Anda di halaman 1dari 13

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PENGELOLAAN LIMBAH

BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA RUMAH SAKIT PKU


MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT II

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan


Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata 2
Program Studi Manajemen Rumah Sakit

Oleh :

ARIEF TAHTA PRAYOGI

20131030045

PROGRAM STUDI MANAJEMEN RUMAH SAKIT


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2015
LEMBAR PERSETUJUAN

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PENGELOLAAN LIMBAH


BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA RUMAH SAKIT PKU
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT II

NASKAH PUBLIKASI

Oleh :
ARIEF TAHTA PRAYOGI
NIM : 20131030045

Pembimbing,

Dr. Ir. Widodo Hariyono, A.Md., M.Kes. Tanggal..............................


PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa naskah publikasi tesis ini bukan merupakan
hasil plagiat karya orang lain, melainkan hasil karya saya sendiri dan belum
pernah dan tidak sedang dalam proses untuk publikasi, serta tidak akan
dipublikasikan dalam bentuk lain. Demikian pernyataan ini saya buat dengan
sebenar-benarnya dan apabila dikemudian hari ada yang mengklaim bahwa
naskah ini milik orang lain dan dibenarkan secara hukum, maka saya bersedia
dituntut berdasarkan hukum yang berlaku di indonesia

Yogyakarta, 19 November 2015


Yang membuat pernyataan :

Arief Tahta Prayogi


NIM : 20131030045
EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PENGELOLAAN LIMBAH
BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA RUMAH SAKIT PKU
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT II

Arief Tahta Prayogi


Program Studi Manajemen Rumah Sakit, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Jalan Lingkar Selatan, Taman Tirto, Kasihan bantul, Yogyakarta 55183
Email : arieftahta@yahoo.co.id

Widodo Hariyono
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan,, Universitas
Ahmad Dahlan, Jalan Kapas No 9, Semaki, Yogyakarta 0818268945
Email : widodohariyono@yahoo.com

ABSTRAK

Latar Belakang : Pengelolaan limbah Rumah Sakit PKU


Muhammadiyah Yogyakarta Unit II menghasilkan limbah medis padat per hari
mencapai 94,9 kg pada bulan April 2015. Dalam rencana strategi (RENSTRA)
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II tahun 2014 telah
menetapkan pencapaian akreditasi RS versi 2012. Pemenuhan standar akreditasi
rumah sakit versi 2012 tidak luput dari berbagai instrumen penilaian didalamnya
yang termasuk pengelolaan limbah B3.
Metode :Jenis penelitian menggunakan penelitian evaluatif dengan
pendekatan kualintatif dan kuantitatif. Informan dalam penelitian ini sebanyak 7
orang. Evaluasi pada penelitian berdasarkan stadar akreditasi rumah sakit versi
2012 dari KARS.
Hasil dan Pembahasan :Analisis hasil evaluasi dari tiap elemen
penilaian menunjukan bahwa dalam proses identifikasi bahan dan limbah
berbahaya memperoleh skor 50%, implementasi dari identifikasi limbah B3
66,6%, implementasi sistem pelaporan insiden 83,3%, implementasi regulasi RS
tentang B3 100%, implementasi penggunaan APD terkait B3 66,6%, dokumentasi
persyaratan staf dan pengelolaan B3 66,6%, implementasi Pelabelan B3 83,3%,
kepatuhan terhadap aturan RS (pihak independen) 83,3%.
Kesimpulan : Dari kedelapan penilaian dari instrumen akreditasi rumah
sakit versi 2012 tentang bahan beracun dan berbahaya analilis hasil kualitatif dan
kuantitatif menunjukan nilai pencapaian sebesar 75% yang artinya program
pengelolaan limbah B3 rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II
belum optimal dalam pencapaian paripurna.

Kata Kunci : Pengelolaan Limbah, Bahan Beracun dan Berbahaya, Akreditasi RS


EVALUATION OF WASTE TOXIC AND DANGEROUS MATERIALS
MANAGEMENT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT II
HOSPITAL

Arief Tahta Prayogi


Program Studi Manajemen Rumah Sakit, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Jalan Lingkar Selatan, Taman Tirto, Kasihan bantul, Yogyakarta 55183
Email : arieftahta@yahoo.co.id

Widodo Hariyono
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarkat,
Universitas Ahmad Dahlan, Jalan Kapas No 9, Semaki, Yogyakarta 0818268945
Email : widodohariyono@yahoo.com

ABSTRACT

Background: on April of 2015 , the manajement of PKU Muhammadiyah


Yogyakarta Unit II Hospital report creates 94.9 kilograms of solid medical waste
per day. This large amount of waste requires a good manajement program. In
their strategical planning (RENSTRA), PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II
on 2014 applied the 2012 version of Hospital Accreditation Goal. The standard
fulfillment of the 2012 version of Hospital Accreditation Goal included many
grading instruments, including B3 Waste Manajement.
Method: the researched uses an evaluative method with an approach on
both quality and quantity. The number of Informants in this research is 7. The
Evaluation of the research is based KARS’ 2012 version of Hospital Accreditation
Standards.
Result and discussion: the analysis of each element of the experiment
showed that the dangerous waste and material identification process received a
50% score, the implementation and identification of B3 Waste received 66%,
Implementation of incident report received 83.3%, Hospital regulation
implementation regarding B3 waste received 100%, the usage of self-protection
gear from B3 waste received 66.6%, documentation of staff rules and manajement
of B3 received 66.6%, B3 labelling implementation received 83.3%, and Hospital
rules obedience received 83.3%.
Conclusion: from the eight evaluation of the 2012 version of Hospital
Accreditation Goal regarding toxic and dangerous materials, the quality and the
quantity analysis showed an achievement rate of 75%, which means the B3 waste
manajement program of PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II Hospital has
not been optimal in fulfilling the threshold of safety.
Keywords: Waste Manajement, Toxic and Dangerous Materials, Hospital
Accreditation.
PENDAHULUAN
Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna tidak luput
dari bermacam kegiatan yang menghasilkan limbah berupa padat, cair dan gas.
Bagian atau unit yang menangani masalah limbah di rumah sakit adalah instalasi
pengelolaan limbah. Sebagai instalasi pegelolaan limbah yang merupakan bagian
dari rumah sakit tentu terikat dengan berbagai peraturan dan standar yang berlaku
dalam pengelolaanya.
Perkembangan rumah sakit di Indonesia berkembang sangat pesat. Dengan
meningkatnya jumlah rumah sakit yang pesat, maka dibarengi pula dengan
peningkatan limbah yang dihasilkanya. Limbah rumah sakit bila tidak
dikeloladengan baik dapat menimbulkan berbagai macam masalah kesehatan baik
di lingkungan rumah sakit sendiri maupun di lingkungan sekitar rumah sakit.
Berbagai kandungan dalam limbah rumah sakit sangatlah berbahaya bagi
lingkungan diantaranya menjadi penyebab berbagai penyakit seperti typoid,
kholera, disentri dan hepatitis (Asmadi, 2012).
Berbagai upaya dapat dilakukan untuk meningkatkan pelayanan dibidang
sarana penunjang ini seperti dengan mengevaluasi pelaksaan program pengelolaan
limbah dengan mengevaluasi menggunakan standar akreditasi rumah sakit.
Standar akreditasi rumah sakit disusun dalam upaya peningkatan mutu pelayanan
kesehatan dan menjalankan amanah Undang-Undang (KARS 2015).
Dalam rencana startegi (RENSTRA) Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Yogyakarta Unit II tahun 2014 telah menetapkan pencapaian akreditasi RS versi
2012. Pemenuhan standar akreditasi rumah sakit versi 2012 tentu tidak lepas dari
berbagai instrumen penilaian didalamnya yang termasuk pengelolaan limbah B3
atau disebutkan tersendiri dalam penilaian manajemen fasilitas dan keselamatan
kerja. Oleh sebab itu mengevaluasi salah satu dari instrumen akreditasi rumah
sakit diperlukan untuk mengetahui sejauh mana persiapan pencapaian target
standar akreditasi RS ditahun 2015.
METODE
Penelitian ini adalah penelitian evaluasi dengan pendekatan studi kasus.
Pengumpulan data didapat dari data kualintatif dan kuantitatif berupa observasi
langsung, dokumentasi dan wawancara. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengevaluasi pelaksanaan program pengelolaan limbah bahan berbahaya dan
beracun di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II berdasarkan
delapan elemen penilaian menurut standar akreditasi rumah sakit versi 2012 dan
mengetahui skor penilaianya.
Subyek penelitian ini adalah pihak manajemen dan staf rumah sakit PKU
Muhammadiyah Yogyakarta Unit II yang berkaitan dengan pengelolaan limbah
B3 yaitu 6 orang dari pihak manajemen rumah sakit yang berkaitan dengan
limbah B3 dan 2 orang dari staf pengelolaan limbah B3 rumah sakit. Obyek
penelitian ini adalah data laporan dan dokumen dan pelaksanaan pengelolaan
limbah RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II. Penelitian ini dilaksanakan
selama bulan Agustus 2015 di rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit
II. Instrumen dalam penelitian ini berupa standar akreditasi rumah sakit versi
2012, alat perekam suara, pedoman wawancara yang di kembangkan dari
instrumen akreditasi rumah sakit versi 2012.
Analisa data kualitatif yang dilakukan dalam penelitian ini disajikan dalam
bentuk tabel yaitu reduksi data yang merangkum dan memilih hal hal pokok,
memfokuskan hal yang penting dari data yang diperoleh, penyajian data disusun
secara teks naratif, penarikan kesimpulan dengan cara memikirkan ulang selama
penulisan, tinjauan ulang catatan, tinjauan kembali dan tukar pikiran serta
menempatkan salinan temuan dalam seperangkat data yang lain. Analisa data
kuantitatif ditampilkan dalam bentuk persentase yang diolah dalam bentuk tabel
dengan pengolahan sesuai standar penilaian akreditasi rumah sakit versi 2012.
Teknik pengumpulan data melalaui wawancara mendalam (indept
interview) kepada informan untuk menggali implementasi pelaksanaan program
pengelolaan limbah B3 RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II. Dalam
melakukan wawancara mengacu pada kisi-kisi wawancara yang disusun peneliti
berdasarkan item penilaian B3 di Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012.
Pengumpulan data kedua melalui pennelusuran keberadaan dan kelengkapan
dokumen dan terakhir teknik observasi yang digunakan adalah partisipasi pasif
dimana peneliti datang ke obyek penelitian tetapi tidak terlibat dalam kegiatan
tersebut.

HASIL
Hasil penelitian ini dirangkum dalam analisis implementasi program
pengelolaan limbah bahan beracun dan berbahaya rumah sakit PKU
Muhammadiyah Yogyakarta unit II berdasarkan studi dokumentasi, studi
observasi dan wawancara.

Tabel Hasil Analisis Implementasi Program Pengelolaan Limbah Bahan


Beracun danBerbahaya Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta
Unit II
Studi Indept Penca- Skor Persen-
No Penilaian B3 doku- Inter- Obser paian Mak- tase
mentasi view vasi Skor simal (100%)
1 Rumah sakit
mengidentifikasi bahan dan
limbah berbahaya dengan 5 5 5 15 30 50
mempunyai daftar terbaru/
mutakhir dari bahan
berbahaya tersebut di rumah
sakit

2 Rencana untuk penanganan,


penyimpanaan dan
penggunaan yang aman 5 10 5 20 30 66,6
disusun dan
diimplementasikan/
diterapkan

3 Rencana untuk pelaporan


dan investigasi dari
tumpahan, paparan dan 10 5 10 25 30 83,3
insiden lainya disusun dan
diterapkan

4 Rencana penanganan limbah


yang benar di RS dan
pembuangan limbah 10 10 10 30 30 100
berbahaya secara aman dan
sesuai ketentuan hukum

5 Rencana untuk alat dan


prosedur perlindungan yang
benar dan penggunaan, ada 10 5 5 20 30 66,6
tumpahan dan paparan
disusun dan diterapkan

6 Rencana untuk
pendokumentasian
persyaratan, izin, lisensi atau 5 10 5 20 30 66,6
ketentuan lain disusun dan
ditetapkan

7 Rencana pemasangan label


pada bahan dan limbah
berbahaya disusun dan 10 5 10 25 30 83,3
ditetapkan

8 Rumah sakit memastikan


unit independen di RS
mematuhi rencana 5 10 10 25 30 83,3
penanganan B3 RS

Total 60 60 60 180 240 75


Sumber : data primer diolah (2015)

Berdasarkan tabel 4.4 tema nomor 1 (satu) dapat diketahui bahwa rumah
sakit mengidentifikasi bahan dan limbah berbahaya dengan mempunyai daftar
terbaru/ mutakhir dari bahan berbahaya tersebut di rumah sakit mendapatkan skor
daristudi dokumentasi sebesar 5 poin, wawancara sebesar 5 poin dan observasi
sebesar 5 poin, jadi pencaapaian skor yang diperoleh yaitu 15 poin yang
selanjutnya dibagi dengan skor maksimal 30 poin. Setelah dipersentasekan maka
skor yang diperoleh adalah 50%.
Berdasarkan tabel 4.4 tema nomor 2 (dua) dapat diketahui bahwa untuk
rencana untuk penanganan, penyimpanaan dan penggunaan yang aman disusun
dan diimplementasikan/ diterapkanmendapatkan skor daristudi dokumentasi
sebesar 5 poin, wawancara sebesar 10 poin dan observasi sebesar 5 poin, jadi
pencaapaian skor yang diperoleh yaitu 20 poin yang selanjutnya dibagi dengan
skor maksimal 30 poin. Setelah dipersentasekan maka skor yang diperoleh adalah
66,6%.
Berdasarkan tabel 4.4 tema nomor 3 (tiga) dapat diketahui bahwa rencana
untuk pelaporan dan investigasi dari tumpahan, paparan dan insiden lainya
disusun dan diterapkan mendapatkan skor daristudi dokumentasi sebesar 10 poin,
wawancara sebesar 5 poin dan observasi sebesar 10 poin, jadi pencaapaian skor
yang diperoleh yaitu 25 poin yang selanjutnya dibagi dengan skor maksimal 30
poin. Setelah dipersentasekan maka skor yang diperoleh adalah 83,3%.
Berdasarkan tabel 4.4 tema nomor 4 (empat) dapat diketahui bahwa
rencana penanganan limbah yang benar di RS dan pembuangan limbah berbahaya
secara aman dan sesuai ketentuan hukum mendapatkan skor daristudi
dokumentasi sebesar 10 poin, wawancara sebesar 10 poin dan observasi sebesar
10 poin, jadi pencaapaian skor yang diperoleh yaitu 30 poin yang selanjutnya
dibagi dengan skor maksimal 30 poin. Setelah dipersentasekan maka skor yang
diperoleh adalah 100%.
Berdasarkan tabel 4.4 tema nomor 5 (lima) dapat diketahui bahwa rencana
untuk alat dan prosedur perlindungan yang benar dan penggunaan, ada tumpahan
dan paparan disusun dan diterapkan mendapatkan skor daristudi dokumentasi
sebesar 10 poin, wawancara sebesar 5 poin dan observasi sebesar 5 poin, jadi
pencaapaian skor yang diperoleh yaitu 20 poin yang selanjutnya dibagi dengan
skor maksimal 30 poin. Setelah dipersentasekan maka skor yang diperoleh adalah
66,6%
Berdasarkan tabel 4.4 tema nomor 6(enam) dapat diketahui bahwa rencana
untuk pendokumentasian persyaratan, izin, lisensi atau ketentuan lain disusun dan
ditetapkan mendapatkan skor dari studi dokumentasi sebesar 5 poin, wawancara
sebesar 10 poin dan observasi sebesar 5 poin, jadi pencaapaian skor yang
diperoleh yaitu 20 poin yang selanjutnya dibagi dengan skor maksimal 30 poin.
Setelah dipersentasekan maka skor yang diperoleh adalah 66,6%.
Berdasarkan tabel 4.4 tema nomor 7(tujuh) dapat diketahui bahwa rencana
pemasangan label pada bahan dan limbah berbahaya disusun dan ditetapkan
mendapatkan skor dari studi dokumentasi sebesar 10 poin, wawancara sebesar 5
poin dan observasi sebesar 10 poin, jadi pencaapaian skor yang diperoleh yaitu 25
poin yang selanjutnya dibagi dengan skor maksimal 30 poin. Setelah
dipersentasekan maka skor yang diperoleh adalah 83,3%.
Berdasarkan tabel 4.4 tema nomor 8(delapan) dapat diketahui bahwa
mendapatkan skor dari studi dokumentasi sebesar 5 poin, wawancara sebesar 10
poin dan observasi sebesar 10 poin, jadi pencaapaian skor yang diperoleh yaitu 25
poin yang selanjutnya dibagi dengan skor maksimal 30 poin. Setelah
dipersentasekan maka skor yang diperoleh adalah 83,3%.

PEMBAHASAN
Tahapan pencegahan primer akibat kecelakaan kerja meliputi pengenalan
hazard atau potensi bahaya (Hasyim 2007). Pengenalan hazart dan potensi bahaya
tentu harus dimulai dari mengidentifikasi limbah B3 dengan membuatan daftar
limbah B3 di rumah sakit. Pengenalan terhadap potensi bahaya tersebut akan
memudahkan tenaga kesehatan dan staff yang berkaitan dalam pelakssaan bahan-
bahan berbahaya tersebut dalam pengelolaanya.
Perolehan skor maksimal yang didapat karena memang beberapa SOP dan
dalam pelaksanaanya ketika observasi masih belum maksimal. Namun ketika
wawancara sudah menunjukan hasil yang maksimal dalam perolehan skor.
Dikemukakan oleh Hasyim 2005, bahwa salah satu dari tahapan
pencegahan primer akibat kecelakaan kerja adalah pengendalian pajanan.
Pengendalian pajanan atau insiden tidak lepas dari berbagai tindakan pencegahan
sebelum terjadi maupun pencegahan terjadi berulang, maka diperlukan
dokumentasi yang lengkap pada setiap kejadian atau insiden.
Keseluruhan poin dari elemen penilaian ini mendapatkan poin makasimal
yaitu 100%. Keseluruhan poin tersebut dikarenakan rumah sakit yang sudah
memenuhi standar terkait dokumentasi yang berupa SOP penanganan limbah,
pelaksanaan yang memenuhi standar yang disarankan pemerintah.
Hasil yang didapatkan dari penggunaan APD adalah belum adanya
evaluasi pelaksanaan pengguaan APD. Dalam pelayanan kesehatan kerja
penggunaan APD dan monitoringnya sangat diperlukan. Tahapan pencegahan
primer akibat kecelakaan kerja, meliputi pengenalan hazard (potensi bahaya),
pengendalian pajanan yag terdiri dari monitoring lingkungan kerja, monitoring
biologi, identifikasi pekerja yang rentan, pengendalian teknik, administrasi, dan
pengunaan APD (Hasyim 2005).
Pelaksanaan yang belum maksimal dalam Dokumentasi persyaratan staf
dan pengelolaan B3 diketahui karena secara analisis dokumentasi dan secara
obsevatif diketahui bahwa belum ada dokumen atau lisensi mengenai dokumen
persyaratan staf yang diperbolehkan mengelola limbah B3.
Tidak tercapainya skor maksimal terletak pada hasil wawancara yang
menghasilkan skor 5 disebabkan karena pelabelan yang sudah berjalan hanya di
TPS sedangkan pelabelan diluar TPS belum menjadi tanggung jawab dari unit
sanitasi.Pencapaian skor yang belum maksimal adalah di studi dokkumentasi yang
hanya mendapatkan skor 5. Ini disebabkan memang belum adanya dokumen atau
peraturan tertulis terkait evaluasi dari pihak independen atau pihak ke 3.

KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai EVALUASI
PELAKSANAAN PROGRAM pengelolaan limbah B3 rumah sakit maka dapat
digambarkan hasil penelitian secara umum implementasi program pengelolaan
limbah B3 rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II berdasarkan
standar akreditasi rumah sakit versi 2012 dari KARS dari delapan elemen
penilaian sebagi berikut.
Pada kriteria identifikasi limbah B3 cukup baik namun masih terdapat
kekurangan dalam pengidentifikasian daftar B3 di setiap unit yang masih belum
ada. Dalam hal pelaksanaan identifikasi B3terlaksana cukup baik namun belum
memiliki atau tidak ada SOP distribusi. Pada penilaian pelaporan insiden
tumpahan paparan danlain-lain belum dilakukan. Implementasi tentang regulasi
yang berhubungan dengan limbah B3 dilakukan dengan baik. Dalam
implementasi penggunaan APD kepatuhan dari beberapa staf dalam penggunaan
APD secara lengkap masih kurang.
Pendokumentasian persyaratan pengelola limbah B3 masih belum
maksimal dimana belum ada dokumen atau lisensi mengenai dokumen
persyaratan staf yang diperbolehkan mengelola limbah B3. Pelaksanaan pelabelan
cukup baik namun belum maksimal dimana pelabelan limbah B3 diluar TPS
belum menjadi tanggung jawab dari unit sanitasi. Kepatuhan pihak independen
belum maksimal dimana belum adanya dokumen atau peraturan tertulis terkait
evaluasi untuk pihak independen.
Dari kedelapan penilaian tersebut analilis hasil kualitatif dan kuantitatif
menunjukan nilai sebasar 75% yang artinya programpengelolaan limbah B3
rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II belum optimal dalam
pencapaian paripurna.

DAFTAR PUSTAKA
Asmadi.2013, Pengelolaan Limbah Medis Rumah Sakit. Gosyen Publihing
Dinas Kesehatan Propinsi Daeraah Istimewa Yogyakarta 2015. Informasi Rumah
Sakit Umum Yogyakarta. Diakses pada 21 Mei 2015 Pukul 10.56
WIB dari dinkes.jogjaprov.go.id/#!daftar-rumah-sakit
Hasyim H. 2005, Manajemen Hiperkes dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit
(Tinjauan Kegiatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Institusi
Sarana Kesehatan). JMPK,Vol. 08, No. 02, Juni 2005
Kementrian Kesehatan RI. 2007. Keputusan Menteri Kesehatan Repubik
Indonesia Nomor 432 tetang Pedoman Manajemen Kesehatan
Keselamatan Kerja (K3) di Rumah Sakit, Jakarta.
Kementrian Lingkungan Hidup RI. 1995. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
Nomor 58 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah
Sakit, Jakarta.
KementrianKesehatan RI. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1204 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit, Jakarta
Notoatmodjo S, 2002, Metode Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta Jakarta
Paramita N. 2007, Evaluasi Pengelolaan Sampah Rumah Sakit Pusat Angkatan
Darat Gatot Subroto, Jurnal Presipitasi, Vol.2 No.1, Maret 2007, hh.
51-55.

Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh ndonesia. 2011. Joint Comition International


Standar Akreditasi Rumah Sakit Edisi ke-4. Jakarta
Sekretariat Negara RI. 1999. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tentang
Pengelolaan bahan Berbahaya dan Beracun (B3), Jakarta.
Sugiyono. 2013, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, Alfabeta, Bandung
Sutopo. 2006, Metode Penelitian Kualitatif, UNS Press, Surakarta
WHO. 2011. Waste from health-care activities. World health organization media
centre. www.who.int/mediacentre/factsheet/fs253en/. Diunduh pada 4
November 2015

Anda mungkin juga menyukai