Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Di susun oleh :
Nurhayati 11200120000089
Rimala Alimah 11200120000098
Sanja Dimyati 11200120000105
Tengku Maulana 11200120000113
Tsamratul Basiroh 11200120000114
Utami Fajar Sari 11200120000115
Tiara Sabilla 11200120000129
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah Pendidikan Akhlak dengan judul " Akhlak
Dalam Kehidupan Sosial Kemasyarakatan Terhadap Sesama Muslim" tepat pada
waktunya.
Namun tidak terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya.
Oleh karena itu, dengan lapang dada kami mohon maaf sebesar-besarnya tentu
bagi para pembaca atas makalah yang kami susun ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak Secara Umum 3
B. Manusia Sebagai Makhluk Sosial Serta Dalil Dalam Al-Qur‟an 4
C. Akhlak Dalam Kehidupan Sosial Kemasyarakatan Terhadap
Sesama Muslim 7
D. Manfaat Akhlak Mulia dalam kehidupan sosial Kemasyarakatan 13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 16
DAFTAR PUSTAKA 18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akhlak atau perangai, adat kebiasaan, tabi‟at adalah sifat yang melekat
dalam jiwa yang mendorong lahirnya perbuatan manusia. Dalam ajaran Islam
akhlak merupakan salah satu ajaran yang berhubungan dengan perilaku yang
seharusnya dan yang tidak seharusnya dilakukan. Maka, ada akhlak yang baik,
yang terpuji disebut akhlaq mahmudah. Ada pula perilaku yang buruk, disebut
akhlak tercela atau akhlaq madmumah. Akhlak sosial merupakan bagian ajaran
tentang akhlak, yang berkaitan dengan keharusan perilaku baik dan yang
seharusnya dijauhi berkaitan dengan hubungan-hubungan sosial dalam kehidupan
masyarakat. Seperti kita tak boleh mendholimi orang lain, orang yang lebih
„lemah‟ dibanding kita. Kita tidak boleh tidur pulas karena kekenyangan
sementara ada tetangga kita yang tidak bisa tidur karena kelaparan.
Namun, pada abad 21 ini banyak diantara kita kurang memperhatikan
masalah akhlak. Disatu sisi, kita mengutamakan tauhid yang memang merupakan
perkara pokok/inti agama. Disisi lain dalam masalah akhlak kurang diperhatikan,
sehingga tidak dapat disalahkan bila ada keluhan-keluhan yang terlontar dari
kalangan masyarakat awam. Inilah tugas dari generasi muda islam untuk mulai
memperbaiki akhlak kita kepada sesama manusia terutama sesama muslim.
Sebab, bagaimana kita bisa berakhlak baik terhadap non-muslim jika terhadap
muslim lainnya saja tidak mampu mewujudkan akhlak terpuji yang telah
dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Oleh karena itu, dikarenakan akhlak merupakan dimensi nilai dari Syariat
Islam dan manusia merupakan makhluk yang selalu hidup berdampingan dengan
yang lainnya, maka inti pembahasan makalah kami adalah akhlak dalam
kehidupan sosial kemasyarakatan terhadap sesama muslim.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Akhlak Secara Umum ?
2. Apakah yang dimaksud Manusia Sebagai Makhluk Sosial? Sebutkan dalil Al-
Qur‟annya !
3. Bagaimanakah Akhlak dalam Kehidupan Sosial Kemasyarakatan Terhadap
Sesama Muslim ?
4. Apa sajakah Manfaat Melakukan Akhlak Mulia dalam Kehidupan Sosial
Kemasyarakatan ?
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Abuddin Nata , Akhlak tasawuf, (Jakarta : PT. Rajagrafindi persada,1998), hlm. 1.
2
Ibnu Miskawaih, Tahzib al-akhlak wa tathhir al-A'raq, (Mesir : al- mathaba'ah al-Mishriyah,1934), hlm. 40.
3
5. Imam Al-Ghazali mendefinisikan,
Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-
macam perbuatan dengan gampamg dan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan.3 Maka jika sifat tersebut melahirkan suatu tindakan yang terpuji
menurut ketentuan akal dan norma agama, dinamakan akhlak yang baik. Tetapi
manakala ia melahirkan tindakan yang jahat, maka dinamakan akhlak yang buruk.
3
Imam Al-ghazali, Ihya'ulum al-Din,jilid III, (Beirut : Dar al-fikr,1989) , hlm. 56.
4
Kemampuan dan kebiasaan manusia berkelompok ini disebut juga dengan zoon
politicon. Istilah manusia sebagai zoon politicon pertama kali dikemukakan oleh
Aristoteles yang artinya mengandung makna bahwa manusia memiliki
kemampuan untuk hidup berkelompok dengan manusia yang lain dalam suatu
organisasi yang teratur, sistematis dan memiliki tujuan yang jelas, seperti negara
ataupun dalam ruang lingkup kecil seperti halnya didalam masyarakat.
Aktualisasi manusia sebagai makluk sosial, tercermin dalam kehidupan
berkelompok. Manusia selalu berkelompok dalam hidupnya. Berkelompok dalam
kehidupan manusia adalah suatu kebutuhan, bahkan mempunyai tujuan. Tujuan
manusia berkelompok adalah untuk meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan
hidupnya.
Jadi sudah kodratnya manusia adalah sebagai makhluk sosial atau
makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang
berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia
sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya.
Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya
dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu
bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial,
juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan
(interaksi) dengan orang lain.
Dalam Islam, hubungan sosial disebut dengan istilah hablum minannaas
(hubungan dengan sesama manusia). Contohya, Saling sapa, berjabat tangan,
silaturrahim, solidaritas sosial, ukhuwah islamiah dan lain-lain. Hubungan sosial
tidak hanya terjadi dikalangan komunitas atau suatu kelompokya saja tetapi juga
diluar komunitasnya. karena manusia adalah makhluk sosial yang saling
membutuhkan satu sama lainnya dan mereka tidak akan bisa hidup dengan
individu mereka sendiri. Sebagaimana daintara dalil al-quran yang dikemukakan
di bawah ini :
a. QS. Al Hujurȃt ayat 13 :
َّ َٰيََٰٓأَيَُّٖا ٱىَّْاسُ إَِّّا َخيَ ْق ََْٰ ُنٌ ٍِِّ َر َم ٍش َٗأُّثَ َٰى َٗ َج َع ْي ََْٰ ُن ٌْ ُشعُ٘بًا َٗقَبَآَٰئِ َو ىِخَ َعا َسفُ َٰٓ٘ ۟ا ۚ إِ َُّ أَ ْم َش ٍَ ُن ٌْ ِعْ َذ
ۚ ٌْ ٱَّللِ أَ ْحقَ َٰى ُن
َّ َُّ ِإ
ٱَّللَ َعيِي ٌٌ خَبِي ٌش
5
Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.4
Dalam ayat ini, secara singkat dapat diartikan bahwa ayat ini menunjukkan
manusia tidak diciptakan dengan kemampuan dan bakat yang sama. Karena jika
manusia semua memiliki bakat dan kemampuan yang sama, ia tidak lagi
membutuhkan orang lain untuk membantunya, sehingga tidak akan terjadi
pertukaran jasa dan yang lainnya. Dengan demikian ayat inipun mengutarakan
bahwa kehidupan sosial itu bagi manusia merupakan sesuatu yang alamiah.
6
C. Akhlak Dalam Kehidupan Sosial Kemasyarakatan Terhadap Sesama
Muslim
Mengenai hubungan dengan sesama muslim, maka tidak terlepas dengan
tetangga, famili atau kerabat, teman, rekan kerja maupun masyarakat muslim.
Setidaknya hak seorang muslim terhadap muslim lainnya diterangkan dalam
sebuah hadits :
ٌّ ق اَ ْى َُ ْسيِ ٌِ َعيَى اَ ْى َُ ْسيِ ٌِ ِس
إِ َرا:ج َّ َ ع َِْ أَبِي ُٕ َش ْي َشةَ سظي هللا عْٔ قَا َه َسسُ٘ ُه
ُّ هللاِ صيى هللا عيئ ٗسيٌ َح
,ُٓض فَ ُع ْذ َّ َ س فَ َح َِ َذ
َ هللاَ فَ َس َِّ ْخُٔ َٗإِ َرا ٍَ ِش َ ّْ ل فَا
َ َ َٗإِ َرا َعط,ُٔ ْصح َ ْْ َ َٗإِ َرا اِ ْسخ,ُ ٔك فَأ َ ِج ْب
َ ص َح َ َٗإِ َرا َدعَا,ِٔ ىَقِيخَُٔ فَ َسيِّ ٌْ َعيَ ْي
ٌٌ ِ َس َٗآُ ٍُ ْسي. َُٔٗإِ َرا ٍَاثَ فَا ْحبَ ْع
Artinya : Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah bersabda, “Hak muslim
kepada muslim yang lain ada enam.” Beliau bersabda, ”Apabila engkau bertemu,
ucapkanlah salam kepadanya; Apabila engkau diundang, penuhilah undangannya;
Apabila engkau dimintai nasihat, berilah nasihat kepadanya; Apabila dia bersin
lalu dia memuji Allah (mengucapkan ‟alhamdulillah‟), doakanlah dia (dengan
mengucapkan ‟yarhamukallah‟); Apabila dia sakit, jenguklah dia; dan Apabila dia
meninggal dunia, iringilah jenazahnya (sampai ke pemakaman).” (HR. Muslim,
no.2162 )
Dari arti hadits diatas, dapat disimpulkan dengan jelas bahwa diantara
akhlak sosial antara muslim satu kepada muslim lainnya yaitu:
1. Mengucapkan salam ketika berjumpa.
Mengucapkan salam merupakan sebab-sebab pemersatu orang Islam dan
sebab timbulnya rasa cinta kasih sesamanya. Rasulullah SAW bersabda :
َي ٍء إِ َرا فَ َع ْيخُ َُُ٘ٓ حَ َحابَ ْبخُ ٌْ؟ أَ ْف ُش٘ا
ْ َل حَ ْذ ُخيَُُ٘ ْاى َجَّْتَ َحخَّى حُ ْْ ٍُِْ٘ا َٗ َل حُ ْْ ٍُِْ٘ا َحخَّى حَ َحابُّ٘ا أَ َٗ َل أَ ُدىُّ ُن ٌْ َعيَى ش
ٌْ اىس َََّل ًَ بَ ْيَْ ُن
Artinya : Tidaklah kalian masuk surga sampai beriman dan tidaklah beriman
hingga saling mencintai. Maukah engkau aku tunjukkan pada sesuatu yang
apabila kalian lakukan akan menjadikan kalian saling mencintai? Tebarkan salam
(HR Muslim no. 54).
Disunnahkan pula anak kecil memberikan salam kepada orang dewasa (tua),
orang yang sedikit memberi salam kepada orang yang berjumlah lebih banyak dan
orang yang mengendarai kendaraan memberi salam kepada orang yang berjalan
7
2. Memenuhi undangannya.
Apabila kamu diundang, maka hadirilah undangan itu. Artinya apabila kita
diundang ke rumah orang yang mengundang kita maka datangilah. Sebab,
diantara manfaatnya adalah terjadinya pertemuan antar kaum muslimin dan
hubungan baik diantara mereka khususnya kerabat yang wajib disambung. Nabi
sendiri bersabda:
إِ َرا ُد ِع َي أَ َح ُذ ُم ٌْ إِىَى ْاى َ٘ىِي ََ ِت فَ ْييَأْحَِٖا
Artinya : Apabila diundang salah seorang kalian pada resepsi pernikahan maka
datangilah. (HR. Bukhari-Muslim).
8
: ْهللاُ فَيْيَقُو
َّ ل َّ ل
َ َُ يَشْ َح:َُٔهللاُ فَإ ِ َرا قَا َه ى َ َْٗ اى َح َْ ُذ ِ ََّّللِ َٗ ْىيَقُوْ ىَُٔ أَ ُخُ٘ٓ أ: ْس أَ َح ُذ ُم ٌْ فَ ْييَقُو
َ َُ يَشْ َح:ُُٔصا ِحب َ َإِ َرا َعط
ٌْ هللاُ َٗيُصْ يِ ُح بَاىَ ُن َّ ٌُ يَ ْٖ ِذي ُن
Selain 6 hak diatas, masih banyak Akhlak terpuji seorang muslim terhadap
saudaranya sesama muslim lainnya meliputi :
1. Mencintai karena Allah
2. bersatu bagaikan sebuah bangunan
3. Tolong menolong
9
4. Membantu Saudara Yang Kesulitan
5. Menutupi a‟ib saudaranya sesama muslim
6. Mendoakan kebaikan
7.. Berprasangka baik
Berikut ini diulas secara sepintas hal-hal yang telah disyari‟atkan sebagai akhlak
dalam kehdiupan sosial kemasyarakatan sesama muslim sehingga dapat diperoleh
manfaat yang optimal.
1. Saling Mencintai sesama muslim karena Allah
Saling mencintai diantara sesama muslim telah diperintahkan oleh
Rasullullah shallallahu‟alaihi wa sallam dalam sebuah hadits yang diriwayatkan
oleh imam Muslim rahimahullaah ta‟ala yang bersumber dari sahabat Anas bin
Malik radhyalllahu‟anhu: Shahih Muslim 60: dari Anas dari Nabi shallallahu
'alaihi wasallam, dia berkata:
"Tiga perkara jika itu ada pada seseorang maka ia akan merasakan manisnya
iman; orang yang mana Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai daripada selain
keduanya, mencintai seseorang yang ia tidak mencintainya kecuali karena Allah,
dan benci untuk kembali kepada kekafiran setelah Allah menyelamatkannya dari
kekafiran tersebut sebagaimana ia benci untuk masuk neraka."
10
berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Orang mukmin yang
satu dengan mukmin yang lain bagaikan satu bangunan, satu dengan yang
lainnya saling mengokohkan.”
11
5. Sesama Muslim diperintahkan untuk Menutupi A‟ib Saudaranya
Maka tutupilah aib saudara-saudaramu, karena engkau tidak pernah akan
mampu memerangi Allah subhanahu wa ta‟ala Yang Maha Kuasa membuka
segala aibmu dan mengungkap segala dosamu, sementara manusia tidak ada yang
mengetahuinya. Dan kekanglah lisanmu dari pembicaraan menyangkut
kehormatan orang lain, mencari-cari kesalahan, dan merusak harga diri saudara-
saudaramu.
Rasulullah Saw dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam Muslim
rahimahullaah ta‟ala dari Abu Hurairah mengabarkannya bahwa Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda
"Tidaklah seseorang menutupi aib orang lain di dunia, melainkan Allah
akan menutupi aibnnya di hari kiamat kelak." (HR Muslim No 4692)
12
hal yang bersifat keburukan . Dengan adanya prasangka yang selalu baik
terhadap orang lain maka orang tersebut terlepas dari sifat berbuat zhalim.
Prasangka baik menghilangkan kecurigaan yanmg biasanya muncul pada diri
orang-orang yang hatinya berpenyakit.
Berkaitan dengan itu Imam Bukhari rahimahullaah ta‟ala meriwayatkan
hadits dari Abu Hurairah radhyalllahu‟anhuma: Shahih Bukhari 5606: dari Abu
Hurairah radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
"Jauhilah prasangka buruk, karena prasangka buruk ucapan yang paling
dusta, dan janganlah kalian saling mendiamkan, saling mencari kejelekan, saling
menipu dalam jual beli, saling mendengki, saling memusuhi dan janganlah saling
membelakangi, dan jadilah kalian semua hamba-hamba Allah yang bersaudara."
13
ْ ُسٌَقُى ُل لَ ۥهُ ِهيْ أَ ْه ِرًَا ي
س ًرا َ َٰ َوأَ َّها َهيْ َءا َهيَ َو َع ِو َل
ْ صلِ ًحا فَلَ ۥهُ َج َز ٓا ًء ٱ ْل ُح
َ سٌَ َٰى ۖ َو
Artinya : Adapun orang-orang yang beriman dan beramal saleh, maka baginya
pahala yang terbaik sebagai balasan, dan akan kami titahkan kepadanya (perintah)
yang mudah dari perintah-perintah kami".
Ayat- ayat tersebut di atas dengan jelas menggambarkan keuntungan atau
manfaat akhlak mulia, yang dalam hal ini beriman dan beramal saleh. Mereka itu
akan memperoleh kehidupan baik, mendapatkan rezeki yang melimpah ruah dan
mendapatkan pahala yang berlipat ganda di akhirat dengan masuknya kedalam
surga.
Selanjutnya, di dalam hadist juga banyak dijumpai keterangan tentang
datangnya manfaat dari akhlak mulia. Manfaat itu diantaranya adalah :
1. Mempermudah perhitungan amal di akhirat
Nabi bersabda :
، َ تُ ْع ِطي َهيْ َح َر َهك:َّللاِ؟ قَا َل ُ لِ َويْ يَا َر:سي ًرا َوأَد َْخلَهُ ا ْل َجٌَّحَ تِ َر ْح َوتِ ِه قَالُىا
َّ سى َل ِ َساتًا ي َّ ُسثَه
َ َّللاُ ِح َ ث َهيْ ُكيَّ فِي ِه َحاٌ ثَ ََل
َ ص ُل َهيْ َق
ط َع َك َ َْوتَ ْعفُى َع َّوي
ِ َ َوت،ظلَ َو َك
Artinya : “Tiga hal yang menjadikan seseorang akan dihisab Allah dengan mudah
dan akan dimasukkan ke surga dengan Rahmat-Nya. Sahabat bertanya, bagi siapa
itu wahai Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam? Nabi bersabda: Engkau
memberi orang yang menghalangimu (kikir ), engkau memaafkan orang yang
mendzalimimu, dan engkau menjalin persaudaraan dengan orang yang
memutuskan silaturrahim denganmu, ” (HR Al-Hakim).
2. Selamat Hidup di Dunia dan Akhirat
Nabi Bersabda :
والقصد في الفقر والغٌى، و العدل في الرضا و الغضة، خشيح َّللا تعالى في السر و العَلًيح: ثَلث هٌجياخ
Artinya : “Ada tiga perkara yang dapat menyelamatkan manusia, yaitu takut
kepada Allah di tempat yang tersembunyi maupun di tempat yang terang, berlaku
adil pada waktu rela maupun pada waktu marah, dan hidup sederhana pada waktu
miskin maupun waktu kaya.”(HR Abu Syaikh).
14
3. Menghilangkan kesulitan
Nabi bersabda :
ِ س َّللاُ َع ٌْهُ ُك ْرتَحً ِهيْ ُك َر
ب يَ ْى ِم ْالقِيَا َه ِح ِ س عَيْ ُهؤْ ِه ٍي ُك ْرتَحً ِهيْ ُك َر
َ َّب الدًُّيَا ًَف َ ََّهيْ ًَف
Artinya : “Barangsiapa yang menghilangkan satu kesulitan seorang mukmin yang
lain dari kesulitannya di dunia, niscaya Allah akan menghilangkan
darinya satu kesulitan pada hari kiamat, ” ( HR. Muslim)
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Akhlak berasal dari Bahasa Arab, Jamak dari Khuluq, yang artinya tabiat, budi
pekerti, watak, atau kesopanan.
1.ibnu miskawaih.
2. Al-Qurthubi.
5. Imam Al-Ghazali.
َّ َٰيََٰٓأَيَُّٖا ٱىَّْاسُ إَِّّا خَ يَ ْق ََْٰ ُنٌ ٍِِّ َر َم ٍش َٗأُّثَ َٰى َٗ َج َع ْي ََْٰ ُن ٌْ ُشعُ٘بًا َٗقَبَآَٰئِ َو ىِخَ َعا َسفُ َٰٓ٘ ۟ا ۚ إِ َُّ أَ ْم َش ٍَ ُن ٌْ ِعْ َذ
َّ َُّ ِٱَّللِ أَ ْحقَ َٰى ُن ٌْ ۚ إ
ٌٌ ٱَّللَ َعيِي
َخبِيش
16
3. Mengenai hubungan dengan sesama muslim, maka tidak terlepas dengan
tetangga, famili atau kerabat, teman, rekan kerja maupun masyarakat muslim.
2. Memenuhi undangannya.
4. Orang yang baik akhlaknya pasti disukai oleh masyarakatnya, kesulitan dan
penderitaannya akan dibantu untuk dipecahkan, walaupun ia tidak
mengharapkannya. Peluang, kepercayaan dan kesempatan datang silih
berganti kepadanya. Kenyataan juga menunjukkan bahwa orang yang banyak
bersedekah tidak menjadi miskin atau sengsara, tetapi malah berlimpah ruah
hartanya.
Sebaliknya jika Akhlak Yang Mulia itu telah sirna, dan berganti dengan
akhlak yang tercela, maka kehancuran pun akan segera datang
menghadangnya.
17
DAFTAR PUSTAKA
Djanika, Rachmat. 1996. Sistem Etika Islam (Akhlak Mulia). Jakarta: Pustaka
Panjimas.
Hamka, Buya. 1982. Tafsir Al-Azhar Juz 26, 27, 28. Surabaya: H. Abdul Karim.
18