Anda di halaman 1dari 4

Nama:Glen A Gosal

Nim:2014201019
Mata kuliah:Falsafah

1.Teori Virginia Henderson


Asumsi utama dari teori Henderson adalah asuhan keperawatan bagi pasien
sampai pasien dapat merawat dirinya sendiri sekali lagi Henderson dalam
Melanie McEwen, (2011),  mengasumsikan bahwa keinginan pasien adalah
kembali sehat, tetapi asumsi ini tidak secara eksplisit dinyatakan. Henderson
juga mengasumsikan bahwa perawat mempunyai keinginan untuk melayani dan
perawat akan mengabdikan dirinya kepada pasien setiap hari siang dan malam.
Asumsi akhir adalah perawat harus terdidik pada level universitas dalam hal
seni dan keilmuan. Henderson juga percaya bahwa pikiran dan tubuh tidak
dapat dipisahkan. Hal ini tersirat bahwa pikiran dan tubuh saling terkait.

Definisi keperawtan yang Henderson kemukakan ialah “Penolong individu saat sakit, atau sehat,
dalam melakukan kegiatan tersebut yang bertujuan untuk kesehatan, pemulihan, atau kematian yang
damai dan individu akan dapat melakukannya sendiri jika mereka mempunyai kekuatan, keinginan,
atau pun pengetahuan.”

Dari sini kita dapat melihat bahwa konsep keperawatan yang Henderson tukas adalah model aktivitas
sehari-hari dengan memberikan gambaran tugas perawat yaitu mengkaji individu baik yang sakit,
maupun yang sehat, dengan memberikan dukungan kesehatan, penyembuhan, serta agar meninggal
dengan damai.

Henderson mendefinisikan bahwa pasien memiliki 14 kebutuhan dasar, seperti:

1. Belajar, mengetahui, atau memuaskan, dan rasa penasaran.


2. Bermain, atau terlibat dalam beragam bentuk rekreasi.
3. Bekerja dengan suatu cara yang mengandung unsur prestasi.
4. Beribadah sesuai keyakinannya.
5. Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi,
kebutuhan, rasa takut, atau pun pendapat.
6. Menghindar dari bahaya dalam lingkungan yang berpotensi melukai.
7. Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat dengan baik, juga melindungi
integumen (Suatu sistem membedakan, memisahkan, melindungi, dan
menginformasikan terhadap lingkungan sekitar. Meliputi kulit, rambut,
bulu, kuku, kelenjar keringat, serta keringat ataupun lendir).
8. Memiliki pakaian yang sesuai.
9. Tidur dan istirahat.
10.Bergerak menjaga posisi yang diinginkan.
11.Membuang kotoran tubuh.
12.Makan dan minum yang cukup.
13.Bernapas secara normal.
14.Menjaga suhu badan tetap dalam batas normal dengan menyesuaikan
pakaian dan mengubah lingkungan.

2.Teori Calista Roy

Dalam asuhan keperawatan, menurut Roy (1984) sebagai penerima asuhan keperawatan adalah
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat yang dipandang sebagai “Holistic Adaptif System”
dalam segala aspek yang merupakan satu kesatuan.

Roy mendefinisikan tujuan dari asuhan keperawatan adalah sebagai peningkatan dari respon adaptasi
ke empat model adaptasi. Kondisi seseorang sangat ditentukan oleh tingkat adaptasinya, yaitu apakah
seseorang berespon secara positif terhadap rangsang interna atau eksterna. Adapun pengertian klien
sendiri adalah suatu kesatuan utuh yang mempunyai 4 model adaptasi berdasarkan kebutuhan
fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan hubungan interdependensi.

Peran perawat adalah meningkatkan perilaku adaptif klien dengan menipulasi stimulasi fokal,
konteksutual dan residual. Sumber kesulitan yang dihadapi adalah adanya koping yang tidak adekuat
untuk mempertahankan integritas dalam menghadapi kekuarangan atau kelebihan kebutuhan. Fokus
intervensi direncanakan untuk dengan tujuan mengubah atau memanipulasi fokal, kontekstual dan
residual stimuli. Intervensi kemungkinan disokuskan pada kemampuan koping individu atau daerah
adaptasi sehingga seluruh rangsang sesuai dengan kemampuan individu untuk beradatasi. Evaluasi
dilakukan berdasarkan respon adaptif terhadap stimulus oleh klien.

Empat Elemen utama dari teori Roy adalah : Manusia sebagai penerima asuhan keperawatan, Konsep
lingkungan, Konsep sehat dan Keperawatan. Dimana antara keempat elemen tersebut saling
mempengaruhi satu sama lain karena merupakan suatu sistem.

 Manusia

Manusia merupakan fokus utama yang perlu diperhatikan karena manusialah yang menjadi penerima
asuhan keperawatan, baik itu individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat, yang dipandang
sebagai “Holistic Adaptif System”. Dimana “Holistic Adaptif System “ ini merupakan perpaduan
antara konsep sistem dan konsep adaptasi.

a. Konsep Sistem Roy memandang manusia sebagai mahluk holistik yang dalam sistem
kehidupannya akan selalu berinteraksi dengan lingkungannya, dimana diantara keduanya akan terjadi
pertukaran informasi, “matter” dan energi. Adapun karakteristik sistem menurut Roy adalah input,
output, control dan feed back

2
b. Konsep Adaptasi Output dalam sistem adaptasi ini berupa respon perilaku individu yang dapat
dikaji oleh perawat baik secara objektif maupun subjektif. Respon perilaku ini dapat menjadi umpan
balik bagi individu maupun lingkungannya. Roy mengkategorikan output dari sistem adaptasi ini
berupa respon adaptif dan respon inefektif. Respon adaptif dapat meningkatkan integritas individu
sedangkan respon inefektif tidak dapat mendukung untuk pencapaian tujuan perawatan individu.

Roy menggunakan istilah mekanisme koping untuk menggambarkan proses kontrol individu dalam
sistem adaptasi ini. Beberapa koping ada yang bersifat genetik seperti : WBC (sel darah putih) sebagai
benteng pertahanan tubuh terhadap adanya kuman, sedangkan beberapa koping lainnya ada yang
merupakan hasil belajar seperti : menggunakan antiseptik untuk membersihkan luka. Dalam
mekanisme kontrol ini, Roy menyebutnya dengan istilah “Regulator” dan “Cognator”. Transmitter
dari sistem regulator berupa kimia, neural atau sistem saraf dan endokrin, yang dapat berespon secara
otomatis terhadap adanya perubahan pada diri individu. Respon dari sistem regulator ini dapat
memberikan umpan balik terhadap sistem cognator. Proses kontrol cognator ini sangat berhubungan
dengan fungsi otak dalam hal fungsi persepsi atau memproses informasi, pengambilan keputusan dan
emosi.

 Lingkungan

Stimulus yang berasal dari individu dan sekitar individu merupakan elemen dari lingkungan, menurut
Roy. Lingkungan didefinisikan oleh Roy adalah “ Semua kondisi, keadaan dan pengaruh-pengaruh
disekitar individu yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku individu dan kelompok
“(Roy and Adrews, 1991 dalam Nursing Theory : 260) . Dalam hal ini Roy menekankan agar
lingkungan dapat didesign untuk meningkatkan kemampuan adaptasi individu atau meminimalkan
resiko yang akan terjadi pada individu terhadap adanya perubahan.

 Sehat

Roy mendefinisikan sehat adalah “A State and a process of being and becoming an integrated and
whole person”. Integritas individu dapat ditunjukkan dengan kemampuan untuk mempertahankan diri,
tumbuh, reproduksi dan “mastery”. Asuhan keperawatan berdasarkan model Roy bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan individu dengan cara meningkatkan respon adaptifnya.

 Keperawatan

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa tujuan keperawatan menurut Roy adalah meningkatkan
respon adaptif individu dan menurunkan respon inefektif individu, dalam kondisi sakit maupun sehat.
Selain meningkatkan kesehatan di semua proses kehidupan, keperawatan juga bertujuan untuk
mengantarkan individu meninggal dengan damai. Untuk mencapai tujuan tersebut, perawat harus
dapat mengatur stimulus fokal, kontekstual dan residual yang ada pada individu, dengan lebih
menitikberatkan pada stimulus fokal, yang merupakan stimulus tertinggi.

3
4

Anda mungkin juga menyukai