51-Article Text-97-1-10-20190830
51-Article Text-97-1-10-20190830
ABSTRACT
The oil and gas industry is a driver of the country's economy. The availability of oil and gas products is related
to the quality of the product. This study aims to examine the role of laboratories in moderating the influence of
the continuous production process on the quality of oil and gas products. Positivism approach is carried out by
surveying supervisor level employees with stratified random sampling technique. Hypothesis testing is done by
structuring equation modeling approach. The results of the study prove there is a moderating influence of the
role of the laboratory in improving the quality of oil and gas products through a continuous production process.
Keywords: continuity production management, laboratory role, quality of oil and gas products.
ABSTRAK
Salah satu pendorong perekonomian negara adalah industri migas. Ketersedian produk migas yang
dibutuhkan oleh masyarakat berkaitan dengan kualitas produk tersebut. Penelitian ini bertujuan menguji peran
laboratoriun dalam memoderasi pengaruh proses kelancaran produksi terhadap kualitas produk migas.
Pendekatan positivism dilakukan dengan cara survey terhadap karyawan level supervisor dengan teknik
stratified random sampling. Pengujian hipotesis dilakukan dengan pendekatan strukturan equation modeling.
Hasil penelitian membuktikan terdapat pengaruh moderasi peran laboratorium dalam meningkatkan kualitas
produk migas melalui proses kelancaran produksi.
Kata Kunci: pengelolaan kelancaran produksi, peran laboratorium, kualitas produk migas.
29
Kontigensi
Volume 6, No. 1, Juni 2018, Hal. 29 - 34
ISSN 2088-4877
Industri migas ini dapat dikategorikan pada Salah satu aspek perusahaan migas yang
kegiatan hulu (upstream) dan hilir (downstream). perlu diperhatikan adalah kualitas produk.
Gambar di bawah ini memperlihatkan diagram Perusahaan migas yang menghasilkan produk
rantai nilai industri migas. maupun jasa harus menjaga kualitas yang baik
agar kegiatan operasi perusahaannya dapat
berjalan dengan efektif dan efisien.
Berdasarkan data empirik kualitas produk
masih belum optimal, nilai rata rata terendah
ada pada dimensi kesesuaian dengan
spesifikasi. Mayoritas merepresentasikan
Gambar 1. Rantai Nilai Minyak dan Gas Bumi rendah terhadap aspek konsistensi produk.
Sumber: Hanan (2004) Kualitas produk ini berhubungan dengan jumlah
produk yang dihasilan, karena seberapa besar
produkpun dapat terkirimkan akan tetapi hanya
Berdasarkan rantai nilai Minyak dan Gas Bumi
produk yang memenuhi spesifikasi saja yang
pada gambar 1 dijelaskan bahwa di antara kedua
tercatat dalam jumlah produksi.yang dihasilkan
kelompok kegiatan itu, kadang ditambahkan
kegiatan antara (midstream). Kegiatan minyak dan Permasalahan rendahnya kualitas produksi,
gas bumi meliputi: Kegiatan eksplorasi dan diduga oleh karena kurang mampunya
produksi pengolahan sampai kepada pemasaran. manajemen dalam membangun kualitas terpadu
Peluang usaha industri migas pada masa depan yang baik sebagai komitmen organisasi.
masih potensial untuk dieksplorasi karena melihat Krajewski, Malhotra dan Ritzman (2016)
pasokan migas yang sangat terbatas. Dat menyatakan bahwa tantangan usaha saat ini
30
Kontigensi
Volume 6, No. 1, Juni 2018, Hal. 29 - 34
ISSN 2088-4877
adalah memberikan kepuasan pada pelanggan, hal menyatakan bahwa dperlu untuk melakukan
tersebut dapat dilakukan dengan memberikan suatu monitioring guna memastikan suatu
produk yang dihasilkan oleh proses kinerja yang produk berkualitas sesuai dengan spesifikasi
berkualitas. Demikian pula dengan Haming dan yang telah ditentukan. Lebih lanjut Heizer dan
Nurnajamuddin (2007) yang menyatakan bahwa Render (2016) menyatakan bahwa untuk
mutu merupakan salah satu faktor keunggulan memastikan system produksi dapat
yang kompetitif bagi perusahaan. Hal ini menghasilkan tingkat kualitas yang diharapkan
menunjukkan bahwa kualitas produk memegang maka perlu suatu pengendalian dari suatu
peranan penting dalam meningkatkan keunggulan proses yang butuhkan dalam hal ini adalah
bersaing perusahaan. inspeksi yang dilakukan sebelum pengiriman
produk ke pelanggan.
Salah satu faktor yang diduga berkontribusi
pada rendahnya kualitas produksi adalah Dengan demikian maka penelitian dilakukan
pengelolaan proses produksi. Berdasarkan data untuk mengetahui pengaruh pengelolaan
empirik bahwa sebagian besar pegawai kelancaran proses produksi terhadap kualitas
merepresentasikan pengelolaan proses produksi produk migas yang dimoderasi peran
yang masih belum optimal, nilai rata rata terendah laboratorium. Sedangkan tujuannya untuk
ada pada dimensi kehilangan waktu. Permasalahan mengetahui besarnya pengaruh pengelolaan
rendahnya pengelolaan proses produksi diduga kelancaran proses produksi terhadap kualitas
oleh karena kurang mampunya manajemen dalam produk migas yang dimoderasi peran
membangun budaya kualitas yang baik sehingga laboratorium.
ada kecenderungan organisasi kurang
berkomitmen akan optimalnya pengelolaan proses KERANGKA PEMIKIRAN
produksi.
Proses produksi untuk perusahaan migas Pengelolaan kelancaran proses produksi
memegang peran dominan dalam menghasilkan dalam suatu perusahaan mempunyai peran
produk yang berkualitas, dimana perlu adanya yang sangat penting. Penggunaan
koordinasi operasional yang mentransfer material laboratorium produksi yang berfungsi sebagai
menjadi output yang diharapkan dapat memberikan sarana untuk pengujian produksi sebelum
kompetensi yang unik dalam operasinya dan produk dihasilkan di pabrik merupakan
memberikan kontribusi sebagai inti dari proses penunjang dalam proses produksi. Peran
manajemen (Krajewski, Malhotra dan Ritzman, laboratorium dalam proses produksi
2016). Hal sama dengan diungkapkan oleh Seiichi menentukan hasil produksi yang akan diproses
Nakajima, (1988) yang menyatakan peran penting melalui pengujian dilaboratorium. Simões,
dari pengelolaan kelancaran proses produksi untuk Gomes & Yasin (2011) menyatakan bahwa
menghasilkan produk yang berkualitas. Selain itu tindakan pengendalian mutu dapat membantu
diduga pula terdapat kontribusi peranan mempertahankan standar kualitas produk.
laboratorium dalam meningkatkan kualitas Tindakan pengendalian tersebut dapat
produksi. Berdasarkan data empirik bahwa membantu mempertahankan kinerja proses
sebagian besar tenaga laboratorium produksi dalam batas toleransi yang dapat
merepresentasikan kinerja yang belum optimal, ditolerir. Stevenson dan Chuong (2015)
nilai rata rata terendah ada pada dimensi menyatakan, untuk dapat meningkatkan
kompetensi laboran. Permasalahan rendahnya kualitas produk maka peran dari pengendalian
kinerja para tenaga laboratorium, diduga oleh mutu sebagai proses perbaikan berkelanjutan
karena pihak manajemen masih belum perlu dilakukan.
memperhatikan fungsi inspeksi dalam
meningkatkan kualitas produk, hal ini menyebabkan Speight (2015) menyatakan bahwa perlu
kualitas produksi belum optimal. Revie (2015) untuk melakukan suatu monitoring guna
memastikan suatu produk berkualitas sesuai
31
Kontigensi
Volume 6, No. 1, Juni 2018, Hal. 29 - 34
ISSN 2088-4877
dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Lebih Perencanaan stop pabrik yang
lanjut Heizer dan Render (2016:259) menyatakan efektif/effectivitnes of planning shutdown.
bahwa untuk memastikan system produksi dapat 2. Peran Laboratorium
menghasilkan tingkat kualitas yang diharapkan
maka perlu suatu pengendalian proses yang Peran Laboratorium merupakan salah satu
butuhkan dalam hal ini adalah peran laboratorium dari fungsi inspeksi dalam melakukan
yang dilakukan sebelum pengiriman produk ke pengendalian kualitas produk (Heizer dan
pelanggan. Render, 2016). Adapun dimensi yang
digunakan yaitu: Kompetensi laboran, Fasilitas,
Bahan Berkualitas dan Dokumentasi.
METODE
Kualitas Produk
Metode penelitian yang digunakan adalah Kualitas produk menggunakan dimensi dari
metode penelitian kuantitatif dengan Stevenson dan Chuong (2014:10) yang diukur
menggunakan teknik Analisis structural equation dengan indikator sebagai berikut, kualitas
modeling (SEM) partial least square (PLS). produksi (Performance), merupakan
Penelitian ini merupakan katagori crosssectional, karakteristik operasi pokok dari produk inti
yaitu memperoleh informasi dari sebagian (Core Product) yang dibeli, kesesuaian dengan
populasi (sampel responden) yang dikumpulkan spesifikasi (Conformance to Specifications)
secara langsung dari objek penelitian sehubungan dan Kehandalan produk (reliability) yaitu Mutu
dengan tujuan penelitian. terbaik (Best quality), Layanan terbaik (Best
Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis services), Ukuran (Standard), Pertumbuhan
yang diajukan, maka variabel yang digunakan (Growth), Produktivitas (Productivity).
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Populasi yang dimaksud dalam penelitian
a. Variabel eksogen adalah pengelolaan ini adalah seluruh pekerja setingkat supervisor
kelancaran proses produksi yang bertanggung jawab mengenai
pengelolaan kelancaran proses produksi
b. Variabel endogen adalah kualitas produk
dengan sample sebanyak 125 orang.
migas
c. Variabel moderator adalah peran
laboratorium HASIL dan PEMBAHASAN
Definisi operasional variabel dalam penelitian Berdasarkan pada perhitungan diketahui
dijelaskan berikut ini: sebagai berikut :
Pengelolaan kelancaran proses produksi
1. Pengelolaan kelancaran proses produksi
bisa diukur dengan menggunakan efektivitas yang
mengarah pada pencapaian kinerja yang
maksimal yaitu pencapaian target yang berkaitan
dengan kualitas, kuantitas dan waktu, serta
efisiensi sehungan dengan upaya perbandingan
Gambar 1. Analisis Jalur
input dengan realisasi yang diukur berdasarkan Sumber: pengolahan data 2018.
Seiichi Nakajima, (1988) yang terdiri dari antara
lain Kehilangan waktu, Kekurangan Kecepatan
dan Penurunan kualitas dan Minimalisir Sedangkan pengujian model fit adalah
berhentinya pabrik yang tidak terencana/minimize sebagai berikut:
unplanning shutdown, Optimalisasi biaya Average path coefficient (APC)=0.418,
pemeliharaan/optimizing maintenance cost, P<0.001, Average R-squared (ARS)=0.418,
32
Kontigensi
Volume 6, No. 1, Juni 2018, Hal. 29 - 34
ISSN 2088-4877
KESIMPULAN
Pengaruh pengelolaan kelancaran proses
Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi terhadap kualitas produk yang
pengaruh total sebesar 0,520 atau 52,00% dan dimoderasi oleh peran laboratorium
pengaruh moderasi sebesar 0,102 atau sebesar memberikan pengaruh yang sangat signifikan,
10,2%. hal menunjukkan bahwa peran laboratorium
dapat meningkatkan kualitas produk migas.
Hsil tersebut menunjukkan bahwa terbukti
Untuk itu maka keberlangsungan peningkatan
kelancaran proses produksi terhadap kualitas
kualitas akan sangat ditentukan oleh
produk migas dimoderasi oleh peran laboratorium.
pengelolaan kelancaran proses produksinya
Dengan adanya pengelolaan kelancaran serta peran laboratorium. Oleh karena itu
proses produksi yang baik disertai oleh peran pembinaan tentang pentingnya pengelolaan
laboratorium yang memadai, akan meningkatkan kelancaran proses produksi harus terus
kualitas produk. Penelitian ini sejalan dengan menerus dijaga, dikelola, dan dikembangkan
pernyataan Stevenson dan Chuong (2014) untuk
dapat meningkatkan kualitas produk maka peran
dari pengendalian mutu sebagai proses perbaikan DAFTAR PUSTAKA
berkelanjutan perlu dilakukan. Heizer dan Render Anvari, F., Edwards, R., & Starr, A. (2010).
(2016) menyatakan bahwa untuk memastikan Evaluation of overall equipment
system produksi dapat menghasilkan tingkat effectiveness based on market. Journal of
kualitas yang diharapkan maka perlu suatu Quality in Maintenance Engineering, 16(3),
pengendalian proses yang butuhkan dalam hal ini 256-270.
adalah peran laboratorium yang dilakukan Arturo Garza-Reyes, J., Eldridge, S., Barber, K.
sebelum pengiriman produk ke pelanggan. Sohal D., & Soriano-Meier, H. (2010). Overall
et al., (2010) menyatakan bahwa tindakan equipment effectiveness (OEE) and
pengendalian mutu dapat membantu process capability (PC) measures: a
mempertahankan standar kualitas produk. relationship analysis. International Journal
Pengaruh pengendalian kelancaran proses of Quality & Reliability Management, 27(1),
produksi mempengaruhi secara signifikan 48-62.
terhadap kualitas produk yang dimoderasi oleh Dal, B., Tugwell, P., & Greatbanks, R.
peran laboratorium didukung oleh hasil penelitian (2000). Overall equipment effectiveness
Yusuf et al., (2013); Speigth (2015) membuktikan as a measure of operational
pengaruh kelancaran proses produksi improvement – A practical analysis.
33
Kontigensi
Volume 6, No. 1, Juni 2018, Hal. 29 - 34
ISSN 2088-4877
34