Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1. Puskesmas

Puskesmas dapat diartikan sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan

preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya

di wilayah kerjanya (Permenkes RI, 2014).

Puskesmas sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan terdepan memiliki

arti penting dalam membantu mempercepat tercapainya misi Indonesia sehat

2025. Puskesmas juga sebagai ujung tombak sektor kesehatan, di harapkan

mampu mengutamakan kegiatan promotif dan preventif. Puskesmas

melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan penyuluhan dan

kegiatan pencegahan penyakit, namun juga melaksanakan tindakan yang lebih

nyata dengan mewujudkan puskesmas terpadu (Hadi, 2019)

2. 2. Standar Pelayanan Puskesmas

Ketenagaan merupakan bagian penting yang perlu mendapat perhatian

khusus dalam meningkatkan pelayanan, khususnya pelayanan di Pusat Kesehatan

Masyarakat (Puskesmas) demi meningkatkan pelayanan di Puskesmas. Jumlah

tenaga kesehatan yang ada di puskesmas per 100.000 penduduk untuk mencapai

sasaran Indonesia sehat 2025 adalah Dokter Umum 45, Dokter Gigi 13, Perawat

5
6

180, Bidan 10, Apoteker 10, SKM 15,Sanitarian 18 , dan Ahli Gizi 14. (Peraturan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2015).

2. 3. Fungsi Puskesmas

Adapun fungsi-fungsi puskesmas, adalah sebagai berikut :

a. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan

Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau

penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia

usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan

kesehatan. Di samping itu Puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak

kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah

kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan

puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan

penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan

(Akbar, 2019).

b. Pusat Pemberdayaan Masyarakat

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat,

keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesasaran, kemauan dan

kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan

aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber

pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau

pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan

masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi,

khususnya sosial budaya masyarakat setempat (Akbar, 2019)..


7

c. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama

Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan

tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan

kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab Puskesmas meliputi :

1. Pelayanan Kesehatan Perorangan

Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat

pribadi (private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan

pemulihan kesehatan perorangan tanpa mengabaikan pemeliharaan

kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah

rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap

(Akbar, 2019).

2. Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat

publik (public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan

kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan

penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat

tersebut antara lain adalah promosi kesehatan, pemberantasan penyakit,

penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga,

keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program

kesehatan masyarakat lainnya (Akbar, 2019).

2. 4. Visi Misi Puskesmas

Visi Puskesmas ialah tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya

Indonesia sehat. Kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa


8

depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang

hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk

menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta

memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Sedangkan misi puskesmas

mendukung misi pembangunan kesehatan yaitu :

a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah

kerjanya.

b. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di

wilayah kerjanya.

c. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan

pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.

d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan

masyarakat beserta lingkungannya.

(Sumampaouw dan Roebijoso, 2017)

2. 5. Tugas Pokok Puskesmas

2.5.1. Upaya Kesehatan Wajib

2.5.1.1. Upaya Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan adalah ilmu dan seni membantu masyarakat

menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal. Kesehatan yang optimal

didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial, spritual, dan

intelektual. Ini bukan sekedar pengubahan gaya hidup saja, namun behubungan

dengan perubahan lingkungan yang diharapakan dapat lebih mendukung dalam

membuat keputusan yang sehat. Pengubahan gaya hidup dapat difasilitasi melalui
9

penggabungan menciptakan lingkungan yang mendukung, mengubah perilaku,

dan meningkatkan kesadaran (Agustini, 2014).

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah suatu upaya menciptakan

kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan membuka

jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan udukasi untuk

meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan melalui tiga peningkatan, yaitu:

(Depkes, 2005)

1. Pemberdayaan masyarakat (empowerment) yaitu proses pemberian informasi

secara terus menerus dan berkesinambung mengikuti perkembangan sasaran,

serta proses membantu sasaran agar sasaran tersebut berubah dari tidak tau

menjadi tau atau sadar (aspek knowladge) dari tau menjadi tau (aspek

attittude) dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang di

perkenalkan (aspek practice).

2. Bina suasana, adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong

individu, anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang di

perkenalkan.

3. Advokasi, adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk

mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait

(stakeholders) melakukan atau berperilaku bersih dan sehat.

Pelaksanaan PHBS adalah mewujudkan keberdayaan masyarakat yang

sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS.


10

2.5.1.2.Kesehatan Lingkungan

Program kesehatan lingkungan yaitu sebagai program pendukung

pelayanan preventif. Kesehatan lingkungan memegang peran penting dalam upaya

pencegahan (preventif) terhadap penyakit. Tujuan dari program ini antara lain

upaya untuk meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan pemukiman melalui

upaya sanitasi, pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum untuk terciptanya

lingkungan yang sehat, bersih, indah serta tidak memberikan pengaruh yang buruk

terhadap kesehatan masyarakat. Sanitasi dasar meliputi sumber air bersih, jamban,

tempah sampah, SPAL dan rumah sakit. (Kemenkes, 2020)

2.5.1.3. Kesehatan Ibu, Anak, Dan Keluarga Berencana

Pelayanan kesehatan ibu dan anak adalah upaya kesehatan yang

menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, bayi dan anak

balita serta anak prasekolah.Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan

ibu (pengetahuan, sikap dan perilaku) dalam mengatasi kesehatan diri dan

keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat guna dalam upaya pembinaan

kesehatan keluarga, desa wisma, penyelenggaraan posyandu dan sebagainya.

Menurut Permenkes RI No. 43 Tahun 2016, Capaian kinerja Pemerintah Daerah

Kabupaten / Kota dalam Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil, Ibu Bersalin, Bayi Baru

Lahir, Balita pada Anak usia 11-59 bulan adalah 100 persen. (Kemenkes RI,

2021).

2.5.1.4. Usaha Peningkatan Gizi Masyarakat

Program perbaikan gizi keluarga bertujuan untuk menurunkan angka

penyakit gizi kurang yang umunya banyak diderita oleh masyarakat yang
11

berpenghasilan rendah, baik disuatu pedesaan maupun diperkotaan terutama pada

anak balita dan wanita. Melalui program gizi ini dilakukan beberapa usaha yang

antara lain melalui perbaikan pada konsumsi pangan yang makin beraneka ragam,

seimbang dan bermutu gizi. Yang termasuk dalam kegiatan peningkatan gizi

adalah SKDN, gizi buruk, PSG ( Bumil KEK, Desa Rawan Gizi, Asi Eklusif),

PSG adalah kegiatan pemantauan status gizi, termasuk didalamnya :

1. Bumil KEK adalah ibu hamil dengan keadaan kurang energi kronis yang

diketahui dari hasil pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA < 23,5cm).

2. Asi Eklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi sejak lahir sampai usia 6

bulan tanpa pemberian makanandan minumam yang lain (Depkes, 2007).

2.5.1.5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit adalah kegiatan yang

dilakukan oleh tenaga kesehatan yang bertujuan untuk mencegah agar masyarakat

sekitar wilayah kerja puskesmas terhindar dari bahaya penyakit serta

mengendalikan penyakit yang telah terjadi di suatu wilayah dengan melakukan

pengobatan kepada mereka yang telah terjangkit penyakit supaya tidak tertular

dengan yang lainnya. Kegiatannya dapat berupa penyuluhan kesehatan dan

pemberian imunisasi (Notoatmodjo, 2011).

Kegiatan promosi atau penyuluhan dan preventif yang harus diberikan

kepada masyarakat meliputi :

 Memberikan pengertian penyakit menular seksual

 Menjelaskan faktor-faktor resiko penyakit menular seksual

 Menjelaskan tanda-tanda penyakit menular.


12

2.5.1.6. Upaya Pengobatan

Upaya pengobatan di puskesmas merupakan segala bentuk kegiatan

pelayanan pengobatan yang diberikan kepada seseorang dengan tujuan untuk

menghilangkan penyakit gejalanya yang dilakukan tenaga kesehatan dangan cara

yang khusus untuk keperluan tersebut (Anita, et all. 2019).

2.5.2. Upaya Kesehatan Pengembangan

2.5.2.1. Upaya Kesehatan Sekolah

Upaya Kesehatan Sekolahah (UKS) adalah upaya terpadu lintas

program dan lintas sektor dalam rangka meningkatkan kemampuan hidup sehat

dan selanjut nya membentuk prilaku hidup sehat anak usia sekolah yang berada di

sekolah. Kegiatan dalam UKS diantaranya UKGS, penjaringan NAPZA, dan

kesehatan mata. Target kesehatan siswa ialah 100% (Anita, et all. 2019).

Program kesehatan sekolah yang paling efektif yang dikembangkan

sebagai bagian dari kemitraan dengan masyarakat dapat memberikan cara yang

paling efektif untuk menjangkau anak yang lebih besar (remaja) dan lebih luas

lagi masyarakat serta merupakan cara yang berkelanjutan untuk mempromosikan

praktek-praktek yang sehat. Program kesehatan sekolah yang efektif akan

berkontribusi dalam pengembangan sekolah rumah anak (child friendly school)

dan dengan demikian berkontribusi untuk pendidikan untuk semua (Education for

All) (Nurmala, 2020).

2.5.2.2. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat

Upaya ini merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan

masyarakat dengan Dukungan peran serta masyarakat serta aktif dan


13

mengutamakan pelayanan, meningkatkan dan pencegahan secara

berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan pengobatan dan pemulihan yang

dilaksanakan secara menyeluruh, terpandu dan berkesinambungan (Abrori, 2017).

2.5.2.3. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

Upaya kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas adalah upaya kesehatan

paripurna yang di tujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat diwilayah

puskesmas. Prioritas kesehatan Gigi dan Mulut terutama di berikan kepada ibu

hamil atau menyusui, anak-anak (Pra Sekolah dan SD), dan perawatan Emergency

dengan tujuan untuk mencapai kesehatan Gigi masyarakat setinggi-tingginya.

Upaya kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari upaya

kesehatan secara menyeluruh yang penyelenggaraannya terintegrasi secara lintas

sektoral. Rujukan upaya kesehatan gigi dan mulut (gimul) di laksanakan melalui

pelayanan medik gigi dasar sampai dengan spesialistik. Banyak faktor yang

mempengaruhi terselenggaranya rujukan upaya kesehatan gigi dan mulut, antara

lain faktor lingkungan, geografi, transportasi, sosial ekonomi dan sosial budaya.

(Anita, et all. 2019)

Tujuan umumnya adalah terwujudnya suatu tatanan pelayanan kesehatan

gigi dan mulut yang merata, terjangkau, bermutu, berdaya guna dan berhasil guna.

Sedangkan tujuan khususnya, agar mantapnya pelayanan kesehatan gigi dan

mulutdi setiap jenjang pelayanan kesehatan yang berlaku.

2.5.2.4. Upaya Kesehatan Jiwa

Upaya Kesehatan Jiwa di Puskesmas adalah upaya kesehatan jiwa yang

di laksanakan di puskesmas secara dan intergrasi dengan program puskesmas lain.


14

Kegiatan program kesehatan jiwa bertujuan untuk mendeteksi kasus, perawatan,

rujukan, dan rehabilitasi kasus. Indikator kinerja program deteksi idini sebesar

2%, dari jumlah penduduk, jumlah rujukan kasus, releps/kumat kurang 20%,

mandiri 60%. Target yang harus di capai tahun 2021 sesuai Standar Pelayanan

Minimal ( SPM ) adalah 95 persen (Balilatfo, 2020).

2.5.2.5. Upaya Kesehatan Mata

Upaya Kesehatan Mata sebagai salah satu kegiatan pokok Puskesmas hal

tersebut di kaitkan dengan peningkatan dan pengembangan fungsi puskesmas

dalam bidang pelayanan kesehatan paripurna. Beberapa penyakit yang bisa

menyebabkan kebutaan adalah seperti katarak, kelainan refraksi, ablasio retina,

retinitis pikmentosa, diabetes,degenerasi makuler, sklerosis multipley, tumor

kelenjar hipofisa glaukoma (Martine, 2007).

2.5.2.6. Upaya Kesehatan Usia Lanjut

Pembinaan bagi usia lanjut bertujuan untuk meningkatkan derajat

kesehatan usia lanjut agar selamanya mungkin dapat aktif, mandiri dan berguna.

Kesehatan manusia usia lanjut diarahkan untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatan dan kemampuannya agar tetap produktif. Secara alamim para usia

lanjut mengalami kemunduran-kemunduran baik fisik, biologic, mental maupun

sosialnya dan perjalanan penyakit para usia lanjutpun mempunyai ciri tersendiri,

yaitu besifat menahan, semakin berat dan semakin kambuh (Nugrahenny et all,

2019).
15

2.5.2.7. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

Pengobatan tradisional adalah pengobatan dan atau perwatan dengan cara,

obat dan pengobatnya yang mengacuh kepada pengalaman dan keterampilan

turun-temurun, dan ditrapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam

masyarakat (UU RI No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan).

Pengobatan tradisional merupakan salah satu upaya pengobatan atau

perawatan secara lain di luar ilmu kedokteran atau ilmu keperwatan. Pengobatan

trasional perlu dibina dan diawasi untuk diarahkan agar dapat menjadi pengobatan

atau perawatan cara lain yang dapat dipertangguang jawabkan mamfaat dan

keamanannya. Perlu terus ditingkatkan dan dikembangkan untuk digunakan dalam

mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat (Surja et all, 2019)

2.5.2.8. Peran Serta Masyarakat

Dalam proses penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat dapat

berperan dalam penelahan masalah, penentu rencana pelaksanaan kegiatan dengan

upaya hidup sehat. Penilaian hasil kegiatan kesehatan serta dengan upaya

kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat.

Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan

yang optimal. Setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan

meningkatkan derajat kesehatan perseorangan, keluarga, dan lingkungan (Anita et

all, 2019).
16

2.5.3. Upaya Kesehatan Penunjang

2.5.3.1. Upaya Laboratorium

Tujuan dari pelayan laboratorium yang efisien sebagai bagian yang

menunjang pemberantasan penyakit menular, penyelidik epidemiologi dan

pembinaan kesehatan. Upaya yang dilakukan oleh petugas kesehatan dalam

mengidentifikasi sebab penyebab penyakit atau kasus-kasus lainnya seperti BTA,

AIDS, DM dan sebagainya. Peran laboratorium di bidang kesehatan sangat

penting begitu juga dengan tenaga ahli bidangnya. Dengan adanya laboratorium

dapat membantu menganalisa masalah-masalah kesehatan (Anita et all, 2019).

2.5.3.2. Upaya Pencatatan dan Pelaporan

Pencatatan dan pelaporan rekapitulasi kegiatan diklat bagi tenaga

kesehatan tiap triwulan adalah melakukan pencatatan data semua kegiatan diklat

bagi tenaga kesehatan dalam satu triwulan berjalan dan melaporkan data

tersebutberupa rekapitulasi kegiatan diklat triwulanankepada instansi yang

berwenang dengan menggunakan format yang ditetapkan. Sistem pencatatan dan

pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP) disebut juga sistem informasi dan

manajemen puskesmas (SIMPUS) (Anita et all, 2019).

Anda mungkin juga menyukai