Dasar dari kepemimpinan strategis adalah kemampuan untuk dapat
mendefinisikan dan memahami kepentingan nasional, dimana sebuah negara juga harus memiliki pemahaman yang jernih mengenai tantangan dan peluang di sekitarnya. Sebuah negara juga harus memiliki kemampuan untuk mentransformasi tatanan yang sedang dihadapi untuk sesuai dengan kepentingan nasional negara yang secara otomatis membutuhkan keteguhan dan kesabaran. Terkadang pandangan yang harus dihadapi sangatlah bertolak belakang dengan apa yang kita miliki, sehingga Indonesia harus mampu dengan kepercayan dirinya dalam meyakinkan negara lain untuk mengikuti kepentingan nasional yang kita miliki. Telah terdapat sebuah perubahan strategis, sebuah dnamika yang terjadi di antara negara-negara di kawasan Asia Tenggara, dari yang sebelumnya adalah trust deficit menjadi strategic trust yang terjalin dalam regional asia tenggara. Perubahan tersebut nyatanya banyak ditentukan oleh Indonesia selaku dynamic changer, dimana Indonesia secara antisipatif telah menjadi pembuka jalan di dunia, contohnya adalah untuk hubungan antara ASEAN dan non-ASEAN serta perjuangan untuk menentang kolonialisme. Indonesia menggunakan kepemimpinan strategisnya untuk memahami perubahan internasional dan membentuk sebuah persatuan dengan penggunaan diplomasi dan bukan melalui penggunaan kekuatan yang koersif.