Anda di halaman 1dari 3

NAMA : FIFI DEVIANTI

KELAS : 2B-RMIK

NIM : E712011037

Resume

B. SEJARAH PERKEMBANGAN HAK ASASI MANUSIA

Sejarah Pengakuan Hak Asasi Manusia

Latar belakang sejarah hak asasi manusia, pada hakikatnya muncul karena inisiatif
manusia terhadap harga diri dan martabatnya, sebagai akibat tindakan sewewenang – wenang
dari penguasa, penjajahan, perbudakan, pketidakadilan, dan kezaliman (tirani).

a) Perkembangan Hak Asasi Manusia pada Masa Sejarah


b) perkembangan Hak Asasi Manusia di Inggris
c) perkembangan Hak Asasi Manusia di Amerika Serikat
d) perkembangan Hak Asasi Manusia di Perancis

C. HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

1. Pengakuan Bangsa Indonesia Akan Hak Asasi Manusia


Pengakuan akan hak asasi manusia di Indonesia telah tercantum dalam UUD
1945 yang sebenarnya lebih dahulu ada disbanding ddengan Deklarasi Universal PBB
uang lahir pada 10 Desember 1984. berikut ini pengakuan akan hak asasi manusia
dalam UUD 1945 dan peraturan perundang- undangan lainnya.
a) Pembukaan UUD 1945 Alinea Pertama
b) Pembukaan UUD 1945 Alinea Keempat
c) Batang Tubuh UUD 1945
d) Peraturan Perundang – undangan
2. Penegakan Hak Asasi Manusia
Dalam rangka memberikanjaminan perlindungan terhadap HAM, di samping dibentk
aturan-aturan hukum, juga dibentuk kelembagaan yang menangani masalah yang
berkaitan dengan penegakkan HAM antara lain :
a) Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KomNas HAM) dibentuk berdasar
Keppres No. 50 Tahun 1993 pada tanggal 7 Juni 1993 yang kemudian
dikukuhkan lagi melalui Undang – Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia.
b) Pengadilan HAM dibentuk berdasarkan Undang – undang No. 26 Tahun 2000
tentang Pengadilan hak asasi manusia.
c) Pengadilan HAM Ad Hoc dibentuk atas usuldari DPR berdasarkan peristiwa
tertentu dengan keputusan presiden untuk memeriksa dan memutuskan perkara
pelanggaran hak asasi manusia yang berat yang terjadi sebelum
diundangkannya Undang-Undang No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan hak
asasi manusia
d) Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR). Undang-Undang No. 26 Tahun
2000 memberikan alternative bahwa penyelesaian pelanggaran HAM berat
dapat dilakukan di luar pengadilan HAM, yaitu melalui Komisi Kebenaran
dan Rekonsiliasi yang dibentuk berdasarkan undang-undang, yakni Undang-
Undang No. 27 Tahun 2004 tentang Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi.
Namun dalam perkembangannya, undang undang ini di cabut dan
dikanyatakan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat oleh Mahkamah
Konstitusi ( MK ).

Partisipasi masyarakat tersebut tertuang dalam Bab VIII Undang-Undang No. 39


tahun 1999 tentang HAM

Pasal 100→ Setiap orang, kelompok, organisasi politik, organisasi masyarakat,


lembaga swadaya masyarakat, atau lembaga kemasyarakatan lainnya, berhak
berpartisipasi dalam perlindungan, penegakan, dan pemajuan hak asasi manusia.

Pasal 101→ Setiap orang,kelompok, organisasi politik, organisasi masyarakat,


lembaga swadaya masyarakat, atau lembaga kemasyarakatan lainnya, berhak
menyampaikan laporan atas terjadinya pelanggaran hak asasi manusia kepada
Komnas KAM atau lembaga lain yang berwenang dalam rangka perlindungan,
penegakkan dan pemajuan hak asasi manusia.

Pasal 102→ Setiap orang,kelompok, organisasi politik, organisasi masyarakat,


lembaga swadaya masyarakat, atau lembaga kemasyarakatan lainnya, berhak untuk
mengajukan usulan mengenai perumusan dan kebijakan yang berkaitan dengan hak
asasi manusia kepada Komnas HAM atau lembaga lainnya.
Pasal 101→ Setiap orang,kelompok, organisasi politik, organisasi masyarakat,
lembaga swadaya masyarakat, perguruan tinggi, lembaga studi, atau lembaga
kemasyarakatan lainnya, baik secara sendiri-sendiri maupun bekerja sama dengan
Komnas HAM dapat melakukan penelitian, pendidikan, dan penyebarluasan informasi
mengenai hak asasi manusia

Beberapa contoh lembaga swadaya masyarakat (LSM) :

a. Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan


( KONTRAS )
b. Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia ( YLBHI )
c. Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat ( ELSAM )
d. Human Right Watch ( HRW )

3. Hubungan Hak Asasi Manusia dengan Demokrasi


Ada keterkaitan erat antara demokrasi dengan hak asasi manusia. Berdasar
konteks sejarah, pada dasarnya oerjuangan mewujudkandemokrasi juga merupakan
sejarah perjuangan menegakkan hak asasi manusia di dunia. Unsur pokok dalam
pemerintahan demokrasi ada dua, yaitu :
 pengakuan atas hak asasi manusia, dan
 partisipasi rakyat dalam pemerintahan.

Adanya isu dan gerakan global demokrasi, serta HAM pada negara-Negara di dunia
berimplikasi dengan berikut.

a) Keinginan dari masing-masing Negara untuk dikatakan sebagai Negara


demokrasi dengan cara menyusun pemerintahan demokrasi dan meratifikasi
berbagai konvensi internasional tentang HAM.
b) HAM dan demokrasimenjadi semacam persyaratan bagi Negara-Negara dalam
menjalin hubungan internasional maupun dalam hal bantuan internasional.
c) Pelanggaran atas demokrasi dan HAM di suatu wilayah sudah bukan lagi
merupakan urusan intern Negara yang bersangkutan

Anda mungkin juga menyukai