Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan industri yang pesat dewasa ini tidak lain karena penerapan
kemajuan teknologi oleh manusia untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih
baik, namum di sisi lain dapat menimbulkan dampak yang justru merugikan
kelangsungan hidup manusia. Dampak tersebut harus dicegah karena
keseimbangan lingkungan dapat terganggu oleh kegiatan industri dan teknologi
tersebut. Jika keseimbangan lingkungan terganggu maka kualitas lingkungan juga
berubah. Padahal kenyamanan hidup banyak ditentukan oleh daya dukung alam
atau kualitas lingkungan yang mendukung kelangsungan hidup manusia.
Buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun
domestik atau rumah tangga disebut limbah. Dimana masyarakat bermukim,
disanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Limbah tersebut dapat berupa
sampah, air kakus atau biasa disebut black water, dan air buangan dari berbagai
aktivitas domestik lainnya disebut juga grey water. Kotoran hewan baik berupa
hewan liar maupun hewan peternakan juga akan menghasilkan limbah. Sampah
organik yang dihasilkan dari limbah rumah tangga dapat diolah lebih lanjut
menjadi kompos. Sedangkan kotoran hewan dapat dijadikan bahan baku biogas
sebagai bahan bakar.
Air yang dihasilkan dari proses produksi suatu industri juga dapat
dilakukan pengolahan lebih lanjut agar cemaran yang dihasilkanpun dapat
diminimalisir. Pengolahan air limbah pada indstri khususnya industri makanan
masih bisa diolah menjadi air bersih yang dapat digunakan sebagai air permukaan
yakni air untuk kakus apabila telah memenuhi persyaratan yang ditentukan. Oleh
karena itu perlu dilakukan pembelajaran lebih lanjut terhadap mahasiswa dalam
mengolah secara sederhana air limbah menjadi air bersih.
OD (Optical Density)

Persiapan sampel

Persiapan kuvet spektrofotometri

Tuangkan sampel ke kuvet

Atur λ = 600nm

Catat hasilnya
TS (Total Solid)

Disiapkan 2 cawan kosong

Di oven 1050

+ 20 mL infulent
+ 20 ml effluent

Dipanaskan dipenangas listrik


Hingga air menguap semua
Dioven selama 3 jam
Hingga air menguap
semua
Didinginkan dengan desikator
Hingga air menguap semua
Ditimbang dan dicatat
Hingga air menguap
semua

2.2.5 TSS (Total Suspensed Solid)

Timbang kertas saring

Diletakkan kedalam corong gelas

Disaring 50 ml effluent

Di oven kertas saring

Didinginkan dengan desikator

Ditimbang dan dicatat


BOD (Biological Oksigen Demand)
Pengenceran 10x (influent & effluent)

DO0 & 5:
+ air aerasi hingga penuh + 12 mL MnSO4 Tabung
ditutup
+ 2 mL KI

12 mL sampel
(Botol Winkler) + 2 ml H2SO4

+ indikator kanji 2-3 tetes Dipipet 10 ml


Dititrasi dengan tiosulfat
hingga warna biru hilang

COD (Chemical Oksigen Demand)


Pengenceran 100x (influent & effluent)
0.1 mL sampel 9.9 mL aquades

Dipipet 2 mL sampel setelah diencerkan

+ 1.5mL K2Cr2O7
+ 3.5 asam COD
COD atau Chemical Oksigen Demand adalah jumlah oksigen yang
dibutuhkan untuk mengoksidasi semua bahan kimia yang dapat dioksidasi
didalam air. Dengan kata lain semakin tinggi jumlah bahan organik dalam limbah
maka semakin besar pula nilai BOD dan COD sebab kebutuhan akan oksigen
untuk menguraikan bahan organik tersebut semakin tinggi.
Pada pengukuran COD yang dilakukan pada praktikum menunjukkan
bahwa pada kelompok air bersih, air keran memilik nilai COD yang lebih besar
dari nilai COD air bersih lainnya, dan untuk air kotor atau air limbah, air yang
memiliki nilai COD tertinggi adalah air sungai pada pengenceran 102 ( 100 x).
Semakin besar COD maka kandungan oksigen banyak karena COD merupakan
jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk menguraikan komponen organik di
sampel. Semakin banyak komponen organik maka semakin tinggi COD. Dan
semakin tinggi COD maka semakin baik. Ditandai banyaknya zat kimia yang
menggunakan oksigen untuk meguraikan suatu senyawa kimia yang terdapat
dalam sampel air limbah tersebut.

Penurunan kadar BOD maupun COD lebih efektif apabila memiliki pH


yang mendekati basa (bernilai 8 atau 9). Hal ini dikarenakan semakin tinggi pH
air limbah, maka ion OH- radikal yang terbentuk semakin banyak, sehingga akan
lebih efektif dalam oksidasi zat organik yang terkandung didalam air limbah
tersebut. Pada pH > 7 ion OH yang ada dapat membentuk radikal bebas HO 2 dan
HO untuk mengoksidasi senyawa organic (Arsawan, 2007). Adapun reaksi
lengkap ozon dalam air adalah sebagai berikut :
O3 + H2O → HO+ + OH- .................................(1)
HO+ + OH- → 2HO2 .......................................(2)
O3 + HO2 → HO + 2O2 .................................. (3)
HO + HO2→ H2O + O2 ...................................(4)

Anda mungkin juga menyukai