Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN PADA KLIEN

(INSOMNIA)

DISUSUN :

NAMA :HERI ROMANSYAH

NIM :AOA0190901

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG

TAHUN AJARAN 2021/2022


A. DEFINISI

Insomnia didefinisikan sebagai suatu persepsi dimana seseorang merasa tidak


cukuptidur atau merasakan kualitas tidur yang buruk walaupun orang tersebut sebenarnya
memilikikesempatan tidur yang cukup, sehingga mengakibatkan perasaan yang tidak bugar
sewaktu atau setelah terbangun dari tidur .

Penderita insomnia berbeda dengan orang yang memang waktu tidurnya pendek


( short  sleepers ), dimana pada short sleepers meskipun waktu tidur mereka pendek, mereka
tetapmerasa bugar sewaktu bangun tidur, berfungsi secara normal di siang hari, dan mereka
tidak mengeluh tentang tidur mereka di malam hari.

Tidur tidak sekadar mengistirahatkan tubuh, tapi juga mengistirahatkan otak,


khususnyaserebral korteks, yakni bagian otak terpenting atau fungsi mental tertinggi, yang
digunakan untuk mengingat, memvisualkan serta membayangkan, menilai dan memberikan
alasan sesuatu.

Tes yang pernah dilakukan terhadap beberapa ratus pria yang bersedia menjadisukarel
awan untuk tidak tidur selama berhari-hari menunjukkan, setelah 4-8 hari, memang
tidak terjadi kemerosotan fisik yang berarti. Namun dalam 24 jam saja tidak tidur, gejala
gangguanmental serius sudah terlihat, seperti cepat marah, memori hilang, timbul halusinasi,
ilusi, dll.%eski begitu, dengan tidur kembali keesokan harinya semua gangguan itu hilang.
%alah ada ahlimenyatakan, mendingan orang tidak makan dan minum daripada tidak tidur.
Tes laboratorium pada hewan menunjukkan, mereka bisa bertahan hidup tanpa makan
dan minum sampai 20 hari,tapi tidak tidur hanya bertahan tidak lebih dari lima hari.

Sejumlah ahli yang memonitor aktivitas tubuh menuju tidur menambahkan, saat
tidur  pikiran dan oto-otot kita saling merangsang. Ketegangan otot menyebabkan korteks ter
us aktif sedangkan ketegangan otak menyebabkan otot terus aktif. Kelelahan akan
mengurangi iramakerja otot, demikian juga di kala beristirahat, sehingga semua ini akan
menurunkan kegiatandalam korteks.

Menurunnya aktivitas dalam korteks akan membiarkan otot-otot kita semakin


rileks.Begitu rangsangan antara pikiran dan otot menurun, kita akan mengantuk lalu
tertidur. Selagi tidur, jantung kita akan berdetak lebih lamban, tekanan darah menurun, dan
pembuluhpembuluhdarah melebar. Suhu badan turun sekitar 0,5 F (-17,5 C) tetapi perut
dan usus tetap bekerja.'ementara tidur, tubuh sekalikali bergerak. Gerakan sebanyak 20-40
kali masih dianggap normal. Terganggu insomnia berarti kerja pikiran dan otot tidak berjalan
seiring. Pikiran kitaakan sulit tertidur bila otot masih tegang. 'ebaliknya, akan sulit bagi otot
untuk tertidur jika pikiran masih terjaga, tegang, dsb

B. ETIOLOGI
Beberapa factor yang merupakan penyebab Insomnia yaitu :
1. Faktor Psikologi
S'tres yang berkepanjangan paling sering menjadi penyabab dari Insomnia jenis krons,
sedangkan berita-berita buruk gagal rencana dapat menjadi penyebab insomnia
transient.
- Problem Psikiatri Depresi paling sering ditemukan. Jika bangun lebih pagi dari
biasanya yang tidak diingininkan,adalah gejala paling umum dari awal depresi,
Cemas, Neorosa, dan gangguan psikologi lainnyasering menjadi penyebab dari
gangguan tidur.
- Sakit Fisik 
Sesak nafas pada orang yang terserang asma, sinus, flu sehingga hidung yang
tersumbat dapatmerupakan penyebab gangguan tidur. 'elama penyebab fisik atau
sakit fisik tersebut belum dapatditanggulangi dengan baik, gangguan tidur atau
sulit tidur akan dapat tetap dapat terjadi.
2. Faktor Lingkungan
Lingkungan yang bising seperti lingkungan lintasan pesawat jet, lintasan kereta api,
pabrik atau bahkan T4 tetangga dapat menjadi faktor penyebab susah tidur.
- Gaya Hidup Alkohol, rokok, kopi, obat penurun berat badan, jam kerja yang tidak
teratur, juga dapat menjadifaktor penyebab sulit tidur.
3. Karena Kondisi Medis
Tiap kondisi yang menyakitkan atau tidak menyenangkan,sindroma apnea tidur,
restless leggssyndrome,faktor diet, parasomnia, efek Zat langsung (drugs/alcohol),
efek putus Zat, penyakit endokrin/metabolik, penyakit infeksi, neoplastic, nyeri
ketidaknyamanan,lesi batangotak/hipotalamus, akibat penuaan.

C. KLASIFIKASI INSOMNIA
Adapun macam-macam dari tipe insomnia yaitu:
1. Insomnia sementara (transient )
Yakni insomnia yang berlangsung beberapa malam dan biasanya berhubungan dengan
kejadian- kejadian tertentu yang berlangsung sementara dan biasanya menimbulkan
stress dandapat dikenali dengan mudah oleh pasien sendiri. Diagnosis transient
insomnia biasanya dibuatsecara retrospektif setelah keluhan pasien sudah hilang.
Keluhan ini kurang lebih ditemukansama pada pria dan wanita dan episode berulang
juga cukup sering ditemukan, faktor yangmemicu antara lain akibat lingkungan
tidur yang berbeda, gangguan irama sirkadian sementaraakibat jet lag atau rotasi waktu
kerja, stress situasional akibat lingkungan kerja baru, dan lain-lainnya. Transient
insomnia biasanya tidak memerlukan terapi khusus dan jarang membawa pasien ke
dokter. 
2. Insomnia jangka pendek 
Yakni gangguan tidur yang terjadi dalam jangka waktu dua sampai tiga minggu.
Kedua jenis insomnia ini biasanya menyerang orang yang sedang mengalami stress, be
rada dilingkungan yang ributramai, berada di lingkungan yang mengalami perubahan t
emperatur ekstrim, masalah dengan jadwal tidur-bangun seperti yang terjadi saat
jetlag, efek samping pengobatan.
3. Insomnia kronis
Kesulitan tidur yang dialami hampir setiap malam selama sebulan atau lebih. Ialah
satu penyebab chronic insomnia yang paling umum adalah depresi. Penyebab lainnya 
bisa berupaarthritis, gangguan ginjal, gagal jantung, sleep apnea, sindrom restless legs,
Parkinson, dan hyperthyroidism. Namun demikian, insomnia kronis bisa
juga disebabkan oleh
faktor perilaku,termasuk penyalahgunaan kafein, alkohol, dan substansi lain, siklus tid
ur/bangun yang disebabkan oleh kerja lembur dan kegiatan malam hari lainnya,
dan stres kronis.
D. MANIFESTASI INSOMNIA
a. Perasaan sulit tidur, bangun terlalu awal 
b. Wajah kelihatan kusam.
c. Mata merah, hingga timbul bayangan gelap di bawah mata
d. Cemas, mudah mengantuk 
e. Resah dan mudah cemas.
f. Sulit berkonsentrasi, depresi, gangguan memori, dan gampang tersinggung.
E. DAMPAK INSOMNIA
Berbagai dampak merugikan yang ditimbul dari insomni yaitu :
1. Depresi
2. Sesulitan untuk berkonsentrasi.
3. Aktivitas sehari-hari menjadi terganggu
4. Prestasi kerja atau belajar mengalami penurunan
5. Mengalami kelelahan di siang hari
6. Hubungan interpersonal dengan orang lain menjadi buruk 
7. Meningkatkan risiko kematian
8. Menyebabkan kecelakaan karena mengalami kelelahan yang berlebihan
9. Memunculkan berbagai penyakit fisik 

Dampak insomnia tidak dapat di anggap remeh, karena bisa menimbulkan kondisi
yanglebih serius dan membahayakan kesehatan dan keselamatan. Oleh karenanya, setiap
penderita insomnia perlu mencari jalan keluar yang tepat

F. KOMPLIKASI INSOMNIA.
a. Efek fisiologis. Karena kebanyakan insomnia diakibatkan oleh stress, terdapat
peningkatan noradrenalin serum, peningkatan ACTH dan kortisol, juga penurunan
produksi melatonin. 
b. Efek psikologis. 1apat berupa gangguan memori, gangguan berkonsentrasi , irritable,keh
ilangan motivasi, depresi, dan sebagainya.
c. Efek fisik/somatik. 1apat berupa kelelahan, nyeri otot, hipertensi, dan sebagainya.
d. Efek sosial. 1apat berupa kualitas hidup yang terganggu, seperti susah mendapat
promosi padalingkungan kerjanya, kurang bisa menikmati hubungan sosial dan
keluarga.
e. Kematian. ?rang yang tidur kurang dari 5 jam semalam memiliki angka harapan hidup
lebihsedikit dari orang yang tidur 7-8 jam semalam. 5al ini mungkin disebabkan karena
penyakityang menginduksi insomnia yang memperpendek angka harapan hidup atau
karena high arousal  state yang terdapat pada insomnia mempertinggi angka mortalitas
atau mengurangi kemungkinansembuh dari penyakit. 'elain itu, orang yang menderita
insomnia memiliki kemungkinan 2 kali lebih besar untuk mengalami kecelakaan lalu
lintas jika dibandingkan dengan orang normal.

G. PENATALAKSANAAN
Prinsip penanganan gangguan tidur selain menjelaskan, memastikan dan
memberikansaran juga mengoptimalkan pola tidur yang sehat, baik dari segi kualitas
ataupun waktunya.Terapi insomnia dapat dilakukan dengan menggunakan obat ataupun
tanpa obat. Terapi tersebutdapat berupa :
1. Psikoterapi
Meberhasilan mengatasi insomnia, sangat tergantung dari kemampuan pasien untuk
santai dan belajar bagaimana cara-cara tidur yang benar.
Terapi perilaku bisa menyembuhkan insomniakronik dan terapi ini efektif untuk
segala usia, terutama pada pasien usia tua.
2. CBT (Cognitive Behavioral Therapy)
CBT digunakan untuk memperbaiki distorsi kognitif si penderita dalam memandang
dirinya,lingkungannya, masa depannya, dan untuk meningkatkan rasa percaya dirin
ya sehingga si penderita merasa berdaya atau merasa bahwa dirinya masih
berharga..
3. Sleep Restriction Therapy'leep
restriction therapy digunakan untuk memperbaiki efisiensi tidur si penderita
insomnia.
4. Stimulus Control Therapy
Stimulus control therapy berguna untuk mempertahankan waktu bangun pagi si pen
derita secara reguler dengan memperhatikan waktu tidur malam dan melarang si
penderita untuk tidur  pada siang hari meski hanya sesaat.
5. Relaxation Therapy
Relaxation Therapy berguna untuk membuat si penderita rileks pada saat
dihadapkan pada kondisi yang penuh ketegangan.
6. Imagery Training
Imagery Training berguna untuk mengganti pikiran-pikiran si penderita yang tidak 
menyenangkan menjadi pikiran-pikiran yang menyenangkan.
7. Herbal
Bahan-bahan seperti valerian (untuk relaksasi otot), melatonin (untuk gangguan
irama sirkadianseperti jetlag).
Melatonin menurunkan fase tidur laten, meningkatkan efisiensi tidur, dan
meningkatkan persentasi tidur REM( Rapid Eye Movement) dan chamomile (untuk
mengurangikecemasan) banyak dipakai untuk terapi insomnia.
8. Terapi cahaya
Prinsip terapi ini adalah bahwa cahaya terang dapat mengurangi rasa mengantuk
dan kegelapan bisa menyebabkan mengantuk.
9. Farmakoterapi
Tujuan pengobatan dengan obatobatan hipnotik bukan hanya untuk mening
katkankualitas dan durasi tidur, tapi juga untuk meningkatkan derajat kewaspadaan
pada siang
harinyadan untuk menghilangkan hyperarousal state. 'ayangnya, banyak dosis 
obat hipnotik yangdibutuhkan untuk memperbaiki kualitas tidur pada malam hari
juga menyebabkan sedasi padasiang harinya. Bntuk menghindari komplikasi
ini, short acting benzodiazepine dapat digunakan.Obat hipnotik long acting  bisa
mengganggu kualitas psikomotorik yang bisa menyebabkan kecelakaan yang
berhubungan dengan kendaraan bermotor Terapi dengan obat-obatan
hipnotik sedatif harus dimulai dengan dosis kecil dan untuk maintenancenya
menggunakan dosis efektif yang terkecil.
Efek toleransi terjadi pada penggunaan kebanyakan obat hipnotik, karena
itu penggunaan obat ini tidak boleh lebih dari 1 bulan. . Rebound insomnia bisa terj
adi jika penghentian obat dilakukan secara mendadak. Bntuk menghindari efek ini, 
digunakan obatdengan dosis kecil dan tappering off 
Banyak di antara para penderita insomnia karena factor psikologis yang
menggunakanobat tidur untuk mengatasi insomnianya. #amun penggunaan yang ter
us menerus tentumenimbulkan efek samping yang negative, baik secara fisiologis
(efek terhadap organ dan fungsiorgan tubuh) serta efek psikologis.
Logikanya, insomnia yang disebabkan
factor psikologis, berarti factor psikologis itu lah yang harus di atasi, bukan symtom
nya. Kalau kita hanya focusmengatasi simtom-nya dengan minum berbagai obat
tidur, maka ketika mata terbuka, masalahakan datang kembali, bahkan akan dirasa
lebih berat karena dibiarkan berlarut-larut tanpa solusi pada akar masalah.

DAFTAR PUSTAKA

Rafknowledge. 2004. Insomnia dan Gangguan Tidur Lainnya. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo.
Prasadja, Andreas. 2009. Ayo Bangun! Dengan Bugar Karena Tidur yang Benar. Jakarta:
Mizan.

Agung. 2015. Gangguan Kesehatan Ketika Insomnia Dibiarkan dan Dianggap Biasa.
Http://tribunnews.com/kesehatan/2015/04/14/gangguan-kesehatanketika-insomnia-dibiarkan-
dan-dianggap-biasa. diakses 30 Juni 2015

Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Bob, Jean Anderson. 2002. Strethching. California: Shelter Publications Brahm, Ajahn. 2010.
Superpower Mindfullness. Awareness Publishing Gunawan, Adi W. 2006. Hypnosis: The Art
of Subconscious Communication. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Kaminoff, leslie, 2007,
Yoga Anatomy, Human Kinetics. Kellner, Douglas. 2006. Media and Culture Studuies.
Victoria: Blackwell Publishing.

Anda mungkin juga menyukai