Anda di halaman 1dari 24

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Profil Objek Penelitian

1) PT.Bursa Efek Indonesia

Secara historis, pasar modal / bursa telah hadir sebelum indonesia

merdeka, lebih tepatnya saat masa penjajahan kolinial Belanda pada

tahun 1912 yang berada di batavia sehingga pendirian pasar modal

indonesia ini didirikan pada masa pemerintahan belanda dengan maksud

dan tujuan sebagai kepentingan VOC.

Pada masa tersebut, pasar modal dirikan belanda ini tidak mengalami

pertumbuhan dan perkembangan sampai beberapa periode mengalami

kevakuman yang disebabkan oleh perang dunia I & II. Perpindahan

kekuasaan dari VOC ke republik indonesia dan beberapa alasan lain yang

menyebabkan operasi bursa efek tidak berjalan.

Pada 10 Agustus 1977 Presiden Indonesia pada saat itu Soeharto

meresmikan kembali Bursa Efek yang dinamakan BAPEPAM atau Badan

Pelaksana Pasar Modal yang ditandai dengan go public PT.Semen

Cibinong sebagai emiten pertama. Sehingga pada tahun 1989 bursa efek

dikelola secara terbatas langsung milik swasta dengan nama PT.Bursa

Efek Surabaya.

Untuk membantu pihak bursa dibentuknya Pendirian Kliring

Penjaminan Efek (KPEI) & Pendirian Kustodian Sentra Efek (KSEI)

28
29

sehingga pada tahun 2007 penetapan nama menjadi Bursa Efek

Indonesia (BEI) ditetapkan hingga sampai sekarang.

2) PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ialah sebagai Bank

BUMN pertama yang menjadi perusahaan publik dengan

mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Surabaya dan Bursa Efek

Jakarta (1996) yang sekarang menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pada awal terbentuknya BNI atau Bank Negara Indonesia sebagai

Bank Sentral berdasarkan peraturan Undang-Undang No.2 Tahun

1946 yang selanjutnya berdasarkan Undang-Undang No.17 Tahun

1968 BNI ditetapkan menjadi bank BUMN yang berperan

meningkatkan ekonomi rakyat dan ikut berperan dalam hal

pembangunan yang sudah ditetapkan oleh UU. No 17 Tahun 1968

yang didalamnya tertuliskan tentang Bank Negara Indonesia 1946.

Sampai saat ini BNI dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia

(60%) sedangkan sisanya dimiliki oleh masyarakat (40%).

Dalam memberikan pelayanan yang optimal BNI dibantu oleh

sejumlah anak perusahaan yang menawarkan berbagai kemudahan

untuk membantu masyarakat umum.

3) PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

PT.Bank Rakyat Indonesia (BRI) merupakan bank pemerintah di

Indonesia, yang didirikan oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja di Purwokerto,

Jawa Tengah. Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 1946 menyebutkan


30

bahwa Bank Rakyat Indonesia merupakan Bank Pemerintah pertama di

Indonesia. Aktifitas Bank Rakyat Indonesia selama mempertahankan

kemerdekaan dihentikan untuk sementara waktu dan aktif beroperasi

setelah tahun 1949 dengan mendatangani perjanjian Renvile, dengan

perubahan nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat.

PT.Bank Rakyat Indonesia melalui PERPU No. 41 Tahun 1960,

terbentuklah bersama-sama Bank Koperasi Tani, dan Bank Tani Nelayan.

Sehingga Bank Rakyat Indonesia diintegrasikan dengan nama Bank

Indonesia Koperasi Tani dan Nelayan. Dari saat itu, Bank Rakyat

Indonesia dikenal sebagai bank pembantu rakyat. Sehingga pada tahun

1992 melalui Surat Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 1992 Bank

Rakyat Indonesia menjadi perseroan terbatas, yang dikuasai 100%

kepemilikannya oleh pemerintah. Sehinnga pada tahun 2003, Pemerintah

menjual sebagian kepemilikan saham BRI sebesar 30% yang menjadikan

perusahaan publik dengan nama PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero)

Tbk.

4) PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk

PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk dikenal sebagai Bank Mandiri didirikan

pada 2 Oktober 1998. Bank Mandiri didirikan melalui penggabungan

berbagai usaha seperti PT. Bank Bumi Daya (Persero), PT. Bank Dagang

Negara (Persero), PT. Bank Ekspor Impor Indonesia (Persero), PT. Bank

Pembangunan Indonesia, yang dinamakan Bank Peserta Penggabungan


31

yang sudah diatur melalui Pasal 3 UU Anggaran Dasar Bank Mandiri dan

mulai beroperasi pada tanggal 1 Agustus 1999.

Pada tabun 2005, Bank Mandiri memiliki tiga anak perusahaan yang

terdiri, Bank Syariah Mandiri, Mandiri Sekuritas dan AXA Mandiri. Dan

pada 2013 Bank Mandiri memiliki 1811 Cabang dan sekitar 11.862 ATM

yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia tanpa terkecuali, sehingga Bank

Mandiri menjadi salah satu Bank terbesar di Indonesia.

5) PT.Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

Terbentuknya Bank BTN ini dimulai dengan didirikannya

Postspaarbank di Batavia tahun 1897 pada masa pemerintahan Jepang,

Postspaarbank diambil alih pada 1942 pada pemerintahan Jepang dan

berganti nama menjadi Tyokin Kyoku.

Pada tahun 1950 Pemerintah Republik Indonesia mengambil Tyokin

Kyoku dan berganti nama menjadi Bank Tabungan Pos. Berdasarkan

Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang No.4 Tahun 1963,

pergantian nama menjadi Bank Tabungan Negara yang ditetapkan pada 9

Februari 1950 sebagai hari lahirnya Bank Tabungan Negara (BTN). Bank

BTN sukses dalam sektor bisnis perumahan melalui fasilitas KPR, agar

terciptanya bisnis KPR tersebut. Bank BTN mulai mengembangkan

berbagai produk layanan sebagaimana mestinya terhadap bank umum

lainnya. Sehingga Bank BTN dikenal masyarakat dan menjadikan sebagai

Bank Terbaik Indonesia Peringkat 1 pada tahun 2017 dan sampai saat ini

menjadikan Bank BTN dikenal sebagai bank KPR dikalangan masyarakat.


32

4.2 Visi dan Misi Perusahaan

1. PT.Bursa Efek Indonesia

Visi

 Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia.

Misi

 Menyediakan infrastruktur untuk mendukung terselenggaranya

perdagangan efek yang teratur, wajar dan efisien serta mudah

diakses oleh seluruh pemangku kepentingan (stakeholders).

2. PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

Visi

 Menjadi Lembaga Keuangan yang unggul dalam layanan kinerja

secara berkelanjutan.

Misi

 Memberikan layanan prima dan solusi digital kepada seluruh

nasabah selaku mitra bisnis pilihan utama.

 Memperkuat layanan internasional untuk mendukung kebutuhan

mitra bisnis global.

 Meningkatkan nilai investasi yang unggul bagi investor.

 Menciptakan kondisi terbaik bagi karyawan sebagai kebangaan

untuk berkarya dan berprestasi.


33

 Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab perusahaan

kepada lingkungan dan masyarakat.

 Menjadi acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola

perusahaan yang baik bagi industri.

3. PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

Visi

 Menjadi Bank Komersial Terkemuka yang selalu mengutamakan

kepuasan nasabah.

Misi

 Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan

mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah

(UMKM) untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat.

 Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan

kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia

yang profesional dan teknologi informasi yang handal dengan

melaksanakan manajemen risiko serta praktik Good Corporate

Governance (GCG) yang sangat baik.

 Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-

pihak yang berkepentingan (stakeholders).

4. PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk

Visi

 Menjadi partner Finansial pilihan utama anda.

Misi
34

 Menyediakan solusi perbankan digital yang handal dan simple yang

menjadi bagian hidup nasabah.

5. PT.Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

Visi

 Terdepan dan terpercaya dalam memfasilitasi sektor perumahan

dan jasa layanan keuangan keluarga.

Misi

 Berperan aktif dalam mendukung sektor perumahan, baik dari sisi

penawaran maupun dari sisi permintaan, yang terintegrasi dalam

 sektor perumahan di Indonesia.

 Memberikan layanan unggul dalam pembiayaan kepada sektor

perumahan dan kebutuhan keuangan keluarga.

 Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi

pengembangan produk,jasa dan jaringan strategiberbasis digital.

 Menyiapkan dan mengembangkan human capital yang berkualitas,

profesional dan memiliki integritas tinggi.

 Meningkatkan shareholder value dengan fokus kepada peningkatan

pertumbuhan profitabilitas sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan

good corporate governance.

 Memedulikan kepentingan masyarakat sosial dan lingkungan

secara berkelanjutan.
35

4.3 Hasil Analisis

1) Analisis Statistik Deskriptif

Dalam penelitian ini, dapat digambarkan dari masing-masing variabel

yang telah diolah dengan menggunakan alat bantu SPSS Versi 26,

adapun hasil olahan SPSS ke dalam bentuk deskriptif statistik yang

menampilkan jumlah sampel (N), rata-rata sampel (mean), nillai minimal

(minimum), nilai maksimal (maksimum) dan standar deviasi pada variabel:

Tabel. 4.1 Deskriptif Statistik

Desciptive Statistics

Dari tabel dapat menunjukkan bahwa jumlah data yang digunakan

dalam penelitian ini sebanyak 44 sampel, yang diambil dari laporan

keuangan Bank BUMN (BNI,BRI,Mandiri dan BTN) periode 2009 sampai

dengan 2019. Berdasarkan hasil perhitungan di atas didapatkan:

1) CAR

CAR terendah dalam penelitian ini ialah sebesar 13,20%, sedangkan

tertinggi ialah 22,96%. Melihat dari penelitian ini rata-rata sebesar 17,11%.

Maka dapat dismpulkan secara statistik perolehan CAR pada Bank BUMN
36

yang terdaftar di BEI periode 2009-2019 ialah berada pada standar

ketentuan Bank Indonesia sebesar 9%. Sedangkan standar deviasi

menunjukkan sebesar 2,702%. Hal tersebut melihat variabel CAR

dikatakan lebih baik karena nilai standar deviasi lebih rendah dari nilai

rata-ratanya.

2) NPL Nett

NPL Nett terendah dalam penelitian ini ialah sebesar 0,31%,

sedangkan tertinggi ialah 3,12%. Melihat dari penelitian ini rata-rata

sebesar 1,150%. Maka dapat dismpulkan secara statistik perolehan NPL

Nett pada Bank BUMN yang terdaftar di BEI periode 2009-2019 ialah

berada pada standar ketentuan Bank Indonesia sebesar 5%. Sedangkan

standar deviasi menunjukkan sebesar 0,8465%. Hal tersebut melihat

variabel NPL Nett dikatakan lebih baik karena nilai standar deviasi lebih

rendah dari nilai rata-ratanya.

3) LDR

LDR terendah dalam penelitian ini ialah sebesar 61,40%, sedangkan

tertinggi ialah 113,50%. Melihat dari penelitian ini rata-rata sebesar

87,97%. Maka dapat dismpulkan secara statistik perolehan LDR pada

Bank BUMN yang terdaftar di BEI periode 2009-2019 ialah berada pada

batas aman ketentuan Bank Indonesia sebesar 79-92%. Sedangkan

standar deviasi menunjukkan sebesar 12,77%. Hal tersebut melihat

variabel LDR dikatakan lebih baik karena nilai standar deviasi lebih rendah

dari nilai rata-ratanya.


37

4) ROA

ROA terendah dalam penelitian ini ialah sebesar 0,13%, sedangkan

tertinggi ialah 5,15%. Melihat dari penelitian ini rata-rata sebesar 2,92%.

Maka dapat dismpulkan secara statistik perolehan CAR pada Bank BUMN

yang terdaftar di BEI periode 2009-2019 ialah berada pada batas aman

ketentuan Bank Indonesia sebesar >1,5%. Sedangkan standar deviasi

menunjukkan sebesar 1,12%. Hal tersebut melihat variabel ROA

dikatakan lebih baik karena nilai standar deviasi lebih rendah dari nilai

rata-ratanya.

2) Uji Asumsi Klasik

Uji Asumsi Klasik terdiri menjadi 4 yang diantaranya ialah; uji

normalitas data, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas dan uji

autokorelasi.

a. Uji Normalitas Data

Menurut Ghozali dalam Ganis Mustika Wati (2019), Uji nomalitas

digunakan untuk mengetahui dalam model regresi pada penelitian

terdapatnya data distribusi yang memiliki data distribusi yang normal pada

variabel independen dan dependen. Uji normalitas dipergunakan dalam

penelitian ini untuk menganalisa apakah data yang telah diolah

terdapatnya distribusi normal atau sebaliknya. Untuk melakukan uji

normalitas data digunakan metode grafik. dalam pengujian menggunakan

metode grafik menggunakan grafik normal P-Plot (Probability Plot)

dikatakan bahwa data berdistribusi normal apabila grafik tersebut


38

membentuk satu garis diagonal, titik-titik mengikuti garis diagonal sejajar

dan menggambarkan bahwa titik tersebut mengikuti garis diagonal. Hasil

pengujian yang didapatkan ialah sebagai berikut:

Gambar 4.1

Hasil Uji Normalilitas

Berdasarkan hasil pengujian normalitas data menggunakan metode

metode P-Plot (Probability Plot) dapat disimpulkan bahwa grafik P-Plot

menunjukkan bahwa data tersebut menyebar dan mengikuti garis diagonal

sehingga asumsi normalitas dapat terpenuhi. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa menggunakan metode grafik P-Plot (Probability Plot)

menunjukkan bahwa dalam grafik P-Plot data menyebar dan mengikuti


39

garis diagonal. Sehingga dalam uji normalitas data ini dapat dikatakan

berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Menurut Ni Made Inten Uthami Putri Warsa (2016), pengujian untuk

mengetahui terdapatnya gejala multikolinearitas dalam model regresi ialah

melihat nilai Tolerance dan Metode VIF (Variance Inflation Factor).

Tabel 4.2

Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients

Berdasarkan data yang diolah dapat dilihat bahwa semua data nilai

tolerance lebih dari 0,100 dan nilai VIF dibawah nilai 10. Hal ini

menunjukkan tidak adanya gejala multikolinieritas.

c. Uji Heterokedastisitas

Menurut Ghozali dalam Ganis Mustika Wati (2019), uji

heterokedastisitas dipergunakan untuk menguji suatu model regresi yang

mengalami ketidaksamaan varians dari berbagai pengamatan. Varians

residual satu ke yang lain tetap disebut homoskedastisitas dan jika


40

berbeda disebut heterokedastisitas. Terdapat dua cara dalam uji

heterokedastisitas, yaitu metode Scatterplot dan metode glejser. Menurut

Imam Ghozali dalam spssindonesia.com (2019), tidak terjadi

heterokedastisitas apabila tidak ada pola yang jelas (bergelombang,

melebar kemudian menyempit) pada gambar scatterplot. Serta titik-titik

menyebar di atas dan dibawah angka 0 dan tidak membentuk pola

tertentu. Sedangkan dalam uji glejser, dilihat dari tabel coefficients nilai

signifikansi >0,05 maka tidak terjadi gejala heterokedastisitas.

TABEL 4.3

Hasil Uji Heterokedastisitas

Gambar 4.2 Scatterplot


41

Berdasarkan hasil uji heterokedastisitas menggunakan metode

scatterplot dan uji glejser dapat disimpulkan bahwa dalam tabel scatterplot

tidak membentuk suatu pola tertentu, tidak bergelombang, melebar dan

menyempit sehingga asumsi heterokedastisitas dengan metode

scatterplot terpenuhi. Dalam uji glejser nilai signifikansi pada variabel

CAR,NPL Nett dan LDR lebih besar dari 0,05. Dapat disimpulkan bahwa,

menggunakan metode scatterplot dan uji glejser menunjukkan tidak terjadi

gejala heterokedastisitas.

Variabel Sig. Kesimpulan


X1 0.971 Tidak Terjadi
X2 0.440 Tidak Terjadi
X3 0.315 Tidak Terjadi

d. Uji Autokorelasi

Terdapatnya Autokorelasi dalam model regresi yang berarti adanya

antar anggota sampel yang datanya diurut berdasarkan waktu. Menurut

Singgih Santoso dalam Nursyahma Ekauchtyyana (2017), uji yang


42

dilakukan dalam metode ini ialah uji Durbin-Watson Statistik namun skala

yang dipergunakan dalam metode ini ialah tanpa perlu membandingkan

data DW yaitu dengan metode dL (degree of lower) dan Du (degree of

upper). Sedangkan dasar pengambilan keputusan dalam uji autokorelasi

ialah sebagai berikut:

 Angka D-W di bawah -2 berarti ada korelasi positif

 Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi

 Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negative

Tabel 4.4

Hasil Uji Autokorelasi

Berdasarkan dari tabel, menunjukkan bahwa nilai Durbin-Watson

sebesar 0,368, yang berarti angka D-W berada diantara -2 sampai +2,

sehingga pengambilan keputusan dalam uji autokorelasi menunjukkan

tidak terjadinya gejala autokorelasi.

3) Analisis Regresi Linier Berganda


43

Analisis regresi linier berganda ialah analisis yang mengetahui

berbagai hubungan variabel dependen terhadap faktor yang

mempengaruhi lebih dari satu variabel. Dalam hal ini regresi linier

berganda mempunyai tujuan untuk mengukur adanya lebih dari 2 variabel

bebas terhadap variabel terikat. Variabel independen dalam penelitian ini

ialah CAR,NPL Nett, dan LDR, dan variabel dependen dalam penelitian ini

ialah ROA. Dan dimana, persamaan model regresi berganda yang

dipergunakan dalam menguji hipotesis ini ialah sebagai berikut:

ROA = α + β1X1 + β2X2 + β3X3

Keterangan: +e

ROA = Return On Asset diukur dengan

X1 = Capital Adequancy Ratio diukur dengan

X2 = Non Performing Loan diukur dengan

X3 = Loan To Deposit Ratio diukur dengan

β1, β2, β3 = Koefisien Regresi

Tabel 4.5
44

Berdasarkan tabel hasil uji regresi, persamaan regresi ialah sebagai

berikut:

ROA = 3,966 + 0,005CAR – 1,001 NPL + 0,00 LDR + e

Dari hasil regresi, dapat disimpulkan:

1) Nilai konstanta diperoleh sebesar 3,966 hal ini berarti jika variabel

CAR,NPL Nett dan LDR diasumsikan sama dengan nol, maka besar

ROA sebesar 3,966.

2) Nilai koefisien CAR sebesar 0,005, hal ini berarti jika variabel CAR

mengalami kenaikan satu poin, sedangkan variabel NPL Nett dan LDR

dianggap tetap maka akan menyebabkan kenaikan nilai ROA sebesar

0,005.

3) Nilai koefisien NPL Nett sebesar -1,001, hal ini berarti jika variabel NPL

Nett mangalmi kenaikan satu poin, sedangkan variabel CAR dan LDR

dianggap tetap maka akan menyebabkan penurunan ROA sebesar

-1,001.

4) Nilai koefisien LDR sebesar 0,00, hal ini berarti jika variabel LDR

mengalami kenaikan satu poin atau penurunan satu poin, sedangkan

variabel CAR dan NPL Nett dianggap tetap maka akan menyebabkan

variabel ROA stabil.

4) Pengujian Hipotesis

Pengujian Hipotesis dalam penelitian ini terbagi menjadi 3, yaitu uji

parsial (t-test), uji simultan (F-test) dan uji koefisien determinasi (R 2).
45

a) Uji t Parsial

Menurut Ghozali dalam Ganis Mustika Wati (2019), penggunaan uji t

sendiri dilakukan untuk mengetahui seberapa akurat pengaruh variabel

independen secara sendiri/individu terhadap variabel dependen.Terdapat

dua cara dalam uji t parsial, menggunakan nilai signifikansi dan

perbandingan nilai thitung>tabel.

Tabel 4.6

Hasil Uji Parsial (Uji t)

Berdasarkan hasil uji tabel menggunakan metode signifikansi, dapat

disimpulkan bahwa:

 Variabel CAR menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,906, yang

berarti nilai tersebut lebih dari 0,05, sehingga hasil tersebut

menunjukkan tidak signifikan yang berarti bahwa variabel CAR tidak

berpengaruh terhadap ROA.

 Variabel NPL Nett menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000, yang

berarti nilai lebih kecil dari 0,05, sehingga hasil tersebut menunjukkan

signifikan yang berarti bahwa variabel NPL Nett berpengaruh terhadap

ROA.
46

 Variabel LDR menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,990, yang

berarti nilai tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga hasil tersebut

menunjukkan tidak signifikan yang berarti bahwa variabel LDR tidak

berpengaruh terhadap ROA.

Sedangkan jika menggunakan perbandingan nilai T hitung>Ttabel, dapat

disimpulkan bahwa:

 Nilai ttabel didapat dengan menggunakan rumus:

(a/2 ; n-k-1) = (0,05/2 ; 44-3-1) = (0,025 ; 40) = 2,02108 (tabel t)

 Nilai thitung X1 = 0,118, yang berarti variabel CAR tidak berpengaruh

terhadap ROA.

 Nilai Thitung X2 = -4,504, yang berarti variabel NPL Nett berpengaruh

negatif terhadap ROA.

 Nilai Thitung X3 = 0,13, yang berarti variabel LDR tidak berpengaruh

terhadap ROA.

b) Uji F Simultan (Nilai Signifikansi)

Digunakannya Uji F (Simultan) dalam penelitian ini untuk mengetahui

seberapa akurat pengaruh variabel independen secara bersama-sama

terhadap variabel dependen. Dalam hal ini, terdapat 2 pengujian dalam

Uji F yaitu menggunakan nilai signifikansi dan perbandingan nilai F hitung >

Ftabel.

Tabel 4.7

Hasil Uji F Simultan


47

Berdasarkan hasil uji tabel menggunakan metode signifikansi, dapat

disimpulkan bahwa:

 Nilai signifikansi pada model regresi menunjukkan nilai sebesar 0,000,

nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 sehingga hasil tersebut signifikan,

yang berarti bahwa CAR,NPL Nett dan LDR secara simultan

berpengaruh terhadap ROA.

Sedangkan jika menggunakan perbandingan nilai F hitung>Ftabel, dapat

disimpulkan bahwa:

 Nilai Ftabel didapat dengan menggunakan rumus:

(k; n-k) = (3; 44-3) = (3; 41) = 2,83

 Nilai Fhitung variabel CAR,NPL Nett dan LDR ialah 17,525, yang berarti

nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (17,525>2,83). Yang berarti variabel

CAR, NPL Nett dan LDR secara simultan berpengaruh terhadap ROA

c) Uji Koefisien Determinasi (Uji R2)

Uji R2 atau disebut koefisien determinasi adalah suatu besaran yang

menunjukkan berapa proporis variabel independen (x) yang mampu

menjelaskan variabe-variabel dependen (y). Hasil uji koefisien determinasi

melihat besaran pengaruh CAR,NPL Nett dan LDR terhadap ROA.


48

Tabel 4.8

Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Hasil koefisien determinasi menunjukkan bahwa pada model 1

(CAR,NPL Nett dan LDR) diperoleh nilai R 2 sebesar 0,536 atau 53,6%.

Hal ini berarti setiap variabel independen yang terdiri dari variabel CAR, NPL Nett, dan

LDR memiliki pengaruh sebesar 53,6% terhadap variabel ROA. Sedangkan 46,4% tidak

dipengaruhi oleh variabel yang diteliti atau berbagai faktor yang tidak diteliti dalam

penelitian ini.

.4 Hasil Pembahasan

Dalam melakukan uji regresi berganda, data tersebut terlebih dahulu

harus lolos dalam uji asumsi klasik. Berdasarkan uji asumsi klasik

diantaranya menggunakan uji normalitas dengan uji probability plot, uji

multikolinieritas dengan uji variance inflation factor (VIF), uji

Heterokedastisitas dengan uji glejser dan uji autokorelasi dengan durbin

watson. Dari pengujian tersebut, dapat disimpulkan bahwa data yang

digunakan dalam penelitian ini telah memenuhi syarat pada uji asumsi.

Berikut pembahasan hipotesis yang terdapat dalam penelitian ini:


49

1) Capital Adequancy Ratio (CAR) tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap Return On Assets (ROA)

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai sig dari pengaruh

Capital Adequancy Ratio (CAR) terhadap Return On Assets (ROA) secara

parsial 0,906 > 0,05, sedangkan dari nilai t hitung X1, ialah 0,118 > 2,02108.

Yang berarti bahwa Capital Adequancy Ratio (CAR) tidak berpengaruh

terhadap Return On Assets (ROA), yang berarti H1 ditolak. Hasil hipotesis

ini didukung oleh hasil penelitian Agus Saputra en.cl (2018), CAR yang

tidak signfikan kemungkinan dikarenakan peraturan BI mengharuskan

setiap bank menjaga rasio CAR dengan ketentuan minimal 8%. Hal ini

sama dengan penelitian Mismiwati (2016), yang berpendapat menjaga

rasio CAR sesuai dengan ketentuan regulator atas kelebihan dana yang

tidak dapat disalurkan dalam bentuk pinjaman. Sedangkan menurut

Wildan Farhat Pinasti & RR.Indah Mustikawati (2018), dengan adanya

peraturan BI yang mewajibkan setiap bank menjaga Rasio CAR dengan

ketentuan batas 8%, yang berarti bank wajib menyiapkan dana cadangan

untuk memenuhi ketetntuan dan mengantisipasi adanya berbagai risko,

termasuk risiko kredit.

Dengan ditetapkannya CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap

ROA membuat beberapa penelitian yang mendukung CAR berpengaruh

signifikan tidak diterima.

2) Non Performing Loan (NPL) berpengaruh signifikan negatif terhadap

Return On Assets (ROA)


50

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai sig dari pengaruh

Non Performing Loan (NPL) terhadap Return On Assets (ROA) secara

parsial 0,000 < 0,05, sedangkan nilai thitung X2 ialah -4,504 > 2,02108. Yang

berarti bahwa Non Performing Loan (NPL) H2 diterima.

3) Loan To Deposit Ratio (LDR) tidak berpengaruh signifikan terhadap

Return On Assets (ROA)

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai sig dari pengaruh

Loan To Deposit Ratio (LDR) terhadap Return On Assets (ROA) secara

parsial ialah 0,990 > 0,05, sedangkan nilai t hitung X3 ialah 0,13 > 2,02108.

Yang berarti bahwa Loan To Deposit Ratio (LDR) tidak berpengaruh

terhadap Return On Assets (ROA), yang berarti H3 ditolak. Hasil Hipotesis

ini didukung oleh penelitian Deden Edwar Yokeu Bernardin (2016),

terjadinya hal ini dikarenakan Likuiditas tidak serta merta menaikan ROA,

meskipun di tabel rasio keuangan Bank BUMN Periode 2009-2019 terjadi

peningkatan tetapi

4) Capital Adequancy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Loan

To Deposit Ratio (LDR) berpengaruh terhadap Return On Assets

(ROA)

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai sig dari setiap

variabel independen, yaitu pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non

Performing Loan (NPL), Loan To Deposit Ratio (LDR) terhadap Return On

Assets (ROA) secara simultan ialah 0,00 < 0,05, sedangkan nilai hitung

Fhitung ialah 17,525 > 2,83. Yang berarti bahwa variabel independen yang
51

terdiri dari Capital Adequancy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL),

Loan To Deposit Ratio (LDR) secara simultan berpengaruh terhadap

Return On Assets (ROA), yang berarti H4 diterima.

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen8 halaman
    Bab Iii
    Edwin Liong Junadi
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Manajemen Keuangan
    Jurnal Manajemen Keuangan
    Dokumen7 halaman
    Jurnal Manajemen Keuangan
    Edwin Liong Junadi
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen3 halaman
    Bab V
    Edwin Liong Junadi
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen8 halaman
    Bab I
    Edwin Liong Junadi
    Belum ada peringkat
  • Pengaruh
    Pengaruh
    Dokumen17 halaman
    Pengaruh
    Wendi Putra
    Belum ada peringkat
  • Silabus Aplikasi Komputer Bisnis
    Silabus Aplikasi Komputer Bisnis
    Dokumen5 halaman
    Silabus Aplikasi Komputer Bisnis
    bilal
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen13 halaman
    Bab Ii
    Edwin Liong Junadi
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen8 halaman
    Bab Iii
    Edwin Liong Junadi
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen8 halaman
    Bab I
    Edwin Liong Junadi
    Belum ada peringkat
  • Manajemen Laba dan Nilai Perusahaan
    Manajemen Laba dan Nilai Perusahaan
    Dokumen24 halaman
    Manajemen Laba dan Nilai Perusahaan
    andrianyuni
    Belum ada peringkat
  • Silabus Aplikasi Komputer Bisnis
    Silabus Aplikasi Komputer Bisnis
    Dokumen5 halaman
    Silabus Aplikasi Komputer Bisnis
    bilal
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen16 halaman
    Bab Ii
    Edwin Liong Junadi
    Belum ada peringkat
  • PENGARUH
    PENGARUH
    Dokumen12 halaman
    PENGARUH
    Edwin Liong Junadi
    Belum ada peringkat
  • SAMPUL
    SAMPUL
    Dokumen3 halaman
    SAMPUL
    Edwin Liong Junadi
    Belum ada peringkat
  • ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG
    ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG
    Dokumen2 halaman
    ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG
    Edwin Liong Junadi
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen2 halaman
    Bab Iii
    Edwin Liong Junadi
    Belum ada peringkat
  • SAMPUL
    SAMPUL
    Dokumen3 halaman
    SAMPUL
    Edwin Liong Junadi
    Belum ada peringkat