1. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam memilih panjang pendeknya saluran distribusi:
I. Pertimbangan Pasar (Market Consideration) Saluran distribusi mendapat pengaruh cukup besar dari pola pembelian konsumen. Karenanya, keadaan pasar menjadi faktor penentu dalam memilih saluran tersebut. Beberapa faktor pasar yang harus diperhatikan sebagai pertimbangan pasar, yakni : a) Konsumen atau pasar industri Apabila pasarnya berupa pasar industri, maka kecil kemungkinan pengecer digunakan dalam saluran ini, atau bahkan tidak pernah digunakan. Sedangkan bila pasarnya berupa konsumen dan pasar industri, maka perusahaan akan menggunakan lebih dari satu saluran. b) Jumlah pembeli potensial Apabila jumlah konsumennya relatif kecil dalam pasar, maka perusahaan dapat mengadakan penjualan secara langsung kepada konsumen atau pemakainya. c) nKonsentrasi pasar secara geografis Secara geografis, pasar dapat dibagi dalam beberapa konsentrasi, seperti: industri tekstil, industri kertas, dan sebagainya. Untuk daerah konsentrasi yang memiliki tingkat kepadatan tinggi, maka perusahaan dapat menggunakan distributor industri tersendiri. d) Jumlah pesanan Volume penjualan dari sebuah perusahaan akan sangat berpengaruh terhadap saluran yang digunakannya. Apabila volume yang dibeli pemakai industri tidak begitu besar, atau relatif kecil, maka perusahaan bisa memilih menggunakan distributor industri. e) Kebiasaan dalam pembelian Kebiasaan membeli dari konsumen akhir dan pemakai industri sangat berpengaruh terhadap kebijaksanaan dalam penyaluran. Kebiasaan membeli yang dimaksud, antara lain: Kemauan untuk membelanjakan uangnya ketertarikan pada pembelian dengan kredit Lebih senang melakukan pembelian yang tidak berkali-kali ketertarikan pada pelayanan penjual II. Pertimbangan Barang Terdapat beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dari segi barang. Pettimbangan barang sebagai faktor yang mempengaruhi saluran distribusi, antara lain: a. Nilai unit Apabila nilai unit barang yang dijual relatif rendah, maka produsen akan cenderung memilih menggunakan saluran distribusi yang panjang. Sebaliknya, jika nilai unit barang relatif tinggi, maka saluran distribusi yang dipilih cenderung pendek atau langsung. b. Besar dan berat barang Manajemen harus mempertimbangkan ongkos angkut dalam hubungannya dengan nilai barang secara keseluruhan. Dalam hal ini, besar dan berat barang sangat menentukan. Apabila ongkos angkut terlalu besar dibanding nilai barang, sehingga terdapat beban yang berat bagi perusahaan, maka sebagian beban tersebut dapat dialihkan kepada perantara. Jadi, perantaralah yang menanggung sebagian dari ongkos angkut. c. Mudah rusaknya barang Apabila barang yang dijual mudah rusak, maka perusahaan tidak perlu menggunakan perantara. Sedangkan bila perusahaan tetap ingin menggunakan perantara, perusahaan harus memilih perantara yang mempunyai fasilitas penyimpanan yang cukup baik sesuai produknya tersebut sehingga produknya bisa tetap aman. d. Sifat teknis Beberapa jenis barang industri, seperti instalasi umumnya disalurkan secara langsung kepada pemakai industri. Dalam hal ini, produsen harus memiliki penjual yang dapat menerangkan berbagai masalah teknis mengenai penggunaan dan pemeliharaan barang tersebut. III. Pertimbangan Perusahaan Dari segi pertimbangan perusahaan sebagai faktor yang mempengaruhi saluran distribusi, terdapat beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan, meliputi : a) Sumber pembelanjaan Penggunaan saluran distribusi langsung atau pendek, umumnya memerlukan jumlah dana yang lebih besar. Karenanya, saluran distribusi pendek kebanyakan hanya dilakukan oleh perusahaan yang kuat di bidang keuangan. Sementara perusahaan yang tidak kuat dalam kondisi keuanga, akan cenderung menggunakan saluran distribusi yang lebih panjang. b) Pengalaman dan kemampuan manajemen Biasanya, perusahaan yang menjual barang baru, atau ingin memasuki pasaran baru, akan lebih menyukai dengan menggunakan perantara. Ini karena pada umumnya, perantara sudah memiliki pengalaman sehingga manajemen dapat mengambil pelajaran dari mereka. c) Pengawasan saluran Faktor pengawasan saluran terkadang menjadi pusat perhatian produsen dalam kebijaksanaan saluran distribusinya. Pengawasan saluran ini akan lebih mudah dilakukan apabila saluran distribusinya pendek. Jadi, bagi yang ingin mengawasi penyaluran barang, mereka akan cenderung memilih saluran yang pendek walaupun ongkosnya tinggi. d) Pelayanan yang diberikan oleh penjual Apabila produsen ingin memberikan pelayanan yang lebih baik, seperti membangun ruang peragaan dan mencari pembeli untuk perantara, maka akan ada banyak perantara yang bersedia menjadi penyalurnya. 2. Tujuan dan macam-macam penetapan harga : Penetapan Harga Fleksibel Kunci utama dalam penetapan harga fl eksibel adalah kelenturan atas kesediaan untuk memotong harga demi mempertahankan bagian pasar. Kelenturan dalam penetapan harga produk, misalnya adanya kebijakan untuk tidak menerapkan adanya ada tambahan harga atau biaya. Penetapan Harga Diferensial (Differential Pricing) Penetapan secara diferensial adalah perhitungan harga pokok untuk sejenis produk yang diperhitungkannya atas dasar biaya-biaya yang berbeda-beda, sehingga terjadi beberapa harga pokok yang besarnya berbeda satu sama lainnya. Penetapan harga diferensial pada umumnya menekankan pada dasar pertimbangan pada permintaan konsumen. Penetapan Harga Mark-up Penetapan harga secara mark up adalah dengan menetapkan harga jual dilakukan dengan cara menambahkan suatu persentase tertentu dari total biaya variable atau harga beli dari seorang pedagang (supermarket). Penetapan Harga Cost plus (Cost plus pricing) Penetapan harga cost plus yaitu penetapan harga jual dengan cara menambahkan persentase tertentu dari total biaya. Penetapan Harga Sasaran (target pricing) Penetapan harga sasaran, harga jual produk dapat memberikan tingkat keuntungan tertentu yang dianggap wajar. Penetapan harga ini, akan memberikan target keuntungan pada suatu tingkat total biaya dengan suatu volume produksi standar yang diperkirakan. Penetapan Harga Rata-rata (going rate pricing) Penetapan harga ini, dengan alasan perusahaan mengalami kesukaran dalam mengukur biaya, dan kesulitan untuk mengetahui reaksi dari para pembeli dan saingan. Akhirnya daripada mengganggu keseimbangan harga di pasar lebih baik mengikuti harga yang berlaku di pasar. Penetapan Harga Tender (sealed bid pricing) Dalam penetapan harga ini, harga penawaran diajukan dalam sampul yang tertutup, sedangkan pembeli dapat memilih penjual yang dianggapnya mempunyai harga yang paling rendah dengan spesifi kasi yang diharapkannya. Penetapan Harga Break-even (Break Even pricing) Dalam penetapan harga break even, perusahaan mengetahui tentang bagaimana satuan produk itu dijual pada satuan tertentu untuk mengembalikan dana yang tertanam dalam produk tersebut. Penetapan Harga Rate of Return (Rate of Return pricing) Kebijaksanaan penetapan harga ini untuk mencapai tingkatan pengembalian investasi dan merupakan kebijaksanaan yang banyak dipakai oleh perusahaan-perusahaan besar. Penetapan Harga oleh Pedagang Penetapan harga ini, ditetapkan oleh para pedagang dengan cara menambahkan suatu selisih (margin) harga tertentu di atas harga pembelian yang dibayarnya kepada penjual/produsen. Jumlah margin (selisih) harga pembelian akan mereka terima dari berbagai macam barang diharapkan dapat menutup seluruh biaya operasional, serta mengharapkan ada laba. Penetapan Harga oleh Produsen Cara penetapan harga ini, yaitu dengan biaya pengadaan ditambah margin oleh para produsen. Produsen merencanakan jumlah barang yang akan diproduksi dan yang akan dipasarkan selama masa tertentu, serta menghitung jumlah biaya bahan baku, pembantu dan biaya pembuatannya Penetapan Harga biaya variabel Penetapan harga biaya variabel didasarkan pada suatu ide bahwa biaya total tidak selalu harus ditutup dalam menjalankan kegiatan bisnis yang menguntungkan. Penetapan biaya variabel ini dapat dipakai untuk menentukan dasar harga minimum. 3. Uraian ringkas tentang : Ditribusi selektif, strategi yang satu ini tentu bertujuan untuk memberikan dampak terbaik dalam sebuah produksi barang tertentu. Perbedaan dengan strategi sebelumnya adalah melalui strategi yang satu ini, produsen akan memilih distributor yang tepat untuk mendistribusikan produk nya. Hal inilah yang menyebabkan strategi yang satu ini disebut sebagai strategi distribusi selektif. Di dalam suatu daerah, tidak semua distributor atau pengecer dipilih untuk menjadi agen distributor. Hal ini sebagai langkah yang efektif guna memberikan hasil atau dampak pada produk dagang yang sedang disalurkan. Distribusi Intensif, Dalam strategi yang satu ini, ada sebuah keunikan yang disajikan. Yaitu sebuah strategi yang menjadi dasar dalam sebuah penempatan produk dagang. Biasanya yang dilakukan oleh sebuah perusahaan tertentu adalah dengan mengedarkannya secara eceran atau bisa disebut dengan langkah retail. Pengencernya juga disebut sebagai distributor. Strategi yang satu ini merupakan strategi yang cukup sering digunakan. Dalam prosesnya jika ingin menggunakan strategi yang satu ini. Maka produsen harus melihat pasaran yang sering digunakan. Biasanya yang paling sering digunakan adalah produk kebutuhan rumah tangga. Produk produk tersebut memiliki tingkat kebutuhan dengan intensitas yang tinggi dalam konsumsinya. Distribusi Eksekutif, perbedaannya adalah dengan yang sebelumnya adalah untuk strategi yang satu ini lebih eksklusif dibandingkan dengan yang lainnya. Hal ini terjadi karena kebutuhan produksi yang diedarkan adalah merupakan barang-barang dengan kualitas dan kuantitas produk yang tinggi. Maka dari itu dalam proses distribusinya tidak boleh diedarkan secara menyeluruh atau meluas. Dalam suatu daerah tentu saja ini menjadi salah satu strategi yang cukup mumpuni untuk dilakukan.