Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Administrasi Publik (Public Administration Journal), 8 (2) Desember 2018

ISSN 2088-527X (Print) ISSN 2548-7787 (Online), DOI: 10.31289/jap.v8i2.1824

Jurnal Administrasi Publik


(Public Administration Journal)
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/jap

Reformasi Birokrasi Indonesia: Peluang dan Hambatan


Indonesian Bureaucratic Reform: Opportunities and
Obstacles

Yusriadi*
Program Studi Ilmu Hukum, Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Pengayoman, Indonesia

Diterima: September 2018; Disetujui: Desember 2018; Dipublish: Desember 2018


*Coresponding Email: yusriadi.yusriadi@uqconnect.edu.au
Abstrak
Reformasi politik 1998 adalah pintu gerbang Indonesia menuju sejarah baru dalam dinamika politik
nasional, yang dapat beriringan dengan reformasi birokrasi. Diharapkan perubahan besar pada desain
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, baik yang menyangkut dimensi kehidupan politik,
sosial, ekonomi, maupun kultural. Guna melaksanakan percepatan dalam pelaksanaan reformasi
birokrasi di Indonesia dengan baik, Pemerintah menerapkan sembilan program untuk mencapai 8 area
perubahan yang menjadi tujuan dalam pelaksanaan grand design reformasi birokrasi. Salah satu bentuk
dari pelaksanaan reformasi birokrasi tersebut berupa inovasi birokrasi, seperti, e-government yang
berdampak membangun kepercayaan antara pemerintah dan warganya secara fundamental bagi
pemerintahan yang baik. Perjalanan reformasi birokrasi di Indonesia bukan tanpa hamabatan, fakta
menunjukan, penyelenggaraan pemerintahan yang masih sarat nuansa korupsi, kolusi dan nepotisme.
Tulisan ini mendeskripsikan peluang dan hambatan reformasi birokrasi yang ada di Indonesia.

Kata Kunci: Reformasi Birokrasi, Desentralisasi, Pelayanan Publik, Indonesia

Abstract
The 1998 political reform was the gateway to Indonesia towards a new history in the dynamics of national
politics, which could go hand in hand with bureaucratic reform. Great changes are expected in the design
of life in the community, nation, and state, concerning dimensions of political, social, economic and
cultural life. In order to implement the acceleration in the implementation of reforms in Indonesia well, the
government implemented nine programs to reach 8 regions which were the objectives of implementing the
grand design of bureaucratic reform. One form of bureaucracy reform is innovation, like e-government
which has a positive impact on good governance. The journey of bureaucratic reform in Indonesia is not
without dignity, facts show, a government that is still full of nuances of Corruption, collusion, and
nepotism. This paper describes opportunities and obstacles to bureaucratic reform in Indonesia.

Keywords: Bureaucratic Reform, Decentralization, Public Services, Indonesia

How to Cite: Yusriadi, (2018). Reformasi Birokrasi Indonesia: Peluang dan Hambatan. Jurnal Administrasi Publik
(Public Administration Journal). 8 (2): 178-185.

178
Jurnal Administrasi Publik (Public Administration Journal), 8 (2) Desember 2018: 178-185

PENDAHULUAN Reformasi birokrasi diarahkan pada


Pemerintahan di seluruh dunia proses transformasi mindset dan culture
membangun institusinya untuk mencapai set pada tatanan birokrasi yang efektif dan
tujuan dan sasaran yang ditetapkan. efisien sehingga dapat memberikan
Proses pembangunan institusi tersebut di pelayanan yang lebih optimal kepada
kenal sebagai administrasi pembangunan masyarakat. Salah satu hambatan yang
(development administration) yang masih dialami dalam perkembangan
merupakan bagian administrasi publik. reformasi birokrasi seperti masih takutnya
Pada era teknologi informasi dewasa ini, pemerintah dalam mengambil dan
perubahan pengelolaan administrasi menanggung resiko yang nantinya
publik mendapat tantangan untuk terus merupakan dampak atau konsekuensi atas
beradaptasi yang diakibatkan fenomena reformasi birokrasi itu sendiri. Reformasi
globalisasi (Yusriadi, 2018c). birokrasi sesungguhnya memang sesuatu
Sepanjang periode kemerdekaan yang cukup sensitif dan beresiko karena
Indonesia, birokrasi memiliki peranan menyangkut masalah kebiasaan, aparatur
penting dalam perjalanan hidup berbangsa dan sistem kerja dalam pelayanan.
dan bernegara. Selama masa orde baru, Permasalahan ini bukan hal yang
birokrasi juga berperan besar dalam sederhana, karena antara yang satu dan
proses pembangunan. Selain itu, birokrasi yang lainnya saling berkaitan, misalnya
telah berperan dalam menopang Indonesia masih dihadapkan kembali
pelaksanaan fungsi pemerintahan seperti dengan sistem desentralisasi yang
pelayanan publik, regulasi, proteksi dan dijalankan melalui otonomi daerah,
distribusi. Birokrasi sendiri digambarkan sehingga reformasi birokrasi tidak selesai
sebagai organisasi formal yang memiliki hanya di tingkat pusat namun juga harus
kedudukan dan cara kerja yang terikat mampu menyentuh dan mendorong
dengan peraturan, memiliki kompetensi reformasi hingga tingkat daerah, agar tidak
sesuai jabatan dan pekerjaan, memiliki terjadi ketimpangan yang semakin lebar.
semangat pelayanan publik, pemisahan Namun demikian, bukan tidak mungkin,
yang tegas antara milik organisasi dan bahwa Indonesia akan mampu
individu, serta sumber daya organisasi menciptakan birokrasi yang ideal sehingga
yang tidak bebas dari pengawasan terwujud tata pemerintahan yang baik
eksternal (Bappenas, 2004). untuk kepentingan masyarakat sebagai
Dalam perkembangannya, reformasi warga negara.
birokrasi terus digalakkan dari Terobosan mendasar untuk
pemerintah, akan tetapi dalam mengatasi hambatan tersebut seperti
perkembangannya masih terdapat pengembangan aplikasi E-Government, E-
hambatan sebagai pekerjaan rumah KTP, E-Auction, Sisdiknas, Simkim, Siduga.
pemerintah dan stakeholder. Perbaikan Perkembangan teknologi informasi yang
terhadap birokrasi menjadi hal utama pesat di Indonesia perlu dimanfaatkan
untuk dilakukan karena menyangkut untuk pembuatan terobosan-terobosan
kepentingan masyarakat. Pertanyaan layanan publik. Pemanfaatan teknologi
utama adalah bagaimana caranya dapat informasi menjadi salah satu perubahan
meningkatkan kualitas layanan kepada yang sangat berpeluang melalui
masyarakat secara cepat, efektif, efisien, penyempurnaan atau otomatisasi business
transparan, dan akuntabel dalam waktu process dalam segala aspek yang diikuti
dekat. Perbaikan apapun yang dilakukan dengan program change management.
pasti saling terkait dengan layanan
didalam birokrasi pemerintahan, dalam
satu instansi maupun lintas instansi.

179
Yusriadi. Reformasi Birokrasi Indonesia: Peluang dan Hambatan

PEMBAHASAN akibat dari krisis ekonomi. Gerakan


Birokrasi merupakan instrumen reformasi diharapkan dapat memberikan
dalam masyarakat yang kehadirannya pengaruh terhadap berbagai penyelesaian
diperlukan. Birokrasi adalah sebuah bangsa selama masa pemerintahan Orde
konsekuensi logis bahwa negara Baru, seperti kasus korupsi, nepotisme dan
mempunyai misi untuk mensejahterakan kolusi. Beberapa kasus terkait
masyarakat. Karena birokrasi dianggap penyalahgunaan jabatan dan kekuasaan
masih belum efisien, dengan adanya menjadi salah satu faktor terjadinya krisis
tumpang tindih kegiatan antar instansi ekonomi di Indonesia.
masih tidak jelas, tetapi masih ditangani Masyarakat menghendaki terjadinya
pemerintah, karena itu negara harus reformasi, akan diikuti dengan perubahan
terlibat langsung dalam memproduksi mendasar pada desain kehidupan
barang dan jasa publik yang diperlukan masyarakat, terkait demensi politik, sosial,
oleh rakyat. Negara secara aktif terlibat ekonomi dan budaya. Perubahan struktur,
dalam kehidupan sosial masyarakat. Untuk budaya dan paradigma birokrasi dalam
itu negara membangun sistem berhadapan dengan masyarakat menjadi
administrasi yang bertujuan untuk suatu hal penting untuk dilakukan, karena
melayani kepentingan masyarakat yang birokrasi mempunyai kontribusi terhadap
disebut dengan istilah birokrasi. krisis multi dimensi yang terjadi di
Terkait dengan birokrasi, konsep dari Indonesia. Reformasi birokrasi dalam
Max Weber (2009) yang dikenal melalui penyelenggaraannya di arahkan untuk
ideal type birokrasi modern (Weber, menciptakan kinerja birokrasi yang
2009). Model ini sering dijadikan rujukan profesional dan akuntabel.
dalam berbagai birokrasi di Indonesia, Pelaksanaan reformasi birokrasi
yang dalam penerapan tidak sepenuhnya telah mendapatkan landasan hukum
dapat dilaksanakan. Tipe ideal tersebut melalui penerbitan Peraturan Presiden
melekat dalam struktur organisasi rasional Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand
dengan prinsip “rasionalitas”, dengan ciri Design Reformasi Birokrasi 2010-2025.
pembagian kerja, pelimpahan Salah satu agenda Indonesia pada
kewenangan, impersonalitas, kualifikasi reformasi birokrasi adalah menciptakan
teknis dan efisiensi. Pada dasarnya, tipe Good Governance di Indonesia. Pada
ideal birokrasi yang digagas oleh Weber hakikatnya merupakan upaya untuk
bertujuan menghasilkan efisiensi dalam melakukan pembaharuan dan perubahan
pengaturan negara. Namun dalam mendasar terhadap sistem
pelaksanaannya konsep Weber sudah penyelenggaraan pemerintahan terutama
tidak lagi sepenuhnya dapat dilaksanakan, menyangkut aspek kelembagaan
disesuaikan dengan keadaan di Indonesia. (organisasi), ketatalaksanaan (business
Reformasi Birokrasi diartikan sebagai prosess) dan sumber daya manusia
proses perubahan dari kondisi baru aparatur (Yusriadi, 2018b).
menuju kondisi yang dikehendaki, karena Reformasi Birokrasi merupakan
itu Reformasi Birokrasi merupakan upaya upaya sistematis, terpadu dan
perubahan untuk merespon kondisi komprehensif untuk mewujudkan tata
birokrasi saat ini dan tuntutan perbaikan kelola pemerintahan yang baik (good
kinerja. governance), meliputi aspek kelembagaan,
Gerakan reformasi yang digulirkan sumber daya manusia aparatur,
dari berbagai kekuatan dalam masyarakat, ketatalaksanaan, akuntabilitas,
yang dilakukan oleh mahasiswa pada pengawasan dan pelayanan publik.
tahun 1998, bertujuan untuk memperbaiki Diharapkan dengan adanya pembaruan
kondisi bangsa yang sedang terpuruk dalam ketatalaksanaan, sumber daya

180
Jurnal Administrasi Publik (Public Administration Journal), 8 (2) Desember 2018: 178-185

manusia dan kelembagaan akan diperoleh untuk menegakkan integritas dan


beberapa manfaat yaitu jaminan kepada netralitas. Komitmen yang rendah
masyarakat bahwa mereka akan mendapat terhadap reformasi dari para politisi yang
pelayanan dengan mutu yang dapat ada di eksekutif dan legislatif juga masih
dipertanggungjawabkan, perbaikan kinerja menjadi masalah (Prasetyo, 2017).
pelayanan publik dan peningkatkan mutu Reformasi Birokrasi yang mendasar
layanan (Sutopo & Adi, 2006). semestinya memberikan perspektif
Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan rancangan besar yang akan dilakukan.
Ilmu Politik Universitas Gajah Mada, Perbaikan di satu bidang harus
Miftah Thoha (2011) bahwa di Indonesia menunjukan kaitannya dengan bidang lain.
baru dua kali terjadi reformasi birokrasi, Direktur Eksekutif Institut Manajemen
yakni pada masa pemerintahan Soekarno Prastya Mulya, Dr. Djisman Simanjuntak
dan Soeharto. Perombakan organisasi (dalam Santoso, 2008) kelemahan
pemerintahan pada Zaman Orde Baru birokrasi Indonesia antara lain karena
dilakukan karena Soeharto mempunyai banyak kegiatan yang tidak perlu
visi jauh ke depan dengan sasaran dilakukan, tetapi tetap dipaksakan untuk
ekonomi. Oleh karena itu, Soeharto dijalankan oleh pemerintah, “ibarat
membangun organisasi pemerintahan seorang supir yang membawa bus besar,
yang kokoh, stabil dan sentralistik untuk tetapi penumpangnya hanya tiga orang”.
mewujudkan keberhasilan ekonomi Pemerintah bisa mengawali
(Thoha, 2011). reformasi birokrasi dengan mengubah
Meskipun telah mencatat beberapa budaya aparatur negara yang menganut
capaian positif, secara umum kebijakan tradisi lisan, namun untuk mengubah
reformasi birokrasi masih berjalan jauh budaya birokrasi memang tidak mudah
dari idealitas yang diharapkan. Dalam dan membutuhkan waktu yang lama,
setiap area reformasi birokrasi dan sehingga pemerintah pun harus segera
program percepatan yang dicanangkan, memulainya. Selain itu, birokrasi kita
masih banyak masalah yang persisten. menganut tradisi lisan, suka omong-omong
Meskipun diniatkan untuk menyentuh diseminar atau diberbagai forum tanpa
seluruh aspek, reformasi birokrasi masih ada keputusan yang kongkret. Akibatnya,
lebih banyak menyentuh perangkat keras tidak ada satu orang pun yang bisa diminta
berupa penetapan standar, prosedur, dan pertanggungjawabannya (Mustafa, 2013).
tata laksana. Akibatnya, implementasi dan Belakangan ini, reformasi birokrasi
pemenuhan reformasi birokrasi pun lebih dirasakan tidak semudah membalikkan
banyak berkutat dengan melengkapi telapak tangan tanpa kerja keras semua
berbagai dokumen yang dipersyaratkan komponen bangsa termasuk para birokrat
(Prasetyo, 2017). Perubahan yang itu sendiri. Reformasi birokrasi bukan
dihasilkan juga baru sebatas pada hanya sekadar permasalahan peningkatan
perbaikan remunerasi dan pembaruan pendapatan atau remunerasi birokrat
superfisial seperti penerapan absensi semata, namun lebih jauh dari itu yaitu
elektronik (Dwiyanto, 2015). perubahan sikap mental dari yang dilayani
Tantangan lain yang menghadang menjadi pelayan profesional sesuai tugas
reformasi birokrasi adalah masih kuatnya dan tanggung jawabnya. Kasus Gayus
cengkeraman politik terhadap birokrasi. menjadi bukti bahwa reformasi birokrasi
Politisasi birokrasi banyak terjadi belum menyentuh kepada perubahan
menjelang pemilihan kepala daerah yang sikap mental dan pilar-pilar dalam
menyebabkan aparatur terjebak dalam reformasi birokrasi itu sendiri. Namun,
dilema dukung-mendukung. Praktik perlu disadari bahwa reformasi birokrasi
seperti ini tentu mencederai semangat merupakan sebuah proses dan bukanlah

181
Yusriadi. Reformasi Birokrasi Indonesia: Peluang dan Hambatan

sebuah tujuan akhir. Seperti halnya untuk mewujudkan reformasi birokrasi


kesuksesan bukan merupakan tujuan, yang pada awalnya adalah adanya
melainkan sebuah perjalanan. Perjalanan ketidakjelasan tugas birokrasi, tidak
itupun memerlukan waktu dan tidak berkompeten, tidak efisien, tidak cepat
langsung ber “sim-salabim” langsung jadi tanggap (irresponsible), Sumber daya
melainkan butuh kekonsistensian. manusianya pemalas (lethargic) dan tidak
Disamping itu, kita perlu juga belajar dari berpendidikan, hal tersebut diubah
pengalaman bangsa lain untuk kita jadikan menjadi lebih baik atau dengan kata lain
pembelajaran untuk mencapai tujuan tujuan reformasi birokrasi di China adalah
reformasi yang kita idamkan. Beberapa mengubah fungsi pemerintah dan
negara yang berhasil dalam pelaksanaan membuat struktur administrasi lebih
reformasi birokrasinya antara lain Korea responsif dalam pembangunan ekonomi.
Selatan, Cina, dan Singapura (Yuwana, Penekanan reformasi birokrasi di China
2013). adalah pemerintahan yang efisien melalui
Pelaksanaan reformasi birokrasi di restrukturisasi serta depolitisasi birokrasi
Korea Selatan, Presiden kesembilan, Rho dan karier administrasi dari kepentingan
Moo Hyun sejak 2003 memfokuskan politik (Prasojo, 2008).
reformasi administrasi pada participatory Di Singapura, birokrasi tampil begitu
government dengan membentuk mesin inovatif. Birokrasi hadir dengan semangat
Reform The Presidential Committee on melayani, inisiatif tinggi, efisiensi atas
Government Innvovation and sumber daya, peningkatan gaji atau
Decentralization. Pada tahapan terakhir, bonus berbasis kinerja, berorientasi pada
reformasi administrasi dilakukan dengan kepuasan pelanggan dan pembaharuan
meningkatkan otonomi pemerintahan terus-menerus terhadap cara dan hasil
daerah dan penerapan teknologi informasi kerja, khas entrepreneur. Sangat berbeda
dan komunikasi dalam penyelenggaraan wajah implementasi birokrasinya dengan
pemerintahan dan pelayanan publik (e- yang ada di Indonesia. Pemerintah
government). Semua usaha dari para Singapura juga memberlakukan sistem
Presiden Korea Selatan untuk penggajian model perusahaan. Pemerintah
merevitalisasi administrasi negara Singapura memiliki patokan untuk
tidaklah sia-sia, hasil cukup signifikan menentukan gaji eksekutif, legislatif, dan
dalam efisiensi dan terciptanya yudikatif. Pertumbuhan ekonomi menjadi
administrasi negara yang profesional, tolak ukur bagi pemerintah dalam
bersih dan berwibawa. Padahal jenjang menentukan gaji. Ketika kondisi ekonomi
estafet peralihan pemerintahan dari sedang memburuk, pemerintah memotong
presiden satu ke yang lain tidaklah mulus gaji pegawai negeri sesuai kemampuan
tetapi dipenuhi kudeta dan demonstransi. keuangan negara pada saat itu, termasuk
Pelaksanaan reformasi birokrasi di gaji perdana menterinya. Ketika kondisi
Cina, Retorika Deng Xiaoping pada tahun ekonomi membaik dan pertumbuhan
1982 tidak hanya sekadar pidato tanpa ekonomi meningkat, Singapura
makna, terbukti diwujudkan dalam memberikan bonus gaji tambahan
kenyataan. Salah satu bentuk wujud (Yuwana, 2013).
implementasinya adalah pada tahun 1983, Belajar dari keberhasilan
jumlah kementerian, departemen dan pelaksanaan reformasi birokrasi di
lembaga-lembaga pemerintahan lainnya beberapa negara, Indonesia terus berusaha
dipangkas dari 100 lembaga menjadi melakukan perbaikan. Salah satu usaha
hanya 61 buah. Bahkan sebanyak 30.000 pembaharuan untuk menunjang reformasi
kader partai yang aktif dalam birokrasi birokrasi adalah menggunakan
dipensiunkan dini. Hal ini dilakukan Deng information technology. Usaha ini dinilai

182
Jurnal Administrasi Publik (Public Administration Journal), 8 (2) Desember 2018: 178-185

efektif untuk memperbaiki birokasi di 1) One Stop Service (OSS): adalah sebuah
Indonesia. Information technology dapat institusi yang memberikan dukungan
diterapkan di lembaga negara seperti pengembangan satuan kerja layanan
lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif. perijinan terpadu. Terbentuknya OSS
Bahkan pejabat administrasi publik pun Center sejalan dengan Instruksi Presiden
dapat menggunakan teknologi dalam Nomor 3 Tahun 2006 tentang Paket
menyampaikan berbagai informasi Kebijakan Investasi dimana dalam
mengenai pemerintahan kepada kebijakan tersebut dituangkan berbagai
masyarakat. Dengan information hal yang harus diatur kembali agar iklim
technology kerja pemerintahan dinilai investasi di Indonesia dapat tumbuh. OSS
dapat lebih efiseien. Masyarakat juga dapat diharapkan mampu melayani seluruh
mengontrol langsung kinerja pada pejabat perijinan yang dibutuhkan oleh investor
publik, ini tentunya akan membawa dan dunia usaha di daerah masing-masing;,
pengaruh yang baik dalam birokrasi di 2) E-Procurement, dengan adanya e-
Indonesia (Yusriadi, 2018b). procurement yang dikembangkan
Bentuk dari penggunaan teknologi pemerintah maka masyarakat bisa lebih
informasi ini, lebih dikenal dengan mudah untuk mengetahui proyek yang
electronic government (e-government). E- sedang ada dan mereka bisa lebih mudah
government adalah penggunaan teknologi untuk ikut didalam lelang tender proyek
informasi oleh instansi pemerintah seperti tersebut; 3) Tsunami Early Warning System
Wide Area Networks (WAN) internet, (TEWS), dimana sistem ini digunakan
mobile competing, yang dapat digunakan sebagai pemberi sinyal kepusat yang
untuk membangun hubungan dengan menandakan kemungkinan ada tsunami.
masyarakat, dunia usaha dan instansi Sistem TEWS ini menggunakan sistem
pemerintah lainnya (Wibawa, 2009). jaringan yang sangat kompleks dan setiap
Pengembangan aplikasi e-government peralatan yang digunakan telah
memerlukan pendanaan yang cukup besar, menggunakan internet protocol (IP) yang
sehingga diperlukan kesiapan dari sisi spesifik, seperti sirene, sensor dan
sumber daya manusia aparat beberapa tools lainnya.
pemerintahan dan kesiapan dari Beberapa keuntungan terhadap
masyarakat. pelayanan publik yang didapatkan dari
Pengembangan e-government penerapan e-government tersebut antara
berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 3 lain (Campo, Salvatore Schiavo, 2002): 1)
Tahun 2003 adalah upanya untuk Biaya administrasi yang lebih murah (low
mengembangkan penyelenggaraaan administrative cost); 2) Respon terhadap
kepemerintahan yang berbasis elektronik permintaan dan keluhan masyarakat yang
dalam rangka meningkatkan kualitas lebih cepat dan tepat (faster and more
layanan publik secara efektif dan efesien. accurate response); 3) Memudahkan akses
Good public service organizations must ke semua departemen dan level
have qualified of human resources pemerintah di berbagai daerah (access to
personnel in accordance with the needs of all department and levels); 4)
the organization. In addition, the Meningkatkan kapabilitas pemerintah
availability of human resources must be (better govt. capability); 5) Mendorong
balanced with the volume of work that is a ekonomi local dan nasional melalui
burden on the organization (Yusriadi, Akib, penyediaan fasilitas interface pemerintah
& Ihsan, 2017). – pengusaha (assistance to local and
Disamping tingkat kementrian, national economies); 6) Melalui
pemerintah daerah juga telah banyak pengembangan e-government dilakukan
melaksanakan e-government, diantaranya: penataan sistem manajemen dan proses

183
Yusriadi. Reformasi Birokrasi Indonesia: Peluang dan Hambatan

kerja dilingkungan pemerintah dengan ini jelas sangat membutuhkan kesiapan


mengoptimalkan pemanfaatan kemajuan mental serta kemampuan (skills)
teknologi informasi untuk mengeliminasi sumberdaya manusia yang memadai
sekat-sekat organisai dan birokrasi, (Astuti, 2005).
membentuk jaringan sistem manajemen
dan proses kerja yang memungkinkan SIMPULAN
instansi pemerintah berkerja secara Selama ini banyak perilaku birokrat
terpadu, untuk menyederhanakan akses lebih bersikap tradisional bahkan
kesemua informasi layanan publik yang feodalistis Kultur feodal seperti ini,
harus disediakan oleh pemerintah. Efforts menumbuhkan budaya nepotisme
to reform the government bureaucracy in sehingga kepentingan masyarakat yang
Indonesia will never be successful if it is seharusnya diberikan secara adil dan
done in a linear mindset that does not merata tersisihkan oleh faktor kedekatan
address the root problem (Yusriadi, 2018a). atau kekerabatan, sehingga hanya orang
Kemajuan teknologi informasi telah yang memiliki akses kedekatan inilah yang
merubah tatanan kehidupan berbangsa mendapatkan kedudukan dalam jabatan
dan bernegara, merevolusi cara hidup atau bagi masayarakat yang dapat
masyarakat yang telah bergeser dari pelayanan pemerintah secara optimal.
masyarakat indusri kepada masyarakat Pelaksanaan reformasi birokrasi yang
yang berbasis pengatahuan. Era informasi telah dilaksanakan di Indonesia,
memberikan ruang lingkup yang sangat merupakan suatu langkah awal untuk
besar untuk mengorganisasikan kegiatan melakukan perbaikan dalam birokrasinya,
pemerintah melalui cara-cara baru yang baik dari kelembagaan, sumber daya
inovatif, transfaran yang lebih baik serta manusia dan ketatalaksanaan. Tidak dapat
memberikan kenyamanan kepada publik dipungkiri dalam pelaksanaannya hal
dengan jalan memberikan pelayanan tersebut mengalami beberapa kendala
kepada publik yang terintegrasi, intraktif karena adanya beberapa faktor baik dari
dan imaginatif. internal birokrasi maupun dari faktor
Penerapan e-government sebagai eksternal, namun hal tersebut merupakan
suatu strategi inovasi di kalangan hal yang wajar untuk langkah awal suatu
organisasi pemerintah, sebagaimana perubahan yang lebih baik, mengingat
strategi inovasi yang diterapkan pada Indonesia masih merupakan negara
sebuah organisasi bisnis, jelas berkembang, dimana negara berkembang
mensyaratkan adanya manajemen biasanya mengalami hambatan-hambatan
perubahan (change management) yang untuk menuju negara modern.
tepat demi kesuksesannya. Menerapkan e- Hambatan yang dialami tersebut,
goverment berarti melakukan serangkaian bukan berarti menjadi kegagalan
perubahan atau reformasi budaya (cultural pelaksanaan reformasi birokrasi yang
change). Penerapan e-government akan sedang dilaksanakan sampai sekarang ini.
mendorong terjadinya perubahan cultural, Dengan hambatan tersebut, menghadirkan
yang berarti juga perubahan sistem nilai, peluang untuk perubahan yang lebih
tidak saja di kalangan birokrasi besar, dimana langkah tersebut terwujud
pemerintah, tetapi juga masyarakat secara dari kebijakan penerapan e-government
menyeluruh termasuk privat sector dan sebagai upaya untuk penyelenggaraan
NGOs. Dari budaya birokrasi yang tertutup pemerintah yang berbasis elektronik
menuju budaya yang transparan, dimana dalam rangka meningkatkan kualitas
tuntutan adanya transparansi itu semakin pelayanan publik secara efektif dan efisien,
kuat dari level local, nasional dan sampai dengan penataan sistem manajemen serta
ke level internasional (antara Negara). Hal

184
Jurnal Administrasi Publik (Public Administration Journal), 8 (2) Desember 2018: 178-185

proses kerja dilingkungan pemerintah dan Sutopo, & Adi, S. (2006). Pelayanan Prima. Lembaga
pemerintah daerah. Administrasi Negara.
Thoha, M. (2011). Birokrasi Pemerintah Indonesia di
Era Reformasi. Jakarta: Kencana Prenada
DAFTAR PUSTAKA Media Group.
Astuti, S. Y. W. (2005). Peluang dan tantangan Weber, M. (2009). Terjemahan. Yogyakarta:
penerapan egovernance dalam konteks Pustaka Pelajar.
otonomi daerah. Jurnal Universitas Airlangga. Wibawa, S. (2009). Administrasi Negara Isu-isu
Bappenas. (2004). Tata Cara Perencanaan Kontemporer. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Pengembangan Kawasan : Untuk Percepatan Yusriadi. (2018a). Bureaucratic Reform to the
Pembangunan Daerah. Jakarta: Direktorat improvement of public services Challenges
Pengembangan Kawasan Khusus dan for Indonesia. Publikauma : Jurnal
Tertinggal – Badan Perencanaan Administrasi Publik Universitas Medan Area,
Pembangunan Nasional. 6. Retrieved from
Campo, Salvatore Schiavo, P. S. (2002). To serve http://ojs.uma.ac.id/index.php/publikauma
and to preserve: improving public /article/view/1494
administration in a competitive world. Asean Yusriadi. (2018b). Manajemen Perubahan dalam
Development Bank. Reformasi Birokrasi menuju Information
Dwiyanto, A. (2015). Reformasi Birokrasi Technology (IT). Jurnal Mitra Manajemen, 2,
Kontekstual: Kembali ke Jalur yang Benar. 61–70. Retrieved from http://www.e-
Yogyakarta & Jakarta: Gadjah Mada jurnalmitramanajemen.com/index.php/jmm
University Press & LAN. /article/view/39
Mustafa, H. D. (2013). Birokrasi Pemerintahan. Yusriadi. (2018c). Reformasi Birokrasi dalam
Bandung: Alfabeta. Pelayanan Publik. Yogyakarta: Deepublish.
Prasetyo, A. G. (2017). Mengintegrasikan Reformasi Yusriadi, Akib, H., & Ihsan, A. (2017). Bureaucratic
Birokrasi dengan Inovasi Sektor Publik. Reform in Public Service: A Case Study on
Jurnal Analisis Kebijakan, 1(1). Retrieved the One Stop-Integrated Service.
from Mediterranean Journal of Social Sciences, 8,
https://www.academia.edu/35227638/Men 253–258.
gintegrasikan_Reformasi_Birokrasi_dengan_I https://doi.org/10.5901/mjss.2017.v8n2p2
novasi_Sektor_Publik 53
Prasojo, E. (2008). Reformasi Birokrasi: The Ir- Yuwana, L. M. M. (2013). Menengok Reformasi
Reformable? Jakarta: Media Indonesia. Birokrasi di Tiga Negeri Tetangga. Retrieved
Santoso, P. (2008). Administrasi Publik Teori dan from http://lupius-
Aplikasi Good Governance. Bandung: Rafika magna.blogspot.com/2012/02/menengok-
Aditama. reformasi-birokrasi-di-tiga.html.

185

Anda mungkin juga menyukai