Journal Article (Konflik Industri)
Journal Article (Konflik Industri)
Suharko•
Abstract
Social conflict between indigenous community of Sedulur Sikep and PT SMS has arisen as a consequence
of utilization of karst for cement plant in District of Pati, Central Java since 2010. Using secondary data
collected from off line and on line media, and applying Wehr’s model of conflict mapping, the article aims
to map the conflict. For the corporation, karst can be mined and has a high economic value. For Sedulur
Sikep, karst must be conserved because it covers water reservoir that is vital for its agricultural livelihood.
From 2010 to 2014, while Sedulur Sikep continuesly rejected the establishment of the plant, PT SMS
had completed environmental impact analysis. After Head of Pati district launched an environmental
licence for PT SMS in the end of 2014, the two parties of conflict had been head to head in two levels of
the administrative courts (PTUN Semarang and PTTUN Surabaya). The verdicts of court are not able to
end the conflict yet. Opportunity to solve the conflict will depend on the results of strategic environmental
analysis (KLHS) that was decided by the President as a reference for parties who plan to mine karst in
mountain of Kendeng Utara, Central Java.
Keywords:
social conflict; karst; indigenous community; corporation; conflict mapping; conflict resolution.
Abstrak
Konflik sosial antara PT SMS dan masyarakat adat Sedulur Sikep terjadi sebagai akibat dari
upaya pemanfaatan batu kapur untuk pabrik semen di Kabupaten Pati, Jawa Tengah sejak tahun
2010. Dengan menggunakan data sekunder dari berbagai sumber media cetak dan online, serta
merujuk pada model pemetaan konflik Wehr, artikel ini berupaya untuk memetakan konflik
tersebut. Bagi korporasi, batu kapur bisa ditambang dan memiliki nilai ekonomi tinggi; sedangkan
bagi masyarakat adat, batu kapur harus dilestarikan karena di bawahnya terdapat cadangan
air yang penting bagi usaha pertanian. Dari tahun 2010 hingga 2014, Sedulur Sikep dan jejaring
pendukungnya selalu menolak pendirian pabrik semen. Pada saat yang sama, PT SMS melakukan
sosialisasi dan menyusun dokumen analisis dampak lingkungan. Setelah terbit Izin Lingkungan
oleh Bupati Pati pada akhir 2014, kedua pihak berhadapan di dua tingkat pengadilan tata usaha
negara, yakni PTUN Semarang dan PTTUN Surabaya. Putusan pengadilan belum mampu
mengakhiri konflik ini. Peluang penyelesaian konflik bergantung pada hasil Kajian Lingkungan
Hidup Strategis yang diputuskan oleh Presiden sebagai acuan bagi semua pihak yang akan
menambang batu kapur di pegunungan Kendeng Utara, Jawa Tengah.
Kata kunci:
konflik sosial; batu kapur; masyarakat adat; korporasi; pemetaan konflik; resolusi konflik.
•
Dosen Departemen Sosiologi FISIPOL UGM.
Email: suharko@ugm.ac.id
97
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Volume 20, Nomor 2, November 2016
98
Suharko, Masyarakat Adat versus Korporasi: Konflik Sosial Rencana Pembangunan Pabrik Semen di Kabupaten
Pati Jawa Tengah Periode 2013-2016
memahami konflik secara lebih komprehensif perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan
dan yang secara indikatif mampu memberikan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam
arah menuju penyelesaian konflik. saham. Dalam kaitan ini yang dimaksud
Penulis telah memetakan konflik sosial korporasi adalah PT Sahabat Mulia Sakti
tersebut dari tahun 2010 sampai akhir 2012. (SMS).
Sampai akhir tahun 2012, konflik masih Konflik sosial berjalan secara dinamis.
berlangsung secara intens; dan memasuki Sandole (1998) membedakan tiga bentuk proses
tahun 2013, seiring dengan terpilihnya Ganjar konflik. Konflik laten terjadi ketika setidaknya
Pranowo sebagai Gubernur, muncul harapan dua pihak memiliki tujuan-tujuan yang tidak
kuat terhadap penyelesaian konflik ini (Suharko, saling bersesuaian (mutually incompatible
2013). Namun harapan tersebut berlalu dengan goals). Proses konflik manifes (manifest conflict
berjalannya waktu, dan konflik tetap berlanjut. process) terjadi ketika setidaknya dua pihak
Artikel ini bertujuan memetakan konflik sosial atau representasinya mengejar tujuan-tujuan
tersebut dari tahun 2013 hingga Agustus 2016, mereka yang saling tidak bersesuaian dengan
sebagai kelanjutan dari pemetaan konflik dari meruntuhkan (undermining), baik secara
tahun 2010 sampai tahun 2012. langsung maupun tidak langsung, kemampuan
masing-masing dalam mencapai tujuan.
Kerangka Analisis dan Metode Sedangkan proses konflik manifes agresif
Penelitian (agressive manifest conflict process) adalah
Konflik memiliki makna ketidaksesuaian situasi ketika setidaknya dua pihak, atau
(incompatibility) yang terjadi diantara dua representasiya, berupaya mengejar tujuan-
pihak atau lebih. Merujuk the Dictionary of tujuan yang tidak saling bersesuaian dengan
Conflict Resolution (1999, dalam Morasso, 2008) merusak secara fisik barang-barang dan simbol-
konflik adalah “the broader state of incompatibility simbol dengan nilai tinggi dari masing-masing
that may or may not give rise to a dispute”. pihak; dan atau melukai, merusak, secara
Dengan demikian, konflik merupakan kondisi fisik dan psikologis, atau menghilangkan satu
ketidaksesuaian diantara tujuan-tujuan dari sama lain. Ketika situasi konflik berkembang
dua pihak atau lebih yang bisa memunculkan ke konflik manifes agresif, kedua pihak
terjadinya sengketa (dispute). memperlihatkan tindakan yang mengarah
Artikel ini memaparkan konflik antara kepada kekerasan baik secara psikologis
masyarakat adat dan korporasi. Masyarakat maupun secara fisik.
adat adalah “komunitas-komunitas yang Salah satu cara terbaik untuk memahami
hidup berdasarkan asal-usul leluhur secara kecenderungan dan pola dari suatu konflik
turun-temurun di atas suatu wilayah adat, yang adalah pemetaan konflik (conflict mapping)
memiliki kedaulatan atas tanah dan kekayaan (Askandar, 2000). Pemetaan konflik merupakan
alam, kehidupan sosial budaya yang diatur oleh salah satu kerangka kerja analisis dari berbagai
hukum adat dan lembaga adat yang mengelola bentuk kerangka kerja analisis konflik (Fisher
keberlangsungan kehidupan masyarakatnya” et.al, 2000). Menurut Wehr (1979: 18), “mapping
(Aman, tanpa tahun). Masyarakat adat dalam is a first step in intervening to manage a particular
tulisan ini adalah komunitas Sedulur Sikep (SS) conflict”. Hasil dari pemetaan konflik menjadi
atau komunitas Samin, sedangkan korporasi basis untuk menyusun strategi pengelolaan
atau perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas dan penyelesaian konflik.
(PT), sesuai dengan Pasal 1 UU PT No. 40/2007 Wehr (1979) menawarkan pemetaan
adalah badan hukum yang merupakan konflik yang mencakup sejumlah aspek
persekutuan modal, didirikan berdasarkan penting. Pertama, pemaparan tentang sejarah
99
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Volume 20, Nomor 2, November 2016
100
Suharko, Masyarakat Adat versus Korporasi: Konflik Sosial Rencana Pembangunan Pabrik Semen di Kabupaten
Pati Jawa Tengah Periode 2013-2016
dan isu konflik, tulisan ini akan merujuk ke untuk bertemu sebagaimana terjadi pada
artikel sebelumnya (Suharko, 2013) dengan proses pengadilan. Masing-masing pihak
tambahan data terbaru yang diperoleh, karena seringkali tidak memiliki posisi tawar yang
sebenarnya tidak terjadi perubahan penting seimbang, sehingga menyulitkan dalam proses
dalam kedua aspek tersebut. Selanjutnya, negosiasi dan memperoleh kesepakatan yang
artikel ini memberikan penekanan pada tiga memuaskan kedua pihak.
aspek; yakni konteks, dinamika, dan resolusi Data yang digunakan untuk memetakan
konflik. Konteks (politik) konflik mengalami konflik ini adalah data sekunder, yakni informasi
perubahan karena terjadi pergantian gubernur dan peristiwa yang ditulis dan dilaporkan oleh
dan presiden. Proses pendirian pabrik semen berbagai pihak dan narasumber melalui media
yang terus berjalan dan perubahan konteks massa, baik yang bersifat on-line maupun off-
politik tersebut berimplikasi pada dinamika line (cetak). Pemberitaan dan laporan terkait
konflik dan resolusi konflik. dengan pernyataan, pendapat, dan ungkapan
Terdapat dua pendekatan terkait dengan dari para pihak yang berkonflik, serta aktivitas
resolusi konflik, yakni litigasi melalui lembaga yang melibatkan para pihak yang berkonflik
peradilan dan penyelesaian sengketa alternatif secara relatif intens dimuat di media massa
(alternative dispute resolution-ADR) (Carneiro cetak dan online, baik media lokal maupun
et.al, 2014), seperti mediasi, negosiasi, nasional. Seiring dengan perkembangan
intervensi dari pihak yang lebih tinggi, peran teknologi informasi, pernyataan, ungkapan,
pihak ketiga yang netral, dan bentuk-bentuk aktivitas dan peristiwa konflik ini juga direkam
penyelesaian konflik lainnya. Keduanya dan didokumentasikan melalui film, dan
memiliki keterbatasan dan kelebihan masing- selanjutnya diunggah di Youtube dan situs-
masing. Pendekatan litigasi menghasilkan suatu situs tertentu yang dimiliki suatu organisasi
kepastian, dalam bentuk keputusan pengadilan. dan perorangan. Informasi dan peristiwa
Namun, proses litigasi berlangsung dalam yang tersaji dalam media massa tersebut relatif
situasi yang formal di pengadilan, sehingga gencar, mengiringi proses perjalanan rencana
masing-masing pihak terbawa dalam atmosfer pembangunan pabrik semen di kawasan
yang kompetitif untuk memaksimalkan apa pegunungan Kendeng Utara, Jawa Tengah.
yang bisa dimenangkan. Proses litigasi juga Semua informasi dan peristiwa yang
cenderung tidak efektif dari aspek waktu termuat dalam media massa tersebut
dan biaya. Proses persidangan bisa berjalan menyediakan basis data yang relatif memadai
lama karena adanya berbagai prosedur dan untuk mengembangkan analisis pemetaan
mekanisme hukum yang kompleks. Hal ini konflik sosial berbasis sumberdaya alam ini.
kadang ditambah lagi dengan “permainan” Melalui analisis isi, data yang dikumpulkan
antar aparat penegak hukum yang menjadikan melalui akses dan unduhan dari media-media
keputusan pengadilan tidak memiliki legitimasi tersebut, dicermati detilnya, selanjutnya
yang kuat bagi semua pihak. informasi yang relevan dipilih dan dipilah,
Sementara itu, ADR berlangsung untuk dikembangkan ke dalam kategorisasi.
dalam situasi yang lebih informal. Para Hasil dari semua itu dipergunakan untuk
pihak yang berkonflik dan juga mediator membangun deskripsi dan mengembangkan
bisa mengembangkan suasana kooperatif pemetaan konflik sosial.
untuk memperoleh kesepakatan bersama dan Penggunaan data sekunder dari
mengikat kedua pihak. Namun demikian, media massa memiliki keterbatasan untuk
para pihak menghadapi masalah ketika mengungkap banyaknya para pihak yang
tidak ada kondisi yang memaksa mereka terlibat dalam konflik. Media massa cenderung
101
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Volume 20, Nomor 2, November 2016
melaporkan para pihak utama dalam konflik, yang lain. Pada tahun 2010, PT SMS mulai
dan kurang memberikan perhatian kepada merealisasikan rencana untuk mendirikan
pihak-pihak pendukung yang berada di balik pabrik semen di Kecamatan Tambakromo dan
para pihak utama, termasuk latar belakang Kayen, Kabupaten Pati. Untuk bisa mendirikan
pelaku dan alasan memberikan dukungan. pabrik semen, PT SMS harus mendapatkan
Oleh karena itu, tanpa mengabaikan adanya izin lingkungan (sesuai PP No. 27/2012)
banyak pihak pendukung, artikel ini berfokus dari Bupati Pati. Dengan menunjuk sebuah
pada pemetaan konflik antara pihak-pihak perusahaan konsultan penyusun AMDAL
utama yang terlibat dalam konflik. dari Semarang, PT SMS mulai melakukan
kajian dan penyusunan dokumen AMDAL
Sejarah Singkat Konflik pada tahun 2010. Dalam kenyataannya, proses
Pada tahun 2007, PT Semen Gresik penyusunan AMDAL yang secara normatif bisa
berencana melakukan ekspansi usaha dengan selesai dalam hitungan bulan, berlangsung
membangun pabrik semen di Kecamatan berlarut-larut dalam hitungan tahun. Hal ini
S u k o l i l o , K a b u p a t e n Pa t i . E k s p a n s i terjadi karena aksi-aksi penolakan masyarakat
ini mendapatkan perlawanan keras dari adat SS yang didukung sejumlah OMS
masyarakat adat Sedulur Sikep (SS) atau Samin, terhadap proses penyusunan AMDAL. Hingga
yang didukung oleh OMS. Masyarakat adat akhir tahun 2012, PT SMS belum berhasil
SS tidak hanya menegaskan penentangannya menyelesaikan dokumen tersebut (Suharko,
melalui aksi-aksi kolektif, seperti demonstrasi, 2013). Sebagaimana akan ditunjukkan pada
pernyataan sikap, dan berbagai bentuk ritual bagian selanjutnya, PT SMS menyelesaikan
sosial lainnya, tetapi juga melalui gugatan penyusunan dokumen AMDAL pada tahun
ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) 2014, dan kemudian diikuti oleh terbitnya Surat
Semarang. Pada akhirnya, PTUN memenangkan Izin Lingkungan dari Bupati Pati, sekaligus
gugatan masyarakat adat SS, dan pihak PT membuka babak baru konflik sosial antara
Semen Gresik membatalkan rencana investasi masyarakat adat SS dan PT SMS.
pabrik semen di Kabupaten Pati. Korporasi
tersebut kemudian memindahkan rencana Konteks (Politik) Konflik
pendirian pabrik semen di Kabupaten Rembang. Konflik ini memiliki konteks yang
Korporasi semen ini telah berhasil melampaui beragam mencakup aspek fisik, geografis,
tahap pra-konstruksi, dan memasuki tahap ekonomi dan sosial yang telah dipaparkan
konstruksi, serta direncanakan pada bulan dalam tulisan sebelumnya (Suharko, 2013).
Oktober 2016 dilakukan percobaan operasi Bagian ini memaparkan konteks politik yang
pabrik (Kompas 13 April 2016). Namun mengalami perubahan karena dua peristiwa
demikian, seiring dengan proses konstruksi politik penting. Yang pertama adalah terpilihnya
pabrik semen tersebut, konflik sosial kembali Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jawa
terjadi antara masyarakat adat SS yang Tengah pada Mei 2013. Ganjar yang mantan
didukung berbagai OMS berhadapan dengan anggota DPR dari PDIP dikenal sebagai politisi
korporasi yang didukung pemerintah daerah. muda yang progresif dan dikenal dekat dengan
Konflik yang semula terjadi di Kabupaten Pati, berbagai OMS dan kalangan akar rumput,
kemudian berpindah lokasi ke Kabupaten seperti petani, nelayan dan pelaku usaha kecil
Rembang. lainnya. Tidak berlebihan jika masyarakat
Kegagalan PT Semen Gresik membangun adat SS dan OMS berharap bahwa Gubernur
pabrik semen di Kabupaten Pati ternyata tidak bisa membantu merealisasikan tujuan mereka.
mengendorkan ekspansi korporasi semen Tidak berselang lama setelah pemilihan
102
Suharko, Masyarakat Adat versus Korporasi: Konflik Sosial Rencana Pembangunan Pabrik Semen di Kabupaten
Pati Jawa Tengah Periode 2013-2016
gubernur Jawa Tengah, tokoh perempuan dari Pusat Studi, Advokasi, dan Dokumentasi
masyarakat adat SS, Gunarti, memberikan Hak-hak Masyarakat Adat (Pusaka); Yayasan
hadiah berupa hasil pertanian dan air dari Desantara; Aliansi Masyarakat Adat Nusantara
pegunungan Kendeng Utara kepada Gubernur, (AMAN); dan OMS lainnya baik di tingkat
dengan menyatakan: “Ini adalah harapan besar lokal maupun nasional.
kami sebagai rakyat kecil, kami berharap Pak Salah satu OMS tersebut adalah Pemuda
Ganjar bisa ngayomi, bisa memperjuangkan Nahdatul Ulama (NU) yang tergabung dalam
kami” (regional.kompas.com, 23 Agustus Front Nahdliyin untuk Kedaulatan Sumber
2013). Perlu dicatat bahwa pada pemerintahan Daya Alam (FN-KSDA) simpul Pati. Bersama
sebelumnya (Bibit Waluyo), Gubernur tampak dengan sejumlah organisasi yang menentang
lebih condong pada kepentingan korporasi. pabrik semen, FN-KSDA membentuk sebuah
Perjalanan konflik menjadi lebih dramatis “Laskar Kendeng”. Mereka mendeklarasikan
seiring terpilihnya Joko Widodo sebagai wadah gerakan tersebut pada tanggal 1 Januari
Presiden pada tahun 2014. Gaya kepemimpinan 2014. Deklarasi diadakan di depan Posko
dan pendekatan sosial yang dipergunakan Pemuda Peduli Pegunungan Kendeng dengan
terhadap rakyat bawah oleh Jokowi sejak cara membubuhkan tanda tangan di atas kain
menjadi Walikota Solo, Gubernur DKI Jakarta, putih sebagai bentuk penolakan terhadap
dan kemudian Presiden, memberikan harapan rencana indutri semen di wilayah mereka
dan peluang baru terutama bagi masyarakat (omahkendeng.org, 4 Januari 2014).
adat SS untuk menyelesaikan konflik sosial Dua tokoh penting dari masyarakat adat
ini. Menurut Gunarti, setelah terpilih meski SS adalah Gunretno, dan adik perempuannya
belum dilantik menjadi Presiden, Jokowi Gunarti. Dalam keseharian dan ketika tampil
pernah menjanjikan pertemuan dan diskusi ke publik, Gunretno selalu mengenakan
dengan warga. Gunarti mengatakan: “… dia pakaian khas masyarakat adat SS yaitu baju
berjanji kalau sudah dilantik akan mengajak warna hitam dengan mengenakan celana
warga berdiskusi bersama. Kalau memang sampai di bawah lutut dan mengenakan udeng
pembangunan industri itu tidak layak, ya di kepalanya. Gunarti sangat aktif terlibat
pabrik semen harus pergi” (regional.kompas. dalam aksi-aksi penolakan, terutama untuk
com, 6 April 2015). memobilisasi kaum perempuan.
Sebagaimana akan tersaji pada bagian Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan
selanjutnya, kedua pejabat politik tersebut Kendeng (JMPPK) didirikan pada tahun 2008
memainkan peran penting dalam upaya ketika masyarakat adat SS berjuang menolak
resolusi konflik ini. Sebagai pejabat politik pendirian pabrik semen di Sukolilo oleh PT
yang memiliki kewenangan besar, keduanya Semen Gresik. Jaringan menjadi wadah bagi
tidak hanya memberikan ruang politik yang berbagai pihak, terutama OMS yang simpati
memadai, namun juga menyediakan peran dan mendukung aksi penolakan terhadap
penting dalam resolusi konflik ini. pabrik semen. JMPPK terus aktif dalam
perjuangan menolak pabrik semen di sekitar
Pihak-pihak yang Berkonflik pegunungan Kendeng Utara yang meliputi
Dalam perjalanan konflik, masyarakat adat wilayah Kabupaten Grobogan, Pati, Kudus,
SS tampil sebagai pihak utama dan kekuatan inti Rembang, dan Blora. Melalui JMPPK, Gunretno
yang melawan PT SMS (dan bahkan korporasi berhasil membangun jejaring dengan kalangan
semen lain yang memanfaatkan batu kapur akademisi, politisi, agamawan, dan aktivis
di kawasan pegunungan Kendeng Utara). OMS. JMPPK aktif memanfaatkan media online
Masyarakat adat SS mendapatkan dukungan berupa laman (omahkendeng.org), Facebook
103
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Volume 20, Nomor 2, November 2016
dan Twitter untuk membangun jejaring dan terutama melalui perubahan peraturan tentang
menarik dukungan. Laman omahkendeng rencana tata ruang wilayah (RTRW) yang
selalu update dan memuat berbagai informasi menempatkan pegunungan Kendeng Utara
dan data yang terkait dengan upaya penolakan dalam kawasan industri dan sekaligus kawasan
terhadap pabrik semen di pegunungan Kendeng lindung konservasi (Kompas, 2 Maret 2013).
Utara.
Gunretno lebih sering mengedepankan Isu Konflik
posisi sebagai “koordinator” atau “perwakilan” Pokok persoalan yang membawa
JMPPK daripada sebagai tokoh masyarakat dua pihak utama yakni masyarakat adat SS
Samin atau Sedulur Sikep dalam menjalankan dan PT SMS dalam relasi konfliktual adalah
aksi-aksi penolakan terhadap korporasi pemanfaatan batu kapur dan air di kawasan
semen. Hal ini mengandaikan bahwa JMPPK pegunungan Kendeng Utara, Jawa Tengah.
berupaya tampil sebagai wadah bagi semua Masyarakat adat SS dan jejaring
pihak, baik perorangan maupun organisasi, pendukungnya berpandangan dan bahkan
yang menentang korporasi semen. Meskipun meyakini bahwa sumberdaya alam yang ada
demikian, sulit dipungkiri bahwa kelompok di pegunungan Kendeng Utara mutlak untuk
inti dari JMPPK adalah masyarakat adat SS dilestarikan dan tidak untuk ditambang. Setiap
dengan Gunretno sebagai tokoh sentralnya. upaya untuk mengubah kondisi ekosistem
Sementara itu, PT SMS mendapatkan pegunungan akan mengganggu keseimbangan
dukungan dari pemerintah Kabupaten Pati. PT alam. Pemanfaatan batu kapur untuk bahan
SMS adalah anak perusahaan PT Indocement baku semen, dipandang bisa mengancam
Tunggal Prakasa, yang sudah kurang lebih kelestarian cadangan air yang tersimpan di
40 tahun mengoperasikan pabrik semen di bawah batuan kapur. Padahal sumberdaya
Jawa Barat. Komposisi pemegang sahamnya, air adalah sumber kehidupan penting bagi
PT Mekar Perkasa 13 persen, Birchwood masyarakat adat SS yang meyakini bahwa
Omnia Ltd (Hidelberg Cement / HC group) satu-satunya pola nafkah adalah bertani, dan
51 persen, Publik 36 persen. Korporasi ini pantang untuk berdagang (Efendi, 2013).
mengoperasionalkan 12 pabrik dengan lokasi Dalam ungkapan Hartati (istri Gunretno),
9 pabrik di Citeureup Bogor, dua pabrik di masyarakat adat SS boleh berdagang asalkan
Palimanan Cirebon, dan satu pabrik di Terjun barang yang dijual lebih murah harganya
Kalimantan Selatan. Perusahaan ini sedang daripada saat barang tersebut dibeli. Ia
membangun satu pabrik lagi di Citeureup mengatakan: “Itu merupakan cara halus untuk
Bogor (Fitri, 2014). mengingatkan kami agar tetap memegang jalan
Korporasi semen ini akan hidup bertani” (Kompas, 14 April 2016).
menginvestasikan 4-5 triliun rupiah untuk Bagi masyarakat adat SS, bertani bukan
mendirikan pabrik semen (Kompas, 22 Mei hanya cara hidup tetapi juga hidup itu sendiri.
2011). Dengan investasi yang besar tersebut, Karena itu, sawah adalah tempat aktivitas
pemerintah daerah Kabupaten Pati memandang utama mereka. Sawah tidak akan menghasilkan
b a h wa k e h a d i r a n p a b r i k s e m e n a k a n apa-apa tanpa ketersediaan air. Pada titik
mendorong perkembangan ekonomi daerah inilah, masyarakat adat SS memandang bahwa
terutama melalui penyerapan tenaga kerja setiap bentuk eksploitasi terhadap sumberdaya
dan kontribusi korporasi terhadap Pendapatan alam di pegunungan Kendeng Utara adalah
Asli Daerah (PAD). Pemda Pati memberikan ancaman bagi kehidupan mereka. Sedangkan
dukungan kebijakan yang diperlukan untuk bagi PT SMS, ketersediaan batu kapur yang
kelancaran realisasi investasi pabrik semen, menghampar di pegunungan dan cadangan
104
Suharko, Masyarakat Adat versus Korporasi: Konflik Sosial Rencana Pembangunan Pabrik Semen di Kabupaten
Pati Jawa Tengah Periode 2013-2016
air di bawahnya adalah sumberdaya alam akan diserap pada tahap konstruksi pabrik
yang harus dimanfaatkan untuk kepentingan semen (www.antarajateng.com, 21 Maret
ekonomi. Melalui proses kimiawi, batu kapur 2016). Sedangkan pada saat pengoperasian
dan batu lempung bisa diubah menjadi semen pabrik semen akan memberikan kesempatan
yang bernilai ekonomi tinggi. Pendirian dan kerja bagi 300 orang untuk kualifikasi tenaga
operasi pabrik semen tidak akan merusak atau berkemampuan khusus, 500 orang tenaga
mematikan sektor pertanian. PT SMS mengklaim kerja biasa, dan 500 orang tenaga kerja di luar
bahwa pabrik semen yang dioperasikan oleh pabrik (Kompas, 22 Mei 2011). Penyerapan
induk perusahaannya tidak menimbulkan tenaga kerja setempat seperti ini diasumsikan
dampak pada hilangnya sumberdaya air. PT akan membuka jalan bagi upaya meningkatkan
SMS menantang pihak yang menolak pabrik kesejahteraan masyarakat.
semen dengan pernyataan: “Silakan mengecek
pabrik kami yang sudah eksis di daerah Dinamika Konflik
lain. Apakah sawah di sekitar kering tidak?” Dinamika konflik sosial antara masyarakat
(Kompas, 13 April 2016). adat SS dan PT SMS dalam rentang waktu
Sedangkan bagi pemerintah daerah, tahun 2013 hingga akhir Agustus 2016 dapat
minat investor dan korporasi untuk membuka dibagi ke dalam tiga episode yang didasarkan
industri di wilayahnya adalah sesuatu yang pada perubahan arena pertentangan masing-
dinanti dan bahkan diundang. Semakin banyak masing pihak. Episode pertama berkaitan
pelaku usaha terutama korporasi bersedia dengan penyelesaian dokumen AMDAL oleh
melakukan investasi dan membuka usaha PT SMS sebagai syarat untuk mendapatkan
ekonomi dan industri, maka semakin besar izin lingkungan. Tarik ulur kepentingan
peluang untuk meningkatkan PAD. PT SMS antara dua pihak utama yang berkonflik pada
mengklaim akan menyumbang PAD melaui episode kedua dan ketiga berpusat pada
pajak galian C, pemanfaatan air permukaan, gugatan masing-masing pihak ke lembaga
pajak penerangan jalan umum, pajak bumi pengadilan. Namun sebelum ketiga episode
dan bangunan (PBB), serta berbagai pajak tersebut disajikan, akan disampaikan secara
maupun retribusi sesuai dengan peraturan ringkas dinamika konflik pada periode tahun
daerah (www.antarajateng.com, 21 Maret 2010-2012.
2016). Tidak berlebihan jika salah satu tolok Sejak PT SMS mengumumkan rencana
ukur keberhasilan kinerja kepala daerah adalah untuk mendirikan pabrik semen pada
besaran PAD yang mampu diakumulasi. tahun 2010, masyarakat adat SS dan jejaring
Alasan inilah yang seringkali membawa pendukungnya secara kontinu menegaskan
posisi kepala daerah untuk lebih berpihak posisi dan kepentingan dasarnya, yakni
kepada kepentingan korporasi daripada menolak pabrik semen. Bentuk penolakan itu
berpihak kepada kepentingan masyarakat, antara lain tampak dari tuntutan kepada Bupati
yang seringkali merasa dirugikan dengan untuk mencabut izin lokasi yang telah diberikan
kehadiran korporasi. kepada PT SMS, dan aksi mengganggu proses
Lebih dari itu, baik bagi korporasi penyusunan Amdal dengan menghambat
maupun bagi pemda, pembukaan dan juga akses tim penyusun ke lapangan untuk
ekspansi industri semen akan mendatangkan mengumpulkan data. Di pihak lain, meskipun
manfaat ekonomi yang signifikan, karena diganggu dan dihambat oleh masyarakat adat SS
dianggap mampu menciptakan kesempatan dan jejaring pendukungnya, melalui konsultan
kerja bagi masyarakat setempat. PT SMS penyusun AMDAL yang ditunjuknya, PT
mengklaim bahwa sekitar 3.000 pekerja SMS terus berupaya menyelesaikan dokumen
105
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Volume 20, Nomor 2, November 2016
tersebut. Sementara PT SMS tetap mengantongi untuk menerbitkan izin lingkungan bagi PT
izin lokasi dari Bupati, sampai akhir tahun SMS (suaramerdeka.com, 8 Januari, 2015).
2012, tim penyusun belum merampungkan Aksi penolakan pabrik semen oleh
dokumen AMDAL sebagai basis rujukan untuk masyarakat adat SS dan JMPPK juga digelar
menerbitkan izin lingkungan oleh Bupati melalui ritual adat. Pada tanggal 3 Oktober 2014,
(Suharko, 2013). dari pagi hingga malam, mereka menggelar
rembuk warga tentang kedaulatan pangan dan
Episode Pertama (2013-2014) ritual “lamporan” di Sukolilo, Kabupaten Pati.
Memasuki tahun 2013 hingga pertengahan Menurut Amrih Widodo, peneliti masyarakat
tahun 2014, PT SMS yang didukung oleh adat Samin dari Australian National University,
Pemda Pati terus berupaya menyelesaikan yang hadir pada ritual ini, lamporan adalah ritual
AMDAL. Sidang komisi AMDAL untuk masyarakat agraris Jawa. Menurutnya: ”Ritual ini
menentukan kelayakan lingkungan dari biasanya dimaksudkan untuk mengusir lampor
rencana pembangunan pabrik semen akhirnya atau kekuatan jahat. Bagi petani, lampor bisa
dilakukan pada tanggal 3 September 2014 mewujud hama perusak tanaman dan berbagai
di Hotel Pati. Status kelayakan lingkungan penyakit yang dianggap ancaman. Kali ini, yang
inilah yang menjadi dasar rujukan bagi Bupati dianggap ancaman besar adalah pabrik semen”
Pati untuk menerbitkan izin lingkungan bagi (mongabay.co.id, 6 Oktober 2014).
PT SMS. Sidang ini mendapatkan penjagaan Masyarakat yang datang dalam ritual
keamanan yang ketat dari gabungan TNI/Polri tersebut kebanyakan petani, yang berasal dari
dan Satpol PP Pati karena ratusan masyarakat kawasan Pegunungan Kendeng Utara (Pati,
adat SS dan JMPPK melakukan aksi teatrikal Purwodadi, Blora, Rembang), dan bahkan
dan orasi untuk menyatakan penolakan ada warga yang datang dari kawasan karst
proses AMDAL yang hanya akan melancarkan Maros-angkep, Sulawesi Selatan. Laki-laki,
jalan bagi PT SMS untuk mendirikan pabrik perempuan, anak-anak hingga dewasa, antusias
semen (pasfmpati.com, 3 September 2014; mengikuti ritual tersebut. Keragaman peserta
jatengtribunnews.com, 21 Agustus 2014). ritual tampak dari penampilan. Beberapa
Seorang aktivis JMPPK, Bambang Sutikno perempuan berjilbab, sebagian berkebaya hitam
mengatakan: “Kami membaca dan menganalisis berkain jarit. Sebagian lelaki berkopiah dan
dokumen AMDAL dan menurut kami tidak kain sarung, lainnya bersurjan hitam, bercelana
beres. Seharusnya AMDAL dibatalkan, karena komprang berikat udeng. Sejumlah tokoh yang
dalam dokumen AMDAL jelas bahwa 67 persen selama ini mendukung masyarakat adat SS dan
warga menolak pabrik semen, 20 persen setuju petani di sekitar pegunungan Kendeng Utara
dan 13 persen tidak menentukan sikapnya” turut hadir dalam acara tersebut. Mereka adalah
(Mongabay.co.id, 18 Januari 2016). Hermanu Triwidodo dan Soeryo Adi Wibowo
Meskipun ditentang oleh masyarakat (IPB), Eko Teguh Paripurno (UPN Yogyakarta),
adat SS dan JMPPK, komisi penilai AMDAL Hendro Sangkoyo (School of Democratic Economy),
pada akhirnya menyepakati kesimpulan Gus Zaim Uchrowi dan Gus Baehaqi (tokoh
dokumen tersebut bahwa rencana pendirian agama Rembang), Alissa Wahid (putri mantan
pabrik semen memenuhi syarat kelayakan Presiden Abdurrahman Wahid) dan Bondan
lingkungan. Hal itu tertuang dalam Surat Gunawan (mantan Menteri Sekretaris Negara)
Keputusan Kelayakan Lingkungan (SKKL) No (nationalgeographic.co.id, 13 Oktober 2014).
660.1/4766 tahun 2014 berikut rekomendasi Desember 2014, terbit Surat Keputusan
bernomor 660.1/012/XII/Amdal/2014. Kedua (SK) Bupati Pati Nomor: 660.1/4767/2014 yang
surat tersebut menjadi rujukan bagi Bupati Pati memuat izin lingkungan pabrik semen dan
106
Suharko, Masyarakat Adat versus Korporasi: Konflik Sosial Rencana Pembangunan Pabrik Semen di Kabupaten
Pati Jawa Tengah Periode 2013-2016
penambangan batu gamping dan batu lempung lain di kawasan pegunungan Kendeng Utara
kepada PT SMS. SK ini merupakan ujung dari yang memakai atribut JMPPK melakukan
proses penyusunan dokumen AMDAL yang long march (berjalan kaki) sepanjang 122 km,
dimulai sejak 2011. Berbekal izin lingkungan, dari Sukolilo, Pati, melewati Kudus dan
secara legal formal, PT SMS bisa memulai Demak, dan sampai PTUN Semarang. Mereka
tahap konstruksi pabrik semen. Keluarnya izin melakukan perjalanan mulai minggu malam
lingkungan ini berarti kemenangan bagi PT tanggal 15 November setelah mengikuti
SMS atas masyarakat adat SS dan JMPPK. ritual lamporan. Mereka menyebut aksi ini
“Kendeng Menjemput Keadilan” (m.tempo.
Episode Kedua (Tahun 2015) co, 8 November 2015).
Merespon terbitnya izin lingkungan Aksi ini menarik perhatian dari netizen
tersebut, pada April 2015, masyarakat adat di media sosial, melalui berbagai tagar, salah
SS mengajukan gugatan ke PTUN Semarang. satunya adalah #Menjemput Keadilan. Melalui
LBH Semarang bertindak sebagai kuasa media sosial, netizen turut mengawal perjuangan
hukum dari penggugat yang terdiri dari lima JMPPK. Melalui tagar di media sosial yang
orang, yakni Jasmo, Wardjo, Paini, Samiun, mereka kibarkan, publik bisa “menyentuh”
dan Sardjudi melawan Bupati Pati, Haryanto wajah-wajah penuh lelah para petani yang
dan PT SMS. Mereka menuntut pembatalan menolak pendirian pabrik semen dengan cara
SK Bupati Pati No: 660.1/4767 tahun 2014 search, retweet, like, hingga tweet. Dengan mencari
tentang Izin Lingkungan Pembangunan Pabrik di Twitter, Path hingga Facebook masyarakat pun
Semen serta Penambangan Batugamping dan seolah bisa turut langsung dalam perlawanan
Batulempung oleh PT SMS di Kabupaten Pati, masyarakat adat SS dan JMPPK.
Jawa Tengah. Mereka mendaftarkan gugatan ke Pada tanggal 17 November 2015, Hakim
PTUN pada 4 Maret 2015. Namun, sidang tidak PTUN Semarang membacakan putusan yang
segera digelar karena majelis hakim meminta mengabulkan gugatan warga. SK Bupati Pati
penggugat untuk melakukan perbaikan berkas Nomor 660.1/4767/2014 tertanggal 8 Desember
gugatan, terutama terkait laporan kronologi 2014 tentang izin lingkungan pembangunan
munculnya SK Bupati tentang izin lingkungan pabrik semen dan penambangan batu gamping
dan penambangan bagi PT SMS. dan lempung oleh PT SMS dinyatakan batal
Selain menggugat melalui PTUN demi hukum. Hakim mewajibkan tergugat
Semarang, di sela-sela persidangan, sejumlah (Bupati Pati) mencabut surat keputusan
warga Pati yang menentang pendirian pabrik tersebut. Alasan yang dipertimbangkan
semen melakukan audiensi dengan Gubernur hakim untuk memenangkan gugatan warga
Ganjar Pranowo (regional.kompas, 4 Agustus, penolak pabrik semen adalah kesesuaian lokasi
2015). Mereka mengadukan Bupati Pati karena pabrik semen dengan dokumen rencana tata
dinilai tidak mau mendengarkan aspirasi ruang dan wilayah (RTRW) dan asas umum
terkait rencana pendirian pabrik Semen di penyelenggaraan pemerintahan yang baik.
kawasan pegunungan Kendeng Utara. Mereka Selain itu, hakim menilai bahwa proses AMDAL
juga meminta Gubernur untuk mengunjungi tidak sepenuhnya melibatkan masyarakat
desa-desa yang akan menjadi tapak pabrik sekitar yang terdampak.
semen agar tahu kondisi yang sesungguhnya M a s ya r a k a t a d a t S S d a n J M P P K
(regional.kompas.com, 13 Agustus 2015). menyambut keputusan tersebut dengan suka
Menjelang sidang PTUN untuk cita. Tokoh perempuan masyarakat adat SS,
menyampaikan putusan, ratusan warga yang Gunarti, menyatakan lega sambil menyatakan:
menolak pabrik semen dari Pati dan daerah “Sekarang kami menang lagi. Setelah ini kami
107
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Volume 20, Nomor 2, November 2016
berharap tidak akan ada lagi pabrik semen lembaga pengadilan tersebut. Melalui aksi
yang mau berdiri di wilayah Kendeng” tersebut, mereka berupaya menjaga asa agar
(rappler.com, 18 November 2015). Ini adalah keputusan Hakim PTTUN memihak kepada
kemenangan mereka yang kedua terhadap kepentingan mereka. Aksi tersebut juga
korporasi semen yang mau membangun pabrik dilandasi kekhawatiran bahwa keputusan
di Pati, sebelumnya mereka memenangkan Hakim PTTUN akan berakhir sama, yakni
gugatan yang sama terhadap PT Semen Gresik ketika kemenangan mereka di PTUN Semarang
di PTUN Semarang pada tahun 2009. (tahun 2009) akhirnya dibatalkan oleh PTTUN
Surabaya (tahun 2010) dalam kasus perlawanan
Episode Ketiga (Januari – Agustus 2016 ) mereka terhadap rencana pendirian pabrik
Kemenangan masyarakat adat SS semen di Sukolilo oleh PT Semen Gresik.
dan jejaring pendukungnya hanya bersifat Aksi yang pertama digelar pada 24
sementara. Terhadap keputusan PTUN Februari 2016. Melalui aksi bertajuk “Kendeng
Semarang, PT SMS dan Bupati Pati mengajukan Njejegke Adil” (Kendeng Menegakkan
tiga memori banding ke Pengadilan Tinggi Keadilan), lebih dari 200 warga masyarakat
Tata Usaha Negara (PTTUN) Surabaya pada adat SS dan JMPPK mendatangi PTTUN
awal 2016. Memori banding tersebut diajukan Surabaya. Mereka berupaya mengetuk hati
oleh Bupati Pati dan PT SMS melalui kuasa dan pikir dengan menyampaikan pesan
hukumnya Abdul Hakim Garuda Nusantara, melalui doa dan audensi kepada majelis
Harman dan Partner, dan PT SMS melalui Hakim yang akan memutus banding gugatan
kuasa hukumya Yusril Ihza Mahendra dan terhadap izin lingkungan pendirian pabrik
Partner. PT SMS mengajukan 29 pokok-pokok dan penambangan PT SMS (walhijatim.or.id,
keberatan terhadap alasan dan pertimbangan Februari 2016).
yang menjadi dasar pengambilan keputusan Mereka kembali menggelar aksi unjuk
oleh hakim PTUN Semarang. PT SMS rasa di depan PTTUN Surabaya pada 2
berharap majelis hakim tingkat banding Juni 2016. Sebagian diantara mereka adalah
dapat memeriksa dan memutus perkara para perempuan yang mengenakan pakaian
tersebut secara obyektif dan profesional (www. tradisional Jawa dan membawa bendera merah
antarajateng.com, 21 Maret 2016). Di pihak putih. Sembari menyampaikan orasi dan puisi,
lain, kuasa hukum warga masyarakat adat SS untuk kedua kalinya mereka mengetuk hati
dan jejaring pendukungnya, LBH Semarang, hakim yang menangani Banding PT SMS dan
mengirimkan 3 kontra memori banding ke Bupati Pati mampu menghasilkan keputusan
PTTUN Surabaya pada 4 Maret 2016. LBH yang memihak kepada kepentingan mereka
berupaya memperkuat kembali argumen dan (tribunnews.com, 2 Juni 2016).
alasan serta bukti pendukung yang diajukan Kekhawatiran masyarakat adat SS dan
oleh warga masyarakat adat SS, dengan harapan JMPPK mendapatkan konfirmasi dari putusan
PTTUN Surabaya mengukuhkan keputusan hakim PTTUN Surabaya tertanggal 1 Juli
hakim PTUN Semarang. Disamping itu LBH 2016 dan dibacakan pada 14 Juli 2016 yang
mengirimkan surat ke PTTUN Surabaya agar memenangkan banding PT SMS dan Bupati
hakim pemeriksa perkara ini adalah hakim Pati. Putusan ini membatalkan putusan PTUN
yang bersertifikasi lingkungan (omahkendeng. Semarang bernomor register 015/G/2015/PTUN.
org, 11 Maret 2016). SMG, tertanggal 17 November 2015, yang
Selama menunggu hasil keputusan memenangkan gugatan masyarakat adat SS yang
PTTUN Surabaya, masyarakat adat SS dan menolak Izin Lingkungan yang diberikan kepada
JMPPK menggelar 2 kali aksi di depan PT SMS oleh Bupati Pati (patikab.go.id, 3 Agustus
108
Suharko, Masyarakat Adat versus Korporasi: Konflik Sosial Rencana Pembangunan Pabrik Semen di Kabupaten
Pati Jawa Tengah Periode 2013-2016
2016). Terhadap Putusan Hakim PTTUN ini, com, Gubernur Ganjar Melihat Tapak Semen
tokoh masyarakat adat SS, Gunretno menyatakan: Tambakromo).
“Kami akan ajukan kasasi ke Mahkamah Agung Sambil mendorong penyelesaian melalui
atas putusan PTTUN Surabaya” (wartapantura. jalur pengadilan, untuk meredam aksi-aksi
com, 12 Agustus, 2016). Hal ini berarti bahwa kolektif yang bisa mengarah kepada tindak
konflik sosial ini masih akan terus berlanjut, dan kekerasan, Gubernur terlibat aktif dalam
secara legal-formal akan diselesaikan melalui berbagai pertemuan dengan pihak-pihak
lembaga pengadilan tertinggi, yakni MA. yang menentang pabrik semen. Gubernur
mendengarkan aspirasi dan kepentingan
Penyelesaian Konflik melalui Lembaga mereka, dan meminta mereka untuk tidak
Pengadilan (Litigasi) bertindak anarkis, seperti melalui blokade
Penyelesaian konflik melalui lembaga jalan Pati-Kudus pada 13 Juli 2015 (Solopos.
pengadilan (litigasi) dipilih dan didorong oleh com, 14 Juli 2015), dan bentuk aksi kekerasan
Gubernur untuk ditempuh oleh kedua pihak lainnya. Gubernur meminta mereka untuk
utama yang berkonflik. Gubernur mengklaim menyampaikan penolakan dengan cara yang
dirinya berdiri sebagai pihak yang netral, tidak santun. Gubernur juga memfasilitasi aksi-aksi
berpihak pada PT SMS dan masyarakat adat SS. demonstrasi warga penolak pabrik semen agar
Bagi Gubernur lembaga pengadilan bisa berdiri aksi berjalan tertib dan tidak menimbulkan
netral dalam mengambil keputusan terhadap gangguan ke publik.
benturan kepentingan dua pihak yang sulit Upaya mediasi juga dilakukan oleh
dipertemukan. Bahkan Ia meminta agar semua Gubernur untuk mempertemukan warga Pati
pihak yang berkepentingan, termasuk para ahli yang menolak pabrik semen dengan Bupati-
(pertambangan, geologi, dan ahli ilmu alam nya pada tanggal 12 Agustus 2015 malam di
lainnya) yang berbeda pandangan tentang Pendopo Kabupaten Pati. Mereka berdiskusi
boleh tidaknya batur kapur di pegunungan terkait penerbitan izin lingkungan untuk PT
Kendeng Utara ditambang untuk membawa SMS dalam suasana cair, santai, dan terbuka
bukti kajian ilmiah ke sidang pengadilan untuk umum. Meskipun proses dialog berjalan
sebagai basis data bagi para hakim dalam terkendali, pada akhirnya tidak ada titik temu
mengambil keputusan (youtube.com, Ganjar antara Bupati Pati dan warga yang menolak
dan Semen Rembang). pabrik semen. PT SMS tetap mengantongi
Terkait dengan penolakan terhadap izin izin lingkungan, dan hanya jalur pengadilan
lingkungan, Gubernur mendorong masyarakat yang bisa membatalkan izin tersebut. Dengan
adat SS dan jejaring pendukungnya untuk adanya dinamika konflik yang berjalan,
mengajukan gugatan ke pengadilan tata pada akhirnya Gubernur dan kedua pihak
usaha negara. Ia mengatakan: “Yang Pati, yang berkonflik tampak mengandalkan pada
Rembang selalu saya arahkan pada gugatan. mekanisme dan lembaga pengadilan (PTUN
Saya ikuti sebagai eksekutif, Gubernur. Kalau dan PTTUN) untuk menyelesaikan konflik.
(rakyat) menang, tidak pernah ada pabrik Meskipun masyarakat adat SS dan jejaring
semen,” (Kompas, 26 April 2016). Ia meminta pendukungnya menolak proses penyusunan
agar mereka mengawal proses hukum yang AMDAL dan implikasi kebijakannya dalam
berjalan dengan menyampaikan bukti dan bentuk Izin Lingkungan oleh Bupati Pati,
argumen penolakan ke lembaga pengadilan. mereka tidak bisa memaksa Bupati dan juga
Dalam hal ini, hanya lembaga pengadilan (dan kepala pemerintahan yang lebih tinggi untuk
bukan Gubernur) yang bisa membatalkan izin membatalkannya. Secara prosedural legal,
lingkungan yang telah diterbitkan (youtube. izin lingkungan yang diterbitkan oleh Bupati
109
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Volume 20, Nomor 2, November 2016
adalah sah, dan hanya lembaga pengadilan lembaga pengadilan tersebut. Mereka mencari
yang bisa membatalkannya. alternatif penyelesaian konflik lain dengan
Lembaga pengadilan memang mampu berupaya menarik keterlibatan lembaga
memberikan keputusan yang definitif dan kepresidenan, sebagai institusi pemerintahan
tegas. Namun dalam praktiknya, proses tertinggi. Langkah ini dilakukan sejak Jokowi
hukum di lembaga pengadilan menimbulkan terpilih sebagai Presiden pada tahun 2014. Janji
ketidakpastian. Dalam kasus konflik ini, politik Jokowi untuk melakukan dialog dengan
keputusan yang sudah diambil di tingkat PTUN masyarakat adat SS merupakan pintu masuk
bisa dibatalkan di PTTUN, dan proses pun untuk menuntut lembaga kepresidenan dalam
berlanjut ke MA, sampai ada suatu keputusan penyelesaian konflik ini.
yang benar-benar mengikat dan final. Selama Upaya yang dilakukan untuk mewujudkan
masih ada peluang dan mekanisme hukum tuntutan tersebut antara lain dengan menggelar
untuk mengubah hasil keputusan, pihak yang sejumlah aksi di depan Istana Negara Jakarta.
kalah akan selalu menempuh langkah hukum. Dengan dukungan dari sejumlah OMS di
Lebih dari itu, proses tersebut memakan waktu Jakarta seperti LBH Jakarta dan Kontras, mereka
yang lama, prosedur dan mekanisme hukum melakukan aksi teatrikal. Sembilan perempuan
yang bertingkat-tingkat, dan pada akhirnya yang berasal dari Pati, Grobogan, dan Rembang
menimbulkan biaya sosial dan ekonomi yang yang menyebut diri sebagai ‘Kartini Kendeng’
besar. Bagi masyarakat adat SS dan jejaring melakukan aksi mengecor kaki mereka di
pendukungnya tentu hal tersebut akan menyedot seberang Istana Negara pada tanggal 12 April
energi sosial dan ekonomi yang besar; sementara 2016 (internasional.kompas.com, 14 April
bagi korporasi hal tersebut berarti ketidakpastian 2016). Mereka mengakhiri aksi dengan cara
atau penundaan realisasi investasi. Karena itu, menghancurkan semen yang membelenggu
konflik ini sebenarnya menimbulkan dampak sepasang kaki mereka pada sore hari tanggal
negatif yang serius bagi kedua pihak. 13 April 2016 ketika utusan Presiden, Kepala
Keputusan dari lembaga pengadilan Staf Kepresidenan Teten Masduki dan Menteri
acapkali juga problematik, terutama bagi Sekretaris Negara Pratikno mendatangi mereka.
masyarakat adat SS dan jejaring pendukungnya, Karena alasan kepadatan jadwal kegiatan
karena dalam pandangan mereka, para hakim Presiden, dan sembari menjamin komitmen
tidak berdiri netral dan juga tidak bebas dari Presiden untuk menemui mereka, kedua
intervensi kekuatan besar dalam mengambil Utusan tersebut berjanji untuk mengagendakan
suatu keputusan. Pandangan seperti itu terasa pertemuan mereka dengan Presiden (nasional.
masuk akal karena munculnya kasus-kasus tempo.co, 14 April 2016).
yang mengindikasikan adanya praktik mafia Setelah melakukan sejumlah demonstrasi
dan korupsi (penyuapan) yang melibatkan dan aksi teatrikal di depan Istana Merdeka,
jaksa dan hakim. Pada titik ini, keputusan akhirnya Presiden Joko Widodo bertemu dan
lembaga pengadilan menjadi tidak legitimate berdiskusi dengan 17 orang perwakilan warga
dan sangat mungkin untuk tidak dipatuhi oleh yang menolak pembangunan pabrik semen
pihak yang merasa dikalahkan. di pegunungan Kendeng Utara dan dipimpin
oleh tokoh masyarakat adat SS, Gunretno, dan
Alternatif Resolusi Konflik: Peran didampingi oleh Soeryo Adiwibowo (IPB) di
Lembaga Kepresidenan Istana Negara, pada Selasa, 2 Agustus 2016.
Masyarakat adat SS dan jejaring Presiden Jokowi memutuskan bahwa eksplorasi
p e n d u k u n g n ya , b i s a j a d i m e n ya d a r i batu kapur di Pegunungan Kendeng Utara,
keterbatasan dari penyelesaian konflik melalui Jawa Tengah tidak akan dilakukan sebelum ada
110
Suharko, Masyarakat Adat versus Korporasi: Konflik Sosial Rencana Pembangunan Pabrik Semen di Kabupaten
Pati Jawa Tengah Periode 2013-2016
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS). Dengan memperhatikan respon dan komitmen
Kajian tersebut akan memastikan bahwa dari para pihak yang berkonflik terhadap KLHS
aktivitas penambangan batu kapur tidak ini, jawaban terhadap pertanyaan tersebut
berdampak buruk bagi warga dan lingkungan, akan bergantung kepada kualitas hasil kajian.
termasuk ketersediaan air bersih (Kompas, 3 Dua hal pokok akan menentukan kualitas
Agustus 2016). hasil kajian, yakni siapa yang melakukan dan
Keputusan yang diambil Presiden bagaimana kajian dilakukan.
untuk melakukan KLHS sebelum dilakukan Kepala Staf Kepresidenan akan
penambangan batu kapur untuk bahan baku mengkoordinasi pelaksanaan KLHS yang
industri semen memberikan pijakan awal melibatkan sejumlah kementerian/lembaga dan
untuk penyelesaian konflik sosial berbasis pemerintah daerah. Kementerian Lingkungan
sumberdaya alam ini. Hasil KLHS akan Hidup dan Kehutanan (LHK) adalah ketua
menjadi rujukan bagi pemerintah pusat, panitia pengarah KLHS (Kompas, 4 Agustus
pemda, investor, dan masyarakat setempat 2016). KLHS akan dilakukan selama satu tahun.
dalam menyikapi rencana penambangan batu Selama kajian berlangsung, tidak diperbolehkan
kapur untuk pabrik semen. Terkait KLHS, melakukan eksploitasi batu kapur, dan
Soeryo Adiwibowo mengatakan: diberlakukan moratorium izin lingkungan
untuk pabrik semen di kawasan Pegunungan
“…salah satu jalan melihat daya dukung Kendeng Utara. Hingga akhir Agustus 2016,
dan daya tampung seluruh Pegunungan
belum ada informasi resmi tentang struktur
Kendeng sehingga bisa dilihat mana
yang akan membahayakan tata air tim kajian yang akan melakukan KLHS.
di wilayah sekitar, mana yang bisa KLHS adalah “rangkaian analisis yang
ditoleransi”. Kepala Staf Kepresidenen, sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk
Teten Masduki menyatakan: “Ini jalan memastikan bahwa prinsip pembangunan
keluar terbaik bagi kemelut persoalan
pabrik semen ini” (Kompas, 3 Agustus berkelanjutan telah menjadi dasar dan
2016). terintegrasi dalam pembangunan suatu
wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau
Kedua pihak yang terlibat dalam konflik program” (UU No. 32/2009 tentang Pengelolaan
memberikan respon yang berbeda terkait dan Perlindungan Lingkungan Hidup, pasal 1
keputusan Presiden tersebut. Masyarakat adat ayat 10). Mekanisme KLHS cukup sederhana,
SS dan jejaringnya yang bergabung dalam yakni mengkaji kebijakan, rencana dan program
JMPPK menyambut antusias keputusan ini. (KRP) dengan mengikuti skenario indikator
Mereka mendukung langkah ini sembari daya dukung dan daya tampung, merumuskan
menuntut agar KLHS dilakukan secepatnya alternatif penyempurnaan KRP tersebut, dan
dengan melibatkan mereka dalam proses akhirnya memberikan rekomendasi perbaikan
kajian. Sementara itu, pihak PT SMS tidak untuk pengambilan keputusan KRP yang
memberikan pernyataan resmi terkait mengintegrasikan pembangunan berkelanjutan.
keputusan Presiden tersebut (murianews. Menurut Menteri LHK, bila hasilnya relevan,
com, 4 Agustus 2016). Apapun tanggapan KLHS bisa merekomendasikan AMDAL
masing-masing pihak yang berkonflik, mereka yang baru. KLHS secara umum memberi
harus mematuhi keputusan Presiden tersebut. kesempatan tidak hanya kepada perusahaan
Pertanyaan yang muncul kemudian adalah untuk menyempurnakan dokumen AMDAL,
apakah hasil KLHS nantinya benar-benar tetapi juga melindungi lingkungan yang sangat
mampu menjadi rujukan ilmiah bagi semua penting bagi masyarakat sekitar (Kompas, 4
pihak dalam menyelesaikan konflik ini? Agustus 2016).
111
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Volume 20, Nomor 2, November 2016
Oleh karena itu, sementara KLHS telah dan memperjuangkan tujuannya dalam
diterima oleh para pihak utama sebagai titik proses penyusunan dokumen AMDAL dan
tolak dari penyelesaian konflik, perlu ada penerbitan Izin Lingkungan oleh Bupati Pati.
ketegasan dari pemerintah pusat (Presiden) Setelah terbitnya Izin Lingkungan, kedua pihak
bahwa apapun yang diputuskan sebagai berkonfrontasi langsung di ruang pengadilan.
implikasi dari hasil KLHS harus dipatuhi oleh Mereka berhadapan di PTUN Semarang yang
para pihak yang berkonflik. Kesediaan dan berakhir dengan kemenangan masyarakat adat,
komitmen untuk patuh terhadap keputusan dan kemudian berhadapan di PTTUN Surabaya
pemerintah inilah yang akan menjadi kunci yang berakhir dengan kemenangan korporasi.
dari penyelesaian konflik ini di masa datang. Kedua pihak mungkin akan berhadapan
lagi di lembaga pengadilan tertinggi, karena
Kesimpulan masyarakat adat SS akan mengajukan kasasi
Konflik antara masyarakat adat SS dan ke MA.
korporasi semen di Pati sudah berlangsung sejak Perubahan kepemimpinan politik di
2008 dan belum berakhir. Gejala penggunaan level provinsi dan nasional mendinamisasi
kekerasan psikologis dan fisik oleh masing- proses konflik, dan membuka peluang resolusi
masing pihak mengindikasikan adanya konflik. Gubernur Jawa Tengah mendorong
pergeseran dari proses konflik manifes ke proses kedua pihak utama untuk menempuh jalur
konflik manifes agresif. Himbauan agar kedua litigasi. Lembaga peradilan memang telah
pihak tidak menggunakan cara-cara yang anarkis memberikan keputusan yang bersifat menang
dalam mengejar tuntutannya, dan menempuh atau kalah. Meskipun demikian, jalur litigasi
jalur pengadilan, menguatkan indikasi dari ini tampak tidak efektif dalam menyelesaikan
pergeseran bentuk proses konflik tersebut. konflik karena adanya sistem peradilan yang
Kedua pihak utama memiliki tujuan yang memungkinkan masing-masing pihak untuk
saling tidak bersesuaian. Dari aspek isu, konflik terus melakukan upaya banding dan kasasi.
ini berbasis nilai dan sekaligus kepentingan. U p a ya m a s ya r a k a t a d a t S S ya n g
Dari dimensi nilai, masyarakat adat meyakini menuntut keterlibatan Lembaga Kepresidenan
bahwa batu kapur dan ekosistem yang telah membuka peluang untuk penyelesaian
melingkupinya harus dilestarikan; sementara konflik melalui jalur non-litigasi. Presiden
bagi korporasi, batu kapur adalah sumberdaya telah memutuskan untuk melakukan KLHS
alam yang bisa dimanfaatkan untuk peningkatan terhadap ekosistem Pegunungan Kendeng
kesejahteraan masyarakat. Dilihat dari dimensi Utara sebelum dilakukan eksploitasi batu kapur
kepentingan, bagi masyarakat adat, kelestarian untuk pabrik semen. Dalam jangka pendek,
ekosistem pegunungan Kendeng Utara akan keputusan Presiden tersebut bisa meredakan
menyediakan sumberdaya air untuk menjamin konflik. Selanjutnya, hasil KLHS akan menjadi
pola kehidupan pertanian mereka; sementara rujukan bagi upaya mediasi oleh pihak ketiga
bagi korporasi, pemanfaatan sumberdaya (terutama Presiden atau Pemerintah Pusat)
alam di kawasan pegunungan tersebut akan untuk menyelesaikan konflik ini.
meningkatkan keuntungan usaha dan sekaligus Sementara kedua pihak yang berkonflik
berimplikasi pada pendapatan ekonomi daerah menunggu pelaksanaan KLHS, tampaknya ada
dan nasional. kebutuhan untuk pengaturan pemanfaatan
Dinamika konflik ditandai oleh peristiwa- sumberdaya batu kapur di masa depan.
peristiwa penting yang berimplikasi pada posisi Regulasi dan lembaga khusus yang mengatur
yang konfrontatif. Periode awal konflik sampai pemanfaatan batu kapur secara lestari dan tidak
akhir tahun 2014, kedua pihak menegaskan melanggar HAM pernah menjadi rekomendasi
112
Suharko, Masyarakat Adat versus Korporasi: Konflik Sosial Rencana Pembangunan Pabrik Semen di Kabupaten
Pati Jawa Tengah Periode 2013-2016
113
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Volume 20, Nomor 2, November 2016
114
Suharko, Masyarakat Adat versus Korporasi: Konflik Sosial Rencana Pembangunan Pabrik Semen di Kabupaten
Pati Jawa Tengah Periode 2013-2016
115
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Volume 20, Nomor 2, November 2016
kendeng-pati-mengetuk-keadilan-hakim- perlawanan-pemuda-melawan-rencana-
pttun-surabaya/, diakses 7 September industri-semen/, diakses 2 September
2016) 2016)
Watchdog. (2015). SAMIN vs SEMEN (film
dokumenter). (https://www.youtube. Sumber Data Sekunder
com/watch?v=1fJuJ28WZ_Q, diakses 20 Kompas, 22 Mei 2011
September 2016). Kompas, 2 Maret 2013
Wehr, Paul. (1979). Conflict Regulation. Boulder, Kompas, 13 April 2016
Colorado: Westview Press. Kompas, 14 April 2016
Wisanggeni, Azis. (2014). Perlawanan Pemuda Kompas, 3 Agustus 2016
Melawan Rencana Industri Semen. (Online). Kompas, 4, Agustus 2016
(http://omahkendeng.org/2014-01/1944/ Kompas, 6 Agustus 2016
116