahan yang timbul luas dari Pasal 1365 KUHPerdata (tentang
akibat keputusan tata usaha negara yang onrechtmatig daad). Keputusan TUN
tidak mencerminkan keadilan. Karena tersebut di atas dibatasi dengan
peliknya masalah yang berkenaan dengan pengurangan dalam Pasal 2, penambahan
Keputusan Tata Usaha Negara, maka pada Pasal 3 (1), dan limitasi pada Pasal
penulis perlu meneliti upaya-upaya 49. Keputusan TUN yang bersifat konkret,
penyelesaian sengketa dalam ranah Tata individual, dan final inilah yang dapat
Usaha Negara. digugat ke PTUN yang kemudian di putus
Sengketa Tata Usaha Negara adalah oleh Hakim Tata Usaha Negara.
sengketa yang timbul dalam bidang tata Alur Penyelesaian Sengketa Tata
usaha negara antara orang atau badan Usaha Negara itu sendiri ditempuh melalui
hukum perdata dengan badan atau pejabat dua cara yaitu melalui peradilan dan
tata usaha negara baik di pusat maupun di melalui upaya administrasi dimana dalam
daerah, sebagai akibat dikeluarkannya upaya administrasi tersebut dapat
keputusan tata usaha negara, termasuk dilakukan banding administrasi dan
sengketa kepegawaian berdasarkan keberatan. Dalam makalah ini akan
peraturan perundang-undangan yang dibahas mengenai bentuk dan proses
1
berlaku. Jadi objek dari Sengketa Tata penyelesaian sengketa administrasi
Usaha Negara adalah Keputusan TUN. menurut Undang-Undang Nomor 05 tahun
Adapun yang dimaksud dengan Keputusan 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara
TUN adalah suatu penetapan tertulis yang sebagaimana telah diubah oleh Undang-
dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Undang nomor 9 tahun 2004 tentang
Usaha Negara yang berisi tindakan hukum Perubahan atas Undang-Undang Nomor 09
tata usaha negara yang berdasarkan tahun 2004 tentang Perubahan atas
peraturan perundang-undangan yang Undang-Undang Nomor 05 Tahun 1986
berlaku, yang bersifat konkret, individual, tentang peradilan Tata Usaha Negara dan
dan final, yang menimbulkan akibat Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009
hukum bagi seseorang atau badan hukum tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 05 Tahun 1986 tentang

1 2
Pasal 1 Ayat (10) Undang-Undang Republik Pasal 1 Ayat (9) Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 51 tahun 2009 tentang Perubahan Indonesia Nomor 51 tahun 2009 tentang Perubahan
Kedua atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Kedua atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986
tentang Peradilan Tata Usaha Negara tentang Peradilan Tata Usaha Negara
418 H. Abdul Khair, dkk.| [Penyelesaian Sengketa TUN melalui Upaya Banding Administratif …]
[JATISWARA
[Vol. 31 No.3, November 2016] Jurnal Ilmu Hukum]

Peradilan Tata Usaha Negara. Dengan Undang-Undang Nomor 05 Tahun 1986


mengetahui proses penyelesaian sengketa tentang peradilan Tata Usaha Negara dan
administrasi maka kita memperoleh Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009
pengetahuan dan dapat menjelaskan tentang Perubahan Kedua atas Undang-
dengan tepat kapan suatu sengketa dapat Undang Nomor 05 Tahun 1986 tentang
diselesaikan melalui jalur pengadilan, dan Peradilan Tata Usaha Negara. Dengan
kapan suatu penyelesaian sengketa Tata mengetahui proses penyelesaian sengketa
Usaha Negara melalui upaya administratif administrasi maka kita memperoleh
terlebih dahulu. pengetahuan dan dapat menjelaskan
dengan tepat kapan suatu sengketa dapat
Dari uraian yang dikemukakan di
diselesaikan melalui jalur pengadilan, dan
atas maka dapat dirumuskan masalah
kapan suatu penyelesaian sengketa Tata
sebagai berikut:
Usaha Negara melalui upaya administratif
a. Bagaimanakah proses penyelesaian terlebih dahulu.
sengketa KTUN melalui upaya banding
Proses Penyelesaian Sengketa Melalui
administrasi menurut Undang-Undang
Pengadilan
Nomor 51 Tahun 2009 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Penyelesaian sengketa melalui
Nomor 05 Tahun 1986 tentang pengadilan digunakan terhadap gugatan
Peradilan Tata Usaha Negara? dengan objeknya berupa Keputusan Tata
Bagaimanakah kelebihan dan Usaha Negara yang dalam peraturan
kelemahan dalam proses penyelesaian dasarnya tidak mengisyaratkan adanya
sengketa melalui upaya banding penyelesaian sengketa melalui upaya
administratif di Indonesia? administratif terlebih dahulu, maka dapat
digunakan prosedur gugatan langsung ke
B. PEMBAHASAN Pengadilan Tata Usaha Negara. Dalam hal
digunakan upaya peradilan, maka segi
1. Proses Penyelesaian Sengketa Ktun penilaian Hakim terhadap Keputusan TUN
Melalui Upaya Banding didasarkan aspek rechtmatigheid (aspek
Administrasi Menurut Undang- legalitasnya) saja.
Undang Nomor 51 Tahun 2009
Tentang Perubahan Kedua Atas Tahapan menggugat melalui
Undang-Undang Nomor 05 Tahun Peradilan Tata Usaha Negara diawali pada
1986 Tentang Peradilan Tata Usaha saat penggugat berniat memasukkan
Negara gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara.
Sudah dari awal harus dipikirkan bahwa
Alur Penyelesaian Sengketa Tata sebelum secara resmi gugatan tersebut
Usaha Negara itu sendiri ditempuh melalui akan diperiksa di persidangan akan ada
dua cara yaitu melalui peradilan dan tiga tahap pemeriksaan pendahuluan atau
melalui upaya administrasi dimana dalam tahap pra pemeriksaan persidangan yang
upaya administrasi tersebut dapat semuanya saling berkaitan yang harus
dilakukan banding administrasi dan dilalui, yaitu pemeriksaan administratif
keberatan. Dalam makalah ini akan oleh kepaniteraan, Rapat Permusyawaratan
dibahas mengenai bentuk dan proses (prosedur dismisal), dan Pemeriksaan
penyelesaian sengketa administrasi Persiapan dengan spesifikasi kewenangan
menurut Undang-Undang Nomor 05 tahun dan prosedur untuk masing-masing tahap
1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara tersebut berbeda-beda.3
sebagaimana telah diubah oleh Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang 3
Martiman Prodjohamidjojo, Hukum Acara
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 09 Peradilan Tata Usaha Negara dan UU PTUN
tahun 2004 tentang Perubahan atas 2004, Ghalia Indonesia, Bogor, 2005, hal.83
[Penyelesaian Sengketa TUN melalui Upaya Banding Administratif…] | H. Abdul Khair, dkk. 419
[JATISWARA
Jurnal Ilmu Hukum] [Vol. 31 No.3, November 2016]

Penelitian Administrasi dilakukan c. Gugatan tersebut tidak didasarkan pada


oleh Kepaniteraan, merupakan tahap alasan-alasan yang layak.
pertama untuk memeriksa gugatan yang d. Apa yang dituntut dalam gugatan
masuk dan telah didaftar serta mendapat sebenarnya sudah terpenuhi oleh
nomor register yaitu setelah Keputusan TUN yang digugat.
Penggugat/kuasanya menyelesaikan
administrasinya dengan membayar uang e. Gugatan diajukan sebelum waktunya
panjar perkara. UU No. 5 Tahun 1986 jo atau telah lewat waktunya.
UU No. 9 Tahun 2004 tidak menentukan Dalam hal adanya petitum gugatan
secara tegas pengaturan tentang penelitian yang nyata-nyata tidak dapat dikabulkan,
segi administrasi terhadap gugatan yang maka kemungkinan ditetapkan dismissal
telah masuk dan didaftarkan dalam register terhadap bagian petitum gugatan tersebut.
perkara di Pengadilan, akan tetapi dari Hal ini dalam praktek tidak pernah
ketentuan Pasal 62 ayat (1) huruf b UU No. dilakukan karena adanya perbaikan
5 Tahun 1986 jo UU No. 9 Tahun 2004 gugatan dalam pemeriksaan persiapan.
yang antara lain menyatakan, “Syarat-
syarat gugatan sebagaimana dimaksudkan Terhadap penetapan dismissal dapat
dalam Pasal 56 tidak terpenuhi oleh diajukan perlawanan kepada Pengadilan
penggugat sekalipun ia telah diberitahukan dalam tenggang waktu 14 (empat belas)
dan diperingatkan”.4 hari setelah diucapkan. Proses perlawanan
dilakukan secara singkat, serta setidak-
Setelah Penelitian Administrasi, tidaknya Penggugat/Pelawan maupun
Ketua melakukan proses dismissal, berupa Tergugat/Terlawan didengar dalam
prosses untuk meneliti apakah gugatan persidangan tersebut. Berdasarkan Surat
yang diajukan penggugat layak dilanjutkan MARI No. 224/Td.TUN/X/1993 tanggal
atau tidak. Pemeriksaan Disimissal, 14 Oktober 1993 Perihal : Juklak, diatur
dilakukan secara singkat dalam rapat mengenai Prosedur perlawanan-
permusyawaratan oleh ketua dan ketua Pemeriksaan terhadap perlawanan atas
dapat menunjuk seorang hakim sebagai penetapan dismissal (Pasal 62 ayat 3 sd. 6
reporteur (raportir). Dalam Prosedur UU No.5/1986) tidak perlu sampai
Dismissal Ketua Pengadilan berwenang memeriksa materi gugatannya seperti
memanggil dan mendengar keterangan memeriksa bukti-bukti, saksi-saksi, ahli,
para pihak sebelum menentukan penetapan dsb. Sedangkan penetapan dismissal harus
disimisal apabila dipandang perlu.Ketua diucapkan dalam sidang yang terbuka
Pengadilan berwenang memutuskan untuk umum.- Pemeriksaan gugatan
dengan suatu penetapan yang dilengkapi perlawanan dilakukan secara tertutup, akan
dengan pertimbangan-pertimbangan bahwa tetapi pengucapan putusannya harus
gugatan yang diajukan itu dinyatakan tidak diucapkan dalam sidang yang terbuka
diterima atau tidak berdasar, dalam hal : untuk umum.Terhadap perlawanan yang
a. Pokok gugatan tersebut nyata-nyata dinyatakan benar maka dimulailah
tidak termasuk dalam wewenang pemeriksaan terhadap pokok perkaranya
Pengadilan. mulai dengan pemeriksaan persiapan dan
seterusnya. Majelis yang memeriksa pokok
b. Syarat-syarat gugatan sebagaimana perkaranya adalah Majelis yang sama
dimaksud dalam Pasal 56 tidak dengan yang memeriksa gugatan
dipenuhi oleh penggugat sekalipun ia
perlawanan tersebut tetapi dengan
telah diberitahu dan diperingatkan. penetapan Ketua Pengadilan. Jadi tidak
dengan secara otomatis. Dalam hal
4
Yodi Martono Wahyunadi, Makalah dengan perlawanan tersebut dibenarkan oleh
judul : Prosedur Beracara Di Tingkat Pengadilan Tata Pengadilan maka penetapan dismissal itu
Usaha Negara,hal.1
420 H. Abdul Khair, dkk.| [Penyelesaian Sengketa TUN melalui Upaya Banding Administratif …]
[JATISWARA
[Vol. 31 No.3, November 2016] Jurnal Ilmu Hukum]

gugur demi hukum dan pokok gugatan gugatannya. (Penjelasan Pasal 63 ayat 3
akan diperiksa, diputus, dan diselesaikan UU No. 5 Tahun1986).Dalam pemeriksaan
menurut acara biasa. Terhadap putusan perkara dengan acara cepat tidak ada
mengenai perlawanan itu tidak dapat pemeriksaan persiapan. Setelah ditunjuk
digunakan upaya hukum. Baik upaya Hakim tunggal, langsung para pihak
hukum biasa maupun upaya hukum luar dipanggil untuk persidangan.
biasa. Apabila pihak Pelawan mengajukan Dalam pemeriksaan persidangan ada
permohonan banding atau upaya hukum dengan acara biasa dan acara cepat (Pasal
lainnya, maka Panitera berkewajiban 98 dan 99 UU No. 5 Tahun 1986 jo UU
membuat akte penolakan banding atau No. 9 Tahun 2004). Dalam pemeriksaan
upaya hukum lainnya.5 dengan acara biasa, Pengadilan memeriksa
Sebelum pemeriksaan pokok dan memutus sengketa TUN dengan tiga
sengketa dimulai, Hakim wajib orang Hakim, sedangkan dengan acara
mengadakan pemeriksaan persiapan untuk cepat dengan Hakim Tunggal. Apabila
melengkapi gugatan yang kurang jelas. Majelis Hakim memandang bahwa
Tujuan pemeriksaan persiapan adalah sengketa yang disidangkan menyangkut
untuk mematangkan perkara. Segala ketertiban umum atau keselamatan negara,
sesuatu yang akan dilakukan dari jalan persidangan dapat dinyatakan tertutup
pemeriksaan tersebut diserahkan kearifan untuk umum, namun putusan tetap
dan kebijaksanaan ketua majelis. Oleh diucapkan dalam persidangan yang terbuka
karena itu dalam pemeriksaan persiapan untuk umum. Peranan hakim ketua sidang
memanggil penggugat untuk dalam proses pemeriksaan sengketa TUN
menyempurnakan gugatan dan atau adalah aktif dan menentukan serta
tergugat untuk dimintai keterangan/ memimpin jalannya persidangan agar
penjelasan tentang keputusan yang digugat, pemeriksaan tidak berlarut-larut. Oleh
tidak selalu harus didengar secara terpisah. karena itu, cepat atau lambatnya
Pemeriksaan persiapan dilakukan di penyelesaian sengketa tidak semata-mata
ruangan musyawarah dalam sidang bergantung pada kehendak para pihak,
tertutup untuk umum, tidak harus di melainkan Hakim harus selalu
ruangan sidang, bahkan dapat pula memperhatikan kepentingan umum yang
dilakukan di dalam kamar kerja hakim tidak boleh terlalu lama dihambat oleh
tanpa toga. Pemeriksaan persiapan dapat sengketa itu.Hakim menentukan apa yang
pula dilakukan oleh hakim anggota yang harus dibuktikan, beban pembuktian
ditunjuk oleh ketua majelis sesuai dengan beserta penilaian pembuktian, dan untuk
kebijaksanaan yang ditetapkan oleh ketua sahnya pembuktian diperlukan sekurang-
majelis. kurangnya dua alat bukti berdasarkan
keyakinan hakim. Pasal 107 UU No.5
Tenggang waktu 30 hari untuk
Tahun 1986 jo UU No. 9 Tahun 2004
perbaikan gugatan dalam fase pemeriksaan
mengatur ketentuan dalam rangka usaha
persiapan, janganlah diterapkan secara
menemukan kebenaran materil. Dalam hal
ketat sesuai bunyi penjelasan Pasal 63 ayat
pemeriksaan sengketa sudah diselesaikan,
3 UU No. 5 Tahun 1986. Tenggang waktu
kedua belah pihak diberi kesempatan untuk
30 hari tersebut tidak bersifat memaksa
mengemukakan pendapat yang terakhir
maka hakim tentu akan berlaku bijaksana
berupa kesimpulan masing-masing.
dengan tidak begitu saja menyatakan
bahwa gugatan penggugat tidak dapat Setelah kedua belah pihak
diterima kalau penggugat baru satu kali mengemukakan kesimpulan, maka Hakim
diberi kesempatan untuk memperbaiki Ketua Sidang menyatakan bahwa sidang
ditunda untuk memberikan kesempatan
5
Ibid, hal. 4-5 kepada Majelis Hakim bermusyawarah
[Penyelesaian Sengketa TUN melalui Upaya Banding Administratif…] | H. Abdul Khair, dkk. 421
[JATISWARA
Jurnal Ilmu Hukum] [Vol. 31 No.3, November 2016]

dalam ruangan tertutup untuk pihak tergugat lebih kuat


mempertimbangkan segala sesuatu guna b. Gugatan dikabulkan
putusan sengketa tersebut.Putusan dalam
musyawarah majelis yang dipimpin oleh Gugatan dikabulkan bisa berarti
Hakim Ketua Majelis merupakan hasil pengabulan seluruhnya atau
permufakatan bulat, kecuali setelah pengabulan sebagian. Gugatan
diusahakan dengan sungguh-sungguh tidak dikabulkan berarti paula
dapat dicapai permufakataan bulat, putusan pernyataan bahwa KTUN yang
diambil dengan suara terbanyak. Apabila digugat dinyatakan batal atau
musyawarah majelis tersebut tidak dapat tidak sah.
menghasilkan putusan, permusyawaratan c. Gugatan tidak dapat diterima
ditunda sampai musyawarah majelis
berikutnya. Apabila dalam musyawarah Putusan yang berupa gugatan
majelis berikutnya tidak dapat diambil tidak dapat diterima berarti bukan
suara terbanyak, maka suara terakhir putusan terhadap pokok perkara
Hakim Ketua Majelis yang tetapi gugatan tersebut tidak
menentukan.Putusan Pengadilan dapat memenuhi persyaratan yang
dijatuhkan pada hari itu juga dalam sidang ditentukan. Persyaratan tersebut
yang terbuka untuk umum atau ditunda sebagaimana dimaksud dalam
pada hari lain yang harus diberitahukan prosedur dismissal dan/atau
kepada kedua belah pihak.Putusan pemeriksaaan persiapan.
Pengadilan harus diucapkan dalam sidang d. Gugatan gugur
terbuka untuk umum. Apabila salah satu
pihak atau kedua belah pihak tidak hadir Putusan pengadilan yang
pada waktu putusan pengadilan diucapkan, menyatakan gugatan gugur dalam
atas perintah Hakim Ketua Sidang salinan hal para pihak atau kuasanya tidak
putusan itu disampaikan dengan surat hadir dalam persidangan yang
tercatat kepada yang bersangkutan. Tidak telah ditentukan dan mereka telah
diucapkannya putusan dalam sidang dipanggil secara patut, atau
terbuka untuk umum mengakibatkan perbaikan gugatan yang diajukan
putusan Pengadilan tidak sah dan tidak oleh pihak penggugat telah
mempunyai kekuatan hukum. melampaui tenggang waktu yang
ditentukan (daluwarsa).6
Berdasarkan Pasal 97 ayat 7 Undang-
Undang nomor 5 tahun 1986, isi putusan Dalam hal gugatan dikabulkan, maka
TUN dapat berupa : dalam putusan pengadilan dapat ditetapkan
kewajiban yang harus dilakukan oleh
a. Gugatan ditolak Badan atau Pejabat TUN. Kewajiban
Putusan hakim Peradilan TUN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 97
yang menyatakan gugatan ditolak ayat (8) dapat disertai pembebanan ganti
adalah berupa penolakan terhadap rugi berupa :
gugatan penggugat, berarti a. Pencabutan keputusan TUN yang
memperkuat KTUN yang bersangkutan atau
dikeluarkan oleh badan atau
pejabat TUN yang bersangkutan. b. Pencabutan keputusan TUN yang
Pada umumnya suatu gugatan bersangkutan dan penerbitan
ditolak oleh Majelis Hakim keputusan TUN yang baru; atau
karena alat-alat bukti yang
diajukan pihak penggugat tidak 6
Zairin Harahap. Hukum Acara Peradilan Tata
dapat mendukung gugatannya, Usaha Negara, Edisi Revisi, PT Raja Grafindo Persada,
atau alat-alat bukti yang diajukan Jakarta, 2007, Hal. 149
422 H. Abdul Khair, dkk.| [Penyelesaian Sengketa TUN melalui Upaya Banding Administratif …]
[JATISWARA
[Vol. 31 No.3, November 2016] Jurnal Ilmu Hukum]

c. Penerbitan keputusan TUN dalam putusan Peratun telah mempunyai


hal gugatan didasarkan pada Pasal kekuatan eksekutabel. Hal ini dikarenakan
3 ayat (10). adanya sanksi berupa dwangsom dan
sanksi administratif serta publikasi
Kewajiban sebagaimana dimaksud
terhadap Badan atau Pejabat TUN
dalam ayat (9) dapat disertai pembebanan
(Tergugat) yang tidak mau melaksanakan
ganti rugi. Dalam hal putusan pengadilan
putusan Peradilan TUN.
sebagaimana dimaksud dalam ayat (8)
menyangkut kepegawaian, maka Proses Penyelesaian Sengketa melalui
disamping kewajiban sebagaimana Upaya Administratif Administrasi.
dimaksud dalam (9) dan ayat (10) dapat Sebagaimana telah diungkapkan
disertai pemberian rehabilitasi.7
pada Bab terdahulu, bahwa bentuk
Bagi pihak yang tidak sependapat penyelesaian sengketa administrasi atau
dengan Putusan PTUN dapat mengajukan sengketa Tata Usaha Negara terdiri dari
upaya hukum banding ke Pengadilan dua cara, Secara Langsung yaitu melalui
Tinggi Tata Usaha Negara (PT.TUN) pengadilan dan Secara Tidak langsung
dalam tenggang waktu 14 hari setelah yaitu melalui upaya administratif.
putusan PTUN diberitahukan secara sah. Mengenai hak gugat yang dimiliki orang
Mengenai pencabutan kembali suatu atau badan hukum perdata diatur dalam
permohonan banding dapat dilakukan Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang nomor
setiap saat sebelum sengketa yang 09 tahun 2004 yang menentukan bahwa:
dimohonkan banding itu diputus oleh “orang atau badan hukum perdata yang
Pengadilan Tinggi TUN. Terhadap putusan merasa kepentingannya dirugikan oleh
pengadilan tingkat Banding dapat suatu Keputusan Tata Usaha Negara, dapat
dilakukan upaya hukum Kasasi ke mengajukan gugatan tertulis kepada
Mahkamah Agung RI. Pemeriksaan Pengadilan yang berwenang, yang berisi
ditingkat Kasasi diatur dalam Pasal 131 tuntutan agar Keputusan Tata Usaha
UU Peratun, yang menyebutkan bahwa Negara yang disengketakan itu dinyatakan
pemeriksaan tingkat terakhir di Pengadilan batal atau tidak sah, dengan atau tanpa
Tinggi Tata Usaha Negara dapat disertai tuntutan ganti rugi dan / atau
dimohonkan pemeriksaan kasasi kepada rehabilitasi.
Mahkamah Agung. Sementara itu apabila Alasan-alasan yang dapat dijadikan
masih ada diantara para pihak masih belum dasar gugatan adalah: (a) Bertentangan
puas terhadap putusan Hakim Mahkamah
dengan peraturan perundang-undangan
Agung pada tingkat Kasasi, maka dapat yang berlaku, dan Bertentangan dengan
ditempuh upaya hukum luar biasa yaitu Azas-Azas Umum Pemerintahan yang
Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung Baik (AAUPB). Adapun yang dimaksud
RI.8 dengan AAUPB meliputi Azas-azas yang
Mengenai mekanisme atau prosedur tercantum dalam UU No 28 tahun 1999
eksekusi ini diatur dalam Pasal 116 s/d 119 tentang penyelenggara negara yang bersih
UU Peratun. Sebagaimana telah dan bebas dari KKN yaitu:
dikemukakan pada bagian sebelumnya, - Azas kepastian hukum
dengan lahirnya UU No. 9 Tahun 2004,
- Azas tertib penyelenggaran negara
7
Yodi Martono Wahyunadi,Makalah dengan - Azas keterbukaan
judul : Prosedur beracara di Tingkat Pengadilan Tata
Usaha Negara , hal.12 - Azas proporsionalitas
8
Subur MS (Hakim Pengadilan Tata Usaha
Negara Semarang), Artikel : Fungsi, Tugas, Wewenang - Azas profesionalitas
Dan Mekanisme Beracara Di Peradilan Tata Usaha
Negara (Peratun), - Azas akuntabilitas
[Penyelesaian Sengketa TUN melalui Upaya Banding Administratif…] | H. Abdul Khair, dkk. 423
[JATISWARA
Jurnal Ilmu Hukum] [Vol. 31 No.3, November 2016]

Tuntutan utama gugatan di peradilan administratif yang ditujukan pada


Tata Usaha Negara adalah pernyataan batal atasan pejabat atau instansi lain dan
atau tidak syah keputusan TUN yang badan/pejabat tata Usaha Negara yang
digugat, meskipun dapat disertai tuntutan mengeluarkan keputusan yang
ganti rugi akan tetapi menurut ketentuan berwenang memeriksa ulang KTUN
Pasal 3 PP No 43 tahun 1991 tentang ganti yang disengketakan (SEMA No.2
rugi dan tata cara pelaksanaannya, Tahun 1991 tanggal 9 Juli 1991).
maksimal hanya lima juta rupiah.9 Dilihat dari Penjelasan Pasal 48 UU
PTUN, terdapat dua kategori
Upaya administratif sebagaimana
lembaga/instansi yang berwenang
dimaksud dalam Pasal 48 Undang-undang
untuk menangani adanya Banding
Nomor 9 Tahun 2004 tentang Perubahan
Administratif yaitu:
atas Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986
Tentang Peradilan Tata Usaha Negara 1. Instansi atasan dari Pejabat yang
(PTUN) merupakan bagian dari suatu mengeluarkan KTUN dan
sistem peradilan administrasi, karena 2. instansi lain yang berwenang.
upaya administratif merupakan kombinasi
atau komponen khusus yang berkenaan Instansi atasan tersebut menunjukkan
dengan PTUN, yang sama-sama berfungsi adanya hubungan heirarkhis baik
untuk mencapai tujuan memelihara secara struktural ataupun koordinatif,
keseimbangan, keserasian dan keselarasan sedangkan instansi lain menunjukkan
antara kepentingan perseorangan dengan tidak adanya hubungan hirarki antara
kepentingan masyarakat atau kepentingan pembuat KTUN dengan instansi lain
umum, sehingga tercipta hubungan rukun tersebut. Sebagai contoh Banding
antara pemerintah dan rakyat dalam Administrasi yang dilakukan oleh
merealisasikan masyarakat adil dan instansi atasan, misalnya Keputusan
makmur berdasarkan Pancasila dan UUD Bupati–Banding Administratifnya ke
1945. Gubernur, Keputusan Menteri
(terhadap kewenangan yang telah
Upaya administratif tersebut ialah didelegasikan) – Banding
suatu prosedur yang dapat ditempuh oleh Administrasinya ke Presiden.
seorang atau badan hukum perdata apabila Sedangkan contoh Banding
ia tidak puas terhadap keputusan TUN
Administrasi yang dilakukan pada
yang dilaksanakan di lingkunagan Instansi lain yang berwenang, misalnya
pemerintahan itu sendiri. Upaya
seorang Pegawai Negeri Sipil yang
administraif sebagaimana diatur dalam dipecat oleh Pejabat Pembina
Undang-Undang Nomor 05 tahun 1986 Kepegawaian karena melanggar PP
terdiri atas dua macam prosedur: Nomor 30 Tahun 1980, dapat
a. Banding Administratif mengajukan Banding Administrasi
kepada Badan Pertimbangan
Ialah penyelesaian sengketa TUN 10
Kepegawaian.
secara administratif yang dilakukan
oleh instansi atasan atau instansi lain b. Keberatan
dari yang mengeluarkan keputusan Ialah penyelesaian sengketa TUN
yang berangkutan. Banding secara administratif yang dilakukan
administratif dilakukan dengan sendiri oleh badan/ pejabat TUN yang
prosedur pengajuan surat banding mengeluarkan keputusan itu. Keberatan
dilakukan dengan prosedur pengajuan
9
Ujang Abdullah, Makalah dengan judul :
Perbuatan Melawan Hukum Oleh Penguasa, Disampaikan
10
dalam Bimbingan Teknis Peradilan Tata Usaha Negara Martitah, Hery Abduh S, Buku Ajar Hukum
Pemerintah Propinsi Lampung, 13-14 Juli 2005, hal.8 Acara PTUN, Hal.37
424 H. Abdul Khair, dkk.| [Penyelesaian Sengketa TUN melalui Upaya Banding Administratif …]
[JATISWARA
[Vol. 31 No.3, November 2016] Jurnal Ilmu Hukum]

surat keberatan yang ditujukan kepada 1) Tidak setiap Keputusan Tata Usaha
badan atau pejabat TUN yang Negara dapat langsung diselesaikan di
mengeluarkan keputuan semula.11 Pengadilan Tata Usaha Negara;
Kriteria untuk membedakan 2) Kewenangan bagi badan atau pejabat
penyelesaian ialah ketentuan dalam TUN untuk menyelesaikan secara
peraturan perundang-undangan yang administratif sengketa TUN tertentu
menjadi dasar dikeluarkannya KTUN atau meliputi dua hal :
tolok ukur yuridis formal. Dari hal itu a) Wewenang itu sifatnya diberikan
dapat diketahui, apakah dapat digunakan kepada Badan atau Pejabat TUN
atau tidak upaya administratif. Kriteria sesuai dengan lingkup tugas Badan
tersebut di atas dapat dilihat dengan
atau pejabat TUN oleh peraturan
mengkaitkan substansi ketentuan Pasal 53 perundang-undangan (jadi
ayat 1 Undang-Undang Nomor 5 tahun wewenang itu baru diperoleh badan
1986 (sebagaimana telah diubah dengan atau pejabat TUN setelah secara
Undang-Undang Nomor 9 tahun 2004) formal diberikan oleh peraturan
dengan Pasal 48 UU Nomor 05 tahun perundang-undangan).
1986. Pasal 48 dapat digunakan sebagai
tolok ukur yuridis manakala terjadi b) Wewenang itu memang sudah ada
sengketa Tata Usaha Negara yang pada badan atau pejabat TUN
menentukan efektivitas gugatan. Sebab, berdasarkan pada peraturan
Pasal 48 ayat (2) menegaskan bahwa upaya perundang-undangan yang berlaku,
administratif yang disediakan oleh Pasal 48 sehingga penggunaan wewenang itu
merupakan syarat imperatif yang wajib hanya tinggal melihat pada
dilalui jika peraturan dasar dan KTUN peraturan perundang-undangan yang
tersebut mengharuskan dilakukannya mengatur masalah tersebut.
upaya administratif. Jadi jika dikaitkan 3) Penyelesaian sengketa TUN oleh badan
dengan obyek sengketa TUN, perlu atau pejabat TUN adalah penyelesaian
dilakukan atau tidaknya upaya sengketa secara administratif sehingga
administratif harus dilihat pada konsideran penilaian dilakukan dengan
yuridis KTUN.12 memperhatikan aspek doelmatiegheid
Sebelum menggunakan ketentuan dan rechtsmatigheid(aspek hukum dan
Pasal 53 ayat 1 untuk menempuh prosedur kebijaksanaannya) atas KTUN itu.
gugatan di PTUN terlebih dahulu harus 4) Penyelesaian melalui upaya
dilihat ketentuan Pasal 48 ayat 1 yang administratif yang tersedia merupakan
menyatakan bahwa dalam hal suatu badan ketentuan yang bersifat imperatif, wajib
atau pejabat tata Usaha Negara diberi harus dilakukan sebelum menggunakan
wewenang oleh atau berdasarkan peraturan upaya melalui Pasal 53. Hal itu
perundang-undangan untuk menyelesaikan berkaitan dengan Pasal 48 ayat 2 yang
secara administratif sengketa TUN menegaskan bahwa pengadilan baru
tertentu, maka sengketa TUN tersebut berwenang memeriksa, memutus dan
harus diselesaikan melalui upaya menyelesaiakan sengketa TUN
administratif yang tersedia. Pasal 48 (1) itu sebagaimana dimaksud dalam ayat 1
dapat diinterpretasikan: jika seluruh upaya administratif yang
bersangkutan telah digunakan. Apabila
11
W.Riawan Tjandra, Hukum Acara Peradilan seluruh prosedur dan kesempatan
Tata Usaha Negara, 2005, Universitas Atmajaya tersebut pada penjelasan ayat 1 telah
Yogyakarta, hal.38-39
12 ditempuh dan pihak yang bersangkutan
W. Riawan Tjandra, Hukum Acara Peradilan
Tata Usaha Negara, 2005, Universitas Atmajaya masih tetap belum merasa puas, barulah
Yogyakarta, hal.37
[Penyelesaian Sengketa TUN melalui Upaya Banding Administratif…] | H. Abdul Khair, dkk. 425
[JATISWARA
Jurnal Ilmu Hukum] [Vol. 31 No.3, November 2016]

persoalannya dapat digugat dan Tata Usaha Negara sebagai Peradilan


diajukan ke pengadilan (penjelasan Tingkat Pertama, tanpa melalui Peradilan
Pasal 48 ayat 2). Tata Usaha Negara.
Undang-Undang menentukan bahwa Berdasarkan ketentuan-ketentuan
atas suatu Keputusan Tata Usaha Negara tersebut maka dapat dibuat bagan “Proses
yang tersedia prosedur upaya administratif, Penyelesaian Upaya Administrasi” sebagai
maka upaya administratif tersebut harus berikut :
dijalankan terlebih dahulu. Bila
hasil upaya dirasa kurang memuaskan
barulah diajukan gugatan Tata Usaha
Negara, langsung ke Pengadilan Tinggi

MA RI

Banding
Administratif
PT.TUN
(Administratief
Beroep)
Sengketa Upaya
Tata Usaha Administratif
Keberatan
Administratif
(Administratief PTUN
Bezwaar)

Berdasarkan uraian tersebut di atas, a. Apabila diselesaikan oleh instansi


maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai atasan Pejabat yang menerbitkan
berikut: Keputusan Tata Usaha Negara
tersebut atau instansi yang lainnya
1. Apakah suatu sengketa Tata Usaha
dari Badan/Pejabat Tata Usaha
Negara harus diselesaikan melalui
Negara yang menerbitkan
upaya administrasi atau tidak, adalah
Keputusan Tata Usaha Negara,
tergantung pada peraturan perundang-
maka penyelesaiannya tersebut
undangan yang menjadi dasar
disebut dengan “BANDING
mengeluarkan keputusan Tata Usaha
ADMINISTRATIF”;
Negara tersebut
b. Apabila diselesaikan instansi atau
2. Istilah upaya administratif hanya ada
Pejabat yang mengeluarkan
dalam Undang-Undang No. 5 tahun
keputusan Tata Usaha Negara
1986 jo Undang-Undang No 9 Tahun
tersebut, penyelesaian tersebut
2004 tentang Peradilan Tata Usaha
disebut dengan “Keberatan”.
Negara, sedangkan peraturan
perundang-undangan memakai istilan 2. Cara pengujian penyelesaian melalui
yang bermacam-macam; upaya administratif adalah dilakukan
secara lengkap dalam arti dari segi
3. Untuk membedakan apakah sengketa
hukum dan kebijaksanaan, sedangkan
harus diselesaikan melalui banding
pengujian di Pengadilan hanya dari segi
administratif atau keberatan dapat
hukumnya saja;
dilihat dari pejabat atau instansi yang
berwenang menyelasaikannya; 3. Dalam hal masih tidak puas terhadap
penyelesaian melalui upaya
426 H. Abdul Khair, dkk.| [Penyelesaian Sengketa TUN melalui Upaya Banding Administratif …]
[JATISWARA
[Vol. 31 No.3, November 2016] Jurnal Ilmu Hukum]

administratif, maka dapat ditempuh hukuman disiplin sedang, dan hukuman


upaya antara lain : disiplin berat. Hukuman Disiplin Ringan
terdiri dari : teguran lisan, teguran tertulis,
a. Setelah melalui upaya administratif
dan pernyataan tidak puas secara tertulis.
maka dapat diajukan gugatan ke
Adapun Hukuman Disiplin Sedang
Pengadilan Tinggi Tata Usaha
meliputi : penundaan kenaikan gaji berkala
Negara sebagai pengadilan tingkat
selama 1 (satu) tahun, penundaan kenaikan
pertama;
pangkat selama 1 (satu) tahun, dan
b. Setelah melalui upaya keberatan, penurunan pangkat setingkat lebih rendah
maka dapat diajukan ke Pengadilan selama 1 (satu) tahun. Sedangkan
Tata Usaha Negara. Hukuman Disiplin Berat terdiri dari :
Prosedur Upaya banding penurunan pangkat setingkat lebih rendah
Administratif. selama 3 (tiga) tahun, pemindahan dalam
rangka penurunan jabatan setingkat lebih
1) Prosedur Upaya Administratif Atas rendah, pembebasan dari jabatan,
Penjatuhan Hukuman Disiplin PNS pemberhentian dengan hormat tidak atas
Sejak ditetapkan Peraturan permintaan sendiri sebagai PNS, dan
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang pemberhentian tidak dengan hormat
Disiplin PNS, membawa konsekuensi sebagai PNS.
banyaknya PNS yang dijatuhkan hukuman Berkaitan dengan penjatuhan
disiplin, karena melanggar kewajiban dan hukuman disiplin kepada PNS yang
larangan. Sebagai gambaran pada Tahun melakukan pelanggaran disiplin, Pasal 32
2011, Pemerintah Provinsi Jawa Barat Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun
telah menjatuhkan hukuman disiplin 2010 tentang Disiplin PNS, mengatur
kepada 36 (tiga puluh enam) PNS, masalah Upaya Administratif.
diantaranya : 5 (lima) PNS diberhentikan Proses Upaya Administratif yang dapat
dengan hormat tidak atas permintaan ditempuh oleh seorang PNS yang telah
sendiri sebagai PNS, dan 7 (tujuh) PNS dijatuhkan hukuman disiplin, dalam
diberhentikan tidak dengan hormat sebagai prakteknya masih banyak PNS yang belum
PNS. Sebagaimana di atur dalam Pasal 3 paham dan mengerti tata cara dan
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun prosedurnya bagaimana.
2010 tentang Disiplin PNS, bahwa ada 17 Beranjak dari permasalahan tersebut di
(tujuh belas) Kewajiban yang harus atas, dalam tulisan ini akan di bahas
dilaksanakan oleh seorang PNS sebagai bagaimana prosedur dan tata cara Upaya
abdi Negara dan abdi masyarakat. Administratif.
Demikian juga berdasarkan Pasal 4
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun II. Prosedur dan Tata Cara Upaya
2010 tentang Disiplin PNS, bahwa seorang Administratif
PNS harus menghindari 15 (lima belas) Berdasarkan Pasal 32 Peraturan
larangan. Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Sebagai konsekuensi akibat Disiplin PNS, bahwa Upaya Administratif
dilanggarnya Pasal 3 dan Pasal 4 Peraturan terdiri dari keberatan dan banding
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang administratif. Keberatan adalah upaya
Disiplin PNS, maka kepada PNS yang administratif yang dapat ditempuh oleh
melakukan pelanggaran disiplin dijatuhkan PNS yang tidak puas terhadap hukuman
hukuman disiplin, sebagaimana di atur disiplin yang dijatuhkan oleh prjabat yang
dalam Pasal 7 Peraturan Pemerintah berwenang menghukum kepada atasan
Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin pejabat yang berwenang menghukum.
PNS, yaitu : hukuman disiplin ringan, Sedangkan Banding Administratif adalah

[Penyelesaian Sengketa TUN melalui Upaya Banding Administratif…] | H. Abdul Khair, dkk. 427
[JATISWARA
Jurnal Ilmu Hukum] [Vol. 31 No.3, November 2016]

upaya administratif yang dapat ditempuh a. Teguran lisan;


oleh PNS yang tidak puas terhadap b. Teguran tertulis;
hukuman disiplin berupa pemberhentian
dengan hormat tidak atas permintaan c. Pernyataan tidak puas secara
sendiri atau pemberhentian tidak dengan tertulis;
hormat sebagai PNS yang dijatuhkan oleh d. Pemindahan dalam rangka
pejabat yang berwenang menghukum penurunan jabatan setingkat lebih
kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian rendah; dan
(BAPEK).
e. Pembebasan dari jabatan.
Hukuman disiplin yang tidak dapat
diajukan Upaya Administratif, terdiri dari : 5. Hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh
Pejabat yang berwenang menghukum,
1. Hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh berupa jenis hukuman ringan, yaitu :
Presiden; tegoran lisan, tegoran tertulis, dan
2. Hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh pernyataan tidak puas secara tertulis.
Pejabat Pembina Kepegawaian, berupa 6. Adapun hukuman disiplin yang dapat
hukuman disiplin : diajukan upaya administratif adalah :
a. Tegoran lisan; 1. Hukuman disiplin yang dijatuhkan
b. Tegoran tertulis; oleh :
c. Pernyataan tidak puas secara a) Pejabat struktural eselon I dan
tertulis; pejabat yang setara kebawah,
untuk jenis hukuman disiplin
d. Penundaan kenaikan gaji berkala sedang berupa : penundaan
selama 1 (satu) tahun; kenaikan gaji berkala selama 1
e. Penundaan kenaikan pangkat (satu) tahun, dan penundaan
selama 1 (satu) tahun; kenaikan pangkat selama 1
(satu) tahun;
f. Penurunan pangkat setingkat lebih
rendah selama 1 (satu) tahun; b) Sekretaris Daerah/pejabat
struktural eselon II Kab/Kota ke
g. Penurunan pangkat setingkat lebih
rendah selama 3 (tiga) tahun; bawah/pejabat yang setara ke
bawah, untuk jenis hukuman
h. Pemindahan dalam rangka disiplin sedang berupa :
penurunan jabatan setingkat lebih penundaan kenaikan gaji
rendah; dan berkala selama 1 (satu) tahun,
i. Pembebasan dari jabatan. dan penundaan kenaikan
pangkat selama 1(satu) tahun;
3. Hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh
Gubernur selaku wakil pemerintah c) Pejabat struktural eselon II ke
berupa jenis hukuman disiplin berat, bawah di lingkungan instansi
yaitu : vertikal dan unit setara dengan
sebutan lain yang atasan
a. Pemindahan dalam rangka langsungnya pejabat structural
penurunan jabatan setingkat lebih eselon I yang bukan PPK, untuk
rendah; dan jenis hukuman disiplin sedang
b. Pembebasan dari jabatan. berupa : penundaan kenaikan
gaji berkala selama 1 (satu)
4. Hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh tahun, dan penundaan kenaikan
Kepala Perwakilan RI berupa hukuman pangkat selama 1 (satu) tahun;
disiplin :
428 H. Abdul Khair, dkk.| [Penyelesaian Sengketa TUN melalui Upaya Banding Administratif …]
[JATISWARA
[Vol. 31 No.3, November 2016] Jurnal Ilmu Hukum]

d) Pejabat struktural eselon II ke (empat belas) hari kalender, terhitung


bawah di lingkungan instansi mulai tanggal yang bersangkutan
vertikal dan kantor perwakilan menerima keputusan hukuman disiplin.
provinsi dan unit setara dengan Keberatan yang diajukan melebihi 14
sebutan lain yang berada di (empat belas) hari kalender tidak dapat
bawah dan bertanggungjawab diterima;
kepada PPK, untuk jenis c. Pejabat yang berwenang menghukum
hukuman disiplin sedang setelah menerima tembusan surat
berupa : penundaan kenaikan keberatan atas keputusan hukuman
gaji berkala selama 1 (satu) disiplin yang telah dijatuhkannya,
tahun, dan penundaan kenaikan harus memberikan tanggapan atas
pangkat selama 1 (satu) tahun. keberatan yang diajukan oleh PNS
e) Pejabat struktural eselon II di yang bersangkutan;
lingkungan instansi vertical dan d. Tanggapan tersebut disampaikan secara
unit setara dengan sebutan lain tertulis kepada pejabat yang berwenang
yang atasan langsungnya menghukum dalam jangka waktu 6
pejabat structural eselon I yang (enam) hari kerja terhitung mulai
bukan PPK dan yang berada di tanggal yang bersangkutan menerima
bawah dan bertanggungjawab tembusan surat keberatan;
kepada PPK, untuk jenis
hukuman disiplin sedang e. Atasan pejabat yang berwenang
berupa penurunan pangkat menghukum wajib mengambil
setingkat lebih rendah selama 1 keputusan atas keberatan yang diajukan
(satu) tahun. oleh PNS yang bersangkutan, dalam
jangka waktu paling lama 21 (dua
2. Hukuman disiplin yang dapat puluh satu) hari kerja terhitung mulai
diajukan banding administratif tanggal atasan pejabat yang berwenang
adalah yang dijatuhkan oleh PPK menghukum menerima surat keberatan;
dan Gubernur sebagai wakil
pemerintah untuk jenis hukuman f. Apabila dalam jangka waktu 6 (enam)
disiplin berat berupa : hari kerja pejabat yang berwenang
pemberhentian dengan hormat tidak menghukum tidak memberikan
atas permintaan sendiri sebagai tanggapan atas keberatan tersebut,
PNS, dan pemberhentian tidak maka atasan pejabat yang berwenang
dengan hormat sebagai PNS. menghukum mengambil keputusan
berdasarkan data yang ada;
2) Prosedur dan Tata Cara Keberatan.
g. Agar lebih obyektif dalam mengambil
Prosedur dan tata cara pengajuan keputusan penjatuhan hukuman
keberatan adalah sebagai berikut: disiplin, atasan pejabat yang
a. Keberatan diajukan secara tertulis berwenang menghukum dapat
kepada atasan pejabat yang berwenang memanggil dan/atau meminta
menghukum dengan memuat alas an keterangan dari pejabat yang
keberatan dan tembusannya berwenang menghukum, PNS yang
disampaikan kepada pejabat yang dijatuhi hukuman disiplin, dan/atau
berwenang menghukum dan pejabat pihak lain yang dianggap perlu;
yang membidangi kepegawaian pada h. Dalam hal atasan pejabat yang
satuan unit kerja; berwenang menghukum memiliki
b. Keberatan tersebut harus sudah keyakinan berdasarkan bukti-bukti
diajukan dalam jangka waktu 14 yang ada, atasan pejabat yang

[Penyelesaian Sengketa TUN melalui Upaya Banding Administratif…] | H. Abdul Khair, dkk. 429
[JATISWARA
Jurnal Ilmu Hukum] [Vol. 31 No.3, November 2016]

berwenang menghukum dapat a. PNS yang dijatuhi hukuman disiplin


memperkuat, memperingan, oleh PPK dan Gubernur berupa :
memperberat, atau membatalkan pemberhentian dengan hormat tidak
hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh atas permintaan sendiri sebagai PNS
pejabat yang berwenang menghukum; dan pemberhentian tidak dengan
hormat sebagai PNS, dapat
i. Penguatan, peringanan, pemberatan,
mengajukan banding administratif
atau pembatalan hukuman disiplin,
kepada BAPEK;
ditetapkan dengan keputusan atasan
pejabat yang berwenang menghukum; b. Tenggang waktu banding administratif
14 hari sejak Keputusan hukuman
j. Keputusan pejabat yang berwenang
disiplin diterima atau sejak tgl
menghukum bersifat final dan
seharusnya ybs datang menerima
mengikat dan wajib dilaksanakan;
Keputusan penjatuhan hukuman
k. Apabila dalam waktu lebih 21 (dua disiplin;
puluh satu) hari kerja atasan pejabat
c. Banding administratif ditujukan kepada
yang berwenang menghukum tidak
BAPEK dan tembusan kepada PPK;
mengambil keputusan atas keberatan,
maka keputusan pejabat yang d. PPK yg menerima tembusan banding
berwenang menghukum batal demi administratif wajib memberi tanggapan
hukum; dalam tempo 21 hari kerja.
l. Keputusan pejabat yang berwenang e. Banding Administratif harus memuat
menghukum yang batal demi hokum alasan dan bukti-bukti alasannya.
diberitahukan oleh pejabat yang f. BAPEK harus mengambil keputusan
membidangi kepegawaian pada satuan dalam tempo 6 bulan.
unit kerja paling rendah pejabat
structural eselon IV dan ditujukan g. Keputusan BAPEK mengikat dan
kepada PNS yang dijatuhi hukuman wajib dilaksanakan.
disiplin; h. PNS yang sedang mengajukan banding
m. Sebelum 21 (dua puluh satu) hari kerja, Administratif gajinya tetap dibayarkan
pejabat yang membidangi kepegawaian sepanjang PNS yang bersangkutan
berkoordinasi dengan atasan pejabat tetap masuk kerja dan melaksanakan
yang berwenang menghukum tentang tugas;
keberatan atas hukuman disiplin; i. Untuk dapat tetap masuk kerja dan
n. Atasan pejabat yang berwenang melaksanakan tugas, PNS yang
menghukum yang tidak mengmbil bersangkutan harus mengajukan
keputusan atas keberatan yang diajukan permohonan izin kepada PPK;
kepadanya lebih dari 21 (dua puluh j. Penentuan dapat atau tidaknya PNS
satu) hari kerja, dijatuhi hukuman tersebut masuk kerja dan melaksanakan
disiplin sesuai peraturan perundang- tugas menjadi kewenangan PPK
undangan setelah dilakukan dengan mempertimbangkan dampak
pemeriksaan. pelanggaran disiplin yang
3) Prosedur dan Tata Cara Banding dilakukannya terhadap lingkungan
Administratif kerja, yang ditetapkan dengan
keputusan;
Adapun proses dan tata cara Banding
Administratif kepada Badan Pertimbangan k. PPK dapat mendelegasikan atau
Kepegawaian (BAPEK) sebagai berikut : memberikan kuasa kepada pejabat lain
dilingkungannya untuk menetapkan

430 H. Abdul Khair, dkk.| [Penyelesaian Sengketa TUN melalui Upaya Banding Administratif …]
[JATISWARA
[Vol. 31 No.3, November 2016] Jurnal Ilmu Hukum]

keputusan dapat atau tidaknya PNS mengatur mengenai upaya administrasi,


tersebut masuk kerja dan melaksanakan oleh karena itu adanya ketentuan Pasal 48
tugas; Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 jo
Undang-Undang No. 9 Tahun 2004 tentang
l. PNS yang sedang mengajukan banding
Peradilan Tata Usaha Negara merupakan
Administratif dan tetap masuk kerja
aspek prosedural yang sangat penting yang
dan melaksanakan tugas, apabila
berkaitan dengan kompetensi atau
melakukan pelanggaran terhadap
wewenang untuk mengadii sengketa Tata
kewajiban dan larangan yang dapat
Usaha Negara.
dikenakan hukuman disiplin, maka
PPK membatalkan keputusan tentang Apabila peraturan dasarnya hanya
izin masuk kerja dan melaksanakan menentukan adanya upaya administratif
tugas bagi PNS yang sedang berupa peninjauan surat keberatan, maka
melakukan banding administratif ke gugatan terhadap Keputusan Tata Usaha
BAPEK, kemudian diikuti dengan Negara yang bersangkutan diajukan
penghentian pembayaran gaji; kepada pengadilan Tata Usaha Negara.
Dan apabila peraturan dasarnya
m. PNS yang mengajukan banding
menentukan adanya upaya adiministratif
administratif kepada BAPEK tidak
berupa surat keberatan dan atau
diberikan kenaikan pangkat, kenaikan
mewajibkan surat banding administratif,
gaji berkala, dan pindah instansi
maka gugatan terhadap Keputusan Tata
sampai dengan ditetapkannya
Usaha Negara yang telah diputus dalam
keputusan yang mempunyai kekuatan
tingkat banding administratif diajukan
hukum tetap.
langsung kepada Pengadilan Tinggi Tata
2. Kelebihan dan kelemahan dalam Usaha Negara dalam tingkat pertama yang
penyelesaian sengketa melalui upaya berwenang.
banding administratif di indonesia.
Ketentuan tersebut sesuai pula
Pengujian (Toetsing) dalam upaya dengan ketentuan yang diatur dalam Pasal
administrasi berbeda dengan pengujian di 48 ayat (2) yang menyatakan “pengadilan
Peradilan Tata Usaha Negara. Di Peradilan baru berwenang memeriksa,
Tata Usaha Negara pengujiannya hanya menyelesaikan sengketa Tata Usaha
dari segi penerapan hukum sebagaimana Negara sebagaimana dimaksud dalam ayat
ditentukan Pasal 53 ayat (2) huruf (a) dan (1) jika seluruh upaya administratif yang
(b) Undang-Undang No. 9 Tahun 2004 bersangkutan telah digunakan “ jo
tentang perubahan atas Undang-Undang ketentuan Pasal 51 ayat (3) ditentukan
No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata bahwa dalam hal suatu sengketa
Usaha Negara, yaitu apakah keputusan dimungkinkan adanya administratif maka
Tata Usaha Negara tersebut diterbitkan gugatan langsung ditujukan kepada
dengan bertentangan dengan peraturan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara
perundang-undangan yang berlaku dan apabila keputusannya merupakan
melanggar Asas-Asas Umum Pemerintah keputusan banding administratif.
Yang Baik (AAUPB). Sedangkan pada
Dengan demikian, berdasarkan
prosedur upaya administrasi, pengujiannya
uraian di atas, maka dapat ditarik benang
dilakukan baik dari segi penerapan hukum
merah Kelebihan dan Kelemahan dalam
maupun dari segi kebijaksanaan oleh
Penyelesaian Sengketa melalui Upaya
instansi yang memutus, sehingga
Banding Administratif di Indonesia antara
pengujiannya dilakukan secara lengkap.
lain:
Tidak semua peraturan dasar
a) Kelebihan Penyelesaian Sengketa
penerbitan Keputusan Tata Usaha Negara
melalui Upaya Banding Administratif.
[Penyelesaian Sengketa TUN melalui Upaya Banding Administratif…] | H. Abdul Khair, dkk. 431
[JATISWARA
Jurnal Ilmu Hukum] [Vol. 31 No.3, November 2016]

1) Penilaian upaya administrasi 3) Ada peluang mengabaikan laporan


dilakukan secara lengkap terhadap atau permohonan banding
suatu Keputusan Tata Usaha administratif seseorang.
Negara baik dari segi Legalitas Apabila disandingkan dengan proses
(Rechtmatigheid) maupun aspek penyelesaian sengketa di PTUN. Maka
Opportunitas (Doelmatigheid). masih terdapat beberapa kelemahan-
2) Para pihak tidak dihadapkan pada kelemahan dalam proses penyelesaian
hasil keputusan menang atau kalah sengketa khususnya dalam hal
(Win or Loose) seperti halnya di pengaturannya dalam peraturan perundang-
lembaga peradilan. undangan antara lain :
3) Pendekatan penyelesaian sengketa a. Dalam Hal Tenggang Waktu pengajuan
dilakukan dengan musyawarah. Gugatan
4) Persidangan yang sederhana dan Tenggang waktu pengajuan gugatan
cepat tidak formalitas seperti di diatur dalam Pasal 55 Undang-undang
PTUN. Nomor 5 Tahun 1986 Tentang
Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN)
5) Tidak perlu membayar uang
dimana : “gugatan dapat diajukan
perkara.
hanya dalam tenggang waktu sembilan
6) Diselesaikan di internal yang puluh hari terhitung sejak saat
bersangkutan lembaga. diterimanya atau diumumkannya
7) Pengajuan banding administrasi Keputusan Badan atau Pejabat Tata
tidak terikat memakai prosedural Usaha Negara. Ketentuan tersebut
beracara seperti di PTUN harus direvisi kembali karena waktu
daluarsanya sangat pendek dan bila
8) Tidak membutuhkan pengacara. dikaitkan dengan upaya administrasi
9) Keputusan sesuai keinginan maka sisa tenggang waktu pengajuan
pemohon. gugatan di pengadilan TUN menjadi
lebih sedikit.
10) Langsung dapat dieksekusi (strong
eksekutorial). b. Dalam Hal Objek Sengketa TUN
b) Kelemahan Penyelesaian Sengketa Objek sengketa TUN terbatas pada
melalui Upaya Banding Administratif. Keputusan tertulis Tata Usaha Negara.
Tindakan-tindakan Badan atau Pejabat
1) Pada tingkat obyektifitas penilaian Tata Usaha Negara di Indonesia yang
karena Badan/Pejabat tata Usaha tanpa Keputusan Tata Usaha Negara
Negara yang menerbitkan Surat tidak menjadi obyek sengketa tata
Keputusan kadang-kadang terkait usaha negara. Pengertian objek
kepentingannya secara langsung sengketa TUN tersebut menyimpang
ataupun tidak langsung sehingga dari pengertian sengketa administrasi
mengurangi penilaian maksimal negara secara luas yang secara teoritis
yang seharusnya ditempuh.1 mencakup seluruh perbuatan hukum
2) Belum ada aturan yang pasti publik. Sengketa administrasi negara
khususnya waktu daluarsa penilaian muncul jikalau seseorang atau badan
atau sidang. hukum perdata merasa dirugikan,
sebagai akibat dikeluarkannya suatu
keputusan. Sebagaimana diketahui
bahwa, pejabat administrasi negara
1 Soemaryono, SH dan Anna Erliyana, SH.,MH,
dalam fungsi menyelenggarakan
Tuntunan Praktek Beracara di Peradilan Tata Usaha
Negara, PT. Pramedya Pustaka, Jakarta, 1999, hal.8. kepentingan umum tidak terlepas dari
432 H. Abdul Khair, dkk.| [Penyelesaian Sengketa TUN melalui Upaya Banding Administratif …]
[JATISWARA
[Vol. 31 No.3, November 2016] Jurnal Ilmu Hukum]

tindakan mengeluarkan keputusan, dipegang oleh Badan/pejabat yang


sehingga tidak menutup kemungkinan bersangkutan maka tergugatnya
pula keputusan tadi menimbulkan adalah badan/pejabat tersebut
kerugian. Selain berbentuk keputusan b) Apabila wewenang atributnya telah
tindakan pejabat tadi dapat berbentuk didelegasikan kepada badan/pejabat
perbuatan materiil sepanjang dalam yang lain, maka tergugatnya adalah
rangka melaksanakan perbuatan hukum badan/pejabat yang menerima
publik. Akan tetapi terhadap pendelegasian wewenang tersebut.
pelanggaran hukum atas perbuatan
hukum publik yang bersifat materiil c) Dalam hal mandat, Tergugatnya
(onrechmatige overheidsdaad) sampai tetap pada pemberi mandat
saat ini penyelesaian sengketanya (mandans) bukan penerima mandat
bukan kewenangan pengadilan (mandataris)
administrasi negara (PTUN), karena Asas tersebut di atas harus dipahami
undang-undang pengadilan dan dimengerti karena masih sering
administrasi negara (PTUN) saat ini terjadi kewenangan badan/pejabat
belum mengadopsi sebagaimana yang telah beralih/dilimpahkan dalam
ada dalam sistem peradilan bentuk delegasi wewenang namun
administrasi negara di Prancis yang yang didudukan sebagai tergugat
menjadi kiblat penyelesaian sengketa maih badan /pejabat yang
administrasi di dunia.[13]2 melimpahkan/mendelegasikanwewe
c. Perihal yang didudukkan sebagai nang, bukan yang menerima
Tergugat delegasi wewenang.3
Berdasarkan Pasal 1 ayat (12) Undang- d. Pelaksanaan eksekusi pengadilan
Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang administrasi negara (PTUN)
Perubahan Kedua atas Undang-Undang sebagaimana diatur dalam Pasal 116
Nomor 05 Tahun 1986 tentang UU No.5 Tahun 1986 Jo UU No.9
Peradilan Tata Usaha Negara Tahun 2004 belum ditindak lanjuti oleh
menyatakan bahwa : Tergugat adalah peraturan pelaksana sehingga tidak ada
pejabat tata usaha negara yang kejelasan mengenai prosedur dan
mengeluarkan keputuan berdasarkan penerapan hukuman administrasi
wewenang yang ada padanya atau yang negaranya.
dilimpahkan kepadanya yang digugat e. Banyaknya dibentuk lembaga-lembaga
oleh orang atau badan hukum. peradilan khusus akan tetapi wewenang
Berdasarkan ketentuan Pasal tersebut didalamnya ada yang meliputi
di atas maka badan atau pejabat tata penyelesaian sengketa administrasi
usaha negara yang secara atributif sehingga menjadi overlap dengan
diberi wewenang oleh undang-undang wewenang pengadilan administrasi
untuk mengeluarkan keputusan TUN, negara (PTUN), seperti : penyelesaian
atau yang oleh undang-undang ia sengketa perburuhan yang berkaitan
mendapat limpahan wewenang dengan keputusan depnakertrans,
(delegasi) untuk mengeluarkan sengketa HAKI yang bersifat
keputusan TUN. Konsekuensi Hukum
dari Pasal tersebut adalah : 3 Paulus Effendi Lotulung (Tuada Uldiltun

a) Apabila wewenang atributnya masih Mahkamah Agung RI), Meningkatkan Kualitas Peradilan
TUN dengan Persamaan Persepsi dalam Penerapan
Hukum,Paparan Ketua Muda Mahkamah Agung RI
Urusan Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara dalam
2
http://piksi-unnes.com/ptun- Rapat Kerja Nasional di Palembang tanggal 06-10
semarang/artikel.html diakses tanggal 14 Januari 2012 Oktober 2009,Hal.5
[Penyelesaian Sengketa TUN melalui Upaya Banding Administratif…] | H. Abdul Khair, dkk. 433
[JATISWARA
Jurnal Ilmu Hukum] [Vol. 31 No.3, November 2016]

administratif, sengketa pajak, dan lain- Tahun 1991 tanggal 9 Juli 1991).
lain.4 Dilihat dari Penjelasan Pasal 48 UU
PTUN, terdapat dua kategori
f. Ganti rugi dalam sengketa TUN karena
lembaga/instansi yang berwenang
terdapat kerugian materiil yang diderita
untuk menangani adanya Banding
oleh penggugat hanya didasarkan pada
Administratif yaitu:
kerugian yang sifatnya materiil.
Menurut Peraturan Pemerintah No 43 1. Instansi atasan dari Pejabat yang
tahun 1991, besarnya ganti rugi adalah mengeluarkan KTUN dan
minimal sejumlah Rp 250.000,- (dua 2. instansi lain yang berwenang.
ratus lima puluh ribu Rupiah) dan
maksimal sejumlah Rp 5.000.000 3. Kelebihan dan Kelemahan dalam
(Lima Juta Rupiah). Permasalahan Penyelesaian Sengketa melalui Upaya
dalam pelaksanaan pemberian ganti Banding Administratif di Indonesia
rugi adalah lama dan rumitnya adalah:
prosedur yang harus ditempuh oleh a. Kelebihan Penyelesaian Sengketa
Penggugat, disisi lain jumlah ganti rugi melalui Upaya Banding
yang diterima belum sesuai dengan Administratif.
kerugian yang diderita. Masalah lain
dalam pemberian ganti rugi bagi 1) Penilaian upaya administrasi
Penggugat adalah, secara hukum tidak dilakukan secara lengkap
dapat dipastikan waktunya kapan. terhadap suatu Keputusan Tata
Usaha Negara baik dari segi
C. PENUTUP Legalitas (Rechtmatigheid)
maupun aspek Opportunitas
1. Kesimpulan (Doelmatigheid).
Dari pembahasan tersebut di atas 2) Para pihak tidak dihadapkan
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: pada hasil keputusan menang
atau kalah (Win or Loose)
1. Proses penyelesaian sengketa KTUN
seperti halnya di lembaga
melalui Upaya Banding Administrasi
peradilan.
menurut Undang-Undang Nomor 51
Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua 3) Pendekatan penyelesaian
atas Undang-Undang Nomor 05 Tahun sengketa dilakukan dengan
1986 tentang Peradilan Tata Usaha musyawarah.
Negara ialah penyelesaian sengketa 4) Persidangan yang sederhana
TUN secara administratif yang dan cepat tidak formalitas
dilakukan oleh instansi atasan atau seperti di PTUN.
instansi lain dari yang mengeluarkan
keputusan yang bersangkutan. Banding 5) Tidak perlu membayar uang
administratif dilakukan dengan perkara.
prosedur pengajuan surat banding 6) Diselesaikan di internal yang
administratif yang ditujukan pada bersangkutan lembaga.
atasan pejabat atau instansi lain dan
badan/pejabat tata Usaha Negara yang 7) Pengajuan banding administrasi
mengeluarkan keputusan yang tidak terikat memakai
berwenang memeriksa ulang KTUN prosedural beracara seperti di
yang disengketakan (SEMA No.2 PTUN
8) Tidak membutuhkan pengacara.
4 http://piksi-unnes.com/ptun-
semarang/artikel.html diakses tanggal 14 Januari 2012
434 H. Abdul Khair, dkk.| [Penyelesaian Sengketa TUN melalui Upaya Banding Administratif …]
[JATISWARA
[Vol. 31 No.3, November 2016] Jurnal Ilmu Hukum]

9) Keputusan sesuai keinginan bidang sengketa banding


pemohon. administrasi agar dapat terlaksana
dengan baik.
10) Langsung dapat dieksekusi
(strong eksekutorial). 3. Perlu ada sosialisasi berkaitan
dengan adanya upaya penyelesaian
b. Kelemahan Penyelesaian Sengketa
sengketa Keputusan Tata Usaha
melalui Upaya Banding
Negara melalui upaya banding
Administratif.
administratif. agar wawasan,
1) Pada tingkat obyektifitas pengetahuan dan pemahaman para
penilaian karena Badan/Pejabat pejabat administrasi menjadi
tata Usaha Negara yang semakin meningkat, serta tidak
menerbitkan Surat Keputusan terjadi lagi penolakan pengajuan
kadang-kadang terkait upaya banding Administratif.
kepentingannya secara
langsung ataupun tidak
langsung sehingga mengurangi DAFTAR PUSTAKA
penilaian maksimal yang
seharusnya ditempuh.5
A. Buku-Buku Literatur
2) Belum ada aturan yang pasti
khususnya waktu daluarsa Ali Achmad, Pintar Berbahasa, Thn
penilaian atau sidang. 2003
3) Ada peluang mengabaikan Bachsan Mustafa, Pokok-Pokok Hukum
laporan atau permohonan Administrasi Negara, PT. Citra
banding administratif Aditya Bakti, Bandung, 1990.
seseorang. Indroharto, Usaha Memahami Undang-
2. Saran Undang Tentang Peradilan
Tata Usaha Negara, Buku II,
1. Perlu dibentuk peraturan yang pasti Pustaka Sinar Harapan, Jakarta,
dan jelas tentang prosedur dan tata 2003.
cara pengajuan sengketa banding
Administratif supaya setiap instansi Ispriyarso, Hubungan Fungsional
dapat menjalankan proses Antara Kedaulatan Rakyat dan
penyelesaian sengketa Keputusan Kedaulatan Hukum Terhadap
Tata Usaha Negara melalui upaya Perkembangan Hukum
banding administratif dan dapat Administrasi Negara dalam S.F
menerapkan salah satu jalan Marbun dkk., Dimensi-Dimensi
penyelesaian sengketa Pemikiran Hukum Administrasi
Administratif selain melalui Negara, UII Press, Yogyakarta,
pengajuan keberatan di PTUN 2004.
dengan jelas dan pasti serta dapat Martiman Prodjohamidjojo, Hukum
menutupi kelemahan upaya Acara Peradilan Tata Usaha
Administratif tersebut. Negara dan UU PTUN
2. Perlu dibentuk tim khusus pada 2004, Ghalia Indonesia, Bogor,
tiap-tiap instansi yang bertindak 2005.
sebagai hakim administrasi dalam Martitah, Hery Abduh S, Buku Ajar
Hukum Acara PTUN.
5 Soemaryono dan Anna Erliyana, Tuntunan
Praktek Beracara di Peradilan Tata Usaha Negara, PT.
Pramedya Pustaka, Jakarta, 1999, hal.8.
[Penyelesaian Sengketa TUN melalui Upaya Banding Administratif…] | H. Abdul Khair, dkk. 435
[JATISWARA
Jurnal Ilmu Hukum] [Vol. 31 No.3, November 2016]

Nike K. Rumokoy, Peran P.TUN dalam Bimbingan Teknis


dalam Penyelesaian Sengketa Peradilan Tata Usaha Negara
Tata Usaha Negara, Pemerintah Propinsi Lampung,
Vol.XX/No.2/Januari- 13-14 Juli 2005.
Maret/2012(Edisi Khusus). W. Riawan Tjandra, Hukum Acara
Paulus Effendi Lotulung (Tuada Peradilan Tata Usaha
Uldiltun Mahkamah Agung Negara, 2005, Universitas
RI), Meningkatkan Kualitas Atmajaya Yogyakarta.
Peradilan TUN dengan Winardi, Buku Bahasa Indonesia, Thn
Persamaan Persepsi dalam 2000
Penerapan Hukum,Paparan
Ketua Muda Mahkamah Agung Yodi Martono Wahyunadi,Makalah
RI Urusan Lingkungan dengan judul : Prosedur
Peradilan Tata Usaha Negara beracara di Tingkat Pengadilan
dalam Rapat Kerja Nasional di Tata Usaha Negara.
Palembang tanggal 06-10 Zairin Harahap. Hukum Acara
Oktober 2009. Peradilan Tata Usaha
Philippus M. Hadjon dkk, Pengantar Negara, Edisi Revisi, PT Raja
Hukum Administrasi Negara, Grafindo Persada, Jakarta,
Gajah Mada University Press, 2007.
Yogyakarta, 2001.
Philipus M. Hadjon, Pelaksanaan B. Peraturan Perundang-Undangan
Otonomi Daerah Berkaitan
dengan Perijinan yang Rawan Undang-Undang Dasar Negara RI
Gugatan, Makalah Temu Ilmiah Tahun 1945
HUT PERATUN XIII, Medan, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986
2004. Tentang Peradilan Tata Usaha Negara
Soemaryono dan Anna Erliyana C. Internet
Tuntunan Praktek Beracara di
Peradilan Tata Usaha Negara, http://freeblogpanen.blogspot.co.id/201
PT. Pramedya Pustaka, Jakarta, 0/03/hukum-ptun.html
1999. http://lawandbeauty.blogspot.co.id/201
Subur MS (Hakim Pengadilan Tata 3/07/proses-penyelesaian-
Usaha Negara Semarang), sengketa-tata-usaha.html
Artikel: Fungsi, Tugas, http://piksi-unnes.com/ptun-
Wewenang Dan Mekanisme semarang/artikel.html diakses
Beracara Di Peradilan Tata tanggal 14 Januari 2012
Usaha Negara (Peratun),
Ujang Abdullah, Disampaikan Dalam
“Diklat Calon Hakim Angkatan
Iv Mahkamah Agung Ri Tahun
2009”, Di Pusdiklat Ma Ri,
Ciawi, Bogor, Tanggal 7 Juli
2009.
Ujang Abdullah, Makalah dengan judul
: Perbuatan Melawan Hukum
Oleh Penguasa, Disampaikan
436 H. Abdul Khair, dkk.| [Penyelesaian Sengketa TUN melalui Upaya Banding Administratif …]

Anda mungkin juga menyukai