Anda di halaman 1dari 32

Aku

Aku adalah sebutan kata untuk


menunjukkan bukti bahwa diriku ada.

Diriku yang menciptakan pemikiran dan


pemikiranku yang berdampak pada perbuatanku

Aku juga sebuah karakter yang sering


disebut sebagai tokoh utama pada banyak kisah.

Aku kali ini memiliki kisah, kisah yang tak


banyak diketahui oleh masyarakat luas.

Semua berawal dari tanggal 1 Oktober 2030


hari dimana Aku lahir, berasal dari keluarga yang
harmonis. Tahun 2030 bukanlah tahun yang kalian
bayangkan sebagai tahun masa depan yang kalian
dulu pernah lihat.
Tangisanku yang keluar tak seberapa
terdengar oleh orang tuaku. Pada awalnya orang
tuaku bingung, mereka bertanya tanya apakah aku
normal?

Dan dokter sebelumnya telah mengatakan


bahwa kelahiranku normal.

Hari dan minggu telah berlalu dan aku


tumbuh menjadi balita yang penuh rasa ingin tahu,
ia beberapa kali berprilaku tak seperti balita pada
umumnya. Aku merasa bahwa ketika sesuatu tiada
yang sering orang dewasa sebut "meninggal atau
wafat" aku tak merasa kasihan ataupun perasaan
sedih.

Pertama kali terjadi saat aku masih punya


ikan, pada umumnya anak balita sangat menyukai
mereka seperti halnya diriku. Aku pun memelihara
nya hingga ikan itu MATI, pada usiaku umumnya
mereka menangis, sedih ataupun rasa simpati
namun aku tak merasakan hal itu dan aku pun
hanya terdiam.

Orang tuaku memelukku seakan berkata


bahwa "tak apa apa, itu memang sudah takdirnya
mereka dipanggil oleh keluarga nya dan bla bla.. "
Aku tak mendengar apapun lagi karena ku sedang
mengamati dan terdiam merasakan bahwa "AKU
TAK MERASAKANNYA" Hingga akhirnya aku
pun memutuskan untuk tak memerdulikannya.

Bulan pun berlanjut hingga berganti


menjadi tahun, dan menjadikan umurku menginjak
usia 4 tahun dan mengalami hal luar biasa, tanpa
sadar aku mendapatkan sebuah penginderaan yang
kuat untuk merasakan hawa selain manusia dapat
kita sebut mereka " Yang lain "
Akan tetapi mereka tak dapat ku rasakan
dengan jelas, akan tetapi pada umur 6 tahun baru
aku dapat mengetahui sosok mereka dengan jelas

Saat itu adalah malam yang menenangkan


dan aneh bagiku.

Menenangkan karena pada umumnya anak


seusiaku mereka bersama ibu mereka daripada
bersama ayah mereka karena ayah sering bekerja
daripada memperhatikan anaknya.

Malam itu aneh karena disaat aku sedang


bersama ibu ku aku mendapatkan sebuah
pemandangan aneh saat di halte dekat dengan
pemakaman umum yang ada dibelakangku. Aku
diberikan gambaran seperti apa siksaan kubur yang
terkenal itu.

Anehnya aku yang melihat pemandangan


itu tak merasa ketakutan karena orang tersebut
dibakar hingga keseluruhan tubuhnya terbakar dan
berteriak minta tolong, akan tetapi diriku merasa
SENANG bahkan TERTAWA KECIL walaupun
tak seberapa keras karena usiaku yang masih kecil.

Ibu ku merasa aneh dan bertanya kepada ku


"Nak, kenapa kamu kok tertawa malam
malam padahal tak ada apapun yang lucu
disini? "

Aku pun menjawab " Orang itu sedang


terbakar dan berteriak teriak minta tolong. "

Ibu ku merasa aneh dan heran, ia merasa


aneh pada anaknya karena pada malam hari tertawa
tak jelas padahal dibelakang mereka adalah sebuah
pemakanan umum. Setelah itu Angkot datang
menjemput ku karena sepeda motor yang kita
gunakan bersama ayah tadi mengalami kerusakan
sehingga ayahku harus berjalan meninggalkan aku
dan ibuku di halte karena angkot pasti kan datang.
Hari itu merupakan hari awal dan terakhir
bagiku untuk merasakan kehadiran mereka. Selama
4 tahun ini aku memang dianggap aneh karena tak
mampu bersosialisasi dengan teman seumuranku,
aku merasa ketika mereka ku ajak ngobrol sesuatu
mereka tak membalasnya dengan jawaban yang
kurang mengesankan.

Dan pada akhirnya aku pun memutuskan


untuk tak bersosialisasi denga siapapun kecuali
orang tuaku dan guruku, dan membanting penuh
180 derajat sifatku dengan menghabiskan waktuku
membaca banyak buku di dalam kamarku .

Aku sadar bahwa aku pernah memanfaatkan


teman, guru bahkan orang tuaku untuk menuruti
apapun kemauanku, walaupun hal itu menyebabkan
orang disekitarku menderita.

Hal yang menurutku paling mengesankan


adalah saat aku ingin membuat percobaan saat
seusia anak TK, apakah kucing yang orang dewasa
selalu sebut bahwa hewan ini takut air sehingga
saat seseorang menyiram/memandikannya secara
berlebih maka akan menyakiti dia secara fisik dan
mental dan mungkin berakibat fatal (MATI).

Aku pun menyusun rencana agar


kemauanku tercapai, setelah memikirkannya
selama berjam jam saat pelajaran, bermain dan
makan di TK aku tak menemukan ide apapun.

Dan akhirnya saat pulang aku mencoba


mencari tahu siapa saja yang punya kucing
peliharaan karena tak mungkin ku mencoba
percobaan itu ditempat umum karena pasti dilarang
oleh banyak orang termasuk orang tuaku.

Setelah beberapa saat aku memikirkan


rencana tersebut, tiba tiba terlintas dalam pikiran ku
bahwa tetangga kami memiliki kucing di
rumahnya. Tanpa berpikir panjang aku pun
bergegas segera ke sana seusai sekolah.
Saat pulang sekolah aku mencoba untuk
membujuk teman yang kukenal untuk menemaniku
saat disana. Dan sesuai dengan perkiraanku,
berhasil.

Sesaat dirumahnya aku mengetuk pintu


rumahnya dan

Berkata “ Hai, bolehkah aku dan temanku


bermain dengan kucing mu yang lucu itu? “

Sesuai dengan perkiraanku lagi, tetangga


akan mengizinkanku bermain dengannya karena
secara fisik aku memanglah anak kecil akan tetapi
mereka tak athu bahwa sebenarnya pikiranku sudah
sejauh anak remaja 17 tahun.

Aku pun bermain main dengan kucingnya


hingga si tuan rumah meninggalkanku, temanku
dan ibunya yang sedang berbaring di kamarnya.
Sebelum meninggalkan kami. Aku
memberikan sebuah selang air yang belum
dinyalakan air nya, si tuan rumah pun berpesan
bahwa si kucing tidak boleh dimandikan secara
berlebih oleh selang itu.

Kami hanya menganggukkan kepala yang


menandai bahwa setuju, dan si tuan rumah pun
meninggalkan kami. Situasi yang terbaik bagiku.
Setelah si tuan rumah pergi jauh, aku pun memutar
kran airnya dan mulai bersenang senang dengan
melihat kucing yang mengeong menderita karena...
mungkin kedinginan saat ku mandikan dengan kran
yang deras.

Setelah temanku memperingatkanku aku tak


menghiraukannya hingga si kucing tersebut MATI
dihadapanKU. Dan memiliki bukti bahwa kucing
akan MATI bila kumandikan secara luar biasa.
Akan tetapi sekali lagi aku TAK MERASAKAN
PERASAAN APAPUN.

Setelah hari meninggalnya si kucing,


tetanggaku yang menyayangkan hal ini pun
menanyakan sesuatu kepadaku. SESUATU YANG
TAK PENTING. Ya kematian kucingnya.

Tetangga : “ kenapa kamu membiarkan


kucingku mati?, padahal kan kamu ada
disana untuk bermain dengannya. “

Aku : “ kami sebelumnya memang bermain


dengannya akan tetapi tak lama setelah kau
pergi, kami pun pergi dan pulang.”

Aku berdalih seperti itu karena aku tau


bahwa si nenek/ ibunya itu pikunan, dan aku tau itu
karena si tuan rumah juga berpesan pada ibunya
bahwa jangan lupa meminum obatnya. Aku pun
berasumsi bahwa ibunya pikunan karena sebelum
nya dia lupa, hal tersebut juga diperkuat dengan
adanya fakta bahwa ibunya harus meminum obat
donezepil

Aku tau obat tersebut ternyata adalah obat


pikun dari pendengaranku yang aku andalkan. Aku
mendengar perkataan tentang nenek itu
mengonsumsi obat tersebut, yang ternyata setelah
ku cari di GOOGLE ternyata obat tersebut
merupakan pil bagi lansia yang pikun.

Tanpa curiga sedikitpun ia melepaskan ku


karena alasanku tadi dan fakta yang ada bahwa tak
mungkin anak kecil melakukan itu. Masalah ini pun
berakhir tanpa masalah lainnya karena menganggap
memang sudah takdirnya.

Cerita pun dilanjut saat aku SD, sebenarnya


tak banyak yangaku kisahkan karena saat ini aku
sedang tak ingin melakukan apapun karena aku
ingin membangun sebuah kisah bahwa aku adalah
anak normal yang berkharisma tinggi.

Seperti yang sudah kurencanakan sejak


lama aku pun masuk SD dengan mudah, semudah
diriku menarik simpati orang orang yang ada
didekatku entah dengan cara apapun.

Aku mengeluarkan setidaknya 1 atau 2


orang tiap saat yang kuinginkan dan bertarget pada
anak yang tak kusukai dan sering membully
maupun menggangguku.

Karena diriku yang menduduki peringkat


teratas dan anak yang paling patuh di sekolahku
aku pun mudah memanfaatkan fasilitas apapun
termasuk pembelaan dan perlakuan khusus guru
kepadaku.
Dengan fasilitas itulah aku memanfaatkan
banyak momen untuk mengeluarkan mereka dari
sekolahku. Yang sering kulakukan adalah
memberikan masalah kepadanya sehingga target
terpancing emosinya lalu mengancamku dan
mungkin menyakitiku.

Hal itulah yang sering kumanfaatkan karena


ku melhat seberapa bodohnya mereka ketika
mereka marah.

Skenarionya seperti membuat dia


tersinggung terlebih dahulu di toilet, kenapa?
Karena toilet merupakan tempat yang aman untuk
aku membuatnya tersinggung tanpa mencemari
nama baiku yang indah.

Setelah tersinggung secara tak langsung aku


pasti akan disuruhnya berhenti tapi takkan
kulakukan, akuu pun terus menyulutnya hingga
terjadi suatu adegan menyakitiku. Kemudian lari
perlahan dan ketika ada seseorang aku akan berlari
sambil menangis

Sebagai rasa empati manusia, mereka yang


memilikinya pasti menanyakan kenapa menangis?
Sembari ber ekspresi takut dan kesakitan kemudian
aku mengarang banyak cerita sehinga mereka yang
melihatku percaya dan melaporkannya kepada
guru.

Aku tau guru takkan mengeluarkan


langsung anak tersebut tanpa bukti, maslah tersebut
dibahas keesokan harinya bersama orang tuanya.

Aku pasti tak berdiam diri, saat malam tiba


aku keluar dari kamarku sembari melihat apakah
orang tuaku sudah tidur/belum.
Setelah tau bahwa sudah tidur maka aku
menuju garasi rumah dan mengambil obeng yang
kemudian ku balut dengan kain kemudian kugigit
karena menahan rasa sakit.

Rasa sakit yang timbul akibat aku


mematahkan sendiri tulangku menggunakan alat
press yang ada di garasi rumah untuk memberikan
bukti yang valid agar si anak dapat dikeluarkan dari
sekolah secepatnya.

Setelah patah aku pun kembali ke kamar


tidurku sembari menahan rasa perihku.

Keesokan harinya, persis waktu itu adalah


hari rabu. Hari dimana semua murid laki-laki
menggunakan seragam lengan pendek. Otomatis
orang tuaku pasti akan tau lukaku, sesuai dengan
rencanaku mereka merasa bahwa anak itu harus
dihukum karena kondisi tanganku yang parah.
Hari Rabu ini merupakan hari favoritku
utnuk melakukan hobiku yang satu ini. Dan sesuai
lagi dengan rencanaku, si anak pun dikeluarkan
dari sekolah karena luka patah di tanganku dan
tentu saja rencanaku yang brillian dan rapi serta
reputasiku.

Setelah puas aku bermain dengan 13 anak


yang sudah ku keluarkan aku pun lanjut studi SMP.

SMP ini mungkin saatnya diriku untuk


mendominasi di sekolah ini, tujuanku adalah
membuat diriku terkenal yang kemudian mereka
dapat kumanfaatkan sebagai perlindungan diri saat
aku terkena masalah.

Sebagai permulaan aku menggunakan taktik


3S yang biasanya terdapat dalam logo keramahan
masyarakat yaitu Senyum, Salam, Sapa. Dengan
menggunakan taktik tersebut aku sukses mebuat
diriku terkenal dengan julukan anak yang baik,
nilai dari perilaku yang ada di rapor pun otomatis
A.

Setelah mendapatkan julukan tersebut aku


ingin membuat image ku lebih baik dari yang
merka kira, aku ingin mereka juga mengenalku
dengan anak yang cerdas pula.

Langkah awal yang sering kulakukan dan


diperhatikan oleh guru adalah fakta bahwa diriku
selalu pulang lebih sore daripada siswa kebanyakan
karena memang pada saat itu orang tuaku selalu
sibuk bekerja sebagai salah satu pemegang
perusahaan mobil terkenal didunia. Dan aku hanya
memiliki supir untuk mengantarkanku kemanapun
itu.
Aku diberi orang tuaku uang saku 20 juta
sebulan, uang itu sering kugunakan untuk menyewa
bebrapa orang untuk membuang beberapa mayat
yang pernah aku buat saat dirumah agar tak bosan
karena tak adanya saudara maupun teman secara
diriku ini memang menutup sosialisasi dari luar.

Mayat tersebut masih bisa digolongkan


sederhana, berupa hewan yang umumnya dan
sering kujumpai kemudian aku culik dan bawa ke
rumahku, korban tersebut misalnya : kucing yang
selesai ku mutilasi dan dikuliti untuk sekedar
melampiaskan amarah dan nafsu, dan aku
merasakan suatu kepuasan tersendiri yang tak bisa
kurasakan sebelumnya, seperti jeritan, raungan
serta rasa seberapa sakitnya yang pastinya
membuat semua orang menangis pastinya

Aku melakukan hal tersebut juga karena


rasa penasaranku yang besar akan empati dan
simpati, aku mencari di GOOGLE akan tetapi tak
bisa kurasakan. Aku mersa seperti ilmuan yang
mencari tau suatu solusi akan adanya suatu
permasalahan seperti diriku.

Aku yang orang kira sebagai anak yang


cerdas dan baik takkan tau bahwa sebenarnya
diriku adalah orang yang kejam menurut mereka
pastinya, tapi menurutku hal seperti itu wajar.

Beberapa teman sekelasku yang melihatku


kasihan karena diriku yang selalu sendirian
kemanapun dan seringnya diriku pulang sore, aku
selalu menerimaya karena secara diriku ini
memang populer.

Aku membutuhkan teman bukan karena ku


menyukainya akan tetapi aku membutuhkan
seorang korban sekaligus menjadi pelindungku,
karena suatu kepercayaan itu lebih penting daripada
sebuah materi.

Karena itulah yang membuatmu dapat


dipandang, dipercaya, dan dilindungi dari segala
berita hoaks di luar sana yang pada kenyataannya
berita tersebut benar adanya.

Di SMP ini aku hanya menghilangkan


beberapa nyawa saja, karena aku hanya ingin
bersenang senang dengan beberapa korban ketika
malam tiba saat beberapa siswa/i yang berani
masuk sekolah untuk berbuat mesum.

Aku kembali ke sekolah saat beberapa


satpam tidur/pergantian shift kerja, aku punya
semua jadwal mereka. Semua biodata mereka
termasuk kapan mereka akan berganti shift kerja
maupun saat istirahat dan tempat favorit mereka
nongkrong.
Dan kemungkinan besar para murid yang
hendak berbuat mesum disekolah itu aku bunuh
mereka agar citra sekolah tak hancur karenanya
karena inilah bentuk cinta dan baktiku pada sekolah
ini.

Saat pertama kali menjalankan rencana ini


aku agak ceroboh dikarenakan nafsuku dan
imajinasi yang kurasakan saat hendak menemukan
mereka, aku pernah hampir ketahuan hanya karena
barang yang tak sengaja jatuh karena tersandung.

Aku menemukan korban pertama pada jam


12 malam, aku menemukan mereka di sebuah
gudang tua dekat dengan kantin yang kebetulan
pintunya memang agak rusak.

Aku mendengar desahan mereka yang


menandakan bahwa mereka ada. Aku menyelinap
pelan tanpa suara dengan sepatu yang sudah kurakit
dan kumodifikasi sedemikian rupa sehingga tak
menimbulkan suara sedikitpun.

Sedemikian rupa sehingga tak banyak


menimbulkan suara. Aku masuk dan meniupkan
bius untuk menidurkan mereka, pelan pelan aku
menguliti mereka, mematakan beberapa jari, dan
terakhir aku congkel beberapa organ mereka untuk
kujual pada pasar gelap.

Peristiwa tersebut itu berlangsung lama dan


menyebabkan diriku lupa waktu, aku tersadar
ketika jam sudah menunjukkan jam 3 pagi,
untungnya aku selesai membersihkannya sehingga
meningalkan TKP tanpa bekas dan jejak.

Aku mendengar suara langkah kaki satpam


akan tetapi sebelum melihat celah dibawah
pintunya, aku melhat cahaya senter yang menyorot
langsung kearahku.

Secara refleks aku pun pasti


menyembunyikan kakiku dari cahaya tersebut. Dan
akhirnya aku ceroboh sehingga menyebabkan salah
satu alat bersih bersih jatuh.

Aku : (kaget) terdiam sesaat

Satpam : (terkejut dan merasa sedikit


heran)
sambil bergumam sendiri “aahh,
mungkin hanya tikus karena tak
mungkin ada orang yang mau
maling dan nyuri digudang ini
apalagi ini termasuk jam yang
termasuk berbahaya. “

Pada akhirnya aku lepas lagi tanpa ketahuan


dengan suara langkah kaki satpam yang kudengar
berjalan kearah kebun belakang yang letaknya
cukup jauh untuk mendengarkan aku keluar dari
gudang tua itu.

Keesokan harinya orang tua mereka


mencari, hingga mereka berurusan langsung
dengan polisi. Akan tetapi aku tidak memiliki rasa
khawatir sedikitpun karena aku membersihkan
TKP sangat rapi dan bersih sehingga tak
meninggalkan jejak.

Dengan menjilati semua darah yang


muncrat dan sebelum kulakukan semua sisi sudah
kututup dengan kain putih yang panjang sehingga
saat proses eksekusi aku tak khawatir kemana
darah tersebut keluar.

Polisi memeriksa seluruh saksi dan warga


sekolah tak ada yang dapat bersaksi karena kemarin
kedua murid itu meminta izin kepala sekolah
dengan meberi surat izin sebagai bukti.

Pada saat penutupan sekolah para satpam


sudah mengecek semua ruangan yang hendak
dikunci kecuali ruang gedung tua itu, satpam agak
malas menguncinya karena didalam gudang
tersebut hanya ada alat bersih bersih.

Polisi pun mengambil keputusan bahwa


satu satunya tempat yang dapat dicurigai adalah
gudang tersebut karena menurut salah satu satpam
yang malamnya mendengar adanya suara berisik
yang ia pikir hanya seekor tikus.

Polisi dan Forensik yang emeriksa pun


mengecek seluruh isi gudang tua tersebut dan
memberinya garis kuning agar menghindari adanya
murid yang masuk.
Akan tetapi setelah pemeriksaan berhari
hari mereka tak membuahkan hasil padahal anjing
pun telah dikerahkan.

Aku sudah menduga hal tersebut karena :

1. Aku memberikan cairan pembersih lantai


yang ada di gudang tersebut.

2. Aku mencampurkan juga pembersih


tersebut dengan pengacau bau yang hanya
bisa di ketahui oleh anjing saja. Walaupun
tim forensik tau bahwa terdapat pengacau
bau tersebut melalui uji zat di laboratorium
mereka.

3. Aku memakai sarung tangan dan kaus kaki


saat menyentuh barang apapun terutama
lantai, akan tetapi saat aku sudah
menutupinya dengan kain, aku melepas
sarung tangan dan kaus kakiku untuk
menikmati sensasi tersebut.
4. Aku tau kapan para satpam berkeliling dan
kemana saja rute yang mereka tempuh
sehingga aku dapat menyesuaikan waktu
diam dengan aksiku agar tetap mulus sesuai
rencana
5. Sebelum aku melakukan mutilasi tersebut
aku sudah mempelajari psikologi anak yang
menunjukkan apakah anak tersebut
berbohong atau tidak. Walaupun sulit sekali
untuk memahami dan menirunya aku
memaksa agar dapat menguasainya dahulu
sebelum beraksi karena aku tau pasti setiap
murid akan di wawancarai.

Setelah hampir 3 bulan polisi dan tim forensik


pun merasa putus asa dengan menutup kasus
tersebut sementara. Dan bukannya merasa senang
akan tetapi was was karena kapanpun mereka akan
datang tiba tiba sebelum mereka benar benar
menutup kasus tersebut.

Pada akhirnya mereka menutup kasus tersebut


secara permanen karena orang tua nya yang
memang terkena banyak masalah, seperti : ekonomi
dan mental karena kasus anak mereka yang sangat
rumit.

Selagi polisi mencari petunjuk dari pelaku dari


hilangnya murid mereka, aku meracik beberapa
obat penenang seperti Haloperidol dan Risperidone
yang aku tumbuk sehingga menjadi bubuk yang
nantinya aku jadikan bahan penambah dalam
beberapa lilin ulang tahun dengan dosis yang
berbeda beda.

Lilin tersebut kupakai sebagai bahan percobaan


teori overdosis pada obat penenang dapat
menyebabkan kematian bagi yang menghirupnya
secara langsung. Karena aku tau ulang tahun
temanku pada hari sabtu mendatang

Hari sabtu, tepat setelah 6 bulan 6 hari dan 6


malam kasus hilangnya murid sekolahku. Aku dan
beberapa temanku bertugas menyiapkan dekorasi
untuk memberi kejutan yang berulang tahun dihari
senin.

Aku yang saat itu memasang rumbai rumbai


pada dinding sama dengan lilin di meja temanku.
Saat mereka semua pergi meninggalkanku untuk
mencari beberapa bahan yang kurang, secepatnya
aku menukar lilin tersebut dengan lilin yang ku
bawa dsengan menggunakan sarung tangan.

Hari Senin, waktu penentuanku tiba. Bodohnya


aku, saat perayaan lupa membawa masker sebagai
pelindung dari asap lilin yang dapat menyebabkan
kematian itu.
Batinku “ hemm, sialnya aku.” (sambil
menepukkan tangan ke kepala)

Setalah bernyanyi ulang tahun lantas


meniup lilin dan wuishhh, satu kelas tak sadarkan
diri dikarenakan menghirup zat penenang yang ku
buat sebelumnya

Aku masih sadar saat mendengar suara


ambulan, setelah itu aku tak mendengar suara
apapun lagi. Hingga.....

Aku : ( Mengambil nafas sangat dalam ) dan aku


pun tersadar

Para dokter dan suster yang saat itu


melihatku, terkaget dikarenakan hanya diriku lah
yang masih hidup.
Aku tersadar bahwa misiku untuk
MENGEKSEKUSI ORANG LEBIH BANYAK
LAGI belum selesai.

Dan aku berjanji takkan mengulangi


kesalahan yang sama

Kisah Aku terinspirasi dari kehidupan nyata dengan


beberapa tambahan kesan sehingga bertujuan untuk
memberi gambaran kepada pembaca atas apa yang
ingin dilakukan sang penulis.

Salam Psikopat dan Sosiopat

Semoga berjaya selalu SMANEMAKU


Semoga berjaya juga KARYAKU
TAMAT

Anda mungkin juga menyukai