Anda di halaman 1dari 84

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS LAYOUT FASILITAS

PADA PROSES PRODUKSI

DI PT. DELTA DUNIA TEXTILE KARANGANYAR

TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Persyaratan
Guna Mencapai Gelar
Ahli Madya Pada Program D-3 Manajemen Industri
Fakultas Ekonomi Sebelas Maret

Disusun Oleh :
DIDAN MIFTAHUL HUDA
F3508021

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012

commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

HALAMAN MOTTO

Orang yang berhasil akan mengambil manfaat dari kesalahan-kesalahan


yang ia lakukan, dan akan mencoba kembali untuk melakukan dalam suatu
cara yang berbeda.
~ Dale Carnegie

Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil, kita baru yakin
kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik.

~ Evelyn Underhill

Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi berusahalah


menjadi manusia yang berguna.
~ Einstein

commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Sebuah karya kecil ini kupersembahkan kepada:

· Ibu dan Bapak tercinta dengan kasih sayangnya yang telah

memberikan semangat yang tak henti-henti nya sehingga

terselesainya Tugas Akhir ini.

· Pembimbing, matur sembah nuwun telah meluangkan waktu

atas semuanya

· Penguji tugas akhir, terima kasih atas masukan yang telah

diberikan.

· Bapak dan Ibu dosen pengajar di Manajemen Industri

terimakasih atas ilmu yang telah diberikan.

commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

assalamu’alaikum wr.wb

Puji syukur yang sedalam-dalam nya penulis panjatkan kepada Allah

SWT yang mana atas rahmat, taufik, dan hidayah Nya sehingga penulis

mampu menyelesaikan penelitian dan penyusunan Laporan Tugas Akhir

dengan judul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS LAYOUT

FASILITAS PADA PROSES PRODUKSI DI PT. DELTA DUNIA TEXTILE

KARANGANYAR”. Sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli

Madya di jurusan Manajemen Industri Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas

Maret.

Penulisan Tugas Akhir ini juga tidak lepas dari bantuan, dukungan dan

dorongan dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besar nya kepada:

1. Prof. Dr.Bambang Sutopo ,M.Com. Ak selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Sinto Sunaryo ,SE,Msi selaku Ketua program studi Manajemen

Industri Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Dra.Soemarjati Tj.MM selaku Dosen Pembimbing

4. Ibu Intan Novela QA, SE, MSI selaku dosen penguji

5. Bp.Ihsan selaku manajer personalia PT. Delta Dunia Textile

6. Semua pihak yang telah membantu,mendukung dan memberi

motivasi.
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Penulis menyadari bahwa masih belum adanya kesempurnaan dalam

penulisan Tugas Akhir ini, untuk itu saran serta nasehat penulis harapkan

dari sipembaca demi perbaikan Tugas Akhir ini. Dan akhirnya semoga

laporan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi semua pihak.

Wassalamu’alaikum wr,wb.

Surakarta, Januari 2012

Penulis

commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ...............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................iii
HALAMAN M OTTO ..............................................................................................iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...............................................................................v
KATA PENGANTAR.............................................................................................vi
DAFTAR ISI ..........................................................................................................viii
DAFTAR TABEL...................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................xi
ABSTRAK.............................................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................4
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................4
D. Manfaat Penelitian ..........................................................................................5
E. Metode Penelitian ...........................................................................................6
F. Kerangka Pemikiran........................................................................................11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Pengertian Layout ..........................................................................................13
B. Tujuan Layout .................................................................................................14
C. Pentingnya Perencanaan Layout ..................................................................15
D. Klasifikasi Perencanaan Layout ....................................................................17
E. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penyusunan layout ...................17
F. Jenis Layout ....................................................................................................20

commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III PEMBAHASAN


A. Sejarah Singkat Perusahaan..........................................................................28
B. Visi dan Misi Perusahaan...............................................................................30
C. Lokasi perusahaan .........................................................................................30
D. Struktur Organisasi Perusahaan ..................................................................31
E. Pengembangan Karyawan dan Aspek Penggajian ......................................40
F. Laporan Magang Kerja ...................................................................................44
G. Layout Perusahaan ........................................................................................47
H. Alur Proses Produksi .....................................................................................49
I. Pembahasan ....................................................................................................61

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .....................................................................................................70
B. Saran................................................................................................................71

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1. Tabel siklus kerja 163 menit.............................................…….62
Tabel 3.2. Proses produksi PT. Delta Dunia Textile ........................…….65
Table 3.3. Pengelompokan elemen pekerjaan kedalam stasiun kerja..66
Table 3.4. Analisis berdasarkan siklus kerja 120 menit ..................……. 67
Tabel 3.5. Tabel perbandingan siklus kerja .....................................……. 69

commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran ..................................................... 11
Gambar 2.1. Layout Produk (layout garis) ....................................... 22
Gambar 2.2. Layout Fungsional (layout proses) ............................. 24
Gambar 2.3. layout Kelompok........................................................... 26
Gambar 2.4. Layout Posisi Tetap ...................................................... 27
Gambar 3.1. Struktur Organisasi PT. Delta Dunia Textile ............... 33
Gambar 3.2. Layout Letak Mesin PT. Delta Dunia Textile .............. 47
Gambar 3.3. Alur Proses Produksi PT. Delta Dunia Textile ............ 49
Gambar 3.4. Jaringan Kerja Produksi............................................... 64

commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pada dasarnya semua perusahaan, baik perusahaan yang

bergerak di bidang industri jasa maupun manufacturing selalu ingin

berusaha menjamin kelancaran, kelangsungan hidup dan

pertumbuhan, baik jangka panjang maupun jangka pendek

perusahaan, walaupun perusahaan mempunyai banyak tujuan

yang harus dicapai, tetapi pada dasarnya tujuan utama perusahaan

adalah mendapatkan keuntungan yang maksimal.

Krisis yang terjadi di indonesia sekarang ini menyebabkan

perusahaan yang ada mengalami kesulitan/hambatan dalam

melakukan kegiatan usahanya. Bahkan ada juga perusahaan yang

gulung tikar akibat krisis berkepanjangan tersebut. Untuk itu

sebuah perusahaan di haruskan untuk mencari jalan keluar untuk

mengatasi masalah tersebut, salah satu cara yang paling

memungkinkan dan realistis yang dapat di tempuh oleh perusahaan

adalah dengan meningkatkan efisiensi di segala faktor, salah satu

faktor tersebut ialah dengan perencanaan, penataan fasilitas

produksi yang ada di perusahaan.

Layout produksi adalah suatu tata letak fasilitas yang

digunakan agar prosescommit


produksi yang di lakukan berjalan efektif
to user

1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dan efisien (Gitosudarmo Indriyo, 2002 : 185). PT. Delta Dunia

Textile adalah suatu perusahaan yang memiliki fasilitas-fasilitas

pendukung proses produksi dari awal sampai akhir. Perancangan

fasilitas merupakan rancangan dari fasilitas-fasilitas industri yang

akan dibangun dan bertujuan untuk menempatkan fasilitas-fasilitas

pabrik yang sesuai / cocok ditinjau dari segi biaya maupun

keuntungan. Pemilihan tipe layout yang digunakan perusahaan

tergantung pada tipe operasi dan proses produksi suatu

perusahaan, ini dimaksudkan agar dapat mengoptimalkan

pengelolaan proses produksi dan juga mencapai kelancaran aliran

produksi dalam perusahaan, guna memperoleh efisiensi dari

proses produksi yang dilaksanakan oleh perusahaan.

Tata letak (layout) didefinisikan oleh (wignjosoebroto

,2003;67) sebagai tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik

guna menunjang kelancaran produksi. Tata letak dari fasilitas

produksi dan area kerja merupakan dasar yang sangat penting dari

kelancaran proses produksi untuk menciptakan produk yang

berkualitas dan menentukan daya saing perusahaan dalam hal

kapasitas, kelancaran proses, fleksibilitas operasi, biaya handling

material, dan mutu kehidupan kerja.

Jika layout yang ada sudah optimal atau sudah tidak bisa

dioptimalkan lagi maka tidak dilakukan relayout. Dengan adanya


commit to user
relayout tersebut maka diharapkan mampu memberikan kontribusi
2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

positif bagi perusahaan, kontribusi tersebut misalnya dengan

adanya peningkatan kenyamanan karyawan, meningkatkan

keamanan produksi serta meningkatkan produktifitas perusahaan.

Seperti yang dialami perusahaan lain, perusahaan ini juga

tidak lepas dari ketatnya tingkat persaingan pasar yang melanda

Negara Indonesia dan untuk bertahan maka PT. Delta Dunia

Textile perlu melakukan pembetulan dalam lingkungan internal

salah satunya adalah dengan meninjau ulang fasilitas produksi

yang telah dilaksanakan. Hal itu dimaksudkan untuk mengetahui

seberapa besar tingkat efisiensi dan efektifitas layout produksi

yang telah dilaksanakan. Evaluasi layout dapat dilakukan dengan

menggunakan beban jarak dan analisis waktu. Evaluasi yang

dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah layout yang ada

bisa lebih dioptimalkan. Dengan demikian pihak pengelola

perusahaan dapat mengambil keputusan perlu diadakan relayout

atau tidak. Pada proses mesin dan bahan-bahan yang digunakan

selalu memerlukan tata letak (layout) yang baru untuk menunjang

aktivitas-aktivitas pada sebuah perusahaan.

Menurut Pangestu Subagyo (2000:88) perusahaan

menentukan layout berdasarkan beberapa pertimbangan antara

lain system produksi, proses produksi, fasilitas produksi yang

tersedia, sumberdaya yang tersedia, serta aliran material yang


commit to user
terjadi di perusahaan. Dalam perkembangan yang semakin maju
3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perusahaan sering sekali melakukan perubahan internal dalam

mengantisipasi pergeseran usaha. Perubahan ini dapat dikaitkan

dengan mengoptimalkan masalah penggunaan waktu produksi,

keseimbangan lini dan tenaga kerja, oleh karena itu perusahaan

perlu melakukan evaluasi apakah layout yang saat ini digunakan

sudah sesuai dengan perubahan internal tersebut. Berdasarkan

uraian diatas maka dapat diangkat dan menganalisis tentang

layout di PT. Delta Dunia Textile dan menjadikan dalam judul

“ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS LAYOUT FASILITAS

PADA PROSES PRODUKSI DI PT. DELTA DUNIA TEXTILE

KARANGANYAR”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang dijabarkan maka dapat

diajukan permasalahan sebagai berikut:

1. Layout apa yang digunakan perusahaan pada proses

produksi di PT. Delta Dunia Textile, dan bagaimana

efektivitas dan efisiensinya?

2. Bagaimana mengoptimalkan efisiensi dan efektivitas layout

dibagian produksi PT. Delta Dunia Textile berdasarkan

usulan penulis?

commit to user

4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui layout yang digunakan perusahaan pada

proses produksi PT. Delta Dunia Textile dan untuk

mengetahui efektivitas dan efisiensinya.

2. Untuk mengetahui pengoptimalan efisiensi dan efektivitas

layout dibagian produksi PT. Delta Dunia Textile dengan

berdasarkan usulan penulis..

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi perusahaan

a. Diharapkan dapat menjadi pertimbangan dan masukan

untuk menentukan layout yang tepat di perusahaan itu

sendiri.

b. Sebagai bahan informasi kepada perusahaan untuk

menentukan kebijakan yang berhubungan dengan layout

proses produksi.

2. Bagi penulis

a. Menjadi gambaran secara langsung dunia kerja nyata

dari perusahaan yang diteliti.

b. Sebagai sarana menerapkan teori yang diperoleh selama

studi diperguruan tinggi.

3. Bagi pihak lain.

Diharahapkan dapat berguna untuk menambah

pengetahuan sekaligus sebagai acuan untuk menambah


commit to user

5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pengetahuan sekaligus sebagai acuan untuk perbandingan

dalam penelitian serupa.

E. METODE PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mencari data berupa data

primer yang diperoleh dari PT. Delta Dunia Textile yang berupa

gambaran proses dan tata letak fasilitas produksi yang ada

serta data sekunder yang berupa literature dan catatan yang

bersangkutan dengan data yang dibutuhkan kemudian

menganalisa dengan metode line balancing.

2. Obyek penelitian

Untuk mengetahui data yang dapat dipertanggung jawabkan

kebenarannya, maka dibutuhkan obyek penelitian. Dalam hal ini

obyek penelitian dilaksanakan di PT. Delta Dunia Textile,

Geneng, Kaling, Tasik Madu, Karang anyar.

3. Sumber Data

a. Data primer

Data primer yaitu data yang diperoleh dengan survey

lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan

data original. Data primer berhubungan dengan produksi dan

layout yang ditetapkan yang mencakup jenis pekerjaan

lamanya waktu untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.

commit to user

6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Selain pengamatan langsung proses produksi dilapangan,

juga diperoleh informasi dari staf maupun karyawan.

b. Data sekunder

Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh

lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada

masyarakat pengguna data. Data sekunder dikeluarkan oleh

perusahaan berupa: sejarah berdirinya perusahaan dan

struktur organisasi perusahaan.

4. Teknik pengumpulan data:

a. Observasi

Observasi adalah tehnik pengumpulan data dengan

menggunakan panca indra, jadi tidak hanya pengamatan

menggunakan mata. Mendengar, mencium, dan meraba

adalah termasuk salah satu bentuk observasi. Instrument

yang digunakan dalam observasi adalah pengamatan dan

lembar observasi (Suliyanto, 2006:139). Yaitu dengan cara

melakukan pengamatan langsung pada obyek yang diteliti

dengan tujuan mengamati kondisi dan pencatatan hal-hal

yang perlu bagi penelitian ini yang dilakukan di PT. Delta

Dunia Textile.

b. Metode Wawancara

Wawancara adalah teknik pengambilan data dimana

peneliti langsung berdialog dengan responden untuk meggali


commit to user

7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

informasi langsung dari responden (Suliyanto, 2006:137).

Wawancara dilakukan dengan kepala bagian dan karyawan

PT.Delta Dunia Textile.

c. Study pustaka

Yaitu metode pengumpulan data dengan mengumpulkan

data-data yang bersumber dari referensi buku-buku panduan

dan literature-literature lainnya yang berhubungan dengan

penelitian.

5. Metode pembahasan

a. Menginvestasikan kegiatan yang ada. Investaris dengan

membuat tabel berisi jenis kegiatan, kegiatan yang

mendahului serta waktu penyelesaian kegiatan. Hal ini

dimaksud agar lebih mempermudah penelitian.

b. Menggambar jaringan kerja setelah menginvestasikan

kegiatan yang ada kemudian dibuat jaringan kerja untuk

mempermudah dalam menentukan jumlah stasiun kerja.

c. Melakukan Analisis Keseimbangan Lini (Line balancing).

Line balancing adalah proses pembagian pekerjaan kepada

work stasions atau sekumpulan beberapa elemen kerja

sedemikian rupa sehingga diperoleh keseimbangan setiap

work stasions, line balancing merupakan keseimbangan

antara kapasitas dari satu departemen atau mesin berikutny

commit to user

8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

didalam proses produksi (Subagyo, 2000:96). Dapat

dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1) Menghitung cycle time adalah jumlah maximum waktu

untuk mengerjakan satu buah (satuan) barang pada

sebuah work station.

Cara mencarinya:

Rumus: c

Dengan: C : cicle time atau waktu daur

T : Waktu kerja per hari

D : Permintaan per hari

Untuk memperoleh kapasitas yang memadai dengan

cara:

Maksimumkan output/hari :

(Heizer dan Render, 2001:357)

2) Menghitung jumlah stasiun kerja kecil.

Dapat dihitung dengan cara :

Rumus: N=

Dengan : N : stasiun kerja yang dibuat.

T : waktu proses total.


(Heizer dan Render, 2001:357)
commit to user

9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3) Menentukan penugasan dari elemen-elemen penugasan

ke stasiun kerja dengan aturan LOT (Longest Operation

Time). Yaitu melakukan penugasan elemen tugas-tugas

berikutnya dengan tetap memperhatikan urutan proses.

Penundaan (Balancing Delay) dipakai sebagai ukuran

tentang bagaimana baiknya alokasi penugasan beban

kerja pada stasiun kerja yang merupakan satu indicator

efisien.

Untuk mengetahui penundaan dapat dicari dengan

rumus:

Penundaan = x100%

Dimana :

Total waktu nganggur :Jumlah stasiun kerja

x cycle time total

waktu elemen

pekerjaan.

Total waktu kerja :Jumlah stasiun kerja

cycle time

Tingkat efisiensi :100% - balancing dealy.

(Subagyo, 2000:98)

commit to user

10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4) Menentukan efektivitas

Efektivitas = x 100%

(Subagyo, 2000:98)

F. Kerangka pemikiran

Layout proses
produksi

Keseimbangan lini efisiensi

Gambar 1.1

Penjelasan Bagan Kerangka Pemikiran:

Didalam proses produksi setiap perusahaan akan berupaya

untuk dapat mencapai tingkat efisiensi waktu optimal, tingkat

efisiensi didalam proses produksi dapat tercapai apabila terdapat

layout fasilitas produksi yang mendukung dan tepat. Dengan

adanya layout fasilitas produksi yang baik dapat menciptakan

kelancaran dalam aktivitas produksi.

Pengaturan layout fasilitas produksi akan mempermudah

dan memeperlancar suatu proses produksi dengan memanfaatkan

luas area untuk menempatkan mesin fasilitas menunjang produksi

dan pengaturan stasiun kerja yang diinginkan. Dengan kerangka

commit to user
pemikiran ini adalah mengamati susunan layout fasilitas produksi

11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

diagram alir yang berguna untuk mengetahui lebih jelas dan

mendetail sesuai alur proses produksi dan stasiun kerja yang ada

pada perusahaan yang diamati.

commit to user

12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian layout

Layout atau tata letak dipakai untuk melanjutkan

pengaturan pabrik dan bagian-bagiannya, juga menjadi

landasan utama dalam penempatan mesin-mesin, alat-alat,

tempat-tempat kerja yang diperlukan,dengan tingkat keluwesan

yang dikehendaki. Layout didefinisikan sebagai tata cara

pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran

proses produksi. Untuk pengaturan tersebut memanfaatkan luas

area untuk penempatan mesin atau fasilitas penunjang produksi

lainnya. Kelancaran gerak perpindahan material baik bersifat

temporer maupun permanen, personal pekerjaan dan

sebagainya.

Ada banyak pengertian dari perencanaan layout yang

dikemukakan para ahli. Masing-masing mengemukakan

mempunyai titik berat sendiri-sendiri, antara lain:

1. Menurut Pangestu Subagyo (2000:79) mendefinisikan layout

adalah cara penempatan fasilitas-fasilitas yang digunakan

dalam pabrik.”

commit to user

13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Menurut Yamit (2003:130) pengaturan tata letak pabrik

adalah rencana pengaturan semua fasilitas produksi guna

memperlancar proses produksi yang efektif dan efisien.

3. Menurut Reinder dan Heizer (2001:272) tata letak (layout)

merupakan salah satu keputusan yang menentukan efisiensi

operasi perusahaan dalam jangka panjang. Tata letak yang

efektif dapat membantu perusahaan mencapai hal-hal

sebagai berikut :

a) Pemanfaatan yang lebih besar atas ruangan peralatan

dan manusia

b) Arus informasi, bahan baku dan manusia yang lebih baik

c) Lebih memudahkan konsumen

d) Peningkatan moral karyawan dan kondisi yang lebih aman

B. Tujuan Layout

Secara umum tujuan dari perencanaan layout adalah

mengoptimalkan susunan letak mesin-mesin dan peralatan

produksi sehingga proses produksi dapat berjalan secara efektif

dan efisien. Efisiensi adalah perbandingan antara input dan

output yang dihasilkan oleh perusahaan sedangkan efektifitas

adalah suatu cara untuk melakukan aktifitas atau pekerjaan

operasi dengan benar dan cepat.

commit to user

14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Menurut Gitosudarmo (2002 : 185-186), tujuan layout adalah

sebagai berikut :

1. Memaksimumkan pemanfaatan peralatan pabrik

2. Mengurangi waktu tunggu

3. Mengurangi proses pemindahan bahan (material handling)

4. Memaksimumkan pemanfaatan ruang yang tersedia

5. Meminimumkan kebutuhan tenaga kerja

6. Mengusahakan agar aliran bahan dan produk itu lancar

7. Proses manufacturing yang lebih singkat

8. Mempermudah aktivitas supervisor atau meminimumkan

kebutuhan akan pengawasan

9. Memberikan kesempatan berkomunikasi bagi para karyawan

dengan menempatkan mesin dan proses secara benar

10. Memaksimumkan hasil produksi.

C. Pentingnya perencanaan layout

Perencanaan layout merupakan hal yang strategis bagi

perusahaan, karena memiliki dampak jangka panjang bagi

perusahaan. Perencanaan strategis ini meliputi hal-hal sebagai

berikut:

1. Penyimpanan dan pengisian kembali meliputi semua

fungsi pergudangan.

commit to user

15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Penggunaan suatu material pada suatu tempat,

melputi tujuan, asal dan proses manufaktur.

3. Distribusi fisik, meliputi asal perpndahan, tujuan

perpindahan, dan perpindahan antar tempat.

4. Kontrol peralatan dan material.

5. Layout tempat dan model bangunan.

6. Persyaratan faslitas yang mendukung.

Tata latak memiliki implikasi strategis karena tata letak

menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas,

proses fleksibilitas, dan biaya serta mutu kehidupan kerja.

(Reinder dan Heizer, 2001:272). Tata letak yang efektif

dapat membantu perusahaan mencapai hal-hal berikut:

a. Pemanfaatan yang lebih besar atas ruangan,

peralatan dan manusia.

b. Arus informasi, bahan baku dan manusia yang lebih

baik.

c. Lebih memudahkan konsumen.

d. Peningkatan moral karyawan dan kondisi kerja yang

lebih aman.

commit to user

16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

D. Klasifikasi perencanaan layout

Perencanaan layout yang akan digunakan perlu

mempertimbangkan tentang kemudahan perencanaan layout

pabrik tersebut dalam pengaturan letak fasilitas produksi yang

digunakan. Perusahaan harus mempertimbangkan beberapa

klasifikasi perencanaan layout dan kemudian memilih

perencanaan penting, dapat di klasifikasikan menjadi 4 jenis

yaitu:

1. Adanya perubahan-perubahan kecil dari layout yang

ada

2. Adanya perubahan-perubahan fasilitas produksi yang

baru

3. Merubah susunan layout karena adanyaperubahan

fasilitas

4. Pembangunan pabrik baru.

E. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penyusunan

Layout

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan

layout suatu perusahaan manufacturing menurut Pangestu

Subagyo (2000:88) ialah sebagai berikut:

commit to user

17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1. Sifat produk yang dibuat

Sifat produk berbentuk padat atau cair, hal ini akan

menentukan jenis layout yang akan dipilih. Apabila produk

cair atau gas pengangkutan barang dapat dilakukan dengan

pipa, berarti menghemat tempat. Bila produk besar dan sulit

dipindahkan maka akan lebih baik menggunakan layout

dengan posisi tetap.

2. Jenis proses produksi yang digunakan.

Jenis proses produksi juga mempengaruhi layout yang

akan disusun. Layout garis digunakan untuk pabrik yang

memiliki proses produksi continous atau memiliki line flow,

sedangkan layout fungsional biasanya digunakan pada

proses produksi intermitten.

3. Jenis barang serta volume produksi barang yang dihasilkan.

Perusahan yang menghasilkan bermacam-macam

barang atau produk yang jumlah setiap jenis hanya sedikit

biasanya lebih cocok menggunakan layout fungsional. Akan

tetapi jika produknya selalu sama serta jumlah setiap jenis

banyak, sebaiknya menggunakan layout garis.

4. Jumlah modal yang tersedia.

Meskipun suatu perusahaan memerlukan layout garis,

perusahaan tidak dapat manggunakannya jika modal

commit to user

18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

tersebut kurang. Hal ini disebabkan layout garis memerlukan

investasi yang sangat mahal.

5. Keluwesan atau fleksibilitas.

Fleksibel yang dimaksud adalah jika terjadi perubahan

macam barang yang dihasilkan atau terjadi penambahan

kapasitas pabrik / penambahan mesin, maka letak mesin

dan fasilitas-fasilitas pabrik mudah disesuaikan.

6. Pengangkutan barang

Pengangkutan barang dilakukan seefisien mungkin dapat

diusahakan dengan menggunakan konveyor, karena jalan

yang dilalui barang selalu sama sehingga biaya

pengangkutannya murah.

7. Aliran barang

Mesin-mesin sebaiknya ditempatkan sedemikian rupa

sehingga aliran barang yang dikerjakan tidak saling

mengganggu.

8. Penggunaan ruangan

Penempatan mesin harus dilakukan sedemikian rupa

misalnya jangan sampai ada ruangan yang menganggur,

jangan pula meletakkan mesin terlalu jeuh supaya

menghemat ruangan dan mengurangi pengangkutan, dan

peletakan mesin jangan terlalu rapat karena akan saling

mengganggu.
commit to user

19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

9. Lingkungan dan keselamatan kerja

Pertimbangan perencanaan kerja pada perencanaan

layout perlu diperhatikan, jangan sampai penempatanmesin

membahayakan karyawan. Mesin-mesin yang

membahayakan ditempatkan di tempat yang jarang dilewati

karyawan atau diberi pengaman yang cukup.

10. Pemeliharaan

Peletakan mesin harus memungkinkan pelaksanaan

pemeliharaan mesin dengan mudah.

11. Letak kamar kecil

Letak kamar kecil harus dekat dengan ruangan kerja,

supaya tidak ada waktu terbuang oleh karyawan hanya

untuk perjalanan ke kamar kecil.

12. Pengawasan

Sebaiknya mesin atau fasilitas produk lain diletakkan

sedemikian rupa sehingga pengawasannya mudah.

F. Jenis layout

Pemilihan tipe layout tergantung dari tipe proses produksi.

Menurut Pangestu Subagyo (2000:80) jenis layout dapat dibagi

menjadi 4 yaitu:

commit to user

20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1. Layout produk (layout garis)

Dalam layout produk memerlukan urutan-urutan yang

sama dalam operasi produksinya. Barang yang dikerjakan

setiap hari selalu sama dan arus barang yang dikerjakan

setiap hari juga selalu sama seolah-olah menyerupai garis

(walaupun tidak selalu lurus) dikatakan layout produk

karena pada zaman dahulu setiap produk memiliki layout

tersendiri, yang tidak dapat dikerjakan untuk mengerjakan

pekerjaan lain. Mesin yang digunakan biasanya mesin

khusus yang hanya dapat mengerjakan satu macam

pekerjaan saja, sehingga kualitas barang hasil produksi lebih

banyak ditentukan oleh mesin dari pada keahlian karyawan.

Selain itu layout ini memiliki keseimbangan mesin atau

mesin yang satu dengan yang lain harus sama.

Jenis layout ini memiliki kelebihan antara lain:

a. Biaya produksi lebih murah.

b. Pengawasan pada proses produksi menjadi lebih

mudah.

c. Pengangkutan barang dalam pabrik lebih mudah.

Adapun kelemahannya antara lain:

a. Apabila terjadi kemacetan disatu bagian akan

mengakibatkan kemacetan diseluruh bagian

produksi.
commit to user

21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Kurang fleksibel apabila digunakan dalam

perusahaan yang membuat satu macam barang

saja dalam jangka panjang tidak berganti.

c. Karyawan akan mengalami kesulitan dalam

melaksanakan tugasnya.

d. Nilai investasi mahal karena mesin yang

digunakan banyak sekali serta menggunakan

mesin khusus.

Mesin 1 Mesin 2 Mesin 3

Mesin 6 Mesin 5 Mesin 4

Gambar 2.1
Layout Produk (layout garis)
(Subagyo, 2000)

2. Layout Proses (layout Fungsional)

Merupakan pengaturan letak fasilitas produksi

didasarakan pada fungsi bekerjanya setiap mesin atau

fasilitas produksi yang ada. Mesin atau fasilitas yang

memiliki kegunaan sama dikelompokkan dan diletakkan

pada ruangan atau tempat yang sama. Layout ini biasanya


commit to user

22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

digunakan untuk membuat barang bermacam-macam, cara

membuat setiap macam barang selalu berbeda–beda

sehingga meletakkan mesin–mesinnya tidak mungkin

didasarkan pada urutan pembuatan suatu macam barang.

Dalam layout ini arus barang selalu berubah–ubah. Hal ini

tergantung pada kebutuhan mesin apa yang digunakan

untuk membuat suatu barang.

Layout jenis ini memiliki kelebihan antara lain:

a. Investasi modal untuk mesin dan peralatan

fasilitas produksi yang lain lebih murah, sebab

menggunakan mesin serba guna.

b. Fleksibel, dapat digunakan untuk mengerjakan

berbagai macam barang.

Adapun kelemahan-kelemahan sebagai berikut:

a. Biaya produksi setiap barang lebih mahal karena

macam barang yang dikerjakan selalu berganti-

ganti.

b. Perencanaan dan pengawasan produksi lebih

sering dilakukan karena macam barang yang

dikerjakan berganti-ganti dan urutan produksi

berubah-ubah.

commit to user

23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c. Pengangkutan barang didalam pabrik lebih sulit

dan simpang-siur karena arus pekerjaan selalu

berubah-ubah.

Contoh Layout Proses :

Bubut gerinda Bor

Cor Poles

Potong Vercroom

Gambar 2.2
Layout fungsional (layout proses)
(Subagyo, 2000)

Sifat – sifat dari layout fungsional seperti berikut ini :


1) Macam barang yang dibuat banyak, selalu berubah–ubah
dan jumlah yang di buat setiap macam sedikit.
2) Mesin yang digunakan biasanya bersifat serba guna.
Artinya, dapat dipakai untuk mengerjakan beberapa
macam. Apabila macam barang dan cara
mengerjakannya berubah, maka mesin dapat disetel
sesuai kebutuhan.
3) Routing atau penentuan urutan-urutan proses pembuatan
barang biasanya selalu berubah–ubah. Hal ini tergantung
pada berapacommit
macam barang yang akan dibuat. Oleh
to user

24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

karena itu, perencanaan layout biasanya dilakukan


terlebih dahulu berdasarkan prakiraan kebutuhan
penggunaanya tanpa berdasarkan pada routing.
4) Keahlian tenaga kerja yang mengerjakan biasanya
bersifat fleksibel. Artinya, karyawan yang bekerja dapat
mengerjakan beberapa macam barang sesuai dengan
kebutuhan.
5) Banyak memerlukan instruksi kerja, serta instruksi kerja
harus jelas.
6) Kualitas barang hasil produksi sangat tergantung pada
keahlian karyawan yang mengerjakan.

3. Layout Kelompok.

Layout kelompok grouped layout adalah suatu

pengaturan letak fasilitas suatu pabrik berdasarkan atas

kelompok suatu barang yang dikerjakan serta memusatkan

daerah-daerah dari kelompok-kelompok mesin serta

peralatan bagi pembuatan produk-produk. Untuk setiap

kelompok produk dibuatkan layout tersendiri. Layout ini

memiliki kelebihan antara lain:

a. Bersifat fleksibel sehingga dapat menghasilkan

beberapa macam barang.

b. Meskipun barang yang dikerjakan bermacam-macam,

arus barang tidak terlalu simpang siur.

c. Biaya produksi lebih murah.

commit to user

25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Adapun kelemahannya adalah sebagai berikut:

a. Untuk menggunakan layout kelompok, kelompok

produk yang memiliki kesamaan urutan proses harus

jelas.

b. Intruksi kerja harus jelas.

c. Memerlukan pengawasan yang cermat.

Contoh Layout Kelompok :

Sol Bag.Atas assembling finishing

potong Jahit Finishing Bungkus

Pasang Finishing
jahit
perlengkapan

Gambar 2.3. Layout Kelompok


(Subagyo, 2000)

4. Layout Posisi Tetap

Layout tetap adalah pengaturan fasilitas produksi

dalam membuat barang dengan letak barang yang tetap

atau berpindah-pindah. Mesin, karyawan, serta fasilitas

produksi yang lain berpindah-pindah mengelilingi barang

yang dikerjakan sesuai


commit dengan kebutuhan. Contohnya
to user

26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

layout pembuatan jembatan, gedung, jalan dan layout

penghijauan.

Kelebihan jenis layout ini antara lain:

a. Fleksibel dapat ditetapkan pada setiap pekerjaan

yang berbeda-beda.

b. Dapat diletakkan dimana saja sesuai dengan

kebutuhan.

c. Tidak memerlukan bangunan gudang/pabrik.

Kelemahan:

a. Tidak ada standart atau pedoman yang jelas untuk

merencanakan layoutnya.

b. Kegiatan pengawasan harus sering dilakukan dan

relatif sulit.

c. Keamanan barang disekitar tempat pembuatan

barang harus dijaga dengan baik karena rawan

pencurian

Contoh Layout Posisi Tetap :

Bahan A Bahan B Bahan C

Proses Produksi

Bahan D Bahan E Bahan F

Gambar 2.4 Layout posisi Tetap


(Subagyo, 2000)
commit to user

27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III
PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Delta Dunia Textile berlokasi di desa Kaling kecamatan

Tasikmadu kabupaten Karanganyar propinsi Jawa Tengah,merupakan

perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang industri pemintalan

benang (Spinning). PT. Delta Dunia Textile didirikan pada tahun 2003

sesuai pengesahan akte pendirian perusahaan oleh Menteri Kehakiman

Nomor : C-04467. HT. 01. 01. TH. 2003. Tertanggal 05 Maret 2003,

dengan Bp. Sumitro sebagai pendiri sekaligus Direktur Utamanya.

Proses pembangunan fisik perusahaan dimulai pada tahun 2005

sampai dengan 2007. 19 Januari 2007 ditandai sebagai hari

operasional pertama proses produksi untuk spinning I yang

berkapasitas 84.000 spindles (mata pintal), sedangkan proyek spinning

II selesai dan mulai produksi pertama pada bulan April 2007 dengan

kapasitas produksi 84.000 spindles (mata pintal). Total kapasitas

produksi terpasang adalah 168.000 mata pintal dengan 42000

memproduksi benang Cotton Combed, 42.000 memproduksi benang

shyntetic: Polyester(Pe), Tetron Carded(T/cd), Rayon dan 84000

memproduksi benang Cotton Carded. Namun, komposisi pembagian

jumlah pemakaian spindles dapat diubah ubah sesuai kebijakan

perusahaan. Saat ini PT. Delta Dunia Textile memiliki karyawan


commit to user

28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

sejumlah 2500 orang yang bekerja dengan menggunakan sistem 3 shift

putar dan 1 day shift.

PT. Delta Dunia Textile merupakan pengembangan dari

perusahaan Dunia Tex Group yang berpusat di Karanganyar. Dunia tex

Group sendiri memiliki 11 anak perusahaan yang berlokasi di beberapa

kota berbeda dan semuanya bergerak di sektor textile. 3 anak

perusahaan bergerak dibidang Pemintalan (Spining), 5 Perusahaan

bergerak dibidang Pertenunan (Weaving), 2 perusahaan dibidang

Pencelupan dan Pewarnaan (finishing), serta 1 perusahaan integrated

Tenun dan Finishing. Dunia Tex sendiri berdiri pada tahun 1975 dan

berkantor pusat di JL. Raya Palur Km 7,1 Jaten, karanganyar.

Untuk mencukupi kebutuhan bahan baku pembuatan benang,PT.

Delta Dunia Textile mendatangkan bahan baku kapas dari berbagai

Negara produsen kapas,diantaranya: Pakistan, India, Tanzania, Brasil

dan Afrika. Sedang kebutuhan bahan baku serat shyntetic baik serat

Polyester maupun Rayon dipasok dari produsen dalam negeri.

Hasil produksi PT. Delta Dunia Textile sebagian besar diekspor ke

beberapa Negara, diantaranya: Turki, Singapura, Austria, Israel,

jepang, Thailand, Malaysia, Timor leste serta Argentina. Hasil produksi

PT. Delta Dunia Textile juga dipasarkan dalam pasar dalam negeri,

dengan pasar terbesar di wilayah Jawa Barat. Konsumen pemakai

commit to user

29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

produk hasil Produksi PT. Delta Dunia Textile adalah Perusahaan

Pertenunan Kain maupun Perusahaan Knitting (Rajut).

B. Visi dan Misi Perusahaan

Visi dan Misi merupakan sesuatu hal yang pasti dimiliki oleh semua

perusahaan. Penetapan visi dan misi merupakan tindakan manajemen

yang tepat, karena visi dan misi akan menjadi pedoman dalam

menjalankan organisasi dan akan menentukan kearah mana

perusahaan akan diarahkan. Visi dan Misi juga berfungsi sebagai alat

pengendali dari seorang pemimpin dalam menjalankan aktivitas dari

suatu perusahaan.

Begitu juga dengan PT. Delta Dunia Textile dalam menjalankan

kegiatan perusahaan, visi dan misi PT. Delta Dunia Textile yaitu :

1. Visi perusahaan adalah menjadi perusahaan textile yang

terintegrated yang terbesar di Indonesia.

2. Misi perusahaan adalah menghasilkan produk yang berkualitas

dengan harga yang kompetitif.

C. Lokasi Perusahaan

PT. Delta Dunia Textile terletak di desa Kaling, tasikmadu,

Karanganyar. Adapun dasar pertimbangan perusahaan memilih lokasi

tersebut adalah banyaknya keuntungan yang bisa diperoleh dari

penempatan lokasi perusahaan itu to


commit sendiri,
user diantaranya:

30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1. Tersedianya lahan yang luas untuk memudahkan transportasi dan

lalu lintas aktivitas perusahaan.

2. Lokasi perusahaan jauh dari keramaian penduduk, sehingga

aktivitas produksi tidak mengganggu kegiatan penduduk sehari-hari.

3. Lokasi perusahaan berada dalam kawasan industri.

4. Lokasi perusahaan yang mudah dijangkau, transportasi pun lancar,

baik transportasi bahan baku maupun produk jadi.

5. Daerah memiliki kekayaan sumber daya manusia (SDM), sehingga

kebutuhan akan tenaga kerja dapat tercukupi.

D. Struktur Organisasi Perusahaan

Setiap perusahaan memerlukan suatu koordinasi yang tepat dan

baik antar pemimpin perusahaan dengan bawahannya, struktur

organisasi yang baik akan membawa dampak positif dalam pembagian

tugas dan wewenang antar masing masing jabatan yang terdapat dalm

struktur organisasi perusahaan tersebut. Apabila setiap tugas dan

wewenang dapat dilakukan secara baik dan tepat, maka dapat

membuat kondisi operasional perusahaan berjalan efektif dan efisien.

Struktur organisasi yang terdapat pada PT. Delta Dunia Textile

merupakan gambaran hubungan antar bagian dalam organisasi,

struktur itu juga menggambarkan:

commit to user

31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1. Pembagian kerja, baik wewenang dan tanggung jawab dari masing-

masing bagian dalam organisasi.

2. Struktur organisasi menunjukkan fungsi atau kegiatan yang

berbeda–beda yang dihubungkan sampai batas tertentu.

Dengan adanya struktur organisasi tersebut diharapkan :

1. Karyawan dapat mengerti dan memahami kedudukannya dalam

melakukan pekerjaan dengan dasar struktur organisasi secara

keseluruhan.

2. Karyawan dapat bekerja sama dengan baik, sehingga dapat

terciptanya keselarasan kerja, hamonis dan loyal terhadap

organisasi.

Setelah PT. Delta Dunia Textile melakukan restrukturasi, struktur

organisasi mengalami perubahan dan disusun berdasarkan pada

proses bisnis sebagai stuan organisasi, sehingga cenderung menjadi

organisasi dan struktur yang lebih datar atau lebih horizontal.

Pengelolaan proses-proses bisnis tersebut diserahkan pada tim yang

diberikan kewenangan cukup dan informasi yang diperlukan. Berikut ini

merupakan struktur organisasi PT. Delta Dunia Textile.

commit to user

32
Pimpinan
perusahaan

Factory Manager

Manajer Produksi

Kabag QC Kabag Kabag Kabag Kabag Kabag


Produksi Maintenance Utility Akunting Personalia

Kasie Lab QC Kasie Kasie Kasie Utility Akunting Kasie


Produksi Maintenance Personalia

Ka Shift
Produksi

Supervisi Supervisi MTC Supervisi


Produksi Utility

Karu Karu Karu Utility Kepala Jaga


Produksi Maintenance

Karu QC Operator Mekanik Mekanik Anggota Jaga


Maintenance Utility

Gambar 3.1
Struktur organisasi PT. Delta Dunia Textile
Sumber: Data dari PT. Delta Dunia Textile

33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Adapun tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing

pegawai adalah sebagai berikut :

1. Pimpinan Perusahaan

Pimpinan perusahaan merupakan pemilik perusahaan. Tugas

Pimpinan perusahaan adalah sebagai berikut :

a. Mengetahui keadaan serta kondisi perusahaan.

b. Bertindak sebagai pengambil keputusan tertinggi dengan

mempetimbangkan saran–saran dari bawahannya.

c. Menentukan rencana jangka panjang perusahaan.

d. Mengontrol kas dan mengetahui rugi atau laba perusahaan.

2. Factory Manager

Mengendalikan dan bertanggung jawab dalam mengelola pabrik

dan menggantikan Presiden Direktur apabila yang bersangkutan

tidak ada di tempat.

3. Manajer Produksi

a. Bertanggung jawab atas kegiatan operasional perusahaan.

b. Bertanggung jawab atas perencanaan dan pengembangan

produk.

c. Bertanggung jawab atas perawatan dan perbaikan

mesin,serta peralatan produksi.

d. Bertanggung jawab atas lingkungan perusahaan.

commit to user

34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4. Kepala Bagian Quality Qontrol (QC)

a. Mengatur dan menyusun rencana serta program kerja

bidang kualitas dan mutu produksi.

b. Melaksanakan pencatatan dan membuat laporan setiap

proyek.

c. Mengawasi proses produksi secara keseluruhan sehingga

dapat menjamin tercapainya standar kualitas produk yang

dikehendaki.

5. Kepala Bagian Produksi

Tugas Kepala Bagian Produksi adalah:

a. Mengatur penggunaan bahan baku.

b. Menghasilkan barang jadi sesuai kebutuhan marketing.

6. Kepala Bagian Maintenance (MTC)

Tugas Kepala Bagian MTC adalah :

a. Melakukan perawatan mesin.

b. Membuat jadwal perawatan mesin agar menghasilkan

produk serta tidak mengganggu jalannya proses produksi.

7. Kepala Bagian Utility

Tugas Kepala Bagian Utility adalah :

a. Melakukan perawatan Instalasi pabrik.

b. Membuat jadwal perawatan Instalasi pabrik.

commit to user

35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

8. Kepala Bagian Akunting

Tugas Kepala Bagian Akunting adalah :

a. Menghitung biaya produksi dan harga pokok produksi.

b. Menyusun laporan harga pokok produksi.

9. Kepala Bagian Personalia

Kepala Bagian apersonalia bertugas mengurus masalah-

masalah yang berhubungan dengan karyawan, meliputi; seleksi

karyawan, penempatan karyawan, melatih karyawan dan

memberhentikan karyawan.

10. Kasie Lab QC

Bertugas mengkoordinasi dan mengawasi bagian laboratorium

serta menerima wewenang dan bertanggung jawab dari kepala

bagian Quality Control.

11. Akunting

Melakukan pembukuan keuangan perusahaan, administrasi,

dan penyusunan laporan keuangan perusahaan.

12. Kepala Regu Quality Control(QC)

Bertanggung jawab kepada kasie laboratorium Quality Control

dan memimpin serta mengamati hasil kerja operator QC secara

langsung.

commit to user

36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

13. Kasie Laborat Quality Qontrol

Bertugas mengkoordinasi dan mengawasi bagian laboratorium

serta menerima wewenang dan bertanggung jawab dari kepala

bagian Quality Qontrol.

14. Kasie Produksi

Bertugas mengkoordinasi dan mengawasi bagian produksi serta

menerima wewenang dan bertanggung jawab dari kepala

bagian produksi.

15. Kasie Maintenance

Bertugas mengkoordinasi dan mengawasi bagian maintenance

serta menerima wewenang dan bertanggung jawab dari kepala

bagian maintenance.

16. Kasie Utility

Bertugas mengkoordinasi dan mengawasi bagian utility serta

menerima wewenang dan bertanggung jawab dari kepala

bagian utility.

17. Kasie Personalia

Bertugas mengurusi masalah kepegawaian dan aspek

penggajian serta menerima wewenang dan bertanggung jawab

dari kepala bagian personalia.

commit to user

37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

18. Kepala Shift Produksi

Bertugas memeriksa lokasi kerja dan kelengkapan kerja,serta

membuat laporan tertulis tentang hasil kerja dan informasi

penyimpangan yang terjadi.

19. Supervisi Maintenance

Bertugas terhadap kelancaran proses mesin produksi, dan

memberi laporan kepada kasie maintenance, serta langsung

turun ke lapangan untuk mengatasi masalah yang terjadi.

20. Supervisi Utility

Bertugas terhadap kelancaran proses produksi, dan memberi

laporan kepada kasie utility serta langsung turun ke lapangan

untuk mengatasi masalah yang terjadi.

21. Supervisi Produksi

Bertugas terhadap kelancaran proses produksi, dan member

laporan kepada kepala bagian produksi, serta langsung turun ke

lapangan untuk mengatasi masalah yang terjadi.

22. Karu maintenance

Bertanggung jawab kepada supervisi maintenance dan

memimpin serta mengamati hasil kerja operator maintenance

secara langsung.

commit to user

38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

23. Karu Utility

Bertanggung jawab kepada supervisi utility dan memimpin serta

mengamati hasil kerja operator utility secara langsung.

24. Karu produksi

Bertanggung jawab kepada supervisi produksi dan memimpin

serta mengamati hasil kerja operator secara langsung.

25. Mekanik maintenance

Bertugas lapangan dan bertanggung jawab atas pekerjaan

demi kelancaran proses produksi.

26. Mekanik utility

Bertugas lapangan dan bertanggung jawab atas pekerjaan demi

kelancaran proses produksi.

27. Kepala Jaga

Bertugas mengawasi anggota jaga dan bertanggung jawab

kepada kasie personalia dalam hal keamanan.

28. Anggota jaga

Bertugas di lapangan dan bertanggung jawab atas keamanan

lingkungan perusahaan.

29. Operator

Bertugas di lapangan dan bertanggung jawab atas pekerjaan

dan hasil produksi. commit to user

39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

E. Pengembangan Karyawan dan Aspek Penggajian

1. Tenaga Kerja

Saat ini PT.Delta Dunia Textile mempunyai 3 macam status

karyawan, yaitu:

a. Sistem harian tetap

Karyawan–karyawan tersebut merupakan karyawan tetap

PT.Delta Dunia Textile. Apabila terjadi pemutusan hubungan

kerja (PHK), karyawan mendapatkan pesangon dari perusahaan

dan apabila dirumahkan oleh pihak perusahaan, karyawan akan

dapat upah berapa persen dari gaji karyawan yang

bersangkutan.

b. Sistem kontrak

PT. Delta Dunia Textile menerapkan tiga macam jangka

waktu kontrak, mulai dari 3 bulanan, 6 bulanan dan 1 tahunan.

Kontrak bisa diperpanjang apabila kinerja karyawan sesuai

dengan yang diharapkan perusahaan. Apabila pekerjaan telah

sebelum masa kontrak habis, maka sisa hari kerja harus dibayar

sesuai persetujuan.

c. Sistem borongan

Perusahaan melakukan kerjasama dengan pihak ke 3 untuk

mengerjakan suatu pekerjaan dan apabial pekerjaan tersebut

sudah selesai, selesaicommit


juga kontrak
to user tersebut.

40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Jam Kerja Karyawan

a. Shift 1 : 06.00 – 14.00

b. Shift 2 : 14.00 – 22.00

c. Shift 3 : 22.00 – 06.00

d. Dayshift dan Staft kantor : 08.00 – 16.00

Hari sabtu hanya setengah hari yaitu pukul 08.00 – 13.00

Hari minggu dan tanggal merah libur.

3. Sistem Penggajian

Pembagian gaji berdasarkan komponen yang berlaku di

perusahaan, komponenen-komponen tersebut meliputi:

a. Tunjangan pendidikan

b. Tunjangan keahlian

c. Tunjangan jabatan

d. Lembur

e. Golongan jabatan

f. Kemampuan dan usaha karyawan

Pembagian gaji di PT. Delta Dunia Textile digolongkan menjadi 3

macam, yaitu :

a. Bagi karyawan bulanan, gaji dibayarkan setiap awal bulan setiap

bulan.
commit to user

41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Bagi karyawan harian, gaji yang dibayarkan kepada karyawan

dengan hitungan harian dan dibayarkan setiap akhir minggu atau

hari sabtu. Setiap harinya mereka mendapatkan upah sejumlah

yang ditetapkan oleh pemerintah.

c. Bagi karyawan borongan, gaji yang diterima dengan kapasitas

pekerjaan yang telah dikerjakan. Pembayaran gaji dilakukan

mingguan pada hari sabtu.

4. Kesejahteraan Karyawan dan Personalia PT. Delta Dunia Textile

Kesejahteraan perlu diperhatikan oleh perusahaan karena

kesejahteraan karyawan secara tidak langsung akan mempengaruhi

kinerja karyawan. Dengan meningkatkan kesejahteraan karyawan

diharapkan dapat meningkatkan produktifitas kerja juga.

Kesejahteraan karyawan dapat berupa gaji bulanan, bonus, dan

fasilitas–fasilitas pendukung lainnya.

Usaha-usaha yang dilakukan PT.Dunia Textile untuk meningkatkan

kesejahteraan karyawan dan personalianya antara lain:

a. Penggajian bulanan dan bonus

b. Upah lembur

c. Asuransi tenaga kerja

d. Cuti

e. Koperasi

f. Tempat ibadah
commit to user
g. Kantin
42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Kenaikan gaji pada PT. Delta Dunia Textile dilakukan secara

berkala berdasarkan:

a. Prestasi kerja didasarkan pada absensi dan kontribusi yang

diberikan kepada perusahaan.

b. Lamanya kerja atau loyalitas kepada perusahaan.

c. Jenjang pendidikan (SD, SMP, SMU/SMK, D3, S1, S2)

d. Sewaktu-waktu bila ada Peraturan Pemerintah tentang kenaikan

Upah Minimum Regional (UMR).

Kebijaksanaan yang diberikan PT. Delta Dunia Textile apabila

karyawan tidak masuk kerja dengan cara sebagai berikut:

a. Apabila karyawan tidak masuk kerja sampai 6 hari berturut-turut

tanpa adanya keterangan yang jelas akan mendapatkan surat

peringatan pertama (SP 1)

b. Apabila pemberian SP 1 tidak dihiraukan sama sekali oleh yang

bersangkutan maka perusahaan akan memberikan surat

peringatan kedua (SP 2)

c. Surat peringatan ketiga (SP 3) diberikan oleh perusahaan

apabila tidak ada perubahan dari karyawan yang bersangkutan,

dengan itu karyawan tersebut dianggap mengundurkan diri dari

PT. Delta Dunia Textile.

commit to user

43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

F. Laporan Magang Kerja

1. Pengertian Magang Kerja

Magang kerja adalah suatu praktek kerja nyata sebagai

syarat bagi pelaksanaan pembuatan tugas akhir pada Fakultas

Ekonomi D3 Manajemen Industri yang dimaksudkan untuk

memberikan kesempatan kepada mahasiswa dalam pengamatan

dilapangan menggunakan materi-materi yang didapat selama

kuliah. Dengan adanya magang mahasiswa diharapkan dapat

memperoleh media untuk mendapatkan pengalaman sejak dini

untuk melatih kemampuan yang nantinya banyak digunakan

dibidang usaha industri.

2. Tujuan Magang Kerja

a. Mahasiswa dapat melihat dan mencoba untuk belajar dalam

penerapan teori yang telah dipelajari selama masa perkuliahan

dengan realita yang ada dilapangan.

b. Agar lebih mengenal dan mengetahui lokasi kerja praktek

secara umum yaitu PT. Delta Dunia Textille.

c. Agar mahasiswa mengetahui permasalahan-permasalahan

yang dihadapi oleh perusahaan industry dan juga cara

pemecahannya.

d. Untuk mengenal dan merasakan sendiri situasi dan kondisi

kerja yang sebenarnya.

commit to user

44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3. Kegiatan Selama Magang Kerja

Magang kerja dilakukan di PT. Delta Dunia Textile

Tasikmadu, Karanganyar. Magang kerja dilaksanakan mulai

tanggal 01 Februari 2011 sampai dengan 02 Maret 2011. Magang

kerja dimulai pukul 08.00 sampai pukul 16.00 WIB. Pada

pelaksanaan magang kerja mahasiswa diwajibkan memakai kemeja

putih, bercelana hitam dan bersepatu.

Berikut jadwal magang penulis selama satu bulan di PT. Delta

Dunia Textile di minggu pertama:

a. Melakukan wawancara langsung kepada para karyawan PT.

Delta Dunia Textile.

b. Melakukan observasi langsung pada bagian produksi untuk

melihat langsung pada bagian produksi perusahaan.

Minggu ke 2:

a. Melakukan studi pustaka dengan melihat dokumen-dokumen

yang ada pada perusahaan.

b. Mencatat data-data apa saja yang diperlukan penulis untuk

melakukan penulisan tugas akhir.

Minggu ke 3 dan ke 4:

Mencatat data-data yang berhubungan dengan:

a. Gambaran umumcommit
perusahaan
to user PT. Delta Dunia Textille.

45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Data urutan proses produksi layout perusahaan.

c. Lama waktu dan kuantitas produksi per hari.

d. Struktur organisasi dan job description.

e. Kegiatan-kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan

proses produksi.

Demikian laporan magang yang telah dilaksanakan oleh

penulis. Melalui magang ini, penulis diharapkan dapat mengetahui

bagaimana sistem produksi PT. Delta Dunia Textile .

commit to user

46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

G. Layout perusahaan

Unit C 1 Unit D

commit
Gambar 3.2 (Layout Letak Mesin to userPT. Delta Dunia Textile)
Produksi
Sumber: Data dari PT. Delta Dunia Textile.
47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Keterangan:

1. Area Blowing

2. Area Carding

3. Area Drawing

4. Area Roving

5. Area RSF (Ring Spinning Frame)

6. Area Winding

7. Area Packing

PT. Delta Dunia Textile terbagi menjadi dua bagian, setiap bagian

terdiri dua unit yaitu unit A dan B, dan unit C dan D. Untuk unit A dan B

terdapat di bagian depan perusahaan, sedang unit C dan D terdapat di

bagian belakang perusahaan. Setiap unit memiliki pekerjaan yang sama

dan proses yang sama. Sedangkan untuk unit A dan B penulis tidak

melakukan observasi dikarenakan lebih memfokuskan ke unit C dan D.

commit to user

48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

H. Alur Proses Produksi


Bahan Baku

Blowing

Carding

Proses Cotton Proses Polyester, Rayon

Silver Lap Pre Dawing

Ribbon Lap Drawing (breaker)

Combing

Roving

RSF

Winding

Packing

Gudang

Gambar 3.3
Proses Produksi PT. Delta Dunia Textille
Sumber: Data dari PT. Delta Dunia Textile.

commit to user

49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Adapun tahapan-tahapan alur proses produksi yang ada di PT. Delta

Dunia Textile sebagai berikut :

1. Bahan Baku

PT. Delta Dunia Textile adalah salah satu perusahaan yang

bergerak dalam bidang pemintalan benang sehingga bahan baku

utamanya adalah kapas (cotton), semi shyntetic (rayon) dan bahan

baku full shyntetic (polyester). Bahan baku tersebut didatangkan

dari dalam negeri maupun luar negeri. Bahan baku kapas yang

dimpor dari perusahaan yang ada di Negara Benin, India, China

dan Amerika selatan. Dan untuk bahan baku serat buatan

(shyntetic) di datangkan dari produsen dalam negeri.

Dalam mendatangkan bahan baku perusahaan melakukan

control kualitas sangat ketat, hal itu dilakukan untuk menjaga mutu

dari produk yang dihasilkan. Pemeriksaan dilakukan oleh bagian

Quality Qontrol.

Faktor–faktor yang mempengaruhi kualitas bahan baku antara lain:

a. Strength atau kekuatan tarik serat

Hal ini sangat berpengaruh terhadap hasil produksi.

b. Kehalusan atau micronaire

Kehalusan bahan baku sangat berpengaruh terhadap sistem

penyerapan saat proses pewarnaan.


commit to user

50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c. Kontaminasi

Apabila ada bahan baku yang terkontaminasi benda lain, yang

pada akhirnya akan menimbulkan masalah pada mutu produk

yang dihasilkan.

d. Bahan baku busuk

Berpengaruh pada kualitas hasil produk maupun sliver (rapuh,

belang).

e. Bahan baku basah

Apabila bahan baku basah dapat mempengaruhi mutu produk

produk yang dihasilkan (rapuh, belang dan mudah putus).

f. Banyak kotoran (trash)

Jika terdapat kotoran dalam bahan baku yang dipakai maka

dapat berpengaruh pada mutu produk, kotor, rapuh dan belang

pada saat pewarnaan.

g. Banyak Neps

Berpengaruh pada hasil akhir produk akan terjadi bintik-bintik

pada benang.

Sebelum masuk ke proses blowing bahan baku di mixing terlebih

dahulu, Mixing merupakan tahapan untuk mempersiapkan bahan baku

untuk produksi agar sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan

sebelumnya dan sesuai juga dengan standar kualitas yang diharapkan.


commit to user

51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Faktor–faktor yang menentukan kualitas dalam proses mixing

adalah:

a. Kerataan mixing

Berpengaruh pada warna saat pencabikan awal yang berakibat

belang pada benang hasil produksi.

b. Warna

Apabila antar mixer terjadi perbedaan dalam penentuan

komposisi bahan baku akan mengakibatkan belang pada hasil

produksi maupun pada saat pewarnaan benang.

c. Persentase reused

Hal ini mengakibatkan benang hasil produksi mudah putus serta

banyak benang yang tebal tipis.

2. Blowing

Berfungsi untuk mencabik bahan baku agar lebih terurai dan

memisahkan kotoran dari kapas.

Faktor-faktor yang menentukan kualitas adalah:

a. Multi mixer tidak penuh

Apabila multi mixer tidak penuh mengakibatkan suplay ke mesin

Carding tidak sesuai kebutuhan akibatnya sliver tebal tipis.

b. Sering Jamming
commit to user
Apabila sering terjadi jamming, sliver akan tebal tipis.
52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c. Persentase waste tinggi atau rendah

Apabila presentase waste rendah atau sedikit akan

berpengaruh pada bahan baku yang banyak terbuang,

sedangkan apabila terlalu banyak akan berpengaruh pada :

1) Kekuatan tarik benang akan berkurang

2) Timbul bulu pada benang

3) Timbul bintik-bintik maupun tebal tipis

3. Carding

Carding berfungsi untuk menyejajarkan serat dan pembentukan

sliver. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas adalah :

Chute tidak rata

a. Hal ini akan mengakibatkan sliver menjadi tidak rata, akibatnya

hasil produk pun menjadi tebal tipis.

b. Kebersihan mesin

Apabila mesin dalam kondisi kotor akan membuat sliver

menjadi kotor juga.

c. Wire tidak rata atau tumpul

Hal ini akan berakibat timbulnya bintik-bintik maupun variasi

kerataan sliver tinggi.

d. Can rusak

commit to user

53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Apabila Can rusak akan alur sliver pun menjadi rusak,akibatnya

sliver menjadi tebal tipis dan hasil produk pun tebal tipis juga.

e. Cara membawa can yang salah

Apabila hal tersebut terjadi dapat mengakibatkan kerusakan

alur sliver dan mengakibatkan hasil produk tebal tipis.

4. Drawing

Berfungsi sebagai perangkapan sliver untuk mendapatkan kerataan

sliver, serta variasi gram atau grain per meter sesuai dengan yang

diharapkan. Faktor- faktor yang mempengaruhi kualitas antara lain:

a. Sliver bersinggungan

Bila saat jalan antar sliver bersinggungan atau bergesekan akan

terjadi kerusakan susunan fibre yang akan berakibat terkikisnya

sebagian kandungan fibre, hal ini dapat menjadikan benang

tebal tipis.

b. Sliver kurang rangkapannya.

Hal ini akan mengakibatkan kurangnya kandungan fibre,

sehingga akan mengakibatkan benang menjadi tipis atau halus

(thin).

c. Sliver terlalu banyak rangkapannya.

commit to user

54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Hal ini akan mengakibatkan kelebihan kandungan fibre,

sehingga benang menjadi tebal (thick).

d. Sambungan tebal tipis

Apabila dalam proses penyambungan sliver terlalu tebal

ataupun tipis akan mengakibatkan benang menjadi tebal tipis.

e. Sliver pecah

Apabila sliver pecah–pecah saat proses drawing menyebabkan

kandungan fibre pada sliver berkurang akibat nya benang

menjadi tipis (thin).

f. Kebersihan mesin kurang terjaga

Apabila mesin kotor maka akan dapat mengotori sliver.

Sehingga benang yang dihasilkan pun terdapat bercak kotor.

5. Ribbon Lap

Fungsi mesin ini adalah memproses sliver carding menjadi bentuk

gulungan Lap (gulungan bentuk silinder).

Tujuannya untuk mendapatkan kerataan, serta berfungsi untuk

menentukan berat per meter lap.

Faktor–faktor yang mempengaruhi kualitas:


commit to user

55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a. Rangkapan kurang

Akan mengakibatkan berat atau jumlah rangkapan kurang yang

mengakibatkan lap tipis.

b. Kebersihan

Kebersihan harus selalu dijaga apabila mesin kotor dapat

mengakibatkan lap kotor dan timbul slub-slub.

6. Combing

Fungsinya untuk memproses lap menjadi sliver, serta pengambilan

waste ( NOIL).

Faktor–faktor yang mempengaruhi kualitas :

a. Lebar lap kurang

Mengakibatkan benang menjadi tipis atau kecil.

b. Kondisi lapping jalan

Akan mengakibatkan sliver menjadi tebal tipis dan menjadikan

sliver kotor.

c. Persentase noil terlalu rendah

Akan mengakibatkan drafting tidak sempurna,akibatnya sliver

menjadi tebal (thick).

d. Persentase noil terlalu tinggi

Akan menimbulkan sliver banyak nep.


commit to user

56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

e. Kebersihan kurang

Akan mengakibatkan sliver kotor, timbul slub-slub.

7. Roving

Berfungsi untuk melakukan proses pengubahan sliver menjadi

benang besar atau kasar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas:

a. Sliver bersinggungan

Pada saat jalan terjadi gesekan antar sliver akan

mengakibatkan berkurangnya kandungan fibre, mengakibatkan

roving menjadi tebal tipis (benang tipis atau thin).

b. Sliver pecah

Kandungan fibre berkurang, akibatnya benang akan tipis atau

thin.

c. Sambungan tebal tipis

Akan mengakibat benang menjadi tebal tipis.

d. Roving gulungan gembus

Bisa diakibatkan roving tipis, telat sambung maupun lilitan tidak

sama.

e. Mesin kotor atau kebersihan kurang terjaga

Akan mengakibatkan benang kotor dan slub.


commit to user

57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

8. RSF ( Ring Spinning Frame )

Fungsinya untuk mengubah benang dari proses roving menjadi

benang dalam bentuk cop atau tube.

Faktor–faktor yang mempengaruhi kualitas:

a. Roving silang

Akan mengekibatkan gesekan antar roving yang mengakibatkan

benang menjadi tipis (thin).

b. Bobbin hanger atau holder seret.

Hal ini akan mengakibatkan tarikan tidak stabil akibatnya

benang menjadi tebal tipis.

c. Roving double

Mengakibatkan benang menjadi besar (thick akibat roving

double)

d. Roving pecah

Mengakibatkan benang menjadi tipis dan halus.

e. Tanpa distance clip

Mengakibatkan benang menjadi besar atau kasar.

f. Snail wire cacat

Mengakibatkan benang berbulu dan bintik–bintik

commit to user

58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

g. Snail wire tidak center dengan spindle

Mengakibatkan benang tidak seimbang (sama) dan membuat

beneng berbulu dan mudah putus.

h. Cop atau tube cacat

Mengakibatkan saat dilakukan proses winder benang tidak

habis.

i. Spindle kendor

Mengakibatkan tarikan kurang dan benang menjadi rapuh.

j. Traveller salah nomer atau terbakar

Apabila terjadi salah nomer traveler, benang dalam gulungan

cop gembos dan berbulu. Sedangkan apabila traveller terbakar

mengakibatkan benang banyak yang putus dan berbulu.

9. Winding atau Winder

Prinsipnya proses penggulungan benang dari bentuk cop menjadi

bentuk cones.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas:

a. Salah cone

Akan mengakibatkan tercampurnya benang satu dengan

benang lain yang lain jenis (nomor benang maupun material).

commit to user

59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Yam Clearer tidak sensitive

Benang abnormal (thin, thick, tebal tipis) tidak terpotong dan

lolos.

c. Tekanan kompresor kurang

Mengakibatkan saat splicer bekerja kurang maximal,

menjadikan sambungan benang kurang kuat atau lemah.

d. Angin Blower kurang kuat

Bisa mengakibatkan entanglement pada benang, karena waste

tidak tertarik masuk blower.

e. Posisi cone tidak sejajar drum

Hal ini mengakibatkan jalannya penggulungan benang dari cop

tidak sempurna.

10. Packing

Prinsipnya melakukan pembungkusan sampai pengepakan benang

Cone.

Faktor-faktor yang harus diperhatikan :

a. Pembungkusan kantong plastik

Hal ini dilakukan bertujuan untuk menghindari terjadinya benang

kotor maupun basah.

commit to user

60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Penimbangan benang

Hal ini berfungsi untuk berat sesuai yang ditentukan (batas

minimal-batas maksimal) per karung atau per ball benang (isi

Cone, Berat).

c. Penataan karung atau box over

Kesalahan dalam penataan karung atau box over dapat

mengakibatkan kerusakan paper cone maupun benang.

11. Gudang

Bagian gudang hanya berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan

benang-benang yang sudah melaui proses pengepakan sebelum

benang-benang tersebut diangkut dan dikirim kepada buyer.

I. Pembahasan

1. a. Layout yang digunakan dalam proses produksi

Berdasarkan proses produksi yang dilakukan oleh PT. Delta

Dunia Textile, layout produksi yang digunakan adalah layout

produk (layout garis), ini dapat dilihat dengan cara proses

produksinya yang dilakukan akan mempengaruhi proses

produksi selanjutnya atau bisa dikatakan proses produksi baru

bisa berjalan apabila proses sebelumnya telah selesai.

commit to user

61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Efektivitas dan efisiensi proses produksi

Efektivitas dan efisiensi pada produksi di PT. Delta Dunia

Textile dengan siklus kerja perusahaan 163 menit.

Tabel 3.1
Siklus kerja 163 menit sebagai dasar yang ditentukan perusahaan.

Stasiun kerja 1 2 3 4 5 6 Total waktu

Waktu komulatif 120 65 90 75 80 163 593

Siklus kerja 163 163 163 163 163 163 978

Waktu nganggur 43 98 73 88 83 0 385

Sumber: Data dari PT. Delta Dunia Textile yang diolah

Efektivitas =

=58%

Sedangkan efisiensi dapat diketahui dengan cara:

Efisiensi = 100% - Penundaan

= 100% - 39,36%

=60,64%

commit to user

62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Penundaan =

= 39,36%

Output perhari perusahaan =

= 8,83 proses perhari

Dari perhitungan diatas dapat diketahui efektivitas di perusahaan

sebesar 58% dan efisiensin perusahaan adalah 60,64%.

Sedangkan penundaan 39,36%.dan Output perhari perusahaan

8,83%

2. Efektif dan Efisien suatu layout berdasarkan siklus kerja yang

ditentukan penulis.

Dalam penerapan metode line balancing, pembagian elemen

kerja bertujuan untuk mengetahui efisiensi dan efektivitas dari

suatu layout dengan mengidentifikasi pekerjaan dan mencatat

urutan pekerjaan yang ada beserta waktu penyelesaiaannya.

Efisiensi dan efektivitas layout pada proses produksi benang di PT.

commit to user

63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Delta Dunia Textile dapat di lihat dengan urutan pekerjaan dan

waktu penyelesaikannya adalah:

Tabel 3.2
Proses produksi PT. Delta Dunia Textille
Pekerjaan yang
Pekerjaan Simbol
No mendahului Waktu (menit)

1 Blowing A - 120

2 Carding B A 65

3 Drawing C B 90

4 Flayer/Roving D C 75

5 RSF E D 80

6 Winding F E 118

7 packing G F 45

Total waktu penyelesaian 593

Sumber : Data dari PT. Delta Dunia Textile yang diolah

aaA B C D E F G

Gambar 3.4
Jaringan Kerja Produksi

commit to user

64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Untuk menetukan banyaknya stasiun kerja yang ada dalam proses

pekerjan ini, maka menggunakan rumus sebagai berikut:

N= Dimana :N: stasiun yang dibuat

D: produksi (proses)

T: waktu proses total produksi

(satuan menit)

t : waktu kerja per hari (satuan menit)

Perusahaan telah menentukan jumlah produksi benang sebanyak

15 ton, dengan total waktu proses produksi 593 menit dan waktu

kerja per hari 24 jam. Maka jumlah stasiun kerja dapat diperoleh

sebagai berikut:

= 6,17 (dibulatkan 6 stasiun kerja)

Berdasarkan jumlah stasiun kerja yang diperoleh, elemen

pekerjaan yang ada dapat dikelompokkan kedalam stasiun kerja,

dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

commit to user

65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Table 3.3
Table pengelompokan elemen pekerjaan kedalam stasiun kerja

Stasiun kerja 1 2 3 4 5 6

Elemen A B C D E F,G

Waktu 120 65 90 75 80 163

Menentukan kapasitas maksimum dan siklus kerja (cycle time)

yang diinginkan. Sebagai dasar waktu kerjanya menggunakan waktu dan

elemen terlama yaitu 120. Untuk mengetahui perusahaan telah bekerja

dengan kapasitas maksimal / belum dapat diketahui dengan perhitungan

sebagai berikut:

Kapasitas maksimum (Q max)=

=12 kali proses per hari

Cycle time yang diijinkan =

=120 menit.

commit to user

66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 3.4
Analisis bedasarkan LOT (Longes Operation Time). siklus kerja 120
menit dengan 6 satuan kerja.
Stasun kerja 1 2 3 4 5 6 Total Waktu

Waktu komulatif 120 65 90 75 80 163 593

Siklus kerja 120 120 120 120 120 120 720

Waktu nganggur 0 55 30 45 40 -43 127

Sumber: Data dari PT. Delta Dunia Textile yang diolah

Dari table diatas dapat dilihat berapa besarnya waktu penundaan

Penundaan =

= 17,64%

Efisiensi = 100% - penundaan

= 100% - 17,64%

= 82, 36%

commit to user

67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Dari perhitungan diatas dengan siklus waktu 120 menit, kapasitas

maksimum yang dicapai perusahaan adalah 12 kali proses perhari dengan

persentase penundaan 17,64%, efisiensi produksi 82,36%.

Menghitung efektivitas

Efektivitas lini adalah kapasitas yang diinginkan dan dapat

dicapai perusahaan dengan siklus kerja 120 menit. Total output

perhari yang bisa dicapai adalah:

Output perhari =

= 12 kali proses perhari

Dari hitungan tersebut maka efektivitas didapat diketahui dengan:

Efektivitas =

=80%

Dengan siklus waktu 120 menit, kapasitas maksimum yang dicapai

perusahaan 12 proses perhari dengan persentase penundaan 17,64%,


commit to user

68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

efisiensi produksi 82,36% dan efektivitasnya sebesar 80%, output yang

dicapai 12 kali proses perhari.

Perbandingan antara efisiensi dan efektivitas dari perusahaan dan penulis

adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5
Perbandingan siklus kerja

Perusahaan dengan siklus Penulis dengan siklus


kerja 163 menit kerja 120 menit

Efisiensi 60,64% 82,36%

Efektivitas 58% 80%

Penundaan 39,36% 17,64%

Setelah melihat perhitungan yang dilakukan oleh penulis terlihat bahwa

perbandingan antara siklus kerja dari perusahaan yaitu 163 menit dan

penulis yaitu 120 menit, lebih efektif dan efisien jika menggunakan siklus

kerja 120 menit.

commit to user

69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pengamatan dan data yang diperoleh di PT. Delta

Dunia Textile dapat diambil kesimpulan:

1. Layout yang digunakan di PT. Delta Dunia Textile adalah layout

garis, Karena proses produksi yang dilakukan merupakan proses

produksi terus menerus (countinues proses).

2. Proses produksi pada PT. Delta Dunia Textille terdiri dari 7 proses

produksi dalam pembuatan benang.

3. Proses produksi pad PT. Delta Dunia Textille antara lain: Blowing,

Carding, Drawing, Flayer/Roving, RSF, Winding, Packing.

4. Urutan proses produksi yang ada terbagi dalam 6 stasiun kerja

yaitu: pekerjaan A termasuk kedalam stasiun kerja pertama,

pekerjaan B termasuk kedalam stasiun kerja ke dua, C terdapat

kedalam stasiun kerja ke tiga, D terdapat kedalam stasiun kerja ke

empat, E terdapat kedalam stasiun kerja ke lima, dan yang terahir

F-G meliputi stasiun kerja ke enam.

5. Proses produksi menggunakan 6 stasiun kerja dengan siklus waktu

120 menit, kapasitas maksimum yang dicapai perusahaan 12

proses perhari dengan persentase penundaan 17,64%, efisiensi

commit to user

70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

produksi 82,36% dan efektivitasnya sebesar 80%, output yang

dicapai 12 kali proses perhari.

6. Sedangkan menggunakan dengan siklus waktu 163 menit,

persentase penundaan 39,36%, efisiensi produksi 60,64% dan

efektivitasnya sebesar 58%, output yang dicapai 8,83 kali proses

perhari.

B. SARAN

Berdasarkan analisa yang dilakukan penulis mencoba memberikan

saran yang mungkin dapat berguna bagi perusahaan yaitu:

1. Perusahaan hendaknya lebih memantau kinerja

setiap stasiun kerja agar proses produksi tetap berjalan dengan

lancar.

2. Sebaiknya perusahaan menggunakan siklus

kerja terkecil agar efisiensi dan efektivitas dapat dicapai.

3. Hendaknya perusahaan mengevaluasi

penempatan mesin-mesin dan peralatan pada proses produksi,

jika ada sebagian yang tidak terpakai lebih baik disingkirkan

karena akan berpengaruh pada proses produksi, selain itu juga

bisa mengganggu kelancaran aktifitas pada proses produksi.

commit to user

71

Anda mungkin juga menyukai