2/Apr-Jun/2014
PENGATURAN DAN PERALIHAN HAK MILIK penelitian ini dapat diketahui bahwa
ATAS TANAH RUMAH SUSUN1 Pemerintah, yang menerapkan, maka
Stefano Sampouw2 hendaknya pemerintah mengatur tentang
perpanjangan sewa atas tanah Negara
ABSTRAK untuk pembangunan rumah susun dan
Rumah susun dibangun sebagai upaya memperbanyak pengaturan mengenai
pemerintah guna memenuhi kebutuhan rumah susun terutama rumah susun untuk
masyarakat perkotaan akan papan yang masyarakat berpenghasilan rendah
layak dalam lingkungan yang sehat. Selain dipisahkan dengan rumah susun komersial.
itu hal ini juga dijadikan sebagai alternatif Kata kunci: Hak milik atas tanah, Rumah
pemecahan masalah pengadaan lahan yang susun.
sangat sulit didapat di wilayah kota-kota
besar di Negara berkembang. Seiring PENDAHULUAN
dengan berkembangnya penduduk di kota- Tanah merupakan suatu faktor sangat
kota besar di Indonesia, maka walaupun penting dalam kehidupan suatu
sudah banyak dibangun rumah susun, masyarakat, terlebih-lebih di lingkungan
tanah yang ada pun tidak cukup lagi untuk masyarakat Indonesia yang sebagian besar
menampung penduduk yang terkonsentrasi penduduknya menggantungkan kehidupan
di perkotaan sehingga pemerintah mencari dari tanah. 3 Dalam rangka pembangunan
cara memenuhi kebutuhan tanah. nasional untuk mewujudkan masyarakat
Sehubungan dengan ketentuan dalam Pasal yang adil dan makmur berdasarkan
18 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985 Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
di atas, maka rumah susun sebagai tempat tanah juga merupakan salah satu modal
hunian bersifat heterogen, baik dari segi utama, baik sebagai wadah pelaksanaan
agama, suku dan ras, sehingga wajar kalau pembangunan maupun sebagai faktor
penghuni membentuk wadah sebagai produksi untuk menghasilkan komoditas-
organisasi orang-orang yang tinggal di komoditas perdagangan yang sangat
rumah susun tersebut. Hal ini sesuai diperlukan guna meningkatkan pendapatan
ketentuan Pasal 19 dinyatakan bahwa: nasional.
“Penghuni rumah susun wajib membentuk Ketentuan-ketentuan dasar mengenai
perhimpunan penghuni”. Perhimpunan tanah di Indonesia telah tercantum di
penghuni diberi kedudukan sebagai wadah dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun
badan hukum berdasarkan undang-undang 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok
ini. Skripsi ini membahas tentang Agraria, yang lebih dikenal sebagai Undang-
pengaturan terhadap pembangunan rumah undang Pokok Agraria, yang memuat
susun yang dibangun dan peralihan hak pokok-pokok dari Hukum Tanah Nasional
atas tanah dan satuan rumah susun. Dalam Indonesia.
penelitian ini digunakan metode penelitian Persoalan yang harus mendapat
kepustakaan. Hal ini dilakukan dengan cara perhatian serius dari pemerintah adalah
menganalisa literature pustaka dan artikel, menyangkut pemeriksaan kelayakan rumah
yang akan ditinjau melalui Undang-Undang susun tersebut.Hal ini dilakukan untuk
dan Peraturan Pemerintah. Dari hasil mencegah jangan sampai rumah Susun itu
tidak memenuhi standar kelayakan yang
1
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing : Dr. Merry E. memadai. Hal ini sesuai ketentuan dalam
Kalalo, SH,MH., Eugenius N. Paransi, SH, MH.,
3
Imelda Tangkere, SH, MH. Arie S. Hutagalung, Tebaran Pemikiran Seputar
2
NIM 100711238. Mahasiswa Fakultas Hukum Masalah Hukum Tanah, Lembaga Pemberdayaan
Unsrat, Manado. Hukum Indonesia, Jakarta, 2005, hal. 18.
69
Lex Administratum, Vol. II/No.2/Apr-Jun/2014
Pasal 18 Undang-Undang Nomor 16 Tahun Tahun 1985, yang dimaksud dengan satuan
1985 yang dinyatakan bahwa: satuan rumah susun adalah rumah susun yang
rumah susun yang telah dibangun baru tujuan peruntukkan utamanya digunakan
dapat dijual untuk dihuni setelah mendapat secara terpisah sebagai tempat hunian,
izin kelayakan untuk dihuni dari pemerintah yang mempunyai sarana penghubung ke
daerah yang bersangkutan. jalan umum.
Dalam kaitannya dengan ketentuan Satuan rumah susun menurut
dalam Pasal 18 di atas, maka dalam Soeprapto. R adalah unit-unit ruang yang
penjelasan Pasal 18 dinyatakan bahwa: tujuan utamanya digunakan secara terpisah
“Bila rumah susun yang sudah selesai dan berdiri sendiri sebagai tempat hunian
dibangun setelah diadakan pemeriksaan serta dapat menuju ke jalan umum. Berdiri
terbukti sesuai dengan persyaratan dan sendiri artinya tidak melalui ruang milik
ketentuan yang tercantum dalam Surat Izin orang lain dilengkapi dengan bagian
Mendirikan Bangunan, maka oleh bersama, benda bersama, dan tanah
pemerintah daerah dikeluarkan izin layak bersama sebagai satu kesatuan
huni berupa surat keterangan layak huni,
sebagai salah satu syarat untuk Rumusan Masalah
menerbitkan sertifikat hak milik atas 1. Bagaimana pengaturan hak milik atas
satuan-satuan rumah susun yang tanah rumah susun?
bersangkutan. Izin layak huni tersebut 2. Bagaimana peralihan dan pembebasan
diperlukan juga bagi rumah susun yang hak milik atas tanah rumah susun?
bukan hunian.Ketentuan tersebut
dimaksudkan untuk menjalin keselamatan, TINJAUAN PUSTAKA
keamanan, ketenterama, serta ketertiban Pembangunan Rumah Susun
para penghuni dan pihak lainnya.4” Pasal 2 Ayat (1) Undang-undang Nomor
Dalam kaitannya dengan ketentuan 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pasal 19 di atas, maka dalam penjelasan Pokok-pokok Agraria, atau lebih dikenal
Pasal 19 dinyatakan bahwa: dengan sebutan Undang-undang Pokok
“Penghuni satuan rumah susun tidak Agraria (UUPA); Tujuan hak menguasai
dapat menghindarkan diri atau melepaskan negara atas bumi, air, ruang angkasa adalah
kebutuhannya untuk menggunakan bagian- untuk mencapai sebesar-besar
bersama, benda-bersama, dan tanah kemakmuran rakyat dalam arti kebangsaan,
bersama. kesejahteraan, dan kemerdekaan dalam
Untuk menjamin ketertiban, kegotong- masyarakat dan negara hukum Indonesia
royongan, dan keselarasan sesuai dengan yang merdeka, berdaulat, adil, dan
kepribadian Indonesia dalam mengelola makmur. Dasar hukum ketentuan hak-hak
bagian-bersama, benda-bersama dan atas tanah diatur dalam Pasal 4 Ayat (1)
tanah-bersama, maka dibentuk UUPA; Wewenang dalam hak atas tanah
perhimpunan penghuni yang mengatur dan dimuat dalam Pasal 4 Ayat (2) UUPA;
mengurus kepentingan bersama Menurut Soedikno Mertokusumo,
Pada rumah susun terdapat hak yang wewenang yang dipunyai oleh pemegang
bersifat perseorangan dan terpisah, yang hak atas tanah terhadap tanahnya dibagi
disebut satuan rumah susun. Menurut menjadi 2 yaitu:
Pasal 1 angka 2 Undang-Undang No. 16 1. Wewenang umum
Wewenang yang bersifat umum, yaitu
4
pemegang hak atas tanah mempunyai
Undang-undang No. 16 Tahun 1985 tentang wewenang untuk menggunakan tanahnya,
Rumah Susun
70
Lex Administratum, Vol. II/No.2/Apr-Jun/2014
termasuk juga tubuh bumi, air, dan ruang Tinggal atau Hunian oleh Orang Asing
yang ada di atasnya sekadar diperlukan yang Berkedudukan di Indonesia.
untuk kepentingan yang langsung g. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun
berhubungan deng-an penggunaan tanah 1997 tentang Pendaftaran Tanah.
itu dalam batas-batas menurut Undang- h. Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun
undang No. 5 Tahun 1960 (UUPA) dan 1998 tentang Peraturan Jabatan Pejabat
peraturan-peraturan hukum lain yang lebih Pembuat Akta Tanah.
tinggi. i. Peraturan Menteri Negara Agraria
2. Wewenang khusus Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 5
Wewenang yang bersifat khusus, yaitu Tahun 1997 tentang Ketentuan
pemegang hak atas tanah mempunyai Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
wewenang untuk menggunakan tanahnya Nomor 24 Tahun 1997 tentang
sesuai dengan macam hak atas tanahnya, Pendaftaran Tanah.
misalnya wewenang pada tanah Hak Milik j. Peraturan Menteri Negara
adalah dapat untuk kepentingan pertanian Agraria/Kepala Badan Pertanahan
dan/atau mendirikan bangunan, wewenang Nasional No. 3 Tahun 1999 tentang
pada tanah Hak Guna Bangunan adalah Pelimpahan Kewenangan Pemberian dan
menggunakan tanah hanya untuk mendiri- Pembatalan Keputusan Pemberian Hak
kan dan mempunyai bangunan atas tanah Atas Tanah Negara.
yang bukan miliknya, wewenang pada k. Peraturan Menteri Negara
tanah Hak Guna Usaha adalah Agraria/Kepala Badan Pertanahan
menggunakan hanya untuk kepentingan Nasional No. 9 Tahun 1997 tentang Tata
usaha di bidang pertanian, perikanan, Cara Pemberian dan Pembatalan Hak
peternakan, dan perkebunan. 5 Atas Tanah Negara dan Hak Pengelolaan.
Peraturan perundang-undangan yang di
dalamnya mengatur hak atas tanah, antara Landasan dan Tujuan Pembangunan
lain, yaitu: Rumah Susun
a. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 Pembangunan rumah susun
tentangPeraturan Dasar Pokok-pokok berlandaskan pada asas kesejahteraan
Agraria. umum, keadilan dan pemerataan, serta
b. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985 keserasian dan keseimbangan dalam
tentang Rumah Susun penghidupan (Pasal 2). Oleh karena itu,
c. Undang-Undang No. 4 Tahun 1996 tujuan diadakannya pembangunan rumah
tentang Hak Tanggungan Atas Tanah susun adalah (a) memenuhi kebutuhan
Beserta Benda-benda yang Berkaitan perumahan yang layak bagi rakyat,
dengan Tanah. terutama golongan masyarakat yang
d. Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 1988 berpenghasilan rendah, yang menjamin
tentang Rumah Susun. kepastian hukum dalam pemanfaatannya;
e. Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun (b) meningkatkan daya guna dan hasil guna
1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak tanah di daerah perkotaan dengan
Guna Bangunan, dan Hak Pakai Atas memperhatikan kelestarian sumber daya
Tanah; alam dan menciptakan lingkungan
f. Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun permukiman yang lengkap, serasi, dan
1996 tentang Pemilikan Rumah Tempat seimbang (Pasal 3 ayat (1)).
Beranjak dari ketentuan Pasal 3 ayat (1)
5
MoediknoMertokusumo, Hukum dan Politik Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985 di
Agraria, Karunika-Universitas Terbuka, Jakarta, atas, maka dalam penjelasannya pada
1988, hal. 99.
71
Lex Administratum, Vol. II/No.2/Apr-Jun/2014
72
Lex Administratum, Vol. II/No.2/Apr-Jun/2014
dijamin keamanan, keselamatan, dan lain, dan Hak Milik Atas Satuan Rumah
kenikmatan dalam penghuniannya”.8 Susun dapat dipindahkan dari pemiliknya
Yang dimaksud sertifikat menurut Pasal kepada pihak lain. Penjelasan Pasal 10 Ayat
1 angka 20 Peraturan Pemerintah Nomor (1) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985
24 Tahun 1997, adalah surat tanda bukti memberikan uraian pengertian beralih dan
hak se-bagaimana dimaksud dalam Pasal 19 pemindahan hak.Yang dimaksudkan
Ayat (2) huruf c UUPA untuk hak atas pewarisan adalah peralihan hak yang
tanah, hak pengelolaan, tanah wakaf, hak terjadi karena hukum dengan meninggalnya
milik atas satuan rumah susun, dan hak pewaris. Adapun pemindahan hak adalah
tanggungan yang masing-masing sudah perbuatan hukum yang di-lakukan dengan
dibukukan dalam buku tanah yang mengalihkan hak kepada pihak lain, seperti
bersangkutan. Kalau penyelenggara jual beli, tukar-menukar, dan hibah.
pembangunan rumah susun berbentuk Ketentuan tentang pendaftaran
BUMN (Perum Perumnas) atau BUMD, pemindahan Hak Milik Atas Satuan Rumah
maka sertifikat yang diterbitkan adalah Susun diatur dalam Pasal 37 Ayat (1)
Sertifikat Hak Pengelolaan. Kalau Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
penyelenggara pembangunan rumah susun 1997, yaitu Kepala Kantor Pertanahan
berbentuk BUMS (Perseroan Terbatas), Kabupaten/Kota setempat hanya dapat
maka sertifikat yang diterbitkan adalah mendaftar pemindahan Hak Milik Atas
Sertifikat Hak Guna Bangunan atau Satuan Rumah Susun melalui jual beli,
Sertifikat Hak Pakai Atas Tanah Negara. tukar-menukar, hibah, dan pemasukan
Permohonan IMB diajukan oleh dalam perusahaan jika dibuktikan dengan
penyelenggara pembangunan rumah susun akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat
kepada pemerintah kabupaten/kota Akta Tanah (PPAT).
setempat.Dengan telah diperolehnya IMB Akta yang dibuat oleh PPAT itu
tersebut, maka penyelenggara pemban- merupakan surat Anda, bukti telah
gunan rumah susun sudah dapat memulai dilakukan jual beli mengenai satuan rumah
kegiatan pembangunan rumah susun. susun yang bersangkutan. Dengan selesai
ditandatangani akta tersebut, Hak Milik
Peralihan dan Pembebasan Hak Milik atas Atas Satuan Rumah Susun yang dijual itu
Tanah Rumah Susun berpindah kepada pembeli, yang menjadi
Salah satu hak yang dimiliki oleh pemilik pemiliknya yang baru, berikut hak atas
satuan rumah susun terhadap satuan bagian bersama, benda bersama, dan tanah
rumah susunnya adalah berkaitan dengan bersama yang merupakan bagian yang tidak
peralihan Hak Milik Atas Satuan Rumah terpisahkan dengan satuan rumah susun.
Susun dari pemiliknya kepada pihak lain Tidak mungkin dilakukan jual beli suatu
Ketentuan tentang peralihan Hak Milik satuan rumah susun tanpa
Atas Satuan Rumah Susun diatur dalam mengikutsertakan hak bagian bersama,
Pasal 10 Undang-Undang Nomor 16 Tahun benda bersama, dan tanah bersama yang
1985 merupakan bagian dari Hak Milik Atas
Peralihan Hak Milik Atas Satuan Rumah Satuan Rumah Susun.9
Susun menurut Pasal 10 Undang-undang Ketentuan Pasal 13, Pasal 14, dan Pasal
Nomor 16 Tahun 1985 dibagi menjadi 2, 15 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985
yaitu Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun dilaksanakan oleh Pasal 43 Peraturan
dapat beralih dari pemiliknya kepada pihak
9
Arie S. Hutagalung, Serba Aneka Masalah Tanah
Dalam Kegiatan Ekonomi, UI Press, Jakarta, 2002,
8
Arie S. Hutagalung, Op-cit, hal. 81. hal. 164.
73
Lex Administratum, Vol. II/No.2/Apr-Jun/2014
10
Indonesia Legal Center Publishing, Himpunan
Peraturan Perundang-undangan Hak-hak atas
Tanah, Jakarta, 2009, hal. 181.
11
I. Soegiarto, Op-cit, hal. 97.
74