1824 5302 3 PB
1824 5302 3 PB
Yusriadi*
Program Studi Ilmu Hukum, Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Pengayoman, Indonesia
Abstract
The 1998 political reform was the gateway to Indonesia towards a new history in the dynamics of national
politics, which could go hand in hand with bureaucratic reform. Great changes are expected in the design
of life in the community, nation, and state, concerning dimensions of political, social, economic and
cultural life. In order to implement the acceleration in the implementation of reforms in Indonesia well, the
government implemented nine programs to reach 8 regions which were the objectives of implementing the
grand design of bureaucratic reform. One form of bureaucracy reform is innovation, like e-government
which has a positive impact on good governance. The journey of bureaucratic reform in Indonesia is not
without dignity, facts show, a government that is still full of nuances of Corruption, collusion, and
nepotism. This paper describes opportunities and obstacles to bureaucratic reform in Indonesia.
How to Cite: Yusriadi, (2018). Reformasi Birokrasi Indonesia: Peluang dan Hambatan. Jurnal Administrasi Publik
(Public Administration Journal). 8 (2): 178-185.
178
Jurnal Administrasi Publik (Public Administration Journal), 8 (2) Desember 2018: 178-185
179
Yusriadi. Reformasi Birokrasi Indonesia: Peluang dan Hambatan
180
Jurnal Administrasi Publik (Public Administration Journal), 8 (2) Desember 2018: 178-185
181
Yusriadi. Reformasi Birokrasi Indonesia: Peluang dan Hambatan
182
Jurnal Administrasi Publik (Public Administration Journal), 8 (2) Desember 2018: 178-185
efektif untuk memperbaiki birokasi di 1) One Stop Service (OSS): adalah sebuah
Indonesia. Information technology dapat institusi yang memberikan dukungan
diterapkan di lembaga negara seperti pengembangan satuan kerja layanan
lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif. perijinan terpadu. Terbentuknya OSS
Bahkan pejabat administrasi publik pun Center sejalan dengan Instruksi Presiden
dapat menggunakan teknologi dalam Nomor 3 Tahun 2006 tentang Paket
menyampaikan berbagai informasi Kebijakan Investasi dimana dalam
mengenai pemerintahan kepada kebijakan tersebut dituangkan berbagai
masyarakat. Dengan information hal yang harus diatur kembali agar iklim
technology kerja pemerintahan dinilai investasi di Indonesia dapat tumbuh. OSS
dapat lebih efiseien. Masyarakat juga dapat diharapkan mampu melayani seluruh
mengontrol langsung kinerja pada pejabat perijinan yang dibutuhkan oleh investor
publik, ini tentunya akan membawa dan dunia usaha di daerah masing-masing;,
pengaruh yang baik dalam birokrasi di 2) E-Procurement, dengan adanya e-
Indonesia (Yusriadi, 2018b). procurement yang dikembangkan
Bentuk dari penggunaan teknologi pemerintah maka masyarakat bisa lebih
informasi ini, lebih dikenal dengan mudah untuk mengetahui proyek yang
electronic government (e-government). E- sedang ada dan mereka bisa lebih mudah
government adalah penggunaan teknologi untuk ikut didalam lelang tender proyek
informasi oleh instansi pemerintah seperti tersebut; 3) Tsunami Early Warning System
Wide Area Networks (WAN) internet, (TEWS), dimana sistem ini digunakan
mobile competing, yang dapat digunakan sebagai pemberi sinyal kepusat yang
untuk membangun hubungan dengan menandakan kemungkinan ada tsunami.
masyarakat, dunia usaha dan instansi Sistem TEWS ini menggunakan sistem
pemerintah lainnya (Wibawa, 2009). jaringan yang sangat kompleks dan setiap
Pengembangan aplikasi e-government peralatan yang digunakan telah
memerlukan pendanaan yang cukup besar, menggunakan internet protocol (IP) yang
sehingga diperlukan kesiapan dari sisi spesifik, seperti sirene, sensor dan
sumber daya manusia aparat beberapa tools lainnya.
pemerintahan dan kesiapan dari Beberapa keuntungan terhadap
masyarakat. pelayanan publik yang didapatkan dari
Pengembangan e-government penerapan e-government tersebut antara
berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 3 lain (Campo, Salvatore Schiavo, 2002): 1)
Tahun 2003 adalah upanya untuk Biaya administrasi yang lebih murah (low
mengembangkan penyelenggaraaan administrative cost); 2) Respon terhadap
kepemerintahan yang berbasis elektronik permintaan dan keluhan masyarakat yang
dalam rangka meningkatkan kualitas lebih cepat dan tepat (faster and more
layanan publik secara efektif dan efesien. accurate response); 3) Memudahkan akses
Good public service organizations must ke semua departemen dan level
have qualified of human resources pemerintah di berbagai daerah (access to
personnel in accordance with the needs of all department and levels); 4)
the organization. In addition, the Meningkatkan kapabilitas pemerintah
availability of human resources must be (better govt. capability); 5) Mendorong
balanced with the volume of work that is a ekonomi local dan nasional melalui
burden on the organization (Yusriadi, Akib, penyediaan fasilitas interface pemerintah
& Ihsan, 2017). – pengusaha (assistance to local and
Disamping tingkat kementrian, national economies); 6) Melalui
pemerintah daerah juga telah banyak pengembangan e-government dilakukan
melaksanakan e-government, diantaranya: penataan sistem manajemen dan proses
183
Yusriadi. Reformasi Birokrasi Indonesia: Peluang dan Hambatan
184
Jurnal Administrasi Publik (Public Administration Journal), 8 (2) Desember 2018: 178-185
proses kerja dilingkungan pemerintah dan Sutopo, & Adi, S. (2006). Pelayanan Prima. Lembaga
pemerintah daerah. Administrasi Negara.
Thoha, M. (2011). Birokrasi Pemerintah Indonesia di
Era Reformasi. Jakarta: Kencana Prenada
DAFTAR PUSTAKA Media Group.
Astuti, S. Y. W. (2005). Peluang dan tantangan Weber, M. (2009). Terjemahan. Yogyakarta:
penerapan egovernance dalam konteks Pustaka Pelajar.
otonomi daerah. Jurnal Universitas Airlangga. Wibawa, S. (2009). Administrasi Negara Isu-isu
Bappenas. (2004). Tata Cara Perencanaan Kontemporer. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Pengembangan Kawasan : Untuk Percepatan Yusriadi. (2018a). Bureaucratic Reform to the
Pembangunan Daerah. Jakarta: Direktorat improvement of public services Challenges
Pengembangan Kawasan Khusus dan for Indonesia. Publikauma : Jurnal
Tertinggal – Badan Perencanaan Administrasi Publik Universitas Medan Area,
Pembangunan Nasional. 6. Retrieved from
Campo, Salvatore Schiavo, P. S. (2002). To serve http://ojs.uma.ac.id/index.php/publikauma
and to preserve: improving public /article/view/1494
administration in a competitive world. Asean Yusriadi. (2018b). Manajemen Perubahan dalam
Development Bank. Reformasi Birokrasi menuju Information
Dwiyanto, A. (2015). Reformasi Birokrasi Technology (IT). Jurnal Mitra Manajemen, 2,
Kontekstual: Kembali ke Jalur yang Benar. 61–70. Retrieved from http://www.e-
Yogyakarta & Jakarta: Gadjah Mada jurnalmitramanajemen.com/index.php/jmm
University Press & LAN. /article/view/39
Mustafa, H. D. (2013). Birokrasi Pemerintahan. Yusriadi. (2018c). Reformasi Birokrasi dalam
Bandung: Alfabeta. Pelayanan Publik. Yogyakarta: Deepublish.
Prasetyo, A. G. (2017). Mengintegrasikan Reformasi Yusriadi, Akib, H., & Ihsan, A. (2017). Bureaucratic
Birokrasi dengan Inovasi Sektor Publik. Reform in Public Service: A Case Study on
Jurnal Analisis Kebijakan, 1(1). Retrieved the One Stop-Integrated Service.
from Mediterranean Journal of Social Sciences, 8,
https://www.academia.edu/35227638/Men 253–258.
gintegrasikan_Reformasi_Birokrasi_dengan_I https://doi.org/10.5901/mjss.2017.v8n2p2
novasi_Sektor_Publik 53
Prasojo, E. (2008). Reformasi Birokrasi: The Ir- Yuwana, L. M. M. (2013). Menengok Reformasi
Reformable? Jakarta: Media Indonesia. Birokrasi di Tiga Negeri Tetangga. Retrieved
Santoso, P. (2008). Administrasi Publik Teori dan from http://lupius-
Aplikasi Good Governance. Bandung: Rafika magna.blogspot.com/2012/02/menengok-
Aditama. reformasi-birokrasi-di-tiga.html.
185