Insomnia bisa menjadi masalah utama atau bisa juga terkait dengan kondisi lain, .
Insomnia dapat disebabkan oleh faktor fisik maupun faktor psikologis, Seringkali terdapat
kondisi medis yang mendasari penyebab insomnia kronis, dan juga dapat di pengaruhi oleh
peristiwa atau kejadian baru-baru ini.
Gangguan pada ritme sirkadian: jet lag, perubahan shift kerja, ketinggian, kebisingan,
panas atau dingin.
Masalah psikologis: orang dengan gangguan mood, seperti gangguan bipolar atau
depresi, serta gangguan kecemasan atau gangguan psikotik lebih cenderung mengalami
insomnia.
Kondisi medis: tumor dan lesi otak, stroke, nyeri kronis, sindrom kelelahan kronis, gagal
jantung kongestif, angina, penyakit paru obstruktif kronik, asma, apnea tidur, penyakit
Parkinson dan Alzheimer, hipertiroidisme, artritis, Hidung / sinus alergi, Masalah
gastrointestinal seperti refluks (GERD).
Hormon: estrogen, perubahan hormon selama menstruasi
Faktor lain: tidur di samping pasangan yang mendengkur, parasit, kondisi genetik,
pikiran yang terlalu aktif, dan kehamilan.
Insomnia kronis juga dapat dikaitkan dengan kondisi medis atau penggunaan obat-obatan
tertentu. Mengobati kondisi medis dapat membantu meningkatkan kualitas tidur, tetapi
insomnia dapat bertahan setelah kondisi medis membaik
Onset tidur insomnia adalah kesulitan untuk tertidur di awal malam. Gangguan fase
tidur yang tertunda dapat salah didiagnosis sebagai insomnia, karena onset tidur tertunda
terlalu lama dari biasanya sementara kebangkitan meluas hingga siang hari. Pasien yang
mengalami kesulitan tidur juga sering terbangun di malam hari dengan kesulitan untuk kembali
tidur. Dua pertiga dari pasien ini terbangun di tengah malam, dengan lebih dari setengahnya
mengalami kesulitan untuk kembali tidur setelah bangun tengah malam. Bangun pagi adalah
kebangkitan yang terjadi lebih awal (lebih dari 30 menit) dari yang diinginkan dengan
ketidakmampuan untuk kembali tidur, dan sebelum total waktu tidur mencapai 6,5 jam.
Bangun pagi sering merupakan ciri depresi.