Anda di halaman 1dari 8

1.

Jelaskan Log yang dapat digunakan untuk mengetahui jenis batuan yang menjadi
reservoir dan volume shale yang dikandungnya?

Jawab
Log yang digunakan untuk mengetahui litologi dari suatu formasi adalah Gamma Ray
Log dan Spontaneous Potential Log
a. Log Gamma Ray
Log Gamma Ray (GR) merupakan hasil suatu pengukuran yang menunjukan
besaran intensitas radioaktif yang ada dalam formasi Prinsip dasar dari log ini
adalah melakukan pengukuran tingkat radioaktif alami bumi. Radioaktif alami
tersebut berasal dari unsur-unsur radioaktif yang berada di dalam lapisan
batuan di sepanjang lubang bor. Unsur-unsur radioaktif tersebut antara lain
Uranium (U), Thorium (Th), dan Potassium (K). Ketiga elemen ini
memancarkan sinar gamma ray secara terus menerus yang merupakan
ledakan-ledakan radiasi berenergi tinggi. Elemen tersebut biasanya banyak
dijumpai pada lapisan shale/clay, maka log GR sangat berguna untuk
mengetahui besar/kecilnya kandungan shale (shaliness) dalam lapisan
permeabel.
Defleksi gamma ray diukur dalam satuan API. Defleksi akan membesar jika
melewati lapisan shale. Hal ini dikarenakan unsur radioaktif yang terdapat di
dalam lapisan shale sangat tinggi, sehingga defleksi kurva GR akan
mempunyai nilai yang tinggi. Sebaliknya pada lapisan yang bersih (clean
sand) unsur radioaktif relatif rendah sehingga defleksi kurva GR cenderung
mempunyai nilai yang rendah. GR log sangat baik digunakan untuk mencari
lapisan yang permeabel. Hal ini dikarenakan GR log dapat memisahkan
dengan baik antara lapisan yang permeabel (clean sand) dengan lapisan yang
impermeabel (shale). Hal ini dapat sangat berguna apabila SP tidak berfungsi
karena formasi yang sangat resistif atau ketika SP digunakan pada lumpur
yang tidak konduktif. Persamaan untuk menghitung besarnya volume shale
adalah
GR log −GR min
V sh=
GR max −GR min
ket:
GRlog = gamma ray reading dari formasi
GRmin = nilai minimum gamma ray (clean sand or carbonate)
GRmax= nilain maximum gamma ray (shale)

b. Spontaneous Potential Log (SP)


Spontaneous Potential Log (SP) adalah pengukuran dari beda potensial antara
sebuah elektroda di dalam lubang sumur dan sebuah elektroda di permukaan.
Fungsi utama dari SP log yaitu untuk menghitung resistivitas air formasi dan
mengindikasikan permeabilitas. Tetapi SP log dapat juga digunakan untuk
menghitung volume shale. Persamaan untuk menghitung besarnya volume
shale adalah
PSP−SSP
V sh =
SPshale −SSP
ket:
PSP = Pseudostatic SP (SP maximum)
SSP = Static Spontaneous Potential dari Clean sand terdekat

2. Bagaimana dan terangkan evaluasi Log Resistivity dalam menghitung saturasi di


reservoir target?
Jawab
Resistivity log adalah pengukuran terhadap tahanan dari suatu formasi. Log
Resistivity digunakan untuk mendeterminasi zona hidrokarbon dan zona air,
mengindikasikan zona permeabel dengan mendeterminasi porositas resistivitas,
karena batuan dan matrik tidak konduktif, maka kemampuan batuan untuk
menghantarkan arus listrik tergantung pada fluida dan pori. Log resistivitas
diperlukan untuk menentukan nilai saturasi air dengan mengetahui nilai dari true
resistivity (Rt). Dalam penggunaannya resistivitas log sering digunakan bersamaan
untuk semua daerah jangkauan. Hal ini dilakukan agar dapat diketahui resistivitas
formasi (Rt) yang sebenarnya. Beberapa log resistivitas yang sering digunakan antara
lain induction log, laterolog, dan micro spherically focused log (MSFL).
Resistivitas formasi adalah tahanan jenis batuan yang terletak di uninvaded zone
terhadap arus listrik. Resistivitas formasi ini sering disebut true resistivity (Rt).
Biasanya nilai Rt didapatkan dari pembacaan resistivity log dengan jangkauan
pembacaan yang dalam (deep resistivity). Beberapa alat pengukuran Rt memerlukan
pengoreksian terhadap efek lubang bor dan ketebalan lapisan.
Resistivitas air formasi adalah tahanan jenis air yang berada di formasi pada suhu
formasi. Simbol resistivitas air formasi adalah Rw. Resistivitas air formasi salah satu
parameter yang penting untuk menentukan harga saturasi air. Persamaan untuk
menghitung saturati air berdasarkan parameter dari log resistivity adalah

aRw

Sw = n
❑m Rt

Ket:
Sw = Saturasi air (%)
n = eksponen saturasi
a = konstanta
Rw = Water Formation Resistivity (Ωm)
 = porositas batuan (%)
m = faktor sementasi
Rt = True Formation Resesitivity (Ωm)

3. Mengapa kita perlu mengetahui Porositas Effektif dan Porositas Total? Log apa saja
yang digunakan dan prinsip kerjanya!
Jawab
Porositas adalah perbandingan antara volume pori-pori dengan volume total batuan.
Pori-pori secara primer adalah matrix pore, dan secara sekunder adalah
rekahan/fracture, rongga/vug, dan lain-lain. Pada umumnya, porositas yang terukur,
baik secara analisis laboratorium, maupun dengan log adalah porositas efektif. Hal ini,
seperti disebut di atas, karena adanya isolated pore yang tidak berpengaruh terhadap
produktivitas reservoir. Lambang porositas adalah Φ. Karena merupakan
perbandingan, maka porositas tidak memiliki satuan.
Fungsi Porositas:
1. Menentukan OOIP (original oil in place).
2. Menentukan probable recovery / recovery factor.
3. Mengambil keputusan apakah minyak yang terdapat pada reservoir tersebut
layak diproduksi atau tidak dilihat dari segi ekonomi.
4. Mengetahui posisi kedalaman reservoir.
5. Menentukan jenis batuan.
6. Menentukan kemungkinan susunan butir pada batuan reservoir.
7. Menentukan besar permeabilitas pada pori-pori batuan.
8. Menentukan cadangan potensial dari suatu reservoir minyak/gas.
9. Menentukan selang waktu untuk perforasi atau acidizing.
Log yang digunakan untuk menentukan porositas adalah neutron log, density log dan
sonic log
 Neutron Log
Prinsip kerja neutron log adalah dengan mengukur konsentrasi atom hidrogen
yang terkandung di dalam lapisan batuan dengan cara memancarkan partikel
neutron dengan kecepatan tinggi yang kemudian akan bertubrukan dengan
atom hidrogen yang berada di dalam batuan. Ketika bertumbukan dengan
atom hidrogen, partikel neutron akan melemah karena kehilangan sebagian
energinya. Kehilangan energi tersebut akan bergantung pada kandungan
hidrokarbon yang terdapat pada lapisan tesebut. Dengan kata lain porositas
batuan dapat ditentukan dengan mengukur jumlah neutron yang kembali ke
detektor.
 Density Log
Density log adalah alat yang digunakan untuk mengukur porositas batuan
formasi. Prinsip kerja density log adalah dengan menembakkan sinar gamma
ke dalam batuan formasi, yang kemudian sinar gamma tersebut akan
bertabrakan dengan elektron-elektron yang berada di dalam formasi. Akibat
dari tabrakan tersebut sinar gamma akan kehilangan energi dan arahnya akan
terbaurkan. Sinar gamma yang terbaurkan tersebut akan direkam oleh
detektor. Sinar gamma yang terekam di alat detektor tergantung pada jumlah
elektron yang ditabrak di dalam formasi. hasil rekaman pantulan sinar gamma
tergantung pada jenis litologi batuan yang ditembus oleh pancaran sinar
gamma. Untuk menghitung porositas pada density log dapat menggunakan
persamaan berikut:
ρma−ρb
¿
ρma− ρf
ket:
ρma = matrix density
ρb = bulk density
ρ f = fluid density

 Sonic Log
Sonic log merupakan peralatan logging yang dapat digunakan untuk mengukur
porositas batuan. Prinsip kerja alat ini adalah dengan memancarkan bunyi
dengan interval yang teratur dari sebuah sumber bunyi (transmitter), sehingga
bunyi tersebut akan merambat melalui batuan dan kemudian akan diterima
oleh alat penerima (receiver). Alat penerima akan merekam atau mencatat
lamanya waktu perambatan bunyi (t) di dalam batuan formasi. Besarnya waktu
perambatan bunyi itu sendiri bergantung pada beberapa hal, diantaranya
adalah litologi batuan dan fluida pengisi pori batuan. Untuk menghitung
porositas pada sonic log dapat menggunakan persamaan berikut:
∆ t log −∆ t ma
¿
∆ t f −∆ t ma

4. Jelaskan prinsip kerja Log Sonic dan bagaimana aplikasi informasi Vp dan Vs dalam
evaluasi formasi yang ada!
Jawab
Log Sonic adalah log yang bekerja berdasarkan kecepatan rambat gelombang
suara. Gelombang suara dipancarkan kedalam suatu formasi kemudian akan
dipantulkan kembali dan diterima oleh receiver. Waktu yang dibutuhkan
gelombang suara untuk sampai ke penerima disebut interval transit time. Besarnya
selisih waktu tersebut tergantung pada jenis batuan dan besarnya porositas batuan
tersebut sebagai fungsi dari parameter elastik seperti K (bulk modulus), μ (Shear
Modulus), dan densitas (ρ) yang terkandung dalam persamaan kecepatan Gelombang
Kompresi (Vp) dan Gelombang Shear (Vs). Sehingga log sonik sering digunakan
untuk mengetahui porositas litologi selain itu juga digunakan untuk membantu
interpretasi data seismik, terutama untuk mengkalibrasi kedalaman formasi.
Kecepatan Gelombang P ( Vp) Jika bumi yang 'tenang' diberikan gangguan, misalnya
diganggu dengan diledakannya sebuah dinamit, maka partikel-partikel material bumi
tersebut akan bergerak dalam berbagai arah. Fenomena pergerakan partikel material
bumi ini disebut dengan gelombang. karakteristik kecepatan gelombang P untuk
berbagai material bumi pada gambar dibawah ini :
Kecepatan Gelombang Shear (Vs) : arah pergerakannya tegak lurus (transversal)
dengan arah perambatan gelombang. Telah lama diketahui bahwa Vp/Vs dapat
digunakan sebagai indikator litologi. Lempung, bila diasumsikan isotropik, selalu
memiliki rasio Vp/Vs yang tinggi daripada reservoar pasir. Dalam karbonat
menunjukan bahwa Vp/Vs dapat digunakan untuk mendeskriminasi batu gamping
dari dolomit. Vp/Vs atau rasio impedansi juga telah berhasil digunakan untuk deteksi
secara langsung hidrokarbon (Direct Hydrocvarbon Indicator-DHI), terutama dengan
teknik AVO karena Vs tidak sensitif terhadap perubahan fluida sementara Vp berubah
terhadap saturasi dan jenis fluida yang berbeda sehingga
menghasilkan perubahan Vp/Vs.

5. Berikan penerapan pemahaman lingkungan pengendapan batuan reservoir dalam


evaluasi formasi yang dilakukan?
Jawab
secara garis besar karakter dan pola log GR dan asosiasi dari lingkungan
pengendapannya dapat dibedakan menjadi :
1. Cylindrical
Log dengan pola Cylindrical merupakan pola dengan karakter yang relatif stabil
dimana kurva log menunjukkan nilai gamma ray yang rendah. Pola ini cenderung
diminati karena dianggap merepresentasikan sifat batuan yang homogen dengan
sifat yang ideal. Pola ini dapat diasosiasikan dengan batuan sedimen yang
terendapkan pada lingkungan fluvial channel, braided channel, estuarine, submarine
channel-fill, anastomated channel, dan eolian dune.
2. Funnel (Funnel shapped)
Log dengan pola Funnel menunjukkan kurva log mengalami kenaikan nilai gamma
ray secara gradual, hal ini menunjukkan perubahan litologi secara perlahan dari
shale menjadi sand atau Coarsening upward. Pola ini menggambarkan fasies
pengendapan di laut dangkal dengan energi pengendapan yang mulai meningkat dan
menyebabkan ukuran sedimen yang terendapkan semakin kasar. Pola ini
diasosiasikan dengan lingkungan pengendapan estuarine shelf, delta front,
distributary mouth bar, crevasse splay, strainplain, shoreface, progading shelf-sand,
atau submarine fan lobe. Pada lingkungan laut dalam pola ini akan menunjukkan
kenaikan kadar batupasir pada fase turbidit. Selain itu, pola ini juga menunjukkan
perubahan karakter batuan sedimen dari sedimen klastik menjadi karbonat.
3. Bell (Bell shaped)
Bentuk log dengan pola Bell ini menunjukkan perubahan nilai gamma ray yang
turun secara gradual, hal ini menunjukkan perubahan litologi secara perlahan dari
sand menjadi shale atau fining upward. Perubahan ini menunjukkan penurunan
energi pengendapan. Pola ini menunjukkan daerah dengan lingkungan pengendapan
meander, tidal channel, fluvial point bar, deep-sea channel, atau distributary
channel.
4. Symmetrical
Bentuk log dengan pola Symmetrical menunjukkan adanya perubahan nilai gamma
ray yang turun dan naik kembali dengan cepat, hal ini mengindikasikan adanya
perubahan energi pengendapan atau muka air laut secara cepat. Perubahan ini dapat
disebabkan adanya progradasi dan retrogradasi yang sinergis dan cepat.
5. Serrated
Bentuk log dengan pola Serrated atau Irregular ini menunjukkan kurva gamma ray
yang relatif tinggi, hal ini mengindikasikan adanya agradasi dari shale dan lanau.
Pola log ini merepresentasikan sifat batuan yang heterogen dan sulit untuk
menentukan sifat dari keseluruhan pola tersebut. Pola ini menunjukkan daerah
dengan lingkungan pengendapan fluvial floodplain, alluvial plain, carbonate slope,
tidal sand, storm-dominated shelf, dan deepmarine slope.

Anda mungkin juga menyukai