Anda di halaman 1dari 3

Rasio Kemandirian Keuangan Daerah :

PAD / Bantuan Pemerintah Pusat, propinsi, dan pinjaman

a. 2017
102,375,931,332.69 / 550,998,955,857.00 = 18.58%
b. 2018
101,936,792,226.61 / 578,916,555,544.00 = 17.61%
c. 2019
d. 111,896,596,611.05 / 607,228,300,285.00 = 18.43% 

Kemandirian keuangan daerah yaitu perbandingan antara Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan Total
Penerimaan dari transfer pemerintah pusat, provinsi dan pinjaman (TPD) yang merupakan indikator
tingkat kemandirian daerah.

Kemandirian keuangan daerah (otonomi fiskal) menunjukkan kemampuan pemerintah daerah


membiayai sendiri kegiatan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang telah
membayar pajak retribusi sebagai sumber pendapatan yang diperlukan daerah. Rasio kemandirian
menggambarkan ketergantungan daerah terhadap sumber data ekstern. 

Rasio kemandirian keuangan daerah Kota Bukittinggi pada tahun anggaran 2017 sebesar 18.58%, turun
pada tahun 2018 menjadi 17.61% dan pada tahun 2019 mengalami peningkatan menjadi 18.43%. Di
tahun 2018 mengalami penurunan tingkat kemandirian karena transfer pemerintah pusat-dana
perimbangan meningkat jika dibandingkan tahun 2017. Selama 3 tahun tsb, kemandirian daerah dalam
mencukupi kebutuhan pembiayaan untuk melakukan tugas-tugas pemerintahan, pembangunan dan
pelayanan masyarakat masih sangat kurang, sehingga memiliki ketergantungan yg tinggi terhadap
bantuan pemerintah pusat melalui dana perimbangan.

Oleh karena itu, perlu adanya usaha untuk mengurangi ketergantungan terhadap bantuan pihak ekstern
(terutama pemerintahan pusat dan provinsi), baik melalui pengoptimalan sumber pendapatan asli
daerah khususnya pada pendapatan lain lain PAD yang sah yang mengalami penurunan di tahun
anggaran 2018.

Rasio Ketergantungan :

Pendapatan transfer / Total penerimaan daerah

a. 2017
550,998,955,857.00 / 653,374,887,189.69 = 84.33%
b. 2018
578,916,555,544.00 / 695,592,067,770.61 = 83.23%
c. 2019
607,228,300,285.00 / 734,106,696,896.05 = 82.72%

Rasio ketergantungan keuangan daerah menunjukkan tingkat ketergantungan pemerintah daerah


terhadap pemerintah pusat. Rasio ini didapat dari pendapatan transfer dibagi total pendapatan daerah.
Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar tingkat ketergantungan pemerintah daerah terhadap
pemerintah pusat. 

Diketahui Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah Kota Bukittinggi pada tahun 2017 yaitu sebesar
84,33%, tahun 2018 sebesar 83.23%, dan tahun 2019 sebesar 82.72%. Menurut perhitungan Rasio
Ketergantungan Keuangan Daerah, Pemerintah Daerah Kota Bukittinggi dapat dikatakan masih sangat
bergantung pada pemerintah pusat. Total Pendapatan Daerah masih banyak yang berasal dari
pendapatan transfer. Hal tersebut menandakan bahwa Pemerintah Daerah Kota Bukittinggi belum
mampu memaksimalkan Pendapatan Asli Daerah dalam memperoleh Pendapatan Daerah.

Rasio Efektivitas PAD :

Realisasi Penerimaan PAD / target penerimaan PAD yang ditetapkan berdasar potensi riil daerah

a. 2017
102,375,931,332.69 / 113,424,739,490.16 = 90.26%
b. 2018
101,936,792,226.61 / 102,738,280,085.00 = 99.22%
c. 2019
111,896,596,611.05 / 117,114,132,627.00 = 95.54%

Rasio Efektivitas merupakan tingkat pencapaian pelaksanaan kegiatan atau prestasi yang yang diukur
dengan satuan persen. Efektivitas pengelolaan keuangan didapat dari perbandingan antara realisasi
pendapatan daerah dengan anggaran / target pendapatan daerah. 

Berdasarkan grafik tersebut, dapat diketahui bahwa capaian/realisasi pendapatan jika dibandingkan
dengan target yang ditetapkan di tahun 2017, 2018, dan 2019 sudah di atas 90%. Sesuai dengan kriteria
penilaian maka tingkat efektivitas pendapatan pemerintah daerah Kota Bukittinggi termasuk dalam
kategori cukup efektif. Hal ini berarti pemerintah daerah Kota Bukittinggi cukup efektif dalam
merencanakan pendapatannya.

Th 2017 merupakan tahun dg rasio efektifitas tersendah, karena realisasi pendapatan pajak daerah tidak
sesuai dengan yang dianggarkan. Dianggarkan 46 miliar tetapi realisasinya Cuma 38 miliar. Hal ini
kemungkianan ada pajak yang belum tertagih karena wajib pajak tidak membayar pajaknya.
Kemandirian keuangan daerah yaitu perbandingan antara Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan Total
Penerimaan dari transfer pemerintah pusat, provinsi dan pinjaman (TPD) yang merupakan indikator
tingkat kemandirian daerah.

Di tahun 2018 mengalami penurunan tingkat kemandirian karena transfer pemerintah pusat-dana
perimbangan meningkat jika dibandingkan tahun 2017. Selama 3 tahun tsb, kemandirian daerah dalam
mencukupi kebutuhan pembiayaan untuk melakukan tugas-tugas pemerintahan, pembangunan dan
pelayanan masyarakat masih sangat kurang, sehingga memiliki ketergantungan yg tinggi terhadap
bantuan pemerintah pusat melalui dana perimbangan.

Rasio ketergantungan keuangan daerah menunjukkan tingkat ketergantungan pemerintah daerah


terhadap pemerintah pusat. Rasio ini didapat dari pendapatan transfer dibagi total pendapatan daerah.
Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar tingkat ketergantungan pemerintah daerah terhadap
pemerintah pusat. 

Menurut perhitungan Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah, Kota Bukittinggi dapat dikatakan masih
sangat bergantung pada pemerintah pusat. Total Pendapatan Daerah masih banyak yang berasal dari
pendapatan transfer. Hal tersebut menandakan bahwa Pemerintah Daerah Kota Bukittinggi belum
mampu memaksimalkan Pendapatan Asli Daerah dalam memperoleh Pendapatan Daerah.

Rasio Efektivitas didapat Realisasi Penerimaan PAD / target penerimaan PAD yang ditetapkan berdasar
potensi riil daerah. Berdasarkan grafik tersebut, dapat diketahui bahwa realisasi PAD jika dibandingkan
dengan anggaran yang ditetapkan di tahun 2017, 2018, dan 2019 sudah di atas 90%. Sesuai dengan
kriteria penilaian maka tingkat efektivitas pendapatan asli daerah Kota Bukittinggi termasuk dalam
kategori cukup efektif. Hal ini berarti ada beberapa yang tidak sesuai dg anggaran seperti pendapatan
pajak daerah, dan retribusi daerah. Hal ini kemungkianan ada pajak yang belum tertagih karena wajib
pajak tidak membayar pajaknya.

Anda mungkin juga menyukai