Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN INDIVIDU

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN W DENGAN MASALAH


KECEMASAN

Disusun guna memenuhi tugas PKK 3 Stase


Keperawatan Jiwa di kelurahan Merjosari RW 3

Dosen Pembimbing:

Ahmat Guntur A.,S.Kep.,Ners.,M.kep

Oleh:

Nama: Arista Jawamara

Nim : (1608.14201.472)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

STIKES WIDYAGAMA HUSADA MALANG

TAHUN AJARAN
2019

1. Masalah Utama Keperawatan


Kecemasan(Ansietas)
2. Proses Terjadinya Keperawatan
A. Pengertian
Kecemasan
Kecemasan adalah suatu perasaan yang sifatnya umum, dimana seseorang merasa
ketakutan atau kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun wujudnya.
(Sutardjo, 2005) Kecemasan adalah sesuatu yang menimpa hampir setiap orang pada
waktu tertentu dalam kehidupannya. Kecemasan merupakan reaksi normal terhadap
siatuasi yang sangat menekan kehidupan seseorang. Kecemasan bisa muncul atau
bergabung dengan gejala-gejala lain dari berbagai gangguan emosi. (Savitri, 2003)
Kecemasan merupakan suatu perasaan subjektif mengenai ketegangan mental
yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan mengatasi suatu
masalah atau tidak adanya rasa aman. Perasaan yang tidak menentu tersebut pada
umumnya tidak menyenangkan yang nantinya akan menimbulkan atau disertai perubahan
fisiologis dan psikologis (Kholil, 2010). Jadi, kecemasan adalah rasa takut atau khawatir
pada situasi tertentu yang sangat mengancam yang dapat menyebabkan kegelisahan
karena adanya ketidakpastian dimasa mendatang serta ketakutan bahwa sesuatu yang
buruk akan terjadi.
B. Proses terjadinya/psikodinamika

C. Tanda dan Gejala


Awitan gangguan ansietas sangat bervariasi. Awitanldi secara akut atau bertahap.
Awitan dapat timbul tanpa peristiwa pencetus atau terjadi karena peritiwa akut yang
menimbulkn stress atau bahkan stressor kronis seperti masalah kesehatan, pekerjaan,
nutrisi, medikasi atau keluarga. Gangguan ansietas ditandai dengan tingkat ansietas yang
tinggi, yang terlihat pada perilaku yang tidak lazim, misalnya khawatir, panik, pikiran
dan tindakan obsesif-kompulsif atau takut terhadap objek atau peristiwa yang tidak sesuai
dengan realitas situasi. Kecemasan dapat diekspresikan secara langsung melalui
perubahan fisiologis dan psikologis (Sheila,2008)
1. Respon fisiologis
a. Kardiovaskuler : tekanan arteri meingkat, denyut jantung meningkat,
konstruksi pembuluh darah perifer, tekanan darah meningkat, tekanan darah
menurun, denyut nadi menurun
b. Pernafasan : nafas cepat dan pendek, nafas dangkal dan terengah-engah
c. Gastrointestinal : nafsu makan menuru, tidak nyaman pada perut, mual dan
diare
d. Neuromuskular : tremor, gugup, gelisah, insomnia dan pusing
e. Traktus urinarius : sering berkemih
f. Kulit : keringat dingin, gatal dan wajah kemerahan
2. Respon perilaku
Respon perilaku yang sering muncul adalah gelisah, tremor, ketegangan fisik,
reaksi terkejut, gugup, bicara cepat, menghindar, kurang koordinasi, menarik diri
dari hubungan interpersonal dan melarikan diri dari masalah.
3. Respon kognitif
Respon kognitif yang muncul adalah perhatian terganggu, pelupa, salah dalam
memberikan penilaian, hambatan berpikir logis, tidak mampu berkonsentrasi,
tidak mampu mengambil keputusan, menurunnya lapangan persepsi dan
kreatifitas, bingung, takut, kehilangan kontrol, takut pada gambaran visual dan
takut cedera atau kematian.
4. Respon afektif
Respon afektif yang sering muncul adalah mudah terganggu, tidak sabar, gelisah,
tegang, ketakutan, waspada, gugup, mati rasa, rasa bersalah dan malu.
D. Rentan Respon

ADAPTIF MALADAPTIF

ANTISIPAS RINGAN SEDANG BERAT PANIK


I G

E. Dampak Atau Akibat yang perlu Ditimbulkan


Rasa takut dan cemas dapat menetap bahkan meningkat meskipun situasi yang
betul-betul mengancam tidak ada, dan ketika emosi-emosi ini tumbuh berlebihan
dibandingkan dengan bahaya yang sesungguhnya, emosi ini menjadi tidak adaptif.
Kecemasan yang berlebihan dapat mempunyai dampak yang merugikan pada pikiran
serta tubuh bahkan dapat menimbulkan penyakit-penyakit fisik (Cutler, 2004)
Menurut Yustinus (2006) membagi beberapa dampak kecemasan ke dalam beberapa
simtom, yaitu:
a. Simtom suasana hati
Individu yang mengalami kecemasan memiliki perasaan akan adanya hukuman
dan bencana yang mengancam dari suatu sumber tertentu yang tidak diketahui.
Orang yang mengalami kecemasan tidak dapat tidur, sehingga dapat
menyebabkan sifat mudah marah.
b. Simtom kognitif
Kecemasan dapat menyebabkan kekhawatiran dan keprihatinan pada individu
mengenai hal-hal yang tidak menyenangkan yang mungkin terjadi. Individu
tersebut tidak memperhatikan masalah-masalah real yang ada, sehingga individu
sering tidak bekerja atau belajar secara efektif, dan akhirnya dia akan menjadi
lebih merasa cemas.
c. Simtom motor
Orang-orang yang mengalami kecemasan sering merasa tidak tenang, gugup,
kegiatan motor menjadi tanpa arti dan tujuan, misalnya jari-jari kaki mengetuk-
ngetuk, dan sangat kaget terhadap suara yang terjadi secara tiba-tiba. Simtom
motor merupakan gambaran rangsangan kognitif yang tinggi pada individu dan
merupakan usaha untuk melindungi dirinya dari apa saja yang dirasanya
mengancam.
F. Data yang Perlu di Kaji
Pengkajian ditujukan pada fungsi fisiologis dan perubahan perilaku melalui gejala
atau mekanisme koping sebagai pertahanan terhadap kecemasan.
a. Kaji faktor predisposisi
Faktor predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat
menyebabkan timbulnya kecemasan seperti:
1) Peristiwa traumatic yang dapat memicu terjadinya kecemasandengan krisis
yang dialami individu baik krisis perkembangan atau situasional.  
2) Konflik emosional yang dialami individu dan tidak terselesaikan dengan baik.
Konflik antara id dan super ego atau antara keinginan dan kenyataan dapat
menimbulkan kecemasan  pada individu.
3) Konsep diri terganggu akan menimbulkan ketidakmampuan individu berpikir
secara realistissehingga akan menimbulkan kecemasan
4) Frustasi akan menimbulkan rasa ketidakberdayaan untuk mengambil
keputusan yang  berdampak terhadap ego.
5) Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena merupakan ancaman
terhadap integritas fisik yang dapat mempengaruhi konsep diri individu.
6) Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga menangani setres akan
mempengaruhi individu dalam berespon terhadap konflik yang dialami
karena pola mekanisme koping individu banyak dipelajari dalam keluarga.
7) Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga akan mempengaruhi respon
individu dalam  berespon terhadap konflik dan mengatasi kecemasannya.
8) Medikasi yang dapat memicu terjadinya kecemasan adalah pengobatan yang
mengandung  benzodiepin, karena benzodizepin dapat menekan
neurotrasmiter gamma amino butyric acid (GABA) yang mengontrol aktivitas
neuron di otak yang bertanggung jawab menghasilkan kecemasan
b. Kaji perilaku
Secara langsung kecemasan dapat di ekspresikan melalui respon fisiologis
dan  psikologis dan secara tidak langsung melalui pengambangan mekanisme
koping sebagai  pertahanan melawan kecemasan.
1) Respon fisiologis: Mengaktifkan system saraf otonom (simpatis dan
parasimpatis)
2) Respon psikologologis: Kecemasan dapat mempengaruhi aspek intrapersonal
maupun personal.
3) Respon kognitif: Kecemasan dapat mempengaruhi kemampuan berpikir baik
proses pikir maupun isis pikir, diantaranya adalah tidak mampu
memperhatikan, konsentrasi menurun, mudah lupa, menurunya lapangan
persepsi, bingung.
4) Respon afektif : Klien akan mengekspresikan dalam bentuk kebingungan dan
curiga berlebihan sebagai reaksi emosi terhadap kecemasan

G. Analisa Data

NO Subjektif Objektif
DS: DO:
Ibu W mengatakan merasa TTV :
cemas dengan kondisinya TD: 140/80
Keluarga mengatakan NADI : 95
sebelumnya klien sudah RR :20
sering kontrol ke rumah sakit
H. Diagnosa Keperawatan
Kecemasan
I. Rencaa tindakan Keperawatan
Tujuan Umum:
Klien akan menunjukkan mekanisme koping adaptif dalam mengatasi kecemasan
Tujuan Khusus:
a. Klien mampu mengenal ansietas.
b. Klien mampu mengekspresikan dan mengidentifikasi tentang ansietasnya.
c. Klien mampu mengidentifikasi situasi yang menyebabkan ansietas.
d. Klien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi.
e. Klien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk mengatasi
ansietas.
f. Klien mampu membina hubungan saling percaya.
g. Klien mampu melakukan aktifitas sehari-hari.
h. Klien mampu meningkatkan kesehatan fisik dan kesejahteraannya.
i. Klien terlindung dari bahaya.

TINDAKAN KEPERAWATAN:

a. Bina hubungan saling percaya


1) Pertimbangkan agar pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi.
2) Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling percaya
meliputi:
b. Mengucapkan salam terapeutik
a. Berjabat tangan
b. Menjelaskan tujuan interaksi
c. Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien atau
klien.
c. Bantu pasien mengenal ansietas
1) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya.
2) Bantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietas.
3) Bantu pasien mengenal penyebab ansietas.
4) Bantu klien menyadari perilaku akibat ansietas.
d. Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa percaya diri.
1) Pengalihan situasi
2) Latihan relaksasi:
a. Tarik nafas dalam
b. Mengerutkan dan mengendurkan otot-otot.

Rencana Keperawatan berdasarkan tingkat ansietas:


1.   Ansietas Ringan

Deskripsi Batasan Karakter Intervensi


Ansietas ringan adalah ansietas Tidak nyaman. Gerakan tidak tenang.
normal dimana motivasi individu
b)      Gelisah. b)      Perhatikan tanda peningkatan
pada keseharian dalam batas
c)      Insomnia ringan. ansietas.
kemampuan untuk melakukan
d)     Perubahan nafsu makan
c)      Bantu klien menyalurkan energi
dan memecahkan masalah ringan. secara konstruktif.
meningkat. e)      Peka. d)     Gunakan obat bila perlu. Dorong
f)       Pengulangan pemecahan masalah.
pertanyaan.   Perilaku f)       Berikan informasi akurat dan
mencari perhatian. fuktual.
h)      Peningkatan kewaspadaan.g)      Sadari penggunaan mekanisme
i)        Peningkatan persepsi pertahanan.
pemecahan masalah. h)      Bantu dalam mengidentifikasi
j)        Mudah marah. keterampilan koping yang berhasil.
i)        Pertahankan cara yang tenang
dan tidak
Daftar pustaka

1. Carpenito, L.J., 1998. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 6. Alih Bahasa : Yasmin
Asih. Editor Monica Aster, Jakarta : EGC.
2. Carpenito, L.J.2007.Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta:EGC.
3. Cutler, Howard C. 2004. Seni Hidup Bahagia. Alih Bahasa: Alex Tri Kantjono Widodo.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
4. David AT. 2004. Buku Saku Psikiatri.Ed.6. Jakarta:EGC.
5. Herdman, T Heather. 2012. NANDA International, diagnosis Keperawatan definisi dan
klasifikasi. 2012-2014. Jakarta: EGC
6. Keliat, Budi Anna. 1998. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Editor Yasmin Asih,
Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai