(PADI) Pembahasan To 3A Maret 2018
(PADI) Pembahasan To 3A Maret 2018
1 A. Minimal change
disease
• bengkak seluruh tubuh sejak 5 hari lalu
• Tidak ada riwayat demam maupun sakit
tenggorokan sebelumnya
• proteinuria +4, ureum 20 mg/dl, kreatinin
0,8 mg/dl, kreatinin urin 150 mg/dl.
Sumber : medscape
Faktor Risiko Inkontinensia urin
tipe stress
• Age > 40 th
• race/ethnicity asia lebih jarang
• BMI > 30
• Diabetes
• Smoking
• Parity
• Riw. hysterectomy
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/P
MC1363686/
Tatalaksana
• Stress incontinence: Pelvic floor physiotherapy, anti-
incontinence devices, and surgery
• Urge incontinence: Changes in diet, behavioral
modification, pelvic-floor exercises, and/or medications
and new forms of surgical intervention
• Mixed incontinence: Pelvic floor physical therapy,
anticholinergic drugs, and surgery
• Overflow incontinence: Catheterization regimen or
diversion
• Functional incontinence: Treatment of the underlying
cause
Jawaban Lainnya
• A. Berdiri lama tidak pengaruh
• B. Usia bila lebih > 40 th
• C. Pekerjaan Guru tidak pengaruh
• E. Kebiasaan menggunakan popok tidak
pengaruh
Jadi, faktor yang paling mungkin
pada pasien ini adalah…
2 D. Obesitas yang dialami
oleh pasien
3 C. Kriptorkismus
3 C. Kriptorkismus
4 C. Gagal ginjal akut tahap
failure
• tidak ada BAK sejak kemarin
• diare dengan frekuensi mencapai 20 x/hari
• muntah 2x/hari
• TD 100/70 mmHg, nadi 110 x/menit, suhu
37,2 C dan laju napas 24 x/menit
• mata cowong, kulit kering, mulut kering,
pengisian vena jugularis (-) dan turgor
kembali sangat lambat
Diare akut dehidrasi hipovolemia
gagal ginjal akut
Gagal Ginjal Akut (AKI)
• Perburukan fungsi ginjal yang cepat dan tiba-tiba,
ditandai dengan oligouira/anuria serta peningkatan
kreatinin. Biasanya disebabkan hipovolemik (karena
nekrosis tubular akut).
• Penyebab dapat dibagi menjadi:
• Pre renal
• Intrinsic Renal
• Post renal
• Oligo/anuria
• Azotemia
• Mual dan
muntah
• Sesak Napas
• Edema
• Kelelahan
• Dehidrasi
• Pruritus
Jawaban Lainnya
• A. Gagal ginjal akut tahap risk UO < 0,5 ml/kgbb
selama 6 jam
• B. Gagal ginjal akut tahap injury UO < 0,5
ml/kgbb selama 12 jam
• D. Gagal ginjal akut tahap loss persisten selama
4 minggu
• E. Gagal ginjal kronis dengan gangguan ginjal akut
persisten 3 bulan
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
C. Gagal ginjal akut tahap
4 failure
5 A. ESWL
Sumber : https://www.auanet.org/education/kidney-stones.cfm
Jawaban Lainnya
• B. Percutaneus nephrostomy = PCNL
• C. Open nephrostomy = open lithotomy
• D. Ureteroscopy
• E. Anatropic nephrolithotomy for large multiple-
branched staghorn calculi with infundibular
stenosis.
Jadi, tatalaksana pasien ini adalah…
5 A. ESWL
6 E. Uretra
Hidrokel Varikokel
• Biasanya asimptomatik, • Asimptomatik, namun
hanya teraba testis berhubungan dengan
membesar dan tidak infertilitas dan
simetris terkadang bisa nyeri
• Testis teraba skrotal
• Tes transiluminasi (+) • Teraba kantong cacing
• Tes transiluminasi (-)
Varikokel
Jawaban Lainnya
• A. Obstruksi vas deferens bilateral bisa infertil
hingga azoospermia, jarang, nyeri (-)
• B. Bilateral agenesis vas deferens kongenital,
infertil, hingga azoospermia, nyeri (-)
• C. Orchitis riw. Mumps +, nyeri skrotum,
demam, infertil (-)
• D. Epididimitis nyeri, phren +, kremaster +,
infertil (-)
Jadi, kemungkinan diagnosispasien
ini adalah…
8
E. Varikokel
9 A. Nefritis lupus
9 A. Nefritis lupus
10 A. Torsio testis
10 A. Torsio testis
11 B. Repair laparoskopi
• kecelakaan sepeda motor dan
perutnya terbentur stang motor
saat sedang menahan BAK buli
penuh
• distensi abdomen (+)
• nyeri suprapubik (+)
• saat dipasang kateter keluar urin
bercampur darah sebanyak 500 cc.
• Foto BNO menunjukkan
• gambar sebagai berikut :
Ruptur Buli
Ruptur Buli Ekstraperitoneal Ruptur Buli Intraperitoneal
Paling sering terjadi Lebih jarang
Berasosiasi dengan fraktur pelvis Berasosiasi dengan cedera langsung
(sudden force) pada kandung kemih yang
penuh
Flame shaped ekstravasasi kontras ke Organ intraperitoneal dibatasi kontras
regio obturator/ ruang prevesicular
Retzius
Tatalaksana : kateter foley 7-14 hari Tatalaksana : repair laparoskopi
Sumber : medscape
Jadi, tatalaksana pasien ini adalah…
11 B. Repair laparoskopi
12 D. Skizoafektif
• tidak bisa tidur dengan nyenyak
• Tiap malam selalu merapikan tempat tidurnya
sekaligus membongkar-bongkar lemari
pakaiannya
• mencari pakaian yang paling bagus untuk
dipakai di hari pernikahannya dengan Michael
Jackson
• ia dapat mendengarkan suara Michael Jackson
yang sedang bernyanyi di telinganya sejak 2
bulan lalu
• Riwayat penggunaan obat-obatan terlarang
disangkal oleh pasien.
Gangguan Skizoafektif
• Diagnosis ditegakkan apabila gejala-gejala definitif
skizofrenia dan gangguan afektif sama-sama
menonjol pada saat bersamaan, atau dalam
rentang beberapa hari sesudah yang lain dalam
satu periode yang sama
• Episode penyakit tidak memenuhi kriteria
skizofrenia maupun episode manik atau depresif
• Jenis skizoafektif:
• Gangguan skizoafektif tipe manik
• Gangguan skizoafektif tipe depresi
• Gangguan skizoafektif tipe campuran
12 D. Skizoafektif
C. Retardasi Mental
13 Sedang
• Anak dengan masalah belajar dan aktivitas
sehari-hari
• IQ = 49
14 B. Vaginismus
15 B. Episode depresi sedang
• insomnia
• mengalami kegagalan bisnis
• malas bekerja
• menarik diri dari lingkungannya
• malas untuk makan
• malas berhubungan seksual dengan istri
• ia tidak memiliki ide bunuh diri
Klasifikasi Depresi PPDGJ
GEJALA UTAMA GEJALA TAMBAHAN
0 Mood depresif (selalu murung,
menangis)
0 Lelah, energi menurun, tidak 0 Konsentrasi berkurang
bersemangat beraktivitas 0 Percaya diri berkurang
0 Minat dan kegembiraan hilang 0 Rasa bersalah dan tidak
berguna
0 Pandangan masa depan
0 KASUS suram
0 Depresi sedang ada 0 Ide bunuh diri
gangguan dalam melakukan
kegiatan sosial/pekerjaan 0 Tidur terganggu
0 tanpa gejala psikotik 0 Nafsu makan kurang
Sumber: Panduan pelayanan departemen psikiatri FKUI
Depresi
• Gangguan suasana perasaan berupa mood yang
turun, berlangsung minimal 2 minggu.
• MLM M-ood turun, L-elah terus, M-inat hilang
• Klasifikasi:
• Ringan: gangguan ringan dalam keseharian
• Sedang: gangguan dalam beberapa aspek kehidupan,
biasanya muncul beberapa gejala somatis seperti
gangguan seksual, keluhan tubuh, sakit kepala, dll.
• Berat: biasanya ada gejala psikotik (waham, halusinasi)
atau upaya bunuh diri
Jawaban Lainnya
• A. Episode depresi ringan gangguan ringan
dalam keseharian
• C. Episode depresi berat ada ide bunuh diri
• D. Siklotimia ketidakstabilan suasana perasaan,
banyak periode depresi ringan dan elasi ringan
• E. Distimia persistent depressive disorder
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
17 C. Skizofrenia herbefrenik
18 E. Halusinasi Kinestetik
18 E. Halusinasi Kinestetik
19 D. Gangguan dismorfik
tubuh
• merasa penampilan tidak menarik
• merasa lebih jelek di bandingkan saudara
perempuannya
• berniat mengoperasi wajahnya terutama
bagian hidungnya karena dirasa kurang
mancung
• pernah menjuarai kontes kecantikan di
kotanya
Diagnosis ?
• Gangguan somatisasi: banyak keluhan fisik pada
berbagai organ, berulang, dan sering berubah-
ubah. Tidak ada kelainan saat pemeriksaan, selama
minimal 6 bulan
• Tx: dapat diberikan SSRI seperti fluoksetin, psikoterapi
• Hipokondriasis: pasien percaya bahwa dia
menderita suatu penyakit tertentu ("saya sakit
kanker dok'), dan tetap kukuh walaupun sudah
dibuktikan tidak ada kelainan doctor shopping
20 C. Benztropin PO
21 B. Defisiensi Fe
22 C. Somnambulisme
E. Gangguan
23 Penyesuaiain
•Anak 13 th
•murung sejak 2 bulan
•tidak nafsu makan
•enggan berangkat ke sekolah
•terlihat malas belajar
•cenderung menyendiri
•tidak mau bermain dengan teman barunya
•terjadi sejak ia pindah sekolah
•Sebelumnya, anak yang ceria dan punya banyak
teman
Gangguan yang dialami?
Gangguan Penyesuaian
• Akibat respon maladaptif, atau tidak sehat,
• terhadap peristiwa kehidupan yang berubah atau
kesedihan stress
• Rendahnya tingkat adaptasi kemudian
menyebabkan perkembangan gejala emosional
atau perilaku
• Adanya stressor perubahan prilaku. Jika stressor
dihilangkan, kondisi kembali ke keadaan semula
Jawaban Lainnya
• A. Kepribadian antisosial melanggar peraturan
• B. Kepribadian skizoid dari awal suka menyendiri
• C. Gangguan cemas cemas berlebihan
• D. Fobia sosial dari awal grogi menghadapi
publik
Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
23 E. Gangguan penyesuaian
B. Menyarankan pasien mengurus
24 kartu kepesertaan BPJS kesehatan
non-PBI
• memiliki penyakit asma yang sering kambuh
• tidak memiliki jaminan kesehatan
• wiraswasta dengan pendapatan sekitar 7
juta rupiah per bulannya
Apa yang sebaiknya dilakukan oleh dokter
terhadap pasien?
http://www.jkn.kemkes.go.id
http://www.jkn.kemkes.go.id
Jawaban Lainnya
• A. Meminta pasien berobat ke klinik non-BPJS karena
pelayanan lebih baik untuk pasien umum yang
membayar sendiri tidak pengaruh, kepesertaan BPJS
bersifat wajib
• C. Menyarankan pasien mengurus kartu kepesertaan
BPJS kesehatan PBI pasien bukan warga miskin
• D. Menyuruh pasien meminta kartu JAMKESDA pada
pengurus daerah setempat pasien bukan warga
miskin
• E. Menolak melayani pasien karena klinik bekerja sama
dengan BPJS klinik yang bekerja sama dengan BPJS
juga boleh melayani non-BPJS
Jadi, yang seharusnya dilakukan
dokter adalah…
25 C. Kapitasi
C. Gelombang P rendah, lebar, dan
26 memiliki cekungan pada lead II
• Gambaran EKG?
Hypertensive heart disease
• Komplikasi HT pada jantung
• Manifestasi klinis berupa CHF dengan/tanpa LVH
• Pada HHD terjadi gagal jantung kiri, yang diawali
dengan LVH lama-lama menjadi LAE juga P
mitral
Lily, 2011
Life in the fast lane
Life in the fast lane
Jawaban Lainnya
• A. ST elevasi pada lead II, III, avf STEMI inferior
• B. ST depresi dan inversi simetris gelombang T pada
lead V5 dan V6 NSTEMI lateral
• D. Interval PR lebih dari 0.2 detik AV blok derajat
1, keluhan asimptomatik
• E. Rasio gelombang R dan S pada lead V1 lebih dari
1 RVH, bisa mengarah ke gejala kongesti
Jadi, gambaran EKG adalah…
C. Gelombang P rendah, lebar, dan
26 memiliki cekungan pada lead II
27 D. Norepinefrin
• Terapi?
Jenis shock
• Shock hipovolemik : kehilangan cairan intravaskular, ec
: diare, perdarahan (shock hemoragik), dll
• Shock kardiogenik : kegagalan pompa jantung, ec :
infark miokardium, gagal jantung, dll
• Shock distributif : terjadi vasodilatasi pembuluh darah,
ec : anafilaktif (shock anafilaktik), trauma medula
spinalis (shock neurogenik), infeksi sistemik (shock
sepsis), dll
• Shock obstruktif : terdapat gangguan aliran balik darah
ke jantung, ec : tamponade jantung, tension
pneumothorax, dll
Tatalaksana Utama
Jenis Syok Tatalaksana
Hipovolemik Resusitasi cairan
Kristaloid (NaCl/RL) 10- 20 ml/kgBB bolus
cepat
Septik Resusitasi cairan
Vasokonstriktor (norepinefrin/dopamin)
Antibiotik spektrum luas
Kardiogenik Obat inotropik (seperti dopamin,
dobutamin, norepinefrin)
Anafilaktik Resusitasi cairan
Epinefrin
Kortikosteroid
Sumber : AHA guidelines
Jawaban Lainnya
• A. Kristaloid 20 cc/kg secepatnya syok
hipovolemik
• B. Dobutamin jika TD sistol 70-100 tanpa tanda
syok
• C. Dopamin jika TD sistol 70-100 dengan tanda
syok
• E. Epinefrin syok anafilaktik
Jadi, terapi pasien ini adalah…
27 D. Norepinefrin
28 C. Gagal jantung kongestif
• Laki-laki, 70 tahun sesak napas sejak 1
bulan
• Sesak memberat bahkan saat mandi, sulit
tidur, kerap terbangun di malam hari, tidur
dengan 4 bantal tanda2 kongesti, NYHA
III
• PF: JVP meningkat, ronki basal kedua paru,
pitting edema kongesti
• Diagnosis?
Gagal Jantung Kongestif
• Kegagalan jantung memompa darah memenuhi
metabolic demands
• Terbagi menjadi gejala gagal jantung kiri & gagal
jantung kanan
• Pada rontgen dapat ditemukan pembesaran jantung
kiri/kanan (kardiomegali), marker pro BNP >>>
• Echo dapat dilakukan untuk membedakan HF sistolik
(EF turun) atau HF diastolic (EF normal)
Lily, 2011
Jawaban Lainnya
• A. Cor pulmonal riw. PPOK, gagal jantung kanan,
hipertensi pulmonal
• B. Gagal jantung kiri DOE, OP, PND, gallop –
tanpa gejala kongesti seperti edema, JVP naik,
hepatomegali
• D. Edema paru akut pink frothy sputum, batwing
rontgen
• E. Gagal jantung hipertensi hipertensi tidak
terkontrol lama, gagal jantung kiri
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
• Lokasi arteri?
Penyakit Jantung Koroner
• Angina pektoris stabil nyeri terjadi saat aktivitas,
berkurang bila diberi nitrat atau istirahat, nyeri berlangsung
< 15 menit, EKG normal bila istirahat Stress test /
Treadmill test
• Acute coronary syndrome nyeri bisa terjadi mendadak
dan lama, tidak membaik dengan istirahat
• Unstable angina ACS tanpa peningkatan enzim
jantung, EKG tidak spesifik
• NSTEMI No ST elevasi, peningkatan enzim jantung
• STEMI ST elevasi, peningkatan enzim jantung
Pathophysiology of Heart
Disease Lily
Nyeri dada tipikal
Unstable
STEMI NSTEMI
angina
Unstable
Angina NSTEMI STEMI
29 B. LAD
30 D. SVT
30 D. SVT
31 B. Bradikinin
• Substansi penyebab?
Medscape
• ACE inhibitor akan
menghambat konversi
angiotensin I menjadi
angiotensin II.
• ACE inhibitor
Angiotensin II
bradikinin
stimulasi serabut saraf
vagal eferen
batuk
Jawaban Lainnya
• A. Angiotensin hormon vasokonstriktor,
termasuk dalam jaras renin-angiotensin-aldosteron
– bukan substansi yang terlibat langsung dalam
batuknya
• C. Asetilkolin neurotransmitter yang berperan di
neuromuscular junction
• D. Kaptopril obat gol ACEi – bukan substansi
yang menyebabkan batuk
• E. Dopamin senyawa katekolamin vasopressor
untuk syok
Jadi, substansi yang terlibat adalah…
31 B. Bradikinin
32 C. Melakukan RJP
• Laki-laki, 56 tahun tidak sadar, tidak bernapas,
tidak ada nadi anggap cardiac arrest! = ACLS!
• Keluhan nyeri dada
Asystole
• PEA (Pulseless Electrical Activity) terdapat output EKG
TANPA teraba nadi
• EKG menunjukkan PEA lakukan CPR atau lanjutkan
CPR.
Keadaan lain:
• Shock (defibrilasi) kontra indikasi pada asistol, PEA, VT
dengan nadi.
• Pemberian epinefrin dilakukan seiring dengan CPR
• Anamnesis keluarga dilakukan seiring dengan CPR
• Cek refleks batang otak dilakukan seiring dengan CPR
• Keyword: DO LIFE SAVING FIRST
Jawaban Lainnya
• A. Menentukan waktu kematian karena pasien sudah
meninggal dunia hanya setelah berhenti RJP dan
pupil dilatasi
• B. Melakukan defibrilasi (kejut jantung) dengan
kekuatan 360 Joule monofasik dilakukan setelah
monitor datang & alat sudah siap (pertama tetap RJP
dahulu, ingat minimal interruption) untuk kasus
shockable (VT dan VF). TAPI pada PEA tidak boleh defib!
• D. Anamnesis keluarga sejak kapan pasien tidak sadar
no time for this, seriously
• E. Epinefrin IV dilakukan setelah EKG terbaca PEA
dan RJP dilakukan terus baru diberikan epinefrin IV
Jadi, tindakan yang tepat adalah…
32 C. Melakukan RJP
33 C. Diseksi aorta
• Laki-laki, 54 tahun pingsan sejak 1 jam
• Sebelumnya nyeri dada, seperti dirobek, di
tengah dada diseksi aorta
• Riw. Perokok & HT faktor risiko
• TD kanan dan kiri berbeda
• Ro: pelebaran mediastinum terisi oleh
perdarahan
• Diagnosis?
Diseksi aorta
• Terobeknya lapisan dinding aorta
• Robekan tunika intima daarah memasuki ruang intima-
media propagasi diseksi
• Gejala:
• Nyeri dada berat tiba-tiba, tajam seperti dirobek
• Syncope
• Neurologis: stroke, kesemuta/nyeri/kelemahan ekstremitas,
• Tanda:
• Hiper/hipotensi
• Perbedaan tekanan darah kanan/kiri > 20mmHg
• Regurgitasi aorta: pulsasi keras, wide pulse pressure, murmur diastolik
• Tamponade jantung
• Pulsasi asimetris
• Bruit
• Parestese perifer
Medscape
• Lab:
• Penurunan Hb/Ht ruptur
• Peningkatan Ur/Cr keterlibatan a.renalis
• Peningkatan enzim jantung keterlibatan a.koroner
• Peningkatan FDP (fibrin degradation product)
trombosis
• Ro: pelebaran mediastimum
• CT-scan: definitif
nyha
www.surgicalnotes.uk
Jawaban Lainnya
• A. Perikarditis friction rub, nyeri pleuritic, ST
elevasi di hamper semua lead kecuali aVR V1
• B. Miokarditis nyeri dada tertusuk, gejala
kongesti, palpitasi, demam (mis. demam
rheumatic)
• D. Koarktasio aorta TD kanan-kiri-atas-bawah
bisa berbeda, tidak ada keluhan nyeri dada akut
• E. Sindroma koroner akut nyeri dada menjalar,
seperti tertindih, rontgen normal, ekg bisa ada
kelainan
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
33 C. Diseksi aorta
34 A. Nodus AV
• Lokasi?
Jawaban Lainnya
• B. Bundle of HIS Mobitz 2 (AV block derajat 2)
• C. Nodus SA masalah disini biasanya hanya
sebatas sinus bradi/sinus takikardia, atau sick sinus
syndrome
• D. Sel Purkinje Mobitz 2
• E. Bachmann’s bundle struktur yang
menghantarkan arus listrik dari SA node ke left
atrium
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
34 A. Nodus AV
D. Transposition of Great
35 Arteries
• Bayi baru lahir biru
• Tampak sesak & merintih
• Ro: egg-shaped heart
• Diagnosis?
PJB - Klasifikasi
Penyakit Jantung Bawaan (PJB)
Asianotik Sianotik
Pathophysiology of heart
disease Lilly
Tetralogy of Fallot (TOF)
• R-L shunt Cyanotic
• VSD, pulmonary stenosis,
overriding aorta and right
ventricular hypertrophy
• Cyanotic spell: biru
sistemik perifer resistance
↓ (nangis). Dapat
diperbaiki dengan cara ↑
resistensi perifer (jongkok)
• PF: single S2 (akibat
stenosis pulmonal)
• Foto thoraks: boot shape
Medscape
Jawaban Lainnya
• A. PDA continuous murmur
• B. VSD PSM
• C. ASD fixed split S2
• E. TOF VSD, pulmonary stenosis, overriding aorta
and right ventricular hypertrophy. Ro boot shape
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
D. Transposition of Great
35 Arteries
B. Subclavian steal
36 syndrome
• Anak 13 tahun lengan kiri mudah pegal,
nyeri setelah olahraga
• TD lengan kanan 130/70 mmHg, TD lengan
kiri 90/60 mmHg, TD kaki 120/70 mmHg
berbeda antara kanan-kiri, atas-bawah
• USG: aliran darah balik a. vertebralis &
stenosis a. subclavia kiri
• Diagnosis?
Subclavian steal syndrome
• Stenosis/oklusi pada proksimal
a. subclavia aliran darah
retrograde dari a. vertebralis/a.
torasika interna
• Etiologi: proses aterosklerosis
(paling banyak), inflamasi (mis.
Takayasu)
• Dx: USG, CT angio, angiogram
• Tx: angioplasty, end-arterektomi
Medscape, 2016
Jawaban Lainnya
• A. Koarktasio aorta TD beda kiri/kanan, pulsasi
melemah namun tidak nyeri, kronik hingga ada
gambaran gagal tumbuh pada sisi yg terkena
• C. Arteritis Takayasu TD beda
kiri/kanan/atas/bawah, nyeri pada satu sisi terkait,
pulsasi melemah, bruit, riwayat HT
• D. Diseksi aorta TD beda kiri/kanan/atas/bawah,
nyeri disobek, Ro: pelebaran mediastinum
• E. Aortic aneurysm anuerisma pada aorta,
biasanya asimptomatik, riwayat rokok dan proses
aterosklerosis
Jadi, jawaban soal ini adalah…
B. Subclavian steal
36 syndrome
37 A. LBBB
• Diagnosis?
DURASI KOMPLEKS QRS
NORMAL = < 0.12 DETIK MEMANJANG ?
BBB
• BUNDLE BRANCH BLOCK KOMPLIT (> 0.12 DETIK)
• BUNDLE BRANCH BLOCK INKOMPLIT (0.10 – 0.12
DETIK)
RIGHT BUNDLE
‘SLURRED S’
DI LEAD V5, BRANCH BLOCK
V6
37 A. LBBB
C. Kardiomiopati
38 hipertrofi
• 25 tahun cepat lelah dan sesak apabila pasien
berjalan jauh.
• Sesak dirasakan apabila pasien tidur terlentang.
• Riwayat kelurga meninggal sakit jantung di usia
muda
• TD 140/60, HR 93, murmur sistolik di area apeks
sistolik naik, diastolic turun, mitral regurgitasi
• EKG hipertrofi atrium dan ventrikel kiri
• Echocardiografi disfungsi diastolic
• Diagnosis?
Cardiomy Anatomic Appearance LV Physiology
opathy
39 C. Histopatologi
40 C. Asma persisten sedang
• Diagnosis?
Klasifikasi derajat berat asma
• Diagnosis pasien?
Sumber : PPM IDAI jilid 1
Bronkiolitis - Pathogenesis
• Invasi virus inflamasi akumulasi mukus, debris
dan edema obstruksi bronkiolus pada fase
inspirasi dan ekspirasi ada mekanisme ‘klep’
yang menyebabkan air trapping overinflasi dada
ventilasi turun dan hipoksemia frekuensi
napas naik; pada keadaan berat dapat terjadi
hiperkapnia, obstruksi total dapat menyebabkan
atelektasis
Manifestasi klinis
Bronkiolitis
• Gejala Klinis • Diagnosis
• Diawali dengan demam • PF: demam, dyspnea
subfebris dan infeksi saluran (expiratory effort), ekspirasi
nafas atas akut memanjang, mengi,
• Kemudian terjadi batuk, hipersonor (air trapping)
sesak, dan mengi • PP: foto dada AP-lateral (air
• Jarang menjadi berat trapping), AGD: hiperkarbia,
asidosis
metabolik/respiratorik
• Tata laksana:
• Oksigen
• Bronkodilator (hanya kalau
menghasilkan perbaikan)
• Antibiotik (hanya kalau ada
bukti infeksi bakterial)
Jawaban Lainnya
• A. Bronkitis akut batuk, demam, dahak banyak
• B. Bronkopneumonia demam, sesak, batuk,
rhonki (+)
• D. TB paru batuk lama, riwayat kontak, uji
tuberculin, gizi kurang, demam prolong
• E. Asma bronkial usia >2 tahun, demam -, riw
keluarga +, riwayat atopi
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
41 C. Bronkiolitis
42 D. 2RHZES-RHZE-5R3H3E3
• Regimen?
TB Paru – Klasifikasi Pasien
Klasifikasi kasus TB berdasarkan riwayat
pengobatans ebelumnya (tipe pasien): • Kasus setelah gagal(Failure)
• Kasus baru Hasil pemeriksaan dahak tetap positif atau
Belum pernah diobati dengan OAT atau kembali menjadi positif pada bulan kelima
sudah pernah menelan OAT kurang dari satu atau lebih selama pengobatan
bulan (4 minggu). Pemeriksaan BTA bisa • Kasus Pindahan(Transfer In)
positif atau negatif.
pasien yang dipindahkan ke register lain
• Kasus kambuh(Relaps) untuk melanjutkan pengobatannya
Telah mendapat pengobatan TB dan telah • Kasus lain
dinyatakan sembuh atau pengobatan
lengkap, didiagnosiskembalidengan BTA Semua kasus yang tidak memenuhi
positif (apusanataukultur) ketentuan diatas, seperti yang:
i. Tidak diketahui riwayat pengobatan
• Kasus setelah putus berobat(Default ) sebelumnya,
Telah berobat dan putus berobat 2 bulan ii. Pernah diobati tetapi tidak diketahui hasil
atau lebih dengan BTA positif pengobatannya,
iii. kembali diobati dengan BTA negative.
TB Paru – Tatalaksana
Paduan OAT lini pertama
•Kategori-1 (2HRZE/4H3R3)
• Pasien baru TB paru BTA positif.
• Pasien baru TB paru BTA negatif foto toraks positif
• Pasien baru TB ekstra paru
• lama pengobatan tergantung jenis TB ekstra paru (meningitis 9-12
bulan, tulang 9 bulan).
• Yang berbeda adalah masa fase lanjutan
•Kategori-2 (2HRZES/HRZE/5H3R3E3)
• Pasien kambuh
• Pasien gagal
• Pasien dengan pengobatan setelah putus berobat (default)
•Kategori Anak (2RHZ/4RH)
•OAT Sisipan (RHZE) – SUDAH TIDAK DIGUNAKAN
PNPK TB Nasional, 2014
PNPK TB Nasional, 2014
PNPK TB Nasional, 2014
Jawaban Lainnya
• A. 2 RHZ – 4 R3H3
• B. 2 RHZ – 4 RH OAT kategori anak
• C. 2 RHZE – 4 R3H3 OAT kategori 1
• E. 2 RHZES – 4 R3H3S3
Jadi, regimen pasien ini adalah…
D. 2RHZES-1RHZE-
42 5R3H3E3
43 D. WSD
• Laki-laki, 40 tahun sesak sejak 2 hari + batuk
berdahak kuning coklat
• Nyeri dada kanan
• PF: lemah, TD 90/60 mmHg, nadi 120 x/min, RR
30 x/min, suhu 38 C
• Perkusi redup, auskultasi vesikular menurun
• Pungsi = pus
• CXR: cairan pada paru kanan
• Dx: empiema
• Tatalaksana?
Diagnosis empiema
Anamnesis PF
- Riwayat pneumonia -Febris
- Riwayat trauma -Takipneu
dada/trauma diafragma -Ronki
- Batuk produktif -Rales
-Penurunan suara nafas
- Demam -Perkusi redup
- Sesak -Egofoni
- Anoreksia -Suara nafas tubular
- Penurunan BB Tatalaksana
- Keringat malam -Drainase pungsi WSD (bila
banyak dan produksi terus menerus)
- Nyeri dada pleuritik -Antibiotik empirik dulu, setelahnya
Sumber : emedicine berdasarkan pewarnaan gram, biakan
dan uji sensitivitas
Indikasi pemasangan WSD
• Pneumotoraks
• Hemotoraks
• Efusi pleura masif
• Empyema
• Chylothorax
Contoh pus hasil evakuasi dari rongga
toraks melalui WSD
Wuryantoro, Nugroho A, Saunar R. Indikasi dan kontraindikasi WSD. dalam: Manual pemasangan WSD.
Jakarta: Badan Penerbit Universitas Indonesia; 2011. h. 30.
Jawaban Lainnya
• A. Torakotomi pada kasus hematotoraks masif (initial
output 1500 cc, rate of blood loss > 200ml/jam selama
2-4 jam)
• B. Biopsi pleura pada kasus keganasan
• C. Torakosentesis mengambil cairan di rongga
pleura, biasanya lebih untuk diagnostik daripada
terapeutik. Walaupun juga dapat diibaraktan sebagai
WSD.
• Note: ada pula yang menganggap torakosentesis sebagai
needle decompression, sehingga istilah ini menjadi rancu
untuk digunakan. Mengingat ada option WSD, pilihan ini
adalah pilihan yang paling tepat untuk diberikan
• E. Needle decompression untuk tension
pneumotoraks
Jadi, tatalaksana pasien ini adalah…
43 D. WSD
44 A. Rawat ICU
44 A. Rawat ICU
45 A. Salbutamol
45 A. Salbutamol
46 A. pH meningkat
• Perempuan, 34 tahun sesak dan mengi sejak 2
jam
• Riwayat asma
• PF abnormal: RR 38x/min hiperventilasi
alkalosis respiratorik
• Meskipun asma dapat menyebabkan hipoksia,
hiperventilasi yang kuat sangat mengakibatkan
penurunan pCO2 yang mengakibatkan darah menjadi
basa (pH meningkat)
• Pasien tidak bisa menyelesaikan 1 kata secara utuh
• Dx: asma eksaserbasi berat
• Hasil AGD?
Costanzo, 5th ed
Costanzo, 5th ed
Costanzo, 5th ed
Costanzo, 5th ed
Jawaban Lainnya
• B. PCO2 meningkat
• C. PO2 meningkat
• D. HCO3 meningkat = sebagai
kompensasi, proses peningkatan HCO3
secara metabolik dapat terjadi, namun
kompensasi peningkatan HCO3 terjadi
dalam jangka panjang (tidak akut)
• E. total CO2 meningkat
46 A. pH meningkat
E. Campuran paru
47 restriktif obstruktif
• Perempuan, 33 tahun sesak hilang timbul
• FEV1
• Aktual 1.5 L
• Prediksi 2.9 L
• % prediksi 52%
• FVC
• Aktual 2.5 L
• Prediksi 3.9 L
• % prediksi 64%
FEV1:FVC = 60%
FVC forced vital Capacity
• Interpretasi? FEV1 Forced Expirator Volume in 1
second
Volume Paru
http://www.clevelandclinicmeded.com/medica
lpubs/diseasemanagement/pulmonary/pulmo
nary-function-testing/
• Obstructive
disorder: Hasil Spirometri
• Airflow limitation
• Increased lung
volumes with air
trapping
• Normal or increased
compliance
• Restrictive disorders
• Reduced lung
volumes
• Increase in stiffness
of the lungs
Cara sederhana?
• Lihat perbandingan/rasio • Lihat FVC* pasien
FEV1/FVC: dibandingkan prediksi
• Nilai <80% (atau 70% pada • Nilai <80% (atau 70% pada
beberapa literatur) = ada beberapa literatur) = ada
komponen obstruktif komponen restriktif
*perhatikan bahwa secara ideal, yang dinilai untuk menilai komponen restriktif
adalah bukan FVC, melainkan TLC (total lung capacity). Namun secara
sederhana, FVC cukup prediktif dan sejalan terhadap TLC, sehingga dapat
menjadi parameter sederhana untuk menunjukkan gangguan penyait paru
restriktif
• Gangguan obstruktif (emfisema, asma)
flow berkurang, Residual volume
meningkat (banyak air trapping)
• Gangguan restriktif (fibrosis pulmonal)
flow berkurang, residual volume juga
berkurang e.c volume total paru berkurang
Uji bronkodilator
• Untuk mengetahui derajat reversibilitas
• Digunakan golongan beta-2 agonis, seperti
albuterol dengan MDI (metered dose inhaler)
• Reversibiliti perbaikan KVP dan/atau VEP1 > 12%
setelah inhalasi bronkodilator
Jawaban Lainnya
• A. Normal
• B. Penyakit paru reversible diuji bronkodilator
ada perbaikan 12%
• C. Penyakit paru restriktif FEV1 dan FVC turun,
tapi rasio mereka normal
• D. Penyakit paru obstruktif FEV1 turun, FVC a
little bit/normal, rasio menurun
Jadi, jawaban soal ini adalah…
E. Campuran paru
47 restriktif obstruktif
C. Menghentikan RHZ,
48 melanjutkan E, observasi klinis
dan tes fungsi hati
• Laki-laki, 65 tahun mual muntah & mata
ikterik
• Sedang konsumsi OAT
• Dx: drug induced hepatitis
• Faktor risiko?
Pneumokoniosis
• Penyakit paru akibat kerja yang disebabkan oleh
deposisi debu di dalam paru dan reaksi jaringan paru
akibat pajanan debu tersebut
• Reaksi utamanya adalah fibrosis
• Jenis terbanyak : debu silika, asbes dan batubara
• Baru tampak secara klinis dan radiologi setelah 20-30
tahun
• Diagnosis kriteria
• Pajanan yang signifikan dengan debu mineral yang dicurigai
dan dengan periode laten
• Gambaran spesifik penyakit terutama kelainan radiologi
• Tidak dapat diidentifikasi penyakit lain sebagai penyebab
Asbestosis
• Penyakit paru kronik akibat terpapar dan inhalasi asbes
• Asbes banyak digunakan sebagai bahan pada pembuatan
atap bangunan, pelapis kabel listrik, dan berbagai bahan
bangunan lainnya
• Pada industri kapal asbes digunakan untuk melapisi hot
water pipes dan steam pipes
• Contoh Klasik pada bahan baku thermal insulation
• Gejala : sesak, batuk persisten, mengi, fatigue, nyeri dada,
bila parah dapat menimbulkan clubbing finger
• Tatalaksana : no definitve cure, irreversible damage to lung
• Berhenti merokok dapat memperlambat progresivitas
penyakit, terapi oksigen meningkatkan kualitas hidup
• Asbestosis berkorelasi erat dengan mesotelioma
Silikosis
• Terpapar debu silika
• Pekerja berisiko : tambang, keramik, sand blaster industry
ampelas/gerinda, pencetakan logam, Fiberglass dan glass
wool (bahan baku pembuatan thermal insulation pada saat
ini, karena larangan menggunakan asbes)
• Ro : egg shell calcification
Coal Worker Pneumoconiosis
(CWP)
• Agen : debu batu bara
• akumulasi coal dust di paru, umumnya inhalasi
karbon, disebut juga anthracosis/black lung
• Pekerja berisiko : penambang batu bara
Pneumokoniosis lainnya
• Byssinosis inhalasi cotton dust/dust dari serat
tumbuhan seperti flax, hemp, sisal, akibat : asthma
like condition, pekerjaan berisiko : industri tekstil
• Berylliosis inhalasi berilium, akibat : acute
chemical pneumonitis dan granulomatous lung
disease, pekerjaan berisiko : aerospace, electronic,
fiber optic, mining, nuclear reactors, scrap
metalwork, manufacture of mirror, microwave
Jawaban Lainnya
• B. Silika eggshell calcification
• C. Karbon pada kasus coal worker’s
pneumoconiosis (black lung), pekerja yang berisiko
yaitu penambang batu bara
• D. Seng siderosis
• E. Berilium pada pekerja energi listrik/nuklir
Jadi, faktor risiko pasien ini adalah…
49 A. Asbes
50 B. Atelektasis paru kanan
• Diagnosis?
Atelektasis
• Definisi
• Ekspansi tidak lengkap/kolapsnya sebagian atau semua
bagian paru
• Etiologi :
• Obstruktif : foreign body, tumor, and mucous plugging
• Non-obstruktif
• loss of contact between the parietal and visceral pleurae efusi
pleura, pneumotoraks
• Compression tumor
• loss of surfactant ARDS
• replacement of parenchymal tissue by scarring or infiltrative
disease TBC
• Medscape
• Manifestasi klinis
• Sesak napas
• Batuk
• Takikardi
• Sianosis
• Berkurangnya pergerakan dada di sisi yang sakit
• Vokal fremitus berkurang
• Penurunan suara napas satu sisi
• Ingat: atelektasis menarik jaringan di sekitarnya
sedangkan massa/cairan/udara mendorong jaringan
di sekitarnya
Jawaban Lainnya
• A. Massa paru kanan konsolidasi di paru,
mendorong jaringan di sekitarnya
• C. Bronkitis batuk, sputum banyak, peningkatan
corakan bronkovaskular
• D. Asma hiperinflasi, sesak napas berulang
• E. Abses paru kavitas dengan air fluid level
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
• Anak 4 tahun
• IQ 60 Retardasi mental
• Duduk 9 bln, berjalan 19 bln, dan menaiki
tangga 3,5 tahun delayed
• PF: Jalan berjinjit, scissored gait. Hiperefleks
& Hipertonus
• Dx: Cerebral Palsy
Cerebral palsy
• Kelompok gangguan motorik nonprogresif
• 75% merupakan gangguan piramidal
• 90% CP disertai retardasi mental
• PF:
• Spastik, hiperefleksia
• Gangguan motorik halus, gerakan volunter melambat
• Gangguan perkembangan dan refleks infantil persisten
(refleks Babinski)
• Etiologi masih belum jelas tapi faktor risiko antara lain
• Prematur, asfiksia perinatal, trauma, dan malformasi
intrakranial
Jawaban Lainnya
• A. Autisme dominan hambatan komunikasi
verbal & non verbal, gerakan repetitif. Gangguan
motorik jarang
• C. Sindrom Down gambaran dismorfik khas,
retardasi mental
• D. Duchenne’s muscular dystrophy jarang
disertai retardasi mental, Gower maneuver,
progresif
• E. Fragile X syndrome retardasi mental pada laki-
laki, dismorfik
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
51 B. Cerebral Palsy
52 D. CT scan tanpa kontras
• Pria 65 tahun
• Penurunan kesadaran
• Riwayat hipertensi tidak terkendali
• PF: TD 240/120 mmHg
• Kesan hemiparese sinistra
• Dx: Stroke hemoragik
Neurology. 2012;79(13): S1, S86-S94
Jawaban Lainnya
• A. MRI dengan kontras Butuh persiapan
• B. MRI tanpa kontras Durasi pemeriksaan > CT
non kontras, bukan pilihan inisial
• C. CT scan dengan kontras Butuh persiapan
• E. Elektrokardiografi Tidak diagnostik utk stroke,
identifikasi faktor risiko; walaupun akan dilakukan
pada pasien dengan presentasi stroke
Jadi, pemeriksaan yang tepat untuk
pasien adalah…
52
D. CT scan tanpa kontras
D. Lakukan intubasi
53 endotrakeal
• Tn 67 tahun
• Napas spontan, nadi perifer (+)
• GCS:
• Mata: Respons dengan nyeri (2)
• Verbal: Mengerang dengan nyeri (2)
• Motor: Menghindar dengan nyeri (4)
• Penurunan kesadaran tidak bisa
pertahankan jalan napas Intubasi
Jawaban Lainnya
• A. Berikan nalokson, tiamin dan dekstrose
Kecurigaan intoksikasi opioid dan alkoholisme
• B. Periksa refleks batang otak (D)isability, nerve
function
• C. Periksa serum elektrolit Asesmen sekunder
• E. Buka pakaian yang menutupi pasien
(E)xposure
Jadi, tindakan yang tepat adalah…
53 D. Lakukan intubasi
54 A. Pemberian antiplatelet
• An 3 tahun
• Kejang berulang @ 5 menit
• Kejang di seluruh tubuh, mata mendelik,
langsung menangis
• Riwayat epilepsi (-)
• Kaku kuduk (-)
• Sudah terpasang jalur IV
• Terapi: Diazepam IV
AHA
AHA
Jawaban lain
• B. Pemberian sitikolin masih boleh dilakukan
• C. Pemberian antihipertensi jika TD >180/110
• D. Pemberian manitol masih boleh dilakukan
• E. Pemberian fenitoin Rekomendasi kelas IIb,
masih boleh dilakukan sebagai profilaksis terhadap
kejang, walaupun tidak rutin diberikan
Jadi, terapi pada kasus ini adalah…
54 A. Pemberian antiplatelet
E. Istirahatkan dan terapi
55 NSAID
• Laki laki 42tahun
• Nyeri punggung bawah 2 hari (<4 minggu)
• Pemain golf
• Mereda dengan istirahat
• Memberat ketika berjalan
• Straigt leg test (+)
• Keluhan BAK, BAB & pernurunan BB
disangkal red flag (-)
Jawaban lain
• A. CT scan spinal dianjurkan jika terdapat red
flag
• B. X-ray spinal dianjurkan jika terdapat red flag
• C. MRI spinal dianjurkan jika terdapat red flag
• D. Konsul bedah saraf jika sudah tegak kelainan
struktural
Jadi, tatalaksana kasus ini adalah…
E. Istirahatkan dan terapi
55 NSAID
56 D. L3-L4
• Nyeri neuropati
• Penjalaran ke paha & punggung kaki & ibu
jari
• Diagnosis topis: L3-L4
56 B. L3-L4
D. CT scan kepala tanpa
57 kontras
• Laki2, 55 tahun
• Nyeri kepala hebat thunderclap?
• Mual dan tidak membaik dengan obat
• Riwayat ginjal polikistik
• PF: tidak sadar penuh
Tekanan ↑↑ Normal/↑ ↑ ↑ ↑
Sumber :
Diagnosis Banding Infeksi SSP
Klinis/Lab. Ensefalitis Meningitis Mening.TBC Mening.virus Ensefalopati
bakterial
Onset Akut Akut Kronik Akut Akut/kronik
Demam < 7 hari < 7 hari > 7 hari < 7 hari </> 7 hari/(-)
• Wanita 62 tahun
• Nyeri kepala hebat <3 jam
• Memahami instruksi responsif
• Kelemahan sisi kanan tubuh hemiparese
• Demam, sakit kepala lama, keluar cairan
ditelinga, mual muntah disangkal
• Dx: susp SNH
Stroke: Kelainan neurologis fokal maupun global, bertahan lebih dari 24 jam karena masalah serebrovaskular
ebscohost
Jawaban lain
• A. CT scan dengan kontras dalam pemeriksaan
emergensi, CT tanpa kontras sudah adekuat
• C. MRI pada prinsinpya, pemeriksaan awal yang
disarankan adalah CT scan untuk membedakan
proses perdarahan intrakranial dan stroke akut;
walaupun MRI juga dapat dikerjakan
• D. MRI-DWI baik untuk akut iskemik, namun
tidak dilakukan sebagai pemeriksaan awal
• E. Angiografi CT scan tanpa kontras sudah
memberikan informasi yang cukup
Jadi, imaging untuk kasus ini
62 adalah…
B. CT scan tanpa kontras
63 B. Manuver Dix-Hallpike
• Laki-laki, 56 tahun
• Nyeri kepala hebat
• CT scan
• SAH ec susp ruptur aneurisma
• Anak, 15 tahun
• Nyeri sekali pada pergelangan tangan
• Krepitasi (+)
• NVD baik
• Apa tatalaksana SELANJUTNYA yang
sebaiknya diberikan?
Jawaban lainnya
• B. Pemeriksaan foto rontgen setelah imobilisasi
• C. Pemasangan cast setelah dilakukan
pencitraan dan memungkinkan utk di pasang cast
tanpa reposisi
• D. Reposisi setelah diketahui posisi displacement
• E. ORIF setelah diketahui posisi displacement
dan garis frakturnya pasca pencitraan
Jadi, tatalaksana berikutnya pada kasus ini
68 adalah…
A. Pemasangan bidai
69 C. Fraktur Colles
• Anak, 15 tahun
• Nyeri sekali pada pergelangan tangan
• Krepitasi (+)
• NVD baik
• Xray
• Garis fraktur 1 inch dari pergelangan tangan
• Menyerupai garpu (Dinner fork)
Smith
Colles
• Fraktur distal radius,
• Fraktur distal radius, Displace anterior,
Displace posterior , Angulasi ventral/
Angulasi dorsal palmar
• Jatuh dengan perg • Jatuh dengan perg.
tangan dalam ekstrensi Tangan dalam fleksi
• Montegia • Galeazzi
Jawaban lain
• A. Monteggia Fracture fraktur ulnar – 1/3
proksimal, disertai dengan dislokasi sendi radio-
ulnar proksimal
• B. Smith Fracture fraktur distal radius dan ada
angulasi volar/ palmar
• D. Galeazzi fracture fraktur radius, dislokasi
persendian radio-ulnar distal
• E. Humerus fracture tidak khas, bisa terjadi di
bagian mana saja dari humerus
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
69
C. Fraktur Colles
70 C. Indometasin
• Laki-laki, 72 tahun
• Nyeri ibu jari kaki kanan
• Nyeri sejak pagi dan terus memberat
• Riwayat berulang 5x/5 tahun
• Rutin minum obat asam urat
• PF:
• TTV dbn, demam
• MTP bengkak, nyeri, ROM berkurang
• Dx: Gout artritis
Jawaban lain
• A. Asetaminofen efek antiinflamasi rendah
• B. Alopurinol memperberat dan
memperpanjang masa serangan gout
• D. Kolkisin intravena lini kedua. Efektif namun
banyak efek samping, diberikan bila tidak
respons/alergi NSAID
• E. Probenesid memperberat dan
memperpanjang masa serangan gout
Jadi, tatalaksana pada pasien ini
adalah…
70 C. Indometasin
A. Kristal birefringent
71 negatif
• Laki-laki, 72 tahun
• Nyeri ibu jari kaki kanan
• Nyeri sejak pagi dan terus memberat
• Riwayat berulang 5x/5 tahun
• Rutin minum obat asam urat
• PF:
• TTV dbn, demam
• MTP bengkak, nyeri, ROM berkurang
• Dx: Gout artritis
• Pemeriksaan standar baku aspirasi cairan
sendi
Birefringent crystal
• Urate crystals are shaped like needles or toothpicks
with pointed ends.
• Urate crystals are when aligned to
the axis of the red compensator and blue when
aligned across the direction of polarization (ie, they
exhibit negative birefringence).
medscape.com
Jawaban lain
• B. Kristal birefringent positif pseudogout akibat
deposit kalsium pirofosfat
• C. Erosi sendi ditemukan melalui modalitas X-ray
pada banyak kondisi (i.e reumatoid artritis, gout
artritis bisa disertai overhanging edge)
• D. Penutupan celah sendi grading OA via X-ray,
penting untuk klasifikasi OA menurut Kellgren-
Lawrence
• E. Osteopenia Modalitas Xray dapat
menampilkan kondisi ini (i.e osteoporosis)
Jadi, hasil pemeriksaan yang
diharapkan pada kasus ini adalah…
71 A. Kristal birefringent
negatif
72 A. Bifosfonat
• Wanita, 62 tahun
• Kontrol rutin osteoporosis
• Keluhan sulit menelan dan dada rasa terbakar
dispepsia dd/ GERD
• Dx: Osteoporosis
Gronholz MJ. J Am Osteopath Assoc. 2008;108:575-585
US Pharm. 2011;36(9):30-36.
Jawaban lainnya…
• B. Kalsitonin rhinitis, hidung kering dan iritasi
• C. Kalsium oral mual, konstipasi, metallic taste,
mulut kering
• D. Hormon rekombinan paratiroid rhinitis, mual,
artralgia
• E. Selective estrogen receptor modifier VTE,
artralgia, leg cramp
Jadi, penyebab keluhan pada pasien ini
adalah…
72 A. Bifosfonat
73 A. Fiksasi eksternal pelvik
• Laki-laki, 30 tahun
• Nyeri ketika menggerakan bahu ke arah
manapun
• Sulit menggapai benda di atas kepala
• Nyeri hingga terbangun malam hari
• Dx: Susp rotator cuff syndrome
Jadi, otot yang tidak terlibat pada pasien
ini adalah…
75 C. M. latissimus dorsi
76 A. Ulkus kornea
• Mata merah disertai pandangan buram.
• VOD normal, VOS turun, sekret purulent. Pasien
tergores ranting tumbuh-tumbuhan.
76 A. Ulkus kornea
77 B. +1,5 dioptri
• 45 tahun
• Sulit untuk membaca buku kesukaannya.
• Dari pemeriksaan visus didapatkan 6/6.
ADISI LENSA
Usia 40 – 44 th Usia 45-49 th Usia 50 – 54 th Usia 55 – 59 th > Usia 60 th
+1.0 D +1.5 D +2.0 D +2.5 D +3.0 D
Jaeger Test/ Chart/ Card
• Untuk pemeriksaan visus jarak dekat/ membaca.
• Terdiri dari 7 paragraf; ukuran J10 (terbesar) sampai J1
(terkecil).
• Jarak baca sekitar 14 inch
Jadi, addisi lensanya adalah…
77 B. +1,5 dioptri
78 C. Korteks oksipital
• Pemeriksaan lapang pandang didapatkan hasil
sebagai berikut:
78 C. Korteks oksipital
79 A. Giemsa
• Mata kanan merah disertai gatal dan lengket
• Injeksi konjungtiva (+), sekret purulen, dengan
folikel pada konjungtiva tarsal.
79 A. Giemsa
80 D. Midriatikum
• Mata nyeri mendadak
• Visus 5/60, injeksi konjungtiva (+), injeksi siliar (+),
kornea edema, COA jernih, sudut COA dangkal,
pupil midriatikum
81 A. Heteroforia
82 D. Tes Schirmer
• Mata terasa perih, kering, dan berpasir
• Palpebra dan segmen depan mata tenang, visus
baik, lakrimasi (+).
• Keluhan maupun riwayat penyakit lain disangkal.
82 D. Tes Schirmer
83 D. Fluorescein test
• Mata kiri merah, berair, silau
• VOD dalam batas normal, VOS 6/15, edema dan
hiperemis palpebra, vesikel berkelompok dengan
dasar eritema di area pelipis kiri, injeksi konjungtiva
(+), injeksi silier (+).
Seidel test
Jadi, penunjangnya adalah…
83 D. Fluorescein test
D. Oklusi arteri retina
84 sentral
• Penurunan penglihatan mendadak
• Gambaran cherry red spot dan ground glass retina.
85 A. N II kiri
86 B. Perimetri
• Pandangan kabur perlahan
• Lapang pandang serasa menyempit
• Visus OS 6/60, kedalaman bilik mata depan sedang,
segmen mata depan tenang, TIO 15 mmHg.
86 B. Perimetri
87 A. Glaukoma fakomorfik
• Mengeluh penglihatan semakin lama semakin
buram.
• Shadow test (+), koreksi dengan pinhole tidak
membaik.
87 A. Glaukoma fakomorfik
88 E. Fistula nasolakrimalis
• Sudut dalam mata yang membesar
• Benjolan dan nyeri saat ditekan, lakrimasi (+),
disertai sekret purulen.
• Anel tes positif.
88 E. Fistula nasolakrimalis
D. Kompres hangat dan
89 eritromisin salep mata
• Keluhan kelopak mata merah dan bengkak
• Palpebra hiperemi dan edema, ulkus, dan krusta di
bulu mata.
90 E. Hertel
91 B. Odds ratio
• Studi tentang frekuensi tumor otak dan riwayat
penggunaan telepon seluler.
• Dikumpulkan 30 orang penderita glioblastoma
multiformis dan 30 orang normal, ditelusuri faktor
risiko penggunaan telepon selular
Cohort
KOHORT KASUS POTONG
LINTANG
• 2 Jenis:
• Prospective cohort
KONTROL • Deskriptif, sewaktu
• Retrospective/historic • HUBUNGAN ASOSIASI
al cohort • Retrospektif
TIDAK KAUSALITAS
• Subjek diikuti untuk • Dapat melihat • CEPAT DAN MURAH
periode tertentu kausalitas • Menghitung RELATIF RISK
• SANGAT BAIK • Umum digunakan (RR)
menilai KAUSALITAS pada KASUS
• Relatif LAMA dan LANGKA
MAHAL
• Menghitung RELATIF • Menghitung ODDS
RISK (RR) RATIO (OR)
ODDS RATIO
+ - axd
+ a b
Faktor
risiko
bxc
- c d
Jadi, parameternya adalah…
91 B. Odd ratio
92 B. Kohort retrospektif
• Meneliti hubungan merokok dengan insidens
Penyakit Jantung Koroner.
• Ia memilih sekelompok orang dengan penyakit
jantung, kemudian mengikuti catatan rekam medis
pasien sebelumnya dari awal selama 5 tahun
sampai munculnya penyakit tersebut.
Cohort
KOHORT KASUS POTONG
LINTANG
• 2 Jenis:
• Prospective cohort
KONTROL • Deskriptif, sewaktu
• Retrospective/historic • HUBUNGAN ASOSIASI
al cohort • Retrospektif
TIDAK KAUSALITAS
• Subjek diikuti untuk • Dapat melihat • CEPAT DAN MURAH
periode tertentu kausalitas • Menghitung RELATIF RISK
• SANGAT BAIK • Umum digunakan (RR)
menilai KAUSALITAS pada KASUS
• Relatif LAMA dan LANGKA
MAHAL
• Menghitung RELATIF • Menghitung ODDS
RISK (RR) RATIO (OR)
Kohort prospektif vs retrospektif
Wajib bedakan kohort retrospektif
dengan case control
Perbedaan dasar
• Case control outcome sudah terjadi, namun
peneliti menelusuri ke belakang dengan tujuan
untuk mencari tahu faktor risiko
92 B. Kohort retrospektif
93 D. Uji T tidak berpasangan
• Meneliti rata-rata kolesterol pada dua kelompok
• Ingin mengetahui apakah ada perbedaan yang
signifikan dari kedua kelompok tersebut.
SENSITIVITAS SPESIFISITAS
A D
A+C B+ D
ANALISIS SECARA SEDERHANA
• Di tempat yang prevalensi suatu penyakit rendah,
maka sulit menemukan penyakit tersebut.
• Dengan kata lain, nilai True Positive (A) akan
berkurang. Akibatnya, nilai False Positive (B) akan
meningkat.
• Nilai Duga positif = A/ (A+B) akan menghasilkan
rasio yang berkurang juga.
Jadi, hasil yang didapatkan adalah…
C. Positive Predictive Value
94 akan menurun
D. Air PAM rebus merupakan faktor
95 paling berisiko menyebabkan diare
Sumber air OR CI
minum
Air PAM rebus 2.9 95% (1.9 – 3.1)
Air galon 1.2 95% (0.9 – 1.5)
bermerk
Air galon isi 1.6 95% (1.1 – 1.8)
ulang
Sensitivitas a
Dari yang sakit, berapa yang
hasilnya positif? a+c
Spesifisitas d
Dari yang tidak sakit, berapa b+d
yang hasilnya negatif?
Uji Diagnostik
97 A.250/300
A. Tim dokter melakukan
98 operasi tanpa persetujuan
• Pasien tidak sadarkan diri
• Perdarahan epidural 50cc pada occipital
• Dokter bedah saraf bersedia melakukan operasi
cito. Namun keluarga korban belum dapat
dihubungi hingga saat ini.
Beneficence
Non-maleficence
• First do no harm.
• Sering dalam keadaan cito.
• Dokter harus memberikan yang terbaik diantara yang buruk.
• Contoh: menolak aborsi tanpa indikasi medis
Autonomi
Justice
99 D. Istri
D. Menyarankan pasien untuk
100 memberi tahu istri pasien
• Mencret selama 2 bulan disertai dengan penurunan
berat badan.
• Pada pemeriksaan didapatkan HIV (+).
Beneficence
Non-maleficence
• First do no harm.
• Sering dalam keadaan cito.
• Dokter harus memberikan yang terbaik diantara yang buruk.
• Contoh: menolak aborsi tanpa indikasi medis
Autonomi
Justice