Anda di halaman 1dari 2

BAB II

Potensi Kesalahan dan Kecurangan

Sebagai seorang public figure seperti pemain seni peran tentulah tidak luput dari
adanya sebuah kesalahan dan kecurangan dalam menjalankan profesinya tersebut. Berikut ini
beberapa contoh kesalahan atau kecurangan yang dapat dilakukan oleh seorang pemain seni
peran:

1. Mengumbar Aurat
Secara tidak langsung seorang public figure atau seorang pemain seni peran
dituntut untuk selalu tampil dengan busana serta fashion yang modis untuk
menunjang penampilannya. Tidak sedikit berbagai orang yang berada di industri
tersebut ramai-ramai membeli pakaian-pakaian yang sangat mini agar penampilannya
semakin membuat orang tertarik, dalam hal ini tentunya sangat tidak pantas dan
kurang baik terlebih hal tersebut selalu terlihat dan dilihat oleh semua orang melalui
televisi, film, ataupun tempat yang lainnya. Semakin parahnya hal tersebut menjadi
suatu panutan oleh orang-orang yang mengagumi seorang public figure tersebut.
2. Melakukan Pembohongan Public dengan Menjatuhkan Orang Lain
Dalam hal ini teruntuk seorang seni peran yang baru merintis biasanya untuk
mendongkrak nama atau popularitasnya akan menjadikan pembohongan public
sebagai umpan untuk semua orang mulai mengenal sosok dirinya. Tidak sedikit dalam
kasus “kebohongan” ini memakai cara-cara yang dilarang tentunya seperti
menjatuhkan orang lain, mencaci-maki, dan yang paling parahnya hingga pada sampai
memfitnah orang lain. Kasus pembohongan public ini dilakukan semata-mata agar
seorang aktris tersebut dapat menjadi seorang yang popler tetapi berusaha
menggunakan cara yang instan bukan lewat sebuah karya yang tentu saja cara ini
sangat tidak halal dan terlebih dengan menjatuhkan orang lain.
3. Bersentuhan dengan Lawan Jenis (Bukan Mukhrim)
Hal ini berkaitan dengan berbagai adegan seorang public figure atau seorang
yang bekerja dalam seni peran yang akan dan selalu dituntut untuk bersentuhan
dengan lawan jenisnya yang bukan mukhrimnya. Karena pada dasarnya bersentuhan
dengan lawan jenis yang memang bukan mukhrimnya tidaklah elok untuk
dipertontonkan di khalayak umum dan dinikmati secara umum oleh semua orang
(seperti dalam film). Tetapi, kembali lagi itu adalah salah satu tuntutan sebagai
seorang seni peran yang harus selalu berhubungan dengan lawan jenis ketika akan
melaksanakan tugasnya.
4. Menunjukkan Kalimat yang Menyertakan Kebencian, Kemarahan yang Dapat
Menjadi Contoh untuk Masyarakat dalam Bersikap
Dalam kasus ini secara tidak sengaja para masyarakat dapat mencontoh dan
terjerumus dalam adegan serta kalimat-kalimat yang dikeluarkan dalam permainan
peran. Tidak sedikit masyarakat menjadi menghakimi seseorang yang tidak
dikenalinya hanya beralasan dari adegan yang baru saja ia tonton. Apalagi ketika
seseorang telah mengagumi dengan luar biasa pasti akan selalu mengikuti apa yang
dilakukan maupun apa yang diucapkan oleh idolanya tersebut.

Anda mungkin juga menyukai