PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia pada hakikatnya senantiasa mengalami pertumbuhan
dan perkembangan. Proses perkembangan kehidupan manusia
melalui beberapa tahapan. Umumnya, manusia akan selalu berubah
mengikuti proses perkembangan di sekitar kehidupannya, dimulai
sejak masa prenatal, masa bayi, lalu tumbuh menjadi seorang remaja,
dewasa, dan kemudian meninggal.
Perkembangan anak manusia merupakan sesuatu yang kompleks,
artinya banyak faktor yang turut berpengaruh dan saling terjalin
dalam berlangsungnya proses perkembangan anak. Baik unsur-unsur
bawaan maupun unsur-unsur pengalaman yang diperoleh dalam
berinteraksi dengan lingkungan sama-sama memberikan kontribusi
tertentu terhadap arah dan laju perkembangan anak tersebut.
perkembangan seseorang berlangsung sejak dilahirkan sampai
dengan mati. Memiliki arti kuantitatif atau segi jasmani bertambah
besar bagian-bagian tubuh. Kualitatif atau psikologis bertambah
perkembangan intelektual dan bahasa.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Perkembangan Sesudah Satu Tahun ?
b. Bagaimana Perkembangan Fisik dan Psikomotorik ?
c. Bagaimana Perkembangan Kepribadian dan Perkembangan
sosial?
C. Tujuan
a. Mengetahui Perkembangan Sesudah Satu Tahun
b. Mengetahui Perkembangan Fisik dan Psikomotorik
c. Mengetahui Perkembangan Kepribadian dan Perkembangan Sosial
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
pengertiannya konstansi besar. Penting bagi anak tetek, tidak perlu
mengkonstruksi gambaran objek yang sama dilihat dari jarak dan sudut
yang berbeda. Hal yang nampak sama tapi tidak boleh dikacaukan
konstansi besar dan bentuk, yaitu permanensi objek. Kecakapan psikis
suatu objek tetap ada meski tidak nampak dan tidak bersangkutan dengan
aktivitas waktu itu. Piaget mengemukakan permanensi objek terjadi pada
sub stadium ke 4 (8-12 bulan) periode sensori-motorik. Tapi belum
sempurna. Sub stadium ke 5 (12-18 bulan) objek tidak hanya sebagai hal
yang ada, melainkan benda unik dan berdiri sendiri.
B. Perkembangan Fisik dan Psikomotorik
3
benda secara khusus. Kern berpendapat anak tidak dapat melihat
terperinci, dianggap tidak mampu membeda-bedakan, sehingga tidak
mampu pergi sekolah. Membaca dan menulis berarti dapat memisahkan
hal khusus. Schenk, kelemahan membaca atau legasteni, yaitu kesukaran
memisahkan huruf dari kata-kata. Anak mampu melakukan tindakan
kebersihan kurang lebih usia 15 bulan. Bila dilatih sebelum 15 bulan dapat
menimbulkan pengalaman traumatis. Akibatnya anak sering “ngompol”
saat ia sudah dapat bersih atau menunjukkan gangguan tingkah laku lain.
C. Perkembangan Kepribadian dan Perkembangan Sosial
Terjadinya tingkah laku lekat dapat ditinjau dari dua segi, yaitu karena
proses belajar dan ciri khas manusia untuk bercakap-cakap, memanipulasi,
dan eksplorasi benda. Tingkah laku lekat merupakan kecenderungan anak
sebelum proses belajar terjadi. Hubungan yang dyadis merupakan sifat
khas hubungan antara ibu dan anak, tingkah laku lekat dipandang sebagai
“sifat structural dari hubungan ibu dan anak”. ada dua teori yang dipakai
dalam hal ini, yaitu:
2) Teori diferensiasi
4
dikenal anak, saat dalam kondisi sehat, dan tahu posisi ibunya serta mudah
mencari kontak dengannya.
3) Teori parallel
Pemusatan diri sendiri dan proses dasar tingkah laku anak; pengamatan
anak ditentukan oleh pandangan sendiri belum berorientasi mengenai
5
pemisahan subjek-objek. Perasaan dan pandangan terpusat pada diri
sendiri. Egosentrisme menunjukkan ketamakan. Berikut ini merupakan
macam bentuk egosentrisme:
a. Egosentrisme dalam stadium sensomotorik (0-18)
Ketidakmampuan berdiferensiasi antara diri sendiri dan dunia luar.
Diferensiasi berkembang selama 18 bulan. Menurut Piaget dan
Inhelder 18 bulan pertama perubahan kearah desentrasi umum, anak
merupakan objek dalam hubungan dengan objek lain.
b. Egosentrisme dalam stadium pra-operasional (±18 bulan - ±tahun ke 6)
Kemampuan anak bekerja dengan tanggapan. Mulai memakai simbol
dan kata. Ia tidak dapat membedakan antara simbol dan artinya, antara
permainan dan bayangan impian yang dibuat sendiri dengan
kenyataan. Sering dibedakan antara socialized speech dan private
speech yaitu tidak ada nilai komunikatif nya; anak bicara sendiri.
Tidak ada anak normal dalam periode perkembangan yang
menggunakan bahasa hanya untuk komunikasi dengan dirinya sendiri
saja”. Mueller menunjukkan umur 3 tahun tidak terdapat egosentrisme
dalam penggunaan bahasa,bahasa selalu mempunyai nilai komunikatif.
c. Egosentrisme dalam stadium operasional konkrit (± 6- ± 11 tahun)
Belum mampu membedakan hasil cipta mental dengan hal yang nyata.
Menurut Elkind egosentrisme anak ditandai realitas asumtif, anak
melihat kenyataan berdasar informasi terbatas. Memandang orangtua
serba tahu. Ditarik konklusi umum, orang tua sebetulnya tidak
mengerti apa-apa. Mereka lebih percaya pada teman sebaya atau pada
guru. Elkind menamkan rasa superioritas kognitif ini sebagai
keseimbangan kognitif.
d. Egosentrisme pada remaja piaget umur 11 tahun mampu beroperasi
formal serta berfikir hipotetis-deduktif mampu menganalisis pikiran
sendiri dan orang lain. Menurut Elkind hal itu merupakan inti
egosentrisme remaja. Elkind menanamkan pengharapan dirinya yang
akan dipikirkan orang lain tentang dirinya sebagai “public imajiner”.
6
Egosentrisme yang spesifik hanya berlangsung sementara, namun juga
lama.
e. Egosentrisme pada orang dewasa belum dapat ditentukan umur yang
tepat, karena belum adanya penelitian.
f. Egosentrisme pada orang tua
a. Regresi kognitif, kemajuan yang berkurang dalam bidang kognitif.
b. Terjadi pelepasan tingkah laku lekat.
c. Sikap fleksibel berkurang hingga timbul rigiditas.
Proses sosial dan proses kognitif bahwa orang dapat menempatkan diri
pada motif, perasaan, pikiran, dan tingkah laku orang lain. Dapat
menempatkan diri dalam keadaan orang lain berarti orang dapat
membedakan dasar pandangan orang lain dari dasar pandangan sendiri
disebut desentrasi sosial. Bentuk ambil alih peran:
a. Ambil alih peran perseptual, meramalkan yang dilihat orang mengenai
objek yang sama, dari pandangan perspektif yang berbeda.
b. Ambil alih peran konseptual, kecakapan menempatkan diri dalam
pembentukan pengertian atau konsep orang lain.
c. Ambil alih peran emosional-motivasional, kecakapan ikut merasakan
secara konkrit alam perasaan dan motif orang lain. Makin berkurang
egosentrisme, makin bertambah kemampuan ambil alih perannya. Ambil
alih peran merupakan proses hidup meskipun kualitasnya berbeda.
Gambaran Mengenai Program Stimulasi Kognisi Sosial
7
Proses menirukan tingkah laku orang lain yang dilihat, dilakukan
secara sadar atau tidak. Model pribadi; menirukan demi sifat tingkah laku
pribadi. Model posisional: menirukan demi posisi social, kesuksesan,
umur, jenis sekse. Menurut Bandura tingkah laku orang terjadi karena
pengamatan. Syarat untuk menirukan model dengan baik:perhatian,
retensi, reproduksi motoris, reinforsemen dan motivasi.
8
tuntutan perkembangan motorik, kognitif, bahasa, sosial, nilai- nilai dan sikap
hidup.
Menurut Bettelheim, kegiatan bermain adalah kegiatan yang tidak
memiliki peraturan kecuali yang ditetapkan pemain sendiri dan ada hasil akhir
yang dimaksudkan dalam realitas luar. (Hurlock, 1995; 320).
Sedangkan Graham (dalam Simatupang, 2005) mendifinisikan bermain sebagai
tingkah laku motivasi instrinsik yang dipilih secara bebas, berorientasi pada
proses yang disenangi. bermain merupakan wadah bagi anak untuk merasakan
berbagai pengalaman seperti emosi, senang, sedih, bergairah, kecewa, bangga,
marah dan sebagainya. Anak akan merasa senang bila bermain, dan banyak hal
yang didapat anak selain pengalaman.
a. . Teori – teori Permainan
Para ahli mempunyai cara pandang yang berbeda tentang bermain. Hal ini
menunjukkan kepada kita betapa pentingya bermain bagi perkembangan anak.
Karena melihat betapa pentingnya bermain bagi perkembangan anak, para ahli
kemudian mengungkapkan pendapat / teori teori mengenai permainan. Teori –
teori permainan yang ini terbagi menjadi teori klasik yang muncul dari abad
sembilan belas sampai perang dunia pertama, diantaranya adalah:
- Teori kelebihan tenaga yang diajukan oleh Herbert Spencer. Teori ini juga
disebut teori pelepasan energi. Teori ini mengatakan bahwa kegiatan bermain
pada anak karena adanya kelebihan tenaga pada diri anak. Tenaga atau energi
yang menumpuk pada anak perlu digunakan atau dilepaskan dalam bentuk
kegiatan 21 bermain.
- Teori rekreasi yang diajukan oleh Moritz Lazarus. Teori rekreasi
menyebutkan bahwa tujuan bermain adalah memulihkan energi yang telah
terkuras saat bekerja, tenaga ini dapat dipulihkan dengan cara melibatkan diri
dalam permainan.
- Teori biologis yang diajukan oleh Karl Gross. Teori ini mengatakan bahwa
permainan mempunyai tugas - tugas biologis untuk melatih bermacam -
macam fungsi jasmani dan rohani untuk menghadapi masa depan.
9
- Teori praktis diajukan oleh Karl Buhler. Teori ini mengatakan bahwa anak
anak bermain karena harus melatih fungsi jiwa dan raga untuk mendapatkan
kesenangan di dalam perkembangannya. ( Mutiah, 2010).
10
4. bermain didorong oleh motivasi intrinsik. Maksudnya, yang
mendorong anak untuk melakukan kegiatan bermain tersebut
adalah kegiatannya itu sendiri, bukan faktor-faktor luar yang
bersifat ekstrinsik. Misalnya didorong orang tua, untuk
mendapatkan hadiah,dll.
5. bermain itu pada dasarnya menyenangkan. Bermain bisa
memberikan perasaan-perasaan positif bagi para pelakunya.
Artinya semakin aktivitas itu menyenangkan, maka hal tersebut
semakin merupakan bermain.
6. bermain itu bersifat aktif. Bermain memerlukan keterlibatan aktif
dari para pelakunya.
7. bermain fleksibel. Dengan ciri ini berarti anak yang bermain
memiliki kebebasan untuk memilih jenis kegiatan yang ingin
dilakukannya.
c. Syarat-syarat permainan
1. Play time
Anak harus memiliki waktu yang cukup dalam bermain. Masa usia dini
merupakan masa bermain, bukan masa anak untuk dipaksa belajar atau
bekerja. Saat yang tepat untuk anak bermain dapat disesuaikan dengan
jenis permainan.Jika permainan di luar ruangan (gross motor/fungsional
play) sebaiknya dilakukan pada pagi hari atau sore hari, agar anak merasa
nyaman dengan udara yang sejuk dan tidak panas.
2. Play Things
Jenis alat permainan harus disesuaikan dengan usia anak dan taraf
perkembangannya. Alat permainan hendaknya memenuhi kriteria:
- Aman bagi anak
- Ukuran, bentuk dan warna sesuai usia anak dan taraf perkembangannya,
- Berfungsi mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak,
- Dapat dimainkan secara bervariasi/cara
11
- Merangsang partisipasi aktif anak, menurut DR. Fitzhugh Dodson porsinya
90 % aktivitas anak dan 10% aktivitas alat permainan,
- Sesuai kemampuan anak (tidak terlalu sulit atau terlalu mudah)
- Menarik dari segi warna dan bentuk atau suara (jika bersuara)
- Tahan lama/tidak mudah rusak
- Mudah didapat dan dekat dengan lingkungan anak
- Diterima oleh semua budaya
- Jumlah alat permainan yang digunakan hendaknya cukup, dengan
3. .Play Fellows
Anak harus merasa yakin bahwa ia mempunyai teman bermain jika ia
memerlukan. Teman bermain dapat ditentukan anak sendiri, apakah
itu orangtua, saudara atau temannya. Jika anak bermain sendiri, maka
ia akan kehilangan kesempatan belajar dari teman-temannya.
Sebaliknya kalau terlalu banyak bermain dengan anak lain, maka
dapat mengakibatkan anak tidak mempunyai kesempatan yang cukup
untuk menghibur diri sendiri dan menemukan kebutuhannya sendiri.
4. Play Space
Untuk bermain perlu disediakan tempat bermain yang cukup untuk
anak sehingga anak dapat bergerak dengan bebas. Luas tempat
bermain dapat disesuaikan dengan jenis permainan dan jumlah anak
yang bermain.
5. Play Rules
12
2. Bisa digunakan sebagai terapi terhadap anak
3. Mengembangkan kecerdasan intelektual anak
4. Mengembangkan kecerdasan emosi dan antar personal anak
5. Mengembangkan kecerdasan logika anak
6. Mengembangkan kecerdasan kinestetik anak
7. Mengembangkan kecerdasan natural anak
8. Mengembangkan kecerdasan spasial anak
9. Mengembangkan kecerdasan musical anak
10. Mengembangkan kecerdasan spiritual anak
11. Bermain bebas dan spontan
12. Memahami music
13. Pengetahuan umum
e. Bentuk – bentuk permainan
Kegiatan bermain menurut jenisnya terdiri atas Bermai Aktif dan Bermain
Pasif (tedjasaputra,2001:50). Secara umum bermain aktif banyak dilakukan
pada masa kanak-kanak awal sedangkan kegiatan bermain pasif lebih
mendominasi pada masa akhir kanak-kanak yaitu sekitar usia pra remaja
karena adanya perubahan fisik,emosi,minat,dan lainnya.
Permainan aktif yaitu jenis permainan yang banyak melibatkan banyak
aktifitas tubuh atau gerakan-gerakan tubuh,diantaranya adalah :
1. Permainan bebas dan spontan
2. Permainan konstruktif
3. Permainan khayal/peran
4. Mengumpulkan benda-benda
5. Melakukan penjajahan
6. Permainan (games) dan olahraga
7. Music
8. Melamun
Permainan pasif yaitu anak memperoleh kesenangan bukan berdasarkan
kegiatan yang dilakukannya sendiri yang termasuk dalam kategori
permainan ini adalah:
13
1. Membaca
2. Melihat komik
3. Menonton film
4. Mendengarkan radio
BAB III
PENUTUP
14
A. Kesimpulan
Perkembanagan masa awal anak-anak merupakan hal yang menarik untuk
dipelajari. Perkembangan awal anak-anak dibagi atas empat macam
perkembangan fisik, kognitif, emosi, psikososial. Perkembangan fisik adalah
perkembangan-perkebangan dimana keterampilan motorik kasar dan motorik
halus sangat berkebang pesan.
15
16